Anda di halaman 1dari 16

Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu

Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA GLOBAL TERHADAP


TINJAUAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003

Oleh :

Hayanuddin Safri
Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Labuhanbatu

ABSTRAK

Melakukan kegiatan bisnis di luar negara asalnya pada era modern ini sudah hal yang
biasa di beberapa banyak negara, termasuk kegiatan proses produksi, distribusi, penjualan dan
hal-hal yang berkaitan dengan proses binis lainnya. Kemampuan sebuah perusahaan untuk
melakukan operasi di luar negeri merupakan indikator berkembangnya perusahaan tersebut.
Banyak perusahaan mencari partner dan membuka lowongan pekerjaan bagi negara baru di
mana menjadi tempat beroperasi. Jaringan dan relasi dengan tempat operasi yang baru harus
dimaksimalkan untuk mengurangi resiko kegagalan. Perusahaan membentuk suatu perusahaan
yang kuat dimulai dengan memiliki sumber daya manusia yanag baik dan mampu untuk terus
berkembang. Perkembangan suatu perusahaan menjadi multinasional sangat memerlukan
sumberdaya yang berkualitas karena hal ini akan berpengaruh pada citra perusahaan itu
sendiri. Pengelolaan perusahaan akan terus berupaya untuk melatih dan mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Perusahaan yang semakin besar akan
membutuhkan sumber daya manusia yang semakin kompleks untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan di negara yang berbeda-beda. Oleh sebab itu penerapan manajemen sumber daya
manusia global/internasional mutlak diperlukan dalam memberikan pelayanan terbaik di mana
perusahaan akan beroperasi. Pengelolaan sumber daya manusia global memerlukan
penanganan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan manajemen sumber daya manusia
secara domestik, ternasuk didalamnya penerapan UU No.13 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga manajemen sumber
daya manusia global harus mampu mengimbangi karakteristik yang berbeda-beda tersebut.

Kata kunci: Human Resource Management, UU No.13 Tahun 2003, dan Efektivitas.

I. PENDAHULUAN.
Pesatnya perkembangan di bidang dibawa dari internet dan sebagainya, semuanya
teknologi informasi, khususnya internet, hal itu telah turut serta menentukan kondisi
perusahaan telah mengalami transformasi pengelolaan perusahaan sekarang ini dan masa
drastis. Lingkungan kerja sekarang ini ditandai mendatang (Rahimic & Car, 2004).
dengan persaingan yang makin tinggi. Dalam situasi itu korporasi harus
Munculnya globalisasi di banyak bidang, melakukan perubahan dalam banyak hal agar
adanya perubahan yang terjadi secara bisa tetap kompetitif dalam persaingan yang
bersamaan di luar perusahaan, perubahan cepat makin ketat. Ada banyak hal yang membawa
dari teknologi baru, inovasi-inovasi baru perubahan, namun tidak ada satu hal pun yang
dalam hal cara memproduksi, perubahan yang melebihi teknologi informasi. Dengan

1|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

teknologi informasi, khususnya internet, maka Perusahaan perlu menciptakan suatu budaya
mulai dari pegawai yang paling bawah sampai dan sistem reward untuk memdapatkan yang
dengan pimpinan paling atas, memiliki terbaik dari para pekerjanya. Kepada mereka
kemampuan untuk mendapatkan informasi tidak lagi ditekankan pendekatan perintah dan
seluas-luasnya, yang berasal dari mana-mana. kontrol yang bersifat hierarkis, melainkan
Hanya dalam waktu beberapa kedipan mata mengembangkan dengan baik sumber daya
saja,manusia sudah bisa mengetahui informasi manusia yang dimiliki dan memberi imbalan
yang datang dari berbagai belahan dunia. Itu yang tepat bagi mereka yang berkontribusi
berarti korporasi abad ke-21 harus beradaptasi baik, seakan-akan mereka adalah pemilik dari
dan menyesuaikan diri dengan manajemen perusahaan itu sendiri.
berbasis web.
Perusahaan harus siap menghadapi Kenyataan menunjukkan bahwa lebih
perubahan, bukan stabilitas; membangun kerja dari seratus ribu lowongan pekerjaan di
sama melalui jaringan,bukan bercokol dengan Indonesia tidak terisi. Hal tersebut disebabkan
hierarki yang kaku; membangun kemitraan antara lain karena ketidaksesuaian antara job
dan aliansi, bukan merasa cukup dengan requirements dengan kompetensi calon. Bajak-
dirinya sendiri; mengikuti perkembangan membajak tenaga profesional dan headhunting
teknologi, dan bukan malah menutup diri. masih sering terjadi hingga saat ini. Tenaga
Berbeda dengan pabrik ratusan tahun lalu, profesional asing masih banyak dipekerjakan
perusahaan sekarang dan masa depan harus untuk menduduki posisi-posisi tertentu
merancang produknya dengan menjadikan terutama di perusahaan besar yang berorientasi
pelanggannya sebagai rekan dan memberi internasional. Bahkan tidak tertutup
mereka kesempatan untuk mendesain dan kemungkinan bahwa akan lebih banyak lagi
meminta yang persismereka butuhkan. expatriate yang akan bekerja di Indonesia
Kustomisasi massal telah menjurus pada mendatang. Berdasarkan kenyataan ini, sedini
gelombang pencipt aan produk dan jasa yang mungkin sumber daya manusia handal dan
bersifat individual. Ini sebuah tantangan bagi berkompetensi tinggi harus disiapkan. Sumber
perusahaan karena tidak selalu mudah untuk daya manusia di negara kita tampaknya masih
mengetahui apa dan seberapa banyak kurang menunjukkan kompetensi yang
keinginan pelanggan itu. diharapkan. Menurut BPS (2000), pada tahun
Penyampaian produk dan pelayanan 1999 dari 1.2 juta pencari kerja yang
yang cepat menjadi sangat penting supaya memenuhi persyaratan untuk 0.5 juta
mereka tidak didahului oleh pesaing atau lowongan kerja hanya 0.4 juta orang. Hal ini
datang secara bersamaan. Untuk menghadapi jelas memberi indikasi terjadi suatu mismatch
kondisi seperti ini, maka modal intelektual antara kompetensi calon karyawan dengan
menjadi hal sangat critical bagi kesuksesan kompetensi yang dibutuhkan. Mengacu pada
sebuah bisnis. Untuk itu perusahaan kenyataan ini, sumber daya manusia kita harus
membutuhkan tenaga sumber daya manusia ditingkatkan sefektif mungkin.
yang berkualitas, pemikir yang cerdas. Sumber daya manusia merupakan
Perusahaan perlu membangun suatu gudang penggerak roda pembangunan. Jumlah dan
yang dalam penuh talenta, supaya bisa berhasil komposisinya terus berubah berkaitan dengan
dalam area yang baru tersebut. Akan tetapi, proses demografi. Pada tahun 2000 terdapat
mendapatkan dan memelihara sumber daya sekitar 141,2 juta tenaga kerja yang sekitar
yang bertalenta tinggi membutuhkan lebih dari 61.50 persen berada di pulau Jawa. Kendati,
sekedar membayarkan gaji yang besar. menurut BPS, tingkat partisipasi angkatan

2|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

kerja merupakan ukuran yang menggambarkan the strategy of the bussiness implemented
jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga effectively , getting everybody from the top of
kerja mengalami sedikit kenaikan dari 67,22 the human organization to the bottom doing
persen (1999) menjadi 67,75 persen pada things that make the business successful.
tahun 2000 yang mengidentifikasikan sedikit Mengacu pada definisi tersebut dapat
kenaikan mutu SDM, kita masih harus disimpulkan bahwa strategi sumberdaya
berupaya keras meningkatkan mutu sumbr manusia berkaitan dengan misi, visi, strategi
daya manusia dengan membandingkannya perusahaan, SBU (Strategy Business Unit) dan
minimal dengan mutu tenaga kerja di Asia juga strategi fungsional. Penentuan strategi
Tenggara misalnya dengan Singapura dan sumber daya manusia perlu memperhatikan
Malaysia. dan mempertimbangkan misi, visi, serta
Dunia bisnis akan semakin berorientasi strategi korporat, serta perlu dirumuskan
global terlebih lagi jika implementasi secara logis, jelas dan aplikabel. Strategi
perdagangan bebas menjadi kenyataan. sumber daya manusia mendukung
Kompetisi akan menjadi semakin ketat dan pengimplementasian strategi korporat dan
tuntutan dunia akan meningkat. Hamel dan perlu diterjemahkan dalam aktivitas-aktivitas
Prahalad mengatakan bahwa kompetisi pada sumber daya manusia, kebijakankebijakan,
masa depan tidak hanya dapat dilakukan program-program yang sejalan dengan strategi
dengan redefinisi strategi namun perlu juga perusahaan.
redefinisiperanan manajemen atas dalam Ketidaksesuaian antara strategi sumber
menciptakan strategi sebab ituperanan para daya manusia dan strategi perusahaan akan
pelaku bisnis dalam mengidentifikasi bisnis mempengaruhi pencapaian sasaran
masa depan, menganalisis, merencanakan, perusahaan. Sebaliknya kesesuaian antara
menentukan/ merumuskan serta strategi perusahaan dan strategi sumber daya
mengimplementasi strategi yang tepat sangat manusia perlu diupayakan mendorong
esensial dan menentukan misalnya melalui kreativitas dan inovasi karyawan dalam
transformasi organisasi. mencapai sasaran perusahaan. Strategi sumber
Taylor (1994) mengemukakan daya manusia berkaitan antara lain dengan
beberapa tindakan yang harus dilakukan dalam pembentukan suatu budaya perusahaan yang
melakukan transformasi organisasiagar tepat, perencanaan sumber daya manusia,
berhasil dan siap menghadapi masalahan- mengaudit baik dari segi kuantitatif maupun
masalah di masa depan yaitu: a) strectch goals kualitatif, serta mencakup pula aktivitas
yang mensyaratkan bahwa sasaran harus spe- sumber daya manusia seperti pengadaan (dari
sifik dan dapat diukur, b) visi masa depan, c) rekrutmen sampai pada seleksi), orientasi,
struktur yang ramping, d) budaya baru yang pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan,
mengacu pada profesionalisme, keterbukaan penilaian sumber daya manusia.
dan kerjasama kelompok, e) berorientasi pada Dalam menentukan strategi sumber
mutu atau layanan berkelas dunia, daya manusia,faktor-faktor eksternal perlu
f) manajemen prestasi; mensyaratkansetiap dipertimbangkan mengacu pada future trends
individu memberikan produk berkualitas dan and needs, demand and supply, peraturan
layanan yang memuaskan, g) Inovasi pemerintah, kebutuhan manusiapada umumnya
menyeluruh, h) kemitraan dan jaringan kerja. dan karyawan pada khususnya, potensi
Strategi sumber daya manusia Randall pesaing, perubahan-perubahan sosial,
Schuler (1994), mendefinisikan strategi demografis, budaya maupun nilai-nilai,
sumber daya manusia sebagai berikut: getting teknologi. Kecenderungan perubahan
3|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

lingkungan akan mempengaruhi perubahan tersebut. Pepsi Cola di Amerika Utara,


strategi perusahanan yang juga berarti bahwa misalnya, merampingkan organisasi dan
strategi sumber daya manusia perlu menempatkan pelanggan pada hirarki
dipertimbangkan ulang, dan kemungkinan organisasi teratas dan justru ceo pada tempat
besar perlu disesuaikan. Perubahan strategi terbawah. BNI misalnya melakukan perubahan
sumber daya manusia bukanlah sesuatu yang strategi dan budaya perusahaan untuk
tabu namun perlu dilakukan dengan menghadapi persaingan yang semakin ketat di
pertimbangan yang matang. dunia perbankan. Organisasi yang ramping
Perusahaan harus memilih strategi tentu bukan segalanya kalau faktor-faktor lain
bisnis yang tepat supaya mampu seperti aktivitas sumber daya manusia, dan
memanfaatkan peluang bisnis dan nilai-nilai organisasi tidak diarahkan
mengantisipasi kendala-kendala yang terjadi mendukung struktur tersebut. Dalam
sebagai dampak dari perubahan lingkungan mendesain pekerjaan perlu juga
yang cepat. Salah satu hal penting dalam dipertimbangkan kompentensi, motivasi dan
meraih keuntungan kompetitif adalah melalui nilai-nilai karyawan.
pengelolaan sumber daya manusia secara Dalam menghadapi pasar bebas Asia,
efektif. Pengembangan dan mutu sumber daya manusia Indonesia cukup
pengimplementasian strategi sumber daya mengkhawatirkan. Perencanaan sumber daya
manusia yang dicerminkan pada kegiatan- manusia secara nasional perlu dilakukan
kegiatan sumber daya manusia seperti dengan seksama. Secara umum, mutu sekolah
pengadaan, pemeliharaan dan pengembangan dan universitas di Indonesia pun relatif lebih
harus sejalan dengan strategi bisnis dan rendah dibandingkan mutu sekolah atau
budaya perusahaan. Kemitraan dengan universitas di Singapura dan Malaysia.
perusahaan lain merupakan karakteristik untuk Universitas-universitas terkemuka Indonesia
meningkatkan produktivitas dan prestasi masih menduduki peringkat jauh dibawah
perusahaan. Sebab itu network strutur dan sepuluh besar, padahal universitas merupakan
budaya perusahaan yang mengacu pada suatu wadah pendidikan dan pengembangan
inovasi, kreativitas dan belajar ilmu. Pendidikan berperan besar dalam
berkesinambungan akan merupakan pilihan meningkatkan mutu sumber daya manusia
yang tepat bagi perusahaan-perusahaan yang sebab itu mutu pendidikan di Indonesia perlu
ingin survive dan berkembang. ditingkatkan baik secara kuantitas maupun
Desain ulang sumber daya manusia secara kualitas. Kurikulum dan sistem belajar
perlu dilakukan dengan seksama dan bijak mengajar perlu ditinjau kembali dan
agar sasaran perusahaan dapat dicapai. Desain ditingkatkan. Pelatihan-pelatihan yang efektif
sumber daya manusia berkaitan dengan desain perlu dirancang untuk meningkatkan kualitas
pekerjaan yang mengacu pada mode; sumber daya manusia. Sementara itu di tingkat
kaarakteristik jabatan. Hackman dan Oldham mikro, perusahaaan-perusahaan perlu berperan
(1976) mengemukakan bahwa model aktif untuk ikut meningkatkan mutu sumber
karakteristik jabatan terdiri dari task identity, daya manusia. Perusahaan perlu mengkaji dan
task significance, task variety, authority dan menganalisis kebutuhan dan kesenjangan
feedback yang berimplikasi pada struktur sumber daya manusia terhadap strategi
organisasi. perusahaan masa kini dan masa mendatang.
Dengan perkataaan lain, desain ulang Aset sumber daya manusia yang perlu
pekerjaan dapat dilakukan dengan mangacu dievaluasi adalah bobot/kualitas dan potensi
pada peningkatan kelima karakteristik yang dimiliki saat ini, kebijakan-kebjakan,
4|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

sistem pengadaan, pemeliharaan dan pelatihan erusahaan, dalam menyusun strategi sumber
pengembangan, nilai-nilai yang ada baik yang daya manusia perlu dievaluasi sejauh mana
positif maupun yang negatif serta kemampuan elemen-elemen organisasi sudah sesuai dengan
mengelola keragaman sumber daya manusia. strategi korporat, SBU, visi, misi, sasaran
Berkaitan dengan aset yersebut suatu perusahaan.

II. KAJIAN PUSTAKA. dan antara budaya dan strategi bisnis (Woodall,
Kajian Terdahulu. 1996).
Antonius (2014) dalam penelitiannya Agung Utama dalam penelitiannya yang
yang berjudul” Sumber daya manusia dalam berjudul:” Peranan strategi manajemen sumber
lingkungan bisnis global kompetitif pada Ge daya manusia dalam mencapai keunggulan
Character Building Development Center, bersaing pada era kompetisi global
BINUS University menyatakan bahwa: Peran berkesimpulan; Persaingan global pada masa
Human Resources Management menjadi sangat sekarang ini telah menciptakan peluang dan
krusial harus mampu memainkan peran tantangan bagi perusahaan atau organisasi yang
memaksimalkan produktivitas, menjamin ingin berperan dengan posisi kuat. Arus
kualitas kerja karyawan, dan akhirnya persaingan global telah menjadikan lingkungan
menghasilkan keuntungan melalui pengelolaan bisnis berubah secara radikal dalam waktu yang
yang baik atas sumber daya manusia dalam relatif singkat serta persaingan antar
perusahaan. perusahaan semakin ketat. Salah satu faktor
Mariana Kristiyanti (2012) dalam kunci untuk menentukan keberhasilan dalam
penelitiannya yang berjudul:’ Manajemen persaingan tersebut adalah pencapaian
sumber daya manusia sebagai strategi keunggulan bersaing perusahaan atau
menghadapi persaingan global menyatakan organisasi.
untuk meminimalisasi kebangkrutan, strategi Alternatif pendekatan yang mungkin
yang tepat harus diaplikasi untuk meraih diterapkan oleh perusahaan pada kondisi
keberhasilan melalui pemanfaatan peluang- tersebut adalah melalui pengelolaan aktifitas-
peluang yang ada pada lingkungan bisnis aktifitas sumberdaya manusia pada perusahaan
yang bergerak cepat dan semakin kompetitif. berdasarkan perspektif strategik. Pada
Unsur-unsur esensial bagi kesuksesan prisipnya, perspektif ini menjelaskan bahwa
organisasi. Meskipun mendapatkan perhatian dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif,
yang begitu tinggi selama tahun 1990-an, maka strategi manajemen sumberdaya manusia
keinginan untuk mengelola/memanajemen yang ditentukan harus sesuai dengan strategi
corporate culture bukanlah hal yang baru. Hal bisnis perusahaan atau organisasi. Tipologi
tersebut sebenarnya telah mendapatkan strategi manajemen sumberdaya manusia
perhatian dipertengahan 1980-an ketika muncul merupakan pendekatan yang digunakan dalam
“pergerakan-pergerakan” yang menempatkan merumuskan strategi manajemen sumberdaya
tuntutan bahwa kinerja organisasional yang manusia yang sesuai dengan strategi bisnis
superior berhubungan dengan budaya-budaya perusahaan atau organisasi. Tipologi ini
yang mempunyai sifat koheren yang kuat, digambarkan dalam bentuk matriks yang terdiri
sesuai dengan tipe dan strategi organisasional. dari empat kuadran, yaitu: development,
Hal ini kemudian terus diperdebatkan bahwa expansion, productivity, dan redirection. Dalam
seharusnya terdapat tingkat kesesuaian yang mendukung keberhasilan dan efektifitas strategi
tinggi antara struktur dan budaya organisasi, bersaing yangsudah ditentukan, maka perlu
diperhatikan perilaku peran yang dibutuhkan

5|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

dalam mendukung implementasi alternatif dimensi aktivitas-aktivitas sumber daya


strategi bersaing yang telah ditentukan karena manusia, tipe-tipe karyawan dan negara-negara
setiap alternatif strategi tersebut membutuhkan operasi. Satu perbedaan yang jelas antara msdm
perilaku peran yang berbeda dalam domestik dan msdm internasional adalah staf
implementasinya. bergerak melewati batas-batas nasional dalam
Andi Kusuma dalam penelitiannya berbagai peran di operasiperusahaan-
yang berjudul” Manajemen sumber daya perusahaan internasional. Karyawan ini biasa
manusia dalam konteks global: CROSS- disebut ekspatriat. Seorang ekspatriat adalah
CULTURAL ANAGEMENT pada Pasca seorang karyawan yang bekerja dan tinggal di
Sarjana Master of Sains Universitas Gadjah suatu negara asing.
Mada menyebutkan bahwa: Manajemen Menurut Brewster (2005), efektivitas
sumber daya manusia terhadap perubahan Human Resource Management global yang
lingkungan bisnis yang akan kita hadapi di tergantung pada kemampuan untuk menilai
masa yang akan datang. Walaupun harapan sejauh mana organisasi harus menerapkan
selalu mengarah kepada kesuksesan, tetapi praktek-praktek serupa di seluruh dunia
angkatan kerja dan lingkungan kerja telah (konvergensi) atau menyesuaikannya sesuai
berubah secara radikal, sementara kebanyakan kondisi lokal (divergence). Dilema yang
struktur kerja tidak berubah dengan cepat. Di dihadapi semua perusahaan multinasional
dalam penulisan artikel ini, penulis mencoba adalah bahwa untuk mencapai keseimbangan
mengajukan suatu visi mengenai hubungan antara konsistensi internasional dan otonomi
kerja dengan fleksibilitas dan keinovativan, daerah. Mereka harus memutuskan sejauh
partnership, dan powersharing terhadap mana kebijakan sumber daya manusia mereka
perubahan lingkungan bisnis serta tuntutan harus baik 'bertemu' di seluruh dunia untuk
pekerjaan yang telah terjadi dewasa ini. menjadi dasarnya sama di setiap lokasi, atau
Tujuannya adalah suatu lingkungan di mana 'menyimpang' dibedakan dalam menanggapi
semua anggota organisasi mempunyai sense of kebutuhan lokal.
community dan sense of belonging.
Pendekatan Manajemen sumber daya
Manajemen sumber daya manusia global. manusia global.
Menurut Dowling Manajemen sumber Bidang Manajemen sumber daya
daya manusia Internasional adalah penggunaan manuisa global/ internasional dikarakteristikan
sumber daya internasional untuk mencapai oleh 3 (tiga) pendekatan, yaitu :
tujuan organisasi tanpa memandang batasan 1.Manajemen sumber daya manusia global/
geografis. Definisi tersebut menyatakan bahwa internasional menekankan manajemen lintas
manajemen sumber daya manusia global adalah budaya (cross-cultural management) yaitu
pemanfaatan sumber daya manusia untuk melihat perilaku manusia dalam organisasi
mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Morgan dari perspektif internasional.
mendefinisikan Manajemen sumber daya 2.Dikembangkan dari hubungan industrial
manusia global sebagai pengaruh yang komparatif dan literature-literatur manajemen
mempengaruhi diantara ketiga dimensi sumber daya manuisa dan berusaha untuk
aktivitas-akivitas sumber daya manusia, tipe- menggambarkan, membandingkan dan
tipe karyawan, dan negara-negara operasi. menganalisis system sumber daaya manusia
Menurut Morgan Manajemen sumber di beberapa negara.
daya manusia global sebagai pengaruh
mempengaruhi (interplay) di antara tiga
6|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

3.Berusaha untuk memberikan focus pada tentang memposisikan sumber daya harus
aspek manajemen sumber daya manusia di dipertimbangkan seperti biaya dan ketersediaan
perusahaan-perusahaan multinasional. pekerja yang berkualitas. Selain itu, spesialisi
sumber daya Manusia harus bekerja dengan
Pembagian Manajemen sumber daya anggota organisasi lainnya untuk mengukur
manusia global. pertimbangan terhadap keuangan dan
Morgan menggambarkan manajemen persyaratan operasional sumber daya tersebut.
sumber daya manusia global dibagi dalam 3
(tiga) dimensi yang meliputi : Permasalahan dalam Human resources
1.Aktivitas-aktivitas sumber daya manusia management internasional.
yang luas meliputi pengadaan tenaga kerja, Human resources management
alokasi dan pemanfaatan. internasional melibatkan sejumlah
2. Kategori negara atau bangsa yang terlibat permasalahan yang tidak munculketika
dalam aktivitas-aktivitas msdm internasional . aktivitas-aktivitas perusahaan hanya terbatas
a. Negara tuan rumah (host-country) dimana pada satu negara saja. Isu-isuini terdiri dari
sebuah cabang dapat ditempatkan. banyaknya model organisasi internasional yang
b. Negara asal (home-country) dimana ada, tingkat dimanakebijakan dan praktek
perusahaan itu memiliki kantor pusat. manajemen sumber daya manusia seharusnya
c. Negara-negara lain yang mungkin menjadi beragam pada negara-negara yang berbeda,
sumber tenaga kerja modal. permasalahan pengelolaan /manajemen di
3. Tiga kategori karyawan dalam perusahaan dalam budaya dan lingkungan yang
multinasional : berbeda, dan pendekatan- pendekatan yang
a. Karyawan negara tuan rumah (host-country digunakan untuk memilih, melepaskan,
nationals/HCNs) mengembangkan danmemberi penghargaan
b. Karyawan negara asal (parent-country pada para ekspatriat yang dapat berasal dari
nationals/PCNs) negara yangsama dengan perusahaan induk atau
c. Karyawan negara ketiga (third-country “penduduk negara ketiga” penduduk dari negara-
nationals/TCNs) negara selain dari perusahaan induk yang
bekerja di luar negeri pada perusahaan cabang
Merencanakan sumber daya manusia di dari perusahaan tersebut
ekonomi global.
Perubahan ekonomi dan teknologi Memilih pegawai dalam pasar tenaga kerja
menciptakan lingkungan global untuk global.
organisasi, perencanaan sumber daya manusia Keputusan organisasi ini
yang terlibat dalam keputusan tentang untukmempekerjakan imigran untuk bertugas
berpartisipasi sebagai eksportir atau sebagai akan tergantung
sebuah perusahaan internasional, multinasional, ke beberapa prinsip dasar seleksi. Pemilihan
atau global, bahkan murni domestic perusahaan karyawan untuk bertugas harus mencerminkan
dapat menarik bakat dari pasar tenaga kerja kriteria seperti:
internasional. Ketika organisasi memutuskan 1.Kompetensi/ keahlian di wilayah tersebut.
untuk beroperasi secara internasional atau 2.Kemampuan untuk berkomunikasi secara
global, perencanaan sumber daya manusia verbal dan nonverbal di negara asing.
melibatkan keputusan tentang di mana dan 3.Fleksibilitas, toleransi ambiguitas, dan
berapa banyak karyawan yang dibutuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya.
untuk setiap fasilitas internasional. Keputusan
7|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

4.Motivasi untuk sukses dan kenikmatan 1. Lebih banyak fungsi dan kegiatan.
tantangan. Untuk dapat beroperasi di lingkungan
5.Kesediaan untuk belajar tentang negara asing internasional, departemen sumber daya
budaya, bahasa, dan adat istiadat. manusia harus melaksanakan sejumlah
6.Dukungan dari anggota keluarga. . kegiatan yang mungkin tidak diperlukan dalam
Faktor yang paling kuat mempengaruhi suatu lingkungan domestic, perpajakan
apakah karyawan menyelesaikan tugas dengan internasional, relokasi dan orientasi
baik adalah faktor pasangan dan keluarga serta internasional, pelayanan administrative untuk
kepribadian. Penelitian telah menemukan para ekspatriat, hubungan dengan negara tuan
bahwa suksesnya tugas di luar negeri yang rumah, dan jasa penerjemah.
paling sering terjadi ada di antara karyawan
yang ekstrovert, menyenangkan, dan teliti 2. Perspektif yang lebih luas.
kualitas fleksibilitas, motivasi, keramahan, dan Para manajer domestic biasanya
hati nurani juga sangat penting karena mengelola program-program untuk sekelompok
tantangan yang dialami adalah dalam pekerja satu bangsa yang ditanggung oleh
memasuki budaya lain seringkali terjadi culture kebijakan kompensasi yang seragam, dan yang
shock, karyawan tersebut bisa merasakan membayar pajak kepada satu pemerintah. Para
kekecewaan dan ketidaknyamanan yang terjadi manajer internasional menghadapi masalah
selama proses menyesuaikan diri dengan dalam mendesain dan mengelola program-
budaya baru dan norma , nilai-nilai , dan program untuk pekerja yang terdiri dari lebih
perspektif yang ada. dari satu kelompok bangsa, dan oleh karenanya
mereka harus mempunyai pandangan global
Pelatihan dan pengembangan pekerja terhadap berbagai permasalahan.
global.
Dalam sebuah organisasi yang 3. Lebih terlibat dalam kehidupan pekerja.
karyawannyaberasal dari lebih dari satu negara Tingkat keterlibatan yang lebih besar
, beberapa tantangan khusustimbul sehubungan dalam kehidupan pribadi pekerja diperlukan
dengan pelatihan dan pengembangan : dalam melakukan seleksi, pelatihan, dan
(1) Pelatihan dan pengembangan program harus manajemen yang efektif untuk para ekspatriat.
efektif untuk semua karyawan yang Departemen sumber daya manusia
berpartisipasi, terlepas dari negara asal internasional perlu memastikan bahwa pekerja
mereka dan ekspatriatnya memahami pengaturan
(2) Ketika organisasi mempekerjakan karyawan perumahan, perawatan kesehatan, dan semua
untuk bekerja diluar negeri atau aspek paket kompensasi yang disediakan untuk
mentransfernya ke negara lain, perusahaan penugasan diluar negeri.
harus membekali karyawan dengan
pelatihan tentang cara menangani tantangan 4.Tingkat resiko yang lebih besar.
yang berkaitan dengan bekerja di negara Konsekuensi kegagalan manusia dan
asing. finansial seringkali lebih besar di arena
internasionaldaripada bisnis domestic.
Perbedaan Manajemen sumber daya Misalnya, kegagalan ekspatriat (kepulangan
manusia domestic dan internasional. ekspatriat dari penugasan internasional sebelum
Menurut Schuler dan Jackson (1999), waktunya) adalah problem yang berbiaya tinggi
perbedaan antara manajemen sumber daya bagi perusahaanperusahaan internasional.
manusia domestik dengan internasional adalah: Aspek lainnya dari resiko ini adalah terorisme.
8|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

Perusahaan-perusahaan multinasional besar, daya manusia yang secara efektif, aktifitas-


sekarang ini harus mempertimbangkan elemen aktivitas tersebut meliputi :
ini secara teratur saat merencanakan 1.Perencanaan sumber daya manusia.
pertemuan-pertemuan dan penugasan- 2.Penyusunan staf (rekrutmen, seleksi,
penugasan internasional. penempatan)
3.Manajemen kinerja
5.Pengaruh eksternal /Kekuatan-kekuatan yang 4.Pelatihan dan pembangunan
lain yang mempunyai dampak dalam arena 5.Kompensasi (balas jasa) dan tujuan-tujuan
internasional adalah pemerintahan tuan rumah, 6.Hubungan industrial
kondisi ekonominya, dan praktek-praktek
bisnis yang mungkin sangat berbeda dengan Tantangan Manajemen sumber daya
negara asal perusahaan manusia global.
Hal yang menantang dari
Jenis-jenis sumber daya manusia global. mengelolasumber daya manusiasecara global
Jenis-jenis sumber daya manusia global yang adalah bahwa apa yang dapat dijalankan di
merupakan hasil dari manajemen sumber daya sebuah negara mungkin tidak dapat dijalankan
manusia global yaitu: di negara lain. Pemberi kerja menghadapi
1.Ekspatriat. banyak perbedaan politik, sosial, hukum, dan
Ekspatriat adalah seorang karyawan kultural antar negara dan orang di luar negeri.
yang bekerja dalam sebuah operasi, yang bukan Oleh karena itu, manajer harus dapat mengelola
merupakan warga yang berasal dari negara sumber daya manusia yang ada dengan tepat di
dimana operasi itu ditempatkan, tetapi mana sumber daya manusia itu berada. Manajer
karyawan tersebut merupakan seorang warga mengandalkan manajemen sumber daya
yang berasal dari Negara dimana kantor pusat manusia internasional untuk menangani
organisasi setempat. tantangan sumber dayaa manusia
2.Warga dari tuan rumah. globaltersebut. Manajemen sumber daya
Seorang warga negara tuan rumah manusia dapat didefinisikan sebagai konsep
adalah seorang karyawan yang bekerja untuk dan teknik manajemen sumber daya manusia
sebuah perusahaan dalam operasi yang yang digunakan manajer untuk mengelola
merupakan seorang warga dari negara dimana tantangan sumber daya manusia dari operasi
operasi itu ditempatkan, tetapi kantor pusat internasional mereka. Manajemen sumber daya
perusahaan tersebut berada di negara lain. manusia umumnya berfokus pada tiga topik
Tujuannya karena organisasi tersebut ingin utama: 1) Mengelola sumber daya manusia di
memperlihatkan dengan jelas bahwa organisasi perusahaan global (sebagai contoh, menyeleksi,
membuat satu komitmen dengan negara tuan melatih,dan memberikan kompensasi kepada
rumah dan bukan hanya membuka sebuah karyawan yang bekerja di luar negeri).
operasi luar negara. 2).Mengelola karyawan ekspatriat (mereka
3.Warga dari negara ketiga. yang dikirim oleh pemberi kerja ke luar
Karyawan ini adalah seorang warga dari negeri). 3) Membandingkan praktik manajemen
satu negara yang bekerja di negara kedua, dan sumber daya manusia di negara-negara berbeda
dipekerjakan oleh sebuah organisasi yang
berkantor pusat negara ketiga.Secara khusus Hal-hal yang mempengaruhi perbedaan
Manajemen sumber daya manusia merujuk Manajemen sumber daaya manusia antar
pada aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh negara.
suatu organisasi untuk memanfaatkan sumber
9|P age
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

Ada beberapa hal yang dapat negara di mana perusahaan sedang beroperasi.
mempengaruhi perbedaan Manajemen sumber Manajemen sumber daya manusia di negara
daya manuisa dalam setiap negara. Hal ini liberal akan berbeda dengan di negara yang
dapat terjadi karena perbedaan-perbedaan yang menganut sistem ekonomi terpusat. Oleh
ada dalam sistem setiap negara juga berbeda. karena itu Manajemen sumber daya manusia
Manajer harus mampu memanajemen sumber harus mampu menyesuaikan antara manajemen
daya manusia yang tersedia sehingga dapat yang sedang dilakukan dengan sistem ekonomi
tetap beroperasi dengan baik di negara di mana sebuah negara tempat beroperasi.
mereka bekerja sesuai dengan peraturan-
peraturan yang ada. Berikut merupakan hal-hal 4.Sistem Politik
yang dapat mempengaruhi perbedaan Sitem politik yang dianut oleh suatu negara
Manajemen sumber daaya manusia antar akan mempengaruhi Manajemen sumber daya
negaramenurut Noe: manusia dalam pembuatan dan penerapannya.
1.Budaya Manajemen sumber daya manusia harus
Perbedaan budaya di setiap negara mampu menyesuaikan dengan sistem politik
merupakan hal yang menjadi tantangan yang dianut oleh negara yang sedang menjadi
tersendiri bagi manajer untuk memanajemen tempat operasi.
sumber daya manusia yang tersedia.
Manajemen sumber daya manusia harus Jenis dan Sumber data.
mampu untuk menciptakan kondisi yang baik Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang
antara pekerja dan lingkungan budaya di mana digunakan termasuk jenis penelitian deskriptif
mereka berada. Berikut 5 (lima) dimensi dengan pendekatan kualitatif. Menurut
budaya : Arikunto (2003: 309), penelitian deskriptif
a.Individualisme dan kolektifitas merupaakan penelitian yang dimaksudkan
b.Kekuatan jarak untuk mengumpulkan informasi mengenai
c.Menghindari ketidakpastian status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
d.Maskulinitas/feminimitas gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
e.Orientasi jangka panjang/jangka pendek dilakukan. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan data
2. Pendidikan kualitatif dengan menggunakan kata-kata untuk
Perbedaan tingkat pendidikan antar menggambarkan fakta dan fenomena yang
negara juga mempengaruhi Manajemen sumber diamati. Sumber data yang digunakan berupa
daya manusia antar negara. Manajemen sumber data sekunder melalui informasi berupa buku-
daya manusia di negara maju akan berbeda buku ilmiah , jurnal penelitian dan melalui
dengan di negara berkembang. Kualitas sumber internet.
daya manusia dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang mereka miliki. Oleh karena itu Teknik pengumpulan data.
Manajemen sumber daya manusia antar negara Dalam pengumpulan data, penulis
dapat berbeda-beda karena tingkat pendidikan menggunakan teknik studi dokumentasi yaitu
antar negara juga berbeda. memperoleh data dengan cara meninjau,
membaca dan mempelajari dokumen yang
3. Sistem Ekonomi. berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Sistem Ekonomi di setiap negara memiliki
perbedaan-perbedaan. Manajemen sumber daya
manusia terpengaruh juga oleh sistem ekonomi
10 | P a g e
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

III. PEMBAHASAN. tenaga kerja asing dan (d) penunjukan tenaga


Berdasarkan Undang-Undang N0.13 kerja warga Negara Indonesia sebagai
Tahun 2003, Bab VIII tentang penggunaan pendamping tenaga kerja asing yang
tenaga kerja asing, pasal 42 menjelaskan dipekerjakan. (3) Ketentuan sebagaimana
sebagai berikut: (1) Setiap pemberi kerja yang dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi
mempekerjakan tenaga kerja asing wajib instansi pemerintah, badan-badan internasional
memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat dan perwakilan Negara asing. Penjelasannya,
yang ditunjuk. Penjelasannya bahwa perlunya Yang dimaksud dengan badan internasional
pemberian izin penggunaan tenaga kerja warga dalam ayat ini adalah badan-badan
negara asing dimaksudkan agar penggunaan internasional yang tidak mencari keuntungan
tenaga kerja warga negara asing dilaksanakan seperti lembaga yang bernaung di bawah
secara selektif dalam rangka pendayagunaan Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) antara lain,
tenaga kerja Indonesia secara optimal. (2) ILO, WHO atau UNICEF. (4) Ketentuan
Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mengenai tata cara pengesahan rencana
mempekerjakan tenaga kerja asing. (3) penggunaan tenaga kerja asing diatur dengan
Kewajiban memiliki izin sebagaimana Keputusan Menteri.
dimaksud dalam ayat (1), tidak berlaku bagi Selanjutnya Pasal 44, menjelaskan sebagai
perwakolan negara asing yang mempergunakan berikut: (1) Pemberi kerja tenaga kerja asing
tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik wajib menaati ketentuan mengenai jabatan dan
dan konsuler. (4) Tenaga kerja asing dapat standar kompetensi yang berlaku.
dipekerjakan di Indonesia hanya dalam Penjelasannya, Yang dimaksud dengan standar
hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan kompetensi adalah kualifikasi yang harus
waktu tertentu. (5) Ketentuan mengenai jabatan dimiliki oleh tenaga kerja warga Negara asing
tertentu dan waktu tertentu sebagaimana antara lain, pengetahuan, keahlian,
dimaksud dalam ayat (4) ditetapkan dengan keterampilan di bidang tertentu dan
Keputusan Menteri. (6) Tenaga kerja asing pemahaman budaya Indonesia. (2) Ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) yang mengenai jabatan dan standar kompetensi
masa kerjanya habis dan tidak dapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
diperpanjang dapat digantikan oleh tenaga kerja dalam Keputusan Menteri.
asing lainnya. Selanjutnya Pasal 45, menjelaskan sebagai
Selanjutnya Pasal 43 menjelaskan sebagai berikut: (1) Pemberi kerja tenaga kerja asing
berikut: (1) Pemberi kerja yang menggunakan wajib:
tenaga kerja asing harus memiliki rencana (a) menunjuk tenaga kerja warga Negara
penggunaan tenaga kerja asing yang disahkan Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga
oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. kerja asing yang dipekerjakan untuk alih
Penjelasannya, rencana penggunaan tenaga teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja
kerja warga Negara asing merupakan asing, dan. Penjelasannya, Tenaga kerja
persyaratan untuk mendapatkan izin kerja pendamping tenaga kerja asing tidak secara
(IKTA). (2) Rencana penggunaan tenaga kerja otomatis menggantikan atau menduduki jabatan
asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tenaga kerja asing yang didampinginya.
sekurang-urangnya memuat keterangan:(a). Pendampingan tersebut lebih dititikberatkan
alasan penggunaan tenaga kerja asing. (b) pada alih teknologi dan alih keahlian agar
jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asing tenaga kerja pendamping tersebut dapat
dalam struktur organisasi perusahaan yang memiliki kemampuan sehingga pada waktunya
bersangkutan, (c) jangka waktu penggunaan diharapkan dapat mengganti tenaga kerja asing
11 | P a g e
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

yang didampinginya. (b) melaksanakan berikut: Ketentuan mengenai penggunaan


pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga tenaga kerja asing serta pelaksanaan pendidikan
kerja Indonesia sebagaimana imaksud pada dan pelatihan tenaga kerja pendamping diatur
huruf a yang sesuai dengan kualifikasi jabatan dengan Keputusan Presiden.
yang diduduki oleh tenaga kerja asing.
Penjelasannya, Pendidikan dan pelatihan kerja Perspektif global Manajemen sumber
oleh pemberi kerja tersebut dapat dilaksanakan daya manusia global adalah penggunaan
baik di dalam negeri maupun dengan sumber daya global untuk mencapai tujuan
mengirimkan tenaga kerja Indonesia untuk organisasi tanpa memandang batasan geografis.
berlatih di luar negeri. (2) Ketentuan Bidang Manajemen sumber daya manusia
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak global dikarakteristikan oleh 3 pendekatan,
berlaku bagi tenaga kerja asing yang yaitu a) manajemen sumber daya manusia
menduduki jabatan direksi dan/atau komisaris. global menekankan manajemen lintas budaya
Selanjutnya Pasal 46, menjelaskan (cross-cultural management) yaitu melihat
sebagai berikut: (1) Tenaga kerja asing dilarang perilaku manusia dalam organisasi dari
menduduki jabatan yang mengurusi personalia perspektif internasional; b) dikembangkan dari
dan/atau jabatan-jabatan tertentu. (2) Jabatan- hubungan industrial komparatif dan literature-
jabatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam literatur Manajemen sumber daya manusia dan
ayat (1) diatur dalam Keputusan Menteri. berusaha untuk menggambarkan,
Selanjutnya Pasal 47, menjelaskan membandingkan dan menganalisis system
sebagai berikut: (1) Pemberi kerja wajib sumber daya manusia di beberapa Negara; dan
membayar kompensasi atas setiap tenaga kerja c) berusaha untuk memberikan focus pada
asing yang dipekerjakannya. Penjelasannya, aspek Manajemen sumber daya manusia di
Kewajiban membayar kompensasi perusahaan-perusahaan multinasional (Andri
dimaksudkan dalam rangka menunjang upaya Helmi, 2008).
peningkatan kualitas sumber daya manusia Sumber daya manusia global sangat
Indonesia. (2) Kewajiban membayar penting bagi sebuah perusahaan. Terlebih
kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat bangsa dan dunia ini akan menghadapi fase
(1) tidak berlaku bagi instansi pemerintah, dimana orang bebas untuk bekerja dimanapun
perwakilan Negara asing, badan-badan sesuai dengan keinginannya. Memasuki
internasional, lembaga sosial, lembaga masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), lalu di
keagamaan, dan jabatan –jabatan tertentu di tahun 2017 akan menghadapi partnership Asia-
lembaga pendidikan. (3) Ketentuan mengenai Afrika dan pada tahun 2020 akan menghadapi
jabatan-jabatan tertentu di lembaga pendidikan globalisasi. Ketiga hal ini sangat penting dalam
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dunia manajemen sumber daya manusia
dengan Keputusan Menteri. (4) Ketentuan internasional dimana semua orang bebas
mengenai besarnya kompensasi dan bekerja dan bebas memilih di negara manapun.
peggunaannya diatur dalam Peraturan Amstrong (2010) menegaskan bahwa
Pemerintah. globalisasi adalah proses integrasi ekonomi
Selanjutnya Pasal 48, menjelaskan internasional di pasar dunia. Ini melibatkan
sebagai berikut: Pemberi kerja yang pengembangan pasar internasional tunggal
mempekerjakan tenaga kerja asing wajib untuk barang atau jasa disertai dengan
memulangkan tenaga kerja asing ke Negara pertumbuhan yang dipercepat dalam
asalnya setelah hubungan kerjanya berakhir. perdagangan dunia. Dengan demikian adanya
Selanjutnya Pasal 49, menjelaskan sebagai
12 | P a g e
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

globalisasi ini mampu mentransmisikan segala Perbedaan Budaya dan Transnational


hal pada dunia. Perusahaan Hiltrop (1995) mencatat daerah
Lebih lanjut Bartlett dan Ghoshal sumber daya manusia berikut yang mungkin
(1991) berpendapat bahwa masalah utama bagi akan terpengaruh oleh budaya nasional:
perusahaan multinasional adalah kebutuhan keputusan dari apa yang membuat seorang
untuk mengelola tantangan efisiensi global dan manajer yang efektif; memberikan tatap muka
fleksibilitas multinasional, kemampuan umpan balik; kesiapan untuk menerima tugas
organisasi untuk mengelola risiko dan internasional; membayar sistem dan konsep
memanfaatkan peluang-peluang yang muncul yang berbeda dari keadilan sosial; pendekatan
dari keragaman dan volatilitas lingkungan untuk restrukturisasi organisasi dan dinamika
global. Artinya bahwa perusahaan strategis. Hal itu juga diperjelas oleh Mondy
multinasional perlu memahami dan (2008) bahwa budaya negara adalah
memanfaatkan peluangpeluang yang ada sekumpulan nilai, simbol keyakinan, bahasa,
sehingga perusahaan tersebut mampu dan norma yang memandu perilaku manusia di
berkembang dan bersaing dalam kancah suatu negara. Artinya bahwa manusia itu yang
internasional. di arahkan agar memiliki budaya yang baik dan
Menurut Hollinshead, 1995(Ivancevich, tepat untuk bangsa dan negaranya.
2001) dalam pengaturan atau pengelolaan staf Dalam konten perbedaan budaya
harus menggunakan berbagai kriteria memiliki peranan dalam manajemen sumber
Internasional, antara lain; daya manusia internasional. Akan tetapi
a) calon karyawan harus memiliki perbedaan budaya tidak menjadi penghambat
kepribadian yang sabar, tekun, penuh inisiatif dalam proses manajemen sumber daya manusia
danfleksibel dalam menerima atau tersebut. Selain itu, Signifikansi perbedaan
bereksperimen terhadap hal yang baru dalam budaya adalah pesan berpengaruh disampaikan
pekerjaan; oleh Hofstede (1991). Ia mendefinisikan
b) calon karyawan harus memiliki budaya sebagai pemrograman mental kolektif
ketrampilan teknis yang tinggi dan sesuai orang di lingkungan, disebut nilai-nilai budaya
dengankemajuan teknologi. Selain ketrampilan sebagai kecenderungan luas untuk memilih
teknis, calon karyawan juga harus memiliki negara-negara tertentu urusan atas orang lain,
ketrampilan dalam berkomunikasi yang dan menggambarkan organisasi sebagai
mencakup penguasaan bahasa; c) calon “budaya-terikat”. Dengan menggunakan data di
karyawan harus memiliki sikap toleransi yang seluruh dunia pada karyawan IBM ia
tinggi atau perbedaan ras, kepercayaan atau mengidentifikasi empat dimensi budaya
agama, warna kulit, nilai-nilai, kebiasaan, serta nasional: penghindaran ketidakpastian,
adat istiadat dan tradisi; d) calon karyawan maskulinitas/ feminitas, daya jarak dan
harus memiliki motivasi yang tinggi serta individualisme / kolektivisme. Dengan
mempertahankannya; dan e) calon karyawan demikian faktor budaya Juga menentukan
harus memiliki perilaku yang baik dalam dalam proses manajemen sumber daya manusia
keanggotaan sebuah komunitas yang lebih Budaya memberikan pengaruh pada perusahaan
besar. Dengan adanya beberapa kriteria yang dan perilaku pekerja yang satu dengan lainnya.
telah ditentukan berharap staff yang akan Selain itu pula, akan terjadi akulturasi budaya
diberdayakan dalam staff global mampu dalam sebuah perusahaan yang memiliki
menjalani dan melaksanakan tugas dan pegawai atau karyawan yang berasal dari
tanggung jawabnya sebagai karyawan yang berbagai wilayah dan negara. Selanjutnya
baik dan bertanggungjawab. Mondy (2008) juga menegaskan bahwa
13 | P a g e
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

pentingnya memahami budaya negara tuan 3. Human resource management internasional


rumah guna memahami indigenous culture adalah proses mengelola orang melintasi
tempat yang akan di tinggali. Lebih lanjut batas internasional oleh perusahaan-
Amstrong (2010) menjelaskan bahwa perusahaan multinasional. Ini melibatkan
perbedaan lingkungan antara negara-negara manajemen di seluruh dunia dari orang,
harus diperhitungkan dalam mengelola global. bukan hanya manajemen ekspatriat.
Perusahaan yang berfungsi secara global
IV. KESIMPULAN terdiri perusahaan internasional dan
1. Manajemen sumber daya manusia multinasional. Perusahaan internasional
global/internasional adalah penggunaan adalah mereka di mana operasi berlangsung
sumber daya manusia internasional untuk pada anak perusahaan luar negeri yang
mencapai tujuan organisasi tanpa bergantung pada keahlian bisnis atau
memandang batasan geografis. Manajemen kapasitas produksi dari perusahaan induk;
sumber daya manusia bertujuan agar mereka mungkin sangat terpusat dengan
perusahaan multinasional tetap dapat kontrol yang ketat. Perusahaan
berjalan dan beroperasi maksimal di negara multinasional adalah orang-orang di mana
yang berbeda-beda dengan memanajemen sejumlah usaha di berbagai negara dikelola
sumber daya manusia yang ada sehingga secara keseluruhan dari pusat; tingkat
sumber daya manusia yang dipekerjakan otonomi mereka memiliki akan bervariasi.
dapat tetap bekerja dengan maksimal karena Dalam memahami manajemen internasional
mereka dapat menyesuaikan diri dengan perlu juga memahami karakter dari budaya
lingkungan kerja mereka. lokal. Hal ini dikarenakan konteks lokal
adalah kunci.
2. Jenis-jenis sumber daya manusia global
yang merupakan hasil dari manajemen 4. Ada kalanya pentingnya divergen
sumber daya manusia yaitu seperti dikarenakan akan melindungi hal-hal yang
ekspatriat, warga dari tuan rumah, dan berkaitan dengan lokal wisdom dan budaya
warga dari negara ketiga. Manajer harus setempat. Namun ada kalanya jugaini lebih
mampu menyesuaikan sumber daya manusia menuju ke arah persepsi global. Dimana
yang ada dengan lingkungan mereka perlu ada pemasaran secara mendunia,
beroperasi sehingga tidak terjadi pegaturan SDM mengglobal dan adanya
pertentangan antara perusahaaan dan negara organisasi secara global mendunia
yang merupakan tempat operasi. Manajemen
sumber daya manusia memliki berbagai 5. Adanya beberapa kriteria yang telah
tantangan dalam pelaksanaannya karenaapa ditentukan berharap staff yang akan
yang dapat dijalankan di sebuah negara diberdayakan dalam staff global mampu
mungkin tidak dapat dijalankan di negara menjalani dan melaksanakan tugas dan
lain. Pemberi kerja menghadapi banyak tanggung jawabnya sebagai karyawan yang
perbedaan politik, sosial, hukum, dan baik dan bertanggungjawab.
kultural antar negara dan orang di luar 6. Adanya perbedaan sentralitas pasar,
negeri. Oleh karena itu, manajer harus dapat lembaga, peraturan, perundingan bersama
mengelola sumber daya manusia yang ada dan karakteristik angkatan kerja'. Misalnya,
dengan tepat di mana sumber daya manusia di Eropa Barat, cakupan perundingan
itu berada. bersama adalah jauh lebih tinggi daripada di
negaranegara seperti Amerika Serikat,

14 | P a g e
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

Kanada dan Jepang. Pekerjaan dewan yang Byrne, J.A. (1993). The Horizontal
diamanatkan oleh hukum di negara-negara Corporation: It’s about managing
Eropa Barat seperti Jerman, tapi tidak di across, not up and down. Business
Jepang atau Amerika. Di Cina, Eropa Timur Week, December 20, pp.44-49
dan Meksiko, biaya tenaga kerja secara Ertel, D. (1997). How to design a conflict
signifikan lebih rendah daripada di Eropa management procedure that fits your
Barat, Jepang dan Amerika Serikat. dispute. Sloan Management
Review,Summer, pp. 29-42.
DAFTAR PUSTAKA. Fisher, J. R. Jr. (2000). Envisioning a culture of
Andi Kusuma, Manajemen SDM dalam contribution. Journal of Organizational
Konteks Glogal: Cross-Cultural Excellence, Winter 2000, pp. 47-54.
Management ISSN: 0853-7665 18 Graen, G. dan Hui, C. (1996). Managing
EDISI KHUSUS JSB ON HUMAN changes in globalizing business: how to
RESOURCES, 2005 manage cross-cultural business partners.
Amstrong, M. (2010). Amstrong’s Essesntial Journal of Organizational Change
Human Resource Management Practice: Management, Vol. 9, No. 3, 1996, pp.
A Guide to People Management. USA: 62-72. Hall, D.T. (1996). Protean
Kogan Bartlett, C A and Ghoshal, S. careers of the 21st century. Academy of
(1991). Management Executive, vol. 10, No. 4, pp.8-
Ang, S. H. (2000). The Power of Money: A 16. Ivancevich, J.M. dan Matteson,
Cross-Cultural Analysis of Business- M.T. (1999). Organizational Beahvior
Related Beliefs. Journal of World and Management. McGraw-Hill,
Business/35(1)/2000, pp. 43-60. Boston.
Arthur, M.B. dan Rousseau, D.M. (1996). A Laszlo, G.P. (1999). Implementing a quality
Career Lexicon for the 21st Century. management program ± three Cs of
Academy of Management Executive, success: commitment, culture, cost. The
Vol. 10, No. 4, pp.28-39 TQM Magazine, Vol. 11, No 4. pp. 231-
Brewster, C. (2004). European perspectives of 237.
human resource management, Human Lee, M. (1998). Understandings of conflict:
Resource Management, Review, 14 (4), across-cultural investigation. Personnel
pp 365-82 Collings, dkk. (2009). Global Review, Vol. 27, No. 3, pp. 227-242.
staffing: a review and thematic research Licht, A.N. (2001). The mother of all path
agenda, International Journal of Human dependencies toward a cross-cultural
Resource Management, 20 (6), pp 1253- theory of corporate governance system.
72 Delaware Journal of Corporate law,
Bhatt, G.D. (2000). Information Dynamics, Vol. 26, pp. 147-205.
Learning and Knowledge Creation in Luna, D. dan Gupta, S.F. (2001). An integrative
Organization. The Learning framework for cross-cultural consumer
Organization, Vol.7, No. 2, pp. 89-98. behavior. International Marketing
Bierly III, P.E., Kessler, E.H., & Christensen, Review, Vol. 18, No. 1, pp. 45-69.
E.W. (2000). Organizational Learning, Mondy, Wayne. (2008). Manejemen Sumber
nowledge, and Wisdom. Journal of Daya Manusia. (edisi Kesepuluh).
Organizational Change Management, Jakarta: 2008.
Vol. 13, No.6,pp. 595-618. McClelland, D.C. dan Burnham, D.H. (1995).
Power is the great motivator. Harvard
15 | P a g e
Hayanuddin Safri Informatika : Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu
Vol.7 No.1/Januari/2019
2615-1855 (E-ISSN)
2303-2863 (P-ISSN)

Business Review, January-February,


pp.126-139.
Peter, J.P. dan Olson, J.C (1998). Consumer
Behavior and Marketing Strategy.
McGraw-Hill, Boston, MA.
Risberg, A. (1997). Ambiguity and
communication in cross-cultural
acquisitions: towards a conceptual
framework. Leadership & Organization
Development Journal, 18/5, pp. 257–
266.
Sadri, G. dan Lees, B. (2000). Developing
corporate culture as a competitive
advantage. Journal of Management
Development, Vol. 20, No.10, pp. 853-
859.
Segalla, M., Fischer, L., dan Sandne, K. (2000).
Making Cross-cultural Research
Relevant to European Corporate
Integration: Old Problem-New
Approach. European Management
Journal Vol. 18, No. 1, pp. 38-51.
Sparrow, P and Harris, H. (2005). Towards a
new model of globalizing HRM,
International Journal of Human
Resource Management, 16 (6), pp 949-
70
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang: Ketenagakerjaan ,
Penerbit CV.Mitra Karya, Jakarta, 2003
Woodall, J. (1996). Managing culture change:
can it ever be ethical. Personnel
Review, Vol. 25, No. 6, pp. 26-40.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai