Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Internasional Sains dan Penelitian (IJSR)


ISSN: 2319-7064
SJIF (2020): 7.803

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada PT

Provinsi Kepulauan Riau


Agus Tri BASUKI1, Ayu Indah LESTARI2

1Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia

Email Penulis Koresponden:agustribasuki[at]yahoo.com

2Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Indonesia

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah angkatan kerja, Upah Minimum Kabupaten/Kota, investasi dan pertumbuhan ekonomi
terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data panel. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan model Fixed Effect Model (FEM). Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) dan Laporan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau. Hasil analisis menunjukkan bahwa angkatan kerja dan investasi berpengaruh
positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan Upah Minimum Kabupaten/Kota dan pertumbuhan ekonomi mempunyai
pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Tingginya UMK dan rendahnya produktivitas tenaga kerja menyebabkan perusahaan
mengganti tenaga kerja dengan mesin produksi (padat modal).

Kata kunci:penyerapan tenaga kerja, upah minimum kabupaten, investasi, pertumbuhan ekonomi

1. Perkenalan upah kapita pekerja meningkat dan berdampak pada


peningkatan rata-rata upah pekerja (Wasilaputri, 2016). Selain
Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia masih cukup kompleks, upah minimum, ada variabel lain yang dapat mempengaruhi
seperti tingginya angka pengangguran yang disebabkan oleh penyerapan tenaga kerja yaitu investasi. Investasi merupakan
banyaknya tenaga kerja yang belum terserap oleh lapangan kerja pengeluaran yang dilakukan untuk membeli berbagai barang
yang tersedia. Pengangguran yang terjadi dapat menyebabkan modal dan peralatan produksi agar barang dan jasa yang
rendahnya produktivitas dan pendapatan masyarakat, sehingga dihasilkan semakin banyak.
berdampak pada masalah kemiskinan bahkan dapat memicu
terjadinya kejahatan (Biamrillah & Nurhayati, 2018). Oleh karena itu, 2. Penelitian Sebelumnya
setiap individu harus memiliki potensi yang unggul agar mampu
bersaing dalam memperoleh pekerjaan yang layak. Ada dua teori yang menjelaskan persoalan ketenagakerjaan. Teori
pertama adalah teori yang dikemukakan oleh Lewis (1959) yang
Jumlah angkatan kerja di Indonesia selalu meningkat berasumsi bahwa kelebihan pekerja merupakan sebuah peluang dan
setiap tahunnya. Pada tahun 2019, jumlah angkatan kerja bukan masalah. Kelebihan tenaga kerja pada suatu sektor dinilai akan
sebanyak 133,56 juta orang, meningkat 2,55 juta orang mendorong pertumbuhan output dan menjadi penyedia tenaga kerja
jika dibandingkan dengan tahun 2018. Angkatan kerja bagi sektor lain. Perekonomian negara berkembang mempunyai dua
merupakan komponen yang terdiri dari penduduk bekerja sektor yaitu sektor modern dan sektor tradisional. Pada sektor
dan pengangguran. Jumlah penduduk bekerja pada tahun tradisional terjadi kelebihan pasokan tenaga kerja dan tingkat upah
2019 tercatat sebanyak 126,52 juta orang dan 7,05 juta yang diberikan lebih rendah dibandingkan pada sektor modern.
orang menganggur. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, Rendahnya upah pekerja di perdesaan akan mendorong pengusaha
jumlah penduduk bekerja bertambah 2,50 juta orang dan di perkotaan untuk menggunakan tenaga kerjanya dalam
jumlah pengangguran bertambah 50 ribu orang (Statistik, pengembangan industri di perkotaan. Dengan demikian, menurut
2019). Lewis, kelebihan pekerja merupakan sebuah peluang dan bukan
masalah, dengan asumsi perpindahan pekerja dari sektor tradisional
Peningkatan jumlah angkatan kerja menunjukkan adanya ke sektor modern berjalan lancar dan pergerakannya tidak menjadi
peningkatan pasokan tenaga kerja yang tersedia di pasar tenaga terlalu banyak (Mulyadi, 2017). Teori kedua adalah teori Fei-Ranis
kerja. Namun peningkatan tersebut belum tentu diimbangi dengan (1961) yang menjelaskan pengaruh kelebihan tenaga kerja terhadap
peningkatan permintaan tenaga kerja yang mampu menyerap tenaga pembangunan ekonomi. Tahapan pembangunan ekonomi dalam
kerja yang ada. Oleh karena itu, tingginya angkatan kerja menjadi kondisi kelebihan tenaga kerja terdapat 3 tahap, yaitu pertama,
tantangan bagi pemerintah. Pemerintah harus mampu menyediakan tenaga kerja yang belum mendapatkan pekerjaan akan dialihkan ke
lapangan kerja yang seluas-luasnya agar tenaga kerja dapat terserap. sektor industri dengan memberikan upah yang sama. Kedua, pekerja
Kemampuan dan keterampilan suatu tenaga kerja juga harus sektor pertanian dapat meningkatkan output namun produksi yang
ditingkatkan, agar produktivitas tenaga kerja meningkat dan dihasilkan lebih kecil dibandingkan upah yang akan diperoleh dan
perekonomian suatu daerah atau negara menjadi lebih baik lagi. ditransfer ke sektor industri. Ketiga, output yang dihasilkan oleh
pekerja sektor pertanian lebih besar dibandingkan dengan upah yang
akan diperoleh, hal ini disebut dengan swasembada. Kelebihan
Faktor lain yang dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah tenaga kerja diserap ke dalam sektor industri dan jasa yang
tingkat upah. Kebijakan upah minimum merupakan upaya pemerintah mengalami kesinambungan
untuk memperbaiki sistem pengupahan dalam mengatasi permasalahan
ketenagakerjaan. Kebijakan ini dilakukan agar per

Volume 11 Edisi 3 Maret 2022


www.ijsr.net
Berlisensi Berdasarkan Atribusi Creative Commons CC BY

ID Kertas: SR22302100644 DOI: 10.21275/SR22302100644 321


Jurnal Internasional Sains dan Penelitian (IJSR)
ISSN: 2319-7064
SJIF (2020): 7.803
meningkat seiring dengan peningkatan output dan perluasan observasi cross-sectional (time series), sehingga metode data
usahanya. panel cocok digunakan sebagai studi penyesuaian dinamis.
Keempat, banyaknya observasi berimplikasi pada data yang lebih
Salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan pembangunan informatif, bervariasi, kolinearitas antar data semakin menurun,
ekonomi suatu negara adalah dengan melihat seberapa besar lapangan dan derajat kebebasan semakin tinggi sehingga dapat diperoleh
kerja yang dapat diciptakan dari pembangunan ekonomi tersebut. hasil estimasi yang lebih efisien. Kelima, data panel dapat
Banyaknya lapangan kerja yang tercipta dapat meningkatkan pendapatan digunakan untuk mempelajari model perilaku yang kompleks.
dan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga kehidupan masyarakat Keenam, data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias
akan sejahtera. yang mungkin timbul dari pengumpulan data individu.

Rakhmawati & Boedirochminarni (2018) penelitian tentang faktor-


faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dengan judul Model regresi data panel digunakan dengan tujuan untuk
“Analisis Tingkat Penyerapan Sektor Industri Di Kabupaten Gresik menyederhanakan perhitungan dengan metode ekonometrik.
menyimpulkan bahwa secara parsial variabel upah dan angkatan Variabel terikat yang digunakan adalah lapangan kerja dengan
kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap penyerapan tenaga lambang variabel (PTK) dan variabel bebasnya adalah angkatan
kerja sedangkan industri Variabel berpengaruh signifikan dan negatif kerja (AK), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), investasi (INV),
terhadap penyerapan tenaga kerja.Penelitian lainnya dilakukan oleh dan pertumbuhan ekonomi (PE). Model umum regresi data panel
Meilasari (2020) dengan judul “Pengaruh Upah Minimum Provinsi, dapat dituliskan sebagai berikut:
PDRB, Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor
Industri Di Pulau Jawa Tahun 2010-2016”. Hasil penelitian PTK = α + b1AKit + b2UMK2itu + b3INVit + b4PEit +
menunjukkan bahwa secara parsial variabel upah minimum е……………………. …. . . …. …. . …. (1)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga logPTK = α + b1logAKit + b2logUMK2itu + b3IogINVit + b
kerja, sedangkan variabel PDRB dan investasi berpengaruh positif 4logPEit + е…. . …. . . ............. (2)
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Informasi:
Penelitian yang dilakukan oleh Rusniati et al., (2018) dengan judul “Analisis PTK = lapangan kerja
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum Terhadap α = Konstanta
Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Malang” secara parsial AK = Angkatan Kerja
menyimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh UMK = Upah Minimum Kabupaten/Kota
positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan INV = Investasi
variabel upah minimum berpengaruh negatif dan tidak signifikan PE = Pertumbuhan Ekonomi
terhadap penyerapan tenaga kerja. Penelitian yang dilakukan mempunyai b (1. .2) = Koefisien regresi masing-masing variabel
persamaan dan perbedaan. independen
log = logaritma
Tujuan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang e = Istilah kesalahan

Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Kepulauan Riau t = Waktu (2010, 2011, 2012,……, 2019)
adalah untuk melihat pengaruh angkatan kerja, upah minimum i = Tempat (Kabupaten Karimun, Bintan, …, Kota
kabupaten/kota, investasi, dan pertumbuhan ekonomi terhadap Tanjungpinang)
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Riau.
Dengan hasil persamaan tersebut akan diperoleh 3
3. Data Penelitian pendekatan yang dapat digunakan dalam metode
estimasi model regresi menggunakan data panel, yaitu
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang Cammon Effect Model, Fixed Effect Model, dan
diperoleh dari pengunduhan laporan tahunan tingkat Random Effect Model. Dasar penentuan model terbaik
kabupaten/kota dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan (Gujarati & Porter (2009) antara Cammon Effect Model
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Riau atau Random Effect Model didasarkan pada distribusi
tahun 2010-2019. Data sekunder yang akan diunduh dalam Chi-Squares melalui derajat kebebasan (df) dari jumlah
penelitian ini meliputi data penyerapan tenaga kerja yang variabel independen. Jika nilainya Jika nilai Lagrange
diambil dari data jumlah penduduk bekerja, angkatan kerja, Multiplier (LM) lebih besar dari nilai kritis Chi-Squares,
Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), investasi, dan maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya model
pertumbuhan ekonomi yang tertuang dalam laporan buku terbaik untuk mengestimasi data panel adalah
kabupaten/kota dalam bentuk angka dan laporan. . Departemen Random Effect Model. Jika Lagrange Multiplier (LM)
Tenaga Kerja dan Transmigrasi. lebih kecil dari nilai kritis Chi-Squares, maka HO
diterima dan H1 ditolak, artinya model terbaik untuk
4. Metodologi Penelitian mengestimasi data panel adalah Cammon Effect
Model.
Penelitian ini menggunakan regresi data panel. Kelebihan penggunaan
regresi data panel dalam suatu penelitian antara lain (Widarjono, 2009): 5. Analisis Data
pertama, data panel dapat memperhitungkan heterogenitas individu
secara eksplisit dengan memperbolehkan variabel spesifik individu. Kedua, Terdapat tiga model yang digunakan dalam analisis regresi
dengan kemampuan mengendalikan heterogenitas, data panel dapat data panel, yaitu Cammon Effect Model, Fixed Effect Model,
digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku yang lebih dan Random Effect Model. Model terbaik dapat ditentukan
kompleks. Ketiga, data panel didasarkan pada pengulangan melalui dua pengujian yaitu uji Chow dan uji Chow

Volume 11 Edisi 3 Maret 2022


www.ijsr.net
Berlisensi Berdasarkan Atribusi Creative Commons CC BY

ID Kertas: SR22302100644 DOI: 10.21275/SR22302100644 322


Jurnal Internasional Sains dan Penelitian (IJSR)
ISSN: 2319-7064
SJIF (2020): 7.803
tes Hausman. Uji Chow merupakan pengujian yang dilakukan Variabel Dependen: Tenaga Kerja Model
untuk menentukan model terbaik dalam mengestimasi data Model Penyerapan Efek Tetap
panel yaitu Cammoon Effect Model dengan pendekatan R2 0,999
OrdInary Least Square (OLS) atau Fixed Effect Model yang FStatistik 20435.15
biasa dikenal dengan teknik Least Square Dummy Variable Kemungkinan 0,000***
(LSDV). Kemudian uji Hausman digunakan untuk memilih Statistik Durbin Watson 1.837871
Catatan:
model terbaik antara Fixed Effect Model atau Random Effect
Model. * * * Signifikan pada = 1%
* * Signifikan pada = 5%
Berdasarkan hasil uji Chow dan uji Hausman yang telah dilakukan, * Signifikan pada = 10%
keduanya menyarankan penggunaan model terbaik yaitu Fixed Effect
Model dalam memperkirakan pengaruh angkatan kerja, upah Berdasarkan Tabel 2 nilai konstanta sebesar 1,058840 dapat
minimum, investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan diartikan bahwa apabila angkatan kerja bertambah 1% maka
tenaga kerja di wilayah tersebut. Provinsi Kepulauan Riau. Model jumlah angkatan kerja yang terserap akan bertambah sebesar
Fixed Effect juga dipilih sebagai model terbaik karena pada model ini 1,058840% dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Nilai
terdapat nilai probabilitas yang lebih signifikan pada setiap variabel koefisien sebesar -0,023913 dapat diartikan bahwa apabila upah
independen dibandingkan dengan Model Cammon Effect atau minimum kabupaten/kota naik sebesar 1%, maka jumlah tenaga
Random Effect Model. kerja yang terserap akan berkurang sebesar 0,023913% dengan
asumsi faktor lain tetap. Nilai koefisien sebesar 0,057395 dapat
Tmampu 1:Perkiraan Hasil Regresi Penyerapan Tenaga Kerja pada diartikan bahwa apabila investasi meningkat sebesar 1% maka
Variabel tak bebas: Model jumlah tenaga kerja yang terserap akan meningkat sebesar
Penyerapan tenaga kerja Cammon Acak 0,057395% dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Nilai
Efek Tetap
Model Memengaruhi Memengaruhi
koefisien -0,002933 dapat diartikan bahwa ketika pertumbuhan
Konstan - 1.228 - 0,062
ekonomi meningkat sebesar 1% maka jumlah tenaga kerja yang
Kemungkinan 0,002*** 0,447
terserap akan berkurang sebesar 0,002933% dengan asumsi
LOGAK 1.020 1.059 1.019
Kemungkinan 0,000*** 0,000*** 0,000*** faktor lain dianggap konstan.
LOGUMK 0,001 - 0,024 0,005
Kemungkinan 0,470 0,012*** 0,386 Berdasarkan hasil estimasi diatas menunjukkan bahwa terdapat
MASUK - 0,019 0,057 - 0,018 pengaruh cross sectional pada kabupaten/kota di Provinsi
Kemungkinan 0,000*** 0,005*** 0,000*** Kepulauan Riau terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi
pe - 0,004 - 0,003 - 0,003 Kepulauan Riau. Berdasarkan estimasi terlihat Kabupaten
Kemungkinan 0,001*** 0,037** 0,006*** Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten
R2 0,999 0,999 0,999 Kepulauan Anambas mempunyai pengaruh cross section yang
FStatistik 20435.15 32758.62 positif dibuktikan dengan nilai koefisien dengan rincian nilai
Kemungkinan 0,000*** 0,000*** koefisien sebesar 0,014031 untuk wilayah Kabupaten Karimun,
Statistik Durbin Watson 1.634690 1.837871 1.511163 maka nilai koefisien sebesar 0,075083 untuk wilayah Kabupaten
Keterangan: *** Signifikan = 1% ** Signifikan pada = 5% * Natuna, nilai koefisien sebesar 0,135696 untuk wilayah
pada Signifikan pada = 10% Kabupaten Lingga, dan nilai koefisien sebesar 0,111774 untuk
wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas. Daerah yang
Setelah melakukan beberapa pengujian untuk menentukan mempunyai pengaruh negative cross section adalah Kabupaten
model terbaik yang akan digunakan dalam estimasi data panel, Bintan, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang. Hal ini dibuktikan
maka dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model merupakan dengan nilai koefisien sebesar -0,032289 untuk wilayah
model terbaik yang direkomendasikan dalam penelitian ini. Kabupaten Bintan, nilai koefisien sebesar -0,256930 untuk
Model ini merupakan model yang parameternya tidak diketahui wilayah Kota Batam, dan nilai koefisien sebesar -0,047365 untuk
dan akan diestimasi dengan menggunakan teknik variabel wilayah Kota Tanjungpinang.
dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar
penampang. Berikut tabel hasil estimasi Fixed Effect Model Berdasarkan hasil estimasi terlihat bahwa Kabupaten Lingga merupakan
dengan jumlah observasi penelitian sebanyak 7 kabupaten/kota daerah yang mempunyai pengaruh cross sectional terhadap penyerapan
di Provinsi Kepulauan Riau selama periode 2010-2019. tenaga kerja tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau dengan nilai koefisien
sebesar 0,135696. Kabupaten Lingga merupakan kabupaten yang
Meja 2:Hasil Estimasi Model Efek Tetap menghasilkan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tertinggi jika
Variabel Dependen: Tenaga Kerja Model dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Berdasarkan data Badan
Model Penyerapan Efek Tetap Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan,
Konstan - 1.228 dan perikanan dalam 10 tahun terakhir selalu menjadi penyumbang PDRB
Kemungkinan 0,002*** tertinggi di Kabupaten Lingga. Hal ini menyebabkan Kabupaten Lingga
LOGAK 1.059 memiliki dampak cross-sectional terhadap penyerapan tenaga kerja yang
Kemungkinan 0,000*** paling tinggi, karena sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
LOGUMK - 0,024 merupakan sektor yang mengarah pada kegiatan padat karya.
Kemungkinan 0,012***
MASUK 0,057
Kemungkinan 0,005***
Kabupaten Lingga merupakan Kabupaten dengan Tingkat
pe - 0,003
Pengangguran Terbuka (TPT) terendah jika dibandingkan dengan
Kemungkinan 0,037***
kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data

Volume 11 Edisi 3 Maret 2022


www.ijsr.net
Berlisensi Berdasarkan Atribusi Creative Commons CC BY

ID Kertas: SR22302100644 DOI: 10.21275/SR22302100644 323


Jurnal Internasional Sains dan Penelitian (IJSR)
ISSN: 2319-7064
SJIF (2020): 7.803
diunggah Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau sektor ini juga akan meningkat, sehingga angkatan kerja dapat
menunjukkan, selama 10 tahun terakhir rata-rata TPT di Kabupaten mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Adanya pengaruh yang
Lingga sebesar 4,1 persen. Angka tersebut merupakan angka signifikan antara angkatan kerja dengan lapangan kerja
terendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. disebabkan oleh perkembangan jumlah angkatan kerja yang
Rendahnya nilai TPT di suatu daerah menggambarkan banyaknya nantinya akan mendorong perlunya perluasan kesempatan kerja.
angkatan kerja yang terserap lapangan kerja, sehingga angka
pengangguran di daerah tersebut rendah. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rakhmawati & Boedirochminarni, (2018); Utami,
Kota Batam merupakan daerah yang mempunyai cross section effect (2009); yang menyatakan bahwa angkatan kerja berpengaruh positif
terhadap penyerapan tenaga kerja paling rendah di Provinsi Kepulauan dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya, apabila
Riau dengan nilai koefisien sebesar -0.256930. Sektor manufaktur jumlah angkatan kerja meningkat maka akan meningkatkan jumlah
merupakan sektor unggulan di Kota Batam, bahkan sektor unggulan di penyerapan tenaga kerja.
Provinsi Kepulauan Riau. Sektor industri pengolahan merupakan sektor
yang mempunyai peranan besar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Berdasarkan hasil estimasi yang telah dilakukan pada
Regional Bruto suatu daerah. Hal ini terlihat berdasarkan data yang penelitian terlihat bahwa nilai koefisien variabel upah
diunggah Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau yang minimum kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau sebesar
menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memberikan kontribusi -0,023913 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0123. Hasil nilai
sebesar 37,92% terhadap PDRB. koefisien dan nilai probabilitas dapat diartikan bahwa
variabel upah minimum kabupaten/kota mempunyai
Rendahnya pengaruh penampang melintang di Kota Batam terhadap pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan
penyerapan tenaga kerja disebabkan karena subsektor industri tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Nilai sebesar
pengolahan yang memberikan kontribusi terbesar di daerah tersebut -0,023913 dapat diartikan bahwa apabila upah minimum
adalah subsektor barang logam, komputer, barang elektronik, optik, kabupaten/kota dinaikkan sebesar 1%, maka jumlah tenaga
dan peralatan listrik, yang merupakan 57,85 persen dari total sektor kerja yang terserap akan berkurang sebesar 0,023913%
industri pengolahan pada tahun 2019. Subsektor industri pengolahan dengan asumsi faktor lain dianggap konstan.
merupakan subsektor yang cenderung padat modal, karena proses
produksinya banyak menggunakan peralatan seperti mesin dan Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa upah minimum berpengaruh
teknologi lainnya. Hal ini menyebabkan tenaga kerja manusia kalah negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sesuai dengan
saing dengan barang modal. hipotesis dalam penelitian. Menurut Sumarsono (2003) tingginya tingkat
upah akan menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan suatu
Berdasarkan hasil estimasi yang telah dilakukan pada penelitian perusahaan menjadi lebih banyak, sehingga perusahaan akan
terlihat bahwa nilai koefisien variabel angkatan kerja kabupaten/ meningkatkan harga jual barang per unitnya. Ketika harga suatu barang
kota di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 1.058840 dengan nilai naik maka konsumen akan merespon dengan cepat dan mengurangi
probabilitas sebesar 0.0000. Hasil nilai koefisien dan probabilitas konsumsi terhadap barang tersebut, bahkan tidak lagi mengkonsumsinya.
dapat diartikan bahwa variabel angkatan kerja mempunyai Hal ini menyebabkan barang-barang yang tersedia di pasaran tidak terjual
pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga habis, sehingga perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang
kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Nilai sebesar 1.058840 dapat tersebut dan mengurangi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
diartikan bahwa apabila angkatan kerja bertambah sebesar 1%
maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat sebesar
1.058840% dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wasilaputri (2016) yang menyatakan bahwa kenaikan upah
minimum akan menyebabkan penurunan kuantitas penyerapan
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa angkatan kerja tenaga kerja di Pulau Jawa. Ketika upah meningkat, namun harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja input lainnya tetap, maka biaya yang dikeluarkan untuk menggaji
sesuai dengan hipotesis dalam penelitian. Angkatan kerja merupakan karyawan akan relatif mahal dibandingkan dengan input lainnya. Hal
penduduk berusia 15 tahun ke atas yang aktif dalam kegiatan ini akan mendorong pengusaha untuk mengganti tenaga kerja yang
perekonomian dan mempunyai peranan penting dalam mendorong relatif mahal dengan input lain yang lebih murah untuk
perekonomian ke arah yang lebih baik. Melalui tenaga kerja yang mempertahankan keuntungan.
efisien dan produktif dapat menjadi faktor penentu peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat suatu daerah Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
(Feriyanto & Sriyana, 2016). Berdasarkan teori Lewis yang dilakukan oleh Meilasari (2020); Jaya & Kholilah, (2020);
menjelaskan bahwa kelebihan pekerja merupakan sebuah peluang Pramusinto & Daerobi, (2020) menunjukkan bahwa variabel upah
dan bukan masalah, karena kelebihan pekerja di suatu sektor dapat minimum berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
memberikan kontribusi terhadap pasokan pekerja di sektor lain, dan penyerapan tenaga kerja. Artinya semakin tinggi tingkat upah
dapat meningkatkan output (Mulyadi, 2017). yang dibayarkan kepada pekerja maka akan menurunkan jumlah
penyerapan tenaga kerja.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Halim et al., (2015) yang menjelaskan bahwa angkatan kerja berpengaruh Berdasarkan hasil estimasi yang telah dilakukan terlihat
positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Aceh. nilai koefisien variabel investasi kabupaten/kota di
Adanya angkatan kerja menggambarkan tersedianya pasokan tenaga Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,057395 dengan nilai
kerja di pasar tenaga kerja untuk mengisi sektor-sektor perekonomian. probabilitas sebesar 0,0054. Hasil nilai koefisien dan nilai
Ketika angkatan kerja di suatu daerah meningkat, maka penawaran probabilitas dapat diartikan bahwa variabel investasi
tenaga kerja tersedia di pasar tenaga kerja masing-masing mempunyai pengaruh positif dan signifikan

Volume 11 Edisi 3 Maret 2022


www.ijsr.net
Berlisensi Berdasarkan Atribusi Creative Commons CC BY

ID Kertas: SR22302100644 DOI: 10.21275/SR22302100644 324


Jurnal Internasional Sains dan Penelitian (IJSR)
ISSN: 2319-7064
SJIF (2020): 7.803
pengaruhnya terhadap ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Riau. 6. Kesimpulan
Nilai sebesar 0,057395 dapat diartikan bahwa ketika investasi
meningkat sebesar 1% maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan Jumlah angkatan kerja di Provinsi Kepulauan Riau mempunyai
meningkat sebesar 0,057395% dengan asumsi faktor lain dianggap pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Ketika jumlah
konstan. angkatan kerja meningkat, diharapkan pemerintah dapat
meningkatkan jenjang pendidikan seperti wajib belajar 12 tahun
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa investasi berpengaruh dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga dapat
positif dan signifikan terhadap penyerapan energi sesuai dengan memberikan dampak positif bagi perekonomian Kepulauan Riau.
hipotesis dalam penelitian. Investasi yang dilakukan suatu Propinsi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat
perusahaan dapat memperluas kesempatan kerja, karena dengan merumuskan kebijakan terkait upah minimum yang berorientasi
adanya investasi maka jumlah produksi yang dihasilkan akan pada kepentingan semua pihak. Penetapan upah minimum suatu
meningkat. Peningkatan produksi pada suatu perusahaan akan daerah harus ditentukan berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak di
membutuhkan tambahan tenaga kerja agar proses produksi dapat masing-masing daerah. Dengan adanya upah minimum yang
berjalan dengan lancar. Hal ini sejalan dengan teori Harrod-Dhomar layak diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja
yang menyatakan bahwa investasi tidak hanya menciptakan sehingga pertumbuhan produksi meningkat dan ketika produksi
permintaan, tetapi juga meningkatkan kapasitas produksi. Kapasitas meningkat maka penyerapan tenaga kerja juga meningkat.
produksi yang besar memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak
(Mulyadi, 2017).
Terkait investasi, pemerintah sebaiknya mendorong lebih banyak
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh investasi yang mengarah pada investasi tenaga kerja dan
Meilasari (2020) yang menyatakan bahwa investasi berpengaruh positif mengurangi investasi padat modal. Hal ini dilakukan agar lebih
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri di banyak tenaga kerja yang terserap lapangan kerja. Untuk dapat
Pulau Jawa. Investasi bertujuan untuk mengganti atau menambah barang mendorong investasi, pemerintah perlu meningkatkan daya tarik
modal sehingga proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dan melakukan promosi terkait keunggulan daerah agar dapat
semakin meningkat di masa yang akan datang. Dengan kata lain investasi menarik investor asing untuk menanamkan modalnya.
merupakan suatu kegiatan belanja modal dalam rangka meningkatkan
kapasitas produksi, dan untuk meningkatkan kapasitas produksi tersebut
diperlukan sumber daya manusia didalamnya. Selain itu kebijakan pemerintah harus memperhatikan sektor-sektor yang
berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah,
Hasil penelitian tersebut didukung berdasarkan penelitian yang terutama sektor-sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja,
dilakukan oleh Jaya & Kholilah (2020) yang menunjukkan bahwa sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja dan dapat mengurangi
peningkatan investasi berpengaruh positif terhadap penyerapan pengangguran.
tenaga kerja di 6 provinsi di Pulau Jawa. Upaya mendorong investasi
menjadi salah satu langkah yang dapat berdampak pada peningkatan
Referensi
lapangan kerja. Peningkatan investasi dapat meningkatkan kapasitas
produksi yang berdampak pada tingginya permintaan tenaga kerja.
[1] Amalia, D. & Woyanti, N. (2020). dan Upah Minimum
Investasi yang dilakukan investor baik di PMDN maupun PMA dapat
Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Besar dan.
menjadi sumber permodalan bagi suatu perusahaan. Kegiatan
Jurnal Media Ekonomi Dan Manajemen,35(2), 206–
investasi dapat menambah sumber pendanaan perusahaan untuk
217.
memperoleh aset yang dapat digunakan untuk meningkatkan
[2] Biamrillah, A. & Nurhayati, SF (2018). Analisis Faktor-
kapasitas produksi perusahaan. Peningkatan kapasitas produksi
Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga
menyebabkan perusahaan membutuhkan tambahan tenaga kerja
Kerja di Daerah Karesidenan Semarang. Kolokium
untuk melakukan aktivitas produksi.
Penelitian Universitas Jurnal, 325–340.
[3] Feriyanto, N. & Sriyana, J. (2016). Penyerapan tenaga kerja
Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
berdasarkan kebijakan upah minimum di Indonesia.Jurnal
dilakukan oleh Pamungkas, (2020); Meilasari, (2020); Amalia &
Inkuiri Sains Regional,8(1), 11–21.
Woyanti, (2020) yang menyatakan bahwa investasi berpengaruh
[4] Gujarati, DN, & Porter, DC (2009). Ekonometrika
positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Artinya
dasar (edisi internasional).New York: McGraw-Hills
semakin tinggi tingkat investasi maka semakin tinggi pula
Inc.
penyerapan tenaga kerja yang dilakukan. Berdasarkan hasil
[5] Halim, FZ, Hamzah, A. & Sofyan. (2015). Faktor-
estimasi yang telah dilakukan terlihat nilai koefisien variabel
Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga
pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan
Kerja.Jurnal Ilmu Ekonomi,3(1), 27–36.
Riau sebesar -0,002933 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0374.
[6] Jaya, T. & Kholilah, K. (2020). Pengaruh Bruto Domestik
Hasil nilai koefisien dan nilai probabilitas dapat diartikan bahwa
Regional Bruto, Upah Minimum Provinsi, dan Investasi
variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.Jurnal Ekonomi
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi
Bisnis Dan Kewirausahaan,9(3), 236–249.
Kepulauan Riau. Nilai sebesar -0,002933 dapat diartikan bahwa
[7] Meilasari, D. (2020). Pengaruh Upah Minimum
ketika pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 1% maka
Provinsi, PDRB, Investasi terhadap Penyerapan
jumlah tenaga kerja yang terserap akan berkurang sebesar
Tenaga Kerja Sektor Industri di Pulau Jawa tahun
0,002933% dengan asumsi faktor lain dianggap konstan.
2010-2016.Jurnal Akutansi Aktiva,1(2), 169–190.
[8] Mulyadi, S. (2017).Ekonomi Sumber Daya Manusia
Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Volume 11 Edisi 3 Maret 2022
www.ijsr.net
Berlisensi Berdasarkan Atribusi Creative Commons CC BY

ID Kertas: SR22302100644 DOI: 10.21275/SR22302100644 325


Jurnal Internasional Sains dan Penelitian (IJSR)
ISSN: 2319-7064
SJIF (2020): 7.803
[9] Pamungkas, LS (2020). Pengaruh Investasi, Jumlah Unit
Usaha Dan Nilai Output Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Di Indonesia.Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Industri,02(01), 40–48.
[10] Pramusinto, N. & Daerobi, A. (2020). Penyerapan
Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur di
Indonesia.Institut Penelitian dan Kritikus
Internasional Budapest-Jurnal (BIRCI-Journal), 3(
1), 549–561.
[11] Rakhmawati, A. & Boedirochminarni, A. (2018).
Analisis Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Industri di Kabupaten Gresik.Jurnal Ekonomi
Pembangunan,2(1), 74–82.
[12] Rusniati, R., Sudarti. & Agustin, A. . (2018). Analisis
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten
Malang.Jurnal Ekonomi Syariah,3(2), 34–42.
[13] Sumarsono, S. (2003).Ekonomi Manajemen
Sumberdaya Manusia dan Ktenagakerjaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[14] Utami, BT (2009). Pengaruh Upah Minimum
Kabupaten, Produk Domestik Regional Bruto,
Angkatan Kerja Dan Investasi Terhadap Peluang
Kerja Di Kabupaten Jember.Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Pembangunan,1(1), 1–20.
[15] Wasilaputri, FR (2016). Pengaruh Upah Minimum
Provinsi, PDRB dan Investasi Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja di Pulau Jawa Tahun 2010-2014.Jurnal
Pendidikan Dan Ekonomi,5(3), 243–250.
[16] Widarjono, A. (2009). Ekonometrikapengantar dan
aplikasinya.Yogyakarta: Ekonisia.

Volume 11 Edisi 3 Maret 2022


www.ijsr.net
Berlisensi Berdasarkan Atribusi Creative Commons CC BY

ID Kertas: SR22302100644 DOI: 10.21275/SR22302100644 326

Anda mungkin juga menyukai