Anda di halaman 1dari 18

Aliansi Strategik dan

Pengembangan Kluster
Koperasi dan UMKM

• Kelompok 1:
• Ni Luh Ketut Sugi Lestari
(1607531001)
• Ni Made Cintya Devi Ari Adi
(1607531002)
• A.A. Sagung Shinta Devi D.
(1607531004)
Kata Pengantar
༝ Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Manajemen
Koperasi dan UMKM ini dapat terselesaikan. Diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat meningkatkan pemahaman dasar materi
Manajemen Koperasi dan UMKM semester 6 ini sebagai pedoman bagi
mahasiswa dalam melakukan pembelajaran mengenai Koperasi dan
UMKM.
༝ Selain itu makalah ini juga dapat digunakan sebagai pembelajaran
bagi pelajar, mahasiswa, atau masyarakat sebagai ide-ide abstrak
yang muncul dari setiap orang yang membangunnya demi
membangun sebuah koperasi yang efektif.
༝ Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih perlu penyempurnaan, sehingga saran dan kritik untuk
penyajian serta isinya sangat diperlukan. Harapan kami semoga
makalah ini bias brmanfaat bagi dan bisa dijadikan dasar
pembelajaran bagi para pembaca.
Denpasar, 30 April 2019 2
Visi
Terwujudnya Program Studi Akun
tansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana yang mengha
silkan sumberdaya manusia di bida
ng akuntansi yang Unggul, Mandi
ri, dan Berbudaya di Tingkat Asia
Tenggara pada tahun 2020.

MISI
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang akuntansi
secara efektif, efisien, dan relevan.
BAB I
PENDAHULUAN
L A T A R B E L A K A N G
Tidak diragukan lagi bahwa semua organisasi bisnis yang
terbentuk menginginkan adanya sebuah kesuksesan serta dapat
mengungguli pesaing-pesaing nya, sehingga hal tersebut menuntut mereka
untuk menggunakan berbagai macam cara dan upaya agar tujuannya
terpenuhi. Salah satunya adalah dengan merencanakan dan menyusun
strategi bisnis yang jitu agar dapat menguasai pasar. Hingga saat ini banyak
strategi bisnis yang telah tercipta dan dijadikan sebagai dasar sebuah
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Akan tetapi di jaman globalisasi
seperti sekarang akan terasa sulit apabila sebuah perusahaan bertahan
menghadapi persaingan yang semakin lama semakin ketat, terutama bagi
perusahaanyang tidak terlalu besar dan mempunyai modal terbatas.
Sehingga kami menyusun sebuahmakalah yang berisi informasi tentang
strategi dibutuhkan sebuah strategi untuk mengatasi permasalahn tersebut.
Strategi yang dapat digunakan dalam hal ini adalah aliansi strategi atau
dikenal dengan kerja sama. Globalisasi ekonomi meningkatkan jalinan
kerja sama antara pelaku ekonomi di berbagai kawasan. Bersaing dan
saling mematikan makin lama makin ditinggalkan.
RUMUSAN MASALAH

BAGAIMANAKAH KONSEP DAN


1 REALITAS ALIANSI STRATEGIK
KOPERASI DAN UMKM?

2 APAKAH PENGERTIAN KLUSTER?

BAGAIMANAKAH ALUR PIKIR


3
PENGEMBANGAN KLASTER DI
INDONESIA?
TUJUAN MAKALAH

UNTUK MENGETAHUI KONSEP DAN


REALITAS ALIANSI STRATEGIK
KOPERASI DAN UMKM

UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN


KLUSTER

UNTUK MENGETAHUI ALUR PIKIR


PENGEMBANGAN KLASTER DI
INDONESIA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep dan
Realitasnya saat ini keadaan investasi antar UMKM
realitas aliansi
sangatlah lebar perbedaannya. Data investasi UMKM
strategik pada tahun 2010, menunjukan bahwa rerata Investasi
koperasi dan Usaha Menengah 270 kali dari rerata investasi Usaha
UMKM Mikro dan rerata investas Usaha Kecil 26 kali dari
rerata investasi usaha Mikro. Angka absolt rerata
investasi Usaha Mikro adalah Rp 10 juta, Usaha
Kecil Rp 260 juta dan Usaha Menengah Rp 2,7
miliar, dengan rerata pertumbuhan investasi UMKM
sebsar 36,09 %.
Dalam keadaan demikian di mana kemampuan
investasi yang masih rendah dari UMKM dan disparitas
yang lebar dari sisi kemampuan berinvestasi antar
pelaku UMKM. Pada sisi lain realitas kemitraan
kebanyakan masih pada tahap embrional, Usaha
Besar bermitra dengan UKM lebih didasarkan
motivasi untuk mengikuti anjuran dan aturan jadi
bukan dengan suatu sistem berkelanjutan, maka
salah satu kata kunci untuk mendorong minat
investasi dari Usaha Besar (UB) dan atau Usaha
Investasi itu sesungguhnya bisa saja diterapkan pada pola apapun
dalam berbagai pola kemitraan, tetapi agar kemitraan investasi tersebut
berkembang dan memiliki keunggulan dan berbeda dengan pola
kemitraan yang lain, maka dalam kemitraan investasi kedudukan
Koperasi dan UKM adalah sebagai pengundang investasi (pengundang
investor), Usaha Menengah dan Besar sebagai mitra investasi
(investor) adalah sekaligus sebagai pembeli atau penjaja dari
produk (barang dan jasa) output kemitraan investasi tersebut.
Sehingga peningkatan produksi akibat kemitraan investasi itu, tidak
menjadi beban bagi Koperasi dan UKM dalam pemasarannya.
Dalam konteks yang lebih luas, esensi
Kemitraan itu bukanlah semata-mata
kerjasama (cooperation) biasa, tetapi sejalan
dengan pemikiran Porter (2011), Kemitraan
merupakan suatu aliansi stratejik (strategic
aliance), dimana para pihak yang
bekerjasama, yaitu : a) Adanya kesetaan posisi
dan independensi b) Adanya kompetensi inti c)
Adanya risiko dan berbagi manfaat d) Adanya
hal yang saling dipertukarkan Konsep ini
dengan demikian mengarahkan bagaimana
suatu kemitraan itu terjadi, di mana para pihak
yang terlibat dalam kemitraan saling
memperoleh manfaat, berbagi risiko, dan
terjaminnya keberlanjutan bisnis dari pihak
yang bekerjasama. Pada akhirnya kemitraan
seperti itulah yang diharapkan terjadi sehingga
kemitraan yang dilakukan para pihak tidaklah
semata-mata sekedar untuk memenuhi apa
yang dianjurkan Pemerintah atau peraturan
perundangan.
Sentra Konsep pemberdayaan UKM melalui pendekatan ”Sentra” diartikan
sebagai model perkuatan, pengembangan dan penumbuhan UKM yang
2.2. dilakukan melalui pengelompokkan berdasar jenis usaha. Hal ini didasari
pada pemikiran bahwa model pembinaan UKM secara massal dinilai sangat
Pengertian tidak efektif, dan terkesan menghabiskan anggaran. Sentra UKM, adalah
pengelompokan jenis usaha yang sejenis (minimal 20 UKM) dikelompokkan
Klaster dalam satu wilayah tertentu (Maschasin, 2013).

Selanjutnya, sentra UKM dapat dicirikan sebagai berikut:


1. Merupakan unit kecil kawasan, memiliki ciri tertentu (minimal 20 UKM).
2. Didalamnya terdapat kegiatan proses produksi suatu jenis usaha yang
menghasilkan produk unggulan.
3. Satu kesatuan fungsional secara fisik lahan, geografis, agroklimat,
infrstruktur, dan kelembagaan sumber daya manusia.
4. Berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah pengaruh
pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing tinggi.
Pola Klaster
Pola pengembangan satuan usaha berbasis klaster
adalah suatu pengembangan investasi bagi kelompok
usaha mikro, kecil, menengah berbasis klaster komoditas
atau industri yang mengoptimalkan hubungan antar
pengusaha dalam perluasan kesempatan kerja,
pemanfaatan sumberdaya lokal, dan pemasaran. Usaha
ini mengkaitkan antara input - proses - output dan pasar
secara terangkai yang berbasis pada satu jenis
komoditas (klaster komoditas) atau pada kelompok
industri (klaster industri).

13
Faktor-faktor pembentuk klaster disebut sebagai
Diamond Model, yang terdiri dari faktor input,
kondisi permintaan, industri pendukung dan
terkait, strategi perusahaan dan pesaing. Kondisi di
Indonesia ditambahkan modal sosial. (Michael
Porter, 2000). Pendekatan klaster dilakukan dengan
alasan yaitu 1) bersifat terintegrasi 2)
meningkatkan daya tawar 3) Efisiensi biaya dan 4)
Berdampak bagi pengembangan ekonomi wilayah.
Pengembangan suatu sentra menjadi klaster dapat
digambarkan dengan skema disamping
Tujuan Pengembangan Cluster UMKM
a. Meningkatkan kinerja suatu klaster yang berbasis komoditas
unggulan daerah.
b. Memberikan rekomendasi kepada stakeholders terkait
mengenai upaya untuk pengembangan klaster komoditas
unggulan

Tantangan Pengembangan Klaster


a. Identifikasi Klaster berbasis komoditi unggulan
b. Identifikasi permasalahan dalam upaya pengembangan klaster
c. Mendapatkan komitmen stakeholders untuk pengembangan
klaster
d. Mendapatkan komitmen untuk business linkage (pelaku usaha
hulu – hilir)
e. Mendapatkan komitmen stakeholders untuk kelanjutan
pengembangan klaster
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN SARAN
01 02
Pada sisi lain realitas kemitraan Koperasi dan Usaha Mikro,
kebanyakan masih pada tahap Kecil Dan Menengah (UMKM)
embrional, Usaha Besar bermitra dengan merupakan sektor usaha yang paling
besar kontribusinya terhadap
UKM lebih didasarkan motivasi untuk
pembangunan nasional dan menciptakan
mengikuti anjuran dan aturan peluang kerja yang cukup besar bagi
Peran pemerintah termasuk tenaga kerja dalam negeri, sehingga
pemerintah daerah adalah menyiapkan sangat membantu upaya mengurangi
paket kebijakan pengembangan UMKM pengangguran.
berbasis klaster komoditas atau klaster
industri, pengembangan akses UMKM ke
lembaga pasar lokal, domestik dan global.
Daftar Rujukan
• Jatmiko, Manajemen Stratejik. Edisi Pertama, Malang :

UMM Press, 2003, h. 4

• Rangkuti, Analisis SWOT :Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cet

akan ke-12, Jakarta Gramedia,2007, h. 4

• Agus Suryono, Pengantar Teori Pembangunan, Malang :

UM Press, 2004, h. 79-80

• R Freed David, Strategic Management Konsep edisi 10. Jakart

a: Salemba Empat, 2009, h. 5-6

• https://id.m.wikipedia.org

• Ninik widiyanti. Manajemen koperasi. Rineka cipta. Jakarta.

Hal. 7

• Tati Suhartati. Manajemen strategik Koperasi. Graha Ilmu.

Yogyakarta. Hal. 112

Anda mungkin juga menyukai