PENDAHULUAN
panjang, dari mulai orde lama, orde baru hingga orde reformasi dan fasca reformasi. Dari
perjalanan yang amat panjang tersebut, lahirlah konsep ekonomi yang berlandaskan pada nilai-
nilai pemberdayaan dan pembangunan masyarakat khususnya kelas menengah kebawah yaitu
Konsep ekonomi kerakyatan adalah gagasan tentang cara, sifat, dan tujuan pembangunan
dengan sasaran utama perbaikan nasip rakyat pada umumnya bermukim di pedesaaan. Konsep
ini mengadakan perubahan penting ke arah kemajuan, khususnya kearah pendobrakan ikatan
serta halangan yang membelenggu sebagian besar rakyat indonesia dalam keadaan serba
Salahsatu implikasi dari konsep ekonomi dan kerakyatan adalah munculnya unit-unit
usaha kecil yang bernama usaha mikro, Kecil dan Menengah yang selanjutnya disebut UMKM.
merupakan salah satu pemain ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar
dan meningkatkan disteribusi pendapatan secara merata. Selain itu umkm mempunyai peranan
yang cukupn strategis dalam pmberdayaan ekonomi masyarakat di akar rumput yang sulit untuk
Dalam Kenyataannya, kontibusi UMKM yang cukup strategis dalam bidang tenaga
penyerapan tenaga kerja dan peningkatan disteribusi pendapatan belum mampu mendorong
pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada sektor ini.Hal ini dapat dilihat
dari perjalanan indusrtialisasi di indonesia yang mengakibatkan UMKM kurang dianggap dan
belum mendapatkan perhatian serta kebijakan yang optimal, sehingga industrialisasi sangat nyata
Indonesia pada tahun 2009 dalam lingkup perekonomian nasional, usaha mikro menguasai
pangsa pasar 98,88% dari jumlah pelaku ekonomi indonesia atau berjumlah 52.176.795 unit
usaha. Usaha kecil berjumlah 546.675 unit usaha atau1,04%, usaha menengah sekitar 41.133 unit
atau 0,08% dan usaha besar berjumlah 4,677usaha atau skitar 0,01%. Namun dalam hal
kontirbusi terhadap total ekspor nonmigas sektor UMKM hanya menguasai 17,02% atau sebesar
Rp. 162.254,5 milyar, sedangkan usaha besar menguasai 82,98% atau sebesar Rp.790.835,3
milyar.
Hal inilah yang harus perlu di perhatikan dan dikembangkan khususnya oleh pemerintah
baik pusat maupun daerah berupa berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan UMKM
karena UMKM memiliki potensi dan peluang untuk terus berkembang bahkan mampu bersaing
di tingkat regional dan internasional beberapa potensi dan peluang tersebut adalah :
3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal dengan dukungan sumber daya
alam indonesia.
Beberapa kelemahan internal juga masih menjadi permasalahan mendasar yang harus
segera diselesaikan sehingga terbentuk UMKM yang profesional dan berdaya saing
2. Kelemahan struktur permodalan dan keterbatasan untuk menperoleh jalur akses terhadap
sumber-sumber permodalan.
karakter, kesadaran akan pentingnya kosistensi mutu dan standarisasi mutu dan jasa, serta
wawasan kewirausahaan.
6. Keterbatasan penyediaan bahan baku mulai dari jumlah yang dapat dibeli, standarisasi
7. Efisiensi kerja rendah atau pengelolaan usaha berbiaya tinggi sehingga kurang bisa
tidak hanya fokus pada sektor pembiayaan dan permodalan sebagai salah satu komponen
pengembangan UMKM, tetapi juga harus fokus pada berbagai sektor yang mendukung
dan teknologi. Selain itu pemerintah juga harus bersinergi dengan pihak swasta dalam proses
pendampingan dan pengembangan ini sehingga sesuai dengan amanat Undang-undang No. 20
Tahun 2008 tentang usaha Mikro, kecil dan menengah dan peraturan pemerintah No. 32 Tahun
1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kecil, untuk jumlah Koperasi saat ini di
Kabupaten Tanjung Barat sebanyak 386 dan jumlah UKM sebanyak 9.650 UMKM.
salah satunya diperlukan adanya sejumlah tenaga pendamping koperasi dan UKM yang
kompeten, keberadaan nya tidak terpengaruh oleh rutinitas kinerja birokrasi, dan memiliki waktu
yang banyak untuk mengatur dirinya dalam melakukan pembinaan, pemberdayaan, penyuluhan,
konsultan dan supervise kepada koperasi-koperasi dan UKM di wilayahnya. Adanya kebutuhan
atas pendamping yang handal sering kali terungkap dalam rapat-rapat koordinator di pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam kaitan itu walaupun dalam pengembangan SDM
Untuk itulah diperlakukan tenaga pendamping yang memiliki tugas meningkatkan omzet
pelaku UMKM di setiap priode, bagaimana pendamping ini melakukan perluasan pasar untuk
pelaku UMKM, agar tidak stuck di situ-situ saja, memperbanyak link dan jaringan usaha. Peran
pendamping juga ditekankan dalam meningkatkan tenaga kerja indonsia yang bergelut di sector
UKM.
BAB II
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
Dinas Kabupaten Kota dimana Tenaga Pendamping ditempatkan, termasuk jadwal kunjungan
atau pelaksanan tugas kelapangan yang mana juga mengikuti arahan atau perintah langsung dari
Untuk masalah tugas atau kunjungan serta proses Pendampingan kepada Koperasi
maupun UKM dibagi sesuai kecamatan dan kebutuhan proses pendampingan yang akan
dilaksanakan dan diperintahkan oleh Kepala Dinas maupun Kepala Bidang tempat Tenaga
Pendamping berada.
Dalam hal masalah hambatan ataupun kendala yang dihadapi pada saat proses
pendampingan oleh tenaga pendamping pada umumnya setiap Kabupaten maupun Kota se-
Provinsi Jambi hampir sama, yaitu antara lain masalah jarak tempuh antar Koperasi satu dengan
yang lain yang sangat berjauhan dan sarana prasarana yang terbatas serta masalah SDM
pengurus yang masih ada sebagian belum memahami dan mengerti bagaimana cara berkoperasi
dan memiliki usaha yang baik dan benar agar setiap kegiatan perkoperasian dan UKM berjalan
dengan baik dan sesuai sistematis yang diharapkan oleh semua anggota Koperasi dan pengusaha
kecil dan menengah, selain masalah itu masalah waktu pelaksanaan pendampingan yang
lumayan singkat dan cepat sehingga proses pendampingan kurang efektif dan efisien, masalah
lainnya lagi sebagian besar para pelaku Koperasi maupun UKM masih kurang membuka diri
masalah Koperasi dan UKM yang mereka jalankan dan mengenai masalah pendampingan
peserta Bintek ataupun Pelatihan bagi Koperasi dan UKM juga masih ada kendalan yaitu
masalah singkat dan kurangnya waktu pelaksanaan Pelatihan, Kurangnya Fasilitas Pelatihan,
Materi Pelatihan yang terbatas serta narasumber pada Pelatihan yang masih sangat terbatas
kesempatannya untuk menyampaikan atau berbagi ilmu kepada peserta pelatihan Koperasi dan
UKM.
C. HASIL DAN KEMAJUAN PENDAMPINGAN PASCA PELATIHAN
Untuk masalah hasil dan kemajuan Pendampingan Pasca Pelatihan kami selaku Tenaga
Pendamping berharap kepada seluruh peserta Pelatihan Koperasi dan UKM agar dapat menerapkan dan
menjalankan setiap materi dan ilmu yang didapat pada saat pelaksanaan pelatihan agar setiap ilmu yang
didapat dapat bermanfaat untuk pengembangan dan kemajuan kegiatan usaha di Koperasi dan UKM yang
Serta berharap kepada seluruh peserta pelatihan Koperasi dan UKM yang melaksanakan Pelatihan
agar terus dan masih mau untuk berkoordinasi dengan Dinas dan kami selaku tenaga Pendamping agar
proses pendampingan bisa berjalan dengan baik dan lancar sebatas waktu yang ada dan dimiliki oleh kami
Selain itu melihat dari perkembangan pada saat pasca pelatihan para pelaku Koperasi dan UKM
sangat lumayan perkembangaannya, dimana hasilnya dapat dilihat dari pelaku Koperasi yang membuat
laporan secara manual sekarang pasca pelatihan sudah menggunakan sistem atau aplikasi secara
komputerisasi dan online dan untuk pengembangan usaha pada UKM sebagian mulai bergerak dan
lumayan perkembangannya untuk kemajuan dalam hal kegiatan usaha dan permodalan serta pemasaran
produk yang sudah mulai berkembang secara perlahan setiap sektor nya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat setelah melihat kondisi yang ada pada beberapa peserta
pelatihan yang mengikuti pelatihan dan yang didampingi ialah beberapa Koperasi yang ada belum
melaksanakan RAT yang mana permasalahannya pada laporan keuangan Koperasi yang tidak
berjalan dengan lancar, dan SDM serta pengetahuan tentang pemahaman Perkoperasian dan
Akutansi yang terbatas serta juga setiap peserta masih sangat membutuhkan Pelatihan lainnya
serta pendampingan dari tenaga Pendamping maupun Pembina dari Dinas Koperasi UKM,
Masalah lainnya mengenai pemahaman dan ilmu serta pengalaman tentang tata cara
berkoperasi dan mempunyai usaha yang masih minim, maka para peserta sangat masih berharap
bisa kembali dapat mengikuti Pelatihan atau Bintek lainnya yang dilaksanakan oleh Dinas
Kabupaten / Kota khususnya Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
SARAN
Setelah melihat pararan kesimpulan diatas, sebaiknya Koperasi dan UKM mulai harus
benar-benar membenahi manajemen keuangan serta pola kerja mereka dengan lebih baik dan
benar dan diharapkan kepada peserta masih sangat harus dan antusias apabila diperintahkan untuk
mengikuti pelatihan atau bintek yang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten Kota maupun Provinsi
guna menambah ilmu dan pengalaman para pelaku Koperasi dan UKM.