Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

“Tema: 5 (kewirausahaan, koperasi dan UMKM)”

STRATEGI PENGEMBANGAN DIGITALISASI UMKM

Oleh

Yusyida Munsa Idah dan Muliasari Pinilih


Universitas Amikom Purwokerto
yusyida_mi@amikompurwokerto.ac.id, mpinilih@amikompurwokerto.ac.id

ABSTRAK
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menegah) di Indonesia menjadi salah satu sektor usaha yang cukup
mendominasi dijalankan oleh pelaku usaha. Namun, UMKM mengalami tantangan dalam
menghadapi persaingan digitalisasi di bidang bisnis agar mampu bertahan di tengah persaingan.
Maka dari itu, tujuan penelitian akan mengindentifikasi strategi pengembangan digitalisasi UMKM
di Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT dengan melihat faktor eksternal dan
internal yang dapat mempengaruhi perkembangan digitalisasi UMKM. Hasil penelitian ini adalah
perhitungan Internal Factor Evaluation dan External Factor Evaluation dengan nilai sebesar (0,05 ;
0,1) yang berarti bahwa posisi kondisi UMKM yang berbasis digital di Indonesia berada pada
kuadran I. Pada posisi ini, agar dapat mengembangkan digitalisasi UMKM di Indonesia, maka
prioritas strategi adalah meningkatkan pangsa pasar ke Luar Negeri (S2,S3,S4,O3,O5), menambah
unit produksi dan meningkatkan kualitas produk (S3, S4, O1,O2, O4), meningkatkan proses
marketing online (S2, S4,O3, O4).

Kata kunci: UMKM, digitalisasi, SWOT

ABSTRACT
UMKM (Micro, Small, and Medium Enterprises) in Indonesia is one of the business sectors that is
quite dominant and is run by business actors. However, MSMEs face challenges in dealing with
digitalization competition in the business sector in order to be able to survive during competition.
Therefore, the purpose of the research will be to identify the strategy for developing MSME
digitalization in Indonesia. The method used is a SWOT analysis by looking at external and internal
factors that can affect the development of the digitalization of MSMEs. The results of this study are
Internal Factor Evaluation and External Factor Evaluation calculations with a value of (0.05; 0.1).
Its means that the position of digital-based MSMEs conditions in Indonesia is in quadrant I. In this
position, in order to develop the digitization of MSMEs in Indonesia, the priority strategy is to
increase market share abroad (S2, S3, S4, O3, O5), increase production units and improve product
quality (S3, S4, O1, O2, O4), improve online marketing processes (S2, S4, O3, O4).

Key words: MSMEs, digitalization, SWOT

195
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

PENDAHULUAN
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menegah) di Indonesia menjadi salah satu sektor usaha
yang cukup mendominasi dijalankan oleh pelaku usaha. Berdasarkan data BPS didapatkan bahwa
perkembangan UMKM di Indonesia pada 2013 sampai 2015 mengalami kenaikan untuk industri
mikro namun perkembangan industri kecil mengalami penurunan setiap tahun. Usaha mikro di
Indonesia memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan usaha kecil. Pada 2013, jumlah
usaha mikro sebanyak 2.887.015 unit sedangkan usaha kecil hanya 531.351 unit. Di 2014, jumlah
usaha mikro mengalami peningkatan dibandingkan 2013 menjadi 3.220.563 unit, namun jumlah
usaha kecil megalami penurunan menjadi 284.501 dibandingkan tahun sebelumnya. Di 2015, usaha
mikro meningkat kembali menjadi 3.385.851 dan usaha kecil tetap mengalami penurunan menjadi
283.022 unit. Untuk mempermudah perkembangan UMKM di Indonesia dapat dilihat pada Gambar
1.

Gambar 1. Perkembangan UMKM di Indonesia 2013-2015 (BPS, berbagai tahun)


Banyaknya pelaku usaha UMKM ini menjadikan gambaran bahwa sektor ini memiliki
potensi yang cukup baik dalam menunjang perekonomian. Kinerja yang cukup baik dari UMKM ini
terlihat pada masa krisis melanda Indonesia, dengan memberikan konstribusi terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja (Widyastuti, Nuswantoro, & Sidhi, 2016). Hal
ini yang mendasari peningkatan kapasitas UMKM perlu diperhatikan terutama dalam menghadapi
era industri 4.0. Pergerakan revolusi industri 4.0 yang menggema beberapa tahun terakhir ini
berdampak pada perubahan cara kerja di berbagai bidang terutama di bidang bisnis.
Pelaku bisnis mulai menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk
menjalankan maupun menunjang kegiatan bisnis mereka. Pergerakan dan perubahan cara berbisnis
yang kian cepat ke arah digitalisasi ini memaksa pelaku bisnis untuk beradaptasi mengikuti
perubahan tersebut. Bagi perusahaan besar, perubahan pola bisnis yang mengarah pada proses
digitalisasi ini tidak terlalu mengalami kendala dikarenakan dengan karakteristik perusahaan besar
yang memiliki sumber daya yang cukup baik. Namun, bagi UMKM proses digitalisasi ini akan
membutuhkan banyak persiapan.

196
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

Guna mendorong digitalisasi dan mempermudah UMKM dalam menghadapi perubahan


yang terjadi, pemerintah telah meningkatkan kemudahan akses dan melakukan transfer teknologi
kepada pelaku UMKM agar mampu bertahan di dalam persaingan bisnis (Slamet et al., 2016).
Kemampuan penguasaan perangkat digital dan internet ini merupakan hal mutlak yang harus dikuasai
oleh UMKM jika ingin bertahan dalam persaingan (Purwana, Rahmi, & Aditya, 2017). Penelitian
Delloitte Access Economics (2015) menyatakan bahwa konsumen semakin terbiasa mengambil
keputusan berdasarkan konten digital dan melakukan online dalam pembelian barang. Hal ini
merupakan tantangan namun juga merupakan peluang usaha yang cukup menjanjikan bagi UMKM
di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini berusaha untuk merumuskan strategi
pengembangan digitalisasi UMKM guna mendukung perkembangan UMKM serta sebagai bahan
masukan bagi pelaku UMKM dalam menerapkan digitalisasi dalam proses bisnisnya.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan analisis SWOT dalam memetakan strategi yang digunakan
untuk membantu pelaku UMKM merumuskan digitalisasi terhadap UMKM. Istiqomah & Andriyanto
(2017) menyebutkan bahwa SWOT akan melihat faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) dari internal dan kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) dari lingkungan
eksternal. Hasil tersebut dibobot menggunakan Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor
Evaluation (EFE). Identifikasi dari masing-masing faktor tersebut lalu dirumuskan empat jenis
strategi, yaitu strategi SO (strengths-opportunities), strategi WO (weaknesses- opportunities),
strategi ST (strengths-threats) dan strategi WT (weaknesses-threats) (David, 2009 dalam Kurniawan
& Haryati, 2017). Keempat strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut (Setyorini, Effendi, &
Santoso, 2016):
1. Strategi SO (strengths-opportunities). Strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh
internal dalam menangkap peluang yang ada.
2. Strategi WO (weaknesses-opportunities). Strategi yang memperbaiki kelemahan yang dimiliki
dengan mengambil keuntungan dari peluang eksternal yang ada.
3. Strategi ST (strengths-threats). Strategi yang akan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh
organisasi untuk menghadapi ancaman yang timbul dari eksternal.
4. Strategi WT (weaknesses-threats). Strategi yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan
internal sekaligus menghindari ancaman eksternal.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil identifikasi lingkungan internal dan eksternal UMKM di Indonesia adalah sebagai
berikut:

197
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

Kekuatan:
1. Mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi di pasar persaingan, sehingga
menjadi modal bagi UMKM untuk menjadi aktor utama dalam ekonomi digital
2. Program pemerintah Making Indonesia 4.0
3. Penggunaan teknologi digital menjadikan UMKM lebih kompetitif
4. Banyak fasilitas yang diberikan terkait dengan digitalisasi
Peluang:
1. Peningkatan pendapatan jika menggunakan teknologi digital
2. Perkembangan teknologi digital meningkatkan akses ke pelanggan baru baik dalama negeri
maupun luar negeri
3. Kemudahan dalam mengakses pasar digital
4. Konsumen pengguna produk UMKM lebih menyukai transaksi online
5. Di era pasar bebas ASEAN (MEA), UMKM dapat meperluas pasar regional
Kelemahan:
1. Banyak SDM UMKM yang belum terampil dalam bidang internet dan marketing online
2. Keterbatasan knowledge dari UMKM
3. Sebagian besar UMKM ada di daerah pedesaan, akses broadband yang tidak menjangkau
seluruh Indonesia
4. Sebagian besar UMKM ada di daerah pedesaan, sehingga akses internet terbatas
5. Masih banyak yang belum digital-literate
6. Pemberdayaan UMKM masih dilakukan secara parsial
Ancaman:
1. Banyak UMKM asing, sebagai pesaing yang menerapkan digitalisasi
2. Begitu juga di Indonesia, banyak pemain dalam market e-commerce
3. Konsumen memiliki kemudahan dalam berpindah (sekali klik) ke pesaing
4. Masih banyak konsumen yang mempertimbangkan keamanan dalam bertransaksi online

Hasil dari Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) hasil
pembobotan yang telah didapatkan melalui studi literatur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Matrik IFE dan EFE
IFE (Internal Factor Evaluation) Bobot Nilai Rata-rata
tertimbang
Indikator Kekuatan :
1. Mampu beradaptasi dan memiliki daya 0,30 4 1,2
tahan yang tinggi di pasar persaingan,
sehingga menjadi modal bagi UMKM
untuk menjadi aktor utama dalam
ekonomi digital

198
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

2. Program pemerintah Making Indonesia 0,15 4 0,6


4.0
3. Penggunaan teknologi digital 0,35 4 1,4
menjadikan UMKM lebih kompetitif
4. Banyak fasilitas yang diberikan untuk 0,20 4 0,8
melakukan transaksi online bagi
UMKM
Total Skor Kekuatan 4

Indikator Kelemahan :
1. Banyak SDM UMKM yang belum 0,25 4 1
terampil dalam bidang internet dan
marketing online
2. Keterbatasan knowledge dari UMKM 0,25 5 1,25
3. Sebagian besar UMKM ada di daerah 0,20 4 0,8
pedesaan, akses broadband yang tidak
menjangkau seluruh Indonesia
4. Masih banyak yang belum digital- 0,20 3 0,6
literate
5. Pemberdayaan UMKM masih 0,10 3 0,3
dilakukan secara parsial
Total Skor Kelemahan 3,95

EFE (External Factor Evaluation)


Indikator Peluang :
1. Peningkatan pendapatan jika 0,10 4 0,4
menggunakan teknologi digital
2. Perkembangan teknologi digital 0,30 5 1,5
meningkatkan akses ke pelanggan baru
baik dalama negeri maupun luar negeri
3. Kemudahan dalam mengakses pasar 0,20 4 0,8
digital
4. Konsumen pengguna produk UMKM 0,10 4 0,4
lebih menyukai transaksi online
5. Di era pasar bebas ASEAN (MEA), 0,30 5 1,5
UMKM dapat meperluas pasar regional
Total Skor Peluang 4,6

Indikator Ancaman :
1. Banyak UMKM asing, sebagai pesaing 0,30 4 1,2
yang menerapkan digitalisasi
2. Begitu juga di Indonesia, banyak 0,40 5 2
pemain dalam market e-commerce
3. Konsumen memiliki kemudahan dalam 0,20 5 1
berpindah (sekali klik) ke pesaing
4. Masih banyak konsumen yang 0,10 3 0,30
mempertimbangkan keamanan dalam
bertransaksi online
Total Skor Ancaman 4,5

199
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

Setelah matrik IFE dan EFE terbentuk, maka akan ditentukan Selisih Nilai Tertimbang
UMKM di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.

200
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

Tabel 2. Nilai Tertimbang UMKM di Indonesia


Nilai Tertimbang Kekuatan UMKM 4
Nilai Tertimbang Kelemahan UMKM 3,95
Selisih positif 0,05
Nilai Tertimbang Peluang 4,6
Nilai Tertimbang Ancaman 4,5
Selisih Positif 0,1

Jika digambarkan dari hasil matrik EFE dan IFE, maka diperoleh posisi sebagai berikut:

Gambar 2. Posisi UMKM Indonesia dalam Matrik SWOT 4 Kuadran


Setelah mengetahui posisi dalam matrik SWOT 4 kuadran maka, dapat dirumuskan strategi
berdasarkan faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
Internal Kekuatan (S) : Kelemahan (W) :
Eksternal 1. Mampu beradaptasi 1. Banyak SDM
dan memiliki daya UMKM yang belum
tahan yang tinggi di terampil dalam
pasar persaingan, bidang internet dan
sehingga menjadi marketing online
modal bagi UMKM 2. Keterbatasan
untuk menjadi aktor knowledge dari
utama dalam ekonomi UMKM
digital 3. Sebagian besar
2. Program pemerintah UMKM ada di daerah
Making Indonesia 4.0 pedesaan, akses
3. Penggunaan teknologi broadband yang tidak
digital menjadikan menjangkau seluruh
UMKM lebih Indonesia
kompetitif 4. Masih banyak yang
belum digital-literate

201
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

4. Banyak fasilitas yang 5. Pemberdayaan


diberikan terkait UMKM masih
dengan digitalisasi dilakukan secara
parsial

Peluang (O) : Strategi S-O : Strategi W-O :


1. Peningkatan 1. Meningkatkan pangsa 1. Bekerjasama antara
pendapatan jika pasar ke Luar Negeri. pemerintah daerah
menggunakan (S2,S3,S4,O3,O5) dan UMKM untuk
teknologi digital 2. Menambah unit melakukan pelatihan
2. Perkembangan produksi dan bagi SDM pengelola
teknologi digital meningkatkan kualitas UMKM tentang
meningkatkan akses ke produk (S3, S4, O1,O2, marketing online dan
pelanggan baru baik O4) teknologi digital
dalama negeri maupun 3. Meningkatkan proses lainnya (W1,W2,
luar negeri marketing online. (S2, O3,O4)
3. Kemudahan dalam S4,O3, O4) 2. Bekerja sama dengan
mengakses pasar pemerintah daerah
digital untuk meningkatkan
4. Konsumen pengguna pemberdayaan
produk UMKM lebih UMKM secara
menyukai transaksi menyeluruh. (W5,
online O1, O3)
5. Di era pasar bebas 3. Bekerjasama dengan
ASEAN (MEA), pemerintah daerah
UMKM dapat untuk memberikan
memperluas pasar penyuluhan mengenai
regional hubungan kerjasama
perdagangan dengan
negara lain, serta
memfasilitasi jika
akan melakukan
kerjasama ke Luar
Negeri (W2,O2,O5)
4. Mengajukan
pemberian fasilitas
internet ke daerah-
daerah yang belum
terjangkau internet
kepada pemerintah
daerah. (W3,
O2,O3,O4)

Ancaman (T) : Strategi S-T : Strategi W-T :


1. Banyak UMKM asing, 1. Meningkatkan dan 1. Meningkatkan
sebagai pesaing yang mempertahankan knowledge SDM
menerapkan kualitas produk, dan UMKM baik di
digitalisasi menciptakan harga bidang produksi,
2. Begitu juga di yang bersaing (S1, S3, pemasaran, maupun
Indonesia, banyak S4,T1, T2, T3) marketing, serta
pemain dalam market 2. Selalu berinovasi teknologi
e-commerce untuk meningkatkan

202
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

3. Konsumen memiliki value prepotitions bagi 2. Memotivasi pelaku


kemudahan dalam produk UMKM, agar UMKM untuk terus
berpindah (sekali klik) tetap bisa bersaing baik mengembangkan
ke pesaing di pasar dalam negeri usahanya
4. Masih banyak maupun (S1,S4,T1,T2,
konsumen yang T3) Luar Negeri
mempertimbangkan 3. Mampu menguasai
keamanan dalam digital marketing,
bertransaksi online dengan meningkatkan
ketrampilan di bidang
teknologi (S1, S3, S4,
T1,T2, T4)

KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan Internal Factor
Evaluation dan External Factor Evaluation dihasilkan perhitungan dengan nilai sebesar (0,05 ; 0,1)
yang berarti bahwa posisi kondisi UMKM yang berbasis digital di Indonesia berada pada kuadran I.
Pada posisi ini, agar dapat mengembangkan digitalisasi UMKM di Indonesia, maka prioritas strategi
adalah meningkatkan pangsa pasar ke Luar Negeri (S2,S3,S4,O3,O5), menambah unit produksi dan
meningkatkan kualitas produk (S3, S4, O1,O2, O4), meningkatkan proses marketing online (S2,
S4,O3, O4).

DAFTAR PUSTAKA
Delloitte Access Economics. 2015. UKM Pemicu Kemajuan Indonesia Instrumen Pertumbuhan
Nusantara.

Istiqomah, & Andriyanto, I. 2017. Analisis SWOT dalam Pengembangan Bisnis (Studi pada Sentra
Jenang di Desa Kaliputu Kudus). BISNIS: Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam 5(2): 363 –
382

Kurniawan, M., & Haryati, N. 2017. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Sari Buah
Sirsak. Industria: Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri 6(2): 97 – 102

Muhammad, Suwarsono. 2008. Manajemen Strategik, Konsep dan Kasus. Unit penerbit dan
percetakan STIM YKPN.

Purwana, D., Rahmi, & Aditya, S. 2017. Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat Madani (JPPM) 1(1): 1 – 17

Setyorini, H., Effendi, M., & Santoso, I. 2016. Analisis Strategi Pemasaran Menggunakan Matriks
SWOT dan QSPM (Studi Kasus: Restoran WS Soekarno Hatta Malang). Industria: Jurnal
Teknologi Dan Manajemen Agroindustri 5(1): 46 – 53

Slamet, R., Nainggolan, B., Roessobiyatno, Ramdani, H., Hendriyanto, A., & Lu’ul, I. L. 2016.
Strategi Pengembangan UKM Digital Dalam Menghadapi Era Pasar Bebas. Jurnal
Manajemen Indonesia 16(2): 136 – 147

203
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan IX” 19-
20 November 2019
Purwokerto

Widyastuti, D. A. R., Nuswantoro, R., & Sidhi, A. P. 2016. Literasi Digital Pada Perempuan Pelaku
Usaha Produktif di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal ASPIKOM 3(1): 1 – 15

204

Anda mungkin juga menyukai