Anda di halaman 1dari 12

JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

PERENCANAAN STRATEGI BISNIS DENGAN PENERAPAN


CORPORATE ENTREPRENEURSHIP
DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN
STUDI EMPIRIS PADA : UKM INDUSTRI PAKAIAN JADI
KOTA BEKASI

Oleh:
Enny Diah Astuti

Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta


Gedung Sentra Kramat, Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021-31904598 Fax. 021-31904599

Email : ennydiah169@gmail.com

ABSTRACT

This study analyzes the business strategy planning with corporate entrepreneurship. The
scope of the issues examined in this study is the discussion in the planning of business
strategy with the implementation of corporate entrepreneurship in improving company
performance. This study in an empirical study of small and medium scale clothing industry
in Bekasi. Thoseare 135 industries. Total sample in this research are 107 industries.
Collecting data using questionnaires, while an analytical tool used is a structural equation
modeling (SEM). The result of data analysis showed that this research model with
acceptable goodness of fit. In general the conclusion from the results of model testing is
applied to the apparel industry of small and medium scale in calculate showed that a good
business strategy planning with implementation of corporate entrepreneurship to enhance
corporate performance. This research has given some research limitation and also give
agenda for next research.

Keywords : strategy business, corporate entrepreneurship, Company Performance

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis mengenai perencanaan strategi bisnis dengan corporate


entrepreneurship. Ruang lingkup permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah
mengenai pembahasan dalam perencanaan strategi bisnis dengan penerapan corporate
entrepreneurship dalam meningkatkan kesejahteraan kinerja perusahaan. Penelitian
bersifat studi empiris terhadap UKM di wilayah Bekasi. Populasi yang dipilih adalah
industri pakaian jadi dalam skala kecil menengah yang berjumlah 135 industri dan jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 107 unit usaha. Pengumpulan data dengan menggunakan
kuisioner sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu Structural Equation Modelling
(SEM). Hasil analisis data menunjukkan bahwa model penelitian ini dapat diterima dengan
goodness of fit. Secara umum kesimpulan dari hasil pengujian model yang diterapkan pada
industri pakaian jadi skala kecil dan menengah di Bekasi menunjukkan bahwa perencanaan
strategi bisnis yang baik dengan penerapan corporate entrepreneurship dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa keterbatasan penelitian
serta agenda penelitian mendatang yang bisa dilakukan pada penelitian lanjutan.

6
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

Kata Kunci : Strategi Bisnis, Corporate Entrepreneurship, Kinerja Perusahaan

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi dan Dari berbagai kekurangan yang tersebut


kemajuan teknologi yang berkembang diatas diperlukan adanya perhatian
dengan demikian pesat saat ini khusus terhadap nasib dari keberadaan
persaingan dalam dunia bisnis tidak lagi UKM sebagai penunjang ekonomi riil
dapat dihindari. Dengan semakin masyarakat. Persaingan usaha yang
beratnya persaingan maka perusahaan- begitu ketat mengharuskan perusahaan
perusahaan dihadapkan pada memiliki strategi bisnis, jika tidak maka
permasalahan dalam dunia bisnis yang perusahaan tersebut tidak dapat bertahan
berupa peluang dan ancaman baik yang lama.
datangnya dari luar maupun dalam negeri Secara nasional, usaha kecil dan
sendiri. menengah mempunyai kedudukan,
Dengan semakin mengglobalnya potensi dan peranan yang sangat penting
perekonomian dunia dan era perdagangan dan strategis dalam rangka mewujudkan
bebas, usaha kecil menengah (UKM) di tujuan pembangunan nasional pada
Indonesia juga dapat diharapkan menjadi umumnya dan tujuan pembangunan
salah satu pemain penting. UKM ekonomi pada khususnya. Peran ini dapat
diharapkan sebagai pencipta pasar di dilihat dalam hal penyediaan kesempatan
dalam maupun di luar negeri dan sebagai usaha, lapangan kerja dan peningkatan
salah satu sumber penting bagi surplus ekspor. Dapat dilihat bahwa usaha kecil
neraca perdagangan dan jasa atau neraca dan menengah lebih mampu untuk
pembayaran. Untuk melaksanakan bertahan lebih lama dari krisis ekonomi,
peranan tersebut, UKM Indonesia harus karena mempunyai karakteristik yang
membenahi diri, yakni menciptakan daya lebih fleksibel dan lebih memanfaatkan
saing globalnya (Supratiwi & Isnalita, sumber daya lokal sehingga bisa
2003:50). diandalkan untuk mendukung ketahanan
Sebagian UKM masih mempunyai ekonomi. Namun demikian usaha kecil
berbagai kelemahan yang bersifat menengah dalam perkembangannya
eksternal, seperti kurangnya kemampuan masih menghadapi berbagai persoalan
untuk beradaptasi terhadap pengaruh yang perlu mendapat perhatian dari
lingkungan yang strategis, kurang berbagai pihak antara lain (Riyadi, 2001)
cekatan dalam peluang – peluang usaha, : (1) rendahnya produktivitas, sumber
kurangnya kreativitas dan inovasi dalam daya manusia dan manajemen yang
mengantisipasi berbagai tantangan belum profesional, kurang tanggap
sebagai akibat resesi ekonomi yang terhadap perubahan teknologi dan
berkepanjangan. Disamping itu faktor kurangnya permodalan, (2) akses pasar
internal dari sebagian UKM yaitu yang belum memadai, termasuk di
kurangnya kemampuan manajerial dan dalamnya jaringan distribusi yang
keterampilan, kurangnya akses terhadap berfungsi sebagai jalur
informasi teknologi, permodalan dan pemasaran belum berjalan efisien, (3)
pasar. Kelemahan internal ini disebabkan belum adanya tanda-tanda membaiknya
sebagian SDM pengelola UKM kurang perekonomian nasional serta (4)
berkualitas dalam mengantisipasi tantangan dari perkembangan
berbagai masalah yang sedang dihadapi. perdagangan bebas baik dalam rangka

7
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

kerjasama AFTA, APEC, dan PERMASALAHAN


GATT/WTO yang akan membawa
dampak pada peningkatan persaingan Mengenai penentuan obyek
usaha. penelitian pada Industri Kecil Menengah
Dari data Departemen Koperasi produk pakaian jadi di Bekasi merujuk
dan UKM menunjukkan jumlah usaha pada beberapa alasan :
mikro, kecil dan menengah (UMKM) Alasan pertama mengacu pada
tahun 2018 meningkat 1.56% dibanding research problem yang ditemukan pada
tahun 2017. Berdasarkan data itu jumlah data UKM garment di kota Bekasi
UMKM mencapai 203.000 sebanyak terdapat 143 usaha pakaian jadi, hal ini
2.186 diantaranya sudah terdaftar sebagai menunjukkan potensi yang baik dalam
binaan UKM Kota Bekasi. perkembangan dunia usaha kecil
Perkembangan dunia usaha dalam menengah di wilayah Bekasi.
bidang perusahaan industri yang berubah Alasan kedua adalah ingin
dengan cepat dan metode perencanaan menggali potensi unit UKM atas produk-
strategis yang memberikan perhatian produk pakaian yang merupakan
besar dalam mengantisipasi berbagai kelompok industri kategori kecil dan
perubahan yang terjadi di masa depan, rumah tangga, dimana kelompok industri
maka penerapan perencanaan strategis kecil dan industri rumah tangga kedua
merupakan suatu kebutuhan yang jenis kategori ini terbagi dalam tiga strata
mendesak dan harus dilaksanakan yaitu : strata prabina (kecil), strata binaan
semaksimal mungkin, mengingat (menengah), dan strata berdaya tumbuh
lingkungan juga selalu berubah dan masa (besar). Pengelompokan ketiga strata ini
depan kian sulit diprediksi. berdasarkan beberapa kriteria misalnya
Berbagai persoalan diatas dapat kegiatan administrasi yang dilakukan,
diatasi apabila para pengusaha kecil dan jangkauan daerah pemasaran, jumlah
menengah mampu mengembangkan tenaga kerja dan lamanya berdiri usaha.
usahanya secara kreatif dan inovatif Alasan ketiga adalah, terdapatnya
dengan selalu berorientasi pada pasar, suatu wadah para pengusaha di bekasi
peningkatan kualitas, produktivitas dan baik yang mempunyai usaha secara
daya saing dengan memanfaatkan sumber online maupun secara outlet atau toko
daya yang ada dan selalu mengikuti dalam bentuk komunitas yang bernama
perkembangan informasi dan teknologi. TDA Bekasi. Hal ini sangat unik bagi
Oleh karena itu perlu kebijakan peneliti karena merupakan terobosan bagi
pembinaan dan pengembangan usaha para pengusaha industri tersebut untuk
kecil dan menengah yang dapat dapat bersaing dengan berlomba
mendorong ke arah yang lebih maju dan menciptakan ide-ide yang unik dari
mandiri serta mampu meningkatkan masing-masing produk untuk mampu
perannya dalam perekonomian nasional bertahan pada kondisi perekonomian
(Riyadi, 2001). yang cenderung belum stabil serta
Pengaruh sebuah perencanaan keadaan yang memaksa datangnya proses
strategi yang dipengaruhi oleh faktor globalisasi.
manajerial, faktor lingkungan dan kultur Atas dasar pemikiran diatas maka
organisasi merupakan suatu yang kritikal, tujuan penelitian ini yaitu untuk
namun penelitian empiris yang berkenaan mengetahui bagaimana perencanaan
dengan paradigma tersebut masih sedikit. strategi melalui corporate
entrepreneurship dalam meningkatkan
kinerja perusahaan.

8
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

berskala besar, dimana pimpinan


KAJIAN PUSTAKA puncak hanya tinggal melakukan
koreksi dan evaluasi dari
Perencanaan Strategi Bisnis perencanaan yang diajukan oleh
Perencanaan strategi merupakan unit bisnis-unit bisnisnya.
cara yang melibatkan pemikiran melalui
sebuah karya, penciptaan dari fungsi Penentuan pendekatan dalam
manajemen staf baru yaitu munculnya proses perencanaan strategis merupakan
ahli perencanaan. Dimana sistem langkah awal yang penting dan
perencanaan ini merupakan strategi yang menentukan untuk peluang diterapkannya
bagus sebagai suatu tahapan strategi yang strategi yang akan direncanakan.
akan diterapkan para pelaku bisnis, Pemilihan pendekatan ini sangat
manajer perusahaan dan mengarahkan ditentukan oleh sifat dan skala organisasi,
agar tidak membuat kekeliruan hal ini model dan kompetensi kepemimpinan,
diungkapkan oleh Mintzberg, serta kapasitas dan kemampuan staf
H.(1994:107-114). organisasi dalam melakukan perencanaan
Menurut Thompson dan Strickland strategi perusahaan. Setelah melakukan
(1996:177-178) ada banyak pendekatan perencanaan usaha, maka langkah
dalam melakukan perencanaan, yaitu: penting selanjutnya adalah bagaimana
1. The Master Strategist Approach, mengimplementasikan perencanaan
dimana proses perencanaan usaha tersebut.
sangat didominasi oleh seorang Pengertian lain dari perencanaan
yang disebut sebagai ahli strategi. strategi menurut Shrader, Taylor dan
Perencanaan ini sangat sesuai Dalton (1984:149-171) adalah
diterapkan untuk organisasi yang perencanaan jangka panjang yang
masih bersifat sederhana dengan terangkum, terstruktur dan tertulis
banyak staf karyawan yang masih dimana didalamnya terdiri dari
belum siap untuk melakukan kesepakatan misi dan tujuan perusahaan.
perencanaan. Beberapa dimensi dari perencanaan
2. The Delegate it to others, strategi telah dikemukakan Frederickson
pendekatan dimana pemimpin (1986:282) menurut kategori yaitu :
cenderung untuk memberikan inisiasi proses, aturan tujuan, arti dan
tanggung jawab pekerjaan akhir dari hubungan, penjelasan dari
perencanaan kepada level pelaksanaan strategi dan tingkat
manajemen dibawahnya. keputusan yang terintergrasi.
Biasanya pemimpin yang Dalam prosesnya perencanaan
demikian kurang menguasai strategi ini merupakan suatu pemikiran
bidang usaha yang dipimpinnya. strategi (strategic thinking) dari para
3. Model collaborative approach pemilik usaha. Perencanaan strategi tidak
merupakan kerja dari seluruh harus bersifat formal namun pemikiran
anggota organisasi. Pendekatan strategi ini setidaknya harus dapat
ini memberdayakan anggota mencerminkan intuisi dan kreativitas
organisasi pada level menengah wirausaha kedalam visi masa depan
dan bawah, serta sejalan dengan perusahaan.
kepentingan dan keinginan
pimpinan. Entrepreneurship
4. The Champion approach, Entrepreneurship adalah jiwa
perencanaan usaha yang biasanya entrepreneur yang dibangun untuk
dilakukan pada organisasi yang menghubungkan antara ilmu dengan

9
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

kemampuan pasar. Dalam tantangan jaman. Lebih terbuka,


Entrepreneurship meliputi pembentukan aktif meneliti atau mendidik, dan
perusahaan baru, aktivitas serta tidak terjebak kepada kejenuhan
kemampuan manajerial yang dibutuhkan intelektual.
seorang entrepreneur, sedangkan 4. Social Entrepreneur
Intrapreneurship didefinisikan sebagai Menjalankan dan mengelola
entrepreneur yang terjadi di dalam organisasi non-profit untuk tugas
organisasi yang terlihat sebagai sosial yang mereka yakini bisa
kesenjangan antara ilmu dengan memperbaiki kehidupan
keinginan pasar. masyarakat.
Seorang Entrepreneur didefinisikan
sebagai orang yang membawa sumber Persamaan ciri dari
daya yang berupa tenaga kerja, material, para entrepreneur diatas adalah,
dan aset lainnya dalam suatu kombinasi dimanapun mereka berada, mereka
yang menambahkan nilai yang lebih sangat kreatif, inovatif, mampu mencari
besar daripada sebelumnya, dan juga dan membaca peluang, serta berani
dilekatkan pada orang yang membawa mengambil resiko.
perubahan, inovasi, dan aturan baru.
Sementara istilah Entrepreneurial adalah Entrepreneurship dalam Ekonomi
kegiatan dalam menjalankan usaha. Entrepreneurship mempunyai
Ada 4 macam jenis entrepreneur yaitu : dampak positif terhadap kekuatan dan
1. Business Entrepreneur (owner stabilitas ekonomi. Salah satu dampak
dan Professional atau yang lebih terpenting dari entrepreneurship adalah
dikenal dengan Intrepreneur). sebagai penyedia lapangan pekerjaan
Entrepreneur yang terjadi di sehingga mampu menekan angka
dalam organisasi atau dalam pengangguran. Kemudian dampak
perusahaan dn menghubungkan terpenting lain adalah Inovasi dimana
antara kesenjangan antara ilmu mampu memberikan kekuatan dalam
dengan keinginan pasar, melalui perbaikan ekonomi masyarakat. Inovasi
penciptaan produk baru ataupun mampu menciptakan sesuatu yang baru,
inovasi. dan merupakan isu utama dalam proses
2. Goverment Entrepreneur entrepreneurial. Inovasi dapat membantu
Suatu pemerintahan yang individu dan bisnis untuk bekerja secara
menempatkan pelayanan prima lebih efektif dan efisien. Sebagai dampak
kepada masyarakat dan mitra lainnya adalah globalisasi, dinmana
kerjanya. Biasanya, negara fenomena globalisasi sangat penting bagi
dengan pola perekonomian karena saling terhubung
pemerintahan entrepreneur sangat sehingga mampu menyediakan outlet
diminati oleh untuk memasarkan hasil produk ke luar
pebisnis entrepreneur. negeri.

3. Academic Entrepreneur Corporate Entrepreneurship


Entrepreneur yang berperan (Intrapreneurship)
dalam dunia keilmuan Intrapreneurship merupakan
dan pendidikan. Kelompok ini internal corporate entrepreneurship,
selalu berpikir kreatif dan tekun yaitu seseorang yang melaksanakan
mengembangkan ilmu kegiatan entrepreneurship dalam suatu
sehubungan dengan banyaknya perusahaan.

10
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

Analisis intrapreneurship dapat inovatif, serta dukungan


dilakukan melalui pendekatan strategic keuangan perusahaan.
management Guth dan Ginsberg (1990:5-
15) dikatakan bahwa indikator corporate 2. Work discretion
entrepreneurship dapat dilihat dari dua Merupakan suatu kebebasan
jenis proses, yaitu: untuk bertindak atas dasar
1. Inovasi internal melalui pertimbangan diri sendiri untuk
penciptaan bisnis (bidang usaha) menetapkan suatu pilihan dalam
baru dalam suatu perusahaan bekerja tanpa kendala dari pihak-
2. Pembaruan atau transformasi pihak lain namun masih dalam
organisasi. batas kewenangannya. Pimpinan
Sebarapa jauh proses puncak dalam suatu perusahaan
entrepreneurship dalam organisasi ini perlu member, kebebasan dan
terjadi ditentukan oleh empat variabel, delegasi kepada bawahan untuk
yaitu: mengambil keputusan sesuai
1. External environment dengan kewenangannya namun
2. Strategic leadership disertai dengan tanggung jawab
3. Organizational conduct/form yang dipegangnya. Dalam
4. Organizational performance. organisasi tidak seharusnya
mencela karyawan yang membuat
Kerangka analisis intrapreneurship kesalahan karena berinovasi.
tersebut dalam ilmu strategic Norma birokrasi yang tidak
management memberi peluang akan
Dalam struktur organisasi yang menghambat pemikiran dan
mendukung entrepreneurship harus kegiatan inovatif yang dibutuhkan
memenuhi sedikitnya dua kriteria baik oleh suatu organisasi yang
pada tingkat organisasi maupun pada mendukung sifat
tingkat individu, yang kemudian dapat entrepreneurship.
dijelaskan sebagai berikut :
3. Rewards/reinforcement
Karakteristik entrepreneurship pada Suatu organisasi harus memiliki
tingkat organisasi : sistem penghargaan yang
1. Management support mengakui individu yang mencoba
Dukungan manajemen dalam untuk memanfaatkan peluang
menciptakan iklim entreprenural inovatif. Sistem ini meliputi
adalah kemauan manajemen bonus, piagam dan kenaikan gaji.
dalam memberikan fasilitas dan Kenaikan pangkat harus dikaitkan
mempromosikan kegiatan langsung kepada karyawan yang
entrepreneurship dalam sistem telah mencoba berinovasi.
organissi. Hal ini sebagai Penghargaan dan reinforcement
pengakuan atas keberhasilan akan meningkatkan motivasi
dalam berinovasi dan individu untuk berperilaku
menyediakan sumber daya yang inovatif.
memadai untuk melaksanakan
kegiatan entrepreneural. 4. Time availability
Besarnya dukungan ini dapat Sumber daya yang didalamnya
diukur dan dilihat dari pengakuan termasuk waktu harus disediakan
atas ide-ide karyawan, untuk mendorong lahirnya ide-ide
mengembangkan lahirnya ide inovatif dari para karyawan. Hal

11
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

ini berarti bahwa individu yang inovasi, dan langkah yang


diharapkan mampu berinovasi mengandung risiko. Selain
seharusnya tidak terlalu dibebani karena didorong oleh semakin
dengan tugas rutin dan dibatasi berkembangnya organisasi, hal ini
oleh birokrasi. Organisasi yang juga didorong oleh adanya
menerapkan strategi inovasi harus keinginan untuk memanfaatkan
mendorong inovasi sebagai salah peluang yang timbul. Keberanian
satu unsur dalam strategi mengambil risiko dalam usaha
perusahaan. memanfaatkan peluang tidak
berarti tingkat risiko yang tidak
5. Organizational boundaries terkendali melainkan risiko lebih
Organisasi yang fleksibel berada pada tingkat sedang dan
merupakan faktor yang terukur. Dalam hal ini adanya
menentukan tingkat keberhasilan unsur risiko sudah disadari
organisasi yang berkarakter sebelumnya dan ada usaha untuk
entrepreneurship. Dengan mengelola risiko tersebut.
demikian berarti bahwa Apabila lingkungan yang
keberadaan struktur organisasi demikian dikembangkan dalam
yang mendukung kegiatan suatu organisasi maka karyawan
entrepreneurship dalam suatu akan terdorong untuk menerima
orgaisasi. Struktur organisasi tantangan untuk melakukan
merupakan kerangka yang perubahan dan berinovasi.
menentukan seberapa cepat dan
sejauh mana organisasi akan 2. Desire for autonomi
mampu berubah. Dalam suatu Entrepreneurs sangat
struktur organisasi harus memiliki menghendaki adanya otonomi dan
mekanisme administratif yang independensi. Dengan kata lain
digunakan untuk mengevaluasi, bahwa entrepreneur adalah atasan
memilih dan bagi dirinya sendiri (your own
mengimplementasikan suatu ide. boss). Entrepreneur adalah
Struktur organisasi harus seseorang yang memiliki
memungkinkan karyawan untuk semangat self-motivated, self-
memfokuskan diri pada tugas- reliant, dan menginginkan
tugas yang lebih jelas. kebebasan dalam melaksanakan
tugasnya. Karakteristik lain dari
Karakter individu yang mendukung entrepreneur adalah pekerja
entrepreneurship keras, rapih, ulet, serta disertai
dengan semangat persaingan.
1. Risk taking propensity
Faktor risiko merupakan salah 3. Need for achievement
satu komponen terpenting dalam Faktor penting sebagai pendorong
proses kewirausahaan yang keberhasilan entrepreneur adalah
merupakan salah satu dimensi semangat untuk meraih prestasi
dari corporate entrepreneurship. (need for achievement). Prestasi
Dengan semakin berkembangnya bisa memiliki makna yang
organisasi maka semakin tinggi berbeda bagi setiap individu.
pula kompleksitas dalam suatu Bagi sebagian individu, prestasi
organisasi sehingga sering berarti mengumpulkan uang atau
diperlukan pembaruan organisasi, berhasil mengendalikan orang

12
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

lain atau organisasi, sementara mengukur tingkat


bagi yang lain berarti pengakuan keberhasilannya.
atas prestasi yang telah diraihnya.
Semangat untuk meraih prestasi 5. Internal locus of control
tersebut didorong oleh tugas, Dalam ilmu psikologi, locus of
tantangan, peluang untuk control dianggap sebagai aspek
mencapai keberhasilan yang kepribadian yang sangat penting.
orang lain tidak dapat atau tidak Locus of control merupakan
bersedia melakukannya. persepsi terhadap sumber
Apabila menghadapi kegagalan, pengendali perilaku individu.
seorang corporate entrepreneur Entrepreneur yang perilakunya
beranggapan bahwa kegagalan tergolong dikendalikan dari dalam
adalah keberhasilan yang tertunda diri sendiri (internal locus of
dan dianggap sebagai proses control) percaya bahwa mereka
pembelajaran dari kegagalan adalah penentu nasibnya sendiri
tersebut. Mereka bertanggung (control their own destiny).
jawab atas nasib dirinya dan tidak Entrepreneuer seperti ini akan
menyalahkan kesalahan terhadap bertindak sebagai agen perubahan
pihak lain tetapi sebaliknya justru (change agent) dan pada
lebih memfokuskan pada usaha prinsipnya percaya bahwa mereka
bagaimana cara mencapai prestasi berharap mampu mengubah
secara lebih baik. Dengan secara tempat kerjanya, pasar, dan
obyektif mempelajari kesalahan industri. Sebaliknya, individu
dan kegagalan, corporate dengan external locus of control
entrepreneur belajar bagaimana percaya bahwa jalan hidupnya
menghindari kesalahan yang sama terutama ditentukan oleh faktor di
agar tidak berulang kembali. luar dirinya, nasib,
keberuntungan, atau peluang atau
4. Goal orientation orang lain yang lebih berkuasa.
Entrepreneur yang berorientasi
pada pertumbuhan akan lebih Dalam entrepreneurial leadership,
banyak memperhatikan peluang seorang pemimpin mampu menciptakan
yang timbul daripada sumber skenario visioner yang digunakan untuk
daya, struktur, atau strategi mempersatukan karyawan yang bersedia
organisasi. Mereka memulai memberikan komitmen dalam
dengan peluang dan dengan merealisasi visi organisasi dengan cara
memahami adanya peluang maka menemukan dan berusaha maksimal
perhatian bergerak pada hal-hal untuk menciptakan nilai strategi dalam
lain yang relevan. Entrepreneur perusahaan.
yang efektif akan menetapkan
sasaran sesuai dengan minat, nilai Kinerja Perusahaan
dan kompetensi yang mereka Kinerja perusahaan merupakan
miliki. Sasaran yang ditetapkan hasil akhir yang dihasilkan oleh suatu
ini cukup menantang namun perusahaan dalam periode tertentu
memungkinkan untuk dicapai. dengan mengacu pada standar yang telah
Melalui penetapan sasaran dan ditetapkan. Kinerja perusahaan pada
arah yang jelas untuk dituju akan dasarnya merupakan hasil yang dapat
membantu entrepreneur untuk diukur dan menggambarkan kondisi
menetapkan prioritas dan empirik suatu perusahaan dari berbagai

13
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

ukuran yang disepakati. Untuk 1. Confirmatory Factor Analysis atau


mengetahui kinerja yang dicapai maka analisa faktor konfirmatori pada SEM
dilakukan penilaian kinerja. yang digunakan untuk
Penilaian kinerja perusahaan dapat
mengkonfirmasikan faktor-faktor yang
diukur dengan dua cara yaitu ukuran
keuangan dan non keuangan. Ukuran paling dominan dalam suatu kelompok
keuangan untuk mengetahui hasil variabel.
tindakan yang telah dilakukan dimasa 2. Regression Weight pada SEM yang
lalu dan ukuran keuangan tersebut digunakan untuk meneliti seberapa besar
dilengkapi dengan ukuran non keuangan variabel-variabel penelitian yang saling
tentang kepuasan customer, produktivitas mempengaruhi.
dan cost effectiveness proses bisnis/intern
serta produktivitas dan komitmen
personel yang akan menentukan kinerja
PEMBAHASAN
keuangan masa yang akan datang.
Gambaran umum obyek penelitian
Keberadaan Bekasi sebagai sentra
METODE PENELITIAN
produksi nasional yang ditunjukkan oleh
keberadaan kawasan industri yang sangat
Penelitian ini bertujuan untuk
luas. Selain industri besar yang terdapat
membuat perencanaan strategi bisnis
dalam kawasan industri terdapat pula
dengan penerapan corporate
usaha berskala kecil menengah. Usaha
entrepreneurship dalam meningkatkan
kecil menengah tersebut terdiri dari
kinerja perusahaan. Penelitian ini
berbagai jenis usaha yang nerbeda dan
termasuk penelitian penjelasan
tersebar di berbagai kecamatan yang ada.
(explanatory research) karena penelitian
Pada umumnya memiliki jumlah pekerja
ini bermaksud menjelaskan hubungan
antara 0-20 orang atau 21-100 orang.
kausal antar variabel melalui pengujian
Beberapa usaha berbasis rumah dan
hipotesis.
menjadikan tempat tinggal sekaligus
Unit analisis penelitian ini adalah
sebagai tempat usaha. Meskipun
para manajer atau pemilik usaha yang
demikian jenis usaha tersebut
sudah bergerak dalam usaha UKM diatas
mempengaruhi karakteristik dari masing-
tiga tahun. Responden penelitian ini
masing usaha kecil menengah tersebut.
difokuskan kepada para pelaku bisnis dan
Kegiatan konveksi pada umumnya
usaha UKM. Penelitian ini akan
menghasilkan pakaian jadi. Dalam
menggambarkan persepsi pera pelaku
kegiatan industry besar, konveksi dapat
bisnis dalam dunia usaha mengenai
menyuplai seragam kerja sesuai dengan
perencanaan strategi dengan penerapan
standar keamanan diri pada industri
corporate entrepreneursip dalam
terkait. Hanya saja pada saat ini kegiatan
meningkatkan kinerja perusahaan.
konveksi di Bekasi masih belum banyak
Dipilihnya para pelaku usaha UKM ini
memiliki keterkaitan dengan industry
sebagai responden, karena dianggap
besar melainkan masih memproduksi
paling mengetahui kondisi usaha dan
untuk barang konsusmsi. Bahan baku
bisnis UKM yang sesuai dengan
yang digunakan berasal dari luar
variabel-variabel yang akan digunakan
kabupaten Bekasi masih berjumlah lebih
dalam penelitian ini.
dari 70%, sedangkan sisanya berasal dari
Penelitian ini menggunakan dua
dalam kabupaten Bekasi yang berada
macam teknik analisis, yaitu : diluar kawasan industry. Saat ini tercatat

14
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

135 UKM yang bergerak di bidang perusahaan yang diperoleh berdasarkan


konveksi dan garment. kuisioner yang dijawab oleh responden.

Analisis Eksplanatif Variabel Persepsi responden terhadap variable


Analisis ini dijelaskan oleh peneliti perencanaan strategi.
berdasarkan hasil dari isian kuisioner Perencanaan strategi dalam usaha
yang diisi oleh para pelaku usaha UKM UKM sangat berpengaruh terhadap
ataupun pengelola usaha. Untuk suksesnya usaha, hal ini tercermin dari
mengukur sejauh mana hasil dari banyaknya responden yang menjawab
keseluruhan faktor-faktor penelitian yaitu 60.75% atau dengan skor 492.
tersebut maka diukur dengan
menggunakan kriteria skor, dimana untuk
nilai terkecil adalah satu sedangkan skor
terbesar adalah lima. Setiap nilai Dalam menyelesaikan setiap
dikalikan dengan jumlah responden yaitu pekerjaannya karyawan di tuntut
sebanyak 107 orang. memiliki ketrampilan dan kemempuan
Dengan demikian memperoleh skor teknis agar pekerjaan dapat diselesaikan
terendah 107 sedangkan skor terbesar dengan cepat dan baik.Strategi usaha
adalah 535. Untuk mendapatkan mean UKM dalam penyusunannya lebih
dilakukan dengan cara nilai terbesar terfokus ke masa depan dalam jangka
ditambah nilai terendah dibagi dua, panjang. Di setiap perencanaan strategi
sehingga diperoleh hasil mean adalah usha UKM selalu menyesuaikan dengan
(535+107) : 2 = 321. Sementara untuk tingkat kebutuhan pasar. Strategi yang
mencari intervalnya adalah skor terbesar tak kalah penting yaitu UKM harus
dikurangi skor terendah dibagi nilai mampu membaca peluang selangkah
terbesar dikurangi nilai terendah. lebih maju dari pesaing bisnisnya, hal ini
Sehingga diperoleh hasil interval (535- ditunjukkan dari hasil jawaban responden
107):(5-1) = 107. sebanyak 62.62% atau dengan skor 494.
Dengan demikian hasil kriteria
intrepretasi skor dapat dilihat pada skala
matrik seperti dibawah ini :
Sehingga nantinya diharapkan
STS TS N S SS
0 107 214 321 428 535 dengan potensi yang ada UKM siap dan
mampu menghadapi ancaman baik secara
internal maupun eksternal.
20% 40% 60% 80% 100%
Sangat Persepsi responden terhadap variable
Kurang Kurang Sangat Corporate Entrepreneurship
Baik Baik Cukup Baik Baik
Usaha UKM harus berani
berinovasi dan mampu menampilkan
Dari skala matriks diatas dapat
produk-produk terbaru dan unik sehingga
dilihat nilai dari tiap faktor dan dapat
dapat diterima pasar. Disamping itu juga
disimpulkan secara global mengenai
mengaplikasikan model dan motif unik
kriteria dari rentang yang dihasilkan.
dalam setiap kreasinya, hal ini terlihat
Hasil yang didapat akan menjelaskan
dari 60.75% atau 492 skor.
secara garis besar mengenai faktor
manajerial, faktor lingkungan, kultur
organisasi, perencanaan strategi,
corporate entrepreneurship dan kinerja

15
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

Dalam tim kerja diperlukan kerjasama


untuk terciptanya ide-ide yang menarik
sehingga produk yang dihasilkan
mempunyai nilai lebih dari usaha sejenis. Semua hal dan masukan dari para
Pemilik usaha dan karyawan sebagai konsumen dapat terpenuhi dan dijalankan
pelaku usaha hendaknya dapat dengan baik sesuai dengan kapasitasnya
bekerjasama sebagai sebuah tim sehingga sehingga dapat juga meningkatkan
aktifitas bisa berjalan lancar. Selain penjualan, omset dan laba perusahaan.
dituntut berinovasi dalam usaha UKM
diperlukan juga keberanian untuk
mencoba hal-hal baru sehingga PENUTUP
dihasilkan produk yang berbeda dan lebih
menarik. Selalu berani mencoba peluang Simpulan
baru dan menghasilkan produk yang Berdasarkan hasil analisis terhadap
berbeda serta mempunyai keunikan data yang berhasil dihimpun dilapangan,
menjadi daya Tarik tersendiri terlihat maka dapat diambil beberapa kesimpulan
paling banyak jawaban responden sebagai berikut:
sebesar 73.83% dengan skor 597 Perencanaan strategi berpengaruh
terhadap corporate entrepreneurship.
Pada output SEM diperoleh koefisien
0.87 Untuk menguji apakah perencanaan
strategi berpengaruh signifikan terhadap
berpengaruh untuk meningkatkan
entrepreneurshp terlihat dari t-hitung 7.76
penjualan.
> 1.96 (t-tabel alpha 5%) artinya
perencanaan strategi berpengaruh nyata
Persepsi responden terhadap variable potif terhadap corporate
kinerja entrepreneurship.
Memahami peran dan fungsi
Corporate entrepreneurship
masing-masing sesuai dengan standar
berpengaruh positif terhadap kinerja
prosedur maka akan dihasilkan kinerja
perusahaan. Pada output SEM diperoleh
yang lebih efisien dalam menyelesaikan
koefisien sebesar 0.55. Untuk menguji
tugas dan tanggung jawab sehari-hari.
apakah corporate entrepreneurship
Karyawan merupakan aset perusahaan,
signifikan terhadap kinerja perusahaan
memiliki dan mempekerjakan sumber
bisa dilihat dari nilai t-hitung 2.52 > 1.96
daya yang sesuai dan ahli di bidangnya
(t-tabel alpha 5%) artinya corporate
sangat membantu dalam menyelesaikan
entrepreneurship berpengaruh nyata
pekerjaan sehingga dapat terselesaikan
positif terhadap kinerja perusahaaan. Jika
tepat waktu seefisien mungkin. Sehingga
corporate entrepreneurship ditingkatkan
mempunyai tim kerja yang solid
maka akan meningkatkan kinerja.
merupakan nilai lebih didukung oleh
Semakin matang perencanaan
lingkungan kerja yang baik maka akan
strategi yang diterapkan pada industri
menghasilkan output yang baik juga.
kecil UKM maka semakin baik kinerja
Apabila semua hal ini diterapkan dengan
perusahaan yang dihasilkan. Namun jika
baik maka akan meningkatkan kinerja
perencanaan strategi yang diterapkan
serta meningkatkan juga jumlah
buruk maka kinerja perusahaan yang
penjualan dan omset usaha, terlihat
dihasilkan akan nuruk pula. Semakin
65.42% dari jawaban para responden
baik corporate entrepreneurship yang
dengan skor 498
dikembangkan dalam usaha UKM, maka
semakin tinggi kinerja yang dihasilkan.

16
JURNAL LENTERA BISNIS Volume 8 No 1, Mei 2019

Riyadi, LB. 2001.”Perijinan dan


Saran Sertifikat Industri Kecil dan
Menengah, Juni 2001, Yogyakarta.
Bagi UKM
Aspek corporate entrepreneurship Taylor,L.,& Dalton,D.R. 1984. Strategic
yang perlu diperhatikan adalah adanya planning and organizational
keleluasaan bagi para karyawan untuk performance: A critical review.
dapat lebih mengembangkan dan Journal of Management, 10, 149-
menuangkan ide-idenya untuk berkreasi 171.
dalam bekerja maupun menciptakan
produk yang lebih menarik dan unik Thompson, Strickland. 1996. Strategic
sehingga dapat meningkatkan kinerja Manajemen, pp 177-178.
usaha UKM.
Supratiwi, W., dan Isnalita. 2003. Kajian
Bagi Peneliti lain Pemetaan Usaha Kecil dan
Penelitian mendatang hendaknya Menengah dalam Rangka Pra-
melakukan replikasi penelitian untuk Restukturisasi, Majalah Ekonomi,
daerah penelitian yang lebih luas. Tahun XIII, No. I April, Hal. 47-68
Penelitian juga dapat dilakukan tidak
terbatas pada industri konveksi dan - - - - - - - - -. 2010. Buletin Manajemen
garment saja, tetapi dapat diperuas ke Kewirausahaan, edisi
bidang yang lain. Dengan harapan akan September 2010, Program
membantu mendapatkan sampel ysng Magister Fakultas Ekonomi
lebih baik lagi sehingga diharapkan Universitas Padjajaran,
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Bandung

- - - - - - - - -. 2011. Buletin Manajemen


DAFTAR PUSTAKA Kewirausahaan, edisi Maret 2011.
Program Magister Fakultas
Fredrickson, James W. 1986. “The Ekonomi Universitas Padjajaran,
Strategic Decision Process and Bandung.
Organizational Structure.,
Academy of Management Review,
vol. 11 No. 2

Guth, W.D. dan Ginsberg, A. 1990.


Guest Editors’ introduction:
Corporate Entrepreneurship,
Strategic Management Review, II
(Special Issue, 5-15, Summer)

Mintzberg, H.1994. “The Fall and Rise


of Strategic Planning.” Harvard
Business Review. January-
February :pp.107-114. Prentice
Hall International

17

Anda mungkin juga menyukai