Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Manajemen Koperasi &


UMKM

OLEH:

Ilham Purnama Pandju

Stambuk 102200015

UNIVERSITAS GORONTALO

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN 2020


KATA PENGANTAR
 
         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Tugas UKM/UMKM
        Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Lembaga
Keuangan Non Bank Dalam tugas ini tersaji tentang Ruang lingkup Usaha
mikro kecil dan menengah Tugas ini diharapkan dapat menambah
wawasan tentang pengertian Usaha mikro kecil dan menengah.
         Saya tahu bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, setiap kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan guna perbaikan makalah ini.
        Kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan makalah ini,selalu kami nantikan. Akhirnya semoga tugas
ini bermanfaat bagi kita semua.

Limboto, 16 April 2022

Ilham Purnama Pandju


Stambuk : 102200015

i
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Definisi UMKM......................................................3
B. Klasifikasi UMKM.......................................................................9
C. Karakteristik UMKM.................................................................10
D. Kelebihan, Kekurangan, dan Keunggulan UMKM...................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam
memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan
kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami
kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi
besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia.
UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa
UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM
sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.
UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.
Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan negara Indonesia.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di
suatu daerah yang belum diolah secara komersial. UKM dapat membantu
mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi
besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Dan
pada bab selanjutnya akan diuraikan tentang profil salah satu UKM sukses yang
memiliki profit dan prestasi yang hebat.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan UMKM ?
2. Bagaimana cara mengelola UMKM ?
3. Bagaimana Sasaran dan pembinaan UMKM ?
4. Apa saja Kekuatan dan Kelemahan UMKM ?
5. Bagaiman upaya untuk Pengembangan UMKM ?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tentang pengertian UMKM.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola UMKM
3. Untuk mengetahui sasaran dan pembinaan UMKM..
4. Untuk mengetahui tentang kekuatan dan kelemahan UMKM.
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan UMKM.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DAN DEFINISI UMKM
Konsep dan detinisi mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM menuliki beberapa pendekatan, seperti pendekatan aset dan
omzet, dan juga pendekatan tenaga kerja, Sektor bisnis UMKM antara lain
perdagangan pengolahan, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan jasa.
Konsep umum UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua
Sektor ekonomi. Sehingga, UMKM dapat dijelaskan sebagai perusahaan
yang dimilik: dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok
kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu.
Menurut Rudjito, UMKM merupakan usaha kecil yang membantu
perekonomian Indonesia. Dikatakan membantu perekonomian Indonesia
disebabkan karena dengan melalui UMKM akan membentuk lapangan
kerja baru, juga meningkatkan devisa negara dengan melalui pajak badan
usaha.
Sedangkan, menurut Inna Primiana, UMKM merupakan suatu
aktivitas atau kegiatan ekonomi yang menjadi penggerak pembangunan
Indonesia, seperti industri manufaktur, agrobisnis, agraris, dan juga
sumber daya manusia. Dalam arti ini, mengindikasikan bahwa UMKM
mengandung arti pemulihan perekonomian Indonesia melalui
pengembangan sektor perdagangan untuk program pemberdayaan
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan (https://
pendidikan.co.id/pengertian-umkm).
Pada prinsipnya, perbedaan antara usaha mikro (UMI), usaha kecil
(UK), usaha menengah (UM), dan usaha besar (UB), secara umum
didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan),
omzet rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namun, definisi
UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut negara. Karena itu,

3
memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar
negara. Berikut beberapa konsep dan definisi dari UMKM.
Definisi UMKM menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Bab 1 Pasal 1 adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro, Usaha kecil adalah usaha produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha
bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, Usaha
menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan.
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, yang dimaksud
dengan usaha kecil (UK), termasuk usaha mikro (UMI) adalah entitas
usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00
dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000,00, Sementara itu,
usaha menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara
Indonesia yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000,00
sampai dengan Rp10.000.000.000,00 dan tidak termasuk tanah dan
bangunan.
Definisi UMKM menurut Bank Indonesia adalah usaha produktif
milik warga negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang
perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha
berbadan hukum seperti koperasi, bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar: memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

4
bangunan atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp200.000.000,00
per tahun. Sedangkan, usaha menengah merupakan usaha yang memiliki
kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri
manufaktur (Rp200.000.000,00 s.d Rp500.000.000,00) dan non
manufaktur (Rp200.000.000,00 s.d Rp600.000.000,00).
Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 mengatur bahwa usaha kecil
dan menengah mengandung pengertian secara terpisah. Usaha kecil
adalah sebuah proses kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan
memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan, sedangkan usaha menengah dan usaha besar adalah
kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil
penjualan tahunan usaha kecil.
Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 Tahun 1998, pengertian
usaha kecil adalah, “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Menurut Sri Winarni (2006), pada umumnya usaha kecil
mempunyai ciriCiri antara lain sebagai berikut:
1. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum
perusahaan,
2. Aspek legalitas usaha lemah:
3. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang
tidak baku,
4. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan
pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan:
5. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha:
6. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi:
7. Sumber daya manusia (SDM) terbatas:
8. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga
seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.

5
Agar dapat membedakan UMKM dan juga usaha besar, diperlukan
definisi, kriteria, dan ciri-ciri tertentu dalam menggolongkan UMKM.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 mengenai UMKM,
digolongkan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Uraian di atas menunjukkan bahwa usaha mikro, usaha kecil,


usaha menengah, dan usaha besar merupakan dunia usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia. Di
dalam undang-undan tersebut, kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan UMKM Seperti yangtercantum dalam Pasal 6 adalah nilai

6
kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan.
Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak
Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300.000.000,00.
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp50.000.000,00 sampai
dengan palingbanyakRp500.000.000,00tidaktermasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 hingga maksimum Rp2.500.000.000,00 dan
Rp5.000.000.000,00.
3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih
lebih dari Rp500.000.000,00 hingga paling banyak
Rp100.000.000.000,00, hasil penjualan tahunan di atas
Rp2.500.000.000,00 paling tinggi Rp50.000.000.000,00.
Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa UMKM adalah
usaha milik orang perorangan badan usaha yang bukan merupakan anak
atau cabang dari perusahaan lain dengan kriteria memiliki modal usaha
yang memiliki batasan-batasan tertentu. Berdasarkan kriteria UU RI No.
20 Tahun 2008 tentang UMKM, dapat diperjelas perbandingan dari kriteria
UMKM seperti pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Kriteria
Ukuran Usaha Aset
Aset Omzet
Usaha Mikro Maksimal Rp50 juta Maksimal Rp300 juta
Usaha Kecil Rp50 juta-Rp500 juta Rp300 juta-Rp2,5
miliar
Usaha Menengah Rp500 juta-Rp10 miliar Rp2,5 miliar-Rp50
miliar
Usaha Besar Rp10 miliar Rp50 miliar

7
Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah
lembaga pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat
Statistik (BPS), selama ini juga menggunakan jumlah kerja sebagai
ukuran untuk membedakan skala usaha antara usaha mikro, usaha kecil,
usaha menengah, dan usaha besar. Misalnya, menurut Badan Pusat
Statistik (BPS), usaha mikro (atau di sektor industri manufaktur umum
disebut industri rumah tangga) adalah unit usaha dengan jumlah pekerja
tetap hingga 4 orairg, usaha kecil atau industri kecil engan jumlah peterja
5-19 orang, usaha menengah atau industri menengah dengan jumlah
pekerja 20-99 orang, dan usaha besar atau industri besar dengan pemlah
peberja 100 orang atau lebih. Berdasarkan kriteria menurut UU RI Ng XI
Tahun 2008 dan Badan Pucat Statistik, dapat dibuat perbandingan seperi,
ada Tabel 1.2 sebagai berikut:
Sumber Mikro Kecil Menengah
UU RI No 20 Tahun 2008 < 50 juta 50-500 juta 500 juta - 10 miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) 1-4 TK 5-19 TK 20 - 99 TK

Detinisi dan konsep UMKM berbeda menurut negara, oleh karena


it, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar
negara, Tidak ada kesepakatan umum dalam membedakan sebuah usaha
mikro, usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar. Namun
demikian, secara umum, sebuah usaha mikro mempekerjakan sekurang-
kurangnya 5 (lima) orang pekerja, walaupun banyak usaha dari kategori
ini tidak mempekerjakan orang yanp digaji, yang di dalam literatur sering
disebut self-employment, sedangkan UKM bisa berkisar antara kurang
dari 100 pekerja. Selain menggunakan jumlah pekerja, banyak negara
juga menggunakan nilai aset tetap (tidak termasuk pedung dan tanah) dan
omzet dalam mendefinisikan UMKM. Bahkan, di banyak nepara, definisi
UMKM berbeda antar sektor, misalnya di Thailand, India, dan China, atau
bahkan berbeda antar lembaga atau departemen pemerintahan, misalnya
Indonesia dan Pakistan.

8
UMKM atau SME (Small Medium Enterprise) memiliki definisi yang
berbeda-beda di setiap Negara, kesamaannya adalah setiap negara
menyadari pentingnya keberadaan UMKM untuk menggerakkan roda
perekonomian negaranya.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi. Pada prinsipnya, pembedaan antara usaha mikro (UMI), usaha
kecil (UK), usaha menengah (UM), dan usaha besar (UB) umumnya
didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan),
omzet rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja tetap. Namun, definisi
UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut negara.

B. KLASIFIKASI UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, menurut UU No. 20 Tahun
2008, UMKM dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Livehood activities, merupakan UMKM dengan kegiatan usaha dalam
rangka mendapatkan kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang
lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Di Indonesia, jumlah
UMKM kategori ini adalah yang terbesar.
2. Micro enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3. Small dynamic enterprise, UMKM ini yang sering memiliki jiwa
entrepreneurship. Banyak pengusaha skala menengah dan besar
yang tadinya berasal dari kategori ini. Kalau dibina dengan baik, maka
sebagian dari UMKM kategori ini akan masuk ke kategori empat.
Jumlah kelompok UMKM ini jauh lebih kecil dari jumlah UMKM yang
masuk kategori satu dan dua. Kelompok UMKM ini sudah bisa
menerima pekerjaan sub-kontrak dan ekspor.
4. Fast moving enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan. Dari kelompok ini kemudian akan muncul usaha skala
menengah dan besar (melakukan transformasi menjadi usaha besar),

9
kelompok ini jumlahnya juga lebih sedikit dari UMKM kategori satu dan
dua.
Berdasarkan empat kelompok klasifikasi di atas, menunjukkan
bahwa keempat kelompok berkaitan dengan sifat dan jiwa kewirausahaan
yang dimiliki oleh pemilik atau pelaku usaha, yang mana semakin
berkembang dan meningkat usaha tersebut, semakin besar jiwa
kewirausahaannya.
C. KARAKTERISTIK UMKM
Karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi faktual yang
melekat pada aktivitas usaha maupun perilaku pengusaha yang
bersangkutan dalam menjalankan bisnisnya. UMKM sendiri memiliki
karakteristik yang unik dan beda dari yang lain, yaitu:
1. Bahan baku mudah diperoleh,
2. Menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan:
3. Keterampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun-temurun,
4. Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak,

D. KELEBIHAN, KEKURANGAN, DAN KEUNGGULAN UMKM

 KELEBIHAN UMKM

1. UMKM mampu menyerap tenaga kerja. Pasalnya, industri kecil

tersebut bisa menyerap hingga 50% tenaga kerja yang tersedia.

2. Dampak positif yang bisa diberikan UMKM adalah mendukung tumbuh

kembangnya wirausaha baru.

3. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen

sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.

4. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar

memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau

industri yang lainnya.

10
5. Punya potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang

dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri


kecil

mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk


mengembangkan

sektor lain yang terkait.

 KEKURANGAN UMKM

1. Faktor Internal

- Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.

- Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri


Kecil lebih memperioritaskan pada aspek produksi
sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam
mengakseskannya, khususnya dalam informasi pasar dan
jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi
sebagai tukang saja.

- Konsumen cenderung belum terlalu mempercayai mutu produk


UMKM.

- Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil


memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah masalah yang muncul dari pihak pengembang


serta pembina UMKM. Seperti solusi yang diberikan tidak tepat sasaran,
kemudian tidak adanya monitoring serta program yang tumpang tindih.

11
 KEUNGGULAN UMKM ANTARA LAIN :

 Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam


pengembangan produk.
 Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil.
 Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau
penyerapannya terhadap tenaga kerja.
 Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi
pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan
skala besar yang pada umumnya birokratis.
 Terdapatnya dinamisme managerial dan peranan kewirausahaan.

12
BAB III
PENUTUP
 A. Kesimpulan
        Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat (UMKM),
UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan
kemiskinan. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam
perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian
nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat
membantu upaya mengurangi pengangguran.

13
DAFTAR PUSTAKA
Partomo, Tiktik Sartika., Abd.Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil/Menengah &
Koperasi. Bogor : Ghalia Indonesia, 2002.
DR. H.B. Siswanto, M.Si. 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
http://www.kerjausaha.com/2013/01/mengenal-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.html

14

Anda mungkin juga menyukai