FILOSOFIS
DISUSUN OLEH:
DEWA AYU INTAN LESTARI DEWI (047885206)
UNIVERSITAS TERBUKA
DENPASAR
2023
I. PENDAHULUAN
Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersamaan dengan
disahkannya UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia. Perumusan Pancasila melalui
proses yang sangat panjang, dan sangat erat kaitannya dengan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia dalam mendirikan sebuah negara yang berdaulat, terlepas dari
belenggu penjajah bangsa Barat. Masa penjajahan barat sebagai tonggak sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita citanya, sebab pada zaman
penjajahan ini menyebabkan apa yang telah dimiliki bangsa Indonesia pada zaman
Sriwijaya (abad VII-XII M) dan Majapahit (abadXIII-XVI M) menjadi hilang.
Kedaulatan negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah
diinjak-injak penjajah. Kedua Zaman ini merupakan tonggak sejarah bangsa
Indonesia,karena telah memenuhi syarat sebagai bangsa yang mempunyai negara.
Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (citacita
bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu
kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Notonagoro
berpendapatbahwa Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakikat Pancasila. Jika ditilik dari soal tempat, Filsafat Pancasila
merupakan bagian dari Filsafat Timur (karena Indonesia kerap digolongkan sebagai
Negara yang ada di belahan dunia bagian timur). Sebenarnya, ada banyak nilai
ketimuran yang termuat dalam Pancasila, misalnya soal pengakuan akan adanya Tuhan,
kerakyatan, keadilan yang diidentikkan dengan paham mengenai ‘ratu adil’ dan
seterusnya. Pancasila juga memuat paham-paham Barat, seperti: kemanusiaan,
demokrasi, dan seterusnya. Sebagai sistem filsafat, Pancasila ternyata juga harus
tunduk pada formulasi Barat yang sudah mapan sejak 11 dulu. Jika Pancasila mau
dipertanggungjawabkan secara sahih, logis, koheren, dan sistematis, maka di dalamnya
harus memuat kaidah-kaidah filosofis. Pancasila harus memuat juga dimensi metafisis
(ontologis), epistemologis, dan aksiologis.
• Menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Mengapa
pancasila dikatakan sebagai filsafat? Hal itu dikarenakan pancasila merupakan
hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita,
yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Menurut
Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian
ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.
• Menurut Abdul Gani(1998) filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai
refleksi kritis dan rasionl tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya
yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh the founding fathers Indonesia, yang di tuangkan dalam suatu system.
• Pengertian filsafat secara luas menurut Harold Titus (Jalaluddin, 2012, hal. 2)
adalah sebagai berikut: 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis 2. Filsafat
ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat kita junjung tinggi 3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran
keseluruhan. 4. Filsafat adalah analisis logis dari bahasan dan penjelasan
tentang arti konsep 5. Filsafat adalah sekumpulan problemaproblema yang
langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli
filsafat.
B. OBJEK FILSAFAT PANCASILA
Ditinjau dari segi obyektifnya, filsafat meliputi hal-hal yang ada atau
dianggap dan diyakini ada, seperti manusia, dunia, Tuhan dan seterusnya.
Ruang lingkup obyek filsafat :
a. Obyek material
b. Obyek formal
Lebih jauh E.C. Ewing dalam bukunya Fundamental Questions of
Philosophy (1962) menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat
(secara tersirat menunjukan objek filsafat) ialah : Truth (kebenaran), Matter
(materi), Mind (pikiran), The Relation of matter and mind (hubungan antara
materi dan pikiran), Space and Time (ruang dan waktu), Cause (sebab-sebab),
Freedom (kebebasan), Monism versus Pluralism (serba tunggal lawan serba
jamak), dan God (Tuhan). Pendapat-pendapat tersebut diatas menggambarkan
betapa luas dan mencakupnya objek filsafat baik dilihat dari substansi masalah
maupun sudut pandangnya terhadap masalah, sehingga dapat disimpulkan
bahwa objek filsafat adalah segala sesuatu yang berwujud dalam sudut pandang
dan kajian yang mendalam (radikal). Secara lebih sistematis para ahli membagi
objek filsafat ke dalam objek material dan obyek formal.
• Obyek material adalah objek yang secara wujudnya dapat dijadikan bahan
telaahan dalam berfikir, sedangkan obyek formal adalah objek yang
menyangkut sudut pandang dalam melihat obyek material tertentu.
• Objek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal terhadap
objek material filsafat. Dengan demikian objek material filsafat mengacu pada
substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh manusia,
sedangkan objek formal filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir
terhadap objek material tersebut, dengan kata lain objek formal filsafat mengacu
pada sudut pandang yang digunakan dalam memikirkan objek material filsafat.
Berdasarkan Objek Kajiannya, filsafat dibagi dalam tiga bidang
permasalahan; metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Atau dengan kata lain,
objek kajiannya adalah Tuhan, alam dan manusia.Pemikiran filsafat dalam
bidang aksiologi mengacu pada persoalan nilai, baik dalam konteks estetika,
moral maupun agama. Dengan mengkaji dan menggali hakikat nilai, apakah
nilai itu absolut atau relatif, bagaimana menentukan nilai, serta apakah sumber
nilai itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa akhir dari filsafat metafisika dan
epistimologi ialah terwujudnya tingkah laku dan perbuatan-perbuatan manusia
yang mengandung nilai. Atau dengan kata lain, apabila telaah filsafat hanya
untuk mencari pemecahan masalah hakikat dan kebenaran dalam suatu realitas
yang ada, maka kajiannya termasuk dalam filsafat metafisik.
Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada
nilai – nilai dasarnya yaitu filsafat pancasilaa (Soeryanto, 1991:51). Terdapat
tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama tentang
sumber pengethuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan
manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia (titus, 1984:20). Adapun
potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan atau dengan lain perkataan
transformasi pengetahuan terdapat tingkatan sebagai berikut: demonstrasi,
imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham (Notonagoro,
tanpa tahun:3).
Jika seseorang berupaya memberikan jawaban atas persoalan-persoalan
pengetahuan pengetahuan, baik hakikat, kriteria, validitas, sumber-sumber,
prosedur maupun klasifikasi dan jenis-jenis ilmu, maka dalam hal ini telaah
filsafat berada dalam wilayah kajian epistemologi.
Sedang jika yang menjadi fokus telaah menyangkut problem nilai atau
mencari nilai-nilai yang diperlukan dan dikehendaki manusia sebagai dasar
pijakan dan pegangan dalam hidup dan kehidupannya, maka kajiannya berada
dalam lingkup aksiologi, yang mencakup tentang nilai kebenaran, nilai
kebaikan, dan nilai keindahan. Dengan menggunakan dua pendekatan
berdasarkan objek kajiannya yaitu, pertama ialah filsafat teoritis yang
menekankan pada problem konseptual secara universal, dan kedua ialah filsafat
teoritis yang problem penekanannya menyangkut tentang tata kehidupan serta
perilaku manusia. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan
ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu
harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat;
sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan
menimbulkan bencana.
II. Saran
Saran yang dapat dipetik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat
mengetahui seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari
pancasila dengan baik & benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila. Sebagai
warga negara Indonesia kita harus mengamalkan, meyakini atau mempercayai,
menghormati, menjaga, memahami serta melaksanakan kehidupan bermasyarakat
sesuai filsafat negara Indonesia yaitu Pancasila. Karena Pancasila adalah pandangan
hidup bangsa Indonesia, dasar negara Republik Indonesia, dan jiwa serta kepribadian
bangsa Indonesia
V. DAFTAR PUSTAKA
Ekonomi UI.
Yogyakarta: Paradigma.
pancasila.html.
http://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-filsafat-filosofi.html.
Dwi Tama, Rizco.2012. Pengertian Filsafat Pancasila, Objek, Cabang Filsafat dan
filsafatpancasila-objek.html.