Pengertian Sistem Menurut Shrode dan Don Voich 1. suatu kesatuan bagian-bagian; 2. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri; 3. saling berhubungan, saling ketergantungan; 4. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem); dan 5. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pengertian Filsafat, berasal dari bahasa Yunani “philos” atau “philein” yang berarti cinta atau teman, dan “sophos” yang artinya kebijaksanaan. Filsafat secara sederhana berarti cinta kepada kebijaksanaan atau teman kebijaksanaan (wisdom). Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Istilah “philosophos” pertama kali digunakan oleh Pythagoras (572 -497 SM) untuk menunjukkan dirinya sebagai pecinta kebijaksanaan (lover of wisdom), bukan kebijaksanaan itu sendiri. Pengertian filsafat menurut beberapa filsuf, yaitu antara lain Plato (427SM - 347SM); filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada atau ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli; Aristoteles (384 SM - 322SM); filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika atau filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda; Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM); filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya; Ciri berfikir filosofis setidaknya ada 4 hal : 1. Rasional : logis, runtut, dan dapat diterima nalar. 2. Radikal : bukan hanya sampai pada fakta empiris, tetapi sampai ke hal yang terdalam. 3. Kritis : senantiasa mempertanyakan segala sesuatu problem yang diahadapi manusia 4. Komprehensif : suatu pemikiran kefilsafatan bukan hanya berdasar pada fakta khusus dan individual saja, yang kemudian hanya sampai pada kesimpulan yang khusus dan individual juga, namun pemikiran kefilsafatan harus sampai pada kesimpulan yang bersifat umum. Suatu pemikiran kefilsafatan harus bersifat komprehensif artinya menyeluruh, tidak parsial Tiga Cabang Pokok Filsafat Ontologi: Filsafat pokok yang menelaah ‘prinsip pertama’ (the first principle) (Frederick Sontak) Epistemologi: Teori pengetahuan yang membicarakan sumber, struktur dan terjadinya pengetahuan serta mengkaji kevalidan /kebenaran pengetahuan Axiologi: Filsafat nilai; nilai material dan immaterial Ontologi/metafisika Ontologi adalah filsafat pokok yang menelaah ‘prinsip pertama’ (the first principle) (Frederick Sontak) Objek material ontologi adalah segala sesuatu yang-ada/being/wujud Pendekatan dalam ontologi adalah menemukan hakikat kenyataan Problem-problem ontologi Pertama, apakah yang-ada itu banyak atau satu? Kedua, apakah yang-ada itu mempunyai ciri transenden atau imanen? Ketiga, apakah yang-ada itu bersifat permanen atau kebehaharuan? Keempat, apakah yang-ada itu berdimensi jasmani atau rohani? Kelima, apakah kehadiran yang-ada itu bernilai atau tidak? Filsafat Pancasila Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang dituangkan dalam suatu sistem (Abdul Gani, 1998). Dasar ontologis pancasila dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak mono-pluralis Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat : raga dan jiwa, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME. Dasar epistemologi pancasila konsep hakikat manusia yang monopluralis merupakan dasar pijak epistemology pancasila Hakikat manusia yang monopluralis : susunan kodrat terdiri atas jasmani dan rohani. Adapun unsur jiwa ( rohani) : akal ( suatu potensi yang memungkinkan manusia untuk mendapat kebenaran pengetahuan); rasa yaitu potensi kejiwaaan manusia yang mampu mencerap hal-hal estetis; sedangkan kehendaak adalah unsur potensi jiwa manusia yang terkait dengan hal moral dan etik. Maka epistemologi pancasila mengakui kebenaran yang berasal dari rasio. Manusia pada hakikat kedudukan kodratnya adalah makhluk Tuhan YME. Maka epistemology pancasila juga mengakui kebenaran wahyu sebagai tingkat kebenaran yang tertinggi dan bersifat mutlak. Manusia pada hakikat sifat kodratnya. Maka epistemologi pancasila mengakui kebenaran konsensus. berbicara tentang sumber pengetahuan, sebagai salah satu pokok pembahasan epistemologi, maka pancasila bersumber pada nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri ( adat-istiadat, budaya, dan nilai religious ) , bukan hanya merupakan hasil perenungan serta pemikiran seseorang saja, tetapi dirumuskan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia dalam mendirikan Negara. Dasar aksiologi pancasila Aksiologi terkait erat dengan penelaahan atas nilai. Nilai berhubungan dengana kajian mengenai apa yang secara intrinsik, yaitu bernilai dalam dirinya sendiri dan ekstrinsik atau disebut instrumental, yaitu bernilai sejauh dikaitkan dengan cara mencapai tujuan. Pancasila mengandung nilai, baik intrinsik maupun ekstrinsik atau instrumental. Nilai intrinsik Pancasila adalah hasil perpaduan antara nilai asli milik bangsa Indonesia dan nilai yang diambil dari budaya luar Indonesia. Pancasila sebagai nilai instrumental mengandung imperatif dan menjadi arah bahwa dalam proses mewujudkan cita-cita negara bangsa, seharusnya menyesuaikan dengan sifat-sifat yang ada dalam nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial Pancasila juga mencerminkan nilai realitas dan idealitas. Pancasila mencerminkan nilai realitas, karena di dalam sila-sila Pancasila berisi nilai yang sudah dipraktekkan dalam hidup sehari-hari oleh bangsa Indonesia. Di samping mengandung nilai realitas, sila-sila Pancasila berisi nilai-nilai idealitas yaitu nilai yang diingini untuk dicapai. Driyarkara menyatakan bahwa bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan Sein im Sollen. Pancasila merupakan harapan, cita-cita, tapi sekaligus adalah kenyataan bagi bangsa Indonesia. Hakikat sila-sila pancasila yang bercorak hirarkis piramidal
Sila 1 menjiwai dan
meliputi sila ke-2, 3, 4, 5. Sila 2 dijiwai dan diliputi sila ke-1, dan menjiwai serta meliputi sila ke-3, 4, 5. Begitu seterusnya. Dalam susunan heararkhis dan piramidal, sila Ketuhanan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya. hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manussia ada sebagai akibat adanya Tuhan (sila pertama). Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia (sila kedua). Dengan demikian, negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (sila ketiga). Selanjutnya terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu (sila keempat). Adapun keadilan yang pada hakikatnya merupakan tujuan bersama atau keadilan sosial (sila kelima) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut negara.
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri