KATA PENGANTAR
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai lembaga penyelenggara Pendidikan nonformal yang secara filosofi ide gagasannya berasal dari masyarakat, dilakukan oleh masyarakat, dan hasilnya untuk masyarakat, selama ini sebagian besar belum mampu mandiri baik secara kelembagaan maupun secaara financial. Keadaan Pendidikan berupaya pengelola, PKBM seperti dan tersebut di atas II, mendorong Litbang Dikmas Nonformal PKBM mengembangkan melalui melaksanakan Pusat Pengembangan Informal model peningkatkan program Regional untuk SDM berbasis
pemberdayaan
kewirausahaan, serta membentuk UKM. Penyelenggaraan ujicoba model PKBM Berbasis UKM ini dilengkapi dengan sejumlah perangkat yang terdiri dari: 1) Desain Studi Eksplorasi; 2) Panduan dan Instrumen Studi Eksplorasi; 3) Laporan Studi Eksplorasi; 4) Desain Pengembangan; 5) Desain dan Instrumen Monitoring; 6) Laporan Monitoring; 7)
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro v
Desain dan Instrumen Evaluasi; 8) Laporan Evaluasi; dan 9) Laporan Pengembangan Model Untuk ini perlu ada mendukung panduan-panduan ujicoba yang dan berfungsi penyelenggaraan program di lapangan, maka model sebagai sebagai rambu-rambu, khususnya bagi PKBM yang akan menyelenggarakan kegiatan UKM sebagai core bisnis untuk membangun PKBM Mandiri. Panduan-panduan itu adalah: 1) Penduan Pendirian Unit Keuangan Mikro; 2) Penyusunan AD/ART; 3) Identifikasi Kelayakan Usaha UKM; 4) Panduan Personalia UKM; 5) Panduan Penghimpunan Dana; 6) Panduan Pelayanan; 7) Panduan Membangun Jejaring dan Akses; 8) Panduan Pembagian SHU; 9) Panduan Managemen Keuangan UKM; dan 10) Panduan Penyaluran Dana UKM. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya model berikut perangkat dan panduan operasionalnya. Semoga model ini bermanfaat dan dimanfaatkan. Semarang, 2011
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro vi
Desember
Kepala
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................... i KATA PENGANTAR.................................................... v DAFTAR ISI............................................................... vii BAB I. PENDAHULUAN.............................................. 1 A. Latar Belakang......................................... 1 B. Tujuan ..................................................... 4 C. Manfaat ................................................... 5 D. Hasil dan indikator................................... 6 BAB II. LANDASAN.................................................... 8 A. Landasan Yuridis...................................... 8 B. Landasan Konseptual .............................. 9 C. Kerangka Model.......................................13 BAB III PENGELOLAAN (PENYELENGGARAAN)...........14 A. Karakter Pengurus....................................14 B. Keanggotaan UKM....................................14 C. Struktur Kepengurusan............................14 D. Program UKM...........................................18 E. Pendanaan...............................................18 F. Sarana Prasarana.....................................20 G. Pihak-pihak yang terkait...........................21 BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN.............................22 A. Tahap Persiapan.......................................23 B. Tahap Pelaksanaan..................................23 C. Tahap Monitoring dan Evaluasi.................29 D. Tahap tindak Lanjut..................................35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kondisi keharusan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan prakondisi keharusan untuk mengaktualisasikan sumber daya kemampuan dan potensi kualitas manusia. Peningkatan
sumber daya manusia dapat ditempuh melalui pendidikan (pendidikan formal dan non formal) dan penyuluhan, peningkatan kesehatan, serta penyediaan rangsangan untuk berusaha termasuk penyediaan akses terhadap modal kerja dan pelayanan adalah umum lainnya. daya kualitas etos Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia, yang penting penajaman dan dan nalar, peningkatan ilmu dan keterampilan semangat penguasaan disiplin
tanggungjawab, serta peningkatan kemampuan kewirausahaan. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan perlu diberikan pada seluruh masyarakat di pedesaan, khususnya keluarga pra sejahtera. Pengetahuan dan keterampilan dapat diberikan baik melalui pendidikan formal, non formal maupun informal. Bagi anggota keluarga dewasa dan mereka yang masuk usia kerja, prioritas diberikan pada kegiatan pendidikan kecakapan hidup (PKH). Disamping pengetahuan dan keterampilan teknis, sumber daya manusia perlu dibekali dengan kemampuan kewirausahaan. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai salah satu mitra pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat (bangsa) melalui program-program pendidikan non formal, diharapkan mampu menumbuhkan masyarakat belajar (learning society), sehingga pada akhirnya akan berbagai meningkatkan informasi baru kemandirian, dalam rangka keberdayadidikan, dan inovatif dalam mencari
meningkatkan
kehidupannya.
Sebagai
pusat
pembelajaran (learning centre), PKBM dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat dengan menitik beratkan swadaya, gotong royong, dan partisipasi masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu berdirinya PKBM ditengah-tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi tulang punggung bagi terjadinya proses pembangunan melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Sampai tahun 2011, PKBM yang sudah terdaftar di Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dan memiliki NILEM ada 4.846 lembaga yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 4.846 lembaga di klasifikasikan menjadi 4, yaitu klasifikasi propinsi Tengah internasional ada sendiri 262 ada 66 dan lembaga, klasifikasi yang klasifikasi nasional ada 127 lembaga, klasifikasi lembaga 438 kabupaten/kota ada 4.391 lembaga. Di Jawa terdapat lembaga tersebar di 35 kabupaten/kota. Program-program yang diselenggarakan di PKBM diantaranya adalah: Taman Penitipan anak
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 3
(TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman KanakKanak (TK), Satuan Paud Sejenis, Pendidikan Keaksaraan, Paket A, Paket B, Paket C, Kursus dan Pelatihan, TBM, Pendidikan Pemberdayaan Perempuan dan Gender, Bimbingan Belajar dan Konseling dan lainnya. Di lapangan dalam penyelenggaraan PKBM banyak adalah: ditemui dalam permasalahan, diantaranya PKBM on-off penyelenggaraan banyak yang
manajemennya masih lemah (dikelola secara konvensional), (ketergantungan dana/program dari pemerintah), terbatasnya kecakapan hidup, terbatasnya akses usaha dan modal, banyaknya pengangguran dan kemiskinan. Dari permasalahan tersebut perlu di cari solusi untuk mempertahankan PKBM yang sudah ada itu menjadi berdaya, baik dari segi dana maupun SDMnya sehingga tetap eksis dan jangan sampai gulung tikar, apalagi yang ada di daerah terpencil. Ada dua hal penting dari persoalan tersebut, pertama, bagaimana cara mempertahankan lembaga PKBM yang sudah ada
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 4
bisa berdaya (baik dari segi SDM maupun dari segi dana) sehingga tetap berjalan dari tanpa menggantungkan program pemerintah.
Kedua, bagaimana menjadikan warga belajar tidak hanya mempunyai ilmu pengetahuan, tetapi juga mempunyai keterampilan hidup (life skills). Dengan demikian diharapkan keberadaan PKBM tersebut eksis dan masyarakat sekitar semakin berdaya. Langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, selain dalam setiap penyelenggaraan program selalu berbasis kewirausahaan, unit keuangan juga dengan Unit pembentukan mikro.
keuangan mikro ini diharapkan selain berfungsi untuk penyedia sumber pembiayaan usaha bagi warga belajar/masyarakat sekitar, juga berfungsi sebagai sumber pembiayaan PKBM dalam rangka penyelenggaraan program PAUD-NI, baik yang bersifat profit maupun non profit.
B. Tujuan
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 5
1. Tujuan Model Memberikan panduan bagi pengelola atau pengurus PKBM dalam menyelenggarakan UKM di PKBM. 2. Tujuan Program a. Tujuan Umum Agar PKBM memiliki sumber dana untuk pembiayaan manajemen PKBM dan baik bagi penyelenggaraan memberikan mereka. b. Tujuan Khusus
1)
yang bersifat profif dan non profit serta layanan peserta didik untuk pengembangan usaha
2) Memandirikan PKBM dalam pembiayaan program dan manajemen 3) Memberikan layanan simpan pinjam
4)
Memberikan layanan pendampingan kepada peserta didik dalam mengelola keuangan usaha.
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 6
5)
Meningkatkan akses usaha dan pendapatan peserta didik binaan PKBM Mengembangkan jiwa kewirausahaan peserta didik dan pengelola PKBM Meningkatkan pengelolaan manajemen PKBM secara profesional
6)
7)
C. Manfaat 1. Model a. Sebagai bahan masukan bagi Direktorat terkait b. Sebagai profesi lainnya 2. Program a. Bagi Penyelenggara Menciptakan dalam melalui kemandirian dan penyelenggara mereka untuk dan mengatasi prakarsa permasalahan kreatifitas eksistensi dalam panduan dan pembuatan bagi kebijakan, PNFI perencanaan dan pembinaan PKBM. lembaga (P2PNFI, BPPNFI, BPKB dan SKB), organisasi organisasi kemasyarakatan PKBM dalam menyelenggarakan
berbasis UKM
mempertahankan
meningkatkan PAUD-NI
kualitas
program
layanan unit
dengan
pembentukan
keuangan mikro. b. Bagi Pemerintah Sebagai kebijakan c. Bagi P2PNFI Sebagai konsep berbasis bahan dan UKM) kajian/analisis tentang program maupun dalam implementasi baik sebagai kekuatan feedback dasar perumusan tentang rekomendasi program
pemberdayaan PKBM
pengembangan model PNFI D. Hasil dan Indikator Melalui model ini dapat memberikan kejelasan dan kepastian dalam penyelenggaraan PKBM berbasis UKM, yang meliputi 1) Panduan pendirian unit keuangan mikro, 2) Panduan Penyusunan AD/ART, 3) Panduan Personalia UKM, 4) Panduan Identifikasi Kelayakan Usaha UKM, 5)
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 8
Membangun Jejaring dan akses, 6) Manajemen Keuangan UKM, 7) Panduan Penghimpunan Dana, 8) Penyaluran Dana, 9) Panduan Layanan, dan 10) Panduan Pembagian SHU. Adapun indikator keberhasilan program pemberdayaan PKBM sebagai berikut: 1. Terbentuknya UKM di PKBM yang mampu memberikan peserta pengembangan layanan binaan usahanya, keuangan dalam sebagai kepada rangka sumber didik Berbasis UKM ini adalah
pembiayaan manajemen PKBM, dan sumber pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan program PAUD-NI, baik yang bersifat profit maupun non profit 2. Manajemen PKBM dikelola secara profesional 3. Terlaksananya penyelenggaraan program yang berbasis kewirausahaan baik yang bersifat profit maupun non profit 4. Terlaksananya program peningkatan kompetensi pengelola.
5.
Terlaksananya peningkatan akses usaha dan pendapatan peserta didik binaan PKBM Pengembangan jiwa kewirausahaan peserta
6.
didik dan pengelola PKBM BAB II LANDASAN A. Landasan Yuridis 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
a. Pasal
26 ayat (3) yang menyatakan pendidikan non formal meliputi kecakapan hidup, PAUD, kepemudaan, perempuan, pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan dan keaksaraan,
bahwa
pendidikan pendidikan
ketrampilan
serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
b. Pasal 26 ayat
satuan
lembaga
kursus,
lembaga
pelatihan,
kelompok belajar, PKBM, majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis 3. Peraturan ayat 1 Pemerintah No 19 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa lingkup tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 2 standar nasional pendidikan meliputi standar: (a) isi, (b) proses, (c) kompetensi lulusan, (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) sarana B. prasarana, (f) pengelolaan, (g) pembiayaan, dan (h) penilaian pendidikan. Landasan Konseptual 1. Pengertian PKBM PKBM pendidikan merupakan bentukan sebuah lembaga yang
masyarakat,
dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan di masyarakat. berperan atau sebagai tempat dengan PKBM pembelajaran memanfaatkan
masyarakat terhadap berbagai pengetahuan keterampilan sarana, prasarana, dan potensi yang ada di
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 11
sekitar
lingkungannya
(desa,
kota),
agar
masyarakat memiliki keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup.
2. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkan dan mengantarkannya pada proses kemandirian. Keberhasilan program pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: a. Program yang disusun sendiri oleh masyarakat b. Menjawab keperluan dasar masyarakat c. Mendukung perempuan, keterlibatan buta huruf kaum dan miskin kelompok
terabaikan lainnya. d. Dibangun dari sumberdaya lokal e. Sensitif terhadap nilai-nilai budaya setempat
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 12
3. Kewirausahaan /Entrepreneurship Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang (Suryana, 2009). Sedangkan seorang entrepreneur adalah seorang yang menciptakan sebuah bisnis baru, dengan menghadapi resiko dan ketidakpastian , dan yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian kombinasi peluang-peluang daya melalui yang sumber-sumber
diperlukan
untuk
medapatkan
manfaatnya
(Winardi, 2008). 4. Kemandirian PKBM Indikator yang digunakan untuk menentukan PKBM dikatakan mandiri adalah: a. Mandiri secara kelembagaan: manajemen dikelola secara profesional b. Mandiri (baik 5. UKM Unit keuangan mikro merupakan institusi yang menyediakan jasa-jasa keuangan dan memiliki karakter bentuk khusus pelayanan yang sesuai dengan terutama konstituennya, seperti: terdiri dari berbagai keuangan simpanan/ tabungan dan pinjaman, diarahkan untuk melayani masyarakat berpenghasilan rendah (untuk menunjang sistem dan usaha), prosedur dan yang menggunakan sederhana.
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 14
secara dana
finansial: operasional
tidak lembaga
6. PKBM berbasis UKM Yang dimaksud dengan PKBM berbasis UKM adalah PKBM dalam rangka mencapai segi kemandirian khususnya dalam
yang mampu
memberikan layanan keuangan kepada Warga Belajar binaan dalam rangka pengembangan usahanya, dalam profit 7. PKBM Unggul dalam perspektif P2PNFI PKBM dikatakan unggul apabila: a. Mandiri secara lembaga: manajemen dikelola secara profesional b. Mandiri secara Finansial/ pendanaan (baik untuk dana operasional lembaga maupun untuk menyelenggarakan program) sebagai sumber pembiayaan program manajemen PKBM, dan sumber pembiayaan rangka penyelenggaraan PAUD-NI, baik yang bersifat profit maupun non
c. Lokasi/panti bersifat permanen dan milik publik/desa d. Program-programnya maupun yang non profit) e. Dibentuk dari oleh dan untuk masyarakat berbasis kewirausahaan (baik program yang profit
C. Kerangka Model
BAB III
Pendidikan minimal SLTA atau yang sederajat. Memiliki pengalaman berorganisasi Memiliki wawasan yang luas. Memiliki visi yang jelas bagi pengembangan organisasi. Bisa bekerjasama dalam bentuk team work. Amanah, jujur, berkomitmen dan bertanggung jawab. B. Keanggotaan UKM Syarat keanggotaan UKM adalah:
1. Diprioritaskan/diutamakan peserta didik binaan
6.
PKBM
2. Warga masyarakat di lokasi PKBM yang sudah
memiliki embrio usaha atau memiliki motivasi yang tinggi untuk berusaha.
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 18
C. Struktur Kepengurusan Dalam pengembangan struktur kepengurusan UKM hendaklah memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengembangan struktur kepengurusan didasarkan pada kebutuhan kerja atau lebih mengutamakan pada fungsi. 2. Kondisi SDM dan SDA yang ada di wilayah sasaran 3. Memperhatikan 4. Biaya jenjang kewenangan dan pengambilan keputusan.
Ket: 1. Pengelolaan kegiatan Pengurus UKM adalah tanggung jawab pengurus PKBM, khususnya di seksi Usaha. Untuk operasional harian UKM dipimpin beberapa oleh Manajer yang dibantu oleh UKM seksi/bagian. Kepengurusan
dipilih dari warga masyarakat yang berdomisili di desa itu dan bukan pengurus PKBM. 2.
b. Melakukan
Manajer
a. Memimpin dan mengelola keuangan UKM
evaluasi
dan
memutuskan
UKM dan Badan Pengawas 3. Kasir a. Menerima dan membayarkan uang berdasarkan bukti-bukti yang sah
b. Mengelola uang kas UKM
Bagian
c. Bertanggungjawab kepada manajer 4. Pembiayaan a. Melakukan analisis permohonan pembiayaan. b. Melakukan pembinaan kepada anggota c. Melakukan penagihan terhadap tunggakan pembiayaan, dan membuat surat peringatan kepada penunggak pembiayaan d. Bertanggungjawab kepada manajer 5. Penggalangan Dana a. Menyusun rencana pengerahan tabungan
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 22
Bagian
Bagian
Bagian
UKM
kedalam
perhitungan
kebutuhan/likuiditas
kas harian, dan perhitungan lainnya seperti antara lain: perhitungan bagi hasil simpanan tabungan/ berjangka; perhitungan honor dan biaya operasional UKM; mencatat, menyimpan dan memelihara bukti-bukti kas yang ada untuk keperluan dokumentasi; mengerjakan laporan-laporan lain yang diperlukan oleh UKM. d. Bertanggungjawab kepada manajer
D. Program UKM 1. Simpan pinjam 2. Penampung dan pemasar produk kelompok usaha binaan PKBM 3. Pendampingan kepada anggota (khususnya pengelolaan keuangan dalam usahanya) E. Pendanaan 1. Sumber dana Pendanaan UKM ini dapat digali dari berbagai sumber, diantaranya:
a. Modal
awal
diperoleh simpanan
dari
Swadaya dan
anggota (simpanan pokok,simpanan pokok khusus/saham, wajib, simpanan suka rela/ penyertaan) b. Bantuan pemerintah, baik pusat maupun daerah (kalau ada) c. Non Pemerintah: Bank, Perusahaan swasta, dan BUMN
d. Dinas/Departemen terkait yang menjadi mitra kerja e. Lembaga f. Pinjaman swadaya masyarakat (LSM) dan lembaga donor
2. Penggunaan Dana Penggunaan dana diatur dengan mekanisme tertentu (rapat anggota) dan harus transparan serta dapat dipertanggungjawabkan. a. Kegiatan yang dibiayai: 1) Biaya proposal, manajemen (penyusunan rutin
rapat/pertemuan
pengurus, rapat anggota, monitoring, supervisi, evaluasi dan pelaporan). 2) Biaya operasional UKM (sosialisasi,
dan fasilitator, daya dan jasa, saranaprasarana) 3) Biaya operasional PKBM 4) Biaya investasi (biaya yang dipakai
mengelola
keuangan
manajer seksi
dibantu oleh seksi pembiayaan, seksi pembukuan/administrasi, penggalangan dana dan Kasir
2) Penyelenggaraan
dana dari anggota, juga di danai dari berbagai sumber yang bernaung dalam program PKBM. Oleh karena itu, semua penyelenggaraan program UKM harus di koordinasikan PKBM. 3) Semua transaksi keuangan harus di dokumentasikan/dicatat dan dilampiri bukti-bukti.
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 26
dengan
ketua/pengurus
secara
tertib
4) Pertanggungjawaban
keuangan
pada
rapat anggota dan pemberi donor F. Sarana Prasarana Sarana prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program UKM adalah
sebagai berikut:
1.
untuk sekretariat 2. 3. dan perangkatnya (tidak wajib) 4. komunikasi 5. administrasi keuangan 6. penyelenggaraan
UKM mendapat dukungan langsung dan tidak langsung dari lembaga/ pihak terkait. Dukungan ini bisa berupa yang penyediaan bertujuan dana, untuk dukungan/ penguatan pendampingan teknis, maupun penyelenggaraan pelatihan kelembagaan. Dukungan tersebut sesuai dengan aturan yang dibuat oleh PKBM. Yang dimaksud pihak-pihak terkait di sini adalah: 1. P2PNFI /BPPNFI/ BPKB/SKB
2. Dinas
pendidikan
propinsi,
kab/kota
dan
6. Tokoh/warga masyarakat
internal maupun diluar kepengurusan PKBM) yang telah mengetahui dan memahami UKM. Mereka menggulirkan ide dan gagasannya kepada pengurus PKBM yang lain. 2. Beberapa diantara pengurus PKBM mempelajari pedoman pembentukan UKM 3. Konsultasi pada tokoh: mencari dukungan pada perangkat desa, tokoh masyarakat, dan tokohtokoh lain yang mempunyai pengaruh di daerah tersebut. pemuda, tersebut. 4. Pengurus PKBM, atas dukungan tokoh masyarakat setempat selanjutnya membentuk panitia pembentukan UKM B. Tahap Pelaksanaan
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 30
Misalnya: wiraswasta
tokoh
agama, di
tokoh daerah
berhasil
1. Rapat sosialisasi rencana pembentukan unit keuangan mikro. Panitia yang terbentuk mensosialisasikan kepada seluruh pengurus PKBM, aparat desa, tokoh masyarakat dan peserta didik/ warga masyarakat tentang apa itu UKM, mengapa UKM itu penting, bagaimana UKM dilakukan dan manfaat apa yang bisa diperoleh dengan UKM. 2. Panitia mencari modal awal/ perangsang atau langsung mencari modal pendiri yaitu dari Simpanan Pokok Khusus yang berasal dari 20 44 orang di wilayah itu. 3. Memilih pengawas.
a. Pengurus
Pengurus/Pengelola
dan
badan
Pengurus/ memajukan
Pengelola solidaritas
merupakan
motor dan
Pengurus/Pengelola akan mewakili Pendiri dalam mengarahkan kebijakan UKM mewakili para pemilik modal. Oleh karena itu
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 31
pengurus hendaknya dipilih dari anggota yang mampu mendukung ke arah tujuan pembentukan dan pengembangan UKM. Adapun masa jabatan pengurus ditentukan dalam anggaran dasar.
Pengurus UKM terdiri dari 3 orang atau maksimal 5 orang tingkat pendidikan minimal SLTA berasal dari daerah setempat Kewajiban pengurus: 1. kerja 2. 3. 4.
5.
pendapatan tahunan Melaksanakan rencana mengadakan memberikan laporan kerja yang telah disahkan pertemuan anggota dan pengurus pertanggungjawaban menanggung/menggan ti kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 32
Hak pengurus: 1. bertindak ke dalam dan ke luar 2. rencana 3. kerja meng secara mend ambil kebijakan dalam pelaksanaan bertanggungjawab apat balas jasa kepengurusan sesuai dengan hasil usaha yang besarnya diatur dalam rapat anggota. peng urus berhak mewakili lembaga untuk
b. Badan Pengawas Badan pengawas bertugas melakukan pengurus, UKM, Badan dan pemeriksaan monitoring pelaksanaan pengawas rapat anggota. Tugas badan pengawas: pekerjaan perkembangan kebijakan pengurus. dipilih
1.
pengawasan 2.
kebijaksanaan dan pengelolaan UKM laporan tertulis hasil pengawasannya. 2. Menyusun anggota
a. Anggaran
AD/ART Dasar
dan dan
mekanisme Anggaran
rapat Rumah
Tangga UKM Anggaran Dasar (AD) memuat ketentuan dasar UKM. Anggaran Rumah Tangga (ART) mengandung operasional. kebijakan Kedua dan peraturan tersebut anggaran
disusun melibatkan seluruh anggota dan disahkan dalam rapat anggota. Anggaran ini bukan barang mati, jadi dapat berubah menyesuaikan perkembangan. Ketentuan pokok yang dimuat dalam
a) Nama dan tempat kedudukan b) Maksud dan Tujuan c) Landasan dan Azas d) Keanggotaan e) Perangkat organisasi f) Rapat-rapat termasuk rapat anggota g) Jangka waktu berdirinya h) Daftar nama pendiri i) Sanksi 2) Kegiatan usaha a) Kegiatan usaha yang di jalankan b) Pendapatan UKM, Sisa Hasil Usaha (SHU) dan pembagiannya. c) Tanggungan 3) Modal dan keuangan a) Modal sendiri b) Modal pinjaman c) Modal penyertaan 4) Manajemen a) Wewenang, hak, kewajiban dan tanggungjawab pengelola
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 35
b) Hubungan kerja antar pengelola dan antara pengelola dan pengelola usaha c) Laporan keuangan dan neraca b. Mekanisme rapat anggota Rapat anggota merupakan pemegang ini kekuasaan tertinggi. Pertemuan
diselenggarakan berdasarkan kesepakatan bersama semua pihak di dalam struktur pada saat pendirian UKM atau yang tertuang di dalam anggaran rumah tangga. Rapat anggota Tata ada dua macam, yaitu diatur rapat dan anggota rutin dan rapat anggota tahunan. cara penyelenggaraan disiapkan oleh pengurus. Tujuan rapat anggota adalah:
1) Supaya
semua
sampai UKM
kegiatan
anggota-anggotanya, serta permasalahan yang dihadapi. 2) Membahas dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan-keputusan 3) Memilih pengurus baru (apabila masa kepengurusan sudah habis)
3.
Peningkatan SDM
Program capacity building: pelatihan untuk pengurus UKM tentang tata cara pengelolaan UKM 4. Penyiapan perangkat
administrasi serta sarana prasarana 5. a. SHU) b. c. d. Pengendalian dokumen Pendampingan Monev dan Pelaporan
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 37
C. Tahap monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi merupakan tahapan yang perlu dilakukan terhadap setiap kegiatan program. Namun demikian, pengelola program selama ini cenderung belum melakukan monitoring dan evaluasi dan secara sistematis, Artinya, komprehensif akuntabel.
pelaksanaan monev
pelengkap dalam satu kerangka pelaksanaan program dan belum menggunakan umpan balik yang diberikan peserta sebagai masukan untuk memperbaiki mutu dan relevansi program yang diselenggarakan. Di samping itu, evaluasi yang dilakukan selama ini masih belum mampu mengungkapkan secara objektif dan transparan mengenai apa yang diharapkan dan dialami oleh semua pihak yang terkait baik penyelenggara, peserta, maupun fasilitator. Agar pelaksanaan Unit Keuangan mikro berjalan sesuai rencana, dapat mencapai tujuan secara optimal dan masalah dapat terdeteksi
sedini mungkin, maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Peran evaluasi pada dasarnya adalah
untuk pengambilan keputusan sedangkan peran monitoring lebih ditekankan pada upaya untuk menjamin bahwa program dapat dilaksanakan sebagaimana direncanakan. Kegiatan monitoring sering dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan evaluasi. Hal ini disebabkan karena kegiatan evaluasi suatu program tidak selalu harus dikerjakan pada saat program tersebut selesai, tetapi juga pada saat perencanaan, proses sampai dengan dilakukan berlangsung. 1. Sasaran monitoring dan evaluasi Kegiatan monev difokuskan pada berbagai masalah yang berkaitan dengan: a. Rencana pembentukan Unit dampak. Kegiatan monitoring selama dapat berkali-kali program
Keuangan Mikro
1) Penilaian
terhadap
tujuan
penyelenggaraan UKM 2) Penilaian terhadap isi program 3) Penilaian terhadap strategi penyelenggaraan program b. Proses Pelaksanaan Program 1) Bagaimana pelaksanaan program ? 2) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang direncanakan ? 3) Bagaimana perilaku personal pengurus ? 4) bagaimana penggunaan dana yang telah direncanakan ? 5) bagaimana jadual yang telah dibuat ? 6) Apakah ada perubahan waktu dari yang direncanakan, dan berapa lama? 7) Bagaimana tersedia ? sarana prasarana yang
8) Bagaimana struktur organisasi dan mekanisme program ? 9) Bagaimana hubungan antar personil dalam pelaksanaan program ?
10)Bagaimana perubahan perilaku para
kerja
dalam
pelaksanaan
implementasi ?
13)Dampak yang muncul baik negatif
maupun
positif
akibat
dari
penyelenggaraan program UKM 2. Komponen monitoring dan evaluasi difokuskan pada manajemen penyelenggaraan a. Pengorganisasian b. Perencanaan c. Pelaksanaan program kerja UKM
Pengembangan
SDM/prog
capacity
building yaitu Pelatihan bagi pengurus Bagian Pembiayaan Bagian Administrasi/pembukuan Bagian Kasir
3. Langkah-langkah Monitoring dan Evaluasi Secara garis besar, langkah-langkah atau tahap monev adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini yang perlu dilakukan oleh petugas monev adalah 1) Menetapkan unsur program yang akan dimonev 2) Menetapkan indikator-indikator setiap unsur yang akan dimonev 3) Menentukan tujuan
4) Menentukan ruang lingkup
5) Menentukan pihak yang berwenang melakukan monev 6) Membuat rencana kerja secara rinci
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 42
7) Menentukan monev.
sumber
daya/sumber
dana yang diperlukan untuk melakukan b. Penyiapan kerangka acuan kerja (term of reference) monev program Pada umunya kerangka acuan kerja harus memuat paling sedikit hal-hal berikut: 1) Latar belakang 2) Perumusan tujuan 3) Hasil yang diharapkan 4) Lingkup bidang yang dimonev 5) Perumusan wewenang 6) Rencana kerja yang rinci 7) Tim petugas dan sistem laporan 8) Sumber daya yang diperlukan untuk melakukan monev c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Pelaksanaan monev program mencakup data, data, langkah-langkah: pengorganisasian pengumpulan data, analisa
perumusan hasil temuan dan kesimpulan, penyusunan rekomendasi. 1) Pengumpulan data Pengumpulan mendapatkan maupun data dilakukan berkenaan dari untuk dengan informasi (kuantitatif
kualitatif)
unsur-unsur program yang dimonev. Data dikumpulkan langsung sumbernya maupun dari laporan-laporan yang ada, tergantung dari jenis data yang akan dikumpulkan, pengumpulan anatara lain beberapa data dapat wawancara, metode digunakan pengamatan,
dokumentasi dan angket. 2) Pengorganisasian data Data yang telah dikumpulkan diringkas dan direkam, dengan menggunakan analisa statistik dan non statistik, tabel, tendensi sentral (rerata, median, mode) dan sebagainya. Sedang data-data sifatnya
kualitatif diringkas menjadi naratif ringkas tentang makna data yang dikumpulkan.
3) Analisis Data Data yang telah diringkas dan direkam kemudian sebelumnya. dianalisa yang untuk telah menjawab dirumuskan data akan permasalahan
Analisa
menghasilkan temuan-temuan yang perlu disimpulkan. Analisa data monev program dapat menggunakan statistik dan non statistik tergantung informasi yang dicari. 4) Rumusan hasil monitoring dan evaluasi dan kesimpulan Hasil temuan titik monev tolak kemudian hasil monev pembuatan disimpulkan. merupakan rekomendasi. 5) Penyusunan rekomendasi (tindak lanjut)
PKBM Berbasis Unit Keuangan Mikro 45
Kesimpulan
Berdasarkan
kesimpulan
hasil
monev,
rekomendasi perlu dibuat sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan bagi pembuat keputusan. 6) Pelaporan hasil program Hasil monev yang disertai rekomendasi tindak lanjut perlu dilaporkan kepada pihak yang berwenang. Pihak berwenang yang dimaksud adalah atasan langsung. 7) Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi program Hasil monev harus ditindaklanjuti. Pada umumnya, hasil monev akan berkisar dalam tiga hal, yaitu hasil monev program sesuai standar (netral), diatas standar (positip) atau di bawah standar (negatif). Atas dasar ketiga hasil tersebut tindak lanjut ditentukan. D. Tahap Tindak lanjut monitoring dan evaluasi
Hasil
evaluasi
dapat
digunakan
sebagai
bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perbaikan secara bertahap dan berkelanjutan. Rencana perbaikan dilakukan pada aspek-aspek yang menurut hasil penilaian masih lemah.
DAFTAR PUSTAKA Adler Haymans Manurung, 2005. Wirausaha: Bisnis UKM. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Buchari Alma, Alfabeta. 2010. Kewirausahaan. Bandung:
Frinces, Z. Heflin, 2011. Be An entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha), Yogyakarta: Graha Ilmu Meredith dan Geoffrey G., 2000. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: PPM Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.