3.1 Pendahuluan
Banyak pengusaha pemula di Indonesia yang berusaha membuat usahanya
semakin dikenal sampai manca Negara, seperti model baju kekinian atau bisa makanan
instan yang bisa dijual melalui situs belanja online atau dijual di rumahan. Disitu bisa
memunculkan banyak pekerja dan cabang untuk membuka usaha atau konfeksi lainnya
yang tidak kalah menariknya. UKM (Usaha Kecil Menengah) memiliki Kriteria usaha
kecil adalah ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukannya oleh perorangan
atau badan. Usaha yang bukan anak dari perusahaan atau bukan dari cabang perusahaan
yang nantinya akan dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
pengusaha atau cabang perusahaan yang dimiliki dan dikuasai. Pengusaha pemula adalah
wirausaha yang merintis usahanya dari kecil hingga berkembang menjadi besar dan
memiliki banyak cabang serta menuju pengusaha mapan dan usahanya bisa terdaftar pada
sistem perizinan terintegrasinya secara elektronik. Namun dengan itu, seorang pengusaha
pemula harus memiliki mental yaitu seperti percaya diri, yakin, tidak takut gagal, tidak
anti perubahan dan tidak membandingkan dirinya dengan orang lain kecuali
membandingkannya untuk berusaha mengembangkan atau sekedar mengevaluasi
usahanya dengan tujuan agar lebih berkembang baik.UKM ( Usaha Kecil Menengah)
memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional, berperan dalam pertumbuhan
ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja dalam pendistribusian hasil pembagunan. Maka
dari itu, UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UKM
juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar sebab UKM di Indonesia
1
merupakan jantung perekonomian Indonesia. Karena banyak orang di Indonesia merintis
UKM, bahkan hampir semua orang Indonesia menekuni UKM sebagai bisnis sampingan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan definisi tentang UKM, UKM
merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang,
sedangkan Keputusan Mentri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
1994, Usaha kecil Menengah didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang
telah melakukan kegiatan usahanya yang mempunyai penjualan atau omset pertaun
setinggi RP. 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari: bidang
usaha (Fa, CV,PT dan koperasi) dan perorangan (Pengrajin atau industri rumah tangga,
petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).
Karakteristik UKM di Indonesia adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini
disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya,
mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan
bunga tinggi dan tidak terlibat dalam hal birokasi. Arti birokasi yaitu cara bekerja.
Usaha Kecil Menengah adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat
berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Disamping itu, UKM
mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu bisa
dilihat dari adanya kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PBD) Indonesia yang
meningkat setiap tahunnya. Dari adanya kejadian krisis ekonomi yang sempat terjadi di
Indonesia, banyak usaha berskala besar mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya,
sektor UKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut karena UKM
memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga mempunyai peran membantu
menstabilkan kebutuhan masyarakat menengah. Keberadaan UKM yang berdampak
dengan besarnya tenaga kerja yang dapat diserap merupakan hal yang positif bagi
2
perekonomian Indonesia. Maka dari itu perlu upaya bagaimana cara UKM dan pengusaha
pemula bisa berkembang. Artinya bagaimana carana pemerintah didalamnya ikut
berperan untuk kemajuan UKM dan pengusaha pemula misal pemerintah berperan dalam
proses mengembangkan usaha, perguruan tinggi dapat memberikan pemikiran inovasi-
inovasi terutama inovasi teknologi untuk UKM, sedangkan pengusaha besar mampu
memberikan bantuan pelatihan dan teknologi yang canggih untuk para UKM dan
Pengusaha pemula. Maka dari itu, jangan samakan UKM dan pengusaha pemula di
daerah desa dan kota besar. Mungkin saja tingkatan pendidikan para pemilik UKM dan
pengusaha pemula di setiap daerah tidak sama. Serta para pemerintah, perguruan tinggi
dan pengusaha besar bisa membantu minciptakan mata rantai dari usaha kecil menengah
dan pengusaha pemula.
Macam UKM dan Pengusaha Pemula (PP) antara lain meliputi: Usaha dagang
atau ritel, seperti toko, warung, mini market. Industri kecil menengah.
Pertanian, dari mulai bercocok tanam, penanganan pascapanen, dan pemasarannya.
Kerajinan tradisional.
Usaha hotel atau penginapan bertaraf kecil, misalnya hotel melati.
Pariwisata.
Peternakan atau perikanan.
Percetakan atau penerbitan.
Mebel atau alat rumah tangga.
Macam-macam usaha jasa.
Pedagang kaki lima (PKL), dan Iain-lain.
Kriteria Usaha Kecil secara formal didefinisikan di dalam, UU No. 9 Tahun
1995 dalam pasal 5 sebagai berikut:
1 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000;
3 Milik warga negara indonesia;
4 Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau berafili baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
menengah atau usaha besar;
3
5 Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha, badan hukum, atau badan usaha
yang berbadan hukum termasuk koperasi.
4
dalam sebuah organisasi lapangan kerja yang sering disebut karyawan. SDM disini
memiliki peran yang penting bahkan paling berharga dalam sebuah usaha suatu
perusahaan, karena tanpa adanya tenaga dari manusia maka perusahaan tidak akan dapat
menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Maka dari itu, hubungan SDM
dengan UKM disitu memiliki peranan yang sangat erat karena sumber daya berupa tenaga
kerja yang dimiliki oleh setiap individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal suatu pekerjaan sehingga akan lebih cepat dan mudah mencapai tujuan
bersama dari pengusaha, karyawan dan masyarakat.
Selain adanya masalah keuangan dalam melakukan usaha kecil menengah, tidak
kalah pentingnya masalah dari manusianya sebagai pelaku sebuah bisnis. Masalah SDM
dalam bisnis antara lain kurangnya disiplin dan mentaati aturan yang telah dibuat,
kurangnya pengetahuan mengenai teknologi informasi, kurang tahu atau belum pahamnya
seorang pegawai atas pentingnya kualitas atau mutu suatu produk, latar belakang
pendidikan yang kurang mendukung, cepat merasa puas dan kurang memiliki rasa ingin
tahu atau tidak mau merasa penasaran akan hal-hal baru diluar sana yang berkembang
mengikuti zaman, banyak pemimpin yang kurang mempunyai leadership, boros dan
konsumtif, kurang mampu dalam membuat perencanaan atau perencanaan kurang jelas,
kurang perduli dengan kesepakatan dalam kerja sama, dan lain sebagainya. Hal ini dapat
memberi efek ke daya saing produk, produktivitas, maupun pendetaan. Hal ini yang
mampu mengacu ke UKM karena UKM secara umum masih menghadapi kendala dari luar
maupun dalam. Kendala itu antara lain redahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya
penguasaan teknologi, rendahnya kemampuan akses sumber daya ekonomi, kurangnya skill dan
jiwa kewirausahaannya.
5
usaha. Ada juga empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
dunia usaha yaitu perlu adanya merintis usaha baru (Starting), memasuki bisnis keluarga, kerja
sama manajemen (Franchising), dan membeli perusahaan orang lain (buying).
6
4 Mau memberikan penyuluhan dan informasi yang menyangkut masalah pasar, bahan
baku, teknologi, dan Iain-lain, pada UKM.
5 Memberikan solusi kepada UKM yang layak mendapatkan kucuran kredit tetapi
tidak memiliki agunan yang memadai sesuai dengan besarnya kredit yang bisa
diterima.
6 Memberikan pelatihan dan bimbingan manajemen perusahaan.
7 Membantu membangun jaringan dan mitra bisnis.
Memanfaatkan jasa konsultan (outsourcing) mitra bank dalam pembinaan UKM,
terutama dalam penilaian kelayakan usaha untuk mendapat kucuran kredit dari bank
tersebut, dan juga memberikan penyuluhan-penyuluhan yang diperlukan agar usahanya
maju dan berkembang. Sebanyak 61% dari sekira 40 juta unit usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) yang ada di Indonesia hingga saat ini belum mendapat akses
perbankan. Selain itu, harapan untuk bisa memajukan salah satu pilar ekonomi yang tetap
eksis di tengah krisis ekonomi Indonesia, masih dihadapkan dengan masalah perizinan
dan jaminan.
8
6 Membantu memberi saran-saran pada pengelolaan UKM yang sedang berjalan, baik
teknis maupun nonteknis, misalnya tentang administrasi, hukum, HAKI, keuangan,
akuntansi, pajak-pajak, kredit, dan sebagainya.
7 Menjadi koordinator dalam promosi, pameran, secara bersama-sama oleh beberapa
UKM, baik di dalam maupun di luar negeri dalam rangka mengembangkan pasar dan
menghubungkan mereka dengan calon pembeli.
8 Untuk usaha-usaha sejenis, para UKM dibantu untuk dapat bergabung dengan
membentuk dan mengembangkan koperasi yang sehat. Misalnya dalam pengadaan
bahan baku, alat produksi, pemasaran, simpan-pinjam, permodalan, dan Iain-lain.
9 Membantu para pemilik UKM bila ada perlakuan dari pemerintah dan aparat yang
dapat menghambat kemajuan usaha atau yang menyangkut masalah HAKI dengan
melakukan upaya hukum, lobby, protes, dan unjuk rasa.
10 Memberikan penerangan, meyakinkan dan juga mencari solusi agar para pemilik
UKM jangan terjebak atau terjerat lintah darat atau rentenir dalam mendapatkan
modal usaha, karena hal ini akibatnya sangat memberatkan, meskipun prosesnya
memang lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan bank.
11 Membantu UKM dalam pemasaran produk-produknya supaya tidak dipermainkan,
didikte oleh para tengkulak atau pembeli lainnya dalam soal harga jual dan cara
pembayaran yang kadang-kadang tidak kontan. Perlu diingat bahwa pembayaran
dengan tenggang waktu menimbulkan kerugian akibat biaya bunga.
12 Meyakinkan dan memberi solusi kepada pelaku UKM untuk mau berhemat sehingga
keuntungan yang didapat bisa dijadikan tambahan modal atau aset yang diperlukan
untuk mengembangkan usahanya daripada mempunyai pola hidup konsumtif. Karena
aset tersebut dapat dijadikan tabungan untuk kebutuhan kredit yang lebih besar
kepada bank.
13 Memberikan pengajaran tentang entrepreneurship.
14 Memberikan kesempatan untuk konseling bagi orang yang berminat dalam masalah
entrepreneurship.
9
Pustaka
Anwar, Muhammad. (2014). Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana.
Bustal C.H, (2004). Beberapa Sumber Pembiayaan Bank dalam rangka Pengembangan
Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM), Makalah Workshop “Membangun
Usaha dan Jaringan Bisnis”, Unand, 4 Nopember 2004.
Hafsah, M. Jafar. (2004). Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
Infokop Nomor 25 Tahun XX.
Sandy Adi Pratama. (2015). Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam pemberdayaan
Masyarakat Pedesaan. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Mayarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Thoha, M. (1999). Pemberdayaan Usaha Kecil melalui Modal Ventura, PEP – LIPI, Jakarta.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/LiterasiPerguruanTinggi/book/book8/reader.html
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/LiterasiPerguruanTinggi/book/book5/reader.html
10
Biodata penulis:
11