Anda di halaman 1dari 4

LULU HARDIANA

22011045

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari yaitu Pancasila
dan Filsafat memeplajari Pancasila melalui pendekatan sejarah supaya akan dapat mengetahui
berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia peristiwa –
peristiwa yang saya maksudkan adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui
pendekatan kami berharap untuk mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan
yang obyektif pula oleh karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif sebagai
salah satu bawaan kodrat, maka kami bersyukur bila mendapatkan kesimpulan yang obyektif
mungkin inter obyektif.

Sampai pada gilirannya filsafat dijadikan sebagai ilmu. Filsafat sebagai ilmu telah
lama dikembangkan oleh para pemikir di berbagai belahan dunia dalam rangka
memahami dan memaknai kehidupan. Problem-problem kehidupan dan
kemanusiaan yang datang terus-menerus membutuhkan jawaban. Problem itu yang
memacu perkembangan ilmu filsafat, terlebih ketika memasuki era global dengan
mudahnya komunikasi dan perpindahan ide, gagasan, dan budaya dari satu wilayah
ke wilayah lain. Pertemuan budaya, ideologi, dan agama tidak lagi bisa dihindarkan.

Filsafat sangat berarti bagi kehidupan pribadi dan banyak orang. Dengan
memahami filsafat, terutama sesuai dengan tujuan dan cita-cita masing-masing
individu, maka akan membantu kematangan dan kebijaksanaan jiwa, apalagi
mahasiswa. Setiap mahasiswa baik dari jurusan apapun hendaknya memahami dan
melakukan latihan berfilsafat secara terus menerus sehingga ketika di masa depan
jadi pemimpin, akan mampu memberikan solusi-solusi yang menentramkan dan me-
lebih baikkan umat manusia.

Diantara banyak jenis filsafat, terdapat juga filsafat Pancasila. Sebagian ahli
mengatakan filsafat ini merupakan bagian dari Filsafat Timur yang
berketuhanan dan beragama (theisme-religius). Apakah ada ketuhanan yang tidak beragama?
Tentu saja ada. Sebagian orang di Barat percaya pada Tuhan
tapi tidak menganut agama tertentu. Nah, filsafat Pancasila merupakan filsafat
bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan perorangan, berbangsa
dan bernegara. Filsafat Pancasila adalah jati diri luhur yang membedakan
bangsa dan negara Indonesia dengan yang lain (Antoni, 2012:3).
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan system
filsafat. Yang dengan sistem ialah suatu kesatuan bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu sila pancasila yang merupakan sistem filsafat
pada hakikatnya n suatu kesatuan organis. Antara sila pancasila itu saling
berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Dengan bahasa
yang lebih sederhana bisa dijelaskan bahwa, lima sila pancasila saling
berhubungan sekaligus saling membuat sing sila menjadi lebih mulia maknanya.
Jadi dengan demikian maka pancasila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat, dalam pengertian bahwa silanya saling bertalian erat sehingga
membentuk suatu struktrur tersebutlah yang mengandung nilai kebijaksaaan
dan cinta (Sutrisno, 2006: 32).

Secara filsafati, Pancasila merupakan sistem nilai-nilai ideologis yang


berderajat. Artinya di dalamnya terkandung nilai luhur, nilai dasar, nilai
instrumental, nilai praksis, dan nilai teknis. Agar ia dapat menjadi ideologi
bangsa dan negara Indonesia yang lestari tetapi juga dinamis berkembang, nilai
luhur dan nilai dasarnya harus dapat bersifat tetap, sementara nilai
instrumentalnya harus semakin dapat direformasi dengan perkembangan
tuntutan zaman.

Pancasila merupakan sebuah pandangan dunia atau world view yang


juga dapat ditanamkan nilai-nilai filsafat. Pancasila adalah filsafat bangsa yang
sesungguhnya berhimpit dengan jiwa bangsa. Di sini yang muncul adalah
kapasitas pengetahuan bangsa, misalnya yang berkaitan dengan hakikat
kenyataan dan kebenaran. Hakikat kenyataan dan kebenaran serta nilai-nilai
filsafat tersebut sebenarnya adalah bagian dari aspek ontologi, epistemologi dan
aksiologi yang harus dieksplorasi oleh filsafat ilmu dalam upaya
mengembangkan Pancasila. Pengetahuan mengenai Pancasila sebagai dasar filsafat dan asas
kerohanian (ideologi) negara Republik Indonesia, sebagaimana halnya
pengetahuan yang lain, adalah bertingkat-tingkat. Pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, pengetahuan biasa, pengetahuan yang
dicapai dengan akal sehat oleh orang pada umumnya atau disebut common
sense. Kedua, pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang diperoleh dengan cara
ilmu pengetahuan atau analisis.

1. Filsafat Pancasila Menurut Ir. Soekarno

Pengertian filsafat pancasila menurut Ir. Soekarno sebagai filsafat asli Indonesia yang diambil
dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi India (Hindu-Budha), Barat (Kristen) dan Arab
(Islam). Pengertian filsafat pancasila menurut para ahli Soekarno dikembangkan sejak tahun
1955 hingga berakhirnya kekuasan pada tahun 1965 silam. Menurut Ir. Soekarno (ketuhanan)
adalah asli dari Indonesia (keadilan sosial) terinspirasi dari sebuah konsep ratu adil. Soekarno
tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.

2. Filsafat Pancasila Menurut Soeharto

Menurut soeharto pengertian filsafat pancasila sebagai filosofi menurut para ahli sebagai filsuf-
filsuf yang mana di sponsori Departemen Pendidikan dan Kebudayaan semua elemen Barat.
Yang mana disingkirkan dan diganti interpretasi-nya kedalam budaya Indonesia sehingga
menghasilkan Pancasila Truly Indonesia. Semua sila yang ada pada Pancasila adalah asli
Indonesia dan Pancasila dijabarkan lebih rinci pada butir-butir Pancasila.

3. Filsafat Pancasila Menurut Ruslan Abdulgani

Menurut Ruslan Abdulgani berpendapat bahwa pengertian filsafat pancasila adalah sebagai
filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif atau cita-cita bersama. Yang tentunya berasal
dari kebudayaan seluruh bangsa Indonesia. Dari pengertian filsafat pancasila menurut para ahli
Ruslan Abdulgani bisa ditarik kesimpulan Filsafat Pancasila sebagai sebuah falsafah negara asli
dari negara Indonesia.

4. Filsafat Pancasila Menurut Notonagoro

Pengertian filsafat pancasila sebagai filosofi menurut para ahli Notonagoro berpendapat filsafat
pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah mengenai hakikat Pancasila. Yang
mana Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah seharusnya dipahami sebaik mungkin
dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Tentunya oleh seluruh rakyat dan bangsa Negara
Republik Indonesia.

5. Filsafat Pancasila Menurut Kajian Ontologis

Secara ontologis pengertian filsafat pancasila menurut para ahli merupakan filsafat yang
dimaksudkan sebagai upaya atau usaha untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila
Pancasila. Bahwa pada hakikatnya dasar ontologism pengertian filsafat pancasila sebagai
filosofi menurut para ahli ialah manusia, sebab Pancasila merupakan subjek hukum pokok dari
Pancasila sendiri. Selanjutnya hakikatnya manusia itu adalah semua kompleksitas makhluk
hidup sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial.

Kalau dibedakan antara filsafat yang religious dan non religius, maka filsafat
Pancasila tergolong filsafat yang religius. Ini berarti bahwa filsafat Pancasila dalam
hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang
berasal dari Tuhan Yang MahaEsa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui
keterbatasan kemampuan manusia, termasuk kemampuan berpikirnya.

Dan kalau dibedakan filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis,
filsafast Pancasila digolongkan dalam arti praktis. Ini berarti bahwa filsafat
Pancasila di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya
bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untuk memenuhi
hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama
hasil pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai
pedoman hidup sehari-hari (pandangan hidup, filsafat hidup, way of the life,
Weltanschaung dan sebgainya); agar hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir
dan batin, baik di dunia maupun di akhirat.

Sumber

https://pewe.id/pengertian-filsafat-pancasila/

Bahan ajar di e-learning

Anda mungkin juga menyukai