Anda di halaman 1dari 11

Bab III

UKM dan Pengusaha Pemula

3.1 Pendahuluan
Banyak pengusaha pemula di Indonesia yang berusaha membuat usahanya
semakin dikenal sampai manca Negara, seperti model baju kekinian atau bisa makanan
instan yang bisa dijual melalui situs belanja online atau dijual di rumahan. Disitu bisa
memunculkan banyak pekerja dan cabang untuk membuka usaha atau konfeksi lainnya
yang tidak kalah menariknya. UKM (Usaha Kecil Menengah) memiliki Kriteria usaha
kecil adalah ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukannya oleh perorangan
atau badan. Usaha yang bukan anak dari perusahaan atau bukan dari cabang perusahaan
yang nantinya akan dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.
Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
pengusaha atau cabang perusahaan yang dimiliki dan dikuasai. Pengusaha pemula adalah
wirausaha yang merintis usahanya dari kecil hingga berkembang menjadi besar dan
memiliki banyak cabang serta menuju pengusaha mapan dan usahanya bisa terdaftar pada
sistem perizinan terintegrasinya secara elektronik. Namun dengan itu, seorang pengusaha
pemula harus memiliki mental yaitu seperti percaya diri, yakin, tidak takut gagal, tidak
anti perubahan dan tidak membandingkan dirinya dengan orang lain kecuali
membandingkannya untuk berusaha mengembangkan atau sekedar mengevaluasi
usahanya dengan tujuan agar lebih berkembang baik.UKM ( Usaha Kecil Menengah)
memiliki peran dalam pembangunan ekonomi nasional, berperan dalam pertumbuhan
ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja dalam pendistribusian hasil pembagunan. Maka
dari itu, UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UKM
juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar sebab UKM di Indonesia

1
merupakan jantung perekonomian Indonesia. Karena banyak orang di Indonesia merintis
UKM, bahkan hampir semua orang Indonesia menekuni UKM sebagai bisnis sampingan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan definisi tentang UKM, UKM
merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang,
sedangkan Keputusan Mentri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
1994, Usaha kecil Menengah didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang
telah melakukan kegiatan usahanya yang mempunyai penjualan atau omset pertaun
setinggi RP. 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari: bidang
usaha (Fa, CV,PT dan koperasi) dan perorangan (Pengrajin atau industri rumah tangga,
petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).
Karakteristik UKM di Indonesia adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini
disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya,
mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan
bunga tinggi dan tidak terlibat dalam hal birokasi. Arti birokasi yaitu cara bekerja.

3.2 UKM dan Pengusaha Pemula


“Selama ini UKM identik dengan usaha orang-orang kecil dan bermodal kecil,
Seharusnya UKM dilihat sebagai usaha kecil tetapi kualitasnya tidak kecil.” Eva
Riyanti Hutapea.

Usaha Kecil Menengah adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat
berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Disamping itu, UKM
mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu bisa
dilihat dari adanya kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PBD) Indonesia yang
meningkat setiap tahunnya. Dari adanya kejadian krisis ekonomi yang sempat terjadi di
Indonesia, banyak usaha berskala besar mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya,
sektor UKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut karena UKM
memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan juga mempunyai peran membantu
menstabilkan kebutuhan masyarakat menengah. Keberadaan UKM yang berdampak
dengan besarnya tenaga kerja yang dapat diserap merupakan hal yang positif bagi

2
perekonomian Indonesia. Maka dari itu perlu upaya bagaimana cara UKM dan pengusaha
pemula bisa berkembang. Artinya bagaimana carana pemerintah didalamnya ikut
berperan untuk kemajuan UKM dan pengusaha pemula misal pemerintah berperan dalam
proses mengembangkan usaha, perguruan tinggi dapat memberikan pemikiran inovasi-
inovasi terutama inovasi teknologi untuk UKM, sedangkan pengusaha besar mampu
memberikan bantuan pelatihan dan teknologi yang canggih untuk para UKM dan
Pengusaha pemula. Maka dari itu, jangan samakan UKM dan pengusaha pemula di
daerah desa dan kota besar. Mungkin saja tingkatan pendidikan para pemilik UKM dan
pengusaha pemula di setiap daerah tidak sama. Serta para pemerintah, perguruan tinggi
dan pengusaha besar bisa membantu minciptakan mata rantai dari usaha kecil menengah
dan pengusaha pemula.
Macam UKM dan Pengusaha Pemula (PP) antara lain meliputi: Usaha dagang
atau ritel, seperti toko, warung, mini market. Industri kecil menengah.
 Pertanian, dari mulai bercocok tanam, penanganan pascapanen, dan pemasarannya.
 Kerajinan tradisional.
 Usaha hotel atau penginapan bertaraf kecil, misalnya hotel melati.
 Pariwisata.
 Peternakan atau perikanan.
 Percetakan atau penerbitan.
 Mebel atau alat rumah tangga.
 Macam-macam usaha jasa.
 Pedagang kaki lima (PKL), dan Iain-lain.
Kriteria Usaha Kecil secara formal didefinisikan di dalam, UU No. 9 Tahun
1995 dalam pasal 5 sebagai berikut:
1 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
2 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000;
3 Milik warga negara indonesia;
4 Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau berafili baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
menengah atau usaha besar;

3
5 Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha, badan hukum, atau badan usaha
yang berbadan hukum termasuk koperasi.

3.3 System Keuangan UKM


Sistem keuangan UKM merupakan salah satu sumber permasalahan yang dapat
menghambat kemajuan dan kemandirian UKM. UKM hendaknya diberi pelatihan untuk
dapat membuat sistem keuangan yang baik atau paling tidak mereka tau tentang
bagaimana cara membuat jurnal pengeluaran dan pemasukan keuangan. Keuangan disini
dimaksudkan adalah keuntungan dari hasil penjualan seharian oleh penjual atau selisih
harga yang mereka peroleh dari harga jual dengan ongkos produksi. Terkadang para
penjual melupakan selisih biaya-biaya seperti biaya penyimpanan, bunga bank, tenaga
kerja, kebutuhan yang mereka lupa ambil tanpa mengitungnya dan masih banyak lain
sebab keuangan menjadi tidak terhitung dengan baik. Selanjutnya para penjual juga
belum menghitung biaya depresiasi investasi kedalam biaya produksinya, belum
menghitung bunga sebagai komponen biaya dalam biaya produksi, belum menghitung
biaya inventori atau persediaan, belum mencatat kas dengan baik dan benar, belum
menghitung biaya discount maupun kredit penjualan, belum menghitung beban pajak,
retribusi, dan pungutan lainnya ke dalam biaya produksi, belum membuat sistem
akuntansi untuk laporan keuangan setiap per hari, per minggu, per bulan dan per
tahunnya, belum mampu memisahkan antara uang pengusahaan dan uang milik pribadi
atau hasil untungnya, belum memperhatikan mutu maupun tanggal penyerahan (due date)
dan belum mempu memanfaatkan jasa asuransi.
Akibatnya jika masalah itu belum teratasi maka akan mengalami kesulitan
seperti kesulitan membuat perancanaan usaha, sulit untuk mengembalikan pinjaman,
kesulitan untuk memperbesar usaha dengan cara mencari mitra usaha, kesulitan untuk
melakukan transaksi-transaksi formal karena belum berbadan hukum.

3.4 Sumber daya manusia UKM


Sumber daya manusia atau yang sering disebut SDM, SDM UKM ini yaitu
Sumber daya manusia dalam konteks usaha atau bisnis adalah orang yang bekerja di

4
dalam sebuah organisasi lapangan kerja yang sering disebut karyawan. SDM disini
memiliki peran yang penting bahkan paling berharga dalam sebuah usaha suatu
perusahaan, karena tanpa adanya tenaga dari manusia maka perusahaan tidak akan dapat
menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Maka dari itu, hubungan SDM
dengan UKM disitu memiliki peranan yang sangat erat karena sumber daya berupa tenaga
kerja yang dimiliki oleh setiap individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal suatu pekerjaan sehingga akan lebih cepat dan mudah mencapai tujuan
bersama dari pengusaha, karyawan dan masyarakat.
Selain adanya masalah keuangan dalam melakukan usaha kecil menengah, tidak
kalah pentingnya masalah dari manusianya sebagai pelaku sebuah bisnis. Masalah SDM
dalam bisnis antara lain kurangnya disiplin dan mentaati aturan yang telah dibuat,
kurangnya pengetahuan mengenai teknologi informasi, kurang tahu atau belum pahamnya
seorang pegawai atas pentingnya kualitas atau mutu suatu produk, latar belakang
pendidikan yang kurang mendukung, cepat merasa puas dan kurang memiliki rasa ingin
tahu atau tidak mau merasa penasaran akan hal-hal baru diluar sana yang berkembang
mengikuti zaman, banyak pemimpin yang kurang mempunyai leadership, boros dan
konsumtif, kurang mampu dalam membuat perencanaan atau perencanaan kurang jelas,
kurang perduli dengan kesepakatan dalam kerja sama, dan lain sebagainya. Hal ini dapat
memberi efek ke daya saing produk, produktivitas, maupun pendetaan. Hal ini yang
mampu mengacu ke UKM karena UKM secara umum masih menghadapi kendala dari luar
maupun dalam. Kendala itu antara lain redahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya
penguasaan teknologi, rendahnya kemampuan akses sumber daya ekonomi, kurangnya skill dan
jiwa kewirausahaannya.

3.5 Model pengembangan UKM dan pengusaha pemula


Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan dan memajukan para pelaku UKM
yaitu dengan cara bekerja sama dan menggunakan unsur-unsur yang mampu mendorong maju
para pelaku UKM antara lain pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang setidaknya
mampu memakjukan UKM, perguruan tinggi, lembaga bank yang mempunyai tujuan untuk
menyalurkan LSM yang berpendidikan, mampu bekerja dengan cepat dan baik, mau belajar dan
yang tidak kalah pentingnya mau mencoba hal baru atau berbagai hal demi perkembangan suatu

5
usaha. Ada juga empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
dunia usaha yaitu perlu adanya merintis usaha baru (Starting), memasuki bisnis keluarga, kerja
sama manajemen (Franchising), dan membeli perusahaan orang lain (buying).

3.6 Institut keuangan (modal ventuar, bank konvensional,


bank syariah, BPR)
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJL.05/2015, usaha
model ventura syariah, dapat diartikan sebagai usaha pembiayaan mulai kegiatan
investasi dan atau pelayanan jasa yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka pengembangan usaha pasangan usaha yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
syariah. PU (Pasangan Usaha) yang mendapatkan pembiayaan melalui PMV syariah ini
harus didirikan dalam bentuk badan usaha (perseroan terbatas, koperasi, atau perseroan
komanditer). Umumnya PU (Pasangan Usaha) yang mendapatkan pembiayaan dari PMV
syariah merupakan usaha pada tahap rintisan (start-up) atau pengembangan produk yang
belum memenuhi syarat untuk mendapatkan pembiayaan dari bank. Dengan demikian,
skema modal ventura syariah ini dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi proyek
penelitian, pengembangan produk, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan
koperasi. Sedangkan modal ventura konvensional, PMV syariah akan melakukan
pengelolaan dana ventura dan kegiatan jasa berbasis fee. Hal yang membedakan modal
ventura syariah dengan konvensional adalah penerapan prinsip bagi hasil dan akad sesuai
ketentuan syariah.
Institusi keuangan dengan modal dan dana yang mereka miliki dapat melakukan
kebijakan-kebijakan untuk UKM, antara lain:
1 Memberikan bimbingan kepada UKM dalam masalah keuangan supaya bisnis UKM
berkembang.
2 Meningkatkan penyaluran, mempermudah dan mempercepat proses penyaluran
kredit kepada UKM atau pengusaha pemula.
3 Menurunkan tingkat suku bunga kredit, serta memberikan penyuluhan bagaimana
caranya mengajukan kredit beserta persyaratan-persyaratannya.

6
4 Mau memberikan penyuluhan dan informasi yang menyangkut masalah pasar, bahan
baku, teknologi, dan Iain-lain, pada UKM.
5 Memberikan solusi kepada UKM yang layak mendapatkan kucuran kredit tetapi
tidak memiliki agunan yang memadai sesuai dengan besarnya kredit yang bisa
diterima.
6 Memberikan pelatihan dan bimbingan manajemen perusahaan.
7 Membantu membangun jaringan dan mitra bisnis.
Memanfaatkan jasa konsultan (outsourcing) mitra bank dalam pembinaan UKM,
terutama dalam penilaian kelayakan usaha untuk mendapat kucuran kredit dari bank
tersebut, dan juga memberikan penyuluhan-penyuluhan yang diperlukan agar usahanya
maju dan berkembang. Sebanyak 61% dari sekira 40 juta unit usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) yang ada di Indonesia hingga saat ini belum mendapat akses
perbankan. Selain itu, harapan untuk bisa memajukan salah satu pilar ekonomi yang tetap
eksis di tengah krisis ekonomi Indonesia, masih dihadapkan dengan masalah perizinan
dan jaminan.

3.7 Institut pendidikan


Institut pendidikan adalah suatu bentuk pendidikan formal dengan strategi yang
efektif dan efisien untuk menjadi tempat pembelajaran peserta didik. Untuk melahirkan
para entrepreneur di masa depan, tentunya institusi pendidikan seperti perguruan tinggi,
sekolah kejuruan, kursus-kursus, dan lain-lain yang diharapkan partisipasinya dengan
dapat memberikan wawasan tentang entrepreneurship. Wawasan tersebut dapat diberikan
dalam bentuk mata kuliah, seminar, perpustakaan, ceramah, konseling bagi mahasiswa
atau siswanya yang berminat dalam masalah entrepreneurship. Dengan bekal ilmu
kewirausahaan yang cukup diharapkan, para lulusan perguruan tinggi bukan hanya
mencari kerja tetapi berani membuka usaha yang berarti membuka lapangan pekerjaan.
Selain itu, institusi pendidikan dapat pula mengembangkan lembaga semacam
lembaga inkubator bisnis, seperti yang sudah dilakukan Institut Teknologi Bandung, yang
bisa menjadi tempat untuk melakukan konsultasi, pendidikan, pelatihan, untuk para
pengusaha pemula, para pemilik UKM, dan sebagainya. Demikian pula Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya (ITS) yang membentuk Surabaya Business Incubator
7
Centre (SBIC). Inkubator seperti ini diharapkan dapat berperan menumbuhkan UKM
yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan perguruan tinggi diharapkan
dapat menjadi pelopor dalam pengembangan inkubator-inkubator bisnis. Hal seperti
inilah yang masih jarang ada pada institusi pendidikan di Indonesia.

3.8 Peran LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)


LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) adalah suatu wadah untuk
memberdayakan masyarakat setempat dengan cara melakukan suatu kegiatan bersama
yang memiliki tujuan untuk mencapai dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Peranan Lembaga swadaya masyarakat ini, yaitu sebagai fasilitator, pelatih dan pendidik,
pemupukan modal, penyelenggaraan proyek-proyek stimulant, agent advocacy, lembaga
penggerak peran serta masyarakat.
Kebanyakan LSM bergerak dibidang kemanusiaan, politik, sosial, hukum, dan
pemerhati kebijakan yang diambil pemerintah. Tetapi masih sedikit LSM yang bergerak
dalam rangka memajukan ekonomi rakyat dan UKM. Sebaiknya dalam hal ini ada LSM
yang berperan sebagai lembaga bantuan pengembangan usaha. Aktivitas LSM seperti ini
sebagai berikut:
1 Memberikan penerangan dan penyuluhan pentingnya anggota masyarakat untuk mau
menjadi entrepreneur.
2 Membuat dan mengelola perpustakaan dan warung informasi teknologi (warintek),
juga mengadakan akses internet dengan sistem computer sebagai sumber informasi
dalam pengembangan usaha.
3 Memberikan pelatihan dalam hal cara-cara pengembangan usaha, perencanaan usaha
dan pembuatan proposal pendirian perusahaan.
4 Memberikan pelatihan, membantu dalam bidang pemasaran produk-produk baik
ekspor maupun domestik dengan mencari pembeli atau melakukan akses ke pasar
yang sudah berjalan.
5 Memberikan informasi peluang-peluang usaha, supaya tumbuh UKM baru dan
pengusaha baru.

8
6 Membantu memberi saran-saran pada pengelolaan UKM yang sedang berjalan, baik
teknis maupun nonteknis, misalnya tentang administrasi, hukum, HAKI, keuangan,
akuntansi, pajak-pajak, kredit, dan sebagainya.
7 Menjadi koordinator dalam promosi, pameran, secara bersama-sama oleh beberapa
UKM, baik di dalam maupun di luar negeri dalam rangka mengembangkan pasar dan
menghubungkan mereka dengan calon pembeli.
8 Untuk usaha-usaha sejenis, para UKM dibantu untuk dapat bergabung dengan
membentuk dan mengembangkan koperasi yang sehat. Misalnya dalam pengadaan
bahan baku, alat produksi, pemasaran, simpan-pinjam, permodalan, dan Iain-lain.
9 Membantu para pemilik UKM bila ada perlakuan dari pemerintah dan aparat yang
dapat menghambat kemajuan usaha atau yang menyangkut masalah HAKI dengan
melakukan upaya hukum, lobby, protes, dan unjuk rasa.
10 Memberikan penerangan, meyakinkan dan juga mencari solusi agar para pemilik
UKM jangan terjebak atau terjerat lintah darat atau rentenir dalam mendapatkan
modal usaha, karena hal ini akibatnya sangat memberatkan, meskipun prosesnya
memang lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan bank.
11 Membantu UKM dalam pemasaran produk-produknya supaya tidak dipermainkan,
didikte oleh para tengkulak atau pembeli lainnya dalam soal harga jual dan cara
pembayaran yang kadang-kadang tidak kontan. Perlu diingat bahwa pembayaran
dengan tenggang waktu menimbulkan kerugian akibat biaya bunga.
12 Meyakinkan dan memberi solusi kepada pelaku UKM untuk mau berhemat sehingga
keuntungan yang didapat bisa dijadikan tambahan modal atau aset yang diperlukan
untuk mengembangkan usahanya daripada mempunyai pola hidup konsumtif. Karena
aset tersebut dapat dijadikan tabungan untuk kebutuhan kredit yang lebih besar
kepada bank.
13 Memberikan pengajaran tentang entrepreneurship.
14 Memberikan kesempatan untuk konseling bagi orang yang berminat dalam masalah
entrepreneurship.

9
Pustaka
Anwar, Muhammad. (2014). Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana.

Bustal C.H, (2004). Beberapa Sumber Pembiayaan Bank dalam rangka Pengembangan
Usaha Makro, Kecil dan Menengah (UMKM), Makalah Workshop “Membangun
Usaha dan Jaringan Bisnis”, Unand, 4 Nopember 2004.

Hafsah, M. Jafar. (2004). Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
Infokop Nomor 25 Tahun XX.

Sandy Adi Pratama. (2015). Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam pemberdayaan
Masyarakat Pedesaan. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Mayarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Thoha, M. (1999). Pemberdayaan Usaha Kecil melalui Modal Ventura, PEP – LIPI, Jakarta.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/LiterasiPerguruanTinggi/book/book8/reader.html
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/LiterasiPerguruanTinggi/book/book5/reader.html

10
Biodata penulis:

Nama Muftihatun Nashihah lahir di Kota Kebumen pada 14 Januari 2002.


Ia memiliki nama kecil uti namun setelah ia beranjak dewasa ia kerap kali
di panggil Mufti oleh teman-temannya ketika masih duduk dibangku
MAN. Ia merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara, ayahnya bernama
bapak Chamim Abdullah dan Ibu Risyati. Alamat rumah Tamanwinangun
bagian paling Selatan, dekat dengan RS SOEDIRMAN tepatnya di desa
Kemangunan, Tamanwinangun RT 05/RW 09 Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen. Ia seorang Mahasiswi di salah satu kampus Institut
Keagamaan Kebumen yaitu tepatnya di IAINU Kebumen di Kota
Kebumen Jawa Tengah, Indonesia. Dikampusnya Ia mengambil jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam).
Kesibukan dan keseharian ia sebagai Mahasiswi. Ia juga mempunyai hobi kulineran, masak dan traveling.
Namun, ia dituntut keluarga untuk menjadi seorang guru kelak untuk meneruskan orang tuanya yang
berprofesi seorang guru. Maka dari itu, Ia memiliki semangat untuk menekuni studinya di bidang PAI
(Pendidikan Agama Islam) IAINU Kebumen dengan semangat. Karena ia memiliki cita-cita untuk
mengukir senyum diwajah orang tuanya kelak disaat wisudanya. Trimakasih.

Rizcy Candra Pangestu, atau biasa di panggil Candra. Ia lahir di Indramayu


pada 14 April 1998. Ia merupakan anak ke dua dari dua bersaudara, putra
dari ayahnya bernama Budi Sutrisno dan Ibu Titi Suryati. Untuk saat ini ia
masih tinggal bersama orang tuanya di Dukuh Krajan, Rt/Rw. 01/02 Desa
Kalijaya, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Ia merupakan seorang
Mahasiswa di Institute Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen di
Kota Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Program studi yang ditekuninya
saat ini adalah PAI (Pendidikan Agama Islam) dibawah naungan Fakultas
Tarbiyah. Selain itu, ia juga aktif di Lembaga Kemahasiswaan (LK) sebagai
anggota DEMA-Fakultas Tarbiyah. Walaupun aktif di kampus, tetapi ia juga
memiliki kegemaran lain seperti masak dan traveling. Dalam kesehariannya, ia memiliki prinsip hidup
yang cukup sederhana, yaitu “selalu melakukan yang terbaik agar bisa bermanfaat untuk orang lain”.

11

Anda mungkin juga menyukai