Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No.

2, September 2021

Pengaruh Inflasi, Indeks Pembangunan Manusia, Dan Upah


Minimum Provinsi Terhadap Pengangguran Di Indonesia

Soeharjoto1, Mitha Rachma Oktavia2


1
Universitas Trisakti, soeharjoto@trisakti.ac.id
2
Universitas Trisakti, rachmamitha@gmail.com

ABSTRACT
Indonesia, which is part of Association of Southeast Asian Nations and Group of Twenty,
participates in implementing sustainable economic development. There are still constraints in
terms of macroeconomic development, such as employment which resulting in unemployment.
This condition will affect the society and disrupt social and political stability. So it is necessary
to conduct research related to unemployment.Purpose of this study is to analyze inflation effect,
human development index, provincial minimum wage on unemployment in Indonesia. Used
panel data regression method, with data from 33 provinces in Indonesia from 2015-2018.
Unemployment is dependent variable with inflation, the human development index, and the
provincial minimum wage as an independent variables. Accordance with the fixed effect model,
results shown that inflation and human development index have a negative and significant effect
on the unemployment in Indonesia, while the provincial minimum wage is not significant to the
unemployment in Indonesia. To reducing unemployment, government can increasing their
regions potentials, good regulations, and also society creativity and education.
Keywords: Human Development Index, Inflation, Provincial Minimum Wage, Unemployment

ABSTRAK
Indonesia yang merupakan bagian dari Association of Southeast Asian Nations dan Group of
Twenty turut serta melaksanakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, dalam
perkembangan makro ekonominya masih mengalami kendala pada penyerapan tenaga kerja,
sehingga berdampak pada pengangguran. Kondisi ini, akan mempengaruhi kesejahteraan
masyarakatnya yang pada akhirnya dapat mengakibatkan terganggunya stabilitas sosial dan
politik. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan pengangguran. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, indeks pembangunan manusia, dan upah
minimum provinsi terhadap pengangguran di Indonesia. Metode yang digunakan regresi data
panel, dengan data dari 33 provinsi di Indonesia pada 2015-2018. Pengangguran merupakan
variabel terikat dengan variabel bebasnya berupa inflasi, indeks pembangunan manusia, dan
upah minimum provinsi. Adapun hasilnya model yang sesuai fixed effect model, dengan
perincian bahwa inflasi dan indeks pembangunan manusia berpengaruh secara negatif dan
signifikan terhadap pengangguran di Indonesia, sedangkan upah minimum provinsi tidak
signifikan terhadap pengangguran di Indonesia. Untuk itu, dalam mengurangi pengangguran
pemerintah dapat meningkatkan potensi daerah, regulasi yang baik, serta ketrampilan dan
pendidikan masyarakat.
Kata Kunci: Indeks Pembangunan Manusia, Inflasi, Pengangguran, Upah Minimum Provinsi

Naskah diterima: 04-05-2021, direvisi: 21-04-2021, diterbitkan: 01-06-2021

PENDAHULUAN Untuk itu, setiap negara mengupayakan


Kondisi makro ekonomi negara peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan
merupakan salah satu indikator keberhasilan menerapkan pembangunan yang berkelanjutan
pembangunan (Hariyanti & Soeharjoto, 2020). (Soeharjoto & Danova, 2020). Namun, makro

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 94


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

ekonomi memiliki permasalahan besar Inflasi mengakibatkan harga semakin


terutama pada pengangguran (Astid & meningkat sehingga dapat menurunkan daya
Soekapdjo, 2020). Hal ini, telah membuat beli masyarakat (Ningsih & Andiny, 2018).
banyak negara mengalami ketimpangan Untuk itu, produsen agar dapat bertahan di
distribusi pendapatan (Soeharjoto, 2020). pasar perlu melakukan efisiensi dengan cara
Akan tetapi, untuk melakukan penanganannya merampingkan organisasinya. Adapun
sangat kompleks, sehingga banyak negara dampaknya, akan mengurangi penggunaan
yang sulit keluar dari kemiskinan (Probosiwi, tenaga kerja, sehingga akan terjadi
2016). Dengan demikian, pengangguran perlu peningkatan pengangguran.
segera diatasi karena dapat mengganggu Indeks pembangunan manusia (IPM)
kondisi sosial dan politik (Prasetyoningrum menggunakan tiga dimensi penting dalam
& Sukmawati, 2018). meningkatkan pembangunan, yakni berupa
Indonesia sebagai negara yang berada aspek pemenuhan kebutuhan akan hidup sehat
di kawasan Asia Tenggara memiliki prospek dan panjang usia, mendapatkan pengetahuan
ekonomi yang baik (Soekapdjo & Esther, dan kemampuan memenuhi standar hidup
2019). Hal ini, sesuai dengan pernyataan yang layak (Muda, Koleangan, & Kalangi,
Amerika Serikat (AS) pada 10 Februari 2020, 2019). Jadi, dengan semakin baiknya tingkat
bahwa Indonesia sudah tidak terdaftar sebagai kesehatan, pengetahuan dan penghidupan
Developing and Least-Developed Countries akan memberikan dampak pada peningkatan
(Idris, 2020). Indikator yang digunakan AS produktifitas dan kualitas kerja. Untuk itu,
berdasarkan gabungan dari UNCTAD dan banyak negara yang mengupayakan adanya
IMF-World Bank, serta menambahkan peningkatan IPM agar dapat mengurangi
kriteria share perdagangan dunia dan pengangguran.
keanggotaan pada organisasi kerja sama Upah memiliki dua sisi yang penting
ekonomi internasional yakni OECD dan G20. yakni bagi pekerja dan perusahaan
Kebijakan yang ditetapkan AS, memberikan (Sulistiawati, 2012). Pekerja menganggap
dampak positif berupa adanya pengakuan upah merupakan sumber penghasilan untuk
terhadap perekonomian Indonesia, tetapi memenuhi kebutuhannya yang berdampak
dengan konsekuensi berupa hilangnya fasilitas pada adanya upaya dari pekerja
kemudahan sebagai negara berkembang dalam meningkatkan pendapatannya, sedangkan
melakukan ekspor. Adapun dampaknya, akan perusahaan menganggap upah sebagai biaya
mengurangi daya saing yang akhirnya dapat yang harus dikeluarkan untuk keperluan
mengakibatkan penurunan penggunaan tenaga produksi, sehingga dalam berproduksi perlu
kerja. Untuk itu, Indonesia perlu melakukan efisiensi dengan cara mengurangi
meningkatkan daya saing dengan biaya tenaga kerja. Adanya tuntutan pekerja
meningkatkan sumber daya manusia agar dalam memperoleh upah yang semakin besar,
dapat melakukan inovasi sehingga dapat akan berakibat semakin tingginya biaya
menghasilkan produk yang berkualitas dan produksi yang dapat meningkatkan harga
efisien. produknya, sehingga akan berdampak pada
Pertumbuhan ekonomi yang baik penurunan permintaan konsumen dan
selama satu dekade di Indonesia secara akhirnya perusahaan akan mengurangi
perlahan dapat menurunkan angka penggunaan tenaga kerja, agar perusahaan
pengangguran, tetapi dengan jumlah tetap efisien dan dapat bertahan di pasar. Hal
penduduk sekitar 260 juta jiwa, serta proporsi ini, berakibat semakin meningkatnya
populasi penduduk yang siap masuk ke pasar pengangguran.
tenaga kerja sekitar dua juta jiwa setiap Indonesia dengan inflasi yang
tahunnya, merupakan tantangan yang besar berfluktuasi namun masih dapat terkendali
bagi pemerintah. Apabila kondisi tersebut dan adanya penetapan UMP dengan pekerja
dapat dimanfaatkan secara optimal dengan yang memiliki IPM semakin meningkat akan
adanya bonus demografi akan menjadi mempengaruhi produktifitas dan efisiensi,
kekuatan besar bagi Indonesia untuk menjadi sehingga diharapkan dapat peningkatan daya
negara dengan perekonomian terbesar di Asia saing ekspornya, yang akhirnya akan
Tenggara. meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Untuk

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 95


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

itu, perlu dilakukan penelitian pengaruh penelitian dari Yanti, Anam, & Adda (2017),
inflasi, IPM, dan UMP terhadap menemukan bahwa inflasi tidak signifikan
pengangguran di Indonesia. terhadap pengangguran. Penelitian Arizal &
Marwan (2019), dengan temuan bahwa IPM
KAJIAN LITERATUR berpengaruh positif terhadap tingkat
Pengangguran terdapat dalam setiap pengangguran, kemudian penelitian Mahroji
negara, terutama pada pengangguran normal, & Nurkhasanah (2019), dengan hasil bahwa
yang diakibatkan adanya masa transisi dari IPM berpengaruh negatif terhadap
seseorang ketika meninggalkan pekerjaan pengangguran, sedangkan penelitian Latifah,
lama dan belum menemukan pekerjaan yang Rotinsulu, & Tumillar (2017) terungkap
baru, atau ketika baru lulus dari pendidikan bahwa IPM tidak signifikan terhadap
dan sedang mencari pekerjaan (Mankiw, pengangguran. Penelitian dari Prawira (2018),
2018). Pengangguran sendiri merupakan suatu terungkap bahwa UMP berpengaruh positif
kondisi dari seseorang yang masuk dalam terhadap pengangguran dan penelitian
angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan Mahihody, Engka, & Luntungan (2018), UMP
tetapi belum memperoleh pekerjaan (Todaro berpengaruh negatif terhadap pengangguran,
& Smith, 2015). Jadi, pada prinsipnya sedangkan hasilnya dari penelitian Hartanto &
manusia dalam menggunakan waktu dapat Masjkuri (2017), diperoleh bahwa upah
dibagi atas dua bagian, yakni waktu kerja dan minimum tidak signifikan terhadap
senggang (Weiss, 2009). Untuk itu, manusia pengangguran.
melakukan skala preferensi dalam
penggunaan waktu. Kondisi ini, dalam kurva Kerangka Pemikiran
indiferensi yang menggambarkan kombinasi Dari kajian teoritis dan penelitian
antara income dan leisure dengan tingkat terdahulu dapat dibuat kerangka pemikiran
kepuasan tertentu. Namun, dalam permintaan penelitian. Adapun kerangka penelitiannya
dan penawaran terhadap tenaga kerja akan digambarkan sebagai berikut:
berhubungan dengan upah, karena salah satu
Inflasi
penyebab terjadinya pengangguran terutama
dampak dari upah yang tidak fleksibel di IPM Pengangguran
pasar tenaga kerja (Kaufman & Hotchkiss,
1999). Pada kondisi ekuilibrium akan terjadi UMP
full employment, tetapi dengan adanya resesi an
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
akan menyebabkan berkurangnya permintaan
terhadap tenaga kerja (Patinkin, 1949). METODE PENELITIAN
Pertumbuhan penduduk dapat Penelitian ini untuk mengetahui
berkembang lebih pesat dibandingkan dengan pengaruh inflasi, IPM, dan UMP terhadap
pertumbuhan persediaan makanan (Malthus, tingkat pengangguran di Indonesia.
1798). Adapun maknanya adalah dengan Penelitiannya berupa kuantitatif dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk menggunakan metode regresi data panel. Data
maka semakin meningkat jumlah tenaga kerja, dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan
tetapi tidak diimbangi dengan ketersediaan menggunakan data cross section dari 33
lapangan pekerjaan. Terbatasnya ketersediaan provinsi di Indonesia dan time series pada
lapangan pekerjaan berakibat tenaga kerja 2015-2018. Untuk variabel terikatnya berupa
akan bersaing dalam mendapatkan pekerjaan, pengangguran dan variabel bebasnya
sehingga ada yang tidak mendapatkan menggunakan inflasi, IPM, dan UMP. Adapun
pekerjaan dan menjadi pengangguran. model yang digunakan adalah sebagai berikut:
Penelitian faktor-faktor yang
mempengaruhi pengangguran di Indonesia TPTit=β0+β1INFit+β2IPMit+β3UMPit+eit …(1)
sudah banyak dilakukan dengan hasil yang
beragam. Hasil penelitian Putri (2015), Keterangan:
mengungkapkan bahwa inflasi berpengaruh TPT :Tingkat Pengangguran Terbuka.
negatif terhadap pengangguran sedangkan INF :Inflasi.

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 96


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

IPM :Indeks Pembangunan Manusia. yang lebih tinggi, sehingga semakin banyak
UMP :Upah Minimum Provinsi. tenaga kerja yang dapat terserap dan akhirnya
akan menurunkan tingkat pengangguran.
Hubungan Inflasi dengan Pengangguran Keadaan ini, sesuai dengan hasil penelitian
Keterkaitan antara inflasi dengan dari Mahroji & Nurkhasanah (2019), bahwa
pengangguran dapat dijelaskan dalam kurva IPM berpengaruh negatif terhadap
Phillips, yang menyatakan bahwa pada pengangguran di Provinsi Banten. Penelitian
tingkat pengangguran yang rendah cenderung yang dilakukan Astrid, & Soekapdjo (2020),
disertai oleh inflasi yang tinggi dan saat dengan temuan bahwa IPM berpengaruh
pengangguran tinggi cenderung disertai negatif terhadap pengangguran di Indonesia.
dengan inflasi yang rendah (Samuelson & Untuk itu, dapat dibuat hipotesa bahwa H2:
Nordhaus, 2010). Hubungan antara inflasi IPM berpengaruh negatif dan signifikan
dengan tingkat pengangguran didasarkan pada terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.
asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan
dari adanya kenaikan permintaan agregat. Hubungan UMP dengan Pengangguran
Adanya kenaikan permintaan agregat sesuai Kebijakan UMP, diterapkan atas
dengan teori permintaan bahwa adanya dasar pertimbangan untuk meningkatkan
permintaan yang naik akan mengakibatkan kesejahteraan masyarakat, terutama golongan
harga juga naik. Pada saat inflasi, dalam masyarakat yang berada di bawah garis
memenuhi permintaan tersebut, produsen kemiskinan. Dengan meningkatnya upah
akan meningkatkan kapasitas produksinya, minimum, diharapkan mampu meningkatkan
dengan cara menambah tenaga kerja. Dengan pendapatan pekerja, sehingga dapat
demikian, peningkatan permintaan tenaga memenuhi kebutuhan hidupnya. Upah
kerja yang disebabkan oleh naiknya harga minimum dapat mencegah pekerja
akan mengakibatkan pengangguran menjadi tereksploitasi, terutama yang memiliki low
berkurang. Keadaan ini, sesuai dengan hasil skilled. Upah minimum dapat meningkatkan
penelitian yang dilakukan Putri (2015), dan menurunkan penawaran tenaga kerja
bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap (Mansur, Engka, & Tumangkeng, 2014).
pengangguran terdidik. Penelitian Firdhania, Penetapan upah minimum yang dilakukan
& Muslihatinningsih (2017), dengan hasil oleh pemerintah pada suatu wilayah akan
bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap memberikan pengaruh terhadap besarnya
pengangguran di Kabupaten Jember. Untuk tingkat pengangguran pada wilayah tersebut.
itu, dapat dibuat hipotesa bahwa H1: Inflasi Oleh karena itu, semakin tinggi upah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minimum yang ditetapkan akan membawa
pengangguran di Indonesia. pengaruh pada tingginya tingkat
pengangguran yang terjadi (Kaufman &
Hubungan IPM dengan Pengangguran Hotchkiss, 1999). Hal tersebut, dapat terjadi
Menurut teori pertumbuhan baru karena dengan semakin meningkatnya upah
menekankan bahwa pemerintah mempunyai yang ditetapkan akan berpengaruh pada
peranan dalam meningkatkan pembangunan peningkatan penawaran tenaga kerja dan
human capital dan pengembangan untuk biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh
meningkatkan produktifitas manusia (Anwar, perusahaan. Akibatnya, perusahaan akan
2017). Dengan demikian, diharapkan melakukan efisiensi dengan cara mengurangi
investasi pendidikan akan mampu jumlah tenaga kerjanya. Keadaan ini, sesuai
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan hasil penelitian dari Prawira (2018),
yang ditunjukkan dengan meningkatnya bahwa UMP berpengaruh positif terhadap
pengetahuan dan keterampilan seseorang. pengangguran di Indonesia. Penelitian
Jadi, semakin tinggi kualitas manusia akan Helvira, & Rizki (2020), dengan temuan
semakin meningkat pula pengetahuan dan bahwa UMP berpengaruh positif terhadap
keahliannya, sehingga akan mendorong pengangguran di Provinsi Kalimantan Barat.
meningkatnya produktifitas. Hal tersebut, Untuk itu, dapat dibuat hipotesa bahwa H3:
akan membuat perusahaan memperoleh profit UMP berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 97


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

PEMBAHASAN berada di bawah 70 dan masuk dalam kategori


Pengangguran di Indonesia pada sedang, kemudian pada 2016-2018 nilai IPM-
2011-2018 memiliki tren yang berfluktuatif nya meningkat lagi menjadi di atas 70. Hal ini
dengan kecenderungan menurun. Pada 2011 menandakan kualitas sumber daya manusia di
merupakan pengangguran tertinggi sebesar Indonesia mengalami kemajuan dengan
7,48 persen, tetapi setelah itu pengangguran perkembangan yang signifikan. Namun, tetap
mengalami penurunan. Pada 2013 dan 2015 terdapat permasalahan terutama pada
pengangguran mengalami peningkatan lagi peningkatan IPM yang tidak dapat diikuti
menjadi 6,17 persen dan 6,28 persen, yang dengan kecepatan penurunan pengangguran.
dikarenakan adanya peningkatan angkatan
kerja tetapi tidak diimbangi dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan.

Sumber: BPS, 2020.


Gambar 4. IPM di Indonesia Pada 2011-2018

UMP di Indonesia pada 2011-2018


Sumber : BPS, 2020. mengalami tren meningkat dengan rata-rata
Gambar 2. TPT di Indonesia Pada 2011-2018
pertumbuhan UMP sebesar 12,67 persen.
(Persen)
Adapun penyebabnya karena semakin
meningkatnya harga dan kebutuhan hidup
Perkembangan inflasi di Indonesia
masyarakat. Hal ini, berakibat pekerja
mengalami fluktuasi selama 2011-2018. Pada
menginginkan adanya kenaikan upah. Untuk
2011-2013 memiliki tren yang meningkat
itu, pemerintah sebagai fasilitator antara
secara ekstrim, dengan peningkatan sebesar
pekerja dan pengusaha berupaya untuk dapat
4,58 persen pada 2012-2013. Inflasi yang
menetapkan UMP yang sesuai dengan
tinggi ini terjadi karena dampak dari adanya
keinginan pekerja dan kemampuan
kenaikan harga BBM menjelang hari raya Idul
pengusaha. Untuk itu, pengusaha tetap
Fitri dan kebijakan pengurangan impor.
diberikan ruang agar tetap berinvestasi di
Namun, pada 2013-2016 memiliki tren yang
wilayah tersebut guna menyerap tenaga kerja
menurun dengan kondisi terekstrim pada
yang ada.
2014-2015 terjadi penurunan sebesar 5,51
persen. Pada 2016-2018 inflasi bergejolak
sedikit dengan rata-rata sebesar 4,18 persen.

Sumber: BPS, 2020


Gambar 5. UMP di Indonesia Pada 2011-2018
(Rupiah)
Sumber: BPS, 2020.
Gambar 3. Inflasi di Indonesia Pada 2011-2018 Hasil Estimasi Model Data Panel
(Persen) Hasil dari Chow test diperoleh nilai
IPM di Indonesia memiliki tren yang probabilitas Chi-square sebesar 0,0000 < 0,05
terus meningkat. Pada 2011-2015 nilai IPM dan Hausman test dengan nilai probabilitas
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 98
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

Chi-square sebesar 0,0004 < 0,05. Hal ini, Indonesia. Adanya peningkatan IPM akan
berarti dapat disimpulkan bahwa dari hasil menurunkan pengangguran di Indonesia dan
Chow test dan Hausman test model yang sebaliknya, menurunnya IPM akan
terbaik untuk digunakan adalah fixed effect meningkatkan pengangguran di Indonesia.
model. Berdasarkan hasil nilai probabilitas F- Keadaan ini sesuai dengan teori pertumbuhan
statistik pada model ini bernilai 0,0000 < 0,05, baru yang berpendapat bahwa indeks
yang artinya dari inflasi, IPM, dan UMP pembangunan manusia memiliki pengaruh
minimal terdapat satu variabel yang terhadap tingkat pengangguran. Hasil
berpengaruh terhadap pengangguran di penelitian ini sama dengan penelitian Mahroji
Indonesia. Uji koefisien determinasi (Adj R- & Nurkhasanah (2019) yang menyatakan
Square) diperoleh sebesar 89,44 persen, yang bahwa indeks pembangunan manusia
artinya inflasi, IPM, dan UMP dapat berpengaruh negatif terhadap pengangguran.
menjelaskan terhadap pengangguran sebesar UMP memiliki koefisien sebesar
89,44 persen sedangkan sisanya yang 10,56 0.000302 dengan nilai probabilitas sebesar
persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar 0,9024 > 0,05, sehingga UMP tidak signifikan
model. terhadap pengangguran di Indonesia. Hal ini,
Tabel 1. Hasil Pengujian tidak sesuai dengan hasil penelitian Prawira
Variable Coefficient Prob. (2018), yang mengungkapkan bahwa UMP
berpengaruh positif terhadap pengangguran.
C 24.69407 0.0000 Akan tetapi, hasilnya sesuai dengan penelitian
INF -0.005148 0.0446 Hartanto & Masjkuri (2017), yang
menyatakan bahwa upah minimum tidak
IPM -5.450613 0.0000 signifikan terhadap pengangguran. Hasil
UMP 0.000302 0.9024
penelitian ini mengindikasikan bahwa
kebijakan UMP merupakan instrumen yang
R-Squared 0.9226 diterapkan pemerintah dalam upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adj R-Squared 0.8944
Namun, adanya UMP akan menjadi kendala
Prob(F-statistic) 0.0000 bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi
agar tetap memiliki daya saing. Untuk itu,
Sumber: Hasil data olahan penelitian, 2020. dalam penetapan UMP pemerintah juga
mempertimbangkan kemampuan dari
Inflasi memiliki koefisien sebesar perusahaan. Dengan demikian, adanya
minus 0,005148 dengan nilai probabilitas kesepakatan antara pemerintah dan pengusaha
sebesar 0,0446 < 05, yang artinya inflasi dalam penetapan UMP tidak menciptakan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan harga tenaga kerja secara
pengangguran di Indonesia. Jadi, signifikan, sehingga tidak menciptakan
meningkatnya inflasi akan menurunkan kondisi penawaran tenaga kerja melebihi
pengangguran di Indonesia dan sebaliknya, permintaannya yang dapat meningkatkan
menurunnya inflasi akan meningkatkan pengangguran. Disamping itu, kebijakan ini
pengangguran di Indonesia. Kondisi yang juga tidak menciptakan terjadinya penurunan
terjadi sesuai dengan teori Phillips yang penyerapan tenaga kerja akibat tidak
mengatakan bahwa apabila inflasi naik maka sebandingnya antara pertumbuhan tenaga
akan menurunkan tingkat pengangguran. kerja dengan penyerapan tenaga kerja.
Hasil dari penelitiannya sama dengan Dari ketiga puluh tiga provinsi yang
penelitian Putri (2015), yang mengungkapkan ada, terdapat tiga provinsi di Indonesia yang
bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap memiliki banyak pengangguran, yakni
pengangguran. Jakarta, Kalimantan Timur, dan Banten.
Indeks pembangunan manusia Tingginya pengangguran di Jakarta karena
memiliki koefisien sebesar minus 5,450613 sebagai ibu kota dengan populasi penduduk
dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 < yang padat mengakibatkan persaingannya
0,05, yang artinya IPM berpengaruh negatif semakin ketat, sehingga banyak tenaga kerja
dan signifikan terhadap pengangguran di yang tidak dapat terserap di pasar.

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 99


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

Peningkatan pengangguran di Kalimantan https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24036


Timur terjadi akibat dampak dari krisis /jmpe.v2i3.7414
ekonomi global yang mengakibatkan jatuhnya Astid, E., & Soekapdjo, S. (2020). Pengaruh
sektor pertambangan batu bara dan migas Inflasi, Jumlah Penduduk, IPM, PMA,
yang mengakibatkan banyaknya dan PMDN terhadap Tingkat
pemberhentian hubungan kerja (PHK). Pengangguran di Indonesia. Forum
Provinsi Banten memiliki pengangguran yang Ekonomi, 22(2), 319‑325.
tinggi akibat adanya tuntutan kenaikan upah https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29264
minimum yang tinggi tetapi tidak diikuti /jfor.v22i2.7343
dengan peningkatan produktifitas yang Firdhania, R., & Muslihatinningsih, F.
mengakibatkan perusahaan menjadi tidak (2017), Faktor-faktor yang
efisien, sehingga terjadinya tren dari industri Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di
padat karya melakukan relokasi usahanya ke Kabupaten Jember. e-Journal Ekonomi
wilayah lain. Untuk itu, dalam mengatasi Bisnis dan Akuntansi, 4(1). 117-121.
pengangguran yang terjadi, pemerintah dapat https://doi.org/10.19184/ejeba.v4i1.474
meningkatkan potensi daerah, regulasi yang Hariyanti, D., & Soeharjoto. (2020). Pengaruh
baik, serta ketrampilan dan pendidikan Ekonomi Global dan Domestik Terhadap
masyarakat. Inflasi di Indonesia. Ekonika : Jurnal
Ekonomi Universitas Kadiri, 5(1),
SIMPULAN 64‑76.
Penelitian determinasi pengangguran https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30737
di Indonesia menggunakan metode regresi /ekonika.v5i1.453
data panel dari 33 provinsi pada 2015-2018, Hartanto, T. B., & Masjkuri, S. U. (2017).
dengan model yang sesuai fixed effect model. Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,
Adapun hasilnya inflasi dan IPM berpengaruh Pendidikan, Upah Minimum dan Produk
negatif dan signifikan terhadap pengangguran Domestik Regional Bruto (PDRB)
di Indonesia. Namun, UMP tidak signifikan terhadap Jumlah Pengangguran di
terhadap pengangguran di Indonesia. Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa
Fenomena ini, mengungkapkan bahwa Timur Tahun 2010-2014. Jurnal Ilmu
pengangguran di Indonesia yang disebabkan Ekonomi Terapan, 2(1), 1‑11.
inflasi dan IPM sesuai dengan kurva Philips https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20473
dan teori pertumbuhan baru. Untuk itu, dalam /jiet.v2i1.5502
penelitian selanjutnya perlu menggunakan Helvira, R. & Rizki, E.P. (2020). Pengaruh
pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan Investasi, Upah Minimum dan IPM
dan menggunakan indeks kebutuhan hidup Terhadap Tingkat Pengangguran
minimum, agar dapat diketahui kluster Terbuka di Provinsi Kalimantan Barat.
penganggurannya, sehingga akan JIsEB,1(1) 54-62.
mempermudah penanggulangannya. Idris, M. (2020). Maksud Terselubung AS
Memasukkan RI sebagai Negara Maju.
REFERENSI Kompas. Repéré à
Anwar, A. (2017). Peran Modal Manusia https://money.kompas.com/read/2020/02
terhadap Pertumbuhan Ekonomi /22/104551926/maksud-terselubung-as-
Regional di Jawa. Jurnal Economia, memasukkan-ri-sebagai-negara-
13(1), 79‑94. maju?page=all
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21831 Kaufman, B., & Hotchkiss, J. L. (1999). The
/economia.v13i1.13323 Economics of Labor Markets (Fifth
Arizal, M., & Marwan. (2019). Pengaruh Edition). Georgia: The Dryden Press.
Produk Domestik Regional Bruto dan Latifah, N., Rotinsulu, D. C., & Tumillar, R.
Indeks Pembangunan Manusia terhadap L. (2017). Pengaruh Pertumbuhan
Tingkat Pengangguran Terbuka di Ekonomi dan Indeks Pembangunan
Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Ecogen, Manusia terhadap Tingkat Pengangguran
2(3), 433‑442. Terbuka dan Dampaknya Pada Jumlah

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 100


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

Penduduk Miskin di Kota Manado. Pengangguran terhadap Kemiskinan di


Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 17(02), Indonesia. Equilibrium: Jurnal Ekonomi
106‑117. Syariah, 6(2), 217‑240.
Mahihody, A. Y., Engka, D. S. M., & https://doi.org/10.21043/equilibrium.v6i
Luntungan, A. Y. (2018). Pengaruh 2.3663
Upah dan Indeks Pembangunan Manusia Prawira, S. (2018). Pengaruh Pertumbuhan
(IPM) terhadap Pengangguran di Kota Ekonomi, Upah Minimum Provinsi, dan
Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Tingkat Pendidikan terhadap
Efisiensi, 18(3), 24‑34. Pengangguran Terbuka di Indonesia.
Mahroji, D., & Nurkhasanah, I. (2019). Jurnal Ecogen, 1(1), 162‑168.
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia https://doi.org/10.24036/jmpe.v1i1.4735
terhadap Tingkat Pengangguran di Probosiwi, R. (2016). Pengangguran dan
Provinsi Banten. Jurnal Ekonomi-Qu, Pengaruhnya terhadap Tingkat
9(1), 51‑72. Kemiskinan. Jurnal Penelitian
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.35448 Kesejahteraan Sosial, 15(2), 89‑100.
/jequ.v9i1.5436 Putri, Rizka F. (2015). Analisis Pengaruh
Malthus, T. R. (1798). An Essay on the Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Upah
Principle of Population. London: J. terhadap Pengangguran Terdidik.
Jhonson. Economics Development Analysis
Mankiw, N. G. (2018). Macroeconomics Journal, 4(2), 175‑181.
(Tenth Edit). US: Macmillan https://doi.org/https://doi.org/10.15294/e
International Higher Education. daj.v4i2.14821
Mansur, N., Engka, D., & Tumangkeng, S. Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2010).
(2014). Analisis Upah terhadap Economics (19 Edition). Boston:
Pengaangguran di Kota Manado Tahun McGraw Hill.
2003-2012. Jurnal Berkala Ilmiah Soeharjoto. (2020). Factors That Affect
Efisiensi, 14(2), 14‑28. Repéré à Inequality Distribution Income in
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbi Central Java. International Journal of
e/article/view/4182/3711 Economics, Business and Accounting
Muda, R., Koleangan, R., & Kalangi, J. B. Research (IJEBAR), 4(3), 122‑130.
(2019). Pengaruh Angka Harapan Hidup, https://doi.org/https://doi.org/10.29040/ij
Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran ebar.v4i03.1196
Perkapita Terhadap Pertumbuhan Soeharjoto, & Danova, G. K. (2020).
Ekonomi Di Sulawesi Utara Pada Tahun Pengaruh Makro Ekonomi terhadap
2003-2017. Jurnal Berkala Ilmiah Cadangan Devisa di Asean-5. Jurnal
Efisiensi, 19(1), 44‑55. Ecodemica, 4(1), 68‑76.
Ningsih, D., & Andiny, P. (2018). Analisis https://doi.org/https://doi.org/10.31294/j
Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan eco.v4i1.7732
Ekonomi terhadap Kemiskinan Soekapdjo, S., & Esther, A. M. (2019).
Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, Determinasi Pertumbuhan Ekonomi
2(1), 53‑61. Berkelanjutan di Asean-3. Jurnal Ilmiah
https://doi.org/https://doi.org/10.1234/jse Ekonomi Dan Bisnis, 16(2), 176‑182.
.v2i1.777 https://doi.org/https://doi.org/10.31849/ji
Patinkin, D. (1949). Involuntary eb.v16i2.2978
Unemployment and the Keynesian Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Upah
Supply Function. The Economic Journal, Minimum terhadap Penyerapan Tenaga
59(235), 360‑383. Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di
https://doi.org/https://doi.org/10.2307/22 Provinsi di Indonesia. Jurnal Eksos,
26869 8(3), 195‑211.
Prasetyoningrum, A. K., & Sukmawati, U. S. Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2015).
(2018). Analisis Pengaruh Indeks Economic Development. Harlow:
Pembangunan Manusia (IPM), Pearson.
Pertumbuhan Ekonomi, dan Weiss, Y. (2009). Work and Leisure: A

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2549-8932 101


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Bisnis, Vol. 5 No. 2, September 2021

history of Ideas. Journal of Labor


Economics, 27(1), 1‑20.
https://doi.org/https://doi.org/10.1086/59
6993
Yanti, N. F., Anam, H., & Adda, H. W.
(2017). Analisis Pengaruh Inflasi,
Investasi dan PDRB terhadap Tingkat
Pengangguran di Wilayah Sulawesi
Periode 2010-2014. e Jurnal Katalogis,
5(4), 138‑149.

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 102


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

Anda mungkin juga menyukai