PERMASALAHAN UKM
Disusun Oleh:
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2022-2023
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………...i
Daftar Isi………………………………………………………………………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………………........iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….iv
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………v
C. Tujuan……………………………………………………………………...vi
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi UKM………………………………………………………….......vii
B. Kesulitan
Pemasaran……………………………………………………….viii
C. Keterbatasan Finansial……………………………………………………..ix
D. Keterbatasan SDM…………………………………………………………x
E. Keterbatasan Teknologi……………………………………………………xi
F. Bentuk Kelembagaan perumusan dan implementasi kebijakan UKM…….xii
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga para penulis dapat Menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan yang Maha Esa. Para penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selajutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
UKM atau usaha kecil menengah sendiri merupakan usaha yang sudah banyak
dilakukan. Terutama oleh masyarakat Indonesia sendiri. Awalnya, UKM mulai berkembang
pesat setelah kejadian krisis ekonomi yang terjadi secara berkepanjangan. Keadaan
perekonomian yang cukup terguncang itu pernah menimpa Indonesia sekitar tahun 1997.
Kondisi ekonomi yang tidak stabil tersebut bukan berarti tidak menimbulkan hal buruk.
Banyak yang terkena imbasnya karena krisis ekonomi ini. Salah satunya PHK besar-besaran
yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Akibatnya ratusan ribu orang terpaksa
kehilangan pekerjaannya. Namun mereka agaknya harus bangkit dan keterpukurukan, oleh
karena hidup harus tetap berjalan. Mereka mulai mencari cara dengan mulai
mengembangkan usaha sendiri untuk membiayai keperluan sehari-hari. Ada yang memilih
melakukan usaha jual beli, bisnis jasa, maupun pengolahan produk. Aneka usaha yang
dilakukan masyarakat inilah pada akhirnya disebut usaha kecil menegah (UKM).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan pada makalah ini
adalah:
1. Bagaimana kesulitan dari pemasaran?
2. Apa penyebab keterbatasan finansial?
3. Bagaimana mengatasi keterbatasan SDM?
4. Kendala pelaku usaha terjadi keterbatasan teknologi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar kami selaku penulis mengetahui segala hal mengenai
UKM. Kemudian agar menambah wawasan para pembaca serta menjadi referensi bagi
penulis-penulis berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu
kepada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah:
“Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat.”
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha yang dikategorikan
sebagai usaha kecil apabila kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan Rp 500
juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sebuah usaha disebut usaha
kecil apabila memiliki hasil penjualan lebih dari Rp 300 juta sampai paling banyak Rp 2,5
miliar.
Sementara usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini. Usaha yang dikategorikan sebagai usaha menengah apabila
kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai paling banyak Rp 10 miliar, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sebuah usaha disebut usaha menengah
apabila memiliki hasil penjualan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai paling banyak Rp 50
miliar.
Perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah.
Tingkat intensitas dan sifat dari masalah – masalah tersebut bisa berbeda tidak hanya
menurut jenis produk atau pasar yang dilayani. Tetapi juga berbeda antar wilayah /
lokasi, antarsentra, antar sektor atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antarunit usaha
dalam kegiatan / sektor yang sama. Namun demikian, ada beberapa masalah yang umum
dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja dan / atau
modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga
yang terjangkau, keterbatasan teknologi, SDM dengan kualitas yang baik (terutama
manajemen dan teknisi produksi), informasi khususnya mengenai pasar, dan kesulitan
dalam pemasaran (termasuk manajemen dan teknisi distribusi). Dengan perkataan lain,
masalah – masalah yang dihadapi banyak pengusaha kecil dan menengah bersifat
mulidismensi. Selain itu, secara alami ada beberapa permasalahan yang bersifat lebih
intern (sumbernya di dalam perusahaan), sedangkan lainnya lebih bersifat eksternal
(sumbernya di luar perusahaan, atau di luar pengaruh perusahaan), sedangkan lainnya
lebih bersifat eksternal (sumbernya di luar perusahaan, atau di luar pengaruh
perusahaan).
Jenis UKM yang berada di Indonesia :
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Berikut contoh UKM di Indonesia :
1. UKM Kuliner
2. UKM Fashion
3. UKM Pendidikan dan Pelatihan
4. UKM Agribisnis
5. UKM Tour & Travel
6. UKM Produk Kreatif
7. UKM Teknologi & Internet
8. UKM Jasa Kebersihan
B. Kesulitan Pemasaran
Dalam literatur, pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang
kritis bagi perkembangan UKM. Hasil dari suatu studi lintas Negara yang dilakukan oleh
James dan Akrasanee (1998) di sejumlah Negara ASEAN menunjukkan bahwa
pemasaran adalah termasuk growth constraint yang dihadapi oleh banyak pengusaha
kecil dan menengah (masalah ini dijumpai tidak terlalu serius di Singapura). Studi ini
menyimpulkan bahwa jika UKM tidak melakukan perbaikan yang cukup di semua
aspek – aspek yang terkait dengan pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan
promosi maka sulit sekali bagi UKM untuk dapat turut berpartisipasi dalam era
promosi maka sulit sekali bagi UKM untuk dapat turut berpartisipasi dalam era
perdagangan bebas.
Hasil studi mereka itu menunjukkan bahwa salah satu aspek yang terkait
dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh UKM adalah tekanan – tekanan
persaingan, baik di pasar domestik dari produk – produk serupa buatan UB dan impor,
maupun di pasar ekspor. Saat ini, di Negara – Negara Asia yang terkena krisis
keuangan seperti Indonesia, Filipina, dan Korea Selatan, masalah pemasaran bisa
menjadi lebih serius, karena sebagai salah satu efek dari krisis tersebut akses ke kredit
bank menjadi sulit (kalau tidak dapat dikatakan tertutup sama sekali), ditambah lagi
dengan mahalnya bahan baku yang pada umumnya diimpor, dan permintaan pasar
dalam negeri yang menurun karena merosotnya tingkat pendapatan riil masyarakat
per kapita. Akibatnya dapat di duga bahwa banyak UKM tidak memiliki sumber daya
produksi yang cukup untuk paling tidak mempertahankan volume produksi dan
memperbaiki kualitas dari produk – produk mereka, dan ini berarti mereka semakin
sulit untuk meningkatkan atau bahkan mempertahankan tingkat daya saing mereka di
pasar domestis maupun pasar internasional.
Berikut beberapa yang menyebabkan UKM kesulitan memasarkan produknya:
1. Jumlah pelanggan yang berkurang
2. Kesulitan dalam mendapatkan modal usaha
3. Ketidak pastian PSBB/PPKM berakhir
4. Tidak bisa menerima pelanggan di tempat
5. Pembatasan jam oprasional
Untuk mengatasi masalah kesulitan dalam pemasaran yaitu dengan, Memasarkan
produk yang menarik, Memahami target pasar, Kemasan yang unik untuk membuat
konsumen tertarik dengan produk kita, Melakukan promosi yang tepat, Menonjolkan
keelebihan produk, Melayani konsumen dengan pelayanan yang terbaik, Melakukan
pendekatan pada konsumen, Konsisten dalam penerapan strategi.
C. Keterbatasan Finansial
Masalah finansial umumnya berkaitan dengan keterbatasan UKM dalam
memperoleh modal untuk mengembangkan usahanya, sedangkan masalah
nonfinansial umumnya berkaitan dengan keterbatasan dari sisi kemampuan
manajemen misalnya dalam produksi dan promosi produk.
Terkait kendala finansial, di satu sisi sebenarnya sudah banyak pihak perbankan
atau institusi lainnya yang menyediakan fasilitas peminjaman modal bagi UKM.
Namun, di sisi lain masih banyak UKM yang tidak bisa mendapatkan akses terhadap
modal tersebut. Dalam memberikan kredit permodalan, lembaga keuangan tentu akan
selektif untuk memilih debitor yang sekiranya tidak akan mengakibatkan kredit macet.
Prosedur pencairan kredit perbankan, bunga pinjaman, dan kewajiban untuk
memberikan agunan seringkali menyulitkan pihak UKM yang membutuhkan suntikan
modal.
Selain itu, mayoritas UKM juga tidak melakukan pengelolaan dan pencatatan keuangan
dengan baik.
Padahal pengelolaan keuangan misalnya berupa laporan keuangan bisa menjadi
pertimbangan kreditor dalam menilai prospektivitas UKM, apakah layak untuk
mendapatkan pinjaman permodalan atau tidak.Ketidakmampuan UKM memenuhi
prosedur pencairan kredit tersebut membuat UKM menjadi tidak bankable (tidak layak
untuk memperoleh pinjaman dari bank).
Di Indonesia sebenarnya sudah terdapat Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil
Menengah (SAK UKM) yang memang secara khusus dibuat dan diperuntukkan bagi
UKM.SAK UKM tersebut dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Keberadaan
SAK UKM ini sejatinya bisa menjadi pedoman bagi UKM untuk pengelolaan dan
pencatatan keuangannya, termasuk terkait pembuatan laporan keuangan yang baik.
Namun, keberadaan standar ini masih belum populer di kalangan UKM.Perlu ada
upaya promosi dan pelatihan yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan keuangan UKM sekaligus menghilangkan mindset bahwa pengelolaan
keuangan merupakan sesuatu yang rumit dan tidak mudah dipelajari bagi kalangan
UKM.
D. Keterbatsan SDM
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM saat ini. Utamanya adalah
masalah sumber daya manusia (SDM) dan manajemen. Masalahnya meliputi pola pikir,
rekrutmen, pendampingan, budaya kerja, kualitas SDM, hingga masalah manajemen
seperti perizinan usaha, standar produk, serta masalah kontrak bisnis.
Adapun masalah lainnya adalah tentang problematic finansial, institusi, akses sumber
pembiayaan, laporan keuangan sampai pajak, inovasi produk, adopsi teknologi baru,
kapasitas produksi dan lain-lain. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) juga masih
dalam belenggu masalah pasar dan bahan baku, seperti akses pasar digital, akses
ekspor dan ketersediaan bahan baku. Keterbatasan SDM merupakan salah satu
ancaman serius bagi UKM Indonesia untuk dapat bersaing baik di pasar domestik
maupun pasar internasional di dalam era perdagangan bebas anti, bahkan di masa itu
SDM bersama – sama dengan teknologi akan menjadi jauh lebih penting dibandingkan
modal sebagai faktor penentu utama kemampuan UKM untuk meningkatkan daya saing
globalnya.
Keamanan transaksi juga menjadi kendala UMKM dalam ekosistem digital. Eddy
menyebut, masih banyak konsumen di Indonesia yang mengaku cemas dalam
keamanan bertransaksi secara online.
Terakhir, soal keterbatasan modal dan infrastruktur teknologi yang memadai. UMKM
butuh perangkat ponsel pintar maupun gawai lain yang mendukung pemasaran produk
secara daring.
Atas dasar itu, Kemenkop UKM terus meningkatkan koordinasi dengan kementerian
dan lembaga, serta perguruan tinggi dan perusahaan startup. Tujuannya untuk
memenuhi akaes infrastruktur digital, akses pembiayaan, pelatihan, pendampingan,
inkubasi, dan sistem informasi digital UMKM.
(1) Sistem ekonomi kerakyatan yang didasarkan pada mekanisme pasar dengan suatu
persaingan yang adil dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, keadilan, prioritas pada
sosial), kualitas hidup, lingkkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sistem ini
menjamin kesempatan – kesempatan bisnis dan kesempatan kerja yang sama,
perlindungan konsumen dan perlakuan yang adil terhadap masyarakat. Di bawah
kerangka kerja kebijaksanaan ini, memberdayakan KUKM rneniadi prioritas utama
dalam pembangunan ekonomi nasional. Usaha – usaha mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan dapat ditunjukkan dengan : (a) adanya suatu sistern persaingan yang adil yang
menjamin kesempatan bisnis dan kerja yang sama, (b) peranan pemerintah yang efektif
dalam menyempurnakan sistem pasar termasuk pengurangan pajak, (c) kebijaksanaan
ekonomi yang menciptakan kesempatan berusaha bagi KUKM, (d) suatu pertumbuhan
kemitraan usaha antar pengusaha UKM, dan (e) meningkatkan penerimaan positif dari
masyarakat dalam bisnis dan peningkatan dalam penerimaan dari masyarakat.
Walaupun dalam GHBN 1999, dinyatakan bahwa sistem ekonomi kerakyatan didasarkan
pada “mekanisme pasar dengan suatu persaingan yang adil dan memperhatikan
pertumbuhan ekonomi”, sistem ini masih lebih terfokus pada isu – isu seperti untuk
“menjamin kesempatan bisnis dan kerja yang sama, perlindungan konsumen, dan suatu
perlakuan yang adil terhadap masyarakat". Tidak dikatakan secara eksplisit di dalam
GBHN tersebut misalnya seperti ini : "dalam menghadapi era perdagangan bebas dan
globalisasi, ekonomi nasional harus diberdayakan atau daya saing dari ekonomi
Indonesia harus ditingkatkan, dan untuk mencapai tujuan tersebut, UKM di dalam negeri
harus diberdayakan atau dimodernisasikan dan produktivitas, efisiensi dan daya saingnya
harus ditingkatkan". Oleh karena itu, penekanan utamanya harus pada pertanyaan
bagaimana menyiapkan UKM di Indonesia dalam menghadapi era perdagangan bebas,
dan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi, bukan hanya sebagai sumber utama
kesempatan berusaha bagi masyarakat.
Struktur Pemerintahan
Pada tingkat nasional
Di bawah Konstitusi 1945, Indonesia dipimpin oieh seorang presiden yang dipilih sekali
lima tahun oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang termasuk parlemen dan
otoritas tertinggi negara. Presiden dapat menunjuk anggota – anggota MPR dan
membentuk kabinet dan sejumlah menteri yang terdiri dan beberapa menteri Negara (non
departemen) dan menteri – menteri yang mengepalai departemen – departemen.
Pelaksana pemerintah adalah Presiden dan kabinetnya sedangkan kekuasaan legislatif di
Indonesia adalah di tangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Berdasarkan undang – undang yang berlaku, fungsi – fungsi utama dari MPR adalah
memilih presides dan wakilnya, dan menetapkan konstitusi dan garis – garis besar dari
kebijaksanaan pemerintah dan negara. Sedangkan fungsi – fungsi utama dari badan
legislatif (DPR) adalah membuat, merubah, menyempurnakan atau menyetujui usulan
peraturan – peraturan atau undang – undang, termasuk UU APBN berdasarkan usulan
RAPBN dari Menteri Keuangan yang berkoordinasi dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) lewat Presiden dan membantu pelaksanaan dari
undang – undang dan realisasi dari APBN dam kebijaksanaan pemerintah untuk
memperlancar tugas – tugas tersebut, DPR membentuk 9 komisi adalah termasuk
persiapaan, diskusi, dan penyempurnaan dari undang – undang yang diusulkan dalam
bidangnya masing – masing, diskusi dan penyempumaan rencana APBN (RAPBN) yang
diusulkan oleh pemerintah (kabinet), dan melakukan monitor dan evaluasi. Komisi –
komisi ini secara rutin melakukan dengar pendapat / dialog dengan departemen –
departemen maupun organisasi – organisasi non pemerintah seperti Kamar Dagang dan
Industri (KADIN), asosiasi – asosiasi bisnis dan lain – Iain mengenai berbagai macam
isu – isu aktual.
Kesembilan komisi – komisi tersebut, masing – masing dengan bidang / sektornya adalah
sebagai berikut :
Komisi 1 : Pertahanan dan keamanan, hubungan luar negeri dan informasi
Komisi 2 : Hukum, hak asasi manusia (HAM), dan masalah – masalah dalam negeri.
Komisi 3 : Pertanian, kehutanan, dan kelautan (termasuk perikanan)
Komisi 4 : Transportasi, pemukiman dan infrastruktur daerah
Komisi 5 : Industri, perdagangan, koperasi, turisme
Komisi 6 : Agama dan pendidikan
Komisi 7 : Kesehatan dan kesejahteraan sosial
Komisi 8 : Energi, sumber daya mineral, penelitian dan teknologi, dan lingkungan
Komisi 9 : Keuangan, perbankan, perencanaan pembangunan
Dalam hal eksekutif, struktur pemerintah secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga
elemen utama : pembuatan kebijaksanaan dan koordinasi, manajemen dan pelaksanaan
fungsi – fungsi oleh departemen – departemen perwakilan – perwakilan kunci yang
bertanggung jawab untuk setiap elemen adalah sebagai berikut :
b.Manajemen
Menten keuangan adalah manajemen kunci dari pemerintah dan bertanggung jawab atas
perumusan strategi ekonomi, kebijaksanaan fiskal (pendapatan pemerintah), anggaran
nasionanl (APBN), manajemen BUMN. dan pengembangan lembaga – lembaga
keuangan. Seperti di Negara – Negara lain. Kekuasaan atas sumber daya finansial yang
dimiliki oleh Menteri Keuangan membuatnya sebagai menteri yang paling berkuasa di
Indonesia. Pada tahun 1997, bank sentral dari Indonesia (Bank Indonesia, BI) dibuat
independen dari pemerintah, jadi posisi BI adalah di luar kabinet. BI mempunyai
tanggung jawab terhadap kebijaksanaan moneter, termasuk kebijaksanaan nilai tukar
rupiah, dan pencapaian target – target inflasi yang ditetapkan oleh BI sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
Dapat kami simpulkan bahwa Memulai usaha diawali dengan memahami pengertian
UKM, untuk dapat mengembangkannya dengan peluang dan dukungan Pemerintah.
Bahwa usaha tidak harus memilih usaha yang sulit dan setiap usaha perlu menyiapkan
modal, produk, dan strategi pemasaran yang detail. Hal-hal tersebut memastikan
keberhasilan usaha yang sukses dan berkelanjutan.Dalam masa Krisis ekonomi seperti
saat ini banyak perusahan besar yang mengalami kebangkrutan tetapi itu tidak
menggoyahkan UKM yang berdiri saat ini,mereka mempunyai strategis dalam
pembangunan ekonomi nasioanal .hal itu di karenakan UKM dapat menyerap tenaga
kerja.
Daftar Pustaka
https://www.bhinneka.com/blog/pengertian-ukm-adalah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/masalah-umkm-dan-cara-mengatasinya/
http://kangaminblog.blogspot.com/2012/12/permasalahan-ukm.html?m=1
https://money.kompas.com/read/2020/08/03/170220126/ini-sejumlah-faktor-yang-
menyebabkan-bisnis-umkm-merosot-selama-pandemi
https://www.berdesa.com/strategi-pemasaran-umkm/
https://news.okezone.com/read/2010/07/12/367/351883/mengatasi-hambatan-finansial-
ukm
https://investor.id/opinion/231433/permasalahan-sdm-dan-manajemen-umkm
https://www.coursehero.com/file/peu87s/5-Keterbatasan-Teknologi-UKM-di-Indonesia-
umumnya-masih-menggunakan-teknologi/
https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/21/07/2020/tak-hanya-gagap-teknologi-
umkm-sulit-go-online-karena-kendala-berikut/