Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Dikerjakan oleh :
Kelompok IX
 
Nindya Ridi Astuti NIM. 180101040667
Hana Pratiwi NIM. 180101040648
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dikutip dari buku karya Elida Prayitno “Motivasi Dalam Belajar”
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota
masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa
yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan
hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek
suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang
atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki
kelestarian yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat.

Apa pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila?


1.2 Rumusan Masalah Apa arti pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia?
Mengapa dasar Pancasila di jadikan sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia?

Untuk mengetahui arti filsafat dan dasar filsafat.


1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui arti pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui alasan dasar pancasila di jadikan sebagai sistem filsafat bangsa
Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan Dapat menambah pengetahuan akan makna filsafat dan dasar filsafat pancasila serta
kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat bangsa
2.1 Pengertian Filsafat Dan Dasar
Filsafat Pancasila

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa


Yunani, yaitu philosophi. Kata itu terdiri dari
kata philo, philos, philein yang mempunyai
arti cinta,pecinta, mencintai dan sophia yang
berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat
adalah cinta pada kebijaksanaan atau
kebenaran yang hakiki.
NEXT...

Dasar-dasar yang
menjadikan pancasila
sebagai filsafat bangsa
Indonesia

2.1.1 Landasan
2.1.3 Landasan
Ontologis Pancasila
Aksiologis Pancasila
2.1.2 Landasan
Epistemologis
Pancasila
NEXT...

2.1.1 Landasan Ontologis Pancasila

Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada (keberadaan atau eksistensi) dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi
adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber
ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau
kosmologi. Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek
pendukungnya adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang
berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal
yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan
pendukung pokok negara adalah rakyat (manusia).
NEXT...

2.1.2 Landasan Epistemologis Pancasila

Epistemologi adalah cabang filsafat  yang menyelidiki asal, syarat, susunan,


metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil
pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia
mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa sesuatu itu pengetahuan
menjadi penyelidikan epistemologi.
  Dengan kata lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai
ilmu pengetahuan, sumbernya, syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu,
termasuk semantik, logika, matematika dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau
dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai
dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu telah
menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief
system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi yang mengandung tiga
unsur yaitu :
a. Logos (rasionalitas atau penalaran)
b. Pathos (penghayatan)
c. Ethos (kesusilaan).
NEXT...

2.1.3 Landasan Aksiologis Pancasila

Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.


Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subjek budaya, pencipta dan penegak
nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan
(menikmati) nilai. Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani manusia.
Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat yang menyelidiki makna
nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai, termasuk
estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut maka
dapat dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang
bersifat material saja tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah.
Nilai-nilai material relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra
maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya
adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa,
karsa serta keyakinan manusia.
2.2 Arti Pancasila Sebagai Filsafat

Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan


mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat
bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena
Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
2.3 Dasar Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia :


1. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-
kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup
yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar
negara (filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan
bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana
bangsa-bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam
budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya;
filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan
kepustakaan secara kuantitas dan kualitas.
Sila Ketuhanan yang Maha Esa mengandung
makna, bahwa negara dengan segala aspek 2.4 Hakikat Sila-Sila Pancasila
pelaksanaannya harus sesuai dengan hakikat
Tuhan dalam arti kesesuaian negara dengan nilai-
nilai yang datang dari Tuhan sebagai kausa prima.
Negara memiliki hubungan yang langsung dengan
manusia sebagai pendukung pokoknya; adapun
manusia mempunyai hubungan langsung dengan
Tuhan (sebagai kausa prima). Jadi dapat
disimpulkan bahwa negara mempunyai hubungan
sebab-akibat yang tidak langsung dengan Tuhan
lewat manusia.
Inti pokok sila ini yaitu kerakyatan yang berarti
kesesuaian hakikat keadaan dan sifat negara
dengan hakikat rakyat maka tidak bisa dipisahkan
Arti kemanusiaan dalam sila kedua tersebut mengandung
dengan hakikat manusia yaitu kodrat manusia yang
makna: kesesuaian sifat-sifat dan keadaan negara dengan terkandung dalam sila kedua Pancasila. Dalam
hakikat (abstrak) manusia. Yang dimaksud sifat-sifat dan kaitannya dengan hakikat dan sifat maka hakikat
keadaan yaitu meliputi hal-hal pokok kenegaraan antara sifat kodrat manusia itu merupakan dasarnya,
lain: hakikat negara, kekuasaan negara, pendukung karena pada hakikatnya pendukung pokok negara
kekuasaan negara, penguasa negara, bentuk negara, adalah manusia.
tujuan negara, sistem pemerintahan negara, hal-hal yang
menyangkut segala aspek penyelenggaraan negara
(Notonagoro, 1975:87). Hal ini dapat dipahami karena
pada hakikatnya pendukung pokok negara adalah
manusia, adapun negara pada hakikatnya merupakan Dalam sila kelima ini pelaksanaannya tidak dapat
suatu lembaga kemanusiaan.
dilaksanakan terpisah dengan sila-sila yang
lainnya. Sila kelima ini merupakan unsur dari
Pancasila. Bilamana dibandingkan dengan sila-sila
yang lainnya maka sila kelima memiliki
makna Persatuan Indonesia adalah bahwa sifat dan kekhususan dan keistimewaan dalam
keadaan negara Indonesia, harus sesuai dengan hakikat perumusannya yaitu didahului dengan kata –kata
satu. Sifat dan keadaan negara Indonesia yang sesuai “…untuk mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
dengan hakikat satu berarti mutlak tidak dapat dibagi,
seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini mengandung
sehingga bangsa dan negara Indonesia yang menempati
suatu wilayah tertentu merupakan suatu negara yang arti bahwa keempat sila yang lainnya bertujuan
berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang untuk mewujudkan suatu kesatuan sebagaimana
terpisah dari negara lain di dunia ini. Sehingga negara tercantum dalam sila kelima, atau dengan
Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang memiliki ciri perkataan lain sila kelima merupakan suatu
khas, sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki tujuan bagi keempat sila lainnya.
suatu kesatuan dan tidak terbagi-bagi.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan 3.2  Saran


Berdasarkan pembahasan di atas             Dalam makalah ini penulis
dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah berkeinginan memberikan saran
cinta akan kebijakan. Sedangkan kepada pembaca agar ikut peduli
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah dalam mengetahui sejauh mana kita
suatu kesatuan bagian-bagian yang saling mempelajari tentang filsafat, filsafat
berhubungan, saling bekerjasama antara pancasila, dan pancasila sebagai
sila yang satu dengan sila yang lain untuk sistem filsafat. Semoga dengan
tujuan tertentu dan secara keseluruhan makalah ini para pembaca dapat
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang menambah cakrawala ilmu
mempunyai beberapa inti sila, nilai dan pengetahuan.
landasan yang mendasar.

Anda mungkin juga menyukai