NIM : D011201043
Kelas : A
Oleh sebab itu, Manusia harus memerlukan filsafat secara sempurna. Pertama,
manusia harus memperoleh kekuatan baru yang besar dalam sains dan teknologi yang
berkembag, yang bisa mengembangkan bermacam-macam teknik untuk memperoleh
ketenteraman dan kenikmatan. Kedua, filsafat melalui kerjasama yang baik antar
masyrakatnya dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat penting untuk
membimbing manusia kepada keinginan- keinginan dan aspirasi mereka.
Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran
yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan
diyakini sebagai kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil,
bijaksana, dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia.
2. Menurut Aristoteles
Pengertian filsafat ini merupakan suatu ilmu pengetahuan yang melingkupi
kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, ekonomi, logika,
etika, politik serta estetika (filsafat keindahan).
3. Menurut Plato
Arti dari filsafat ialah suatu ilmu yang mencoba untuk dapat mencapai
pengetahuan mengenai kebenaran yang sebenarnya.
4. Menurut Cicero
filsafat merupakan „ibu‟ dari seluruh seni (the mother of all the arts) serta
merupakan seni kehidupan.
1. Dasar Ontologis Pancasila
Dasar-dasar ontologis Pancasila menunjukkan secara jelas bahwa Pancasila itu
benar- benar ada dalam realitas dengan identitas dan entitas (=satuan yang
berwujud) yang jelas. Melalui tinjauan filsafat, dasar ontologis Pancasila
mengungkap status istilah yang digunakan, isi dan susunan sila-sila, tata hubungan,
serta kedudukannya. Dengan kata lain, pengungkapan secara ontologis itu dapat
memperjelas identitas dan entitas Pancasila secara filosofis.
2. Dasar Epistemologis Pancasila
Epistemologis Pancasila terkait dengan sumber dasar pengetahuan Pancasila.
Eksistensi Pancasila dibangun sebagai abstraksi dan penyederhanaan terhadap
realitas yang ada dalam masyarakat bangsa Indonesia dengan lingkungan yang
heterogen, multikultur, dan multietnik dengan cara menggali nilai-nilai yang
memiliki kemiripan dan kesamaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat bangsa Indonesia
3. Dasar Aksiologis Pancasila
Aksiologi terkait erat dengan penelaahan atas nilai.Dari aspek aksiologi,
Pancasila tidak bisa dilepaskan dari manusia Indonesia sebagai latar belakang,
karena Pancasila bukan nilai yang ada dengan sendirinya(given value) melainkan
nilai yang diciptakan (created value) oleh manusia Indonesia. Nilai-nilai dalam
Pancasila hanya bisa dimengerti dengan mengenal manusia Indonesia dan latar
belakangnya. Nilai berhubungan dengan kajian mengenai apa yang secara intrinsik,
yaitu bernilai dalam dirinya sendiri dan ekstrinsik atau disebut instrumental, yaitu
bernilai sejauh dikaitkan dengan cara mencapai tujuan.
• Objek filsafat : yang pertama objek material adalah segala yang ada dan
mungkin ada. Objek yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam tiga hal,
yaitu ada Tuhan, ada manusia, dan ada alam semesta. Dan di dalam Pancasila
terdapat ketiga hal tersebut.
• Kedua, objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada.
• Kalau melihat dari kelima objek sila Pancasila itu, semuanya tersusun atas kata
dasar dengan tambahan awalan ke/per dan akhiran an. Menurut ilmu bahasa, jika
suatu kata dasar diberi awalan ke atau per dan akhiran an, maka akan menjadi
abstrak (bersifat abstrak) benda kata dasar tersebut, lebih dari itu menunjukkan
sifat hakikat dari bendanya
• Sistem filsafat : setiap ilmu maupun filsafat dalam dirinya merupakan suatu
system, artinya merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri, terpisah
dengan system lainnya.
• Sifat universal filsafat : Berlaku umum sifat dari pengetahuan ilmiah, dan
universal adalah sifat dari kajian filsafat. Dengan uraian yang merupakan
penjabaran dari syarat-syarat filsafat yang ternyata cocok diterapkan kepada
Pancasila, ini menunjukkan dan mengukuhkan bahwa Pancasila benar-benar
suatu system filsafat..
Dari Penjabaran Filsafat ini, semua ada dan mutlak dalam Pancasila, dimana
pancasila bersifat universal, yang terkandung dalam nilai Kemanusiaan, dimana
bukan hanya manusia indonesia saja tetapi mencakup seluruh manusia dunia, harus
memanusiakan manusia.