Anda di halaman 1dari 13

EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No.

1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181


DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336

Analisis Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap


Pengangguran di Provinsi Sumatera Utara

Winra Purba1, Pinondang Nainggolan2, Pawer D Panjaitan3


purba.win@gmail.com1, pinondangnainggolan@usi.ac.id2, pawerpanjaitan@gmail.com3
123
Universitas Simalungun

ABSTRAK

Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat di takuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri
yaitu kecenderungan dari pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi untuk menaik secara umum dan
terus-menerus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh inflasi dan
pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini,
desain penelitian menggunakan pendekatan empiris dengan metode kuantitatif, dimana populasi
adalah seluruh data time series tentang inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran di
Provinsi Sumatera Utara dalam rutun waktu 2006 – 2020. Teknik analisis menggunakan regresi
liniear berganda OLS. Hasil dari penelitian ini adalah inflasi dan pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran di Provinsi Sumatera Utara. Koefisien
Determinasi (R2) sebesar 0,678 yang artinya variasi penjelas dari variabel inflasi dan pertumbuhan
ekonomi terhadap pengangguran sebesar 67,8% sedangkan sisanya (100-67,8%) 32,2% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Hukum Okun

ABSTRACT
Inflation is an economic phenomenon that is feared by all countries. Inflation itself is the tendency
of economic growth to increase in general and continuously. The purpose of this study was to
analyze the effect of inflation and economic growth on unemployment in North Sumatra Province.
In this study, the research design uses an empirical approach with quantitative methods, where the
population is all time series data on inflation, economic growth, and unemployment in North
Sumatra Province in the 2006 – 2020 time series. The analysis technique uses OLS multiple linear
regression. The results of this study are inflation and economic growth have a positive and
significant effect on unemployment in North Sumatra Province. The coefficient of determination
(R2) is 0.678, which means that the explanatory variation of inflation and economic growth
variables on unemployment is 67.8% while the rest (100-67.8%) 32.2% is explained by other
variables not examined in this study.
Keywords : Inflation, Growth Economy, Unemployment, Okun’s Law

PENDAHULUAN terjadinya penurunan nilai mata uang terhadap


Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang suatu barang tertentu (Mulyani, 2020)
sangat di takuti oleh semua negara. Inflasi itu Tingginya inflasi tersebut dengan berbagai
sendiri yaitu kecenderungan dari pertumbuhan- implikasi negatifnya telah menyebabkan
pertumbuhan ekonomi untuk menaik secara pemerintah memberikan perhatian yang khusus
umum dan terus-menerus. Secara sederhana terhadap laju inflasi. Dengan kebijaksanaan
inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara makro ekonomi yang diarahkan pada
umum dan terus menerus dalam jangka waktu penekanan laju inflasi maka memasuki tahun
tertentu. (Bank Indonesia, 2020) Pembicaraan 1980-an laju inflasi telah mulai dapat ditekan.
mengenai inflasi mulai sangat popular di Bahkan pada tahun - tahun berikutnya laju
Indonesia ketika laju inflasi demikian tingginya inflasi di Indonesia tidak pernah lagi mengalami
hingga mencapai 650 persen pada pertengahan inflasi yang double – digit.
dasawarsa 1960-an. Inflasi merupakan suatu Inflasi merupakan kenaikan tingkat harga
peristiwa Moneter yang mengakibatkan umum. Inflasi terjadi disebabkan oleh beberapa
hal diantaranya natural inflation, human error
62
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
inflation, cost push inflation, spiralling dapat memicu kriminalitas yang tinggi serta
inflation, imported inflation (Kurniawati, 2019) dapat menghambat pembangunan dalam jangka
Inflasi juga menjadi perhatian pemerintah panjang.
dalam merumuskan dan melaksanakan Menggambarkan bagaimana hubungan
kebijakan ekonomi untuk meningkatkan antara inflasi dengan tingkat pengangguran di
kesejahteraan masyarakat (Suseno & Astiyah, dasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan
2010) cerminan dari adanya kenaikan permintaan
Menurut teori apabila inflasi naik maka agregat. Dengan naik nya permintaan agregat,
pengangguran juga meningkat, begitu juga maka sesuai dengan teori permintaan, jika
sebaliknya, dan apabila pertumbuhan ekonomi permintaan naik maka pertumbuhan ekonomi
naik maka pengangguran menurun. Artinya akan naik, dengan tingginya inflasi maka untuk
bertolak belakang dengan fenomena yang ada di permintaan naik, maka pertumbuhan ekonomi
Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera akan naik. Dengan tingginya pertumbuhan
Utara. Jika inflasi dapat diramalkan dengan ekonomi (inflasi) maka untuk memenuhi
akurasi yang tinggi, tentunya dapat dijadikan permintaan tersebut produsen meningkatkan
dasar pengambilan kebijakan pemerintah dalam kapasitas produksinya dengan menambah
mengantisipasi aktivitas ekonomi di masa tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-
depan. (Fahrudin & Sumitra, 2020) satunya input yang dapat meningkatkan output).
Setiap Negara, baik negara maju maupun Akibat dari peningkatan permintaan tenaga
negara berkembang dalam pembangunan kerja maka dengan naiknya pertumbuhan
ekonomi mempunyai tujuan yang sama yaitu ekonomi - pertumbuhan ekonomi (inflasi) maka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat begitu pengangguran berkurang
juga di Indonesia. Pembangunan merupakan Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik,
usaha untuk menciptakan kemakmuran dan dan penurunan tingkat kegiatan ekonominya.
kesejahteraan masyarakat, yang berarti bahwa Jika keadaan demikian hanya bersifat
hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati sementara, dan kegiatan ekonomi secara rata-
oleh rakyat secara adil dan merata. rata meningkat dari tahun ke tahun, maka
Pengangguran merupakan masalah bagi setiap masyarakat tersebut dapatlah di katakan
negara. Makro ekonomi adalah studi tentang mengalami pembangunan ekonomi.
kegiatan ekonomi di suatu negara. Indikator Pertumbuhan ekonomi juga merupakan masalah
ekonomi makro adalah inflasi, pengangguran, makro ekonomi jangka panjang. Di setiap
dan pertumbuhan ekonomi (Hartati, 2020). periode masyarakat akan menambah
Salah satu indicator yang penting dalam kemampuannya untuk memproduksi suatu
pembangunan ekonomi suatu negara adalah barang dan jasa. Ini di sebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi (Damanik et al, 2021). pertambahan faktor - faktor produksi yang
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi berlaku.
akan mengganggu stabilitas ekonomi nasional. Dan dalam setiap jumlah tenaga kerja akan
Sehingga setiap negara berusaha untuk bertambahan karena ada golongan penduduk
mengurangi jumlah pengangguran pada tingkat yang akan memasuki angkatan kerja.
yang wajar. Dalam teori ekonomi makro, Masyarakat yang akan bekerja membutuhkan
masalah pengangguran di bahas pada pasar ketersediaan lapangan pekerjaan, sedangkan
tenaga kerja (labour market) yang juga pengangguran berhubungan dengan
dihubungkan dengan keseimbangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan, maka jika
tingkat upah dan tenaga kerja. (Indayani & semakin baik pertumbuhan sekonomi suatu
Hartono, 2020) Negara, maka akan besarlah harapan
Pengangguran terjadi karena pertumbuhan masyarakat untuk tidak menganggur
angkatan tenaga kerja lebih tinggi dari
pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada. TINJAUAN PUSTAKA
Pengangguran merupakan salah satu indikator Pengangguran
penting di bidang ketenagakerjaan, dimana Pengangguran adalah suatu keadaan
tingkat pengangguran dapat mengukur sejauh dimana seseorang yang tergolong dalam
mana angkatan kerja mampu diserap oleh angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
lapangan kerja yang ada. Pengangguran yang tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang
tinggi dapat menjadi sumber utama kemiskinan, yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif
63
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai dianut dari teori pertumbuhan mengatakan
pengangguran. Orang yang tidak bekerja, tetapi bahwa dengan mengutamakan pertumbuhan
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak ekonomi, maka secara otomatis akan terjadi
tergolong sebagai pengangguran. tetesan kebawah (trickledown effect), sehingga
Dengan demikian, dapat disimpulkan kelompok miskin atau golongan berpendapatan
bahwa pengangguran adalah sejumlah orang rendah akan mendapatkan cipratan penghasilan
atau sejumlah penduduk yang tergolong dari kelompok berpendapatan tinggi, baik
kedalam angkatan kerja dimana usia produktif melalui sistem donasi maupun sistem
nya sudah mencapai 15 - 64 tahun, baik yang perpajakan progresif terhadap kelompok kaya
sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara disertai dengan sistem subsidi bagi kelompok
tidak bekerja maupun mereka yang sedang miskin
mencari pekerjaan, mereka di golongkan Menurut (Sukirno, 2018) Pertumbuhan
kedalam pengangguran. Pengangguran Ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam
merupakan salah satu masalah ekonomi yang jangka panjang, dalam kegiatan perekonomian
mempengaruhi kehidupan manusia secara yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti
langsung (Wahyuni, Paranthy, & Wanto, 2018) perkembangan fiskal produksi barang dan jasa
Menurut (Badan Pusat Statistik, 2020) yang berlaku di suatu negara, seperti
dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran pertambahan dan jumlah produksi barang
merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi industri, perkembangan infrastruktur,
sedang mencari pekerjaan atau sedang pertambahan jumlah sekolah, pertambahan
mempersiapkan suatu usaha baru atau produk jasa dan pertambahan produksi barang
penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena modal. Sejauh mana pertumbuhan ekonomi
sudah di terima bekerja tetapi belum mulai menunjukkan aktivitas perekonomian yang
bekerja. Menurut (Sukirno, 2016) faktor utama akan menghasilkan tambahan pendapatan
yang menimbulkan pengangguran adalah masyarakat pada suatu periode tertentu. Pada
kekurangan pengeluaran agregat. Semakin dasarnya aktivitas perekonomian ialah suatu
besar permintaan, semakin banyak barang dan proses penggunaan faktor - faktor produksi
jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan untuk menghasilkan output, maka proses ini
produksi yang di lakukan akan menambah pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran
penggunaan tenaga kerja. balas jasa terhadap faktor produksi yang di
Dengan demikian terdapat perhubungan miliki oleh masyarakat. Untuk mengetahui
yang erat di antara tingkat pendapatan nasional pengelolaan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan
yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja pengetahuan tentang analisis perkembangan
yang dilakukan, semakin tinggi pendapatan beberapa indikator makro ekonomi seperti
nasional, semakin banyak penggunaan tenaga pengangguran, tingkat Inflasi, dan pertumbuhan
kerja dalam perekonomian. Tingkat penduduk (Azulaidin, 2021)
pengangguran terbuka yang tinggi merupakan Pertumbuhan ekonomi di harapkan dapat
masalah serius yang dapat memberikan dampak mengubah pendapatan masyarakat yang sebagai
buruk terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga pemilik faktor produksi juga akan meningkat.
kesejahteraan masyarakat (Romhadhoni, Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebih
Faizah, & Afifah, 2019a) Pertumbuhan menunjuk kepada perubahan yang bersifat
ekonomi merupakan indikator penting dalam kuantitatif (quantitative change) dan biasanya di
menilai kinerja perekonomian suatu negara atau ukur dengan menggunakan data Produk
daerah (Romhadhoni, Faizah, & Afifah, 2019b) Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan atau
Indikator keberhasilan pembangunan meliputi nilai akhir pasar (total market value) dari
adalah mengurangi pengangguran dan barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods
kemiskinan, yang berarti bahwa pembangunan and services) yang di hasilkan dari suatu
yang terjadi dapat menyerap tenaga kerja perekonomian selama kurun waktu tertentu
sehingga dapat mengurangi jumlah orang (biasanya satu tahun). Pertumbuhan ekonomi
miskin (Sore, Supriant, & Suriyanti, 2020) adalah suatu kondisi di mana terjadinya
perkembangan GNP yang mencerminkan
Pertumbuhan Ekonomi adanya pertumbuhan output per kapita dan
Menurut (Suparmoko, 2002) Pertumbuhan meningkatnya standar hidup masyarakat (Muda,
Ekonomi adalah hal yang paling diutamakan, Koleangan, & Kalangi, 2019)
64
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Berdasarkan pendapat diatas dapat sekali saja (meskipun dengan persentase yang
disimpulkan bahwa ada tiga faktor atau cukup besar) bukan lah merupakan inflasi
komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi Menurut (Putong, 2017) Inflasi di hitung
dari setiap bangsa, ketiganya adalah: Akumulasi berdasarkan angka indeks yang dikumpulkan
modal yang meliputi semua bentuk atau jenis dari beberapa macam barang yang diperjual
investasi baru yang ditanamkan pada tanah, belikan dipasar dengan masing-masing tingkat
peralatan fisik dan modal atau sumber daya Pertumbuhan Ekonomi (barang - barang ini
manusia, pertumbuhan ekonomi beberapa tahun tentu saja yang paling banyak dan merupak
selanjutnya yang akan memperbanyak jumlah kebutuhan pokok masyarakat). Berdasarkan
akumulasi kapital, kemajuan teknologi. Dengan data Pertumbuhan Ekonomi itu disusun suatu
pertumbuhan ekonomi yang baik maka akan angka indeks. Angka indeks yang
meningkatkan pendapatan secara nasional, memperhitungkan semua barang yang dibeli
masyarakat menjadi sejahtera dalam hal oleh konsumen pada masing - masing
ekonomi (Sedyaningrum, Suhadak, & Nuzula, Pertumbuhan Ekonomi nya disebut sebagai
2020) indeks Pertumbuhan Ekonomi Konsumen (HK).
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan indeks Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Pengangguran konsumen dapat dihitung besarnya laju
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan
dan pengangguran dapat di jelaskan dengan Ekonomi secara umum dalam periode tertentu
hukum okun (ohm’s law), di ambil dari nama
Arthur Okun, ekonomi yang pertama kali
mempelajarinya. Yang menyatakan adanya
Indeks perdagangan besar menitik beratkan
pengaruh empiris antara pengangguran dengan
pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan
output dalam siklus bisnis. Hasil studi
besar. Ini berarti Pertumbuhan Ekonomi
empirisnya menunjukan bahwa penambahan 1
mentah,bahan baku atau setengah jadi masuk
(satu) point pengangguran akan mengurangi
dalam perhitungan indeks Pertumbuhan
GDP (Gross Domestik Product) sebesar 2
Ekonomi. Biasanya perubahan indeks
persen. Ini berarti terdapat pengaruh yang
Pertumbuhan Ekonomi ini sejalan dengan
positif antara pertumbuhan ekonomi dengan
indeks biaya hidup atau indeks Pertumbuhan
pengangguran dan juga sebaliknya
Ekonomi konsumen
pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut (Sukirno, 2016) Inflasi meningkat
Penurunan pengangguran memperlihatkan
dengan tiba – tiba atau wujud sebagai akibat
ketidak merataan. Hal ini mengakibatkan
suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar
konsekuensi distribusional.
ekspetasi pemerintah misalnya efek dari
Pengangguran Berhubungan juga dengan
perhitungan nilai uang yang sangat besar atau
ketersediaan lapangan pekerjaan, ketersediaan
ketidak stabilan politik.
lapangan kerja berhubungan dengan investasi,
sedangkan investasi di dapat dari akumulasi
Hubungan Inflasi dan Pengangguran
tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan
Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah
yang tidak di konsumsi. Semakin tinggi
menyadari bahwa apabila tingkat pengangguran
pendapatan nasional, maka semakin besarlah
rendah, masalah inflasi akan di hadapi. Makin
harapan untuk pembukaan kapasitas produksi
rendah tingkat pengangguran, makin tinggi
baruyang tentu saja akan menyerap tenaga kerja
tingkat inflasi. Sebaliknya apabila terdapat
baru
masalah pengangguran yang serius, tingkat
Inflasi Pertumbuhan Ekonomi -Pertumbuhan Ekonomi
Menurut (Nopirin, 2014) Inflasi adalah
adalah relatif stabil. Berarti tidak mudah untuk
proses kenaikan Pertumbuhan Ekonomi -
menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh
Pertumbuhan Ekonomi barang umum secara
dan kestabilan Pertumbuhan Ekonomi secara
terus menerus. Mungkin dapat terjadi kenaikan
serentak
tersebut tidak lah bersamaan. Yang penting
Terdapat suatu trade-off antara tingkat
terhadap kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila
umum barang secara terus menurus selama satu
tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah;
periode tertentu. Kenaikan yang hanya terjadi
sedangkan bila tingkat pengangguran rendah,
65
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
laju inflasi tinggi. Keadaan ini pertama kali di kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya
kemukakan oleh A.W. Phillips yang mulanya permintaan agregat, berdasarkan teori
melukiskan hubungan antara tingkat perubahan permintaan, permintaan akan naik, kemudian
upah dengan tingkat perubahan kesempatan Pertumbuhan Ekonomi akan naik pula. Dengan
kerja tingginya Pertumbuhan Ekonomi (inflasi)
Kurva Phillips ini memiliki tiga ciri yaitu: maka untuk memenuhi permintaan tersebut
1. Mempunyai lereng yang negatif, sehingga produsen meningkatkan kapasitas produksinya
kurva ini turun dari kiri atas ke kanan dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja
bawah. merupakan satu-satunya input yang dapat
2. Kurva Phillips mempunyai intercept pada meningkatkan output)
sumbu horizontal pada tingkat Akibat dari peningkatan penyerapan tenaga
pengangguran natural, di mana pada saat itu kerja tersebut maka dengan naiknya
tingkat inflasi sama degan nol. Pertumbuhan Ekonomi-Pertumbuhan Ekonomi
3. Kurva ini menunjukkan tanggapan tingkat (inflasi) pengangguran menjadi berkurang atau
pengangguran terhadap perubahan tingkat bisa di lihat pula dengan tingkat inflasi yang
inflasi. Iniditunjukkan oleh besar kecilnya stabil akan menurunkan tingkat suku bunga
lereng kurva Phillips tersebut yang secara langsung kemudian akan memicu
Teori yang signifikan dalam menjelaskan banyaknya permintaan atas kredit usaha dan
sebab akibat inflasi adalah Kurva Phillips, akan banyak industri atau sektor usaha yang
seperti pada gambar 1 kurva philips di bawah bermunculan, sehingga jumlah penyerapan
ini: tenaga kerja meningkat seiring kesempatan
kerja yang tinggi
Kurva Philips ini hanya berlaku pada
tingkat inflasi ringan dan dalam jangka pendek.
Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan
Pertumbuhan Ekonomi yang membuat
perusahaan meningkatkan jumlah produksinya
dengan harapan memperoleh laba yang lebih
tinggi. Namun, jika inflasi yang terjadi adalah
hyper inflation, kurva Philips tidak berlaku lagi.
Pada saat inflasi tinggi yang tidak dibarengi
dengan kemampuan masyarakat, perusahaan
akan mengurangi jumlah penggunaan tenaga
kerja sehingga jumlah pengangguran akan
Sumber : Kurniawan,2013 bertambah.
Kerangka Pemikiran
Gambar 1 Masalah pertumbuhan ekonomi
Kurva Philips memperngaruhi pengangguran suatu negara.
Bila GDP atau pendapatan negara tersebut
Kurva Phillips ini tidak selalu tetap berkurang maka, jumlah penagguran bertambah
letaknya, tetapi seperti pendapat Friedman dan atau meningkat. Hal ini mengakibatkan
Phillips, bahwa kurva Phillips tidak pertumbuhan ekonomi menurun. Sebalik jika
menunjukkan suatu hubungan jangka panjang GDP atau pendapatan suatu negara meningkat
yang stabil. Kurva Phillips itu akan bergeser ke maka, tingkat pengangguran menurun
luar bila pengambil keputusan mencoba
mempertahankan tingkat pengangguran di
bawah tingkat pengangguran natural, dan
sebaliknya bila tingkat pengangguran di biarkan
berada di atas tingkat pengangguran natural,
maka kurva Phillips akan bergeser ke bawah
Kurva Philips di atas menjelaskan
hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat
pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa
inflasi merupakan cerminan dari adanya Gambar 2
66
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Kerangka Pemikiran pengangguran di Provinsi Sumatera Utara dari
Hipotesis tahun 2006 – 2020
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
permasalahapenelitian, sampai terbukti melalui Untuk menganalisis laju inflasi yang
data yang terkumpul (Arikunto, 2006). terjadi di provinsi sumatera utara pada
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan penelitian ini peneliti melakukan identifikasi
masalah, kajian pustaka, dan kerangka analisis, pada data yang terdapat di
maka penulis mengajukan hipotesis, yang www.bps.sumut.co.id. Berikut data yang di
merupakan suatu jawaban yang bersifat peroleh dari hasil penelitian penulis, di jabarkan
sementara terhadap permasalahan penelitian, dalam Tabel 1 Laju Inflasi di Provinsi Sumatera
sampai terbukti melalui data yang terkumpul: Utara (2006-2020)
H0:b1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara inflasi terhadap Tabel 1
pengangguran. Tingkat Laju Inflasi di Provinsi Sumatera
Hα : b1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan Utara
antara inflasi terhadap pengangguran. Tahun Periode (2006-2020)
H0 : b2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang No. Tahun Tingkat Laju Inflasi
signifikan antara pertumbuhan (%)
ekonomi terhadap pengangguran. 1. 2006 6.11
Hα:b2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan
2. 2007 6.60
antara pertumbuhan ekonomi
3. 2008 10.72
terhadap pengangguran.
4. 2009 2.61
METODE PENELITIAN 5. 2010 8.00
Penelitian ini merupakan penelitian 6. 2011 3,67
empiris yang dilakukan di Badan Pusat Statistik 7. 2012 3,86
(BPS) Provinsi Sumatera Utara melalui situs 8. 2013 10,18
www.bps.go.id. Dalam penelitian ini, desain 9. 2014 8,17
penelitian menggunakan pendekatan empiris 10. 2015 3,24
dengan metode kuantitatif. Sesuai dengan
11. 2016 6,34
namanya, banyak dituntut menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran 12. 2017 3,20
terhadap data tersebut, serta penampilan dari 13. 2018 1,23
hasilnya. Jenis penelitian yang di gunakan 14. 2019 2,33
dalam penelitian ini adalah metodologi 15. 2020 1,96
penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif sangat Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2006-
dipengaruhi oleh paradigma hipotetiko-deduktif 2020
yang merupakan pendekatan penelitian yang
dimulai dengan teori bagaimana cara kerja Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dilihat
sesuatu dan menciptakan suatu hipotesis yang bahwa inflasi mengalami kenaikan secara
dapat diuji (Purwanza et al, 2022). drastis pada tahun 2008 dan 2013 dengan
Dalam penelitian ini yang menjadi jumlah inflasi sebesar 10,72 dan 10,18% Dalam
populasi adalah seluruh data time series tentang peristiwa tersebut sumatera utara juga
inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan mengalami pertumbuhan ekonomi penurunan
pengangguran di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,55% dimana pada tahun 2012 jumlah
dalam rutun waktu 2006 - 2020. Teknik pertumbuhan ekonomi di sumatera utara
pengambilan sampel dalam penelitian dengan sebesar 5,56% dan pada tahun 2013 sebesar
pertimbangan tertentu yang ditentukan oleh 5,01%
peneliti, maka yang menjadi sampel dalam Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi
penelitian ini penulis menarik kesimpulan yaitu Sumatera Utara
data inflasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat Untuk menganalisis tingkat pertumbuhan
ekonomi di provinsi sumatera utara pada

67
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
penelitian ini peneliti lakukan dengan cara dalam Tabel 3 Tingkat Pengangguran di
menganalisis data yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara (2006-2020)
www.bps.sumut.co.id. Berikut data yang di Tabel 3
peroleh dari hasil penelitian penulis, di jabarkan Tingkat Pengangguran di Provinsi Sumatera
dalam Tabel 2 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Utara
di Provinsi Sumatera Utara (2006 - 2020) : Tahun Periode (2006-2020)
Tabel 2 No. Tahun Tingkat
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Pengangguran
Sumatera Utara (%)
Tahun Periode (2006-2020) 1. 2006 11.51
No. Tahun Pertumbuhan
Ekonomi 2. 2007 10.10
(%) 3. 2008 9.10
1. 2006 6.20 4. 2009 8.45
2. 2007 6.90 5. 2010 7.43
3. 2008 6.39 6. 2011 6,37
4. 2009 5.07 7. 2012 6,20
5. 2010 6.38 8. 2013 6,53
6. 2011 6.66 9. 2014 6,23
7. 2012 6.45 10. 2015 6,71
8. 2013 6.08 11. 2016 6,00
9. 2014 5.23 12. 2017 5,60
10. 2015 5,10 13. 2018 5,56
11. 2016 5,18 14. 2019 5,41
12. 2017 5,12 15. 2020 6,91
13. 2018 5,18 Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2006-
14. 2019 5,22 2020
15. 2020 -1,07
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara 2006-
bahwa tinkat pengangguran tertinggi pada tahun
2020 2006 dan 2007 dengan jumlah inflasi sebesar
11,51% dan 10.10% Dan pada tahun 2018
Sementara itu, dari tabel di atas dapat di
tingkat pengangguran terendah selama 15 tahun
ketahui bahwa pertumbuhan ekonomi selama
terakhir yaitu sebesar 5,56%.
15 tahun terakhir, yang paling tinggi tingkat
pertumbuhan ekonomi di sumatera utara pada
Uji Asumsi Klasik
tahun 2007 sebesar 6,90% dan pada tahun 2020
a. Uji Normalitas
pertumbuhan ekonomi di sumatera utara
sebesar -1,07% dari sini terlihat bahwa
pertumbuhan ekonomi di sumatera utara
mengalami penurunan yang cukup signifikan
yaitu sebesar 6,29%. Itu dikarenakan virus
pandemic covid19 yang nyerang seluruh lapisan
dunia termasuk Indonesia dan pastinya
berdampak pada pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Sumatera Utara.
Tingkat Pengangguran di Provinsi Sumatera
Utara
Pengangguan dalam penelitian ini berasal dari Sumber: Data diolah EVIEWS 9
persentase data yang berasal dari Gambar 3
www.bps.sumut.co.id. Berikut data yang di Hasil Uji Normalitas Data
peroleh dari hasil penelitian penulis, di jabarkan

68
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Berdasarkan hasil pada gambar 3 Histogram nilai tabel signifikansi sebesar 5%, dengan
Normalitas test data Nilai Probabillity 0,17 > jumlah sampel N=15 dan jumlah variabel
0,05. Maka regresi memenuhi asumsi independen sebanyak 2 (K=2) dengan
normalitas karena model penelitian ini signifikansi 5% maka diperoleh nilai du =
berdistribusi normal 1.543.
b. Uji Multikolinearitas Maka dengan demikian Nilai DW (Durbin
Tabel 4 Watson) = 1.714 lebih besar dari batas atas (du)
Hasil Uji Multikolinearitas yakni, 1.543 dan kurang dari (4-du) 4-
1.543=2,457 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi
d. Uji Heteroskedasitas
Pada penelitian ini menggunakan
ketentuan Jika Prob. Chi - Square (yang Ob*R-
squared) > 0,05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedasitas dalam penelitian ini, berikut
Sumber: Data diolah EVIEWS 9 datanya di sajikan dalam Tabel 6 :

Berdasarkan Tabel 4 diatas, nilai tolerance


coefficient untuk variable X1, (Inflasi) dan Tabel 6
Variabel X2 (pertumbuhan ekonomi) sebesar Hasil Uji Hetereskedasitas
0,02 dan 0,52 yang artinya > 0,01. Kemudian
nilai VIF untuk variable X1 (Inflasi) dan X2
(pertumbuhan ekonomi) yaitu sebesar 1.193
yang berarti kurang dari 10,00. Oleh karena itu,
sebagaimana dasar pengambilan keputusan
diatas, maka hasil dari penelitian ini tidak ada Sumber: Data diolah EVIEWS 9
gejala Multikolinearitas
c. Uji Autokorelasi Berdasarkan output tabel 6 diatas,
Dalam penelitian ini uji Autokorelasi diketahui nilai R-squared sebesar 5,56 dengan
menggunakan tes Durbin Watson dengan begitu menyatakan hasil > 0,05 maka dalam
ketentuan sebagai berikut: penellitian ini tidak terjadi masalah
1. dW< dL atau > dari (4-dL) maka hipotesis heteroskedasitas
nol ditolak, yang berarti terdapat
Autokorelasi. Teknik Analisa Data
2. Jika dW terletak diantara dU dan (4-dU), a. Analisis Regresi Linear Berganda
maka hopotesis nol diterima, yang berarti Dalam upaya menjawab permasalahan
tidak ada autokorelasi. dalam penelitian ini maka digunakan analisis
3. Jika dW terletak antara dL dan dU atau regresi linear berganda (multiple regression).
diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak Adapun program untuk menganalisis regresi ini
menghasilkan kesimpulan pasti menggunakan EVIEWS 9, untuk menganalisis
Tabel 5 pengaruh antara variabel independen yaitu
Hasil Uji Autokorelasi Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap
variabel dependen yaitu Pengangguran. Hasil
pengolahan data dengan menggunakan program
EVIEWS 9 tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Pengukuran Regresi Linier Berganda

Sumber: Data diolah EVIEWS 9


Berdasarkan output diatas tabel 5 di
ketahui nilai DW (Durbin Watson) 1.714
selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan Sumber: Data diolah EVIEWS 9

69
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Berdasarkan hasil pengukuran regresi yang 2. Sama halnya dengan pengaruh variabel
ditunjukkan pada tabel 7 maka persamaan bebas (pertumbuhan ekonomi) terhadap
regresi yang terbentuk adalah: variabel terikat (pengangguran) bahwa nilai
Y = 3,527 + 0,113X1 + 1,131X2 tStatistik 1.768 dan nilai pada ttabel
distribusi dengan tingkat kesalahan 5% yaitu
1. Konstanta sebesar 3,527 artinya jika X1 dan sebesar 1.753. Hal ini berarti thitung> ttabel
X2 nilainya sama dengan 0, maka Y yaitu 1.768 > 1.753 dengan nilai prob.
(pengangguran) nilainya adalah 3,527 tStatistik sebesar 0,001 yang lebih kecil (<)
Satuan. dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
2. Nilai koefisien X1 (Inflasi) sebesar 0,113 variabel bebas (pertumbuhan ekonomi)
satuan. Hal ini mengartikan jika setiap berpengaruh signifikan terhadap variabel
kenaikan satu - satuan X1 (Inflasi) pada terikat (pengangguran)
Pertumbuhan Ekonomi maka Y b. Uji Simultan ( Uji F)
(pengangguran) naik sebesar 0,113. Tabel 9
Koefisien bernilai positif artinya variabel X1 Hasil Uji Simultan (Uji f)
(Inflasi) mempunyai pengaruh positif
terhadap pengangguran, semakin baik X1
(Inflasi) maka semakin meningkat Y
(pengangguran).
3. Nilai koefisien X2 (pertumbuhan ekonomi)
sebesar 1,131 satuan. Hal ini mengartikan
jika setiap kenaikan satu-satuan X2 Sumber: Data diolah EVIEWS 9
(pertumbuhan ekonomi) pada Inflasi, maka
Y (pengangguran) naik sebesar 1,131. Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa
Koefisien bernilai positif artinya variabel X2 FStatistik sebesar 3.910 Sedangkan hasil Ftabel
(pertumbuhan ekonomi) mempunyai pada tabel distribusi dengan tingkat α = 5 %,
pengaruh positif terhadap pengangguran, df1 (k-1) =2 adalah sebesar 3.68. Hal ini berarti
semakin baik X2 (pertumbuhan ekonomi) Fhitung > Ftabel yaitu 3.910 > 3.68 dengan
maka semakin meningkat Y (pengangguran). nilai prob. F statistik pada tabel nilainya 0,14
(0,14 > 0,05) dari tingkat prob 0,05. sehingga
Uji Hipotesis dapat dikatakan bahwa variabel bebas (inflasi
a. Uji Parsial (Uji t) dan pertumbuhan ekonomi) berpengaruh
Tabel 8 signifikan terhadap variabel terikat
Hasil Uji Pasial (Uji t) (pengangguran).
Dan berdasarkan hasil signifikansi yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesa diterima yaitu secara simultan inflasi
dan pertumbuhan ekonomi bersama - sama
berpengaruh dan signifikan terhadap
pengangguran di Provinsi Sumatera Utara
Sumber: Data diolah EVIEWS 9 c. Uji Determinasi
1. Berdasarkan hasil dari tabel 8 dapat dilihat Tabel 10
bahwa nilai tStatistik 1.774 dan nilai pada Hasil Uji Determinasi (R2)
tabel distribusi dengan tingkat kesalahan 5%
yaitu dan Nilai ttabel sebesar 1.753 . Hal ini
berarti thitung > ttabel yaitu 1.774 > 1.753
dengan nilai prob. thitung dari variabel
inflasi (ditunjukkan pada kolom sig) sebesar
0,004 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga
variabel bebas (inflasi) berpengaruh Sumber: Data diolah EVIEWS 9
signifikan terhadap variabel terikat
(pengangguran). Berdasarkan hasil dari tabel 4.12 dapat
dilihat bahwa nilai dari kolom RSquare sebesar
70
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
0,678 atau 67,8% menunjukkan bahwa proporsi Sumatera Utara, maka diperoleh kesimpulan,
pengaruh variabel inflasi dan pertumbuhan yaitu:
ekonomi terhadap variabel pengangguran 1. Inflasi memiliki pengaruh positif dan
sebesar 67,8%. Artinya, inflasi dan signifikan terhadap pengangguran di
pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama Provinsi Sumatera Utara. Artinya naiknya
berpengaruh terhadap pengangguran 67,8% angka Inflasi dapat mempengaruhi jumlah
sedangkan sisanya (100-67,8%) 32,2% angka pengangguran secara signifikan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti 2. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif
dalam penelitian ini dan signifikan terhadap pengangguran di
Provinsi Sumatera Utara. Artinya naiknya
Pembahasan Penelitian angka Pertumbuhan ekonomi dapat
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa mempengaruhi jumlah angka pengangguran
variabel inflasi berpengaruh positif dan secara signifikan.
signifikan terhadap tingkat pengangguran di 3. Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini membuktikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
bahwa terdapat suatu trade-off antara tingkat pengangguran di Provinsi Sumatera Utara.
inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila 4. Koefisien Determinasi (R2) variasi penjelas
tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah. dari variabel inflasi dan pertumbuhan
Hasil penelitian ini sejalan dengan ekonomi terhadap pengangguran sebesar
penelitian terdahulu oleh (Yulita, 2017) yang 67,8% sedangkan sisanya (100-67,8%)
menjadikan laju inflasi sebagai variabel 32,2% dijelaskan oleh variabel lain yang
independen dan hasil dari penelitian yang tidak diteliti dalam penelitian ini
berpengaruh positif dan signifikan antara laju Saran
inflasi terhadap kesempatan kerja pada 1. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dilihat
Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010- dari hasil penelitian diatas yang menunjukan
2014. bahwa inflasi berpengaruh positif dan
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa signifikansi terhadap pengangguran. Artinya
variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh Inflasi juga mampu menurunkan tingkat
positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran maka dari itu pemerintah
pengangguran di Provinsi Sumatera Utara. perlu menjaga tingkat inflasi agar tetap
Berarti adanya pengaruh empiris antara stabil. Pemerintah juga membendung
pengangguran dengan output dalam siklus tekanan dari imported inflation. Dan
pengangguran, maka dengan secara jelas Pemerintah perlu menyediakan sarana
apabila pertumbuhan ekonomi menurun maka sebagai pusat informasi untuk memberikan
tingkat pengangguran juga meningkat edukasi kepada masyarakat dalam rangka
Dalam hal ini serupa dengan hasil mengendalikan ekspetasi inflasi masyarakat
penelitian terdahulu oleh (Jamine, 2018) 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, sama
dimana menjadikan pertumbuhan ekonomi hal nya dengan inflasi, pertumbuhan
sebagai variabel dependen dan hasil dari ekonomi juga berpengaruh positif dan
penelitian ini juga pertumbuhan ekonomi signifikan terhadap pengangguran yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap artinya kenaikan dan penurunan pada
kesempatan kerja di Kota Medan tahun 1998- pengangguran mengarah pada pertumbuhan
2016. ekonomi. Maka dari itu pemerintah perlu
Berdasarkan hasil penelitian dan didukung meningkatkan lagi sumber sumber
oleh penelitian terdahulu membuktikan bahwa pendapatan yang dapat menaikan
laju Inflasi dan petumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi yang ada di Provinsi
berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara 3. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
juga mampu membuat lapangan
KESIMPULAN DAN SARAN pekerjaan dan mendukung UMKM yang
Kesimpulan
ada di Provinsi Sumatera dengan
Penelitian yang dilakukan penulis terhadap
pengaruh analisis inflasi dan pertumbuhan membuat Sarana Edukasi Ekonomi
ekonomi terhadap pengangguran di Provinsi Kreatif
71
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
DAFTAR PUSTAKA Bisnis Univesitas Lampung
Azulaidin, Azulaidin. (2021). PENGARUH Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
PERTUMBUHAN PENDUDUK Multivariate Dengan Program SPSS.
TERHADAP PERTUMBUHAN Semarang: Badan Penerbit Universitas
EKONOMI. Juripol (Jurnal Institusi Diponegoro
Politeknik Ganesha Medan), 4(1), 30–34. Hartati, Nani. (2020). PENGARUH INFLASI
https://doi.org/10.33395/juripol.v4i1.1096 DAN TINGKAT PENGANGGURAN
1 TERHADAP PERTUMBUHAN
Badan Pusat Statistik, Provinsi Sumatera EKONOMI DI INDONESIA PERIODE
Selatan. (2020). Provinsi Sumatera 2010 – 2016. Jurnal Ekonomi Syariah
Selatan Dalam Angka 2020. Berita Resmi Pelita Bangsa, 5(1), 92–119.
Statistik, 4(1), 64–75. Retrieved from https://doi.org/10.37366/jespb.v5i01.86
https://sumsel.bps.go.id/publication/2020/ Hamzah, dkk. 2018. ’’Pengaruh Jumlah
04/27/5b5b649c2b342890ba737213/provi Penduduk, Tingkat Pengangguran dan
nsi-sumatera-selatan-dalam-angka- Tingkat Pendidikan terhadap
2020.html Kemiskinan’’. Jurnal Perspektif Ekonomi
Bank Indonesia. (2020). Pengenalan Inflasi. Darussalam: Vol 4 No.2 (2018)
Pengenalan Inflasi, Harsuti, dan Retnowati. 2017. ’’Pengaruh
(https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/p Pengangguran Terhadap Tingkat
engenalan/Contents/Default.aspx), 1–2. Kemiskinan di Jawa Tengah’’. Jurnal
Bayu Dwi Dharma dan Sjamsu Djohan. Widjayakusuma Purwokerto: Vol 6 No.1 :
2015.’’Pengaruh Investasi dan Inflasi ISSN: 606-168
terhadap Kesempatan Kerja melalui Indayani, Siti, & Hartono, Budi. (2020).
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Analisis pengangguran dan pertumbuhan
Samarinda’’. Skripsi. Fakultas Ekonomi ekonomi sebagai akibat pandemi covid-
dan Bisnis Universitas Mulawarman. 19. Jurnal Ekonomi & Manajemen
Damanik, Darwin., Purba, Elidawaty., & Universitas Bina Sarana Infoematika,
Hutabarat, Arnold Sultantio. (2021). The 18(2), 201–208. Retrieved from
Effect of Population and Human https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php
Development Index on Economic Growth /perspektif/article/view/8581
in Pematangsiantar City. Budapest Jamine, Amelia. (2018). Analisis Pengaruh
Internasional Research and Critics Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan
Institute (BIRCI-Journal): Humanities, Jumlah Industri Terhadap Kesempatan
4(3), 3658 - 3668. Kerja di Kota Medan. Universitas
DOI: https://doi.org/10.33258/birci.v4i3.2 Sumatera Utara, Medan.
134 Kurniawati, Fitri. (2019). PENGENDALIAN
Djuli Sjafei Purba, & Vitryani Tarigan. (2021). INFLASI DALAM PERSPEKTIF
Analisis Tingkat Inflasi Indonesia Di EKONOMI ISLAM. Adzkiya : Jurnal
Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syariah, 6(2).
Ekuilnomi, 3(1), 1 –. https://doi.org/10.32332/adzkiya.v6i2.125
https://doi.org/10.36985/ekuilnomi.v3i1.1 2
15 M. Suparmoko. (2002). Ekonomi publik untuk
Fahrudin, Rifqi, & Sumitra, Irfan Dwiguna. keuangan dan pembangunan daerah. In
(2020). PERAMALAN INFLASI Monograf.
MENGGUNAKAN METODE SARIMA Meinny, Kolibu. 2019. ’’Pengaruh Tingkat
DAN SINGLE EXPONENTIAL Inflasi, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi
SMOOTHING (STUDI KASUS: KOTA dan Tingkat Pengangguran Terhadap
BANDUNG). Majalah Ilmiah UNIKOM, Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sulawesi
17(2), 111–120. Utara’’. https://ejurnal.umsrat.ac.id: Vol
https://doi.org/10.34010/miu.v17i2.3180 18 No.6: ISSN: 2685-3183
Frica, Dewi. 2016. ’’Analisis Faktor-Faktor Muda, Riyan, Koleangan, Rosalina, & Kalangi,
yang Mepengaruhi Kesempatan Kerja di Josep Bintang. (2019). Pertumbuhan
Provinsi Lampung’’. Skripsi. Ekonomi Ekonomi Di Sulawesi Utara Pada. Jurnal
72
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(1), 44–55. Integratif, 14(2), 113.
Mulyani, Reni. (2020). Inflasi dan Cara https://doi.org/10.24198/jmi.v14.n2.19262
Mengatasinya dalam Islam. Jurnal Studi .115-121
Islam Dan Sosial, 1(2), 267–278. Pawer Darasa Panjaitan, Elidawaty Purba, &
Nasir. 2014. ’’Pengaruh PDRB, Inflasi dan Darwin Damanik. (2021). Pengaruh
Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Jumlah Uang Beredar Dan Nilai Tukar
Miskin di Provinsi Aceh’’. Jurnal Serambi Terhadap Inflasi Di Sumatera Utara.
dan Ekonomi Bisnis |Vol 1 No.1 : 59-64 Jurnal Ekuilnomi, 3(1), 18 –.
ISSN: 2354-970X https://doi.org/10.36985/ekuilnomi.v3i1.1
Nadia, Ika Purnama. 2017. ’’Pengaruh 17
Pengangguran Terhadap Tingkat Sedyaningrum, M., Suhadak, S., & Nuzula, N.
Kemiskinan di Jawa Tengah’’. (2020). Pengaruh Jumlah Nilai Ekspor,
jurnal.umsu.ac.id: Vol 17 No.1(2017) Impor Dan Pertumbuhan Ekonomi
Nopirin. (2014). Ekonomi Moneter Buku II. Terhadap Nilai Tukar Dan Daya Beli
Yogyakarta: BPFE. Masyarakat Di Indonesia Studi Pada Bank
Noor Zuhdiyti, dan David K. (2017). ’’Analisis Indonesia Periode Tahun 2006.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi LABATILA: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam,
Kemisikinan di Indonesia Selama Lima 4(1), 68–93. Retrieved from
Tahun Terakhir (Stusi Kasus Pada http://ejournal.iainu-
33Provinsi)’’. jurnal. Jibeka Volume No.2 kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/
(2017) 269
Purwanza, S.W., Wardhana, A., Mufidah, A., Sore, Avelius Dominggus, Supriant, Nunung, &
Renggo, Y.R., Hudang, A.K., Darwin., Suriyanti, Yulia. (2020). JURKAMI :
Badi'ah, A., Sayekti, S.P., Fadlilah, M., Jurnal Pendidikan Ekonomi. Jurnal
Nugrohowardhani, R.L.K.R., Amruddin,. Pendidikan Ekonomi, 2(1), 64–75.
Saloom. G., Hardiyani, T., Tondok, S.B., Retrieved from
Prisusanti, R.D., Rasinus. (2022). https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/inde
Metodologi Penelitian Kuantitatif, x.php/JPE/article/view/462
Kualitatif Dan Kombinasi. Bandung: Sriwahyuni, A., Nainggolan, P., & Sinurat, A.
Media Sains Indonesia. (2020). Pengaruh Jumlah Uang Beredar,
Putong.Iskandar. (2017). Pengantar Ekonomi Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap
Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media. Inflasi Di Sumatera Utara. EKUILNOMI :
Rosalia, Sri Eida. 2020. ’’Pengaruh Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2(2), 60–
Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi 72
Terhadap Kemiskinand Provinsi Aceh’’. Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur
Skripsi. Program Studi Ilmu Ekonomi penelitian suatu pendekatan praktik.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jakarta: Rineka Cipta.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Sukirno, Sadono. (2016). Makro Ekonomi
Banda Aceh 2019M/1441H Modern Perkembangan Pemikiran Dari
Romhadhoni, Putri, Faizah, Dita Zamrotul, & Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta:
Afifah, Nada. (2019a). Pengaruh Produk Rajawali Pers.
Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif
terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Tingkat Pengangguran Terbuka di Alfabeta
Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Matematika Sukirno, Sadono. (2018). Ekonomi
Integratif, 14(2), 113. Pembangunan: Proses, Masalah, dan
https://doi.org/10.24198/jmi.v14.n2.19262 Dasar Kebijakan. In e-conversion -
.113-120 Proposal for a Cluster of Excellence.
Romhadhoni, Putri, Faizah, Dita Zamrotul, & Suseno, & Astiyah, Siti. (2010). Seri
Afifah, Nada. (2019b). Pengaruh Produk kebanksentralan no. 22 - Inflasi. Bank
Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Indonesia, 22(22), 1–68. Retrieved from
terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan http://ipief.umy.ac.id/wp-
Tingkat Pengangguran Terbuka di content/uploads/2020/02/22.-Inflasi.pdf
Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Matematika Wahyuni, Juli, Paranthy, Yuri Widya, &
73
EKUILNOMI : Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 4 No. 1 Mei 2022 e – ISSN : 2614 - 7181
DOI : 10.36985/ekuilnomi.v4i1.336
Wanto, Anjar. (2018). Analisis Jaringan
Saraf Dalam Estimasi Tingkat
Pengangguran Terbuka Penduduk
Sumatera Utara. Jurnal Infomedia, 3(1).
https://doi.org/10.30811/jim.v3i1.624
Wico Jontarudi Tarigan. (2020). Pengaruh
Pendapatan Domestik Regional Bruto
Perkapita Dan Rasio Beban
Ketergantungan Hidup Terhadap
Tabungan Domestik Sumatera Utara.
Jurnal Ekuilnomi, 2(2), 135–148.
https://doi.org/10.36985/ekuilnomi.v2i2.1
14
Yulita, Leni. (2017). ’’Analisis Pengaruh
PDRB, Inflasi dan Belanja Daerah
Terhadap Penciptaan Kesempatan Kerja
Pada Kab/Kota di Provinsi di Jawa
Tengah 2010 - 2014. Universitas
Muhamadiyah Surakarta.

www.bps.go.id
www.bps.SUMUT.go.id

74

Anda mungkin juga menyukai