http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Martiyan Ramdani
Abstract
________________________________________________________________
The study aimed to assess whether there is influence between economic growth, unemployment and government
expenditure on poverty alleviation for poverty. The analysis used in this study is a descriptive and econometric
analysis. Econometric analysis in this study is a multiple linier regression with the method of Ordinary Least
Squre (OLS). The research result show that all of independent variable influence dependent variable is proved
from value of probability (F-statistic) is smaller than a 5%. Result of t experiment shows that variable of economic
growth and unemployment level influence partially for poverty by probability number that is smaller than a 5%,
whereas value of government expenditure on poverty alleviation doesn’t influence partially to poverty by
probability value is bigger than a 5%. Result of determination coefficient experiment shows that dependent
variable can be explained by independent variable for 59% and the remaining for 41% is explained by other
variable of out of model.
© 2015 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: edaj_unnes@yahoo.com
58
Martiyan Ramdani/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)
Menurut Todaro dan Smith (2006: 232) Membandingkan nilai G terhadap Y, serta
tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu mengamati dari waktu ke waktu dapat diketahui
negara tergantung pada dua faktor utama, yaitu seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah
tingkat pendapatan nasional rata-rata dan dalam pembentukan permintaan agregat atau
tingkat kesenjangan distribusi pendapatan. pendapatan nasional dan seberapa penting
Setinggi apapun tingkat pendapatan perkapita perananpemerintah dalam perekonomian
yang dicapai oleh suatu negara, selama distribusi nasional. Pengeluaran pemerintah merupakan
pendapatannya tidak merata, maka tingkat kombinasi produk yang dihasilkan untuk
kemiskinan di negara tersebut pasti akan tetap menyediakan barang publik dan pelayanan kepada
parah. Demikian pula sebaliknya, semerata masyarakat yang memuat pilihan atas keputusan
apapun distribusi pendapatan di suatu negara, yang dibuat oleh pemerintah. Kebijakan fiskal
jika rata-rata tingkat pendapatan perkapita dikenal ada beberapa kebijakan anggaran
rendah, maka kemiskinan juga akan semakin didalamnya yaitu anggaran berimbang,
luas. anggaran surplus dan anggaran defisit. Jika
Pertumbuhan ekonomi menurut Simon pemerintah merencanakan peningkatan
Kuznet adalah kenaikan kapasitas dalam jangka pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi tingkat
panjang dari negara untuk menyediakan kemiskinan maka pemerintah dapat
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya meningkatkan pengeluaran untuk pengentasan
yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau kemiskinan.
penyesuaian teknologi, institusi, dan ideologis
terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada
METODE PENELITIAN
(Todaro, 2004). Sedangkan menurut Boediono,
pertumbuhan ekonomi merupakan proses Penulis menggunakan pendekatan
kenaikan output perkapita dalam jangka kuantitatif dalam penelitian ini. Penelitian
panjang. Pertumbuhan ekonomi berhubungan kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
erat dengan kenaikan output perkapita dimana terhadap fenomena yang telah terjadi. Data yang
ada dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi digunakan pada penelitian ini adalah data runtun
output totalnya (GDP) dan sisi jumlah waktu (time series) yang merupakan data tahunan,
penduduknya. dimulai pada tahun 1982 hingga tahun 2012.
Pengangguran merupakan istilah orang Penyajian data mengenai kemiskinan menggunakan
yang tidak bekerja atau sedang mencari kerja. data jumlah penduduk miskin yang telah dihitung
Menurut Sadono Sukirno (2006: 328), oleh BPS. Perkembangan pertumbuhan ekonomi
pengangguran adalah seseorang yang sudah menggunakan data laju pertumbuhan ekonomi yang
digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara telah dikeluarkan oleh BPS. Tingkat pengangguran
aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu menggunakan data tingkat pengangguran yang telah
tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat dikeluarkan oleh BPS. Pengeluaran pemerintah
memperoleh pekerjaan yang diinginkan. untuk pengentasan kemiskinan menggunakan data
Pengangguran terjadi karena jumlah angkatan total jumlah pengeluaran pemerintah yang
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan dialokasikan untuk program – program pengentasan
kerja yang tersedia. kemiskinan. Metode yang didasarkan pada analisis
ini adalah dengan pendeskripsian faktor- faktor yang
Pengeluaran pemerintah merupakan
berhubungan dengan permasalahan yang dimaksud
salah satu unsur permintaan agregat. Konsep
sebagai pendukung hasil dari analisis metode
perhitungan pendapatan nasional dengan
kuantitatif.
pendekatan pengeluaran menyatakan bahwa Y
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
= C + I + G + (X-M). Variabel Y melambangkan
adalah analisis desktiptif dan analisis ekonometrika.
pendapatan nasional, sekaligus mencerminkan
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan
penawaran agregat. Variabel- variabel yang
gambaran umum tentang proses dan kegiatan serta
berada diruas kanan disebut permintaan agragat.
data yang diperoleh. Analisis deskriptif dapat
Variabel G melambangkan pengeluaran
dilakukan dengan bantuan grafik, tabel maupun
pemerintah (Government expenditures).
61
Martiyan Ramdani/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)
diagram. Analisis deskriptif dalam penelitian ini mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya dan
dilakukan untuk mengetahui gambaran umum akhirnya jumlah penduduk miskin meningkat.
tentang kemiskian di Indonesia. Analisis ini juga Nilai probabilitas sebesar 0,00 menunjukkan
digunakan untuk menggambarkan
bahwa tingkat pengangguran berpengaruh positif
perkembangan variabel seperti pertumbuhan secara parsial dan signifikan terhadap jumlah
ekonomi, tingkat pengangguran, dan pengeluaran penduduk miskin, karena nilai probabilitasnya
pemerintah untuk pengentasan kemiskinan. kurang dari α 5%.
Analisis ekonometrika yang digunakan dalam Nilai probabilitas sebesar 0,38
penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan
menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah
metode Ordinary Least Squre (OLS). untuk pengentasan kemiskinan tidak berpengaruh
Model yang digunakan dalam
secara parsial terhadap jumlah penduduk miskin,
penelitian ini adalah model ekonometrika. karena nilai probabilitasnya lebih besar dari α 5%.
Model yang digunakan sebagai berikut: Kemungkinan besar yang menyebabkan tidak
PPt = β0 + β1 GEt + β3Ut + β4 Gt + signifikan karena pengeluaran pemerintah untuk
εt...............................................................(1)
pengentasan kemiskinan belum efektif dan perlu
waktu lebih panjang agar penyerapannya menjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN efektif. Salah satu cara agar pengeluaran pemerintah
Hasil estimasi jangka panjang diatas untuk pengentasan kemiskinan tersebut efektif
dapat ditulis modelnya sebagai berikut : PPt = β0 dengan cara meningkatkan porsinya. Meningkatnya
+ β1 GEt + β3Ut + β4 Gt + εt porsi pengeluaran pemerintah untuk pengentasan
PP = 32,18 – 1,09 GE + 1,13 U – 0,00G kemiskinan diharapkan dampaknya dapat lebih
cepat dirasakan. Pengeluaran pemerintah untuk
pengentasan kemiskinan hanya mempertahankan
Tabel 2 Hasil Estimasi pendapatan masyarakat miskin untuk sementara,
Variabel Koefisien Std. Error Prob. sehingga hanya mampu mengangkat masyarakat
C 32,18 1,87 0,00 miskin sedikit diatas garis kemiskinan. Kondisi
GE -1,09 0,21 0,00 seperti ini sangat rawan terhadap guncangan dari
U 1,13 0,33 0,00 luar seperti inflasi, sehingga ketika terjadi krisis
G -0,00 0,03 0,38 ekonomi maka masyarakat tersebut yang berada
Sumber : Data Diolah 2014 sedikit diatas garis kemiskinan akan kembali
dibawah garis kemiskinan dan menjadi penduduk
miskin.
Koefisien pertumbuhan ekonomi yang
Masalah lain penyebab gagalnya program
negatif sebesar -1,09 artinya jika pertumbuhan
pengentasan kemiskinan yaitu misalnya masalah
ekonomi naik sebesar 1% maka jumlah penduduk
monitoring. Kurangnya proses monitoring
miskin akan berkurang sebesar 1,09 juta jiwa.
kegiatan yang dilakukan pemerintah akan membuat
Hal ini menunjukkan peningkatan pertumbuhan
beberapa program dalam fase implementasi
ekonomi akan meningkatkan pendapatan
menemui berbagai macam kendala yang dapat
masyarakat, sehingga jumlah penduduk miskin
mengakibatkan program tersebutgagal. Pemerintah
berkurang. Nilai probabilitas sebesar 0,00
sebaiknya terus melakukan pengawasan terkait
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
dengan program yang sedang berjalan, sehingga
berpengaruh negatif secara parsial dan
program pengentasan kemiskinan yang ada dapat
signifikan terhadap jumlah penduduk miskin,
berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
karena nilai probabilitasnya kurang dari α 5%.
Koefisien tingkat pengangguran yang Uji Koefisien Determinasi (R2)
positif sebesar 1,13 artinya jika tingkat Hasil uji koefisien determinasi
pengangguran naik 1% maka jumlah penduduk menunjukan bahwa nilai R2 sebesar 0,59 yang
miskin akan meningkat sebesar 1,13 juta jiwa. berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh
Hal ini menunjukkan meningkatnya tingkat variabel independen sebesar 59% dan sisanya
pengangguran akan mengakibatkan hilangnya sebesar 41% dijelaskan oleh variabel lain di luar
pendapatan seseorang, sehingga menjadikan
62
Martiyan Ramdani/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)
63
Martiyan Ramdani/ Economics Development Analysis Journal 4 (1) (2015)
I.A Septyana Mega Putri dan Ni Nyoman Yuliarmi. Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar,
2013. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan (Edisi
Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bali. E-Jurnal
EP Unud. Vol 2, No 10. Kedua). Jakarta: Kencana
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus William D. 1996.
Jonaidi, Airus. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Kajian Makroeknomi. Jakarta: Erlangga.
Ekonomi. Vol 1, No 1. Todaro, Michael.P dan Smith, Stephen C. 2004.
Kemal A. Stamboel. 2012. Panggilan Keberpihakan Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga
(Strategi Mengakhiri Kemiskinan di
Todaro, Michael.P dan Smith, Stephen C. 2006.
Indonesia). Gramedia Pustaka Utama
Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan.
Kemal Stamboel. 2013 Mampukah Anggaran Negara
Jakarta: Erlangga
Mengentaskan Kemiskinan
Widodo, Adi., Waridin, dan Johanna Maria K. 2011.
Mankiw, N.Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro,
Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di
Edisi Ketiga. Penerjemah: Chriswan Sungkono.
Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap
Jakarta: Salemba Empat
Pengentasan Kemiskinan Melalui Peningkatan
Menteri Keuangan. 2013. Pokok-pokok Nota Keuangan
Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa
dan RAPBN
Tengah. Jurnal Dinamika Ekonomi
Molnar, Maria. 2009. Development and poverty in
Pembangunan. Vol 1, No 1.
Romania. Institute of National Economy.
World Bank. 2006. Era Baru dalam Pengentasan
Romania Academy.
Kemiskinan di Indonesia.
Mudrajad Kuncoro. 2003. Ekonomi Pembangunan:
Yanti Nurfitri, 2009. Pengaruh Pertumbuhan
Teori, Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta:
Ekonomi, Inflasi, Dan Tingkat Kesempatan
UPP AMP YKPN
Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan Di
Mudrajad Kuncoro. 2007. Metode Kuantitatif. Indonesia Tahun 1999- 2009. Yogyakarta: UPN
Yogyarakta: UPP AMP YKPN Prasetyo, Eko P. Yogyakarta.
2009. Fundamental Makro Ekonomi.
Yogyakarta: Beta Offset Saliman. 2003.
Menggugat kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam pengentasan kemiskinan
64