Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan

kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,

memperluas lapangan pekerjaan, meratakan pembagian pendapatan masyarakat,

meningkatkan hubungan ekonomi regional dan pergeseran struktur kegiatan

ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Sebagai implikasi

dari perkembangan ini, maka kesempatan kerja akan bertambah, tingkat

pendapatan meningkat dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi

(Sukirno dalam Soib, 2014)


Pembangunan merupakan salah satu proses multidimensional guna

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat dan institusional disamping tetap mengejar keseimbangan

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan

kemiskinan. Tujuan inti dari pembangunan ekonomi antara lain peningkatan

ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup,

peningkatan standar hidup (pendapatan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan

kualitas pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan

kemanusiaan) dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial. Kesenjangan

pembangunan yang merupakan salah satu realitas pembangunan yaitu terjadinya

1
perbedaan laju pertumbuhan antar daerah dan antar kawasan yang menyebabkan

terjadinya kesenjangan kemakmuran dan kemajuan antar daerah.


Salah satu aspek pembangunan di bidang ekonomi adalah

ketenagakerjaan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

bagi seluruh tenaga kerja. Taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja dikatakan

meningkat dan cenderung semakin baik apabila pendapatan yang diterimanya

juga semakin meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan hidup yang tidak

hanya kebutuhan primer saja (kebutuhan sandang, pangan dan papan) melainkan

kebutuhan sekunder (kebutuhan akan pendidikan, kesehatan serta gizi yang lebih

baik yang pada akhirnya akan menjadi kunci bagi terciptanya perekonomian

yang lebih baik, stabil dan kokoh).


Pertumbuhan ekonomi dikatakan ada apabila terdapat lebih banyak

output dan adanya perkembangan ataupun pembangunan ekonomi sehingga

terjadinya perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik

dalam menghasilkan output yang lebih banyak. Pertumbuhan dapat meliputi

penggunaan input lebih banyak dan lebih efisien guna mengetahui adanya

kenaikan output persatuan input yang deengan kata lain adanya persatuan input

tertentu dapat menghasilkan output yang lebih banyak. (Suparmoko dalam

Satria,2009).
Dengan demikian pembangunan ekonomi pada dasarnya ditujukan untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat. Kondisi ini tidak terlepas dari sejauh

mana keberhasilan pembangunan ekonomi yang diukur dengan besarnya

investasi yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik pihak swasta maupun

2
pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan demi menciptakan ataupun

meningkatkan pendapatan.
Provinsi Jambi terdiri atas 11 kabupaten/kota memiliki perbedaan latar

belakang antar wilayah. Perbedaan ini merupakan perbedan karakteristik alam,

sosial, ekonomi, dan sumber daya alam yang penyebarannya berbeda di setiap

kabupaten/kota. Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan salah satu

kabupaten di Provinsi Jambi, yang mana Kabupaten Tanjung Jabung Barat juga

merupakan penyumbang PDRB guna pembangunan di Provinsi Jambi.


Salah satu sektor ekonomi yang masih banyak diminati oleh pencari

kerja dalam menyerap tenaga kerja yaitu sektor industri. Di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat, sektor industri masih menjadi andalan dalam mengatasi

pengangguran dan menjadi sektor yang cukup berperan terhadap PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto). Dari Tahun 2004, sektor industri pengolahan sangat

berkontribusi terbesar kedua dalam menyumbang PDRB sampai dengan saat ini

tetap menjadi penyumbang PDRB terbesar kedua.


Berdasarkan data PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat menurut

lapangan usaha pada Tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa pada sektor industri

pengolahan selalu mengalami penurunan yang semula 31,26 persen pada tahun

2004 menjadi 26,35% ditahun 2009, dan terus mengalami penurunan sebesar

24,52% pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan yang signifikan

pada sektor pertambangan dan penggalian.


Perindustrian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari tahun ke tahun

relatif mengalami peningkatan jumlah unit usahanya, tidak terkecuali juga

dengan peningkatan terhadap jumlah tenaga kerja. Industri pengolahan atau

3
manufaktur merupakan sektor yang mampu memberikan kontribusi terbesar

dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dari 693 Unit Perusahaan pada Tahun 2004 menjadi 1.307 pada Tahun

2013.(Lihat Tabel 1.2). Menurunnya jumlah pada sektor industri pengolahan

pada PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat diiringi dengan semakin

menurunnya penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, hal

ini dapat dilihat dengan semakin menurunnya tingkat penyerapan tenaga kerja

dari tahun ke tahun, sementara jumlah penduduk bekerja yang berusia 15 tahun

keatas.
Pengaruh perkembangan industri pengolahan di Kabupaten tanjung

Jabung Barat sangat berfluktuasi sehingga berimbas pada angka kesempatan

kerja, yang semula pada tahun 2004 angka kesempatan kerja berjumlah 4.660

orang mengalami penurunan menjadi 2.982 orang atau sebesar 6,23% pada

tahun 2009 sementara pada tahun 2013 cukup mengalami kenaikan sebanyak

649 orang dari tahun 2009.


Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari meningkatnya

pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Penyusunan

PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi,

pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga

konstan (riil).
Berdasarkan perkembangan kontribusi industri pengolahan terhadap

penyerapan tenaga kerja dan besarnya distribusi persentase sektor industri

pengolahan menunjukkan besarnya peranan sektor industri pengolahan terhadap

peningkatan ekonomi daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Namun, data

4
penurunan tersebut perlu dianalisis terlebih dahulu sehingga menarik minat

penulis untuk melakukan penelitiannya dalam bentuuk skripsi yang selanjutnya

penelitian tersebut diberi judul :” PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI

PENGOLAHAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA”.

1.2. Perumusan Masalah


Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan bagian dari wilayah

Provinsi Jambi, guna menghadapi era globalisasi ini sudah selayaknya bahwa

Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat perlu memperhatikan

sektor-sektor yang menjadi salah satu sektor peranan penting dalam

meningkatan pertumbuhan ekonomi yaitu sektor industri pengolahan, sehingga

sektor ini memberikan handil besar dalam penyerapan tenaga kerja di wilayah

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.


Melalui tolak ukur dari latar belakang dan uraian diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah :


1. Bagaimana perkembangan kontribusi lapangan usaha industri pengolahan di

wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2004-2013?


2. Bagaimana perkembangan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kabupaten

Tanjung Jabung Barat 2004-2013?


3. Bagaimana pengaruh perkembangan industri pengolahan terhadap

penyerapan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2004-

2013?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk melihat perkembangan kontribusi lapangan usaha industri pengolahan

di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2004-2013.


2. Untuk melihat perkembangan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kabupaten

Tanjung Jabung Barat 2004-2013.

5
3. Untuk melihat pengaruh perkembangan industri pengolahan terhadap

penyerapan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2004-

2013.

1.4. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Akademisi
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peneliti selanjutnya dan

pengembangan ilmu pengetahuan di waktu yang akan datang.

2. Bagi Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Sebagai bahan acuan atau masukkan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten

Tanjung Jabung Barat dalam membuat rencana dan regulasi tentang tenaga

kerja agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan guna penyerapan tenaga

kerja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1. Landasan Teori.
2.1.1. Pengertian Industri
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan

kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang

pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri

umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi

kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian,

perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.

Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi,

budaya, dan politik.(wikipedia,2015)


Ada beberapa pendapat yang dikutip dalam Ratnaningsih diantaranya

adalah :
a. Menurut Teguh (2010) bahwa pengertian industri adalah kumpulan

perusahaan yang menghasilkan barangg sejenis yang mempunyai

nilai tambah seperti mengelola barang mentah menjadi barang jadi

dengan tujuan pembentukan pendapatan.


b. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002) bahwa sebuah industri biasanya

digambarkan dengan suatu tempat yang terdapat banyak pabrik atau

banyak peruusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan

setengah jadi atau mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi,

ataupun menolah bahan jadi menjadi bahan yang mempunyai nilai

tambah.
c. Dari poin a dan b diatas dapat disimpulkan bahwa kumpulan

perusahaan yang memproduksi barang sejenis atau homogen,

7
perusahaan tersebut mengolah barang mentah menjadi barang jadi

yang mempunyai nilai tambah.


Menurut BPS dalam Yusnanto (2010), industri merupakan perusahaan atau

usaha industri yang merupakan satu unit (kesatuan usaha) melakukan kegiatan

ekonomi, yang bertujuan menghasilkan barangg/jasa yang terletak pada suatu

bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri

mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang

bertanggungjawab atas resiko usaha tersebut.


Sedangkan menurut Dumairy dalm Yusnanto (2010) industri mempunyai

dua pengertian : 1). Industri dapat berupa himpunan perusahaan-perusahaan

sejenis, 2). Industri dapat menuju pada suatu sektor ekonomi yang didalamnya

terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi

atau setengah jadi.


Masih menurut BPS dalam Yusnanto (2010), pengelompokkan industri

berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, industri dikelompokkan

menjadi empat bagian, yaitu :


a. Industri Besar; Jika mempekerjakan 100 orang atau lebih tenaga kerja
b. Industri Sedang; Jika mempekerjakan 20-99 orang tenaga kerja
c. Industri Kecil; Jika mempekerjakan 5-19 orang tenaga kerja
d. Industri Kerajinan Rumah Tangga; jika mempekerjakan 1-4 orang

tenaga kerja
2.1.2. Klasifikasi Industri
Industri dapat diklasifikasikan berdasarkan SK Menteri Perindustrian

Nomor 19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi :


1. Industri Kimia Dasar
2. Industri Mesin dan logam dasar
3. Industri kecil
4. Aneka industri

8
Sementara industri dapat juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga

kerja, antara lain :


1. Induustri Rumah Tangga
Industri yang jumlah karyawan/tenaga kerjanya berjumlah antara 1-4

orang.
2. Industri Kecil
Industri yang jumlah karyawan/tenaga kerjanya berjumlah antara 5-

19 orang.
3. Industri Sedang
Industri yang jumlah karyawan/tenaga kerjanya berjumlah antara 20-

99orang.
4. Industri Besar
Industri yang jumlah karyawan/tenaga kerjanya berjumlah antara

100 orang atau lebih.


Industri dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis nya, diantaranya

adalah :
1. Ilmea Formal
2. Ilmea Non Formal
3. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Formal
4. Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan Non Formal
5. Industri Menengah
2.1.3. Pengertian Industri Pengolahan
Kategori industri pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidnag

perubahan kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk

baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan,

perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri

pengolahan lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari

barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan.


Sementara menurut istilah BPS dalam media BPR.com Industri

Pengolahan adalah industri yang didefinisikan sebagai unit produksi yang

menyangkut kegiatan ekonomi, produksi barang atau jasa, yang bertempat di

9
suatu bangunan atau lokasi tertentu, keeping business records concerning

struktur upah dan produksi, dan mempunyai satu orang atau lebih yang

bertanggung jawab atau menanggung risiko dari kegiatan tersebut.


Jasa industri yang terkait erat dengan industri pengolahan atau manufaktur

adalah : (Irsan Azhary Saleh dalam Yusnanto,2010)


a. Jasa Teknik yang mendukung terbangunnya instalasi produksi, pabrik

ataupun dibuatnya alat produksii yang siap menghasilkan jasa yang

bisa dijual (alat transportasi), yaitu jasa konsultasi pembangunan

proyek industri, jasa desain dan engineering pabrik (rancang bangun

kapal laut, kapal terbang, kereta api, mobil) dan jasa konstruksi

pabrik.
b. Jasa teknik yang menunjang pembuatan alat mesin atau mesin

produksi, yaitu desain dan rekayasa mesin atau peralatan pabrik.


c. Jasa teknik yang menunjang pembuatan bahan konstruksi dasar,

misalnya jasa litbang industri, jsas pengujian mutu bahan atau barang,

jasa kalibrasi alat ukur.


2.1.4. Teori Investasi
Keuangan sebagai sumber penggerak pembangunan sangat memegang

peranan penting, untuk itu setiap tahun harus diupayakan peningkatannya.

Sumber penerimaan keuangan daerah sangat ditentukan oleh kemampuan

pemerintah daerah dalam menggali potensi yang ada di daerah, baik sumber

daya alam mauupun sumber daya manusianya.


Menurut Tjokroamidjojo dalam Zuhri (2009) bahwa sumber-sumber

keuangan daerah dapat dikemukakan sebagai berikut : 1). pendapatan melalui

pajak yang sepenuhnya diserahkan kepada daerah atau yang bukan menjadi

kewenangan pemerintah pusat dan masih ada potensinya didaerah, 2).

10
Penerimaan dari jasa-jasa penerimaan daerah, 3). Pendapatan yang diperoleh

dari keuntungan perusahaan daerah, 4). Penerimaan daerah dari perimbangan

keuangan antara pusat dan pemerintah daerah, 5). Pendapatan daerah karena

pemberian subsidi secara langsung atau yang penggunaannya ditentukan untuk

daerah tersebut, 6). Pemberian bantuan dari pemerintah pusat yang bersifat

khusus karena keadaan-keadaan tertentu dan 7). Penerimaan-penerimaan daerah

yang didapat dari pinjaman-pinjaman yang dilakukan pemerintah daerah.


Selain penerimaan yang bersumber dari yang disebutkan diatas, upaya

penggalian dana bagi pembangunan daerah dapat bersumber dari investasi dana

masyarakat dan badan usaha, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang

berasal dari luar negeri. Dana yang berhasil dihimpun tersebut yang dikenal

dengan nama investasi.


Ada beberapa pengertian investasi menurut beberapa ahli dalam zuhri

(2009) :
a. Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau

mempertahankan persediaan kapital. Jadi investasi merupakan

pengeluaran yang menambah persediaan kapital. (Suparmoko, 2001)


b. Pengertian investasi dilihat dari sisi penggunaan barang merupakan

nilai semua penggunaan baang modal yang dapat menghasilkan suatu

unit output dan berumur lebih dari satu tahun


c. Investasi memberi pengertian sebagai : 1). Pembelian saham-saham

setelah dilakukan analisa akan menjamin modal yang dilettakkan

guna memberikan hasil yang memuaskan, 2). Sebagai kegiatan dalam

ekonomi untuk pembelian alat-alat produksi termasuk benda-benda

untuk dijual.

11
d. Sementara menurut Boediono (1992) bahwa investasi sebagai

pengeluaran oleh sektor produsen untuk pembelian barang dan jasa

untuk menambah stok di gudang atau pabrik.


e. Menurut Sukirno (2004) harus memperhatikan beberapa faktor yaitu :

1). tingkat bunga, 2). ramalan mengenai keadaan masa yang akan

datang, 3). Perubahan dan perkembangan teknologi, 4). Tingkat

pendapatan nasional, dan 5). Keuntungan yang inginn diicapai oleh

perusahaan-perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, investasi juga adalah suatu komponen dari PDB

dimana PDB tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


PDB = C+I+G+(X-M)
Fungsi investasi pada aspek tersebuut dibagi pada investasi non

resindential (seperti pabrik, mesin, dll) dan investasi resindential (rumah baru).

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan

kaitannya I=(Y,i) suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi

yang lebih besar, diaman tingkat suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan

minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan

dengan meminjam uang.


Invetasi tidak selamanya berdampak positif pada investor, bisa juga

berdampak negatif seperti apabila investasi tersebut mengalami kegagalan yang

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor keamanan (baik dari

bencana alam atau dikaitkann dengan faktor manusia), keterlibatan hukum dan

lain-lain.
2.1.5. Unit Usaha
Unit usaha merupakan jumlah perusahaan industri yang melakukan operasi

dapat dihitung dalam satuan unit usaha. Atau unit usaha bisa didefenisikan dari

12
segi tempat beroperasinya unit usaha tersebut maka unit usaha adalah suatu

kegiatan ekonomi/unit usaha yang beroperasi pada suatu sektor tertentu.


Perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor dalam

melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan

mereka mencapai jumlah yang maksimum. Adapun pihak yang terlibat dalam

kepentingan perusahaan adalah pemilik modal yang menanamkan kekayaannya

di perusahaan.
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa perusahaan dapat diartikan sebagai

berikut :
1. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik

swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh

dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.


2. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus

dan mempekerjakan orang lain dengan membayarr upah atauu

imbalan dalam bentuk lain.


Menurut sukirno (2012) organisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi

kepada tiga bentuk organisasi yang pokok, yaitu :


1. Perusahaan Perseorangan.
Organisasi perusahaan yang terbanyak juumlahnya dalam setiap

perekonomian, tetapi sumbangannya kepada keseluuruhan produksi

nasional tidaklahh terlalu besar (jauh lebih kecil dari perusahaan

perseroan terbatas) karena kebanyakan dari usaha tersebut dilakukan

secara keccil-kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula

halnya dengan hasil produksi dan penjualannya.

13
2. Perusahaan Perkongsian atau Firma.
Organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang, mereka

bersepakat untuk secara bersama-sama menjalankan suatu usaha dan

membagi keuuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah

disepakati bersama.
3. Perseroan Terbatas.
Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya,

organisasi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk

perusahaan yang paling penting. Tiga jenis organisasi perusahaan di atas adalah

organisasi perusahaan yang meliputi sebagian besar perusahaan yang ada di

berbagai perekonomian. Ada sedikit perbedaan bentuknya dibandingkan jenis

perusahaan diatas, yaitu :


1. Perusahaan Milik Negara.
Perusahaan ini lebih diikenal sebagai BUMN (Badan Usaha Milik

Negara). Perbedaannya yaitu 1). Saham-saham dari perusahaan negara

adalah dimiliki oleh pemerintah, 2). Pengurus perusahaan juga diangkat

dan diberhentikan oleh pemerintah, dan 3). Biasanya berkecimpung di

kegiatan ekonomi
2. Perusahaan Koperasi.
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk

mencari keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para

anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan menjadi tiga jenis : 1).

Koperasi Konsumsi yaitu menjalankan kegiatan membeli barang-barang

dan kemudian menjualnya kepada para anggota serta keuntungan yang

didapat akan dibagikan kepada anggota, 2). Koperasi Produksi yaitu

berusaha membbeli hasil produksi para anggotanya agar dapat dijual

14
dengan harga tinggi dan tidak ditindas oleh para tengkulak, dan 3).

Koperasi Kredit yaitu badan pinjam-meminjam yang meminjamkan uang

kepada para anggotanya dengan tingkat bunga yang relatif rendah.

2.1.6. Upah
Pengertian upah menurut PP 0.8/1981 adalah suatu penerimaan sebagai

imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang

telah atau akan dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang

ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan

itu sendiri maupun untuk keluarganya.(Sumarsono,2003).


Sukirno (2012) mengartikan upah secara teori ekonomi adalah pembayaran

yang diperoleh berbagi bentuk jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga

kerja kepada pengusaha atau sebagai pembayaran ke atas jasa-jasa fisik maupun

mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha.


Menurut ahli ekonomi ada dua perbedaan pengertian upah :
1. Upah Uang.
Yaitu jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha

sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang

digunakan dalam proses produksi.


2. Upah Riil.
Yaitu tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah

tersebut membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan para pekerja.

Gambar 2.1 Penentuan Upah di Pasar Tenaga Buruh

Tingkat Upah

W1 E1

W0 15 E0
MRP1=D1

MRP0=D0
2.1.1. 0 Kerja
Kesempatan S
Kesempatan kerja adalah kesempatan
Jumlah Tenagatersedia
yang Kerja atau lowongan yang

tersedia sebagai akibat dari adanya pertambahan kesempatan kerja baik yang

telah terisi maupun yang masih lowong. Sementara menurut Dinsosnakertrans

istilah kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan

pekerjaan/kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan

ekonomi (produksi). Dapat disimpulkan bahwa kesempatan kerja mencakup

lapangan pekerjaan yang sudah terisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih

lowong. Dari pekerjaan yang masih lowong tersebut kemudian timbul kebutuhan

akan tenaga kerja, dan ini yang dibutuhkan oleh instansi/perusahaan/lembaga

penerima tenaga kerja pada berbaggai tingkat baik itu tingkat upah, posisi dan

syarat kerja tertentu. Biasanya lowongan kerja yang dibutuhkan dapat

dipromosikan ke media cetak,media elektronik, maupun selebaran-selebaran.


Dengan kesempatan kerja yang merata, maka pembagian pendapatan pun

merata yang dirasakan sebagai unsur keadilan. Pemerataan kesempatan kerja

yang berarti sumber pendapatan, akan menjamin mereka bisa memenuhi akan

kebutuhan sandang, pangan dan perumahannya, sekaligus kesempatan untuk

memenuhi akan pendidikan, pelayanan kesehatan serta kesempatan akan

membuka lapangan usaha bagi orang lain. (Ramsyarni,2009)

2.2. Pengertian Tenaga kerja, Angkatan Kerja dan Pengangguran.

1. Tenaga Kerja

16
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan

pekerjaan dengan jumlah produktif yaitu 15-64 tahun yang sedang

bekerja maupun sedang mencari pekerjaan.


Adapun usia produktif tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Bukan Angkatan Kerja
Penduduk usia produktif yang tidak bersedia bekerja atau belum

bekerja. Contoh, Pelajar ataupun mahasiswa yang masih aktif.


b. Angkatan Kerja
Penduduk usia produktif yang sudah mempunyai pekerjaan atau

sedang mencari pekerjaan.


Faktor-faktor yang mempengaruhi kwantitas dan kwalitas tenaga kerja :
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan tenaga kerja.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akan tenaga kerja.
3) Pasar kerja dimana terjadi proses mempertemukan lowongan kerja

dan pencari kerja.


4) Masalah-masalah yang timbul dalam aspek a, b dan c.
5) Alternatif-alternatif kebijaksanaan yang perlu diambil untuk

memcahkan masalah-masalahh tersebut.


2. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang

bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab,

seperti petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang

cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai

pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan/mengharapkan dapat

pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran.


Untuk mengetahui banyaknya jumlah angkatan kerja yang dapat diserap

oleh pasar kerja, biasanya dipakai suatu ukuran yang dinamakan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang dipilah berdasarkan

kepentingannya, apakah menurut jenis kelamin, usia, dan lapangan kerja.

17
∑ Angkatan Kerja
∑ Tenaga Kerja
Besarnya TPAK dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :
TPAK = X 100%
3. Pengangguran.
Angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran ini akan merugikan negara dan akan memberatkan

keluarga karena kebutuhannya menjadi beban keluarga yang sudah

bekerja.
Pengangguran terjadi karena ketidaksesuaian antara permintaan dan

penyediaan dalam pasar kerja. Bentuk ketidaksesuaian pasar kerja :


a. Pengangguran Friksional.
Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam

mempertemukan pencarii kerja dan lowongan kerja yang ada.


b. Pengangguran Musiman.
Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim
c. Pengangguran Siklikal.
Pengangguran yang terjadi akibat siklus alam bahkan gejala biologis

sesuai dengan konjungtur atau Business Cycles.


d. Pengangguran Struktural.
Pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur atau

komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian

memerlukan perubahan dalam ketrampilan tenaga kerja yang

dibutuhkan, sednagkan pihak pencari kerja tidak mampu

menyesuaikan diri dengan ketrampilan baru tersebut.


e. Pengangguran Teknologis.
Pengangguran yang terjadi akibat perubahan arus teknologi yang

terlalu cepat.
f. Pengangguran karena kurangnya Permintaan Agregat.

18
Pengangguran yang terjadi akibat perubahan permintaan terhadap

barang dan jasa yang semakin lesu, sehhingga menimbulkan

kelesuan pada permintaan tenaga kerja.


Sektor formal dapat diartikan sebagai usaha yang dimiliki oleh badan

usaha dengan memiliki tenaga kerja, sedangkan sektor informal adalah usaha

yang dilakukan sendiri atau dibantu oleh pihak lain atau pekerja bebas serta

pekerja yang tidak dibayar. Penggolongan penduduk dapat dilihat pada bagan

ketenagakerjaan (gambar2.2)
Gambar 2.2 Diagram Ketenagakerjaan

Penduduk Usia Kerja

Bukan Angkatan Kerja Angkatan Kerja

Bekerja Mencari
pekerjaan

2.3. Perkembangan Sektor Industri Terhadap Kesempatan Kerja


SektorSetengah
industri memegang peranan pentingPernah
Bekerja dalam penyerapan tenaga
Belum kerja
Pernah
Menganggur Penuh Bekerja Bekerja
dikarenakan sektor industri dapat berperan sebagai penggerak pertumbuhan

ekonomi dan secara otomatis dapat meningkatkan daya serap tenaga kerja
Mengurus Sekolah Lainnya
sehingga pembangunan
Rumah Tangga industri tersebut secara langsung akan merangsang

penyerapan tenaga kerja bagi pengangguran, yang kemudian akan berpengaruh

juga terhadap pembangunan ekonomi disuatu negara.


Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja dapat diartikan bahwa peluang

atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga

semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat

19
memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian/bakat dan keterampilan yang

milikinya. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang

menggambarkan/ketersediaan pekerjaan atau dapat diartikan lapangan kerja

untuk diisi oleh para pencari kerja.


Salah satu alasan utama yang melandasi pentingnya berbagai sektor

industri adalah besarnya potensi yang dimiliki dalam membarikan andil bagi

penyerapan kesempatan kerja, sehingga tersirat pemikiran optimis terhadap

pembangunan sektor industri guna mengingat besarnya potensi tenaga kerja

yangg banyak, murah dan berdaya tinggi. Pemerintah menyadari akan

keunggulan sektor industri ini, sehingga pemerintah selalu mendorong kegiatan

di sektor ini baik dari segi perbaikan mutu dan produktivitas, dikarenakan cukup

memberikan peranan yang berarti bagi pembangunan ekonomi terutama dalam

mengatasi angka pengangguran.


Dengan meningkatnya sektor industri ini maka diharapkan dapat

meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan para pengangguran,

yang pada akhirnya angka pengangguran di sektor ini semakin berkurang.

Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan tersebut menunjukkan bahwa

angka perekonomian itu tumbuh dan sehat.


Pendapat Dumairy dalam Zamrowi (2007) bahwa produk-produk

industrial selalu memiliki “dasar tukar” (Term of trade) yang tinggi atau lebih

menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yangg besar dibandingkan

produk-produk sektor lain. Sejalan dengan ini, maka peran sektor industri

pengolahan semakin penting, sehingga sektor industri pengolahan mempunyai

20
peranan sebagai sektor pemimpin (Leading Sector) di sektor industri secara

umum.

2.5. Penelitian Terdahulu


Melengkapi penelitian ini, Ayu Savitri Gama (2007) juga telah melakukan

penelitian dengan menggunakan model regresi sederhana (OLS) tentang

“Disparitas dan Konvergensi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per

Kapita Antar Kabupaten/Kota di Propinsi Bali”. Hasil Kesimpulan nya bahwa

Disparitas PDRB Per kapita antar kabupaten/kota termasuk kriteria ketimpangan

tinggi, PDRB perkapita tidak mengalami konvergensi, faktor yang signifikan

yang mempengaruhi disparitas adalah jumlah penduduk yang bekerja sedangkan

tingkat pendidikan dan investasi fisik tidak signifikan, sedangkan faktor yang

signifikan mempengaruhi konvergensi PDRB perkapita adalah faktor PDRB

perkapita awal dan investasi fisik, sedangkan yang tidak segnifikan tingkat

pendidikan dan penduduk yang bekerja.


Neni Pancawati (2000) dalam penelitiannya “Pengaruh Rasio Kapital

Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Stock Kapital dan Pertumbuhan Penduduk

terhadap GDP Indonesia”, dengan menggunakan metode OLS, variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan Output (Y). Adapun untuk

variabel independen yang digunakan yaitu rasio kapital tenaga kerja, tingkat

pendidikan, perubahan stok kapital dan pertumbuhan penduduk Hasil

kesimpulannya bahwa :
a. Rasio tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

output.
b. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan output.

21
c. Perubahan stock kapital berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan output.
d. Pertumbuhan penduduk berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan positif
M. Taufik Zamrowi (2007) dalam penelitiannya “Analisis Penyerapan

Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi Di Industri Kecil Meubel Di Kota

Semarang)”, adapun metode yang digunakan adalah regresi linier berganda yang

menjadii variabel dependen yaitu penyerapan tenaga kerja sedangkan variabel

independen adalah tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal dan

pengeluaran tenaga kerja non upah. Hasil Kesimpulannya adalah :


a. Variabel upah/gaji berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

permintaan tenaga kerja.


b. Variabel produktivitas berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap permintaan tenaga kerja.


c. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

permintaan tenaga kerja.


d. Variabel non upah sentra berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap terhadap permintaan tenaga kerja.


e. Secara simultan atau bersama-sama variabel non upah, modal,

tingkat upah atau gaji dan produktivitas mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan.


f. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi penyerapan

tenaga kerja pada industri kecil mebel di kota semarang adalah

variabel modal.

2.6. Kerangka Pemikiran


Perkembangan sektor industri pengolahan di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap penyerapan tenaga

22
kerja yang cukup besar mengingat persentase pencari kerja cukup

mencengangkan. Pembangunan disuatu daerah tidak terlepas dari meningkatnya

pertumbuhan ekonomi yang baik, salah satu sektor dari PDRB yang mempunyai

peranan yang cukup besar salah satunya adalah dari sektor industri pengolahan.

Sektor industri pengolahan dikatakan punya peranan yang cukup besar

dikarenakan merupakan urutan kedua sebagai penyumbang PDRB di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat sehingga sektor industri pengolahan juga merupakan

sektor yangg dapat menyerap tenaga kerja Berdasarkan asumsi bahwa variabel-

variabel yang menjadi salah satu tumpuan guna pembangunan daerah, sehingga

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka sektor industri pengolahan dan

pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat, maka dapat disusun oleh suatu kerangka pemikiran sebagaimana pada

Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Model Kerangka Pemikiran

Pembangunan Daerah
Pertumbuhan Ekonomi

Sektor Industri Pengolahan

BAB III
Penyerapan Tenaga Kerja
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

23
Untuk melengkapi data dan referensi yang diperlukan dalam penyusunan

penelitian ini, maka salah satu cara yang ditempuh adalah studi pustaka (Library

research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari

berbagai dokumen, buletin, artikel-artikel, browsing internet dan karya ilmiah

(skripsi) sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini guna mendapatkan

data sekunder.

3.2. Jenis Data


Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang dihimpun dari

berbagai lembaga pengumpul dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna

data. Pada penelitian ini data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Kabupaten Tanjung Jabung Barat (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dan Penanaman Modal Kabupaten Tanjung Jabung Barat

(BAPPEMDAL).

3.3. Metode Analisis


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk

memberikan gambaran sistematis dan faktual mengenai gejala dan fakta dari

setiap variabel penelitian. Dari hasil metode ini didapatkan gambaran tentang

elastisitas kesempatan kerja di industri pengolahan di wilayah Kabupaten

Tanjung Jabung Barat. Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam tulisan

ini adalah sebagai berikut :

24
1. Untuk melihat perkembangan kontribusi lapangan usaha industri

pengolahan perkembangan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kab.

Tanjung Jabung Barat 204-2013 adalah sebagai berikut :


PK =
Kt :– Kt -1
Keterangan
PK = Perkembangan
Kt -1 Kontribusi Lapangan Usaha
Kt = Kontribusi pada tahun tertentu
Kt-1 = Kontribusi pada tahun sebelumnya
2. Untuk melihat perkembangan penyerapan tenaga kerja di wilayah Kab.

Tanjung Jabung Barat 204-2013 adalah sebagai berikut :


PP =
P – Pt -1
Keterangan :t
PP Pt -1
= Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja
Pt = Penyerapan Tenaga Kerja pada tahun tertentu
Pt-1 = Penyerapan Tenaga Kerja pada tahun sebelumnya
3. Untuk menghitung pengaruh perkembangan industri pengolahan terhadap

penyerapan tenaga kerja di wilayah Kab. Tanjung Jabung Barat 2004-2013

adalah sebagai berikut :


Rumus Regresi : Y =a +bx
Keterangan :
Y = Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja
a = Konstanta
b = Koefisien Variabel
x = Jumlah Industri Pengolahan

3.4. Operasional Variabel


Yang menjadi variabel dalam penelitian ini antara lain :
1. Jumlah Investasi.
Yaitu berapa banyaknya jumlah investasi yang dihasilkan pada sektor

industri pengolahan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari tahun

2004-2013.
2. Jumlah Unit Usaha.

25
Yaitu berapa banyaknya jumlah perusahaan yang dapat menampung

tenaga kerja yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari tahun

2004-2013.
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Yaitu besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat diserap berdasarkan

sektor industri pengolahan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dari tahun 2004-2013.

26

Anda mungkin juga menyukai