Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN UMKM

“ Strategi Pengembangan Koperasi Dan UMKM”

KELOMPOK 4 :
Evi Mayanti 2051040052
Komala Zurni 2051040081
Nesya Dhiti Abtiza 2051040393
A. Alternatif Pembinaan Koperasi dan UMKM

Tingginya perbedaan tingkatan sosial ekonomi kelompok BUMN dan usaha besar dengan
UMKM seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Hal tersebut diperlukan agar
pemerintah dapat memerankan dirinya secara lebih optimal di dalam sektor ekonomi skala
UMKM yang umumnya bergerak pada sektor-sektor informal. Penentuan berbagai
kebijakan yang diperuntukkan bagi UMKM, khususnya usaha yang berada pada skala
mikro (informal), haruslah melibatkan pelaku usaha mikro itu sendiri untuk merumuskan
serta menentukan berbagai instrumen kebijakan. Jika mereka tidak dilibatkan, berbagai
kebijakan yang dibuat akan menyimpang dari harapan dan pada akhirnya tidak akan
memberikan manfaat kepada kelompok ekonomi yang bergerak pada sektor ini.
Pengalaman di berbagai tempat menunjukkan, tidak sedikit kebijakan yang dibuat pada
akhirnya tidak memberikan manfaat dan bahkan menambah beban UMKM.
 

2
B. Pembinaan Dalam Aspek Manajemen Dan Pemasaran
Pada aspek manajemen, koperasi dan UMKM umumnya kurang memiliki pengetahuan dan
kemampuan tentang bagaimana seharusnya menyesuaikan program kerja dengan
kebutuhan para anggota. Selain itu ketidakmampuan dalam pembuatan perencanaan yang
matang karena berbedanya profesi setiap anggota. Contohnya jika profesi anggotanya sama
misalnya: koperasi nelayan, pedagang kaki lima, maka dapat dibuat perencanaan kerja yang
baik dan tersusun secara baik yang mengarah pada kepentingan anggota.

Pada aspek pemasaran, koperasi dan UMKM umumnya belum mampu menghadapi
persaingan pasar, terutama dalam memasuki saluran distribusi yang ada guna menawarkan
berbagai produk yang dihasilkan. Namun, tidak sedikit produk yang dihasilkan Koperasi dan
UMKM mampu bersaing dengan produk lainnya. Contohnya produk yang ditawarkan tidak
kalah dengan produk usaha besar lainnya jika dilihat dari aspek kualitas, harga, maupun ciri
khasnya, misalnya : kerajinan, ukiran batik dan makanan khas daerah.
C. Strategi Penguatan Koperasi Dan UMKM
Salah satu bentuk strategi penguatan koperasi dan UMKM adalah dengan pendekatan cluster atau
pengembangan sentra-sentra bisnis dan/atau pendekatan inkubator. Kedua bentuk pendekatan pengembangan
tersebut dapat dijalankan dengan memperkuat strategi dasar, terutama guna meningkatkan akses pada pasar
aset produktif (modal dan bahan baku), akses ke pasar (informasi pasar), penguatan kewirausahaan dengan
membentuk pusatpusat pelatihan, penguatan program yang lebih aplikatif, serta memperkuat kelembagaan
dengan cara memperkuat kelembagaan koperasi dan menyatukan UMKM sejenis dalam wadah koperasi. Kedua
bentuk penguatan koperasi dan UMKM tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1. Pendekatan Cluster atau sentra bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu konsentrasi dari berbagai usaha
sejenis, terutama usaha dalam skala kecil. Pendekatan cluster lebih memfokuskan diri kepada upaya
menumbuhkembangkan industri-industri berskala kecil dengan membentuk sebuah kekuatan baru dengan
menyatukan industri kecil sejenis. Konsep dasar cluster sesungguhnya sama dengan koperasi, yaitu dengan
membuat sebuah kekuatan besar dari individu atau pengusaha-pengusaha kecil yang bergabung dalam
sebuah wadah.
2. Pendekatan Inkubator merupakan lembaga yang melakukan pembinaan terhadap kegiatan bisnis, terutama
usaha berskala mikro dan kecil. Pembinaan dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pembinaan yang
dilakukan beragam, baik pembinaan bagi wirausaha maupun pembinaan sebagai upaya menciptakan
wirausaha baru dengan konsep, perencanaan, pembiayaan, teknologi, dan pasar yang sesuai agar tercipta
wirausaha yang tangguh dan berdaya saing.

4
D. Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM Melalui CSR
Dan PKBL
Peningkatan ekonomi masyarakat dapat dilakukan dengan kemitraan kelompok privat melalui
program corporate social responsibility (CSR). CSR menurut Bank Dunia adalah komitmen
perusahaan untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan
melalui kerjasama dengan segenap pemangku kepentingan yang terkait untuk memperbaiki
hidup mereka dengan caracara yang baik bagi kepentingan bisnis, agenda pembangunan
berkelanjutan, dan masyarakat pada umumnya (Kiroyan, 2009). Program CSR merupakan salah
satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Terbitnya Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74 memuat kewajiban bagi perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL).
Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM Salah satu bentuk strategi penguatan koperasi dan
UMKM adalah dengan pendekatan cluster atau pengembangan sentra-sentra bisnis dan/atau
pendekatan inkubator. Hal tersebut tercermin dalam langkah SUCOFINDO dalam menjalankan
Program-program PKBL dan CSR seperti upaya-upaya wirausaha muda, SUCOFINDO Asuh,
Social Mapping dan Sertifikasi Mitra Binaan. Bagaimanapun, Pemda dan masyarakat
merupakan stakeholder BUMN.

5
E. Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM Melalui
Progam Zakat
Penyaluran terbesar dana zakat disalurkan untuk pemberdayaan ekonomi sebesar 22%. Pemberdayaan
di bidang ekonomi, berarti menyangkut upaya peningkatan pendapatan dan tingkat kesejahteraan hidup
yang bertumpu pada kekuatan ekonomi sendiri sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri secara mandiri. Terdapat beberapa program pada bidang ekonomi, antara lain:

1. Pemberdayaan UKM, yaitu program pemberdayaan ekonomi berbasis usaha kecil dan mikro binaan
Rumah Zakat, merupakan pemberdayaan dalam bentuk pengadaan modal dan/atau infrastruktur serta
sarana penunjang aktifitas usaha yang telah dimilikinya kepada masyarakat kurang mampu yang
memiliki usaha kecil dan mikro yang memerlukan bantuan financial, mentoring, maupun pendampingan.

2. Pertanian produktif, yaitu program pemberdayaan untuk mendorong petani muda melalui bantuan
sarana produksi, alat mesin pertanian, bibit unggul, dan pendampingan yang diberikan kepada petani
muda kurang mampu yang memerlukan dukungan operasional pertanian juga pendampingan.

3. Teknik Produktif, yaitu program untuk membantu petani memiliki penghasilan tambahan dari beternak,
melalui bantuan bibit unggul dan sarana produksi yang diberikan kepada petani kurang mampu yang
membutuhkan tambahan pemasukan yang akan didukung melalui modal beternak berupa bibit unggul
dan sarana produksi.

6
Pemberdayaan masyarakat dan KUMKM di Indonesia diwujudkan dalam Rancangan Program/Kegiatan
Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017 oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah yang memiliki empat target utama pada periode 2015-2019 yaitu (1) proporsi UMKM yang
mengakses pembiayaan formal sebesar 25%, (2) pertambahan satu juta wirausaha baru melalui target
pusat dan daerah, (3) pertumbuhan jumlah anggota koperasi sejumlah 10%,dan (4) Partisipasi anggota
koperasi dalam permodalan sebanyak 55% (Setyo, 2016).

Dalam menyalurkan zakat produktif kepada mustahiq terdapat tahapan atau mekanisme yang harus
dilaksanakan oleh BAZNAS dari proses awal pengajuan modal, penyerahan modal hingga akhir dari
periode pinjaman.
1. Pada tahap awal, BAZNAS menerima permohonan bantuan modal dari seorang koordinator kelompok
pelaku UMKM.
2. Tahap kedua, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS melalui tim ekonomi melakukan
survey ketika seluruh dokumen telah dilengkapi. Survey dilakukan untuk memastikan bahwa pemohon
bantuan modal adalah orang yang termasuk dalam kategori delapan asnaf sebagaimana telah ditetapkan
dalam Al-Qur'an Surat At- Taubah ayat 60.
3. Setelah tim ekonomi melaksanakan survey terhadap data calon mustahiq kemudian dilakukan seleksi
atas hasil pencarian dan pengumpulan data calon mustahiq.

7
F. Tujuan Pengembangan Koperasi Dan UMKM
Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah upaya yang dilakukan
dalam bentuk pertumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan usaha, sehingga mampu
memperkuat dirinya menjadi usaha kuat, tangguh dan mandiri serta dapat bersaing dengan pelaku
usaha lainnya.

Tujuan pengembangan koperasi sebagai badan usaha tidak saja bertujuan komersial tetapi
bertujuan lebih luas yakni kesejahteraan dan kemakmuran rakyat karena dibangun dalam
semangat demokrasi ekonomi. Tetapi lebih dari itu, koperasi juga merupakan alat pemersatu
bangsa dan oleh sebab itu perlu keterlibatan seluruh pemangku kepentingan.

Koperasi bisa memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional, dengan koperasi sebagai guru utamanya. Salah satu fungsi koperasi yaitu
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Koperasi dapat membantu para
masyarakat untuk meminjam uang guna memenuhi kebutuhan ekonomi ataupun kebutuhan rumah
tangga. maka dari itu bidang ekonomi memerlukan pengembangan koperasi.
yang tangguh dan mandiri
8
Selain itu, adapun tujuan pengembangan umkm yakni:

1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan


berkeadilan

2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil, dan


menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri

3. Meningkatkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah dalam pembangunan


daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

9
Thank You

Anda mungkin juga menyukai