Anda di halaman 1dari 10

DETERMINANTS OF MSME’S COMPETITIVE ADVANTAGE: DO DIGITAL

COMPETENCY AND ENTREPRENEURIAL ORIENTATION MATTER?

Sofi Maya Sari1*, Yunizar2, Dina Sartika3


1,2,3
Departement of Management and Business, Faculty of Economics and Business,
Universitas Padjadjaran, Indonesia
E-mail : sofi17001@mail.unpad.ac.id1,yunizar2017@unpad.ac.id2, dina.sartika@unpad.ac.id3

ABSTRACT
One of the efforts to improve the competitive advantage in rapid technological developments,
especially in Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), is to maximize the potential of human
resources. However, at this time human resources MSMEs’owners are not acceptable in digital
competence and low ability to improve entrepreneurial orientation. The role of human resources
consisting of digital competence and entrepreneurial orientation leads to the competitive advantages
of micro, small and medium enterprises. The study used a quantitative approach, using multiple
regression analyses to analyze a questionnaire sample of 180 micros, small, and medium enterprises
manufacture of food products in Bandung City. Results showed digital competence and
entrepreneurial orientation have positive effect on competitive advantage.

Keywords : Digital Competency, Competitive Advantage, Entrepreneurial Orientation, MSMEs

PENENTU KEUNGGULAN BERSAING PADA UMKM: APAKAH KOMPETENSI


DIGITAL DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN PENTING?

ABSTRAK
Salah satu usaha untuk dapat meningkatkan keunggulan bersaing ditengah perkembangan teknologi
yang pesat khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah dengan
memaksimalkan potensi dari sumber daya manusia yang dimilikinya. Namun begitu saat ini sumber
daya manusia atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah kurang akseptabel dalam penguasaan
kompetensi digital serta rendahnya kemampuan dalam meningkatkan sikap orientasi
kewirausahaannya. Peranan sumber daya manusia yang terdiri dari kompetensi digital dan orientasi
kewirausahaan ini mengarah kepada keunggulan bersaing usaha mikro, kecil, dan menengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi berganda
untuk menganalisis sampel kuisioner sebanyak 180 pelaku UMKM industri pengolahan makanan di
Kota Bandung. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kompetensi digital dan orientasi
kewirausahaan berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing.

Kata kunci : Kompetensi Digital, Keunggulan Bersaing, Orientasi Kewirausahaan, UMKM

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 63


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
PENDAHULUAN memaksimalkan potensi dari Sumber Daya
Dunia bisnis saat ini sedang mengalami Manusia (SDM) yang dimilikinya dalam
disrupsi dampak dari adanya perkembangan meningkatkan daya saing perusahaan. Fokus
teknologi dan digital. Munculnya Internet of terhadap SDM karena SDM merupakan salah
Things (IoT), Advanced Robotics, 3D Printing, satu sumber daya yang memiliki potensi sebagai
Artificial Intelligence serta teknologi lainnya penguat dan pengembang perekonomian di Kota
yang memungkinkan perubahan dari sistem Bandung baik dalam skala daerah, nasional
kerja secara konvensional menjadi hingga global (Badan Pusat Statistik Kota
terotomatisasi dan terintegrasi secara digital. Bandung, 2017). Hal tersebut didukung oleh
Aktivitas rantai pasokan produk pun dikerjakan penelitian terdahulu yang menyatakan SDM
lebih efektif dan efisien. adalah salah satu sumber daya yang
Hal tersebutlah yang menuntut pelaku berhubungan dengan pengetahuan dan
usaha untuk memastikan kembali bahwa mereka kontribusinya terhadap kinerja serta keunggulan
mampu memanfaatkan teknologi dan digitalisasi bersaing (Ismail, Domil, & Isa, 2014).
untuk memperoleh keunggulan bersaing (Xuhua Dalam bisnis, SDM atau Pelaku UMKM
et al., 2019). Begitu pun dengan Usaha Mikro, dituntut untuk mampu melakukan inovasi,
Kecil dan Menengah (UMKM) yang berperan meningkatkan pertumbuhan bisnis, menciptakan
penting dalam mendorong pertumbuhan produk dan pelayanan yang terdiferensiasi serta
ekonomi diberbagai kota, salah satunya Kota kemampuan mengurangi biaya dalam aktivitas
Bandung. Salah satu golongan usaha yang bisnis yang didukung dengan penggunaan
mendominasi di Kota Bandung adalah industri teknologi untuk mendapatkan keunggulan
pengolahan. Sayangnya, kontribusi industri bersaing (Xuhua et al., 2019). Namun melihat
pengolahan terhadap Produk Domestik Regional keadaan saat ini UMKM masih terkendala
Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhan ekonomi terkait kapasitas dan kualitas khususnya dari segi
cenderung mengalami penurunan (Badan Pusat kompetensi yang dimiliki serta dari segi
Statistik Kota Bandung, 2017). keterbatasan sumber daya produktif seperti
Bahkan pemerintah yaitu Kementerian informasi, pengetahuan, keterampilan dan
Koperasi dan UKM juga Kementerian Kominfo teknologi (BAPPENAS, 2014). Sejalan dengan
memiliki program 8 juta UMKM Go Online itu data menunjukan 36 % pelaku UMKM di
hingga tahun 2020 untuk mewujudkan visi Indonesia masih menerapkan bisnis secara
Digital Energy of Asia. Namun begitu berbagai offline. Di samping itu, sebesar 37 % dari pelaku
macam kendala masih dihadapi pelaku UMKM. UMKM memiliki kemampuan online yang
Kendala muncul bersifat internal antara lain sangat mendasar, sebesar 18 % memiliki
Sumber Daya Manusia (SDM), modal, kemampuan online menengah dan sebesar 9%
akuntabilitas dan hukum. Disisi lain, kendala sudah menjalankan bisnis online yang
eksternal meliputi akses, iklim usaha dan berkelanjutan (Deloitte, 2015).
infrastruktur (LPPI & Bank Indonesia, 2015). Seperti yang dijelaskan pada penelitian
Beberapa faktor tersebutlah yang menghambat Vieru et al (2015) menyebutkan Usaha Mikro
munculnya keunggulan bersaing dari pelaku Kecil dan Menengah masih kekurangan SDM
bisnis. Agar dapat memunculkan daya saing yang memiliki kemampuan kompetensi digital
pada UMKM, perlu diterapkan konsep yang memadai. Hal tersebut memperlihatkan
keunggulan bersaing melihat semakin bahwa SDM pada UMKM masih belum optimal
banyaknya pesaing dengan jenis usaha yang dalam menguasai teknologi, informasi serta
sama. Hal tersebut dilakukan guna komunikasi.
menumbuhkan perekonomian serta berakhir Keterbatasan lainnya yang dihadapi
pada ketahanan bisnis (Zultaqawa, Alexandri, & UMKM adalah rendahnya kemampuan dalam
Hardinata, 2019). hal meningkatkan sikap orientasi
Salah satu usaha untuk dapat kewirausahaanya (Ashariyadi, 2016). Padahal
meningkatkan keunggulan bersaing khususnya orientasi kewirausahaan sangat penting bagi
pada bisnis UMKM adalah dengan usaha dengan skala UMKM (Brouthers, Nakos,

64 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
& Dimitratos, 2015). Orientasi kewirausahaan tersebut tidak terlepas dari dukungan SDM atau
itu sendiri membahas mengenai kemampuan pelaku usahanya. Perlu dilihat juga sejauh mana
dari perusahaan untuk mampu mengubah dukungan SDM tersebut dari segi kompetensi
peluang kewirausahaan menjadi lebih kebaruan. digital dan sikap orientasi kewirausahaanya,
Hal tersebut berhubungan dengan sikap karena penelitian tentang hal tersebut dalam
berinovasi, proaktif dan mampu mengambil sektor UMKM masih terbatas. Oleh karenanya,
resiko yang ada. Pelaku usaha yang terampil penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan
dalam melakukan inovasi, proaktif dan mampu menganalisis bagaimana pengaruh kompetensi
mengambil resiko maka akan mampu digital dan orientasi kewirausahaan terhadap
menciptakan ide-ide yang kebaruan. Sikap-sikap keunggulan bersaing UMKM industri
tersebut yang ada pada pelaku usaha serta pengolahan makanan di Kota Bandung.
dianggap penting untuk mencapai pertumbuhan
dan keunggulan bersaing dari bisnis (Meutia, TINJAUAN PUSTAKA
Ismail, & Ummi, 2017). Kompetensi Digital
Salah satu aspek pendukung orientasi Kompetensi digital mengacu pada
kewirausahaan adalah inovasi, karena dalam kemampuan yang melibatkan teknologi dan
meningkatkan keunggulan bersaing dapat dilihat digital pada masyarakat secara percaya diri dan
dari kemampuan individu dalam meningkatkan kritis untuk mendukung pekerjaan, kegiatan
inovasinya (Herliana, 2015). Namun aspek sehari-hari dan komunikasi serta didukung
inovasi ini belum menyebar keseluruh pelaku dengan keterampilan dasar teknologi, informasi
UMKM industri pengolahan di Kota Bandung dan komunikasi (Ferrari, 2013). Sedangkan
melihat laju pertumbuhannya yang semakin menurut penelitian lainnya kompetensi digital
menurun. itu terdiri dari aspek seperti kemampuan secara
Sejalan dengan itu industri pengolahan teknis, mengimplementasikan teknologi dan
skala UMKM Kota Bandung belum memiliki digital untuk mendukung segala aktivitas
kemampuan yang memadai dalam hal orientasi kehidupannya, memiliki sikap kritis pada
kewirauasahaan dan kemampuan dalam teknologi digital yang ada, serta memiliki
penerapan teknologi yang menyebabkan kurang kecenderungan untuk ikut berkontribusi serta
cepat dalam menangkap peluang pasar berkomitmen dalam kebudayaan digital
dibandingkan usaha dengan kategori lainnya. (Ilomäki, Paavola, Lakkala, & Kantosalo, 2016).
Sementara, aktivitas bisnis yang didukung oleh Pada akhirnya pelaku usaha yang memiliki
orientasi kewirausahaan yang dimiliki pelaku kemampuaan kompetensi digital yang memadai
usahanya akan menghasilkan pertumbuhan berdampak penting terhadap daya saing
bisnis seperti adanya efisiensi bisnis, pangsa perusahaan dan berpotensi meningkatkan e-
pasar yang lebih luas, peningkatan penjualan dan bisnis (Vieru et al., 2015).
pendapatan, koordinasi operasi bisnis yang lebih H1: Kompetensi Digital berpengaruh dan positif
baik, produk dan pelayanan yang lebih baik terhadap keunggulan bersaing
hingga cepat tanggap terhadap perubahan. Hal
tersebut yang mendukung perusahaan agar Orientasi Kewirausahaan
mampu mendapatkan keunggulan bersaing Orientasi kewirausahaan mengacu kepada
dibandingkan dengan pesaing bisnis (Eggers, perusahaan yang bergerak dalam inovasi pasar
Kraus, Hughes, Laraway, & Snycerski, 2013). produk, menjalankan usaha yang berisiko dan
Berdasarkan kondisi UMKM yang telah muncul dengan inovasi yang proaktif untuk
dijelaskan di atas, maka perlu untuk membawa mengalahkan pesaing (Eggers et al., 2013).
UMKM ke dalam bisnis berbasis ekonomi Memasuki era digital ini tantangan dalam bisnis
digital. Seperti yang dijelaskan pada penelitian silih berganti. Pelaku usaha dituntut untuk
terdahulu, pengadopsian teknologi dan digital memiliki kemampuan kewirausahaan yang
yaitu e-commerce mampu menumbuhkan memadai agar dapat terus bersaing. Sejalan
keunggulan bersaing UMKM (Xuhua et al., dengan penelitian terdahulu adanya sikap
2019). Pemanfaatan teknologi dan digital orientasi kewirausahaan seperti mampu

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 65


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
melakukan inovasi, bersikap proaktif dan keunggulan bersaing dari bisnisnya.
mampu mengambil keputusan berisiko dapat Populasi pada penelitian ini adalah para
meningkatkan keunggulan bersaing UMKM pelaku UMKM industri pengolahan makanan di
(Metekohy, 2013). Serta terbukti orientasi Kota Bandung dengan kriteria tertentu yaitu
kewirausahaan berpengaruh terhadap yang menggunakan dukungan teknologi dan
keunggulan bersaing (Suharto, 2018; Yaseen digital dalam bisnisnya seperti layanan food
Zeebaree & Siron, 2017). Adanya orientasi delivery, atau dompet digital ataupun kasir
kewirausahaan merupakan kemampuan penting digital atau media sosial. Karena tidak adanya
yang perlu dimiliki UKM untuk data riil mengenai jumlah pelaku UMKM
mengembangkan keunggulan bersaing yang dengan kriteria tersebut untuk saat ini, maka
berkelanjutan (Lee, Lee, & Pennings, 2001). sampel ditetapkan minimal 5 kali dari jumlah
indikator penelitian (Money, Page, Samouel, &
H2: Orientasi Kewirausahaan berpengaruh Hair, 2010). Adapun jumlah indikator variabel
positif terhadap keunggulan bersaing pada penelitian ini sebanyak 36 indikator, maka
didapatkan jumlah sampel yaitu 180 responden
Keunggulan Bersaing pelaku UMKM.
Keunggulan bersaing merupakan Teknik sampling yang digunakan adalah
kemampuan perusahaan dalam membuat non-probability sampling dengan metode
keputusan dalam bisnis untuk membuat posisi purposive sampling karena adanya
yang aman diatas para pesaingnya. Mengungguli pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu
pesaing itu bukan hanya dari segi penyediaan dalam menentukan anggota populasi (Indrawati,
produk ataupun jasa saja, melainkan dari segi 2015).
memberikan harga yang lebih kompetitif, Pengukuran variabel kompetensi digital
memberikan manfaat yang lebih walaupun menggunakan kerangka kerja pengembangan
produk yang ditawarkan sama (Xuhua et al., kompetensi digital yang terdiri dari lima area
2019). yaitu information, communication, content
Seperti yang disebutkan oleh Xuhua et al., creation, safety, dan problem solving (Ferrari,
2019) adanya persaingan yang terus meningkat 2013). Berdasarkan gambaran area tersebut,
diberbagai bidang industri, penggunaan dipilihlah tingkat kemahiran A (foundation
teknologi menjadi salah satu cara yang level), karena kemampuan online pelaku
dihubungkan dengan keunggulan bersaing bagi UMKM tergolong sangat mendasar (Deloitte,
usaha kecil dan menengah. Perusahaan tersebut 2015).
cenderung memiliki keunggulan bersaing yang Orientasi kewirausahaan dilakukan
berkelanjutan dan dapat meningkatkan kegiatan pengukuran berdasarkan daftar pertanyaan yang
operasional yang lebih efisien (Chamsuk, diajukan oleh Eggers et al (2013). Pertanyaan
Fongsuwan, & Takala, 2017). berkaitan dengan sikap pelaku usaha dalam
H3: Kompetensi Digital dan Orientasi melakukan inovasi (lini produk baru, solusi baru
Kewirausahaan berpengaruh terhadap yang kreatif dan pelopor produk baru), sikap
Keunggulan Bersaing. proaktif (mencari peluang bisnis, target bisnis
atau pasar baru dan solusi untuk kebutuhan
METODE PENELITIAN. pasar) dan pengambilan resiko (mengambil
Pengumpulan data dilakukan dengan resiko dengan ide baru, menghargai strategi baru
menggunakan alat survey yaitu kuisioner. dan investasi beresiko (Eggers et al., 2013).
Penyebaran kuisioner dilakukan secara tatap Untuk mengukur keunggulan bersaing,
muka atau dengan format kertas. Survey responden diberikan pertanyaan yang
kuisioner dilakukan untuk mengumpulkan berhubungan dengan pertumbuhan bisnis
informasi mengenai gambaran responden (tingkat efisiensi bisnis, tingkat pangsa pasar
penelitian serta tanggapannya mengenai serta tingkat penjualan dan pendapatan), inovasi
kompetensi digital, orientasi kewirausahaan dan (pengembangan aplikasi, cara perusahaan
menjalankan bisnis dan cepat tanggap terhadap

66 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
perubahan), diferensiasi (akses pelanggan, <4 orang sebanyak 117 (65%). Dapat
mempercepat transaksi, dan produk atau layanan disimpulkan kategori tersebut menunjukan
yang disesuaikan), dan pengurangan biaya mayoritas pelaku usaha berada pada skala usaha
(pemasaran, komunikasi dan kegiatan mikro. Sedangkan operasional bisnis mayoritas
operasional bisnis) (Xuhua et al., 2019). sudah menjalankan bisnis selama >5 tahun,
Berdasarkan ketiga variabel tersebut berarti semakin lama bisnis berjalan maka
responden menanggapi jawabannya berdasarkan pengalaman yang didapatkan semakin beragam.
skala Likert (1= “sangat tidak setuju” sampai Jenis usaha pengolahan makanan yang
dengan 5= “sangat setuju”). digunakan pada penelitian ini adalah rumah
Metode penelitian menggunakan makan tradisional, tempat makan street food
penelitian kuantitatif serta uji statistik atau kaki lima, cafetaria (kantin dan kedai) dan
menggunakan analisis regresi berganda. Adapun tempat makan all you can eat.
model persamaan regresinya sebagai berikut: Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada
Y = α + β1 X1 + β2 X2 +  setiap variabel pada kuisioner penelitian ini,
Dimana, Y adalah keunggulan bersaing; α diperoleh nilai Cronbach’s Alpha >0.6. Hasil
adalah Konstanta; βi adalah Koefisien regresi X1 menunjukan kompetensi digital (0.929),
dan X2; X1 adalah kompetensi digital; X2 adalah orientasi kewirausahaan (0.950), dan
orientasi kewirausahaan; dan e adalah faktor lain keunggulan bersaing (0,947).
di luar penelitian. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN Kompetensi Digital (X1) dan Orientasi
Gambaran Responden Penelitian Kewirausahan (X2) sebagai variabel independen.
Berikut adalah gambaran pelaku UMKM Sedangkan Keunggulan Bersaing (Y) sebagai
industri pengolahan makanan di Kota Bandung: variabel dependen, maka digunakan teknik
analisis regresi berganda dengan hasil model
Grafik 1. Gambaran Responden Penelitian persamaan regresi sebagai berikut:
Responden Penelitian
Y = 0.841 + 0.107 X1 + 0.182 X2
OPERASIONAL

>5 Tahun 61%


Konstanta benilai 0.841, berarti jika nilai
BISNIS

1 Tahun - 5 Tahun 34%


variabel kompetensi digital dan orientasi
<1 Tahun 5% kewirausahaan memiliki nilai nol (0), maka nilai
20-99 orang 5% keunggulan bersaing 0.841.
PEGAWAI
JUMLAH

5-19 orang 30% Koefisien regresi kompetensi digital


<4 orang 65% adalah 0.107, berarti kompetensi digital
2.5 Miliar - 50 Miliar/Tahun 1% memiliki pengaruh yang positif terhadap
JUMLAH
OMSET

300 Juta - 2.5 Miliar/Tahun 22% keunggulan bersaing. Saat kenaikan satu satuan
<300 Juta/Tahun 77%
kompetensi digital, maka akan meningkatkan
nilai keunggulan bersaing sebesar 0.107.
JUMLAH ASET

500 Juta - 10 Miliar 8%


Koefisien regresi orientasi kewirausahaan
50 Juta-500 Juta 29%
memiliki nilai koefisien sebesar 0.182, berarti
<50 Juta 63%
orientasi kewirausahaan memiliki pengaruh
0% 20% 40% 60% 80% 100% positif terhadap keunggulan bersaing. Saat
Sumber: Hasil Penelitian, 2020 kenaikan satu satuan orientasi kewirausahaan,
maka akan meningkatkan nilai keunggulan
Berdasarkan Grafik 1. Mayoritas pelaku bersaing sebesar 0.182.
UMKM industri pengolahan makanan di Kota
Bandung memiliki jumlah aset < 50 juta Analisis Koefisien Determinasi
sebanyak 114 (63%), jumlah omset/tahun <300 Hasil uji analisis koefisien determinasi
juta sebanyak 138 (77%), dan jumlah pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 67


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
keunggulan bersaing.
Tabel 1. Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb Uji Simultan (Uji F)
R Uji Simultan dilakukan untuk mengetahui
Mode Squar Adjusted Std. Error of the pengaruh variabel kompetensi digital dan
l R e R Square Estimate orientasi kewirausahaan secara simultan
1 .295 .087 .077 .02820 (bersama-sama) terhadap keunggulan bersaing,
a berikut tabel hasil uji simultan:
a. Predictors: (Constant), Orientasi
Kewirausahaan, Kompetensi Digital Tabel 3. Hasil Uji Simultan (Uji F)
b. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing ANOVAa
Sumber: Hasil Penelitian, 2020 Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa 1 Regression .013 2 .007 8.462 .000b
nilai R2 sebesar 0.077 atau 7.7 %, berarti variansi Residual .141 177 .001
keunggulan bersaing yang dipengaruhi oleh Total .154 179
kompetensi digital dan orientasi kewirausahaan a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
sebesar 7.7 %. b. Predictors: (Constant), Orientasi
Uji Hipotesis Kewirausahaan, Kompetensi Digital
Uji Parsial (Uji t) Sumber: Hasil Penelitian, 2020
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui
pengaruh kompetensi digital dan orientasi
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai sig.
kewirausahaan secara parsial (sendiri-sendiri)
0.000 < 0.05, dengan nilai Fhitung 8.462 > Ftabel
terhadap keunggulan bersaing. Hasil uji parsial
3.05, maka H0 ditolak dan H3 diterima. Sehingga
disajikan pada tabel berikut:
dapat disimpulan bahwa kompetensi digital dan
orientasi kewirausahaan secara simultan
Tabel 2. Hasil Uji t Kompetensi Digital berpengaruh terhadap keunggulan bersaing.
Coefficientsa
Hasil penelitian didukung oleh keadaan
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients pelaku UMKM industri pengolahan makanan di
Std. Kota Bandung yang mengalami resistensi
Model B Error Beta t Sig. perubahan dari operasional bisnis secara
1 (Constant) .841 .162 5.203 .000
konvensional menjadi digital. Pada fase ini
Kompetensi .107 .174 .051 .615 .539
Digital pelaku usaha membutuhkan dukungan teknologi
Orientasi .182 .057 .266 3.177 .002 dan digital untuk mendukung aktivitas bisnisnya
Kewirausahaan seiring berkembangnya zaman. Disisi lain
a. Dependent Variable: Keunggulan Bersaing
mereka masih memiliki keterbatasan sumber
Sumber: Hasil Penelitian, 2020 daya manusia yang memiliki kompetensi digital
yang memadai (Vieru et al., 2015). Padahal hal
Berdasarkan tabel 2 atas nilai sig. yang menjadi prasyarat untuk dapat ikut andil
kompetensi digital sebesar 0.539 > 0.05 dengan pada era informasi atau era internet adalah
nilai thitung 0.615 < ttabel 1.97346, maka H0 literasi digital, tetapi tingkat literasi digital
diterima dan H1 ditolak, berarti kompetensi pelaku UMKM masih rendah (Erlanitasari,
digital tidak berpengaruh terhadap keunggulan Rahmanto, & Wijaya, 2020).
bersaing. Pelaku usaha mulai memanfaatkan
Sedangkan nilai sig. orientasi beberapa platform digital seperti food delivery,
kewirausahaan sebesar 0.002 < 0.05, dengan dompet digital dan kasir digital. Namun
nilai thitung sebesar 3.177 > ttabel 1.97346, maka H0 mayoritas dari mereka lebih tertarik
ditolak dan H2 diterima, berarti orientasi menggunakan food delivery dan dompet digital.
kewirausahaan berpengaruh terhadap Pemanfaatan platform digital tersebut dilihat

68 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
oleh pelaku UMKM mampu untuk memperluas pengujian secara bersama-sama atau simultan
pangsa pasar dan meningkatkan keuntungan. Hal antara kompetensi digital dan orientasi
tersebut menunjukan dengan adanya manfaat kewirausahaan memiliki hasil yang positif dan
yang dirasakan, komitmen/ dukungan signifikan mempengaruhi keunggulan bersaing.
manajemen serta tekanan dari pihak eksternal Hal tersebut berarti pelaku usaha yang
mampu mempengaruhi penerimaan teknologi, melek teknologi saja tanpa dibekali kemampuan
internet dan e-bisnis (Ifinedo, 2011). bisnis yang baik maka tidak serta merta mampu
Pemanfaatan teknologi dan digital pada UMKM memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut
bersifat evolusioner atau sedikit demi sedikit. sebagai peluang bisnis yang dapat memberikan
Keikutsertaan pelaku usaha masih pada nilai tambah bagi usahanya. Sebaliknya, jika
tahap mengikuti alur, bahkan sulit untuk fitur-fitur teknologi tersebut dimanfaatkan untuk
menerima adanya pembaharuan yang meningkatkan peluang usaha, maka akan
menyebabkan kemampuan kompetensi meningkatkan keunggulan bersaing.
digitalnya berada pada kategori cukup Tampaknya seseorang tidak mungkin
kompeten. Hasil penelitian menunjukan dengan mampu mengelola usaha hanya dengan
adanya pemanfaatan platform digital kemampuan, keterampilan dan pengetahuan saja
menunjukan adanya pertumbuhan bisnis yang tanpa dibekali sikap kewirausahaan seperti
didukung oleh bisnis yang lebih efisien, pangsa berani dalam mengambil resiko, inovatif,
pasar yang semakin meluas, meningkatnya mandiri, kreatif dan lainnya (Mahfud &
penjualan dan pendapatan. Hal tersebut Pardjono, 2013). Kompetensi digital dan
menunjukan meskipun terdapat bukti bahwa orientasi kewirausahaan ini nampak saling
adanya dukungan bisnis digital bagi UMKM melengkapi untuk mendorong munculnya
mampu menciptakan keunggulan bersaing, pembaruan dan juga adaptasi pelaku usaha
seperti dari segi pengurangan biaya, dengan keadaan saat ini. Istilah saling
pertumbuhan bisnis, diferensiasi, dan inovasi melengkapi tersebut berpotensi meningkatkan
(Xuhua et al., 2019). Namun begitu pelaku usaha pemahaman tentang mekanisme pelaku UMKM
yang mengalami resistensi dari konvensional untuk memiliki keunggulan bersaing.
menuju digital cenderung rendah dari sisi Pandangan ini memiliki makna secara
pengetahuan; wawasan mengenai Teknologi, komplementer yaitu pada saat pelaku usaha
Informasi, dan Komunikasi (TIK); keterbatasan memiliki kompetensi digital yang superior dan
mempelajari; memahami fungsi, proses, dan didukung kapasitas inovasi yang tinggi maka
fasilitas TIK; cenderung mengoperasikan akan mencapai keunggulan dibanding pesaing
aplikasi standar; dan penggunaan TIK masih (Ravichandran, 2018). Studi empiris
tergantung dengan pihak lain (Yanti, 2018). menunjukan bahwa perusahaan yang inovatif
Penjelasan tersebut menggambarkan dapat memanfaatkan sumber daya teknologi
kompetensi digital pelaku UMKM industri dengan lebih baik (Danneels, 2002). Selain itu
pengolahan makanan di Kota Bandung masih kepemilikan sikap inovasi akan lebih
terfokus hanya pada aplikasi pesan antar online memungkinkan seseorang untuk ikut serta dalam
serta pembayaran non tunai, belum pada proses pembelajaran dan eksperimen, mampu
penggunaan aplikasi atau media platform mengatasi ketidakpastian yang tinggi serta lebih
lainnya. Penelitian terdahulu menunjukan hasil mampu mengambil resiko (Hurley & Hult,
bahwa dengan menggunakan e-commerce 1998). Bukan hanya dari sisi inovasi saja,
pelaku UMKM manufaktur mengalami melainkan pelaku UMKM pun perlu
pertumbuhan bisnis yang berpengaruh dalam mengkombinasikan antara pendekatan proaktif
memperoleh keunggulan bersaing (Xuhua et al., dan reaktif dalam memanfaatkan teknologi
2019). digital agar tercapainya pengoptimalan sumber
Namun begitu berdasarkan hasil analisis daya dan menjaga keberlanjutan bisnis
regresi secara parsial ditemukan bahwa bahwa (Kementrian Komunikasi dan Informatika,
kompetensi digital saja tidak serta merta 2018).
mempengaruhi keunggulan bersaing. Sedangkan Ravichandran (2018) pun berpendapat

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 69


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
pelaku usaha yang mencoba memanfaatkan kemampuan inovasi produk, proaktif terhadap
platform digital untuk melihat kebutuhan pasar, peluang bisnis dan mengambil keputusan yang
biasanya akan mempersiapkan hal-hal yang beresiko.
berkaitan dengan sumber daya digital dan non- Belum memadainya kemampuan inovasi
digital dalam sistem kegiatan yang saling pelaku UMKM karena mereka berfokus untuk
berkaitan. Sehingga dapat menghasilkan menjual produk olahan makanan yang berasal
keuntungan. Dengan demikian fokus kami dari resep turun temurun tanpa memikirkan
memperluas teori tentang kompetensi digital ke pengembangan produk. Menjadi yang pertama
kemampuan komplemeter lainnya yaitu dalam memasarkan produk dan melakukan
orientasi kewirausahaan dalam aktivitas inovasi produk makanan yang sulit ditiru. Hal
mengembangkan pemahaman tentang penentu yang membedakan dengan generasi sebelumnya
keunggulan bersaing. adalah generasi saat ini mulai menggunakan
Temuan pada penelitian ini memberikan dukungan teknologi digital didalam aktivitas
dukungan pada pemikiran bahwa kompetensi bisnis. Dukungan teknologi dan digital pun
teknologi dan informasi yang dikombinasikan belum diimbangi dengan sikap proaktif untuk
dengan kemampuan ataupun aset pelengkap memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Padahal
lainnya akan membuahkan nilai. Kombinasi untuk dapat mencapai serta mempertahankan
kemampuan tersebut diharapkan mampu untuk adanya sikap orientasi kewirausahaan pada saat
bergerak ke arah keunggulan yang berkelanjutan pelaku usaha sedang memanfaatkan produk dan
(Kementrian Komunikasi dan Informatika, layanan, mereka perlu untuk terus melakukan
2018). eksplorasi peluang-peluang baru serta didukung
Pada penelitian ini mayoritas responden inovasi yang spekulatif untuk dapat
adalah dari sektor industri pengolahan makanan mempertahankan perusahaan (Eggers et al.,
tradisional seperti warung dan usaha rumahan 2013).
yang terlihat masih kesulitan untuk
mengaplikasikan teknologi, informasi dan SIMPULAN
komunikasi. Sektor usaha tersebut perlu Hasil penelitian menunjukan bahwa
diberikannya pendampingan dengan diimbangi kompetensi digital dan orientasi kewirausahaan
oleh bantuan dari sisi regulasi, proses berpengaruh terhadap keunggulan bersaing.
internasilasi serta pengalaman untuk mampu Temuan menunjukan secara parsial kompetensi
menguatkan pemanfaatan teknologi yang lebih digital tidak berpengaruh terhadap keunggulan
mumpuni. bersaing. Sedangkan orientasi kewirausahaan
Selanjutnya untuk mendapatkan memiliki pengaruh terhadap keunggulan
keunggulan bersaing, pelaku UMKM perlu bersaing pelaku UMKM industri pengolahan
untuk menumbuh kembangkan secara makanan di Kota Bandung, yang berarti pada
berkelanjutan sikap orientasi kewirausahaan. saat sikap orientasi kewirausahaan meningkat
Inovasi, proaktif dan pengambilan resiko yang maka keunggulan bersaing akan meningkat.
menjadi hal penting untuk mencapai Penelitian ini memiliki beberapa
pertumbuhan dan keunggulan bersaing dari keterbatasan. Pertama, penelitian ini
bisnis (Meutia et al., 2017; Eggers et al., 2013). menggunakan metode kuantitatif yang didasari
Sejalan dengan itu orientasi kewirausahaan oleh cross-sectional study untuk mengetahui
memiliki pengaruh terhadap keunggulan pengaruh antara kemampuan kompetensi digital,
bersaing (Yaseen Zeebaree & Siron, 2017; orientasi kewirausahaan dan keunggulan
Suharto, 2018). bersaing pada UMKM industri pengolahan
Terlepas dari temuan tersebut, penelitian makanan di Kota Bandung. Pendekatan ini
ini menunjukan adanya dukungan platform menggambarkan persepsi, dan pengalaman
digital. Pelaku UMKM beranggapan mampu responden terhadap kompetensi digital, orientasi
meningkatkan keunggulan bersaing khususnya kewirausahaan, dan keunggulan bersaing pada
pada pertumbuhan dan diferensiasi. Namun hal periode waktu tertentu. Hal tersebut karenanya
tersebut masih belum diimbangi dengan dapat berubah dari waktu ke waktu seiring

70 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
perkembangan zaman dan teknologi yang id/Documents/finance/id-fas-sme-
memerlukan penelitian yang dilakukan secara powering-indonesia-success-report-
longitudinal diwaktu mendatang untuk bahasa-noexp.pdf
memberikan bukti yang lebih kuat. Kedua, Eggers, F., Kraus, S., Hughes, M., Laraway, S.,
kerangka sampel yang digunakan memunculkan & Snycerski, S. (2013). Implications of
beberapa kendala yaitu menggeneralisasikan customer and entrepreneurial orientations
skala usaha UMKM. Oleh karenanya, penelitian for SME growth. Management Decision,
berikutnya pada kompetensi digital dan orientasi 51(3), 524–546.
kewirausahaan perlu untuk dikategorikan https://doi.org/10.1108/002517413113096
menjadi skala usaha mikro, kecil atau menengah, 43
atau bisa juga dikategorikan Usaha Mikro dan Erlanitasari, Y., Rahmanto, A., & Wijaya, M.
Kecil (UMK) atau Usaha Menengah dan Besar (2020). Digital economic literacy micro,
(UMB), agar hasil penelitian lebih terfokuskan. small and medium enterprises (SMES) go
online. Informasi, 49(2), 145–156.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.21831/informasi.v49i2.2
Ashariyadi. (2016). Geliat UMKM di Era MEA. 7827
In Masyarakat Asean. Retrieved from Ferrari, A. (2013). Marc Comú de Competència
https://www.kemlu.go.id/Majalah/Majalah Digital Docent. In Borrador. INTEF.
Masyarakat ASEAN edisi 12.pdf https://doi.org/10.2788/52966
Badan Pusat Statistik Kota Bandung. (2017). Herliana, S. (2015). Regional Innovation Cluster
Sensus Ekonomi 2016 Analisis Hasil for Small and Medium Enterprises (SME):
Listing Potensi Ekonomi Kota Bandung. A Triple Helix Concept. Procedia - Social
Kota Bandung. and Behavioral Sciences, 169(August
BAPPENAS. (2014). Laporan Analisis Daya 2014), 151–160.
Saing UMKM di Indonesia. Jakarta. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.2
Brouthers, K. D., Nakos, G., & Dimitratos, P. 97
(2015). SME Entrepreneurial Orientation, Hurley, R. F., & Hult, G. T. M. (1998).
International Performance, and the Innovation, Market Orientation, and
Moderating Role of Strategic Alliances. Organizational Learning: An Integration
Entrepreneurship: Theory and Practice, and Empirical Examination. Journal of
39(5), 1161–1187. Marketing, 62(3), 42–54.
https://doi.org/10.1111/etap.12101 https://doi.org/10.1177/002224299806200
Chamsuk, W., Fongsuwan, W., & Takala, J. 303
(2017). The Effects of R&D and Ifinedo, P. (2011). Internet/e-business
Innovation Capabilities on the Thai technologies acceptance in Canada’s
Automotive Industry Part’s Competitive SMEs: An exploratory investigation.
Advantage: A SEM Approach. Internet Research, 21(3), 255–281.
Management and Production Engineering https://doi.org/10.1108/106622411111393
Review, 8(1), 101–112. 09
https://doi.org/10.1515/mper-2017-0011 Ilomäki, L., Paavola, S., Lakkala, M., &
Danneels, E. (2002). The dynamics of product Kantosalo, A. (2016). Digital competence
innovation and firm competences. – an emergent boundary concept for policy
Strategic Management Journal, 23(12), and educational research. Education and
1095–1121. Information Technologies, 21(3), 655–679.
https://doi.org/10.1002/smj.275 https://doi.org/10.1007/s10639-014-9346-
Deloitte. (2015). UKM Pemicu Kemajuan 4
Indonesia: Instrumen Pertumbuhan Indrawati. (2015). Metode Penelitian
Nusantara. Deloitte Access Economic, 1– Manajemen dan Bisnis Konvergensi
56. Retrieved from Teknologi Komunikasi dan Informasi.
www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/ Bandung: Refika Aditama.

AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan 71


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72
Ismail, M. D., Domil, A. K. A., & Isa, A. M. Suharto, I. K. S. (2018). The Influence of Market
(2014). Managerial Competence, Orientation and Entrepreneurial
Relationship Quality and Competitive Orientation to Competitive Advantage
Advantage among SME Exporters. Through Business Innovation: Study on
Procedia - Social and Behavioral Sciences, Batik Trusmi Cirebon West Java Province
115(Iicies 2013), 138–146. Indonesia. International Review of
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.02.4 Management and Marketing, 8(1), 19–27.
22 Vieru, D., Bourdeau, S., Bernier, A., & Yapo, S.
Kementrian Komunikasi dan Informatika, R. I. (2015). Digital competence: A multi-
(2018). Pola dan Strategi Pemanfaatan dimensional conceptualization and a
Teknologi Informasi dan Komunikasi typology in an SME context. Proceedings
untuk Pengembangan Usaha Mikro Kecil of the Annual Hawaii International
dan Menengah. 1–63. Retrieved from Conference on System Sciences, 2015-
https://balitbangsdm.kominfo.go.id/?mod March(April 2016), 4681–4690.
=publikasi&a=dl&page_id=530&cid=29 https://doi.org/10.1109/HICSS.2015.557
&download_id=210 Xuhua, H., Chosniel Elikem, O., & Akaba, S.
Lee, C., Lee, K., & Pennings, J. M. (2001). (2019). Effects of business to business e-
Internal capabilities, external networks, commerce adoption on competitive
and performance: A study on technology- advantage of small and medium-sized
based ventures. Strategic Management manufacturing enterprises. Economics &
Journal, 22(6–7), 615–640. Sociology, 12(1), 80–99.
https://doi.org/10.1002/smj.181 https://doi.org/10.14254/2071-
LPPI, & Bank Indonesia. (2015). Profil Bisnis 789x.2019/12-1/4
UMKM. 136. Yanti, V. A. (2018). Pengembangan Kompetensi
Mahfud, T., & Pardjono. (2013). Praksis Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
pembelajaran kewirausahaan pada unit dalam Memanfaatkan Teknologi Informasi
produksi jasa boga. Jurnal Pendidikan dan Komunikasi di Bandung dan Bogor.
Vokasi, 2(1), 27–40. Institut Pertanian Bogor. (Doctoral
https://doi.org/10.21831/jpv.v2i1.1014 disertation). Retrieved from
Metekohy, S. (2013). Pengaruh Strategi https://repository.ipb.ac.id/handle/123456
Resource-Based dan Orientasi 789/96029.
Kewirausahaan terhadap Keunggulan Yaseen Zeebaree, M. R., & Siron, R. B. (2017).
Bersaing Usaha Kecil dan Usaha Mikro ( International Review of Management and
Studi pada Usaha Jasa Etnis Maluku ). Marketing The Impact of Entrepreneurial
Jurnal Aplikasi Manajemen, 11(1), 12–20. Orientation on Competitive Advantage
Meutia, Ismail, T., & Ummi, N. (2017). Moderated by Financing Support in SMEs.
Improving anticipative learning through International Review of Management and
entrepreneurial orientation in small to Marketing, 7(1), 43–52. Retrieved from
medium size enterprises. European http:www.econjournals.com
Research Studies Journal, 20(3), 758–767. Zultaqawa, Z., Alexandri, M. B., & Hardinata,
Money, A. H., Page, M. J., Samouel, P., & Hair, C. (2019). Competitive Advantages in
M. W. J. (2010). Essentials of Business Small and Medium Enterprises: A Study of
Research Methods-2/E (2nd ed.). Armonk: Systematic Mapping. AdBispreneur :
Sharpe, M.E. Inc. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian
Ravichandran, T. (2018). Exploring the Administrasi Bisnis Dan Kewirausahaan,
relationships between IT competence, 4(16), 217–228.
innovation capacity and organizational https://doi.org/https://doi.org/10.24198/
agility. Journal of Strategic Information
Systems, 27(1), 22–42.
https://doi.org/10.1016/j.jsis.2017.07.002

72 AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan


Vol.5, No. 1, April 2020, DOI : https://doi.org/10.24198/adbispreneur.v5i1.26999, hal. 63-72

Anda mungkin juga menyukai