Anda di halaman 1dari 15

PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) BAYTUL

IKHTIAR BOGOR DALAM MENGEMBANGKAN UMKM (STUDI KASUS : KSPPS


BAYTUL IKHTIAR CABANG TAMANSARI BOGOR)”
Yazid Busthomi, Prof. Dr. Adang Djumhur Salikin,M.Ag, Moh.Mabruri Faozi, MA
Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Email : zdbusthomi@gmail.com

ABSTRAK

Di negara Indonesia saat ini perlu kita ketahui bahwa sangat banyak sekali masyarakat
yang mendirikan usaha sendiri di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) mempunyai banyak kedudukan yang penting membangun sektor
perekonomian di Indonesia. Koperasi syariah dipandang sebagai salah satu instrumen penting
guna mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Fokus masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana stratategi KSPPS Baytul Ikhtiar dalam mengembangkan UMKM dan
bagaimana perkembangan UMKM setelah bermitra dengan KSPPS Baytul Ikhtiar.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian lapangan (field research)
untuk memperoleh data primer, dengan melakukan wawancara dan penelitian langsung terhadap
pihak yang dianggap berkompeten. Selain itu, penulis juga melakukan penelitian kepustakaan
(library research) untuk memperoleh data sekunder, yakni untuk memperoleh data ilmiah dan
akurat yang bersumber pada buku-buku, dokumen, dan rujukan lain yang berkaitan dengan
pokok pembahasan, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui fenomena yang
sebenarnya.
Penelitian ini, menyimpulkan bahwa, strategi yang dilakukan oleh Koperasi Simpan
Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baytul Ikhtiar di Tamansari Bogor adalah dengan cara
melakukan strategi pada produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi, selain itu
strategi yang dilakukan adalah strategi pengelolaan dana.
Perkembangan UMKM setelah bermitra dengan KSPPS Baytul Ikhtiar mengalami
perkembangan dalam hal jumlah produksi, karena semakin banyak jumlah produksi semakin
besar pula jumlah pendapatan yang dihasilkan. Namun perkembangan ini belum bisa dikatakan
optimal karena KSPPS Baytul Ikhtiar belum melakukan pendampingan usaha terhadap para
pelaku UMKM.

Kata kunci : Strategi, Perkembangan, UMKM

2
PENDAHULUAN sehingga dapat meningkatkan usahanya serta
Pertumbuhan ekonomi sangat meminimalisir angka suatu pengangguran di
diperlukan setiap negara sebab adanya suatu daerah. Suatu usaha bisa di katakan
peningkatan pertumbuhan ekonomi berkembang baik jika proses usahanya
menunjukan kesejahteraan yang tercermin berjalan dengan lancar dengan
pada peningkatan output perkapita serta memaksimalkan pekerja dalam suatu
diikuti dengan daya beli masyarakat yang produktifitas yang di jalaninya. Selain itu
semakin meningkat. Melalui pertumbuhan usaha kecil menengah juga perlu adanya
ekonomi sebuah negara dapat mengubah strategi agar dapat mencapai suatu sasaran
kondisi perekonomiannya menjadi lebih sehingga dengan itu semua akan terkontrol
baik dalam suatu periode tertentu. dengan baik. Dengan menggunakan strategi
Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan maka suatu Badan Usaha Mikro, Kecil Dan
bertumbuhnya sektor ekonomi masyarakat. Menengah (UMKM) akan dapat
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan berkembang sesuai dengan harapan.
pertumbuhan nasional. Perekonomian Pengembangan organisasi adalah usaha
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila terencana dikaitkan dengan peningkatan
jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan kreatifitas, ketrampilan, menyelesaikan
faktor-faktor produksi pada tahun tertentu masalah, pembelajaran dan perkembangan
lebih besar dari tahun sebelumnya (Adhe manusia dalam organisasi. Selain itu juga
Anggreini Saragi, 2016:1). dapat mengubah tujuan dan strategi,
Salah satu contoh perkembangan tekhnologi, desain jabatan, struktur, proses
pertumbuhan di Indonesia yang dan orang - orangnya (aminudin, 2012 : 192-
berkontribusi andil untuk memajukan negara 194).
yaitu Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Suatu usaha dapat berkembang jika
(UMKM). Usaha ini mempunyai peran yang manajer pada setiap tingkatan untuk lebih
sangat strategis dalam pembangunan mampu membentuk dan mengembangkan
ekonomi nasional, oleh karena itu selain kerjasama kelompok dalam setiap satuan
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan tugas atau situasi dalam bekerjasama
penyerapan tenaga kerja juga berperan mencapai tujuan bersama. Dengan ini semua
dalam pendistribusian hasil-hasil perlu adanya pengembangan team.
pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang Pengembangan team adalah salah satu
terjadi di negara kita sejak beberapa tahun strategi dan teknologi pengembangan
yang lalu, dimana banyak usaha berskala organisasi pada dasarnya merupakan suatu
besar yang mengalami stagnasi bahkan proses pengembangan kerjasama sehingga
berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Mikro, mereka dapat saling belajar bagaimana
Kecil Dan Menengah (UMKM) terbukti mereka dapat mencapai tujuan pribadi
lebih tangguh dalam menghadapi krisis mereka dengan lebih efektif bersamaan
tersebut (alfi, wahyu, agung, 2011 : 1). dengan pencapaian tujuan organisasi mereka
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Indrawijaya, 1989 : 106-107).
(UMKM) juga berkontribusi aktif untuk bisa Pada era globaliasi saat ini
mengembangkan suatu daerah/wilayah pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan
3
penilaian hasil keberhasilan pemerintah syariah secara teoritis tetap mengacu pada
dalam melakukan pembangunan, tidak pembiayaan muḍarabah dan musyarakah
terkecuali dalam aspek ekonomi, pemerintah sebagai akad inti dalam sistem bagi hasil
membuat dan mendukung program-program (loss and profit sharing). Dalam sistem bagi
dengan konsep ekonomi yang berbasis hasil, penentuan margin atau keuntungan
kerakyatan. Konsep ekonomi kerakyatan bagi hasil dibuat diawal akad dengan
adalah gagasan tentang cara, sifat, dan menjelaskan kemungkinan adanya kerugian
tujuan pembangunan dengan sasaran utama dan keuntungan. Maka dalam suatu proyek
perbaikan nasib rakyat yang pada umumnya yang dilakukan nasabah, apabila terdapat
bermukim di pedesaan melalui lembaga kerugian maka akan ditanggulangi bersama
keuangan salah satunya koperasi simpan (Kara, 2013).
pinjam (Sabrini, 2004). Dalam pelaksanaannya lembaga
Dalam perkembangan lembaga keuangan di Indonesia yang mempunyai
keuangan yang ada di Indonesia, kehadiran skala cukup besar seperti perbankan
lembaga keuangan berasaskan syariah mulai memiliki sistem dan prosedur yang baku
mendapatkan tempat di Indonesia sejak sehingga tidak mampu menjangkau
sekitar awal tahun 1990. Perbankan syariah masyarakat lapisan bawah dan kelompok
didasarkan atas prinsip syirkah (mitra mikro. Dengan prosedur yang panjang dan
usaha). Artinya seluruh sistem perbankan terkesan rumit, pengusaha mikro tidak dapat
dimana pemegang saham, deposit, investor mengakses sumber pendanaan dari bank.
dan pemijam akan berperan serta atas dasar Hal ini yang menyebabkan potensi besar
mitra usaha. Hal ini berjalan dengan yang dimiliki oleh sektor usaha mikro
menerapkan prinsip mudharabah, yaitu kurang berkembang, sehingga dibutuhkan
tenaga kerja dan pemilik modal bergabung suatu sistem lembaga keuangan mikro yang
bersama-sama sebagai mitra usaha (Mannan, menjembatani masyarakat kecil, seperti
1997) Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS),
Untuk menjadikan produk perbankan yang sekarang ini disebut dengan Koperasi
syariah agar berbeda dan bervariasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
dibanding produk perbankan konvensional, (KSPPS).
adanya inovasi-inovasi dari produk Koperasi menurut undang-undang
perbankan syariah akan menarik para Nomor 25 tahun 1992 ialah badan usaha
nasabahnya. Dalam hal ini dapat yang beranggotakan orang atau badan
memungkinkan produk pada bank syariah hukum koperasi dengan melandaskan
memberi peluang yang lebih luas dalam kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
rangka memenuhi kebutuhan nasabah sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
terhadap kebutuhan mereka. Khusus dalam yang berdasarkan atas asas kekeluargaan
hal penyaluran dana pinjaman kepada (Amin Widjaja, 1995)
masyarakat, maka skema dari Dalam peraturan Menteri Negara
pembiayaannya dapat diberikan sesuai koperasi dan usaha kecil dan menengah
dengan kebutuhan nasabah tersebut. Republik Indonesia menimbang bahwa
Meskipun demikian, produk dari perbankan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
4
dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi sendiri maupun dari modal luar (Pristiyanto
(UJKS Koperasi) merupakan lembaga dkk, 2013).
koperasi yang melakukan kegiatan usaha Uraian diatas dapat kita lihat
pembiayaan, investasi, dan simpanan bahwasanya peran KJKS dalam
berdasarkan pola syariah yang perlu dikelola pemberdayaan usaha mikro kecil menengah
secara profesional sesuai dengan prinsip sangat penting, di karenakan dengan
kehati-hatian dan kesehatan, sehingga dapat melakukan pembiayaan dalam sektor usaha
meningkatkan kepercayaan dan memberikan mikro, mampu menggerakkan dan
manfaat yang sebesar-besarnya kepada menopang pemulihan dalam sektor UMKM,
anggota dan masyarakat di sekitarnya dengan upaya memberikan fasilitas dan
(Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan sarana prasarana bagi nasabahnya untuk
Usaha Kecil Dan Menengah Republik mengembangkan dan memberdayakan
Indonesia). usaha-usaha yang dikelola sehingga
Koperasi Jasa Keuangan Syariah memberikan nilai positif.
(KJKS) merupakan salah satu Lembaga Penelitian ini dilakukan pada
Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
mendukung peningkatan kualitas usaha Syariah (KSPPS) Baytul Ikhtiar Bogor,
ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha berawal dari aktivitas pemberdayaan
kecil yang berlandaskan sistem Syariah. masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan
Dalam diskursus ekonomi Koperasi Jasa Peramu dan Baytul Maal Bogor pada tahun
Keuangan Syariah yakni lembaga ekonomi 1998-1999 dengan membentuk kelompok
yang berfungsi untuk menarik, mengelola Ikhtiar Swadaya (KIS). KSPPS Baytul
dan menyalurkan dana dari, oleh dan untuk Ikhtiar resmi berbadan hukum koperasi pada
masyarakat (Ahmad Hasan Ridwan, 2013) tahun 2008 dengan No:
KJKS sebagai lembaga koperasi 518/169/BH/KPTS/KKUKM/2008.
merupakan wadah usaha bersama yang UMKM adalah singkatan dari Usaha
memiliki fungsi sebagai alat perjuangan Mikro, Kecil, dan Menengah. Sehingga
ekonomi, alat pendidikan, efisiensi usaha UMKM terdiri dari tiga bentuk usaha
dan kemandirian anggota. Keterbatasan berdasarkan skalanya, yaitu meliputi; Usaha
usaha mikro dalam pemupukan modal usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah.
dan investasi, diupayakan melalui Berikut adalah pengertian dari ketiganya
penghimpunan dana bersama atau simpanan didasarkan Undang-undang.
di Koperasi dan dikelola sebagai pinjaman Usaha Mikro adalah usaha produktif
dana bergulir bagi usaha mikro anggota milik orang perorangan dan/atau badan
Koperasi. Simpanan yang terkumpul usaha perorangan yang memenuhi kriteria
tersebut ternyata belum dapat memenuhi Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
permintaan pembiayaan dari seluruh anggota Undang-Undang ini. Kriteria aset: Maksimal
sehingga dibutuhkan strategi pengembangan 50 Juta, kriteria Omzet: Maksimal 300 juta
pembiayaan bagi usaha mikro anggota rupiah. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
koperasi, baik yang bersumber dari modal produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan
5
usaha yang bukan merupakan anak mampu mengurangi kemiskinan. UMKM
perusahaan atau bukan cabang perusahaan menciptakan lapangan pekerjaan dengan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian biaya yang lebih rendah dan merupakan
baik langsung maupun tidak langsung dari pencetus dalam inovasi dan fleksibilitas
usaha menengah atau usaha besar yang yang tinggi terhadap strategi bisnis dan
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana pertumbuhan usaha (Agyapong, 2010)
dimaksud dalam Undang-Undang ini. Keberadaan UMKM diharapkan
Kriteria asset : 50 juta - 500 juta, kriteria dapat memberi kontribusi yang cukup baik
Omzet: 300 juta - 2,5 Miliar rupiah. Usaha terhadap kesejahteraan masyarakat
Menengah adalah usaha ekonomi produktif khususnya dalam upaya penanggulangan
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh masalah kemiskinan, penganguran,
orang perseorangan atau badan usaha yang ketimpangan distribusi pendapatan dan
bukan merupakan anak perusahaan atau segala aspek yang tidak baik (Muhamad,
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, 2015). Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
atau menjadi bagian baik langsung maupun Syari’ah (KSPPS) keberadaannya semenjak
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau keputusan kementrian koperasi dan UKM
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih No.91 Tahun 2004 yang mengatur kegiatan
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana usaha jasa keuangan syariah oleh koperasi.
diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria KSPPS Baytul Ikhtiar memiliki
aset: 500 juta - 10 Miliar, kriteria Omzet: potensi yang sangat baik dala
>2,5 Miliar - 50 Miliar rupiah(UU No. 20 mengembangkan UMKM khususnya di
Tahun 2008). wilayah Tamansari, karena masyarakat
UMKM di Indonesia menurut tamansari bermata pencaharian sebagai
(Tambunan, 2013) sangat penting, fakta pengusaha. Maka dari itu peneliti ingin
menunjukan bahwa kesempatan kerja yang mnegetahui peran KSPPS Baytul Ikhtiar
diciptakan oleh kelompok UMKM jauh dalam mengembangkan UMKM.
lebih efektif dibandingkan tenaga kerja yang Dari latar belakang di atas, peneliti
bisa diserap oleh usaha besar. Melihat tertarik untuk mengangkat masalah tersebut
kenyataannya bahwa sebagian besar UMKM dengan melakukan penelitian dengan judul
di Indonesia terdapat di pedesaan, kelompok “PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
usaha tersebut sangat diharapkan sebagai PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS)
penggerak utama dalam pembangunan dan BAYTUL IKHTIAR BOGOR DALAM
pertumbuhan ekonomi pedesaan, yang berati MENGEMBANGKAN UMKM (STUDI
juga mengurangi kesenjangan pembangunan KASUS : KSPPS BAYTUL IKHTIAR
antara perkotaan dan pedesaan. CABANG TAMANSARI BOGOR)”.
Fungsi dan peran serta dari UMKM LANDASAN TEORI
sangatlah tinggi, karena sektor ini Koperasi Syariah
merupakan sumber pendapatan bagi setiap 1. Pengertian Koperasi Syariah
orang dan mampu menyediakan lapangan Koperasi syari’ah secara teknis dapat
pekerjaan bagi mereka yang memiliki dikatakan sebagai Koperasi Jasa Keuangan
pendidikan dan keterampilan rendah serta Syari’ah (KJKS) yaitu koperasi yang prinsip
6
kegiatan, tujuan dan kegiatan usahanya 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang
berdasarkan pada syari’ah Islam yaitu Al Pedoman Standar Operasional Manajemen
qur’an dan Assunnah Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
(Mushodiq.wordpress.com) Jasa Keuangan Syariah
Berdasarkan Keputusan Menteri (Aditiya140.wordpress.com).
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Landasan Dasar Koperasi Syariah
Menengah Republik Indonesia Nomor sebagaimana lembaga ekonomi Islam
91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang lainnya yakni mengacu pada sistem ekonomi
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Islam itu sendiri seperti yang tersirat melalui
Koperasi Jasa Keuangan Syariah, pengertian fenomena alam semesta dan juga tersurat
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah adalah dalam Al Qur’an. Landasan Dasar Koperasi
koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di Syariah antara lain :
bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan    
sesuai pola bagi hasil pada prinsip syariah    
(Ahmad, 2010 : 456). Apabila koperasi
memiliki unit usaha produktif simpan
  
pinjam, maka seluruh produk dan  
operasionalnya harus dilaksanakan dengan    
mengacu kepada fatwa Dewan Syari’ah   
Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, maka koperasi
   
syari’ah tidak diperkenankan berusaha    
dalam bidang-bidang yang didalamnya   
terdapat unsur-unsur riba, maysir dan     
gharar. Disamping itu koperasi syari’ah juga
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan
tidak diperkenankan melakukan transaksi-
dari orang-orang yang berserikat itu
transaksi derivatife sebagaimana lembaga
sebagian mereka berbuat dzalim kepada
keuangan syari’ah lainnya juga
sebagian lain kecuali orang yang beriman
(Mushodiq.wordpress.com).
dan mengerjakan amal shaleh.”(QS. Shad:
2. Landasan Hukum Koperasi Syariah
24).
Landasan Hukum Koperasi Syariah
Ayat tersebut dengan jelas
di Indonesia tidak memiliki perbedaan
menegaskan bahwa di dalam berserikat
dengan koperasi konvensional yaitu
terkadang terdapat niat yang menyimpang
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang
dari aturan berserikat. Hal tersebut dapat
Perkoperasian. Namun saat ini masalah
menimbulkan salah satu pihak akan merasa
koperasi syariah diatur khusus melalui
terdzolimi atau dirugikan, akan tetapi jika
Perundang-undangan tersendiri. BMT yang
niat dan komitmen yang ditanamkan semata-
berbadan hukum koperasi menggunakan
mata karena Allah atau sportifitas daam
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
kerja sama, maka hal yang negative tidak
Usaha Kecil dan Menengah Republik
akan terjadi.
Indonesia Nomor:
7
Fungsi dan Peran Koperasi Syariah anggota berdaarkan kontribusinya, serta
Menurut (Testu Hendra, 2016:115) fungsi kebebasan pribadi dalam emaslahatan sosial.
dan peran koperasi syariah diantaranya: Sesuai dengan keputusan Menteri
a. Membangun dan mengembangkan Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
potensi dan kemampuan anggota pada Menengah tentang petunjuk pelaksanaan
khususnya, dan masyarakat umumnya, kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan
guna meningkatkan kesejahteraan sosial Syariah Bab II Pasal 2, tujuan
ekonominya. pengembangan Koperasi Jasa Keuangan
b. Memperkuat kualitas sumber daya Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah:
insani anggota, agar menjadi lebih a. Meningkatkan program pemberdayaan
amanah, professional (fathonah), ekonomi, khususnya di kalangan usaha
konsisten, dan konsekuen (istiqo mah) mikro, kecil, menengah dan koperasi
di dalam menerapkan prinsip-prinsip melalui sistem syariah.
ekonomi islam dan prinsip-prinsip b. Mendorong kehidupan ekonomi syariah
syariah islam. dalam kegiatan usaha mikro, kecil, dan
c. Berusaha untuk mewujudkan dan menengah khususnya dan ekonomi
mengembangkan perekonomian Indonesia pada umumnya.
nasional yang merupakan usaha c. Meningkatkan semangat dan peran serta
bersama berdasarkan azas kekeluargaan anggota masyarakat dalam kegiatan
dan demokrasi ekonomi. Koperasi Jasa Keuangan Syariah
d. Sebagai mediator antara menyandang (sholihin, 2010 :459)
dana dengan penggunan dana, sehingga
tercapai optimalisasi pemanfaatan harta. Prinsip Koperasi Syariah Prinsip Koperasi
e. Menguatkan kelompok anggota, Syariah, antara lain:
sehingga mampu bekerja sama 1) Kekayaan adalah amanah Allah swt
melakukan kontrol terhadap koperasi yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun
secara efektif secara mutlak;
f. Mengembangkan dan memperluas 2) Manusia diberi kebebasan
kesempatan kerja. bermu’amalah selama bersama dengan
g. Menumbuhkan-kembangkan usaha- ketentuan syariah;
usaha produktif anggota 3) Manusia merupakan khalifah Allah dan
pemakmur di muka bumi dan;
Tujuan, Prinsip, dan Karakteristik 4) Menjunjung tinggi keadian serta
Koperasi Syariah menolak setiap bentuk ribawi dan
Tujuan sistem koperasi syariah yaitu pemusatan sumber dana ekonomi pada
mensejahterakan ekonomi anggota dan segelintir orang atau sekelompok orang
masyarakatnya sesuai norma dan moral saja.
keislaman, menciptakan persaudaraan dan
keadilam sesama anggota, pendristibusin Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
pendapat dan kekayaan yang meraa sesama 1. Usaha Mikro

8
Pengertian usaha mikro Usaha menengah adalah kegiatan ekonomi
Usaha mikro merupakan usaha yang yang dilakukan oleh perseorangan atau
dikelola oleh individu atau keluarga atau rumah tangga maupun suatu badan
beberapa orang yang belum memiliki izin bertujuan untuk memproduksi barang atau
usaha secara lengkap. Pengertian lain jasa untuk diperniagakan secara komersil
dikemukakan Warkum Sumitro, usaha dan mempunyai omset penjualan lebih dari
mikro kecil dan menengah adalah usaha 1 (satu) miliar. Dalam Undang-undang No.
yang dilakukan oleh suatu perusahaan 20 tahun 2008 tentang UKM menyebutkan
dengan tenaga kerja yang digunakan tidak bahwa usaha menengah adalah usaha
melebihi dari 50 orang. (Sumitro, 2004:168). ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
Usaha skala mikro merupakan sebagian yang dilakukan oleh orang perorangan atau
besar dari bentuk usaha mikro dan usaha badan usaha yang bukan merupakan anak
kecil misalnya pedagang kaki lima, perusahaan atau cabang perusahaan yang
kerajinan tangan, usaha souvenir, dan dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
sejenisnya. langsung maupun tidak langsung dengan
2. Usaha kecil Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil
Di Indonesia, usaha kecil sering penjualan tahunan sebagaimana diatur
dihubungkan dengan pemberdayaan usaha dalam undang-undang. (Pasal 1 Undang-
kecil. Artinya, usaha kecil yang bisa undang No. 20 tahun 2008 tentang
mendapatkan bantuan dari pemerintah UMKM).
harus memenuhi kriteria sebagai berikut: METODE PENELITIAN
1) Memenuhi kekayaan bersih paling berdasarkan pada permasalahan yang
banyak Rp.200 juta tidak termasuk dikaji oelh penulis yang berjudul “Peran
tanah dan tempat pembangunan usaha. koperasi simpan pinjam dan pembiayaan
2) Atau memiliki hasil penjualan tahunan syariah (KSPPS) dalam mengembangkan
paling banyak Rp 1 miliar. UMKM dan survey dilakukan di koperasi.
3) Milik warga negara Indonesia, berdiri Oleh karena itu penulis dalam penelitian ini
sendiri bukan merupakan anak menggunakan pendekatan dan metode
perusahaan atau cabang perusahaan kualitatif. Jenis penelitian kualitatif yaitu
yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi jenis yang ditunjukan untuk
baik langsung maupun tidak langsung mendeskripsikan atau menggambarkan
dengan usaha menengah atau usaha fenomena yang ada, baik fenomena yang
besar. bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
4) Bentuk usaha perorangan, koperasi, Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-
dan badan usaha berbadan hukum kata, gambar, dan bukan angka-angka. Yang
maupun yang tidak berbadan hukum. umumnya adalah bahwa penelitian deskriptif
(Prawirokusumo, 2010 : 48). tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
3. Usaha menengah (Suharsimi, 2009).
Sumber data dalam penelitian ini
adalah subjek darimana data diperoleh.
9
Sumber data yang digunakan dalam didapat dari observasi (Aunu Rofiq,
penelitian ini adalah: 2013)
a. Data Primer b. Observasi
Data Primer adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan Observasi adalah sebuah kegiatan
langsung di lapangan oleh orang yang terencana dan terfokus untuk
yang melakukannya. Data primer ini melihat dan mencatat serangkaian
disebut juga data asli atau data baru. prilaku ataupun jalannya sebuah sistem
Data primer dalam penelitan yang memiliki tujuan tertentu. Observasi
diperoleh dari wawancara kepada yang digunakan peneliti menggunakan
manajer dan karyawan yang observasi nonpartisipasi karena dalam
sekaligus bagian dari KSPPS Baytul hal ini peneliti tidak terlibat dan hanya
Ikhtiar Bogor. sebagai pengamat independen
b. Data Sekunder (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini peneliti
Data sekunder adalah data terjun langsung ke lapangan dan
yang diperoleh atau dikumpulkan mencatat kejadian-kejadian yang
oleh orang yang melakukan berkaitan dengan strategi dan gerakan
penelitian dari sumber-sumber yang KSPPS Baytul Ikhtiar Bogor.
telah ada. Data ini biasanya c. Dokumentas
diperoleh dari perpustakaan atau Dokumentasi adalah metode
laporan-laporan penelitian terdahulu pengumpulan data dengan mengumpulkan
(Iqbal Hasan, 2004). Data sekunder semua informasi mengenai objek penelitian,
dalam penelitian diperoleh dari dengan menggunakan foto (Danang, 2009).
media sosial seperti hal-hal yang Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
berkaitan dengan materi peneliti. pengecekan data berupa dokumen-dokumen
dan catatan yang berkaitan dengan peran
Untuk mengumpulkan data peneliti KSPPS Bayul Ikhtiar dalam
menggunakan dua metode yaitu: mengembangkan UMKM.
a. Wawancara Dalam melakukan analisis data, peneliti
dapat melakukan melalui tiga alur kegiatan
Peneliti dapat mengumpulkan data yang terjadi secara bersamaan.
melalui wawancara mendalam, yaitu a. Reduksi Data
suatu kegiatan yang dilakukan untuk Reduksi data berarti merangkum,
mendapatkan informasi secara langsung memilih hal-hal yang pokok,
dengan mengajukan pertanyaan antara memfokuskan pada hal-hal yang
pewawancara dengan yang penting, dicari tema dan polanya
diwawancarai. Bahkan keduanya dapat sehingga memberikan gambaran
dilakukan bersamaan, dimana jelas untuk mempermudah
wawancara dapat digunakan untuk pengumpulan data selanjutnya.
menggali lebih dalam lagi data yang b. Penyajian Data
Setelah data direduksi selanjutnya

10
data di display atau disajikan. Dalam pembiayaan berbasiskan syariah. Pinjaman
penelitian kualitatif penyajian data yang diberikan kepada nasabah berupa
bisa dilakukan dalam bentuk uraian pinjaman modal usaha yang ditunjukan
singkat, bagan, hubungan antar untuk mengemangkan usaha, pendidikan,
kategori, flowchart dan sejenisnya, maupun kebutuhan rumah tangga lainnya
namun yang paling sering digunakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
untuk menyajikan data dalam ekonom mitra (nasabah) KSPPS Baytul
penelitian kualitatif adalah dengan Ikhtiar.
teks yang bersifat naratif. Sebagaimana diketahui bahwa peranan
c. Penarikan Kesimpulan koperasi syariah secara umum merupakan
Kegiatan analisis pada tahap ini motor penggerak ekonomi dan sosial
adalah menarik kesimpulan dan masyarakat, ujung tombak pelaksanaan
verifikasi. Analisis yang dilakukan ekonomi syariah, serta mewujudkan prinsip
selama pengumpulan data dan hidup yang berkah. KSPPS Baytul Ikhtiar
sesudah pengumpulan data ikut serta dalam peranan sosial seperti
digunakan untuk menarik menerima zakat, zakat maal, infak, sedekah
kesimpulan, sehingga dapat yang kemudian disalurkan kepada
menemukan pola tentang peristiwa masyarakat yang membutuhkan. Dengan
yang terjadi (Afrizal, 2014). demikian peran KSPPS Baytul Ikhtiar tidak
hanya bergerak dalam bidang ekonomi
semata, tetapi juga berperan dalam kegiatan-
Uji keabsahan data kegiatan yang bersifat sosial. Berdasarkan
Pengecekan keabsahan data salah hasil obsevrasi dan wawancara penulis
satu cara paling penting dan mudah dalam dengan Koordinator area cabang, Kepala
menguji validitas atau keabsahan data cabang dan pegawai koperasi mengenai
penelitian kualitatif adalah dengan peran KSPPS Baytul Ikhtiar dalam
melakukan triangulasi. Triangulasi adalah mengembangkan UMKM yaitu melalui
metode yang digunakan dalam penelitian tahapan sebagai berikut:
kualitatif untuk memeriksa dan menetapkan 1. Tahap Persiapan
validitas dengan menganalisa berbagai 2. Tahap pengkajian
perspektif. 3. Tahap pembiayaan
1. Triangulasi kejujuran peneliti
2. Triangulasi Dengan Sumber Data Strategi KSPPS Baytul Ikhtiar
3. Triangulasi dengan Metode Strategi yang dilakukan KSPPS
4. Triangulasi dengan Teori Baytul Ikhtiar dalam mengembangkan
UMKM adalah dengan cara :
ANALISIS DAN PEMBAHSAN 1. Perumusan strategi
Peran KSPPS Baytul Ikhtiar dalam 2. Implementasi strategi
Mengembangkan UMKM 3. Evaluasi strategi
KSPPS Baytul Ikhtiar merupakan koperasi
yang bergerak dalam simpan pinjam

11
Dari hal yang disampaikan informan dalam pendampingan usaha terhadap para pelaku
wawancara bisa kita ketahui beberapa UMKM.
strategi yang dilakukan oleh KSPPS Baytul
Ikhtiar dalam mengembangkan UMKM KESIMPULAN DAN SARAN
diantaranya, strategi produk, strategi Kesimpulan
distribusi, dan strategi promosi. Berdasarkan pembahasan pada bab-
Faktor-faktor yang mempengaruhi bab sebelumnya penulis menarik
KSPPS Baytul Ikhtiar dalam kesimpulan, yaitu:
mngemangkan UMKM 1. Strategi yang dilakukan KSPPS
a. Lingkungan Baytul Ikhtiar dalam
mengembangkan UMKM adalah
Di lingkungan KSPPS Baytul Ikhtiar dengan melakukan strategi pada
tepatnya di Kecamatan Tamansari produk dengan cara penerapan
Kabupaten Bogor terdapat banyak sekali syarat yang mudah dan harga jual
peara pelaku usaha mikro kecil menengah beli yang sesuai syariat islam.
eperti, kerajingan tangan, perdangangan, Produk yang ada sesuai dengan
indrusti sepatu, dan indrusti konveksi. kebutuhan para pelaku UMKM,
Tentunya ini menjadi peluang sekligus dan kemudahan yang diberikan
tantangan KSPPS Baytul Ikhtiar dalam bagi setiap nasabah yang ingin
mengembangkan usaha mikro kecil menjadi anggota KSPPS Baytul
menengah. Ikhtiar. Strategi pada harga
b. Sosial dan Budaya dalam hal ini biaya administrasi
Masyarakat di sekitar KSPPS Baytul yang ditetapkan oleh KSPPS
Ikhtiar adalah masyrakat yang memiliki Baytul Ikhtiar tidak memberatkan
pemahaman keagamaan yang tinggi. nasabah yang ingin menjadi
Pengetahuan masyarakat tentang keislaman mitra KSPPS Baytul Ikhtiar.
dapat mempengaruhi masyarakat dalam Strategi distribusi dengan
menjalankan aktifitas ekonominya sesuai mendatangi para anggota dan
dengan syariat islam. membuat pengelempokan dalam
Perkembangan UMKM setelah bermitra satu wilayah untuk memudahkan
dengan KSPPS Baytul Ikhtiar akses para anggota untuk
melakukan transaksi. Strategi
Perkembangan UMKM setelah bermitra promosi dengan membuat brosur
dengan KSPPS Baytul Ikhtiar mengalami dan spanduk yang menjadi nilai
perkembangan dalam hal jumlah produksi, jual dan daya tarik.
karena semakin banyak jumlah produksi 2. Perkembangan UMKM setelah
semakin besar pula jumlah pendapatan yang bermitra dengan KSPPS Baytul
dihasilkan. Namun perkembangan ini belum Ikhtiar mengalami perkembangan
bisa dikatakan optimal karena KSPPS dalam hal jumlah produksi,
Baytul Ikhtiar belum melakukan karena semakin banyak jumlah
produksi semakin besar pula
12
jumlah pendapatan yang Adanya lembaga keuangan
dihasilkan. Namun mikro syariah seperti KSPPS
perkembangan ini belum bisa Baytul Ikhtiar ini, harus dapat
dikatakan optimal karena KSPPS dimanfaatkan dengan baik,
Baytul Ikhtiar belum melakukan khususnya bagi masyarakat
pendampingan usaha terhadap ekonomi menengah ke bawah.
para pelaku UMKM Jika memiliki usaha kecil dan
kekurangan dana untuk modal
Saran usaha, dapat mengajukannya ke
1. Untuk KSPPS Baytul IKhtiar KSPPS Baytul Ikhtiar.
Semakin bertambahnya para
pelaku usaha yang menjadi
anggota KSPPS Baytul Ikhtiar
harus menjadi tolak ukur KSPPS
ini untuk semakin meningkatkan
kinerja serta memaksimalkan
pelayanan yang ada. Dalam
meningkatkan perkembangan
UMKM yang ada KSPPS Baytul
Ikhtiar perlu melakukan
penyuluhan manajemen
berwirausaha yang baik
DAFTAR PUSTAKA
sehingga peningkatan omset
A. Buku
usaha. Dalam meningkatkan
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif
omset usaha KSPPS Baytul
Sebuah Upaya Mendukung
Ikhtiar perlu melakukan
Penggunaan Penelitian Kualitatif
pendampingan usaha atau ikut
Dalam Berbagai Disiplin Ilmu,
serta dalam kegiatan usaha para
Jakarta: PT Raja Grafindo
anggota UMKM seperti
Persada, 2014.
menghubungkan produk barang
Arikunto, Suharsimi , Metode Penelitian
yang dibuat dengan akses link
Kualitatif, Bandung: Alfabeta,
pasar yang lebih luas serta perlu
2009.
diberikan pengetahuan
Aziz, M. Amin.. Pedoman Perizinan BMT.
pendukung seperti bagaimana
Seri Pinbuk 001/04. Jakarta :
memenuhi kebutuhan konsumen.
Pinbuk Press , 2005.
Dengan demikian KSPPS Baytul
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta:
Ikhtiar perlu membuat program
Pustaka Harapan, Cet I,, 2003.
pelatihan dan penyuluhan yang
Fred. R David Manajemen Strategi Konsep,
terjadwal.
Jakarta : Prenhalindo, 2002.
2. Untuk Masyarakat

13
Hasan Ridwan, Ahmad , Manajemen Baitul I Yogyakarta : BPFE Yogyakarta,
Mal Wa Tamwil, (Pustaka Setia 2010.
Bandung) 2013. Rahman, Alfazur, Doktrin Ekonomi Islam,
Hubeis, Musa, Prospek Usaha Kecil Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Cet.I Bogor: Galia Indonesia, Kualitatif dan R&D, Bandung:
2009. CV. Alfabeta, 2016.
Ifham Sholihin, Ahmad, Pedoman Umum Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalat,
Lembaga Keuangan Syari‟ah, Membahas Ejonomi Islam,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Jakarta: PT. Raja Grafindo
Utama, 2010. Persada, 2002.
Kara, Muslimin dan Jamaluddin, Sumaryanto, Mengenal Kewirausahaan,
Pengantar Kewirausahaan, Cet. I Semarang: PT Sindur Press,
Makassar: Alauddin Press, 2010. 2010.
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Sumawinata, Sarbini Politik Ekonomi
Grafindo Persada, 2006. Kerakyatan, Jakarta: Gramedia
Nag Debanjan dan Das Niladri. Pustaka Utama, 2004.
Development Various Training Sumitro, Warkum, Azas-azas Perbankan
Methods for Enhancing The Islam dan Lembaga-lembaga
Effectiveness and Skill Terkait Jakarta: Raja Grafindo
Development among Micro- Persada, 2004.
Entrepreneur in India. Journal of Sunyoto, Danang , Analisis Regresi dan Uji
Entrepreneurship Education. Hipotesis, (Yogyakarta: Media
Volume 18 No 1. 2015. Presindo) 2009. M. Abdul
Norman A.Hart dan John Stapleton, Kamus Mannan, Toeri dan Praktek
Marketing, Jakarta: Bumi Aksara Ekonomi Islam Yogyakarta: PT
Cet II 2005. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.
Nurdin, Bahri. Perkenalan dengan Tambunan, T, UMKM di Indonesia cet 2.
Beberapa Konsep Ekonomi Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013.
Koprasi, Jakarta: t.t 1993. Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan
Pandji Anagoro dan Ninink Widayat, pengembangan Bahasa
Dinamika Koperasi (jakarta: Departemen Pendidikan dan
Rineka Cipta, 2007. kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Prasad, Samer dan Jasmine Tata. Micro- Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
Enterprise Quality. International Cet ke-II, 1989.
Journal of Quality and Reliability Titik Sartika P. & Abd. Rachman
Management. Volume 26 No 3. Pp Soejoedono, Ekonomi Skala
234-246. Emerald Group Kecil/Menengah dan Koperasi,
Publishing. 2009. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002.
Prawirokusumo, Soeharto. Kewirausahaan Wiratna Sujarweni, V, Metodologi
dan Manajemen Usaha Kecil, Cet. Penelitian Bisnis & Ekonomi,
14
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres, Ekonomi Syariah Vol 3, No 2,
2016. Desember 2015.
Nur.S Buchori, “Koperasi Dalam Eonomi
B. Jurnal dan Skripsi Perspektif Syariah”, Maslahah,
Agyapong, Daniel, Micro, Small and Vol.1, No. 1, Juli 2010.
Medium Enterprises’ Activities, Pristiyanto, Mochamad Hasjim, dan
Income Level and Poverty Soewarno, “Strategi
Reduction in Ghana – A Synthesis Pengembangan Koperasi Jasa
of Related Li terature. Journal of Keuangan Syariah dalam
Business and Management. Vol.5, Pembiayaan Usaha Mikro di
No.12, December 2010. Kecamatan Tanjungsari,
Anggraeni, Akses UMKM Terhadap Sumedang,” Jurnal Manajemen
Pembiayaan Mikro Syariah dan IKM ISSN, 2013.
Dampaknya Terhadap Rizki Tri Naugerah Bakti, Pemberdayaan
Perkembangan Usaha. Jurnal Al- UMKM dan Lembaga Keuangan
Muzara Vol 1, No 1, 2013. Syariah Melalui Prinsip Bagi
Aunu Rofiq Djaelani, Tehnik Pengumpulan Hasil, (2013) Jurnal Syariah dan
Data dalam Penelitian Kualitatif , Hukum Vo; 5, No 1, Juni 2013.
dalam Majalah Ilmiah Pawiyatan Safarudin dan Bisri, Pengruh Kemitraan
Vol.xx,No.1,Maret 2013. Usaha Terhadap Kinerja Usha
Fitri Mayasari, Persepsi Nasabah UMKM Pada Usaha Kecil Mengah (UKM)
Perbankan Syariah Terhadap dan Koperasi di Kabupaten
Bnetuk-bentuk Pembinaan Jeneponto Sulawesi Selatan,
Nasabah: Fakultas Ekonomi Volume IX, Nomor 2, Agustus
Universitas Sebelas Maret 2011.
Surakarta, 2010. Sri Fadilah, Efektivittas Pola Kemitraan
Kaffi Wanatul Ma’wa “Analisis dalam Kerjasama Bank Muamalat
Perbandingn Koperasi Indonesia dengan Mega Life
Konvensional dengan Koperasi Cabang Syariah dalam
Syariah”. Jurnal Hukum Mngembangkan Sharia Mega
Unversitas Brawijya, 2013. Covers, UIN Syarif Hidayatullah,
Muhammad, A. Peranan Usaha Mikro Fakultas Syariah dan Hukum,
Kecil Menengah (UMKM) Dalam 2011.
meningkatkan Kesejahteraan Supriadi Muslimin, Peranan Lembaga
Masyarakat Di Kecamatan Keuangan Syariah Terhadap
Cibereum Kabupaten Kuningan. UMKM: Fakultas Ekonomi Bisnis
Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Islam Universitas Alaudin
Cirebon, 2015. Makasar, 2015.
Mochama Rachman, Peran Warung Mikro Trian Sofiani “KONSTRUKSI NORMA
Bank Mandiri Kudus dalam HUKUM KOPERASI SYARIAH
Pengembangan UMKM. Jurnal DALAM KERANGKA SISTEM
15
HUKUM KOPERASI
NASIONAL”: Jurnal Hukum Islam
(JHI) Vol 12. Desember, 2014.hlm
136.
Testu Hendra, “PEMBANGUNAN
EKONOMI ISLAM DENGAN
PENGEMBANGAN KOPERASI
SYARI’AH” (Jurnal Kajian
Ekonomi Islam) Vol 1 No.1
Januari-Juni 2016.

C. Sumber Lainnya
Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
Peraturan Mentri Negara Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah
Republik Indonesia
Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
Pasal 6 Undang-undang No. 20 tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
UU No 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian
UU No 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian Pasal 2
https://aditya140.wordpress.com/
2010/10/14/landasan-hukum-
koperasi-syariah/
http://muhshodiq.wordpress.com/
2018/10/14/koperasi-syariah-apa
bagaimana/
http//www.koperasi
syari’ah.com/category/koperasi-
syari’ah/page2.

16

Anda mungkin juga menyukai