PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi masyarakat awam, pertumbuhan ekonomi tidak terlalu penting. Ini
karena bagi mereka yang terpenting apakah kehidupan sudah beranjak, misalnya,
tidak miskin lagi alias lebih makmur dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Tidak pernah menjadi risau ketika pertumbuhan ekonomi yang dicapai itu
salah sasaran alias hanya dinikmati oleh kelompok tertentu. Ini karena adanya
distribusi yang tidak merata. Atau bahkan ada anggapan bahwa ketimpangan
perolehan kekayaan yang bermuara pada kemiskinan hanya dinilai sebagai kondisi
sementara. Yang penting, indikator makro di atas kertas selalu menunjukkan
performa bagus.
Tetapi pemberantasan kemiskinan sebenarnya justru merupakan kondisi
penting atau syarat yang harus diadakan guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
Bagaimana pun, bertambahnya penduduk miskin mendorong taraf hidup yang
rendah, sehingga akan menurunkan produktivitas mereka yang pada gilirannya
ekonomi nasional menurun dan akhirnya mendorong melambatnya pertumbuhan
ekonomi.
Padahal, kalau strategi ditekankan pada pemerataan pendapatan dan
pengurangan angka kemiskinan, maka taraf hidup masyarakat secara keseluruhan
akan meningkat, sehingga mendorong permintaan barang primer dan sekunder
yang dapat dihasilkan oleh perekonomian nasional.
Ini pada gilirannya menunjang makin melajunya pertumbuhan ekonomi
melalui kenaikan permintaan barang lokal dari hasil produksi industri lokal,
selanjutnya mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi. Bandingkan jika
kenaikan pendapatan hanya terjadi pada si kaya dan yang miskin tetap miskin atau
justru bertambah miskin, maka golongan kaya akan mengonsumsi barang tersier
yang umumnya merupakan barang impor.
Jika kesenjangan pendapatan terus berlangsung, maka akan tercipta
disinsentif material dan psikologis yang pada gilirannya menghambat kemajuan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana ketimpangan perekonomian di Indonesia?
2. Bagaimana pemerataan pembangunan di Indonesia?
3. Bagaimana perbandingan ketimpangan perekonomian Indonesia dan India?
4. Bagaimana pemerataan pembangunan Indonesia dan India?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk dapat:
1. Mengetahui ketimpangan perekonomian di Indonesia?
2. Mengetahui pemerataan pembangunan di Indonesia?
3. Mengetahui perbandingan ketimpangan perekonomian Indonesia dan India?
4. Mengetahui pemerataan pembangunan Indonesia dan India?
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan ketimpangan dan pemerataan pembangunan
di Indonesia dan India, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ketimpangan ekonomi di Indonesia sejak tahun 2000 meningkat pesat.
Pertumbuhan ekonomi yang ada lebih dinikmati oleh 20 persen penduduk
terkaya daripada masyarakat umum lainnya. Namun, kebijakan untuk
mengatasi kesenjangan ekonomi di bawah Presiden Joko Widodo tampaknya
memberikan hasil. Pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya ketimpangan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menduduki urutan ketiga tercepat di
antara negara-negara anggota G-20.
2. Pemerataan Pembangunan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi
sekaligus turunnya ketimpangan. Selama pemerintahan Jokowi, Indeks Gini
turun ke bawah 40,0. Angka terbaru menunjukkan 38,9 di bulan Maret 2018.
Penurunan Indeks Gini diikuti dengan pembangunan manusia Indonesia yang
lebih pesat dalam segi kesehatan, pendidikan, dan penghasilan individu. Data
terbaru menunjukkan IPM Indonesia saat ini adalah 70,8 atau tumbuh 1,3
persen per tahun sejak 2015. Pembangunan manusia tingkat provinsi juga
mengalami kemajuan cepat. Saat ini masih ada 15 provinsi di bawah rata-rata
IPM nasional, tetapi 14 di antaranya sudah termasuk dalam kategori
pembangunan manusia sedang. Provinsi daerah tertinggal juga menunjukkan
peningkatan pesat dalam hal kesehatan, pendidikan, dan standar hidup.
3. Perbandingan Ketimpangan Indonesia dan India. Di India, orang yang kaya
kini semakin bergelimang harta. Sementara, yang miskin terhimpit karena
nilai pendapatannya makin turun tiap tahunnya. Selama empat dekade
terakhir, 1% orang terkaya di India nilai pendapatannya meningkat dari 7%
ke 22%, pada tahun 2014. Sementara 50% yang berpenghasilan rendah, nilai
pendapatannya turun dari 23% di 1980 ke 15% di 2014. Ketimpangan
pendapatan India meningkat signifikan di antara negara-negara berkembang
lainnya, termasuk Indonesia, negara tetangganya. Indonesia adalah kekuatan
B. Saran
Tingginya ketimpangan ekonomi mengakibatkan kelompok berpendapatan
rendah tidak mampu mengakses kebutuhan dan pelayanan dasar seperti
makanan, kesehatan dan pendidikan. Ini bisa berdampak buruk bagi masyarakat
dan memperlambat proses pembangunan manusia, Masifnya pembangunan
infrastruktur ini kita harapkan dapat mengakselerasi transformasi ekonomi
Indonesia dan berkonstribusi positip dalam mempercepat pemerataan
pembangunan, menggerakkan ekonomi produktif rakyat, sehingga seluruh
wilayah di Indonesia menjadi bagian penting dari rantai produksi regional dan
global (regional and global production chain) guna memeratakan pembangunan
dan keadilan ekonomi ke seluruh wilayah NKRI, sehingga cita-cita menjadikan
Indonesia sebagai negara maju 2045 dapat terwujud.
India mungkin ingin menjadi versi China yang demokratis dan lebih kecil,
namun kita bisa menjadi Indonesia yang lebih besar dan lebih berprestasi.