Anda di halaman 1dari 3

TOR Pengembangan Modul Kewirausahaan POVERTY REDUCTION THROUGH SAFETY IN MIGRATION: A PILOT INITIATIVE Yayasan Tifa AusAid BNP2TKI

KI TNP2K A. Pendahuluan Buruh migran Indonesia berkontribusi sangat signifikan pada kesejahteraan keluarga dan juga pada perekonomian Indonesia, khususnya pengembangan ekonomi lokal. Buruh migran Indonesia setiap tahun berdasarkan data BNP2TKI mengirim rata-rata 6 triliun rupiah. Jumlah remitansi ini adalah dari sumber yang tercatat oleh Bank Indonesia, belum termasuk remitansi yang menggunakan jalur tidak resmi misalnya yang dibawa langsung oleh buruh migran atau yang dititipkan kepada anggota keluarga sehinggal jumlahnya diperkirakan jauh lebih besar lagi. Dari berbagai laporan menyebutkan bahwa meskipun kiriman remitansi besar, pada kenyataannya tidak banyak berdampak pada kehidupan ekonomi buruh migran dan keluarganya. Salah satu penyebabnya, dikalangan komunitas buruh migran sendiri adalah terbatasnya pengetahuan dan perencanaan pengelolaan keuangan, serta banyak BMI dan keluarganya tidak familiar dengan kegiatan ekonomi produktif dari hasil remitansi. Dengan banyaknya penggunaan remitansi yang tidak produktif dikalangan komunitas buruh migran, pemerintah banyak menciptakan program pelatihan wirausaha yang ditargetkan bagi komunitas buruh migran dan mantan buruh migran yang sebagian besar didominasi oleh perempuan. Sehingga jenis pelatihan wirausaha ini, lebih banyak ditekankan pada aspek pelatihan pembuatan makanan ringan, jamu, dan pelatihan berbasis hasil pangan lokal. Walaupun masih banyak topic pelatihan berwirausaha yang lebih atraktif, namun upaya pemerintah merupakan awal yang baik. Namun, dampak dari pelatihan ini masih sangat rendah karena kurangnya monitoring pasca pelatihan, materi yang tidak partisipatif, tidak didahului oleh kajian kebutuhan masyarakat dan lokal, dan terbatasnya dukungan modal. Yayasan Tifa pada pelaksanaan Program Pemberdayaan Buruh Migran dan Keluarganya di Daerah Asal yang didukung oleh AusAID melalui program Australia Nusa Tenggara Assistance for Regional Autonomy (ANTARA) telah berhasil menyusun buku panduanPengelolaan Keuangan untuk Tenaga Kerja Luar Negeri. Buku ini telah digunakan di masing-masing 2 kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), di Propinsi NTB yaitu Lombok Timur dan Sumbawa dan di NTT yaitu Flores Timur dan Kupang. Modul Pengelolaan Keuangan untuk Tenaga Kerja Luar Negeri sudah sedikit membahas mengenai pengaplikasian pengetahuan pengelolaan keuangan dalam bentuk wirausaha yang potensial bagi buruh migran dan keluarganya. Pada Program Poverty Reduction Through Safety In Migration: A Pilot Initiative yang merupakan lanjutan dari program tahap pertama yang dilaksanakan di 5 (lima) kabupaten yaitu Kupang, Flores Timur, Belu dan Lombok Timur serta Sumbawa, Yayasan Tifa bermaksud untuk membuat modul kewirausahaan yang praktis serta informatif dengan melakukan desk review beberapa modul pengelolaan keuangan dan kewirausahaan yang sudah dibuat melalui program lainnya baik dari Yayasan Tifa, ILO, World Bank, IOM dan lembaga lain yang relevan. Desk review dan pemutakhiran isi modul kewirausahaan dengan isu-isu buruh migran terkini adalah untuk menyesuaikan dengan perkembangan perekonomian masyarakat, termasuk isu-isu sosial, budaya dan gender. Sehingga

dapat menjawab kebutuhan buruh migran dan keluarganya yang ingin mengembangkan usaha serta memandu mereka untuk mengambil keputusan yang tepat antara menggunakan remitansi untuk kegiatan produktif atau reproduktif. Hal ini penting mengingat relasi gender dalam keluarga migran terkait pengambilan keputusan penggunaan keuangan remitansi menjadi sangat sensitif. Panduan dan informasi mencari solusi jangka panjang dengan menjadi wirausaha sangat diperlukan BMI dan keluarganya. B. Tujuan Tujuan pengembangan modul pelatihan kewirausahaan adalah untuk membuat manual pelatihan wirausaha yang informatif dengan isi-isi yang relevan dengan kebutuhan buruh migran dan keluarganya dalam memulai dan meningkatkan usaha melalui adaptasi dan modifikasi dari modulmodul pelatihan wirausaha yang sudah ada serta memperhatikan aspek gender.

C. Ruang Lingkup TOR Kegiatan pengembangan modul kewirausahaan ini meliputi: 1. Seleksi Konsultan Melakukan seleksi konsultan yang akan melakukan kegiatan review dan pengembangan modul serta pelatih pada pelatihan kewirausahaan untuk buruh migran dan keluarganya. Kriteria calon kunsultan adalah: a. Berpengalaman dalam pembuatan modul kewirausahaan untuk buruh migran dan keluarganya, serta memahami relasi gender dalam keluarga dan masyarakat. b. Berpengalaman dan sanggup melakukan fasilitasi pelatihan di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. 2. Review Modul Desk Review beberapa modul kewirausahaan untuk buruh migran dan keluarganya, khususnya modul Yayasan Tifa, ILO, World Bank, IOM, dan lembaga lainnya yang relevan. 3. Penyusunan Modul Menyusun modul pelatihan kewirausahaan yang mencakup: a. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan beberapa kelompok calon/purna/keluarga buruh migran laki-laki dan perempuan yang dilaksanakan oleh Project Officer NTB dan NTT di salah satu komunitas buruh migran dengan panduan konsultan. b. Panduan praktis dalam mengembangkan ide usaha. c. Panduan praktis dalam membuat perencanaan usaha (Business Plan) dan proposal pengembangan usaha. d. Informasi dan panduan dalam mengakses sumber-sumber permodalan dan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pengembangan usaha baik dari pemerintah pusat dan daerah (misal kementerian atau dinas) dan dari pihak swasta (misal lembaga pelatihan). 4. Try out Modul

Untuk memastikan bahwa modul mudah dipahami maka akan diadakan uji coba modul di wilayah program. Ujicoba akan diorganisir oleh Project Officer di NTB dan NTT. 5. Printing Modul pelatihan kewirausahaan akan dicetak sebanyak 1000 eksemplar. Panduan pelatih akan dicetak 500 eksemplar 6. Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan Kewirausahaan dilaksanakan ditingkat Desa yang dipilih untuk program pilot ini, ada 40 desa untuk program pelatihan kewirausahaan. Peserta pelatihan adalah anggota komunitas buruh migran yang tertarik untuk mengembangkan usaha.

D. Hasil/Keluaran Diakhir pelaksanaan kegiatan ini: Modul Pelatihan Kewirausahaan dan panduan untuk pelatih yang informatif dan aplikatif bagi buruh migran dan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai