Disusun Oleh:
Dalam perekonomian Indonesia, peran dan kontribusi pelaku usaha dari skala
usaha kecil dan menengah sangat besar, tidak hanya dalam hal penyerapan tenaga
kerja yang melebihi 90%, namun juga kontribusinya bagi GDP Indonesia yang lebih
dari 50% (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2012). UMKM dipandang sebagai
pelaku ekonomi yang cukup fleksibel di dalam menyesuaikan dengan berbagai
perubahan iklim usaha yang terjadi, sehingga tetap mampu memberikan kontribusi
positif bagi perekonomian negara. Kontribusi tersebut akan semakin baik apabila
berbagai permasalahan yang masih dihadapi UMKM dapat diatasi, dan salah satunya
adalah permasalahan dalam memanfaatkan informasi akuntansi dalam berbagai
pengambilan keputusan usahanya.
Eksistensi UMKM memang tidak dapat diragukan lagi karena terbukti mampu
bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama pasca krisis ekonomi. Disisi
lain, UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal
kerja, Sumber Daya Manusia yang rendah, dan minimnya penguasaan ilmu
pengetahuan serta teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang
dihadapi UMKM adalah keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas serta
perencanaan, visi dan misi yang belum mantap. Hal ini terjadi karena umumnya
UMKM bersifat income gathering yaitu menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri
sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga, menggunakan teknologi yang masih
relatif sederhana, kurang memiliki akses permodalan (bankable), dan tidak ada
pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.
BAB 1
PENGENALAN UMKM
Arus kas pada periode waktu tertentu juga akan menjadi penentu langkah yang
diambil perusahaan di masa depan. Evaluasi terhadap arus kas ini sangat penting
untuk dilakukan supaya perusahaan bisa terus berkembang. Jika hasilnya negatif,
maka dibutuhkan langkah tepat untuk mengatasinya dan jika hasilnya positif maka
harus ada inisiatif untuk meningkatkannya.
Dalam praktik sebuah bisnis, arus kas ini terbagi menjadi beberapa jenis. Sebelum
menyusun laporan arus kas, maka penting sekali untuk memahami apa saja jenis-
jenisnya karena akan dimasukkan dalam perhitungan akhir. Berikut adalah 3 jenis
arus kas atau cash flow yang penting untuk dipahami:
merupakan jenis cash flow yang mengacu pada kas bersih. Kas bersih ini
didapatkan dari hasil operasi bisnis normal sebuah perusahaan. Dalam hal ini akan
dibutuhkan arus kas yang positif sehingga bisnis bisa berkembang secara aktif.
Berikutnya ada arus kas investasi. Hal ini mengacu pada aktivitas investasi
dari perusahaan. Bentuk investasinya bervariasi mulai dari investasi dalam sekuritas,
properti, dan aset lainnya. Jika perusahaannya sehat, maka aktivitas investasi akan
berjalan lancar sehingga cash flow-nya seringkali negatif.
Kemudian ada cash flow pembiayaan atau financing. Ini mengacu pada kas
bergerak antara perusahaan, investor, pemilik, juga kreditur. Kas bersih ini didapatkan
dengan tujuan agar bisa membiayai perusahaan, termasuk di dalamnya untuk
membayar utang, dividen, juga ekuitas.
Semua jenis arus kas ini memegang peran penting yang akan berpengaruh pada
kondisi perusahaan. Oleh sebab itu pembukuan di setiap bagian harus dilakukan
dengan benar. Jika dilakukan secara tepat, maka proses penyusunan laporan arus kas
utama akan berjalan jauh lebih mudah dan akurat.
Perlu diingat kembali bahwa cash flow ini menjadi poin pokok dalam proses
pelaporan keuangan perusahaan. Jadi sangatlah penting untuk memahami
pengertiannya sekaligus cara menyusun laporannya. Umumnya, arus kas ini akan
dilaporkan dalam bentuk dokumen keuangan yang terperinci selama periode waktu
tertentu.
Metode pembuatan laporan cash flow ini terbagi menjadi 2. Berikut adalah 2 metode
yang bisa dipakai untuk menyusun laporan arus kas yang benar bagi perusahaan:
1.Langsung
Pertama ada metode langsung dimana laporan arus kas ini akan
dikelompokkan dalam berbagai bentuk kategori. Penggolongannya dilakukan sesuai
jenis beban yang ditanggung oleh finansial perusahaan. Bisa berupa hutang, beban
sewa, beban gaji, dan masih banyak lagi.
2.Tidak Langsung
Selanjutnya ada metode penyusunan laporan cash flow secara tidak langsung.
Di sini pembuatan laporan lebih berpusat pada perbedaan laba bersih dan arus kas dari
aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.
Setiap perusahaan bisa saja memakai metode langsung maupun tidak langsung
tergantung pertimbangan masing-masing. Namun pada akhirnya hasil perhitungan dan
penyusunan laporan tetap akan mengarah ke kesimpulan yang sama. Hanya saja
metode dan faktor-faktor yang dilibatkan berbeda.
Setelah mendapatkan 2 sumber data tadi maka bisa langsung dipilih metode mana
yang akan digunakan. Untuk metode tidak langsung, bisa dibandingkan laporan laba
dan rugi pada periode waktu yang ingin dilaporkan.
Sementara itu untuk penyusunan laporan cash flow dengan metode langsung harus
dibuat kelompok-kelompok penerimaan dan pengeluaran kas. Kelompok-kelompok
ini dibuat sesuai dengan kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan.
Supaya lebih mudah dipahami, mari simak langkah-langkah penyusunan laporan arus
kas secara ringkas berikut ini:
Buat perbandingan jumlah kenaikan dan penurunan yang ada di dalam kas
perusahaan atau bisnis Anda selama periode yang diinginkan
Selesai dihitung, laporkan kas netto yang merujuk ke aktivitas operasional
(bisa pakai metode langsung atau tidak langsung)
Hitung bagian kas netto yang sudah dipakai di aktivitas investasi
Selesaikan perhitungan kas netto pada bagian aktivitas pendanaan
Lakukan perhitungan dan jumlahkan semua bagian mulai dari aktivitas
operasi, investasi, serta pendanaan dengan jumlah saldo awal dari kas
perusahaan
Jika semua perhitungan sudah Anda lakukan, Anda bisa langsung mengetahui cash
flow bisnis periode yang diinginkan. Proses penyusunan laporan arus kas ini nantinya
perlu dibuat secara berkala untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi keuangan
perusahaan.
Dari hasil perhitungan tersebut, akan didapatkan hasil arus kas negatif atau positif.
Hasil inilah yang akan menjadi acuan bagi perusahaan dalam mengambil langkah ke
depannya. Itulah mengapa pembukuan dan perhitungan arus kas adalah hal penting
bagi perusahaan.
Sumber Pendanaan Untuk UMKM
1. Tabungan sendiri
Pendanaan UMKM berasal dari dana pribadi. Tak hanya tabungan saja,
penjualan aset pribadi pun dapat kamu lakukan untuk memenuhi kebutuhan modal
usaha UMKM. Umumnya, investasi pribadi mutlak diperlukan. Kebanyakan UMKM
di Indonesia pasti menggunakan sumber pendanaan ini untuk modal usaha UMKM
awal.
Kehadiran pandemi COVID-19 sangat berdampak bagi UMKM. Dampak ini berupa
penurunan produktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah dan bahkan ada yang
gulung tikar. Untuk membantu mengatasi hal tersebut, pemerintah menyalurkan
Bantuan Langsung Tunai (BLT) UMKM atau Bantuan Pemerintah untuk Usaha
Mikro (BPUM) sejak 24 Agustus 2020.
4. Angel Investor
Sosok angel investor biasanya dianggap sebagai penyelamat sumber modal UMKM
yang berbasis kekerabatan. Namun, perlu diketahui bahwa angel investor menyimpan
saham dalam bentuk ekuitas perusahaan di bisnis yang telah ia dukung secara
finansial.
Terakhir, alternatif sumber pendanaan untuk modal usaha UMKM yang perlu
kalian ketahui adalah pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan bukan bank.
Apa saja lembaga keuangan bukan bank di Indonesia?
Lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga yang dikelola oleh pemerintah,
seperti pegadaian, koperasi simpan pinjam, pasar modal, asuransi, dan lembaga
penyelenggara dana pensiun. Meskipun bukan bank, tidak berarti kamu bisa bebas
dari bunga.
BAB 3
Pendaftaran Usaha
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah usaha milik perorangan atau
badan usaha dimana dalam usahanya pelaku usaha memproduksi suatu produk
sendiri. Produk tersebut perlu mendapat perlindungan hukum. Namun, perlindungan
produk yang beredar, khusunya mengenai merek masih lemah. Hal ini dapat dilihat
dari data jumlah produk UMKM yang mereknya terdaftar di Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual (DJKI) tergolong masih rendah. Padahal merek adalah kekayaan
immateriil atau aset ekonomi bagi pelaku usaha. Selain itu, merek yang tidak
didaftarkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual juga rentan akan
penyalahgunaan oleh pihak lain yang akan berakibat pada kerugian pelaku usaha itu
sendiri.
Berdasarkan hasil diskusi dan tanya jawab terhadap peserta, disampaikan mekanisme
dan proses pendaftaran merek berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis yaitu :
dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak menetap dan Wajib Pajak Orang
Pribadi yang menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum
yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan. (2) Wajib Pajak Badan
yang bukan kriteria Peraturan Pemerintah ini adalah: Wajib Pajak badan yang belum
beroperasi secara komersial atau Wajib Pajak badan yang dalam jangka waktu satu
tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto melebihi
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Besarnya pajak yang
ditetapkan dalam PP No 46 tahun 2013 ini adalah tarif final sebesar 1%. Pengenaan
PPh yang bersifat final bermakna bahwa setelah pelunasan PPh 1 % yang dihitung
dari peredaran bruto setiap bulan, kewajiban pajak atas penghasilan tersebut telah
dianggap selesai dan final. Tarif tersebut beralaku untuk batas penghasilan usaha
seperti dijelaskan pada paragraph sebelumnya, dan bila objek pajak telah melebihi
Rp4.800.000.000,00 tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini tetapi mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang mengatur mengenai pengenaan pajak atas penghasilan tersebut.
Untuk dapat menjelaskan pengelompokan dari penghasilan bruto, dalam
peraturan pemerintah ini mengelompokkan penghasilan menjadi:
(1) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji,
honorarium, penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara,
dan sebagainya.
(2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
(3) Penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti
bunga, dividen, royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak
dipergunakan untuk usaha.
(4) Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.
(1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
(2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama,
dan penari.
(3) Olahragawan.
(4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
(5) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
(6) Agen iklan.
(7) Pengawas atau pengelola proyek.
(8) Perantara.
(9) Petugas penjaja barang dagangan.
(10) Agen asuransi.
Apabila Wajib Pajak mempunyai penghasilan dari luar negeri dan terutang,
maka Wajib Pajak dapat mengkreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang.
Apabila perusahaan menderita kerugian maka dapat melakukan kompensasi kerugian
dengan penghasilan yang tidak dikenakan PPh Final dengan ketentuan sebagai
berikut: (1) Kompensasi kerugian dilakukan mulai Tahun Pajak berikutnya berturut-
turut sampai dengan lima Tahun Pajak.
(2) Tahun Pajak dikenakannya Pajak Penghasilan yang bersifat final ini tetap
diperhitungkan sebagai bagian dari jangka waktu lima tahun.
(3) Kerugian pada suatu Tahun Pajak dikenakannya Pajak Penghasilan yang bersifat
final berdasarkan Peraturan Pemerintah ini tidak dapat dikompensasikan pada Tahun
Pajak berikutnya.
NIB merupakan identitas pelaku usaha baik itu usaha perorangan, badan usaha dan
badan hokum. Proses pembuatan NIB sangat mudah karena pemerintah mengklaim
hanya perlu waktu 30 menit dalam proses pembuatannya. NIB sendiri diterbitkan oleh
lembaga OSS setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran. Selain sebagai identitas
pelaku usaha, NIB juga berlaku sebagai Tanda Daftra Perusahaan (TDP), Angka
Pengenal Impor (API) dan Akses Kepabeanan.
2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SITU digunakan penanda bahwa tempat usaha yang digunakan sudah bisa dalam
menjalankan usaha Anda dan sesuai dengan tata ruang wilayah yang diperlukan.
Sama seperti SIUP, SITU juga dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dan
memiliki peraturan yang berbeda di masing-masing daerah.
NPWP digunakan sebagai salah satu izin usaha dimana digunakan untuk administrasi
pajak dan sekaligus identitas bagi pelaku usaha.NPWP dikeluarkan oleh petugas pajak
dan diberikan kepada para wajib pajak baik perorangan maupun badan hukum.
SKDU merupakan salah satu dokumen yang diperlukan dalam pengurusan izin usaha
dimana menandakan kejelasan tempat usaha Anda. SKDU diperlukan untuk membuat
dokumen lainnya seperti NPWP, SIUP, TDP dan surat pendukung pendirian usaha.
SKDU dikeluarkan oleh Kelurahan ataupun Kecamatan setempat. Untuk proses
pembuatan SKDU juga tidak memerlukan waktu yang lama cukup sehari Anda sudah
bisa mendapatkan SKDU asalkan semua persyaratan yang dibutuhkan terpenuhi.
NRP disebut juga dengan TDP (Tanda Daftar Perusahaan). NRP sendiri wajib
dipasang di tempat usaha sebagai pertanda kalau usahanya sudah terdaftar secara sah.
AMDAL merupakan izin usaha yang digunakan untuk mengkaji dampak lingkungan
yang ditimbulkan oleh usaha Anda. AMDAL juga digunakan dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh
izin usaha.
8. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
IMB digunakan sebagai penanda bahwa tempat usaha yang sudah dibangun sudah
resmi terdaftar. IMB juga wajib dimiliki oleh pelaku usaha dan dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah.
9. Izin BPOM
Izin BPOM merupakan izin edar untuk produk usaha makanan ataupun produk lain
yang layak dikonsumsi. Izin BPOM digunakan sebagai jaminan bahwa produk
tersebut aman dan terjaga untuk digunakan oleh masyarakat.
Surat Keputusan Pengesahaan Badan Hukum dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan
HAM dan digunakan untuk mengesahkan badan hukum seperti Perseroan Terbatas
(PT). Surat ini sebagai penanda bahwa perusahaan tersebut berdiri dan sah di mata
hukum Indonesia.
Akta Pendirian Perseroan Terbatas wajib dimiliki pelaku usaha dan digunakan untuk
mendukung keberlangsungan usaha agar tidak mendapatkan masalah di masa
mendatang.
Itulah beberapa jenis perizinan usaha di Indonesia. Selain itu, jenis perizinan berusaha
juga bisa didasarkan pada risiko kegiatan usaha. Berikut penjelasannya:
a. Usaha dengan tingkat resiko rendah cukup memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
sebagai perizinan tunggal. Dengan NIB dapat memudahkan UMK untuk mengakses
pembiayaan dari perbankan untuk mendapatkan modal usaha, mengakses program
bantuan pemerintah dan memiliki kepastian atau perlindungan hukum terhadap
usahanya.
b. Usaha dengan tingkat resiko menengah rendah memerlukan NIB dan Sertifikat
Standar (SS) berupa pernyataan mandiri.
c. Usaha dengan tingkat resiko menengah tinggi memerlukan NIB dan SS yang
diverifikasi oleh kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
d. Usaha dengan tingkat resiko tinggi memerlukan NIB, izin yang harus disetujui oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan SS jika dibutuhkan.
1) Pengajuan Permohonan
2) Evaluasi Kelengkapan
3) Verifikasi
Hasil verifikasi dijadikan dasar bagi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
cq Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk merumuskan pertimbangan dan saran
dalam penetapan keputusan yang berupa penolakan permohonan izin atau persetujuan
permohonan izin.
BAB 4
Inovasi adalah pilar utama industri kreatif, dan kesuksesan mereka terkait erat
dengan kemampuan mereka untuk terus menghasilkan ide, produk, dan layanan baru
dan imajinatif (Ariadne Muller, 2021; Hajad Priyadi et al., 2023; Hidayat & Handoyo,
2022). Kreativitas adalah mesin yang mendorong inovasi di sektor ini, karena
mendorong terciptanya solusi unik untuk masalah yang kompleks dan eksplorasi
pendekatan yang tidak konvensional. Para peneliti menyoroti peran penting industri
kreatif dalam menggerakkan perekonomian daerah dan nasional. Mereka mendorong
kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja, berkontribusi pada pariwisata dan
pertukaran budaya, dan meningkatkan daya tarik dan daya saing kota dalam skala
global. Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang memungkinkan dan
meningkatkan inovasi dalam industri kreatif sangat penting untuk pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Ayu & Sulistyowati, 2021; Fitrihana,
2017; Hakim, 2021; Harly & Octavia, 2014; Iskandar, 2022). 2.2 Strategi Kolaborasi
di Industri Kreatif Kolaborasi telah diakui sebagai faktor kunci dalam mendorong
inovasi di industrikreatif. Kolaborasi memiliki banyak bentuk, termasuk kemitraan
antar organisasi, inisiatif
Strategi mencapai hasil dari digital marketing harus diupayakan oleh para
pelaku usaha dengan baik. Seperti pada penelitian Yasmin, et.al (2015) dan Gibson
(2018) yang mengatakan bahwa pemasar harus memiliki strategi bisnis dalam
pemasaran digital untuk dapat mencapai hasil yang maksimal. Yasmin et.al (2015)
juga mengemukakan bahwa diperlukan upaya, percobaan dan kesalahan. Dengan
berbagai proses tersebut, pemasar atau pelaku usaha tentu mendapat berbagai
pengalaman yang berguna untuk terus membenahi strategi penjualan mereka.
a. Whatsapp Bisnis
b. Website atau blog UMKM
c. Social Media Marketing (Facebook, Instagram, dsb)
d. E-commerce (Bukalapak, tokopedia, dsb) Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa pelaku UMKM yang ada, pemasaran digital yang saat ini paling mungkin
untuk diterpakan adalah dengan menggunakan social media facebook karena pelaku
UMKM sudah memiliki akun facebook dan terbiasa mengoperasikannya.
BAB 5
Manajemen Resiko
1. Identifikasi Risiko:
Identifikasi risiko adalah langkah pertama dalam manajemen risiko. Organisasi atau
tim proyek harus mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan. Risiko dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk lingkungan
eksternal, kebijakan internal, perubahan pasar, teknologi, atau kegagalan sistem.
2. Penilaian Risiko:
Ini membantu dalam menentukan risiko mana yang perlu mendapatkan perhatian
lebih besar dan apa langkah-langkah yang perlu diambil.
Organisasi atau tim proyek perlu mengembangkan strategi untuk mengelola risiko
yang telah diidentifikasi. Strategi ini dapat mencakup pencegahan, mitigasi, transfer,
atau penerimaan risiko. Pencegahan melibatkan langkah-langkah untuk mengurangi
probabilitas terjadinya risiko. Mitigasi melibatkan langkah-langkah untuk mengurangi
dampak jika risiko terjadi. Transfer melibatkan mengalihkan risiko kepada pihak lain,
seperti melalui asuransi.
4. Implementasi Strategi:
Manajemen risiko bukanlah tugas satu kali. Organisasi atau tim proyek perlu secara
terus-menerus memantau risiko dan efektivitas strategi pengelolaan risiko. Jika ada
perubahan dalam lingkungan atau kondisi bisnis, strategi pengelolaan risiko mungkin
perlu disesuaikan.
Ekspansi Bisnis
-Melibatkan penambahan produk atau layanan baru ke dalam portofolio bisnis untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam.
-Inovasi produk juga dapat menjadi bagian dari pengembangan, di mana perusahaan
menciptakan solusi baru atau meningkatkan fitur produk yang sudah ada.
-Perluasan fisik bisnis dengan membuka cabang baru atau memasuki pasar baru.
-Strategi ini dapat meningkatkan cakupan geografis dan mencapai pangsa pasar yang
lebih luas.
4. Ekspansi Internasional:
5. Akuisisi:
-Membeli perusahaan lain untuk mendapatkan sumber daya, teknologi, atau keahlian
tertentu.
-Akuisisi dapat membantu perusahaan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar
atau memasuki industri yang berbeda.
6. Diversifikasi:
-Membuka lini bisnis baru yang tidak terkait dengan produk atau layanan yang sudah
ada.
-Bertujuan untuk mengurangi risiko dengan memiliki portofolio bisnis yang beragam.
-Perluasan online dapat mencakup penetrasi pasar global atau peningkatan kehadiran
digital.
8. Penetrasi Pasar:
-Fokus pada peningkatan pangsa pasar di segmen atau wilayah yang sudah ada.
-Upaya ini dapat melibatkan strategi harga, promosi, atau peningkatan kualitas
produk.
-Penting untuk melakukan analisis risiko yang cermat dan merencanakan sumber daya
keuangan untuk mendukung proses ekspansi.
PENGENALAN KOPERASI
6.1 Definisi Koperasi
Prinsip-Prinsip Koperasi
Pertama, keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-
buat; Kedua, kepemimpinan yang demokratis atas dasar satu orang satu suara; Ketiga,
modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada; Keempat, sisa hasil usaha
dibagi tiga; sebagian untuk cadangan, sebagian untuk masyarakat dan sebagian untuk
dibagikan kembali kepada anggota sesuai jasa masing-masing; dan prinsip ini
ditambah dengan dua prinsip yang lain yaitu; Pertama, semua koperasi harus
melaksanakan pendidikan secara terus menerus; dan Kedua, gerakan koperasi harus
melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat regional, nasional maupun
internasional. Bapak koperasi Indonesia mengatakan bahwa koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong
menolong dan sebagai suatu organisasi yang setidak-tidaknya melaksanakan empat
asas atau prinsip yaitu; Pertama tidak boleh dijual dan dikedaikan barangbarang palsu;
kedua harga barang harus sesuai harga barang setempat; ketiga ukuran harus benar
dan terjamin; keempat jual beli dengan tunai.
Berdasarkan prinsip-prinsip koperasi yang disebutkan diatas maka dapat
simpulkan dan sekaligus analisis bahwa prinsip-prinsip koperasi setidak tidaknya
terdiri atas;
1. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka; prinsip ini mengandung arti bahwa
seseorang untuk menjadi atau tidak menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan,
jadi atas kesadaran sendiri. Globalisasi adalah keterbukaan dan kebebasan, prinsip
koperasi ini sangat sesuai. Adanya sifat keterbukaan ini membuat koperasi tidak
mengenal batas-batas dan diskriminasi apapun.
2. Prinsip pengelolaan dilakukan secara demokratis. Pengelolaan disini tidak terbatas
pada manajemen saja namun meliputi pengawasannya. Setiap anggota mempunyai
hak dan kewajiban yang sama didalam koperasi, hak mengusulkan, mengoreksi, dan
bertanya tentang pengelolaan koperasi serta sekaligus untuk dipilih dan memilih
menjadi pengurus ataupun pengawas. Dalam masa globalisasi seperti pada saat ini
membuat koperasi jarang dilirik oleh para pemilik modal, sebab berapapun seseorang
memilik dana, namun tetap saja memiliki satu suara, sehingga koperasi bebas
investasi dari pihak yang mempunyai modal besar.
3. Prinsip pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masingmasing anggota Anggota adalah pengguna jasa koperasi.
Didalam koperasi keuntungan dalam bentuk uang namanya sisa hasil usaha. Sisa hasil
usaha adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Setiap anggota yang memberikan partisipasi
aktif dalam usaha akan mendapatkan bagian keuntungan dari pada anggota yang tidak
aktif. Koperasi bukan badan usaha yang berwatak kapitalis sehingga sisa hasil usaha
yang dibagikan kepada anggota tidak berdasarkan modal yang dimiliki anggota, tetapi
berdasarkan kontribusi jasa usaha yang diberikan anggota kepada koperasi.
4. Prinsip pemberian balas jasa terbatas modal yang dimiliki anggota. Anggota adalah
pemilik koperasi dan sekaligus sebagai pemanfaat jasa. Modal yang disetorkan
kepada koperasi pada dasarnya untuk melayani anggota dan dari pelayanan itu
koperasi diharapkan mendapatkan nilai lebih dari pendapatan dikurangi biaya. Karena
itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggota atau sebaliknya juga
terbatas yang tidak semata-mata didasarkan kepada besarnya modal yang diberikan
kepada koperasi. Yang dimaksud terbatas adalah pemberian balas jasa atas modal
yang ditanamkan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki koperasi. Jasa yang
terbatas artinya bahwa suku bunga atas modal dalam koperasi tidak melebihi suku
bunga yang berlaku di pasar. Sehingga jika dikaitkan dengan masa globalisasi, fungsi
modal pada koperasi berbeda dengan lembaga keuangan lainnya, sebab koperasi tidak
hannya sekedar mencari keuntungan semata (profit motive), akan tetapi dipergunakan
untuk pemanfaatan anggota (benefit profit). Prinsip ini adalah prinsip yang paling
unik, sebab badan usaha lain tidak memiliki prinsip ini.
5. Prinsip kemandirian koperasi. Koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal
mengambil keputusan usaha dan organisasi. Kemandirian artinya juga kebebasan
yang bertanggung jawab, otonom, swadaya dan keberanian mempertanggung
jawabkan segala tindakan sendiri dalam mengelola usaha dan organisasi. Mandiri
artinya dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lainnya. Prinsip ini adalah
pendorong bagi koperasi untuk meningkatkan keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mencapai tujuan. Pada masa globalisasi seperti pada saat ini prinsip kemandirian
sangat diperlukan dalam pengembangan organisasidan usaha. Dengan prinsip ini
koperasi dapat bersaing pada masa apapun, karena tidak tergantung dengan pihak lain.
1. Pada hukum dasar negara Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 khususnya
pada alenia keempat Pembukaan UUD 1945 “...Kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap banagsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum”.
2. Pada Pasal 33 ayat (1) UUD 1945: “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan”.
3. Pada Pasal 33 ayat (4) UUD 1945: “Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”; dan
6. Melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan koperasi, dengan bekerja
sama melalui jaringan kegiatan baik tingkat lokal, nasional, regional dan
internasional; dan
Gerakan koperasi dimulai di Inggris pada awal abad ke-19 sebagai respons terhadap
kondisi sosial dan ekonomi yang sulit, terutama di kalangan pekerja industri.
Gerakan koperasi menyebar ke berbagai negara Eropa dan Amerika Utara pada abad
ke-19 dan awal abad ke-20.
Koperasi pertanian juga mulai muncul sebagai respons terhadap tekanan ekonomi
yang dihadapi oleh petani.
-Pengakuan Internasional:
Banyak negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin mengadopsi model koperasi dalam
sektor pertanian, perikanan, dan industri.
Pada pertengahan abad ke-20, koperasi juga tumbuh di sektor finansial dengan
pendirian koperasi kredit sebagai alternatif perbankan untuk masyarakat yang tidak
memiliki akses ke layanan perbankan tradisional.
Hingga saat ini, koperasi tetap menjadi model bisnis yang relevan di banyak sektor
ekonomi. Koperasi memiliki peran penting dalam memberdayakan masyarakat lokal,
memajukan ekonomi berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Koperasi adalah suatu bentuk usaha yang didirikan oleh sekelompok orang
untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pendirian koperasi dapat bervariasi
tergantung pada kebutuhan dan aspirasi anggota koperasi tersebut. Berikut adalah
beberapa tujuan umum pendirian koperasi:
2. Memberdayakan Anggota:
Koperasi sering kali menjadi agen pembangunan di tingkat lokal. Dengan membantu
anggotanya, koperasi dapat memberdayakan dan memajukan komunitas lokal secara
keseluruhan.
Koperasi dapat menjadi sumber penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal, membantu
mengurangi tingkat pengangguran dalam suatu komunitas.
Penting untuk dicatat bahwa tujuan koperasi dapat bervariasi tergantung pada
jenis koperasi dan kebutuhan spesifik anggotanya. Koperasi dapat ada dalam berbagai
sektor, seperti pertanian, konsumen, kredit, pekerja, dan lain-lain, masing-masing
dengan tujuan khusus sesuai dengan kebutuhan anggota mereka.
Koperasi memberikan peluang kepada anggotanya untuk bersatu dan bekerja sama
dalam usaha ekonomi. Dengan berbagi sumber daya dan tanggung jawab, anggota
koperasi dapat meningkatkan daya tawar mereka di pasar, meningkatkan akses
terhadap sumber daya, dan memperoleh manfaat ekonomi bersama.
2. Inklusi Keuangan:
3. Pemberdayaan Lokal:
Koperasi dapat membantu memastikan distribusi yang adil dari hasil produksi dan
meminimalkan ketidaksetaraan ekonomi. Dalam koperasi konsumen, misalnya,
anggota dapat bersama-sama membeli barang dan jasa dengan harga yang lebih
terjangkau, meningkatkan akses ke konsumsi yang lebih adil.
6. Keberlanjutan Lingkungan:
Beberapa koperasi fokus pada praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Dengan berkolaborasi, anggota koperasi dapat mengadopsi praktik-
produksi yang lebih berkelanjutan, meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah bentuk organisasi ekonomi yang dimiliki dan
dikelola oleh sekelompok konsumen untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan
ekonomi mereka. Tujuan utama dari koperasi konsumen adalah memberikan manfaat
ekonomi kepada anggotanya dengan menyediakan barang atau layanan yang mereka
butuhkan dengan harga yang lebih terjangkau atau terjangkau. Koperasi konsumen
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
Koperasi Produsen
Koperasi produsen, atau sering disebut juga sebagai koperasi produsen atau
koperasi produsen karyawan, adalah bentuk koperasi yang didirikan oleh sekelompok
produsen atau pekerja untuk bekerja sama dalam proses produksi, manufaktur, atau
penyediaan jasa. Tujuan utama dari koperasi produsen adalah meningkatkan kekuatan
ekonomi anggotanya melalui kolaborasi dan pembagian hasil produksi.
1) Anggota Produsen:
-Koperasi produsen terdiri dari individu atau perusahaan kecil yang bergerak dalam
sektor produksi atau manufaktur.
-Anggotanya bisa saja adalah produsen atau pekerja yang terlibat dalam proses
produksi.
2) Kepemilikan Bersama:
Keuntungan atau hasil dari produksi dibagi di antara anggota koperasi sesuai dengan
kontribusi atau pembelian mereka. Ini dapat dilakukan dalam bentuk pembagian
dividen atau pengembalian langsung kepada anggota.
5) Manajemen Demokratis:
Koperasi Jasa
1) Orientasi Layanan:
Anggota koperasi jasa adalah individu atau entitas yang menggunakan atau
membutuhkan jenis layanan yang disediakan oleh koperasi. Mereka dapat menjadi
pemakai langsung dari layanan tersebut.
3) Kepemilikan Bersama:
Keuntungan atau surplus yang dihasilkan dari penyediaan layanan dibagikan di antara
anggota koperasi sesuai dengan kontribusi mereka atau dalam proporsi lain yang telah
ditentukan.
5) Manajemen Demokratis:
Anggota koperasi jasa berbagi risiko dan manfaat. Jika koperasi mencapai
keberhasilan dalam menyediakan layanan, manfaatnya dibagi di antara anggota.
Sebaliknya, jika ada risiko atau kerugian, anggota juga berbagi tanggung jawab.
Koperasi Campuran
Koperasi campuran, juga dikenal sebagai koperasi serba usaha atau koperasi
konsumen-produk, adalah bentuk koperasi yang menggabungkan elemen dari
koperasi konsumen dan koperasi produsen. Koperasi ini dirancang untuk memenuhi
kebutuhan anggotanya sekaligus melibatkan mereka dalam proses produksi atau
penyediaan barang dan jasa.
2) Orientasi Ganda:
Anggota koperasi campuran dapat terdiri dari individu atau perusahaan yang tidak
hanya menggunakan produk atau layanan yang disediakan oleh koperasi tetapi juga
berkontribusi pada proses produksinya.
5) Pembagian Keuntungan:
Keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan koperasi campuran dibagi di antara anggota
sesuai dengan kontribusi mereka sebagai konsumen atau produsen. Pembagian ini
dapat dilakukan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh koperasi.
Anggota koperasi campuran dapat bekerja sama dalam pengadaan bahan baku,
produksi, pemasaran, atau distribusi produk dan layanan. Ini menciptakan pola usaha
bersama yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing koperasi.
Seperti koperasi pada umumnya, koperasi campuran memiliki tujuan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun, mereka juga dapat memiliki tujuan
sosial, seperti memberikan akses yang lebih baik kepada produk atau layanan tertentu
kepada masyarakat.
Contoh koperasi campuran dapat ditemukan dalam sektor-sektor yang
beragam, seperti koperasi pertanian yang menyediakan produk pertanian dan
melibatkan petani sebagai konsumen dan produsen, atau koperasi konsumen-produk
yang menyediakan layanan dan produk berbagai jenis kepada anggotanya.
Keberadaan koperasi campuran mencerminkan pendekatan holistik dalam memenuhi
kebutuhan anggota dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam berbagai aspek
operasional koperasi.
BAB 7
Jumlah Anggota:
Bidang Usaha:
Koperasi harus memiliki bidang usaha atau kegiatan yang jelas dan sesuai dengan
prinsip-prinsip koperasi. Bidang usaha koperasi melibatkan sektor-sektor seperti
simpan pinjam, pertanian, konsumen, produsen, dan lainnya.
Modal Awal:
Koperasi diwajibkan untuk menyediakan modal awal yang diperlukan. Modal ini
dapat berasal dari sumbangan anggota atau sumber keuangan lainnya.
Akta Pendirian:
Calon pendiri koperasi harus menyusun akta pendirian koperasi yang memuat
informasi mengenai nama koperasi, tujuan, alamat, susunan pengurus, dan anggaran
dasar koperasi.
Pemilihan Pengurus:
Pengurus koperasi harus dipilih melalui musyawarah anggota. Setiap koperasi harus
memiliki pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota lainnya
sesuai kebutuhan.
Koperasi harus mendaftarkan diri pada instansi yang berwenang, yaitu Dinas
Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) setempat. Setelah pendaftaran, koperasi
akan mendapatkan Surat Keputusan Menteri yang menetapkan status koperasi.
Prinsip keanggotaan terbuka dan sukarela harus dijunjung tinggi dalam pendirian
koperasi. Setiap orang yang memenuhi syarat dapat menjadi anggota dan keanggotaan
harus bersifat sukarela.
Demokrasi:
Pemisahan Harta:
Harta koperasi harus dipisahkan dari harta pribadi anggota dan pengurus. Koperasi
tidak boleh menggunakan harta tersebut untuk kepentingan pribadi.
Penting untuk selalu merujuk pada peraturan terkini dan berkonsultasi dengan
pihak yang berkompeten dalam hal hukum koperasi di Indonesia agar memastikan
bahwa semua persyaratan dan prosedur pendirian koperasi telah terpenuhi.
Lakukan studi kelayakan untuk menilai apakah pendirian koperasi sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi lingkungan. Identifikasi potensi masalah atau hambatan yang
mungkin muncul.
Bentuk tim pendiri yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi dan
keahlian yang diperlukan untuk mendirikan dan mengelola koperasi.
Susun AD dan ART sebagai dasar hukum dan operasional koperasi. Pastikan
dokumen tersebut mencakup informasi mengenai nama, tujuan, susunan pengurus,
dan tata cara pengambilan keputusan.
Tentukan jenis koperasi yang akan didirikan, seperti koperasi konsumen, koperasi
produsen, atau koperasi jasa. Pilih bentuk koperasi yang sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan anggota.
Tentukan modal awal yang dibutuhkan untuk mendukung operasional awal koperasi.
Identifikasi sumber-sumber modal, seperti sumbangan anggota atau pinjaman.
7) Pendaftaran Koperasi:
9) Pemilihan Pengurus:
Lakukan pemilihan pengurus koperasi sesuai dengan ketentuan dalam AD dan ART.
Pastikan pengurus terpilih memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
koperasi.
Susun akta pendirian koperasi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Akta ini
akan menjadi dasar hukum pendirian koperasi.
Setelah memenuhi semua persyaratan, peroleh status hukum koperasi dari pemerintah
atau instansi yang berwenang. Dalam beberapa kasus, koperasi akan mendapatkan
Surat Keputusan Menteri yang menetapkan statusnya.
Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi adalah kelompok orang yang dipilih oleh anggota koperasi
untuk mengelola dan mengurus kegiatan operasional serta pengambilan keputusan
koperasi.
Fungsi pengurus sangat penting dalam menjalankan roda organisasi koperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui
mengenai pengurus koperasi:
2) Susunan Pengurus:
Susunan pengurus koperasi dapat bervariasi tergantung pada jenis koperasi dan aturan
yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengurus umumnya terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, dan anggota lainnya. Setiap anggota pengurus memiliki
tanggung jawab tertentu sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5) Rapat Pengurus:
Pengurus juga dapat mengambil peran dalam memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada anggota koperasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anggota
tentang prinsip-prinsip koperasi dan meningkatkan kapasitas pengelolaan usaha
koperasi.
8) Keanggotaan dan Komunikasi:
Pengurus perlu menjaga komunikasi yang baik dengan anggota koperasi. Mereka
harus merespons kebutuhan dan aspirasi anggota serta melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan.
Anggota Koperasi
Anggota koperasi adalah individu atau entitas yang memenuhi syarat dan
bergabung dalam suatu koperasi. Koperasi sendiri merupakan suatu bentuk organisasi
ekonomi yang didirikan oleh sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Anggota koperasi memiliki peran penting dalam menjalankan dan mengelola
koperasi.
1) Kualifikasi Anggota:
Kondisi Umum: Sebagai suatu koperasi, anggota harus memenuhi kualifikasi umum
yang ditetapkan oleh undang-undang atau peraturan koperasi setempat.
2) Keterlibatan Ekonomi:
Partisipasi dalam Keputusan: Anggota memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan koperasi. Mereka biasanya memiliki hak suara yang
sebanding dengan kontribusi mereka terhadap koperasi.
Keuntungan dan Kerugian: Anggota berbagi keuntungan dari usaha bersama koperasi,
tetapi juga bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin terjadi.
Sukarela: Bergabung dalam koperasi harus menjadi pilihan sukarela dari setiap
individu, tanpa tekanan atau paksaan.
5) Tujuan dan Kegiatan Koperasi:
6) Demokratisasi:
Kepatuhan terhadap Aturan: Anggota diharapkan untuk patuh terhadap aturan dan
peraturan koperasi yang telah ditetapkan.
Etika Kerjasama: Prinsip utama koperasi adalah etika kerjasama, di mana anggota
diharapkan untuk bekerja sama secara adil, jujur, dan transparan.
Pengunduran Diri Sukarela: Anggota biasanya dapat mengundurkan diri dari koperasi
secara sukarela.
Badan Pengawas
Di bawah ini adalah beberapa poin penting yang menjelaskan materi mengenai badan
pengawas secara rinci:
Tujuan utama badan pengawas adalah memastikan kepatuhan terhadap aturan dan
regulasi, melindungi kepentingan publik, dan mendukung transparansi dalam berbagai
sektor.
b. Independensi:
Independensi adalah karakteristik kunci dari badan pengawas. Badan tersebut harus
bebas dari intervensi politik atau tekanan eksternal agar dapat menjalankan fungsi
pengawasannya dengan objektif dan adil.
d. Bidang Pengawasan:
Badan pengawas dapat berperan dalam merumuskan peraturan dan standar untuk
sektor atau kegiatan yang diawasi.
g. Penegakan Hukum:
Badan pengawas memiliki wewenang untuk menyelidiki pelanggaran dan, jika
diperlukan, mengambil tindakan penegakan hukum. Ini dapat mencakup denda, sanksi
administratif, atau pencabutan izin.
BAB 8
Pendapatan dan pengeluaran koperasi, baik yang berasal dari penjualan produk atau
jasa, serta biaya operasional, dicatat secara terperinci.
Informasi ini mencakup penjualan, pembelian bahan baku, biaya produksi, gaji, dan
biaya lainnya.
c) Laporan Keuangan:
Sistem pencatatan menghasilkan laporan keuangan periodik, seperti laporan laba rugi,
neraca, dan laporan arus kas. Laporan ini memberikan gambaran tentang kinerja
keuangan koperasi selama suatu periode waktu tertentu.
d) Pencatatan Persediaan:
Jika koperasi memiliki persediaan barang atau bahan baku, sistem pencatatan
mencatat jumlah persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir. Ini penting untuk
mengelola stok dengan efisien.
Jika koperasi memberikan kredit kepada pelanggan atau memiliki utang, pencatatan
dilakukan untuk mencatat piutang dan utang tersebut. Ini membantu mengelola kas
dan melacak pembayaran.
Jika koperasi memiliki investasi atau aset tetap (seperti tanah, bangunan, atau
peralatan), sistem pencatatan mencatat akuisisi, penyusutan, dan perubahan nilai aset
tersebut.
g) Audit Internal:
Beberapa koperasi melibatkan audit internal untuk memastikan keakuratan dan
keandalan sistem pencatatan keuangan. Audit ini bertujuan untuk menemukan potensi
kesalahan atau kecurangan.
Dalam era digital, banyak koperasi mengadopsi sistem informasi keuangan berbasis
komputer untuk mempermudah pengelolaan dan analisis data keuangan.
j) Pelaporan Pajak:
Sistem pencatatan keuangan juga mencakup persiapan dan pelaporan pajak, termasuk
pemenuhan persyaratan pajak koperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Audit internal dan eksternal adalah dua bentuk pemeriksaan yang dilakukan
untuk menilai dan memastikan keakuratan, keandalan, dan kepatuhan suatu organisasi
terhadap berbagai standar, kebijakan, dan regulasi. Meskipun keduanya bertujuan
mengevaluasi kinerja dan tata kelola organisasi, ada perbedaan signifikan dalam
lingkup, tujuan, dan pihak yang terlibat dalam kedua jenis audit tersebut.
Audit Internal
Definisi:
Audit internal adalah proses independen dan objektif yang dilakukan oleh tim auditor
internal di dalam organisasi untuk mengevaluasi efektivitas kontrol internal,
manajemen risiko, dan kebijakan yang diterapkan.
Tujuan:
Lingkup:
-Fokus pada kontrol internal, manajemen risiko, kebijakan, dan prosedur internal.
Pelaksana:
-Dilakukan oleh tim auditor internal yang merupakan bagian dari organisasi itu
sendiri.
Frekuensi:
-Dilakukan sebagai bagian dari proses manajemen risiko dan pengendalian internal.
-Fokus pada perbaikan proses internal dan peningkatan tata kelola organisasi.
Audit Eksternal:
Definisi:
Audit eksternal adalah pemeriksaan independen yang dilakukan oleh pihak luar
organisasi (biasanya firma akuntansi publik) untuk mengevaluasi keuangan organisasi
dan menyajikan laporan keuangan yang akurat.
Tujuan:
-Menilai kebenaran dan keakuratan laporan keuangan.
Lingkup:
-Melibatkan pemeriksaan atas catatan akuntansi, neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas.
Pelaksana:
-Dilakukan oleh firma akuntansi publik atau auditor independen dari luar organisasi.
-Auditor eksternal harus tetap independen dan bebas dari pengaruh organisasi yang
diaudit.
Frekuensi:
-Diperlukan oleh hukum dalam beberapa yurisdiksi dan diperlukan oleh pemegang
saham dan pihak-pihak eksternal.
Memberikan laporan audit eksternal yang mencakup opini atas kebenaran dan
keakuratan laporan keuangan.
Kesimpulan:
Secara umum, audit internal dan eksternal memiliki peran yang penting dalam
memastikan integritas, transparansi, dan keandalan suatu organisasi. Keduanya dapat
saling melengkapi untuk memastikan tata kelola dan keuangan organisasi berada
Sumber modal koperasi dapat berasal dari berbagai sumber, dan struktur
modalnya dapat berbeda tergantung pada jenis koperasi dan aturan yang berlaku di
suatu negara atau wilayah. Berikut adalah beberapa sumber modal koperasi yang
umum:
a) Simpanan Anggota:
Simpanan anggota merupakan sumber modal utama bagi koperasi. Anggota koperasi
menyisihkan sejumlah uang sebagai modal untuk bergabung atau mempertahankan
keanggotaannya. Simpanan ini dapat ditarik kembali oleh anggota sesuai dengan
aturan yang berlaku.
b) Modal Sendiri:
Modal sendiri koperasi berasal dari keuntungan yang diperoleh dari operasional bisnis
koperasi. Bagian dari keuntungan tersebut biasanya ditempatkan kembali ke dalam
koperasi sebagai modal sendiri, yang dapat digunakan untuk ekspansi, investasi, atau
memenuhi kebutuhan modal lainnya.
Beberapa koperasi dapat menerima pinjaman dari anggotanya. Ini bisa menjadi
sumber tambahan modal yang diperlukan untuk membiayai proyek atau kegiatan
tertentu. Pinjaman ini biasanya dikenakan bunga atau memiliki syarat lain sesuai
dengan perjanjian antara koperasi dan anggota.
e) Dana Hibah:
Beberapa koperasi dapat memperoleh dana hibah dari pemerintah, organisasi non-
pemerintah (NGO), atau lembaga lain yang mendukung pengembangan ekonomi
lokal, kewirausahaan, atau sektor koperasi tertentu.
Koperasi memperoleh pendapatan dari penjualan produk atau jasa kepada anggota
atau konsumen. Pendapatan ini dapat digunakan sebagai sumber modal untuk
keperluan operasional dan pengembangan lebih lanjut.
g) Investasi Eksternal:
Beberapa koperasi dapat menerima investasi langsung dari pihak eksternal, seperti
investor swasta atau lembaga modal ventura. Dalam hal ini, pihak eksternal
mendapatkan kepemilikan atau bagian tertentu dari koperasi sebagai imbalan atas
investasinya.
Dalam beberapa kasus, koperasi dapat menerima sumbangan atau modal dari individu
atau organisasi yang bukan anggota koperasi. Sumbangan ini dapat digunakan untuk
memperkuat modal koperasi
Pendataan Modal:
Setiap koperasi harus memiliki sistem pencatatan yang baik untuk mencatat jumlah
modal yang dimiliki dan sumber modal tersebut. Hal ini membantu dalam
pengelolaan keuangan secara efektif dan menyediakan informasi yang diperlukan
untuk membuat keputusan strategis.
Modal juga diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini
melibatkan pembayaran gaji, pembelian bahan baku, biaya operasional lainnya, dan
pengelolaan kas secara umum. Keberlanjutan operasional membutuhkan pemantauan
yang cermat terhadap aliran kas dan pengeluaran.
Penyusunan Anggaran:
Anggaran adalah alat yang sangat penting dalam pengelolaan modal. Koperasi harus
menyusun anggaran yang memperkirakan penerimaan dan pengeluaran dengan cermat
untuk memastikan penggunaan modal yang efisien.
Pembiayaan Koperasi
Salah satu sumber pembiayaan utama bagi koperasi adalah simpanan anggota.
Anggota koperasi biasanya diminta untuk menyimpan sejumlah uang sebagai modal
atau simpanan wajib. Simpanan ini dapat digunakan sebagai modal kerja dan juga
sebagai jaminan keuangan bagi koperasi.
Selain simpanan, koperasi dapat memperoleh dana melalui pinjaman yang diberikan
oleh anggotanya. Pinjaman ini bisa menjadi sumber pembiayaan yang signifikan,
terutama untuk investasi atau ekspansi usaha.
Koperasi juga dapat mengakses dana melalui pinjaman dari lembaga keuangan seperti
bank, koperasi kredit, atau lembaga keuangan mikro. Koperasi harus memenuhi
persyaratan tertentu untuk memperoleh pinjaman ini, dan pinjaman dapat digunakan
untuk berbagai keperluan, seperti modal kerja, investasi, atau pembelian aset.
Saham:
Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh dari keuntungan usaha koperasi dapat
diinvestasikan kembali sebagai sumber pembiayaan. Pemakaian SHU harus
direncanakan dengan hati-hati untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan
koperasi.
Koperasi dapat membentuk kemitraan atau aliansi dengan koperasi lain untuk
mendukung pertukaran sumber daya atau mendapatkan pembiayaan bersama untuk
proyek bersama.
Investasi Eksternal:
Koperasi juga dapat mencari investasi eksternal dari pihak swasta atau investor
institusional yang tertarik pada model bisnis koperasi dan melihat potensi
pertumbuhan yang menarik.
Crowdfunding:
Dalam era digital, koperasi juga dapat mencari pembiayaan melalui platform
crowdfunding. Melalui crowdfunding, koperasi dapat memperoleh dana dari sejumlah
kecil investor atau pendukung yang berkomitmen terhadap tujuan koperasi.
Berikut adalah beberapa konsep yang terkait dengan pemahaman diversifikasi usaha:
Manfaat dalam Siklus Ekonomi: Beberapa sektor bisnis dapat dipengaruhi oleh siklus
ekonomi. Diversifikasi dapat membantu melindungi perusahaan dari fluktuasi
ekonomi karena beberapa sektor mungkin tumbuh ketika yang lain mengalami
penurunan.
Peningkatan Daya Saing: Dengan memiliki kehadiran di berbagai sektor atau pasar,
perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya. Hal ini dapat menciptakan
keuntungan kompetitif melalui inovasi, efisiensi, dan diversifikasi produk.
Koperasi harus menentukan bidang atau sektor usaha yang sesuai untuk diversifikasi.
Ini dapat melibatkan peningkatan produk atau layanan yang sudah ada, ekspansi
geografis, atau bahkan diversifikasi ke sektor usaha yang berbeda.
c) Studi Kelayakan:
Koperasi harus menetapkan tujuan yang jelas untuk diversifikasi dan merinci strategi
yang akan diadopsi. Hal ini melibatkan penetapan target pertumbuhan, penetapan
batasan risiko, dan pengembangan rencana tindakan yang terinci.
Membentuk tim atau kelompok kerja yang akan bertanggung jawab atas implementasi
strategi diversifikasi. Tim ini harus terdiri dari individu yang memiliki keahlian dan
pengetahuan yang sesuai dengan sektor atau kegiatan yang akan dijelajahi.
g) Manajemen Risiko:
Diversifikasi membawa risiko, dan manajemen risiko harus menjadi bagian integral
dari strategi diversifikasi. Koperasi perlu mengidentifikasi, menilai, dan mengelola
risiko yang terkait dengan pengembangan kegiatan atau sektor baru.
Diversifikasi sering memerlukan upaya pemasaran dan promosi yang intensif untuk
memperkenalkan produk atau layanan baru kepada pasar. Perlu pengembangan
strategi pemasaran yang efektif untuk memastikan adopsi dan akseptabilitas di pasar
baru
Setelah peluncuran kegiatan atau produk baru, koperasi harus secara teratur
mengevaluasi kinerja dan membandingkannya dengan tujuan yang ditetapkan. Jika
diperlukan, penyesuaian strategi harus dilakukan untuk memaksimalkan hasil dan
meminimalkan risiko.
a) Pengurangan Risiko:
Risiko Bisnis Tunggal: Dengan memiliki beragam produk atau layanan, koperasi
dapat mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu jenis bisnis
atau pasar saja. Jika satu segmen bisnis mengalami kesulitan, diversifikasi dapat
membantu melindungi keberlanjutan koperasi.
b) Pertumbuhan Pendapatan:
c) Peluang Inovasi:
Pendorong Inovasi: Dengan masuk ke segmen atau bisnis baru, koperasi dapat
merangsang inovasi. Inovasi ini dapat mencakup pengembangan produk baru,
pengadopsian teknologi baru, atau perbaikan proses bisnis yang eksisting.
d) Kesejahteraan Anggota:
e) Keberlanjutan Koperasi:
Ketahanan Pasar: Dengan menyediakan beragam produk atau layanan, koperasi dapat
menarik lebih banyak anggota dan pelanggan, serta menciptakan citra yang lebih kuat
di pasar. Ini dapat meningkatkan daya saing dan ketahanan koperasi di pasar.
Negosiasi Lebih Kuat: Dengan memiliki portofolio yang lebih kuat dan beragam,
koperasi dapat memiliki posisi tawar yang lebih baik dalam bernegosiasi dengan mitra
bisnis, pemasok, dan pelanggan. Hal ini dapat menguntungkan anggota dalam jangka
panjang.
Tanggung Jawab Sosial: Dengan mendiversifikasi bisnis atau layanan, koperasi dapat
mengambil peran yang lebih besar dalam tanggung jawab sosial, seperti keberlanjutan
lingkungan atau pemberdayaan masyarakat lokal.
Kemitraan dapat membantu dalam pengumpulan dana dan modal. Pihak yang terlibat
dalam kemitraan dapat berkontribusi dengan modal finansial atau sumber daya
lainnya untuk mendukung pengembangan usaha, investasi dalam penelitian dan
pengembangan, atau ekspansi ke pasar baru.
3. Diversifikasi Risiko:
5. Pengembangan Pasar:
6. Keuntungan Bersama:
7. Penguatan Kapabilitas:
8. Peningkatan Jaringan:
Koperasi yang membangun dengan jaringan yang lain umumnya merujuk pada
bentuk kerjasama antara koperasi dengan entitas atau organisasi lainnya untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini dapat melibatkan koperasi dengan koperasi
lain, pemerintah, organisasi nirlaba, atau sektor swasta.
a) Kerjasama antar Koperasi: Koperasi sering kali bekerja sama dengan koperasi
lain untuk meningkatkan kekuatan ekonomi, mendapatkan skala ekonomi, dan
memperluas pasar. Koperasi-koperasi ini dapat membentuk federasi atau asosiasi
untuk berbagi sumber daya, pengetahuan, dan pengalaman.
e) Pemanfaatan Teknologi dan Jaringan Digital: Dalam era digital, koperasi dapat
membangun jaringan menggunakan teknologi dan platform digital. Misalnya,
platform perdagangan elektronik atau aplikasi mobile dapat membantu koperasi
meningkatkan visibilitas mereka, mencapai pelanggan baru, dan mempermudah
kegiatan bisnis.
Latar Belakang:
Rincian Kemitraan:
Dalam kerangka kemitraan ini, Nestlé mendapatkan hak eksklusif untuk menjual
produk kopi dan teh merek Starbucks di seluruh dunia.
Termasuk di dalamnya adalah hak untuk memproduksi dan mendistribusikan kapsul
kopi untuk mesin kopi Nespresso dan Dolce Gusto.
Kemitraan ini mencakup berbagai produk kopi yang terkenal dari Starbucks, termasuk
kopi biji, kopi kemasan, dan produk kopi instan.
Kemitraan ini memberikan Nestlé akses ke portofolio produk kopi yang luas dan
mendukung diversifikasi bisnis Nestlé di sektor minuman.
Starbucks mendapat keuntungan dari penetrasi pasar global yang lebih luas melalui
kehadiran dan distribusi global Nestlé.
Kemitraan ini melibatkan kolaborasi dalam pengembangan dan inovasi produk kopi
premium baru untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang.
Konsumen mendapat manfaat dengan adanya akses yang lebih luas ke produk kopi
berkualitas tinggi dari Starbucks melalui saluran distribusi global Nestlé.
Keberhasilan Kemitraan:
Kolaborasi dalam pengembangan produk baru, seperti kapsul kopi untuk mesin
Nespresso dan Dolce Gusto, merupakan contoh keberhasilan inovasi dalam
kemitraan.
Kemitraan ini memberikan manfaat bagi pemegang saham kedua perusahaan, dengan
pertumbuhan nilai dan peluang yang dihasilkan dari sinergi bisnis.
Studi kasus ini menggambarkan bahwa kemitraan yang sukses dapat menciptakan
nilai tambah bagi semua pihak yang terlibat, memungkinkan kedua perusahaan
memanfaatkan kekuatan dan keahlian masing-masing untuk mencapai tujuan
bersama.
BAB 10
Fluktuasi Harga Bahan Baku: Jika koperasi terlibat dalam produksi barang, fluktuasi
harga bahan baku dapat menjadi tantangan. Koperasi perlu mengelola risiko terkait
harga dan pasokan bahan baku untuk menjaga stabilitas operasional dan keuangan.
Pandemi dan Krisis Kesehatan: Sebagai contoh, seperti yang terjadi selama pandemi
COVID-19, koperasi dapat menghadapi tantangan besar dari ketidakpastian,
perubahan perilaku konsumen, dan gangguan rantai pasokan.
Koperasi seringkali menghadapi keterbatasan akses terhadap modal dan sumber daya
jika dibandingkan dengan bisnis konvensional. Kesulitan dalam mengumpulkan
modal dapat membatasi kemampuan koperasi untuk berinvestasi, memperluas operasi,
atau bersaing dalam pasar yang lebih luas.
Bisnis konvensional seringkali memiliki struktur manajemen yang lebih formal dan
profesional. Koperasi, terutama yang berbasis partisipasi anggota, mungkin
menghadapi tantangan dalam mengembangkan dan mempertahankan tingkat
manajemen yang tinggi serta keahlian profesional.
Bisnis konvensional cenderung memiliki struktur biaya dan operasional yang lebih
efisien karena dapat mengadopsi praktik-praktik manajemen yang lebih terpusat dan
memiliki skala operasional yang lebih besar. Koperasi mungkin menghadapi kesulitan
untuk mencapai tingkat efisiensi yang sama.
Pemasaran dan Branding:
Koperasi bisa menghadapi persaingan yang sangat ketat dari bisnis konvensional yang
memiliki sumber daya dan keahlian yang lebih besar. Persaingan ini dapat membuat
sulit bagi koperasi untuk mempertahankan pangsa pasar atau menarik pelanggan baru.
Koperasi mungkin lebih rentan terhadap fluktuasi pasar atau perubahan regulasi
dibandingkan dengan bisnis konvensional. Lingkungan bisnis yang tidak stabil dapat
menjadi tantangan tambahan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Meskipun koperasi memiliki nilai-nilai sosial dan keberlanjutan yang kuat, beberapa
konsumen mungkin kurang mengenal atau kurang percaya pada model bisnis
koperasi. Meningkatkan persepsi publik dan posisi pasar koperasi dapat menjadi
tantangan.
Regulasi dan kebijakan pemerintah adalah alat penting yang digunakan oleh
pemerintah untuk mengatur dan mengarahkan perilaku individu, bisnis, dan organisasi
dalam masyarakat. Regulasi dan kebijakan ini memiliki peran krusial dalam
menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan berkelanjutan. Berikut adalah
penjelasan rinci mengenai materi regulasi dan kebijakan pemerintah:
1. Definisi Regulasi:
Regulasi adalah aturan atau norma yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga
pemerintah untuk mengontrol, mengarahkan, atau mengelola perilaku subjek hukum
tertentu. Regulasi dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi,
lingkungan, kesehatan, dan keamanan.
Kebijakan pemerintah merujuk pada niat atau tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh
pemerintah melalui langkah-langkah tertentu, termasuk regulasi. Kebijakan dapat
berupa panduan, strategi, atau rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu
dalam berbagai sektor.
Ratifikasi: Draft dikaji dan mungkin diubah melalui proses legislasi atau proses
administratif sebelum diresmikan menjadi regulasi atau kebijakan yang sah.
Penegakan: Memastikan bahwa regulasi atau kebijakan diterapkan dengan benar dan
adanya sanksi untuk pelanggaran.
Kebijakan Fiskal dan Moneter: Terkait dengan pengaturan anggaran, pajak, dan mata
uang.
Korupsi: Adanya potensi korupsi dalam proses pembentukan atau penegakan regulasi.
Contoh:
Regulasi dan kebijakan pemerintah berperan penting dalam membentuk struktur dan
fungsi masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. Dengan merancang dan menegakkan
regulasi yang baik, pemerintah dapat mencapai tujuan pembangunan yang
berkelanjutan dan keadilan dalam masyarakat.
Definisi: Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah rangkaian perangkat lunak dan
perangkat keras yang membantu dalam pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan
penyebaran informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan di tingkat
manajemen.
Manfaat:
Meningkatkan efisiensi operasional dengan otomatisasi tugas-tugas rutin.
Pemasaran Digital: Menggunakan media sosial dan situs web untuk mempromosikan
produk dan layanan koperasi.
Analisis Big Data: Menggunakan analisis big data untuk mendapatkan wawasan
mendalam tentang tren dan pola kinerja koperasi.
E-Commerce merujuk pada proses pembelian dan penjualan produk atau layanan
yang dilakukan secara elektronik atau melalui internet.
Aktivitas e-commerce melibatkan transfer dana secara elektronik, pertukaran data
elektronik, dan pengolahan transaksi secara online.
Model e-commerce dapat mencakup penjualan langsung ke konsumen (B2C),
bisnis ke bisnis (B2B), konsumen ke konsumen (C2C), dan lainnya.
Platform e-commerce dapat berupa situs web toko online, aplikasi mobile, atau
pasar online yang memfasilitasi interaksi antara penjual dan pembeli.
Pemasaran Digital:
Pemasaran Digital adalah upaya mempromosikan produk atau layanan
menggunakan saluran digital, seperti internet, media sosial, mesin pencari, email,
dan platform online lainnya.
Ini mencakup serangkaian strategi, termasuk iklan online, optimisasi mesin
pencari (SEO), pemasaran media sosial, email marketing, dan konten pemasaran.
Pemasaran Digital bertujuan untuk mencapai audiens target secara efektif,
membangun kesadaran merek, meningkatkan penjualan, dan berinteraksi dengan
pelanggan secara langsung.
Analytics dan data digunakan secara intensif untuk mengukur kinerja kampanye
dan mendapatkan wawasan yang diperlukan untuk meningkatkan strategi
pemasaran.
Definisi: Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah rangkaian perangkat lunak dan
perangkat keras yang membantu dalam pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan
penyebaran informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan di tingkat
manajemen.
Manfaat:
-Analisis Big Data: Menggunakan analisis big data untuk mendapatkan wawasan
mendalam tentang tren dan pola kinerja koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
User
ChatGPT
Pengelolaan Data Secara Efisien: Sistem manajemen data digital membantu dalam
pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data dengan lebih cepat dan efisien.
Pelaporan Real-time: Informasi keuangan, kinerja, dan transaksi dapat dipantau dan
dilaporkan secara real-time.
Analisis Big Data: Memanfaatkan analisis big data untuk mengidentifikasi dan
mengelola risiko dengan lebih baik.
Sistem Keamanan Cyber: Perlindungan data dan informasi koperasi melalui sistem
keamanan cyber yang canggih.
Keamanan Data: Perlindungan data dan privasi anggota harus menjadi prioritas utama
dalam pemanfaatan teknologi.
Keterampilan dan Literasi Digital: Koperasi dan anggota harus memiliki keterampilan
dan literasi digital yang cukup untuk mengoptimalkan manfaat teknologi.