Anda di halaman 1dari 15

PERMINTAAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MIKRO,

KECIL, DAN MENENGAH.


Uji Capaian Pembelajaran 2 (UTS) Mata Kuliah Ekonomi SDM dan Perusahaan
Dosen Pengampu : Dr. Renea Shinta Aminda, S. E., M.M.

Disusun oleh :
Annies Febriani
2010115064

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA 2020/2021
ABSTRAK

Permintaan tenaga kerja merupakan jumlah tingkat upah dalam waktu tertentu
berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan. Kondisi
permintaan kerja biasanya bisa dilihat dari penduduk yang bekerja dengan
pengangguran. Jika kondisi penduduk yang bekerja meningkat serta pengangguran
menurun dapat diartikan jumlah permintaan tenaga kerja sedang meningkat.
Perbedaan industry mikro dan kecil dari jumlah anggotanya. Industri mikro
memiliki 1-4 pekerja dan industry kecil 5-19 pekerja. Permintaan tenaga kerja pun dapat
dilihat dari tamatan pendidikan, biasanya perusahaan pada sektor industry mikro dan
kecil memiliki syarat bekerja dengan lulusan SMA/D3. Namun, banyak lulusan itu
belum tentu dapat diterima dalam lamaran pekerjaan. Persaingan lamaran pekerjaan pun
dapat dilihat dari berbagai aspek dari pengalaman bekerja di tempat sebelumnya.
Tujuan dari penyusunan artikel mini ini adalah untuk menghetahui seberapa
banyak perusahaan dalam membuka lowongan pekerjaan dengan melihat aspek
penduduk yang bekerja dengan pengangguran serta penyebab jika terjadinya permintaan
tenaga kerja menurun. Selain itu, penyusunan artikel ini ditujukan sebagai bahan
penilaian Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia
dan Perusahaan.
Dalam artikel mini menggunakan data-data sekunder yang didapat dari beberapa
sumber dari buku, jurnal, artikel, dan penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan permintaan tenaga kerja dari tahun 2019 ke
tahun 2020 yang disebabkan dari dampak pandemic covid-19. Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan hubungan permintaan tenaga kerja dengan
penduduk yang bekeja, pengangguran, dan tingkat upah penduduk.
Kata kunci: permintaan tenaga kerja, pekerja, pengangguran, upah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan pemerintah dalam suatu negara
dengan mengembangkan kegitan ekonomi dengan menghasilkan peningkatan taraf
hidup masyarakat dalam jangka panjang. (Subandi, 2012). Tenaga kerja adalah
seseorang yang bekerja dari dalam ataupun luar hubungan kerja dengan alat produksi
didalam proses produksi entah pikiran ataupun fisik. (Hamzah, 2014)
Usaha kecil adalah kepemilikan usaha bagi warga negara Indonesia, dengan
bermodelkan usaha perorangan, model usaha yang tidak memiliki lembaga, ataupun
model usaha yang berlembaga seperti koperasi, dimana koperasi bukan anak perusahaan
atau cabang yang dimiliki perserorangan. (Aufar, 2014)
Peran usaha IMK dalam pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah
satu factor penting dalam peningkatan PDB. Dalam masa pandemic covid-19 usaha
IMK dapat bertahan pada krisis ekonomi yang dialami Indonesia dalam beberapa tahun
sebelumnya. Pengaruh jumlah penduduk di Indonesia dapat dikaikan dengan jumlah
usaha IMK. Jika jumlah penduduk besar maka jumlah penyediaan kesempatan kerja
juga cukup besar. Pemerintah saat ini cukup terfokus pada usaha IMK untuk menyerap
angkatan kerja yang terus tumbuh setiap tahunnya.
Kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu factor penentu keberhasilan
suatu usaha. Pada tahun 2019 IMK memiliki jenis usaha paling besar adalah industry
makanan sebesar 36,23% dimana terdapat 1,59 juta usaha dengan pekerja sebanyak 3,26
juta, disusul dengan industry kayu, barang dari kayu, gabus, dan barang anyaman dari
bamboo, rotan, dan sejenisnya sebesar 15,03% dan yang terakhir industry pakaian jadi
sebesar 14,01%.
Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2019, Sebanyak 9,58 juta pekerja
yang bekerja di usaha IMK dengan pengusaha perempuan sebanyak 2,09 juta orang dan
pengusaha laki-laki sebanyak 2,29 juta orang. Tenaga kerja perempuan lebih banyak
terserap di industry makanan, pakaian jadi, pengolahan tembakau, kayu, dan anyaman
rotan. Tenaga kerja laki-laki sebanyak 4,96 juta pekerja lebih banyak dari tenaga kerja
perempuan sebanyak 4,62 juta pekerja.
Pada kebijakan ekonomi sebelumnya terfokus pada sektor industry skala besar,
namun saat ini telah berubah menjasi semakin tersebar ke semua sektor berkembang,
tak terkecuali IMK. Pemerataan pembangunan industry berdasarkan sumber daya yang
dimiliki masing-masing daerah.
Telah banyak yang mempelajari tentang permintaan tenaga kerja dipenelitian
sebelumnya. Roswati (2016) melakukan penelitian industry mikro menemukan bahwa
kegiatan ekonomi memiliki titik pusat di Pulau Jawa, kurangnya pemerataan
pembangunan ekonomi ini menyebabkan adanya kesenjangan ekonomi yang banyak
terjadi di pulau-pulau yang lainnya. Permintaan tenaga kerja biasanya dipengaruhi oleh
permintaan barang produksi dimana perusahaan tenaga kerja bertambah jika permintaan
barang produksi meningkat. (Borjas, 2016).

B. Tujuan Penelitian
Tujuan penyusunan pada artikel ini adalah untuk memberikan gambaran
permintaan tenaga kerja di industri mikro dan kecil berdasarkan penduduk yang bekerja
dan pengangguran serta tingkat upah para pekerja yang bekerja di perusahaan serta
untuk menghetahui penyebab penurunan permintaan tenaga kerja dari tahun 2019 ke
tahun 2020. Penyusunan artikel ini juga ditujukan sebagai bahan penilain untuk Ujian
Tengah Semester pada mata kuliah Eonomi Sumber Daya Manusia dan Perusahaan.
BAB II
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini saya memakai pendekatan kualitatif dan semua sumber data
yang ada dalam artikel ini bersifat sekunder atau kepustakaan (library research), yang
berarti semua data yang saya peroleh dari jurnal hingga artikel sudah pernah diteliti dan
dianalisis sebelumnya. Sumber yang dicari pun berupa jurnal dan artikel berasal dari
data BPS (Badan Pusat Statistik), Kementrian Ketenagakerjaan, jurnal-junal umum dan
juga artikel yang aksesnya tersedia secara gratis yang saya anggap relevan dengan
permasalahan artikel yang sedang saya buat.
Pendekatan kualitatif adalah suatu system kerja penelitin yang memiliki
pedoman penilaian subjektif, dimana dalam pendekatan ini menggunakan ukuran nilai
serta kategorisasi nilai atau kualitasnya dan bukanlah berupa angka atau skor (Sugiyono,
2017).
Studi kepustakaan dapat dikaitkan dengan kajian teoritis atau referensi lain yang
memiliki hubungan dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang dengan
memperhatikan situasi social yang diteliti(Sugiyono, 2017). Penulis mengumpulkan
data atau dokumen tentang objek penelitian, Proses pengambilan literatur serta data
sudah selesai diolah, penulis tidak perlu langsung ke lapangan, tapi hanya membawa
bebagai bahan refrensi pendukung artikelnya.
Metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang mendasarkan
metodenya pada filsafat postposivitisme dengan menggunakan kondisi objek yang
alamiah dan peneliti sebagai instrumental dari kunci teknik pengumpulan data dengan
cara gabungan, analisis data yang besifat deduktif, dan hasil penelitiannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Umumnya banyak yang beranggapan semakin besarnya angka pertumbuhan
ekonomi, maka semakin sejahtera negara tersebut dan warganya. Sebagian negara
meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi mampu memberikan efek menetas ke bawah.
Karena efek ini sebagian negara terus meingkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya
tanpa memikirkan efek sampingnya, seperti lingkungan, kesehatan, dan kebahagiaan
warganya.
Secara statistic pola pertumbuhan ekonomi memiliki persamaan dengan pola
penduduk yang bekerja dengan pengangguran. Pada gambar 1 dapat dikaitkan dengan
permintaan tenaga kerja dan lapangan kerja, dengan penjelasan bahwa jika pertumbuhan
ekonomi meningkat maka permintaan tenaga kerja juga meningkat, dengan anggapan
penduduk yang bekerja dan pengangguran itu permintaan tenaga kerja. Begitu juga
dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, maka lapangan kerja akan semakin
banyak dikarenakan perekonomian dalam keadaan baik sehingga para pengusaha
membutuhkan pekerja yang tambahan.
Pada gambar 3 bisa dilihat bahwa penerimaan upah pada pekerja meningkat
pada tahun 2020 ke tahun 2021 sekitar 23.709. Hal ini dikarenakan penurunan
permintaan kerja yang dilakukan perusahaan akibat dampak dari pandemic dengan
meningkatnya pengangguran serata penurunan dari penduduk yang bekerja dikarena
PHK ataupun perusahaan tersebut gulung tikar.
Modal usaha menjadi sarana utama jika ingin mendirikan sebuah usaha, tanpa
modal yang cukup maka usaha yang akan kita jalani tidak akan berjalan dengan lancar.
Pengertian dari usaha IMK merupakan usaha yang didirikan dengan modal secukupnya
serta menggunakan alat yang sederhana dalam pembuatan barang, serta tempat yang
masih tercampur dengan rumag tangga. Modal usaha didominasi sebesar 87,68% dari
modal sendiri, 2.55 % dari pihak lain yang ingin membantu, dan 9,77% dari modal
patungan.
Permintaan tenaga kerja menggunakan kurva Nilai Produk Margianl
(VMP/Value Marginal Product) dalan jangka pendek pada perusahaan yang
bersangkutan yang beroperasi dalam pasar persaingan sempurna, dirumuskan sebagai
berikut:
VMPE = p × MPE
Rumus diatas menjelaskan bahwa jika terjadi peningkatan tenaga kerja satu unit
maka akan menghasilkan pendapatan sebesar nilai unit penjumlahan pada satu unit
tenaga kerja. Pemberlakuan harga produk sebagai variabel keseimbangan pasar, maka
nilai produk rata-rata diperoleh rumus sebagai berikut:
VAPE = p × APE
VAPE merupakan nilai produk rata-rata tenaga kerja, AP E adalah produk rata-rata
tenaga kerja, sedangkan p merupakan harga. Pada rumus diatas menjelaskan bahwa nilai
produk rata-rata dapat memberikan dampak pada harga output pada tenaga kerja.
Dengan kondisi tingkat upah mengalami penurunan, maka terjadi penambahan tenaga
kerja, sehingga dikurva menunjukkan permintaan tenaga kerja akan bergeser ke kanan.
Pada gambar 2 merupakan kurva yang menjelaskan dengan awal upah sebesar
$22 dan jumlah tenaga kerja sebanyak 8 pekerja. Lalu, terjadi penurunan upah sebesar
$18 dan jumlah tenaga kerja sebanyak 9 pekerja. Peningkatan output diperoleh sebagi
hasil dari perusahaan karena mempekerjakan pekerja lebih banyak , maka terjadi
penurunan hatrga yang artinya nilai produk marginal menurun (Borjas, 2016).
Permintaan tenaga kerja merupakan suatu kombinasi yang berkaitan dengan
hubungan tingkat upah serta inpu lain yang tersedia. Dengan contoh, apabila harga
barang modal mengalami penurunan, berdampak pada biaya produksi yang ikut turun
juga serta harga jual per unit barang mengalami penurunan. Pada kondisi tersebut
biasanya produsen akan mengambil tindakan jika permintaan akan barang produksi
meningkat maka jumlah barang produksi akan meningkat juga. Karena itu pengaruh dari
efek skala dan subtitusi berdampak pada permintaan tenaga kerja akan bergeser ke
kanan. (Ismei, Wijarnaki, & Oktavianti, 2015).
Adapun factor-faktor permintaan tenaga kerja seperti (Haryani, 2002):
1. Tingkat upah
Kompensasi adalah penerimaan upah berupa uang atau barang baik langsung atau tidak
langsung yang diterima oleh pada pekerja sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan(Hasibuan, 2017). Jika biaya produksi meningkat maka
mengakibatkan kenaikan tingkat upah dan meningkat juga harga per unit. Kenaikan
tingkat upah dengan asumsi harga barang modal yang lain tetap, maka produsen bisa
mengganti tenaga kerja beralih ke mesin.
2. Teknologi
Teknologi merupakan rancangan atau desain yang dapat membantu manusia untuk
memudahkan pekerjaan dalam hubungan sebeb akibat dalam mencapai hasil yang
diinginkan (Roger, 2015). Pengaruh mesin dalam suatu usaha cukup besar terhadap
permintaan tenaga kerja karena mesin dapat mengurangi permintaan tenaga kerja dan
kemampuan mesin pun dapat menghasilkan barang dan jasa lebih banyak daripada
kemampuan manusia.

3. Produktivitas
Permintaan tenaga kerja dapat ditentukan dari seberapa besar tingkat produktivitas dati
tenaga kerja itu sendiri. Produktivitas kerja adalah kemampuan pekerja dalam
menghasilkan barang atau jasa dalam waktu yang sudah ditentukan dengan sesuai
rencana.

4. Kualitas Tenaga Kerja


Tingkat Pendidikan yang tinggi, pengalaman bekerja, keterampilan dalam bekerja, serta
kematangan tenaga kerja dala bekerja merupakan kualitas dari tenaga kerja. Jika
produktivitas dalam perusahaan meningkat salah satu factor penyebabnya karena tenaga
kerja yang dipilih diperusahaan memiliki kualitas yang baik.

Pada tahun 2020 seluruh negara di dunia mengalami dampak dari pandemic
Covid-19 yang berdampak pada seluruk aspek kehidupan termasuk pada perekonomian
negara. Menurut laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Developmet
menjelaskan bahwa mengalami ancaman krisis ekonomi yang besar dengan berdampak
pada aktivitas produksi yang berhenti, menurunnya tingkat konsumsi masyarakat serta
kepercayaan konsumen yang menghilang dan harga bursa saham menurun. Dominasi
keberadaan UMKM di Indonesia yang dasar kokoh perekonomian nasional, namun pada
pandemic ini berdampak pada jumlah tenaga kerja yang menurun karena dampak PHK,
permintaan kerja menurun yang disebabkan dari produksi barang yang berhenti.
Menurut Kementrian Keuangan menjelaskan bahwa pandemic ini memberikan
dampak implikasi negative bagi prekonomian seperti halnya penurunan konsumsi dan
daya beli masyarakat, kinerja perusahaan yang menurun, di sektor perbankan dan
keuangan mengalami ancaman, serta eksistensi UMKM. Pada data KemenkopUKM
sebanyak 37.000 UMKM yang terdampak pada pandemic ini dengan analisa sekitar
56% mengalami penurunan penjualan, sekitar 22% mengalami permasalahan pada
aspek pembiayaan, sekitar 15% mengalami permasalahan pada distribusi barang, dan
sekitar 4% mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku mentah. Permasalahan
ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) dengan merujuk pada peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang
pedoman PSBB.
Dengan adanya permasalahan ini permintaan tenaga kerja saat pandemic ini
menurun yang dijelaskan pada gambar 1 pada tahun 2020 pengangguran mengalami
peningkatan sekitar 1% dan penduduk yang bekerja mengalami penurunan sekitar 1%.
Pandemic ini memiliki dampak ekonomi yang tidak proporsional pada segmen tertentu
yang bisa memperburuk ketimpangan yang mempengaruhi sebagian besar kelompok
bekerja, seperti:
1. Kondisi kesehatan pekerja yang sudah memiliki penyakit sebelum pandemic.
2. Tingkat pengangguran dan setengah pengangguran akan menjadi lebih tinggi yang
tejadi pada kaum muda
3. Pekerja yang sudah memasuki pensiun mengalami penurunan daya tahan fisik
sehingga lebih tinggi terkena masalah kesehatan serta menghadapi kerantanan
ekonomi
4. Saat ini perempuan banyak yang bekerja di dalam garis depan pandemic covid 19
dan akan menggung beban yang lebih berat terkait tanggung jawab perawatan
ataupun system kesehatan.
5. Pekerja yang tidak terlindungi dari asuransi perusahaan, seperti pekerja mandiri,
pekerja kasual dan pekerja musiman yang tidak memiliki akses terhadap mekanisme
cuti dibayar atau sakit,
6. Para pekerja migran yang tinggal diluar negeri memungkinkan akan sulit kembali ke
negaranya karena tidak dapat mengakses ke negaranya seperti lockdown total pada
negara tersebut.
Indonesia masih menjadi negara berkembang yang dimana masih memiliki masalah
pada tingkat pengangguran dari penelitian yang dilakukan oleh pemerintah. Pada sektor
informal masih menjadi bibit pengaman bagi pengangguran dikarenakan sektor informal
merupakan lapangan pekerjaaan bagi para pekerja yang tidak terdidik. Beberapa
masalah ketenagakerjaan yang saat ini masih menjadi pekerjaan yang belum selesai
dilakukan oleh pemerintah ditambah dampak dari pandemic covid-19, sebagai berikut:
1. Gaji/UMR, permasalahan ini sering terjadi pada buruh dimana tuntunan
pekerjaan yang besar tidak sebanding dengan gaji yang diterima dan gaji yang diterima
pun belum tentu dapat memenuhi kebutuhan hidup serta tanggunngan. Kebutuhan hidup
buruh cukup besar ditambah dengan tanggungan kesehatan di masa pandemic. Pada
system ekonomi kapitalis, investor asing biasanya tertarik pada gaji buruh yang rendah.
2. Jumlah angkatan kerja semakin hari semakin bertambah hal ini tidak sebanding
dengan kesemapatan kerja yang diciptakan oleh pihak pemerintah ataupun swasta.
Pengangguran biasanya disebabkan angkatan kerja yang belum tertampung dalam
lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini merupakan beban tersendiri bagi pemerintah,
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata, banyak pekerja yang dari pulau jawa
yang lebih memilih bekerja di pulau jawa karena kesempatan kerja yang diciptakan
beragam, sehingga di luar pulau jawa mengalami kekurangaan tenaga kerja pada bidang
perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Penduduk yang berasal dari luar pulau yang
tidak mendapatkan pekerjaan di pulau jawa menyebabkan peningkatan pengangguran di
pulau jawa.
4. Kualitas tenaga kerja yang masih rendah. Pendidikan menjadi factor penentu
kualitas tenaga kerja disuatu negara. Jika penduduk memiliki tamatan pendidikan yang
tinggi dapat dikatakan kualitas tenaga kerjanya baik, begitu juga sebaliknya. Pada
gambar 5 peringkat daya saing tenaga kerja Indonesia dari tahun 2014-2016 mengalami
kenaikan 7%, tahun 2016-2017 tetap diangka 47% dan pada tahun 2018 mengalami
penurunan sebesar 2% menjadi 45%.
Daya saing pada tenaga kerja Indonesia masih terbilang rendah. Pada laporan
World Talent Ranking 2018, skor Indonesia sebesar 51,3 serta menduduki peringkat 45
dari 63 negara yang diteliti. Beberapa factor yang menjadi penilaian daya saing yaitu
pertama dilihat dari sisi investasi dan pengembangan tenaga kerja (biaya yang
dihabiskan untuk pendidika, program magang, pelatihan keterampilan), kedua dilihat
dari sisi permintaan tenaga kerja (kualitas hidup, biaya hidup, motivasi bekerja), ketiga
kematangan tenaga kerja yang akan bekerja.
Dalam rangka menekan jumlah angka pengangguran agar tidak meningkat
pemerintah telah menyusun kebijakan yang berdampak pada sektor ketenagakerjaan di
pandemic covid 19 sebagai berikut:
1. Pemerintah sudah mengalokasikan dana sesuai rencan pengalokasian dana untuk
penanganan covid 19 dalam jumlah dana sebesar 46 miliar dollar AS, yang
direncanakan pengalokasian dana ini kepada para pelaku usaha yang terdampak
pandemic sebesar 17,2 miliar dollar. Pengalokasian ini merupakan agar para pelaku
usaha dapat berjalan usahanya serta menghindari PHK bari para pekerjanya.
2. Pemerintah mengadakan program relaksasi pembayaran kredit. Kebijakan ini bertujuan
untuk meringankan 56 juta pekerja sektor formal.
3. Pemerintah juga menyediakan jaringan pengamanan nasional untuk pada pekerja sektor
informal dengan jumlah pekerja sekitar 70,5 juta dengan memberikan dana bantuan
social yang didalam kategori miskin dan rentan.
4. Program kartu pra-kerja yang dibuat oleh pemerintah untuk para pekerja yang terkena
dampak PHK dari perusahaan dengan target awal sebesar 3,5-5,6 juta penerima kartu
pra-kerja ini dan saat ini sudah lebih dari 1,5 juta penduduk yang bisa memanfaatkan
kartu pra kerja ini dengan membuka usaha IMK.
BAB IV
Kesimpulan
BAB V
Daftar Pustaka

a. (2019). Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja dan Pengangguran . Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Azis, M. H. (May 2018). PEMBANGUNAN EKONOMI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT . CV. Nur Lina.
b. (2020). Pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Stattistik.
Daerobi, N. D. (2019). Permintaan dan penawaran tenaga kerja. Membangun Ekonomi Kreatif yang
Berdaya Saing, 234-235.
Diliana, F. B. (2020). Profil Industri Mikro dan Kecil 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik .
FANIAWAN, M. (2016). Tinjauan Pustaka . 7.
Hutauruk, S. Y. (2019). Permintaan Tenaga Kerja . Analisi faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan tenaga kerja industri menengah dan besar di Indonesia tahun 2011-2017, 17-18.
Karunia, A. M. (2020). Langkah Pemerintah Tekan Jumlah Pengangguran Selama Pandemi.
Malik, N. (2013). Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia . Malang: UMM Press.
Ningrum, J. (Oktober 2020).
PERMINTAANTENAGAKERJAPEREMPUANPADAINDUSTRIMIKRODANKECIL(IMK). 25-29.
Pakpahan, A. K. (2020). COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 1-5.
Roswita Hafni, A. R. (2020). ANALISIS USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM).
SHODIQ, H. (2018). Teori Pembangunan. Ekonomi Pembangunan Indonesia , 31.
Sugiyono. (2016). Metode Pnelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN
Penduduk Bekerja Pertumbuhan Ekonomi Pengangguran
110
7.22 6.25 6.02 5.82 6 5.56 5.42 5.2 5.11
105 6
6.03 5.56 5.01 5.03 5.07 5.17 5.02
100 6.17 4.88
2.97
93.97 94.18 94 94.44 94.58 94.8 94.89 94
95 92.78 93.75

90

85
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk yang Bekerja, dan


Pengangguran Tahun 2011-2020
Sumber: Badan Pusat Statistik

Gambar 2. Kurva Permintaan Tenaga Kerja


Sumber: (Borjas, 2016)

2,852,707 2,836,921 2,860,630


2,722,605 2,741,600
2,366,769
2,025,515

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 3. Rata-Rata Upah/Gaji Buruh, Karyawan, Pegawai Tahun 2015-2021


Sumber: Badan Pusat Statistik
45 40

43

47

47

2014 2015 2016 2017 2018

Gambar 4. Peringkat Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia


Sumber: IMD World Competitiveness Centre

Anda mungkin juga menyukai