Anda di halaman 1dari 20

Kewirausahaan 2019

Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter


Kewirausahaan Pada Anak

Mamik Nur Farida

Program Pasca Sarjana


Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya
mamik.18005@mhs.unesa.ac.id

A. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki
jumlah penduduk yang besar dan padat sehingga hal itu berdampak pada
kondisi ekonomi dan sosial mayoritas masyarakat yang belum makmur.
Dewasa ini, di mana setiap negara berlomba-lomba untuk menjadi negara
yang semakin maju mengakibatkan persaingan di setiap sektor semakin tinggi
terutama di sektor ekonomi. Dengan demikian, bangsa Indonesia harus lebih
bekerja keras untuk menyelesaikan dan mempersiapkan berbagai hal untuk
menjadi negara maju, dan tentunya mampu bersaing di kancah
inernasional.Untuk mencapainya, salah satu faktor yang harus diprioritaskan
adalah mempersiapkan Indonesia lebih unggul dalam bidang perekonomian.
Untuk mewujudkan kondisi ini, Indonesia terlebih dahulu harus mengurangi
permasalahan pengangguran yang kini masih menjadi masalah besar.
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang mengakar di
Indonesia. Besarnya tingkat pengangguran di negeri ini semakin
mengkhawatirkan. Setiap tahunnya, lulusan pendidikan dasar sampai tingkat
pendidikan perguruan tinggi meluluskan generasi siap kerja. Hal ini
mengakibatkan lulusan-lulusan berijazah tersebut tidak semuanya dapat
ditampung oleh lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini dikarenakan
banyak yang membutuhkan pekerjaan, sementara lapangan kerja yang
tersedia tidak dapat menampung kebutuhan akan tenaga kerja. Bahkan kita
dapat melihat realitas yang ada di negeri ini, yaitu bukan hanya lapangan
pekerjaan yang kurang, mereka yang telah mendapatkan pekerjaan pun,
1
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

banyak yang terancam dirumahkan, mengalami pemotongan upah, dan


keterlambatan pembayaran upah. Ini masih seputar pengangguran yang
memiliki ijazah atau pengangguran terdidik, lalu bagaimana dengan
pengangguran yang tidak terdidik, tentu ini menjadi suatu realitas yang sangat
mengkhawatirkan.
Pola penciptaan lapangan kerja yang paling efektif guna
memperbanyak lapangan kerja tentunya dengan memperbanyak
wirausahawan di negeri ini. Semakin banyak wirausahawan yang tumbuh dan
berkembang di seluruh pelosok negeri ini tentu akan secara alami
memperbanyak jumlah lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia yang masih
menganggur yang sangat mendambakan pekerjaan guna mendapatkan
penghasilan untuk mempertahankan hidup mereka dan juga keluarga mereka.
Peranan kewirausahaan atau enterpreuner pada sebuah negara
berkembang tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan
pembangunan. Mereka dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara
optimal dengan mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang
nyata dalam setiap usahanya sehingga bangsa tersebut akan berkembang lebih
cepat.
Banyaknya wirausahawan yang dapat diciptakan bukan hanya dapat
memperbanyak jumlah tenaga kerja yang terserap secara kuantitas tapi juga
secara kualitas dapat menjaga meningkatkan kemampuan dan daya saing
bangsa terhadap gempuran ekonomi bangsa lain di seluruh muka bumi ini.
Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memperbaiki nasib bangsa Indoesia
ini ke depan tentu sedini mungkin kita harus dapat menciptakan sebanyak
mungkin wirausahawan, dan hal itu harus dimulai dari usia dini dengan cara
membangun karakter kewirausahaan pada anak. Harapan yang dinanti
tentunya kelak dewasa, anak-anak tersebut akan menjadi wirausahawan
handal yang dapat bersaing dalam segala sektor perekonomian yang tentunya
akan bermuara pada kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia.
Menurut Barnawi & Mohammad Arifin (2012: 58) menjelaskan, sejak
usia dini hendaknya anak mulai diajarkan kreativitas dan kemandirian dengan
cara memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan imajinasinya

2
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

melalui berbagai macam kegiatan dari yang sederhana menuju kompleks,


mudah ke sulit, mengelola diri sehingga mampu menghidupi dirinya sendiri.
Jika demikian maka anak akan dapat berfikir untuk memberikan manfaat bagi
orang lain, merasa dirinya berharga bagi orang lain dan lingkungannya. Hal
ini sejalan dengan upaya untuk membentuk generasi yang berkarakter.
Keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan adalah elemen penting
yang berpengaruh membimbing dan membentuk karakter kewirausahaan.
Karakter seorang anak terbentuk melalui apa yang didengarkan, apa yang
dilihat dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan penglihatan adalah pintu
masuk pembelajaran sebelum masuk menempa hati nuraninya. Melalui
seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan muncul pembelajaran yang
kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indra (PFIPUN, 2017). Bila
anak terbiasa dan percaya diri dengan dunia wirausaha sejak kecil, maka
karakter inilah yang akan muncul kelak ketika anak dewasa (Nurhafizah,
2018).
Berwirausaha bukan hanya dunianya orang dewasa, tetapi juga bisa
menjadi bagian dari dunianya anak-anak (Kosn, N. N. A. M., 2016). Bedanya,
berwirausaha pada anak-anak tidak bisa dijalankan sendirian, namun
membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa, orangtua maupun
guru. Anak-anak yang mengenal dunia wirausaha sejak dini, akan mendapati
manfaat untuk bekal masa depan kelak. Pada tahapan usia dini, anak-anak
yang belajar menumbuhkan pembelajaran wirausaha akan tumbuh menjadi
pribadi yang kreatif. Kreativitas yang terlatih sejak dini, termasuk melalui
berbagai kegiatan kewirausahaan, menjadi modal utama produktivitas dan
kemandirian anak ketika dewasa (Nurhafizah N., 2018).
Menurut psikolog anak, Dr. Seto Mulyadi (dalam Femina, No.
25/XXXVI.2008) bila ada seorang anak yang memiliki inisiatif untuk belajar
berbisnis di usia dini, orangtua dan pendidik perlu memberi apresiasi gagasan
ini. Inisiatif ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memiliki kecerdasan
finansial. Kecerdasan finansial adalah kecerdasan untuk mengelola uang.
Menambah penghasilan dengan usaha seperti ini, bukanlah hal yang negatif.
Justru hal ini disarankan untuk dikenalkan kepada anak sejak dini.

3
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

Membimbing anak soal menabung dan menambah penghasilan merupakan


suatu cara yang efektif untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini.
Pembelajaran kewirausahaan pada diri anak tidak serta merta ada, tapi
memerlukan latihan bertahap. Bisa dimulai dari hal-hal kecil dalam aktivitas
keseharian anak. Misalnya, membereskan mainan selesai bermain, rajin sikat
gigi sebelum tidur dan membereskan tempat tidur. Ini merupakan latihan
berdisiplin (Reski, N., Taufik, T., & Ifdil, I., 2017), bertanggung jawab dan
awal pengajaran tentang kepemilikan (Nurhafizah, 2018). Latihan
selanjutnya, mengajarkan anak untuk mampu mengelola uang dengan baik.
Latihan yang perlu diajarkan bukan hanya cara membelanjakan, tapi juga
menabung dan mencari uang.
Kegiatan anak di PAUD bersama guru dan teman sebayanya dapat
dimaksimalkan dalam menanamkan pola pikir untuk menjadi seorang
wirausaha (entrepreneur). Hal-hal yang dapat guru lakukan antara lain
memberikan fasilitas, metode mengajar yang kreatif, mengaitkan apa yang
diajarkan dengan berpikir layaknya seorang wirausaha. Kelak ketika dewasa
nanti anak akan terbiasa dengan kegiatan kewirausahaan dan yang terpenting
lagi anak tidak akan takut mengambil resiko. Kegiatan sekolah yang berkaitan
dengan kewirausahaan merupakan penyeimbang bagi anak untuk menerapkan
apa yang anak peroleh dari pelajaran yang diajarkan oleh guru misalnya
ketika ada tema tanaman guru bisa mengajarkan cara menanam tanaman
merawatnya sampai bagaimana memanfaatkan tanaman.
Hal lain yang juga penting adalah dukungan dari orangtua kepada
anak. Dukungan tidak hanya dapat berupa finansial tapi juga motivasi agar
anak mau berpikir kritis untuk mengeluarkan ide. Bentuk motivasi itu antara
lain bisa berwujud ucapan selamat ketika tanaman yang dipelihara anak dapat
tumbuh dan anak dapat memetik hasilnya atau dorongan semangat untuk
pantang menyerah. Pengakuan dan dukungan dari orang tua akan menentukan
perkembangan minat dan percaya diri anak (Nurhafizah, 2018).

4
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

B. Pembahasan
1. Pendidikan Karakter
Karakter merupakan titian ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Pengetahuan tanpa landasan kepribadian yang benar akan menyesatkan,
dan keterampilan tanpa kesadaran diri akan menghancurkan. Karakter itu
akan membentuk motivasi, yang dibentuk dengan metode dan proses yang
bermartabat. Karakter bukan sekadar penampilan lahiriah. Hermawan
Kertajaya mengemukakan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki
oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan
mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan
mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar,
dan merespons sesuatu.
Menurut Doni Koesoema Albertus, karakter diasosiasikan dengan
temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur
psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan.
Karakter juga dipahami dari sudut pandang behavioral yang menekankan
unsur somatopsikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir.
Karakter berupa kualitas kepribadian ini bukan barang jadi, tapi
melalui proses pendidikan yang diajarkan secara serius, sungguh-sungguh,
konsisten, dan kreatif, yang dimulai dari unit terkecil dalam keluarga,
kemudian masyarakat dan lembaga pendidikan secara umum.
Sementara itu, menurut Doni Koesoema A., pendidikan karakter
mampu menjadi penggerak sejarah menuju Indonesia emas yang dicita-
citakan. Dalam pendidikan karakter, manusia dipandang mampu mengatasi
determinasi di luar dirinya sendiri. Dengan adanya nilai yang berharga dan
layak diperjuangkan, ia dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki.
Sehingga, nilai-nilai yang diyakini oleh individu yang terwujud dalam
keputusan dan tindakan menjadi motor penggeraknya.
Menurut D. Yahya Khan, pendidikan karakter mengajarkan
kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup
dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bangsa, serta
membantu orang lain untuk membuat keputusan yang dapat

5
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, pendidikan karakter


mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi otak tengah secara
alami. Menurut Suyanto, pendidikan karakter adalah pendidikan budi
pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa
ketiga aspek ini, pendidikan karakter tidak akan efektif dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara sistematis.
2. Konsep Kewirausahaan
a. Pengertian Kewirausahaan
Suryana (2007: 10) mengemukakan bahwa kewirausahaan
merupakan terjemahan dari “entrepreneurship”, yang dapat diartikan
sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf pusat perekonomian
atau sebagai ”tailbone of economy‟, yaitu pengendali perekonomian
suatu bangsa. Secara etimologi kewirausahaan merupakan nilai yang
diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) atau suatu
proses dalam mengerjakan suatu yang baru (creative) dan sesuatu
yang berbeda (innovative).
Selanjutnya Suryana (2007: 10) mengemukakan bahwa;
menurut Peter F. Drucker (1994:27) kewirausahaan adalah suatu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(ability to create the new and different thing). Bahkan,
enterpreneurship secara sederhana sering juga diartikan sebagai
prinsip atau kemampuan wirausaha. Kewirausahaan adalah “ability to
create the new and different”, suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda.
Lebih dari itu Suryana (2007: 10) mengemukakan bahwa;
“kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses”. Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk

6
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

menciptakan sesuatu yang baru (creatif new and defferent) melalui


berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.

b. Karakteristik Kewirausahaan
Kewirausahaan dapat diartikan sebagai sifat-sifat kreatif yang
dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan di lingkungannya.
Winardi (2003: 260) menyebutkan; “kreatifitas tidak terjadi begitu
saja, kreatifitas merupakan proses”.
Karakteristik kewirausahaan, Suryana (2007:20)
mengemukakan bahwa proses kreatifitas hanya dilakukan oleh orang-
orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang
percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif
(energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi
hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani
tampil berbeda), berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan
(karena itu suka akan tantangan).
Menurut Mas’ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz
(2008:13-14), karakter wirausahawan dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1) Wirausahawan memiliki kepercayaan dan pengendalian diri pada
saat mereka sedang melaksanakan pekerjaan.
Mereka mampu mengatasi permasalahan dengan cepat dan
gigih dalam mengejar tujuan.
2) Wirausahawan selalu mencari aktivitas.
Mereka tidak dapat duduk menunggu aktivitas yang akan
diberikan orang lain kepada mereka. Diam tanpa aktivitas bukan
sifat mereka.
3) Wirausahawan mampu mengendalikan diri.
Dalam olah raga mereka pada umumnya lebih menyukai
jenis olah raga perorangan daripada permainan tim. Mereka
menyukai permainan yang membuat otot dan otak mereka secara
langsung berpengaruh pada hasil akhir dan kecepatan permainan.

7
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

Mereka mempunyai inisiatif, energik, dan tidak mengenal lelah


dalam mengejar tujuan.
4) Wirausahawan mengelola pekerjaan berdasar tujuan.
Mereka mampu memahami situasi rumit yang mungkin
mencakup perencanaan, pengambilan keputusan strategis, dan yang
mempengaruhi ide bisnis berganda secara simultan. Mereka
senantiasa menyadari pentingnya rincian dan secara
berkesinambungan meninjau segala kemungkinan demi tercapainya
tujuan perusahaan.
5) Wirausahawan adalah penganalisis kesempatan.
Mereka akan menganalisis dengan cermat setiap
kesempatan sebelum dapat meyakini manfaat kesempatan tersebut
bagi dirinya.
6) Wirausahawan adalah pemikir yang kreatif.
Mereka tidak mengikuti cara berpikir yang telah menjadi
kebiasaan dan dilakukan oleh orang pada umumnya. Hal yang telah
menjadi kebiasaan tidak melahirkan solusi baru yang merupakan
tuntutan usaha kecil pada masa dewasa ini.
7) Wirausahawan adalah orang yang mampu memecahkan persoalan.
Mereka mempunyai pemahaman yang jelas tentang sesuatu
yang ingin mereka capai dan dapat dengan cepat mengatasi
permasalahan dalam cara yang mereka tempuh.
8) Wirausahawan adalah pemikir yang objektif.
Ketika seseorang wirausahawan menemukan solusi atas
suatu permasalahan, dia akan bertukar pikiran dengan orang-orang
yang berkompeten untuk menghindari pengambilan keputusan
sendiri. Mereka akan menerima modifikasi solusi yang logis dan
akan mengubah solusi mereka sesuai dengan alternatif yang lebih
baik. Wirausahawan tidak membiarkan sifat mementingkan diri
mengesampingkan obyektifitas.

8
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

3. Konsep Peran Keluarga


Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan pada
seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam suatu unit sosial. Peran
dalam hubungan keluarga menurut Gross, Mason dan McEachern adalah
seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan social tertentu dalam keluarga, bila individu
menempati kedudukan tertentu, maka mereka merasa bahwa setiap
kedudukan yang mereka tempati akan menimbulkan harapan
(expectations) dari orang-orang disekitarnya.
Peranan orang tua adalah fungsi dari orangtua yang memberikan
masukan atau pertimbangan baik berupa sudut pandang dan pola pikir
berdasarkan pengetahuan yang didapat dan dimiliki mereka serta
pengalaman yang memberikan pengaruh secara pribadi dalam mendukung
keputusan yang diambil oleh anak.
Sementara itu Soerjono mengemukakan keluarga merupakan
tempat aktivitas utama kehidupan seorang individu berlangsung sehingga
keluarga menjadi institusi pertama dan utama pembangunan sumber daya
manusia.
Oleh Yusuf dikemukakan bahwa keluarga terdiri dari kepala
keluarga (ayah), ibu dengan anak-anaknya. Keluarga merupakan kelompok
sosial pertama-tama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi
dengan kelompoknya.
Anak-anak memiliki karakter yang dapat dilihat sejak ia kecil dan
dapat berubah atau berkembang ketika ia dewasa seseuai dengan
pengalaman atau apa saja yang dialaminya. Tentunya hal ini tidak lepas
dari pengaruh orang tua yang membentuk karakter untuk anak tersebut
melalui pengajaran atau dengan memberi contoh langsung dari tindakan
yang dilakukan.
Pentingnya menjadi orang tua yang berkarakter dan memiliki ilmu
sehingga bisa mengajarkan anak pada kebaikan dan bisa berperan untuk
memberikan masa depan yang cerah bagi anak. Berdasarkan hasil analisis

9
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

dosenpsikologi.com, adapun 13 peran orang tua dalam pembentukan


karakter anak, antara lain:
a. Kasih Sayang
Peran orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
Saat anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari peran
orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan
menghadapi hal baru mereka akan bisa menghadapi dan
menyelesaikannya dengan baik.
Jika peran orang tua terlalu ikut campur atau mereka
memaksakan anak anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku peran
orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi
kesempurnaan karakter mereka.
b. Memberikan Ketenangan
Peran orang tua tentu menjaga ketenangan lingkungan rumah
dan menyiapkan ketenangan jiwa anak anak. Sebab hal ini akan
membuat anak memiliki karakter yang juga tenang dimana ketenangan
muncul dari pembiasaan. Jika terbiasa berada dalam suasana kacau,
anak mudah cemas dan ketika terbiasa tenang anak juga mudah
menguasai diri sendiri.
c. Pelajaran Menghormati Sesama
Hal ini berhubungan dengan mengurangi kritik dan respon jelek
mengenai karakter dan perilaku anak serta menciptakan suasana kasih
sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan peran orang tua
ialah menjaga anak yang terkait dengan diri anak dan orang lain. Peran
orang tua mengajarkan bersikap tegas supaya mereka juga mau
menghormati sesamanya.
d. Mewujudkan Kepercayaan
Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak berarti
memberikan penghargaan dan hal ini akan menjadikan mereka maju
dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak terhadap
dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima
kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri sendiri.

10
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

e. Diskusi dengan Anak


Diskusi dilakukan untuk melihat keingintahuan anak, mereka
selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Peran kedua orang tua adalah
memberikan informasi tentang dirinya dan apa yang terjadi ke
depannya seperti ia akan menjadi remaja dan dewasa yang nantinya
harus punya tanggung jawab dan kemampuan untuk menghidupi diri
sendiri.
f. Memberi Teladan
Peran utama orang tua adalah teladan yang pertama bagi anak
dalam pembentukan karakter, begitu juga anak secara langsung mereka
akan terpengaruh dengan apa yang biasa dilakukan orang tuanya. Sebab
itu perlu membiasakan mengenai nilai agama dan akhlak serta
emosional kepada anakdan orang tua sendiri harus mengamalkannya.
Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjamin anak memiliki
karakter yang baik dalam kehidupannya untuk mempersiapkan anak
menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam masyarakat
yang beragam serta nantinya menjadi persiapan terbaik untuk
menyongsong perilaku di tempat kerja dan sebagainya.
g. Mengenalkan pada Karakter
Anak tentunya tidak langsung dapat berkarakter dan memahami
segalanya dengan sendirinya, butuh karakter orang tua untuk
pembangunan mental dan karakteristik sang anak sehingga anak belajar
dan menyatakan diri sebagai makhluk social, yang nantinya akan
mempengaruhi perkembangan jiwa, tingkah laku, cara pandang dan
emosinya. Dengan demikian pola asuh yang diterapkan orang tua untuk
anak memegang peranan penting bagi proses interaksi anak di
lingkungan masyarakat kelak.
h. Memaksimalkan Tumbuh Kembang
Anak dengan tumbuh kembang yang wajar sebagaimana
diharapkan tentu akan berpengaruh pada karakternya yakni memiliki
rasa percaya diri dan emosional yang cenderung stabil dimana anak
yang sejak kecil memiliki kekurangan dalam tumbuh kembang

11
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

cenderung lebih sulit bergaul dengan sekitar atau sulit diterima


sehingga membuat percaya diri yang dimiliki anak tersebut jauh
berbeda dan berkurang
i. Belajar Kekeluargaan
Karakter keluarga akan mudah dan berhasil dengan baik jika
anak dibiasakan dengan adanya saling membutuhkan dan kebersamaan
dalam keluarga, hal itu akan membuat anak sadar bahwa nantinya ia
juga punya keluarga dan dalam keluarga tersebut saling membutuhkan
satu sama lain untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan.
j. Membentuk Kebiasaan Baik
Kebiasaan yang dimiliki anak tentu terbentuk dari orang tua.
Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak
menerima pengaruh dan karakter orang tua mengenai apa saja
kebiasaan yang harus dilakukan sehingga anak akan memiliki karakter
baik jika sejak kecil dibiasakan dengan hal hal yang baik.
k. Penanaman Perilaku
Memang karakter yang paling banyak diterima anak adalah dari
orang tua, bagaimana orang tua berperilaku akan selalu menjadi
perhatian anak, dan akan ditanamkan di benaknya. Anak lahir
berdasarkan fitrahnya. Jika karakter yang baik diterapkan orang tuanya
maka banyak hal baik yang dapat ditiru anak tersebut dalam
perilakunya.
l. Mencegah Gelisah
Anak yang dididik dengan cemoohan dan ejekan dari setiap
kegagalan yang ia dapati, maka anak tersebut akan selalu hidup dalam
ketakutan dan kegelisahan disebabkan hasil perbuatannya yang tidak
memuaskan orang tuanya sebab itu orang tua memberikan karakter
dengan menghargai dan mencegah kegelisahan.
Seorang anak akan mendapati hal yang tidak didapati di
lingkungan formal maupun lingkungan masyarakat, seperti perhatian
yang penuh, kasih sayang, belaian hangat kedua orang tua dan
sebagainya. Berbeda dengan lingkungan sekolah dan masyarakat, orang

12
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

tua menjadi motor penggerak keberhasilan anak dalam mencapai


suksesnya sebab rasa kasih sayang dalam keluarga akan menimbulkan
keharmonisan dalam interaksi dengan sang anak.
m. Mencegah Karakter Penakut
Segala permasalahan yang dijumpai anak akan mudah diketahui
melalui pendekatan secara personal sehingga anak tidak memiliki
karakter menyembunyikan sesuatu sejak ia kecil dan mencegah anak
menjadi pribadi yang tertutup atau penakut.

4. Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan Pada


Anak
Pembentukan karakter pada seseorang terlebih bila disematkan
pada anak-anak sedini mungkin tentu akan lebih bermanfaat dan berguna
bagi pembentukan karakter yang mulia bagi seseorang di dalam
mengembangkan dan memajukan diri, lingkungan maupun bangsa dan
negara dimanapun orang itu berada. Oleh karena itu, pembangunan
karakter yang dilakukan sedini mungkin tentu akan sangat berguna dalam
menyematkan berbagai karakter yang mulia pada anak-anak.
Membangun karakter terutama pada seseorang yang masih dalam
proses perkembangan tentunya harus dilakukan sedini mungkin. Hal itu
dilakukan guna pembentukan pondasi karakter yang benar-benar dapat
tertanam atau tersemat dengan utuh pada mereka hingga dewasa kelak.
Menurut Winda Dewi Listyasari dalam Semiawan (2011: 195),
pengembangan karakter pada seorang anak sudah dapat dimulai sejak dini
mulai dari lingkungan rumah terutama dari kedua orangtuanya, karena
orangtua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Pendidikan karakter, tentu saja bukan hanya merupakan
tanggungjawab sekolah. Pendidikan karakter merupakan tanggungjawab
bersama dari mereka semua yang menyentuh nilai dan kehidupan para
anak muda, berawal dengan keluarga dan meluas hingga komunitas iman,
organisasi pemuda, bisnis, pemerintahan, dan bahkan media. (Lickona,
2013: 4)

13
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

Pada inti pendidikan karakter terdapat kemitraan yang kuat antara


orang tua dan sekolah. Keluarga adalah aliran kebaikan pertama. Keluarga
adalah tempat dimana kita belajar tentang kasih. Keluarga adalah tempat
dimana kita belajar tentang komitmen, pengorbanan, dan keyakinan dalam
sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri. Keluarga meletakkan
landasan moral yang diatasnya seluruh institusi sosial lainnya dibangun.
(Lickona, 2013: 4).
Wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan dan sikap
mandiri, berpandangan jauh, inovatif, tangguh, dan berani menanggung
risiko dalam pengelolaan usaha dan kegiatan yang mendatangkan
keberhasilan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dibutuhkan peran
orang tua sebagai bagian dari wirausaha. Peran orang tua memberikan
dampak yang kuat bagi suatu keberhasilan wirausaha yang dilakukan di
dalam keluarga atau anggota keluarga.
Seorang wirausaha dapat dibentuk, bukan lahir begitu saja. Dalam
rangka mempersiapkan anak-anak untuk menjadi wirausaha diperlukan
suatu usaha yang sesuai dengan perkembangan anak. Beberapa usaha yang
dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru antara lain dijelaskan oleh
Wasty Soemanto (2008:114) sebagai berikut:
a. Latihan-latihan kepribadian
Bentuk-bentuk kepribadian yang harus dibangun pada diri anak
tidak akan terlepas dari bagaimana orang dewasa di sekitar anak
memiliki kemampuan untuk membantu anak membentuk kepribadian
yang matang. Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan untuk
membentuk kepribadian anak diantaranya:
1) Melatih berbahasa
Melatih anak berbahasa dapat dilakukan dengan mengajarkan
anak belajar menyebutkan nama-nama benda, orang, sifat;
menyatakan sifat-sifat dan keadaan sesuatu dialam sekitarnya;
latihan membilang; dan menyatakan keinginan-keinginan.

14
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

2) Melatih daya ingatan


Hal yang dapat dilakukan untuk melatih daya ingatan anak
antara lain dengan cara membiasakan anak untuk mengingat-ingat
dan menyebutkan hal-hal yang pernah diamati pada waktu-waktu
sebelumnya.
3) Melatih daya khayal atau imajinasi dengan cara bercerita, atau
permainan kreatif.
4) Melatih aktualisasi diri melalui bercerita, menyanyi, mengambar,
bermain dan berpendapat.
b. Permainan-permainan
Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang tidak akan dapat
terlepas dari dunia bermain, maka sudah sewajarnya apabila orang
dewasa mengerti dominasi kejiwaan serta kebutuhan anak- anak di
masa kecil akan berusaha untuk mengembangkan pribadi anak-anak
dengan memberikan kondisi yang memungkinkan bagi perkembangan
daya imajinasi dan kebutuhan aktivitas anak- anak.
Daya imajinasi dalam kehidupan anak-anak memainkan peran
yang dominan bagi perkembangan jiwa dan pribadi mereka. Hal ini
akan berimplikasi terhadap daya kreatifitas anak pada masa
perkembangan selanjutnya. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk
mengelola atau mengubah alam sekitar dengan mendayagunakan daya
imajinasi dan diperkuat oleh daya pikir manusia. Kreatifitas sangat
diperlukan untuk memelihara lingkungan dan kehidupan, sehingga
latihan pembinaan daya imajinasi anak-anak sangat penting.
Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu situasi yang dapat
dibentuk untuk mengembangkan daya imajinasi anak-anak yakni
melalui permainan. Dalam sehari perlu diadakan tempo selama satu
atau dua jam bagi anak-anak untuk bermain kreatif. Permainan-
permainan yang disiapkan untuk anak harus sesuai dengan karakteristik
anak seperti mengoptimalkan seluruh panca indera, bergerak aktif,
menyenangkan, membebaskan anak untuk bereksplorasi, dan lain
sebagainya.

15
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

c. Layanan kasih sayang


Anak-anak pada masa usia dini sangat memerlukan kasih sayang
penuh dari pihak orangtua maupun guru. Kasih sayang hendaknya
diwujudkan dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak seusia ini,
antara lain:
1) Perhatian yang diberikan terhadap keinginan dan tingkah laku anak,
2) Perlindungan atas berbagai macam tindakan dan peristiwa yang
dirasakan oleh anak mengganggu atau mengancam,
3) Pengakuan terhadap setiap prestasi yang ditunjukkan oleh anak
betapapun kecilnya,
4) Pembatasan terhadap semua keinginan anak sehingga mereka tidak
cenderung menjadi agresif.
Layanan kasih sayang merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang harus diberikan kepada anak. Meskipun begitu, bentuk
kasih sayang yang diberikan harus memperhatikan rambu-rambu
tertentu agar tidak menjadikan anak manja dan merasa ingin selalu
terpenuhi segala keinginannya.
Membangun karakter berjiwa wirausaha pada anak dengan cara
memberikan pendidikan pada mereka baik melakukan penerapan
pendidikan di rumah atau di lingkungan keluarga, di lingkungan sosial
atau masyarakat maupun pendidikan di sekolah harus dengan
mengedepankan proses pembangunan karakter kewirausahaan itu sendiri.
Dari delapan karakter wirausahawan sebagaimana dikemukakan di
atas, tentunya dapat dielaborasi ke dalam upaya penanaman karakter
tersebut dalam bingkai pendidikan, baik di rumah atau lingkungan
keluarga, di masyarakat, maupun di sekolah. Artinya baik orang tua, tokoh
masyarakat, mapun guru di sekolah berkewajiban untuk membangun
karakter kewirausahaan pada anak. Peran keluarga dalam pembentukan
karakter kewirausahaan pada anak dapat dilakukan dengan cara :
a. Menumbuhkembangkan kepercayaan diri anak, artinya tidak cepat
rendah diri sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri.

16
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

b. Menumbuhkembangkan semangat kerja keras atau keinginan selalu


beraktivitas, tidak bermalas-malasan.
c. Menumbuhkembangkan sikap mawas diri sehingga mereka mampu
mengendalikan diri, tidak mudah terhanyut dalam suasana yang
diciptakan oleh orang atau pihak lain.
d. Menumbuhkembangkan sikap teguh keyakinan atau Istiqomah sehingga
kelak mereka mampu mengelola suatu usaha atau pekerjaan
berdasarkan tujuan yang telah digariskan.
e. Menumbuhkembangkan kecermatan atau ketelitian sehingga mampu
dengan cepat membaca peluang dan kesemptan yang ada disekitar
mereka.
f. Menumbuhkembangkan pola pikir kreatif. Hal ini sangat dibutuhkan
oleh anak yang ingin dibentuk sebagai wirausahawan karena karakter
ini sebagai salah satu karakter kunci dalam ranah kewirausahaan.
g. Menumbuhkembangkan kemampuan problem solving atau
memecahkan persoalan atau masalah. Sehingga jika mereka tertimpa
persoalan atau masalah mereka tidak lari dari masalah tersebut yang
dapat berakibat mereka dinilai tidak bertanggung jawab karena
menghindari segala persoalan yang ada.
h. Menumbuhkembangkan sikap objektif dalam memandang atau menilai
sesuatu, tidak berat sebelah atau tebang pilih sesuai dengan selera
pribadi. Obyektifitas ini sangat penting karena hal tersebut dapat
menyelamatkan seseorang dari segala kesalahan tindak yang
menyebabkan kekacauan atau mungkin juga kehancuran usaha.
Peran dari keluarga sangatlah penting dalam membentuk karakter
kewirausahaan pada anak. Bukan hanya memberikan motivasi dan
semangat, tetapi juga dalam hal modal berwirausaha. Peran keluarga
dalam pembentukan karakter kewirausahaan pada anak di atas, harus pula
dilakukan dengan cara-cara yang tepat dan akurat sehingga upaya
membangun karakter kewirausahaan pada anak tidak sia-sia. Artinya
upaya penyematan nilai-nilai atau karakter sebagaimana di sebutkan di
atas benar-benar tertancap dan “mendarah daging” pada si anak.

17
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

C. Simpulan
Pendidikan karakter merupakan proses pembelajaran yang
mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu
untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga dan masyarakat. Karakter
seorang anak dibangun melalui apa yang yang didengarkan, dilihat, dan
dirasakan. Melalui seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan diperoleh
hasil pembelajaran yang kuat dan menjadi karakter anak di masa dewasa
nanti.
Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Membangun sikap kewirausahaan pada anak lebih kepada bagian
membangun sifat dan karakter yang mandiri, bertanggungjawab melalui
pendidikan wirausaha secara teoritis maupun praktis, serta contoh nyata
karena pembentukan mental memerlukan waktu dan proses yang panjang.
Bila anak terbiasa dengan dunia wirausaha sejak kecil, maka karakter inilah
yang akan muncul kelak ketika anak dewasa.
Peran keluarga dalam pembentukan karakter kewirausahaan pada anak
dapat dilakukan dengan cara: menumbuhkembangkan kepercayaan diri anak;
menumbuhkembangkan semangat kerja keras atau keinginan selalu
beraktivitas; menumbuhkembangkan sikap mawas diri sehingga mereka
mampu mengendalikan diri; menumbuhkembangkan sikap teguh keyakinan;
menumbuhkembangkan kecermatan atau ketelitian; menumbuhkembangkan
pola pikir kreatif; menumbuhkembangkan kemampuan problem solving atau
memecahkan persoalan atau masalah; menumbuhkembangkan sikap objektif.
Peran dari keluarga sangatlah penting dalam membentuk karakter
kewirausahaan pada anak. Bukan hanya memberikan motivasi dan semangat,
tetapi juga dalam hal modal berwirausaha.

18
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

DAFTAR PUSTAKA
Alizamar, A., Ifdil, I., Fadli, R. P., Erwinda, L., Zola, N., Churnia, E., ... &
Rangka, I. B. (2018). The Effectiveness of Hypnotherapy in Reducing Stress
Levels. Addictive Disorders & Their Treatment.
Alma, Buchari. (2011). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta:
Bandung.
Benedicta Prihatin Dwi Riynti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang
Psikologi Kepribadian. PT Gamedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.
Casson, Mark. (2012). Entrepreneurship, Teori, Jejaring, Sejarah. Rajawali
Press: Jakarta.
Diaksesdari:
http://biz.kompas.com/read/2019/08/29/152350228/triktanamkan-jiwa-
wirausaha-pada-anak-bagi-para-ibu
Erika, Misna. Analisis Peran Dalam Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan
Bisnis Keluarga (Studi Kasus Pada Toko Ima Brownies dan Juden’s
Bakery). Medan : USU Skripsi.
Fitri, E., Zola, N., & Ifdil, I. (2018). Profil Kepercayaan Diri Remaja serta
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia), 4(1), 1-5.
Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Erlangga: Jakarta.
Kosn, N. N. A. M. (2016). Implementasi Permainan Tradisional Indonesia di
Taman Kanak-Kanak Kota Padang. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan,
15(1), 85-93.
Lambing dan Kuehl. (2000). Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Terjemahan.
Jakarta : Pusaka Binaman Pressindo.
Lickona, Thomas. (2013). Character Matters Persoalan Karakter. Bumi Aksara:
Jakarta.
Longenecker, Justin G. Moore Carlon W dan Petty, William J. (2001).
Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat, 2001.
Machfoedz, Mas’ud dan Machfoedz, Mahmud. (2004). Kewirausahaan Suatu
Pendekatan Kontemporer. UPP AMP YKPN: Yogyakarta.
Machfoedz, Mas’ud dan Machfoedz, Mahmud. (2008). Kewirausahaan Metode,
Manajemen, dan Implementasi. BPFE UGM: Yogyakarta.
Muchlas Samani & Hariyanto. (2013). Konsep & Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Rosda Karya.
Nurhafizah. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Anak Usia
Dini. Conference Proceeding Seminar Nasional Aktualisasi Pendidikan
Karakter Bangsa. Vol. 1, 283 – 293
Nurhafizah. (2011). Keluarga sebagai Basis Pengembangan Nilai dalam Rangka
Pembentukan Karakter Anak sejak Usia Dini. Sukabina Press: Padang

19
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak
Kewirausahaan 2019

Nurhafizah. (2012). Relationship Between the Intencity Parents Guidance to


Early Math in Kindergarten. IPG Kampus Ilmu Khas: Kuala Lumpur.
Nurhafizah. (2018). Bimbingan Awal Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini.
Jurnal Konseling dan Pendidikan. Vol. 6 No. 2, 62 – 66
Ratumbuysang, Monry Fraick Nicky Gillian; Rasyid, Aliyah A., Peranan
Orangtua, Lingkungan dan Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap
Kesiapan Berwirausaha. Jurnal Pendidikan Vokasi Vol 5, Nomor 1,
Februari 2015.
Rusdiana, H.A, (2014), Kewirausahaan Teori dan Praktek. CV. Pustaka Setia:
Bandung.
Siti Zahreni, Shoffa Malini. (2014). Hubungan Adversity Quotient Dengan
Kepuasan Berwirausaha Pada Wirausaha Wanita Di Kota Medan. Jurnal
Ekonom, Vol. 17 No. 1 Jan 2014.
Suhati dan Sirine. (2011). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat
kewirausahaan (entrepreneurial intention). (studi terhadap mahasiswa
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. Vol 13, No 2 September 2011.
Sumahamijaya, Suparman, dkk. (2003). Pendidikan Karakter Mandiri dan
Kewirausahaan. Angkasa: Bandung.
Sunarso. (2010). Sikap mental wirausahawan dalam menghadapi perkembangan
zaman. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan.
Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. (2011). Kewirausahaan Pendekatan
Karakteristrik Wirausaha Sukses. Jakarta: Kencana.
Suryana. (2007). Kewirausahaan, Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Susanto, A.B. (2002). Membangun Perusahaan Keluarga Berkelas Dunia.
Jakarta: Quantum
Wasty Soemanto.(2008). Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

20
Peran Keluarga Dalam Pembentukan Karakter Kewirausahaan
Pada Anak

Anda mungkin juga menyukai