Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FEVITA RAHMAWATI

KELAS : A
NIM. 03031381924101

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai sistem filsafat (filsafat Pancasila)?
2. Mengapa manusia selalu berfilsafat? Dan mengapa filsafat yang digunakan bangsa kita
adalah filsafat Pancasila?
3. Bagaimana kedudukan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat terutama masyarakat
kampus?

JAWAB:

1. Filsafat memiliki arti atau makna yaitu mencintai pada kebikjasanaan atau pada
kebenaran yang hakiki. Pada dasarnya kebikjasanaan dan kebenaran yang hakiki itu telah
lama tumbuh dan berkembang di dalam Pancasila, karena Pancasila yang terdiri atas lima
sila, pada hakekatnya merupakan sistem filsafat, yang dimaksud dengan sistem adalah
suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dalam kehidupan
sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi
suatu system cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena
dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi
ideologi. Jika filsafat telah menjelma sebagai ideologi untuk negara, dan di dalam negara
tersebut ada warga yang sangat membutuhka sebuah ideologi, maka dapat diartikan jika
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah Pancasila secara bijaksana telah mengatur negara
Indonesia pada kecintaan kebenaran yang hakiki, sila-silanya mengajarkan persatuan
maupun kerohanian, serta kesusilaan.
2. Filsafat dapat diartikan sebagai cinta pada kebijaksanaan atau pada kebenaran yang
hakiki. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran itu kita sebagai manusia dituntut
untuk berpikir. Manusia harus berfilsafat karena Filsafat adalah aktivitas untuk berpikir
secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia (apa tujuan
hidup, apakah Tuhan ada, bagaimana menata organisasi dan masyarakat, serta bagaimana
hidup yang baik), dan mencoba menjawabnya secara rasional, kritis, dan sistematis. Jika
manusia tidak berfilsafat, maka manusia itu tidak berpikir, dan sudah sangat jelas jika ia tidak
akan pernah menemukan kebenaran yang hakiki, tidak bisa menjalankan dan menata hidupnya
dengan baik, karena dia tidak berfilsafat (tidak berpikir).
Negara kita telah mengatur warganya dengan sebaik-baiknya aturan dengan merumuskan
Pancasila sebagai dasar negara, dan sekarang Pancasila juga digunakan sebagai Filsafat.
Filsafat bekerja sama atau sejalan dengan ideologi negara, dapat dikatakan ideologi
Pancasila. Di dalam pencasila terdapat lima sila yang telah memberikan kita petunjuk apa
saja yang seharusnya warga negara lakukan baik pada negara ataupun pada sesama
manusianya. Filsafat Pancasila sangat berperan penting bagi jalannya rambu-rambu
hukum di Indonesia. Pertama, filsafat Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, dimana
segala bentuk penyelesaian setiap masalah, cerminan keagamaan maupun alat-alat
pemersatu kembali berpusat pada Pancasila. Kedua, filsafat Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa. Prinsip-prinsip dasar kehidupan bangsa Indonesia ditemukan oleh para
peletak dasar Negara tersebut yang diangkat dari dasar filsafathidup bangsa Indonesia,
yang kemudian diabstraksikan menjadi prinsip dasar filsafat Negara, yaitu pancasila. Hal
inilah sebagai suatu alasan ilmiah rasional dalam ilmu filsafat bahwa salah satu lingkup
pengertian filsafat adalah fungsinya sebagai suatu pandangan hidup suatu masyarakat
atau bangsa tertentu. Ketiga filsafat Pancasila sebagai sumber dari hukum dasar
Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya adalah
sebagaimana nilai-nilainya yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala
sumber hukum dalam negara Indonesia, menjadi wadah yang fleksibel bagi faham-faham
positif untuk berkembang dan menjadi dasar ketentuan yang menolak faham-faham yang
bertentangan seperti Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama, Kolonialisme,
Diktatorisme, Kapitalis, dan lain-lain.
3. Pancasila sebagai Paradigma dalam kehidupan kampus. Pancasila sebagai paradigma
dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-
acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang dijadikan kerangka landasan,
kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi yang menyandangnya. Pancasila
dalam kehidupan kampus sangat memegang peranan penting sebagai kerangka acuan,
pola pikir dan landasan nilai-nilai kemanusiaan yang didasari nilai ketuhanan bagi
kehidupan masyarakat kampus. Kampus sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tiga
tugas pokok dalam PP. No. 60 Tahun 199, yang di sebut Tridharma Perguruan Tinggi
yaitu sebagai (a) pendidikan tertinggi, (b) penelitian dan (c) pengabdian kepada
masyarakat harus senantiasa terikat nilai yaitu nilai ketuhanan dan kemanusian yang
terkandung dalam pancasila. Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan
kampus, tidak hanya mengajar akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan tersebut
mahasiswa akan lebih didampingi baik secara intelektual dan emosional. Contoh
umumnya adalah bagaimana cara mahasiswa bergaul dalam sehari-hari mereka dengan
berpedoman pada pancasila.

Anda mungkin juga menyukai