Anda di halaman 1dari 19

KENDALA USAHA KECIL DAN MIKRO

MEMASUKI PASAR GLOBAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV
1. NI NYOMAN SUKMA WATI (206601176)
2. WD VINA DESTIANDARI (206601074)
3. DIAN PRASTICHA SARY ( 206601136)
4. TRIWAHYUNI SHOLEH (206601057)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
(STIE 66 KENDARI)
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
NYA kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Kendala Usaha
Kecil Dan Mikro Memasuki Pasar Global ”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pada mata
kuliah manajemen bisnis dan UMKM . Dalam makalah ini mengulas tentang
kendala-kendala usaha kecil dan mikro dalam memasuki pasar global.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
kedepannya lebih baik lagi. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini penulis
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kendari, 18 November 2021

Kelompok VI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................3

BAB I 4

PENDAHULUAN.........................................................................................................................4

A. Latar belakang................................................................................................................4

B. Rumusan masalah..........................................................................................................5

C. Tujuan............................................................................................................................5

BAB II 6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Pengertian usaha kecil dan mikro...................................................................................6

1. Pengertian usaha kecil................................................................................................6

B. kendala dalam usaha kecil dan mikro memasuki pasar global.......................................7

1. Faktor Internal............................................................................................................8

2. Faktor Eksternal.........................................................................................................9

C. cara menghadapi kendala-kendala dalam usaha kecil dan mikro memasuki pasar global

12

BAB III.........................................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran.....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
UKM (usaha kecil dan mikro )merupakan kelompok pelaku usaha terbesar
(96%) di Indonesia dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor
informal dan ebagian besar termasuk dalam kelompok keluarga miskin (Sudaryanto,
2013). Menghadapi persaingan bebas, usaha menengah dinilai jauh lebih siap dilihat dari segi
kemampuan SDM, skala usaha dan kemampuannya untuk melakukan inovasi dan
akses pasar.
Dalam perjalanannya pembinaan terhadap UKM, lebih condong kepada
pembinaan pengusaha kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah seolah-
olah terlupakan.Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum
bersandar pada satu peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras
pengembangan usaha, masih terdapatgrey area dalam pengembangan usaha menengah.
Salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM dalam pasar bebas
sertamengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan usaha
menengah yangkuat dalam membangun struktur industri. Strategi pengembangan usaha
menengah ini praktis banyak dilupakan sejalan dengan kurang diperhatikannya entitas
dan posisi usaha menengahdalam pertumbuhan ekonomi maupun dalam kebijakan
pengembangan UKM.
Sekalipun peran usaha menengah lebih rendah dibandingkan dengan usaha
kecil. Namun dengan memperhatikan posisi strategis dan keunggulan yang dimilikinya, Usaha
menengah layak untuk didorong sebagai motor pengembangan UKM dalam
persaingan bebas. Hal ini karena potensi teknologi dan sumberdaya manusianya jauh
lebih tinggi dari pada usaha kecil.Lebih jauh penulis mengungkapkan bahwa dengan
terjadinya pergeseran tatananekonomi dunia pada persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa
UKM.
menghadapi situasi yang bersifat double squeze yaitu situasi yang datang dari
sisi internal berupa ketertinggalan produktivitas, efisiensi dan inovasi; dan situasi yang datang
dari eksternal pressure. Dengan adanya dua fenomena di atas yang perlu diperhatikan adalah
masalah pemasaran UKM dalam pasar global juga sangat berpengaruh dalam pendalapan
UKM sendiri.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini ialah:
1. Apa yang dimaksud usaha kecil dan mikro?
2. Apa saja kendala dalam usaha kecil dan mikro memasuki pasar global?
3. Bagaimana cara menghadapi kendala-kendala tersebut?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat agar pembaca dan penulis memahami tentang :
1. Pengertian usaha kecil dan mikro
2. Kendala yang timbul usaha kecil dan mikro memasuki pasar global
3. Cara menghadapi kendala-kendala yang terjadi saat usaha kecil mikro
memasuki pasar global.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian usaha kecil dan mikro


1. Pengertian usaha kecil
Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.
20Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan yangdilakukan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsungmaupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhikriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. Perbedaanusaha kecil dengan usaha
lainnya, seperti usaha menengah dan usaha kecil, dapatdilihat dari :
a. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan
pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa
perbankan.
b. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya,
karenateknologi yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan
masihdikerjakan secara tradisional.
c. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkanusahanya,
seperti: untuk tujuan ekspor barangbarang hasil produksinya.
Usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai jumlah tenaga kerja kurang
dari 50 orang, atau berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995[1] kategori
usaha kecil adalah yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,00 (tidak termasuk tanah dan bangunan); penjualan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00; milik Warga Negara Indonesia, bukan afiliasi badan usaha lain
(berdiri sendiri), dan berbentuk usaha perorangan, badan usaha, atau koperasi.
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Ahmed Riahi
Balkaoui, mendefinisikan usaha kecil sebagai berikut: Usaha kecil ialah sebuah
perusahaan kecil yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan total
kurang dari $5 juta. Perusahaan itu umumnya (a). dikelola oleh pemilik sendiri, (b)
memiliki beberapa pemilik lain, jika ada, (c) semua pemilik secara aktif terlibat
dalam menjalankan urusan-urusan perusahaan kecuali mungkin anggota keluarga
tertentu, (d) jarang terjadi pemindahan hak kepemilikan, dan (e) memiliki struktur
modal yang sederhana (Balkaoui, 2000:50).
Di Indonesia, contoh usaha kecil banyak sekali ditemukan di pedesaan
maupun di pinggiran kota. Usaha kecil mengisi semua sektor usaha mulai dari
perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan sampai jasa. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan Pengertian
dan kriteria Usaha Mikro dan kecil. Salah satunya dari segi omzet. Omzet Usaha
mikro maksimal 50-300 Juta, sedang Usaha Kecil 300 Juta – 2,5 Miliar.

Usaha kecil umumnya merupakan perusahaan perorangan. Perusahaan


perseorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh pemilik tunggal sedangkan
pengusaha perorangan adalah pemilik dari suatu perusahaan perseorangan. Bagi
yang hendak memulai bisnis kecil, bentuk perusahaan perseorangan atau yang
juga dikenal dengan usaha dagang adalah bentuk yang dipandang paling sesuai.

Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan usaha yang biasanya


didirikan oleh individu dan dikelola secara mandiri oleh satu orang. Umumnya
modal untuk sebuah perusahaan perseorangan juga berasal dari satu orang saja.
Semua orang bebas berkembang membuat bisnis personal tanpa ada batasan untuk
mendirikannya.

Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang paling digemari oleh


masyarakat karena bentuk usaha ini di kelola oleh satu orang yang mengendalikan
semua keputusan, dan menerima seluruh profit, serta bertanggungjawab atas
semua hutang dan kewajiban. Tentu saja, selalu ada nilai lebih dan nilai kurang
dari sebuah perusahaan, termasuk perusahaan perseorangan.
B. kendala dalam usaha kecil dan mikro memasuki pasar global

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil,


danmenengah (UMKM), antara lain meliputi:

1. Faktor Internal

a) Modal

Kurangnya permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan


untukmengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UMKM, oleh
karena pada umumnya usaha mikro kecil dan menengah merupakan usaha
peroranganatau perusahaan yang sifatnya tertutup yang mengandalkan pada modal
dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari
bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperolah, karena persyaratan secara
administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

b) Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen

Sumber daya manusia merupakan titik sentral yang sangat penting untuk
majudan berkembang, sebagian besar usaha mikro dan usaha kecil tumbuh
secaratradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun.
Keterbatasan SDM usaha mikro dan kecil baik dari segi pendidikan formal
maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap
manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk
berkembang denganoptimal. Di samping itu dengan keterbatasan SDM nya, unit
usaha tersebut relatifsulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk
meningkatkan dayasaing produk yang dihasilkannya.

c) Teknologi

Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil


yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha
yangsangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena
produkyang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang
kurangkompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan
yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau
internasionaldan promosi yang baik. Sebagian besar UKM masih dihadapkan pada
kendaladalam informasi yang terbatas dan kemampuan akses ke sumber
teknologi.

2. Faktor Eksternal

a) Iklim

usaha belum sepenuhnya kondusifKebijaksanaan pemerintah untuk


menumbuh kembangkan usaha mikro kecil, danmenengah (UMKM), meskipun
dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namundirasakan belum sepenuhnya
kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang
sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan pengusaha- pengusaha besar.

b) Terbatasnya Sarana dan Prasarana

Usaha Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang
merekamiliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan
usahanyasebagaimana yang diharapkan.

c) Implikasi Otonomi Daerah

Dengan berlakunya Undang-undang no. 22 Tahun 1999 tentang


OtonomiDaerah, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan
mengurusmasyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami implikasi
terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang
dikenakan pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jika kondisi ini tidak
segeradibenahi maka akan menurunkan daya saing Usaha Mikro Kecil, dan
Menengah. Di samping itu semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang
menciptakankondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk
mengembangkanusahanya di daerah tersebut.

d) Implikasi Perdagangan Bebas

Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku pada Tahun


2003dan APEC Tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap UMKM untuk
bersaingdalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UMKM dituntut
untukmelakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta
dapatmenghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan
standar

Terdapat banyak masalah dalam upaya mengembangkan UKM, berbagai


persoalan tersebut muncul akibat sulitnya UKM dalam mengakses berbagai
sumber-sumber ekonomi, disamping tidak banyak kelompok masyarakat yang
memiliki komitmen bagi pengembangan UKM. Azrul tanjung menyatakan dalam
bukunya berikut ini beberapa permasalahan yang biasa ditemukan di dalam UKM.

Produksi dan Pemasaran, selain kemampuan manajemen yang rendah,


persoalan yang sering menghambat UKM untuk berkembang adalah keterbatasan
fungsi-fungsi perusahaan, terutama dalam produksi dan pemasaran. Umumnya,
permasalahan yang dihadapi UKM menyangkut produksi dan pemasaran adalah :

 Tidak adanya akses terhadap sumber bahan baku yang berkualitas secara
terus menerus. Terkadang, UKM menggunakan bahan baku yang
berkualitas, tetapi tidak jarang pula mereka menggunakan bahan baku yang
tidak memenuhi standar produksi.

 Proses produksi yang sederhana, manual dan tidak memenuhi standar


berdampak kepada mutu yang rendah.
 Kurangnya perhatian kepada nilai yang mampu memberikan rasa puas bagi
pelanggan. Misalnya cita rasa, ukuran yang tidak biasa, warna yang tidak
menarik, tidak memiliki merek, dan sebagainya.

 Terbatasnya kemampuan untuk melakukan promosi sehingga produk tidak


dikenal di pasar. Hal ini berdampak kepada rendahnya kemampuan UKM
dalam berkompetisi di pasar

 Kecendrungan menguasai pasar yang terbatas sebagai akibat dari lemahnya


kemampuan untuk berkompetisi dengan perusahaan besar yang memiliki
sistem produksi dan distribusi yang lebih baik.

 UKM kurang mampu membaca peluang pasar karena adanya kecendrungan


konsumen mengetahui info yang lebih lengkap tentang produk dan
perusahaan. Dengan kondisi ini, tidak jarang produk yang ditawarkan tidak
sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen di pasar.

 Stabilitas dan kontinuitas produk untuk pemenuhan permintaan pasar


kurang terjaga sehingga ketika konsumen membutuhkan produk, produk
tidak tersedia di pasar.

Dengan berbagai keterbatasan yang dihadapi UKM, dapat dipastikan akan


sulit bagi UKM untuk mampu berkembang dan bertahan hidup. Dengan kondisi
demikian UKM, khususnya usaha mikro dan kecil, sering kali berganti-ganti
usaha karena usaha yang sudah dilakukan dianggap tidak lagi mampu bertahan.
Keuangan, persoalan dalam fungsi perusahaan selain produksi dan pemasaran
adalah keuangan, dan yang paling sering dihadapi UKM menyangkut keuangan di
antaranya:

1) Kurangnya modal kerja untuk menunjnag aktivitas perusahaan, terutama


untuk meningkatkan volume produksi dan biaya pemasaran.
2) Tidak memiliki pengetahuan tentang cara-cara mengakses sumber-sumber
keuangan terutama KUR yang di salurkan perbankan, sementara lembaga
keuangan mikro (LKM) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak
terdapat di wilayah kerja mereka.

3) Umumnya, UKM tidak memiliki catatan (laporan) keuangan sehingga


keuangan dalam usaha sering kali tidak diperhitungkan. Jika usaha sedang
untung, keuntungan tersebut sering kali habis terkonsumsi, bahkan tidak
jarang pendapatan yang diperoleh semuanya dianggap sebagai
keuntungan, padahal di antara keuntungan yang dimaksud terdapat modal
yang terpakai untuk konsumsi. Jika ini terjadi, kegiatan perusahaan akan
terganggu dan tidak jarang, volume kegiatan usaha akhirnya berkurang
atau menurun yang nantinya dapat berdampak pada terhentinya kegiatan
perusahaan.

Selanjutnya dari aspek hukum, aspek yang paling mendasar bagi UKM adalah
legalitas badan usaha. Sebagian besar UKM di Indonesia, khususnya usaha kecil
dan mikro, tidak berbadan hukum. Dengan kondisi demikian, berbagai hal yang
berhubungan dengan pihak ketiga akan sulit untuk dilaksanakan.

C. cara menghadapi kendala-kendala dalam usaha kecil dan mikro memasuki


pasar global

UKM atau Usaha Kecil dan Mikro sedang diminati banyak


masyarakat tidak heran bila UKM merupakan kelompok usaha yang paling
besar di Indonesia dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 60%. Selain itu, bisnis UKM ini lebih kuat dalam menghadapi krisis
global. Untuk bisa menghadapi pasar global memang tidaklah mudah, karena
produk UKM akan bersaing dengan produk negara lain. Untuk menyiasatinya
dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengembangkan UKM agar bisa
bersaing menghadapi pasar global.

Berikut 5 strategi yang harus dimiliki UKM:


1. Product

Menentukan produk dalam bisnis UMKM adalah langkah yang paling


utama sebelum bisnis berjalan. Produk yang Anda jual haruslah sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan oleh semua konsumen. Untuk itu, Anda harus
melakukan riset terlebih dahulu tentang selera pasar, tren pasar yang sedang
berkembang saat ini, dan melihat seberapa besar peluang pasar yang akan kita
bidik.

Selain itu, dari segi kualitas, produk yang akan dijual haruslah memiliki
kualitas yang bisa bersaing dengan produk yang sudah ada, kalau perlu bisa
sekelas dengan produk yang dijual dengan standar pasar global.

2. Price

Untuk menentukan harga jual produk, Anda harus teliti


menghitung total semua biaya yang dikeluarkan selama produksi berlangsung.
Ada 3 cara penetapan harga yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari
kerugian saat penentuan harga.

a) Penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah dengan


keuntungan, biasanya keuntungan diambil 30% dari harga produksi.

b) Penentuan harga berdasarkan kompetitor, jadi Anda bisa riset terlebih


dahulu sebelum menentukan harga, tentukan harga di bawah kompetitor,
tetapi dengan kualitas yang sama dengan kompetitor. Jadi ini bisa
menjadi salah satu strategi untuk menarik konsumen dari kompetitor.

c) Penentuan harga berdasarkan permintaan, jadi konsumenlah yang akan


menentukan harga produk yang Anda miliki dengan mengacu pada
kualitas yang dimiliki, tetapi jika harga yang diberikan masih di bawah
harga produksi, Anda harus bisa menaikan harga jualnya, sehingga bisa
tetap mendapatkan keuntungan.
3. Place

Agar penjualan bisa maksimal dan produk mudah didapatkan oleh


konsumen, maka UKM haruslah memilih tempat yang strategis untuk
berjualan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat
usaha yaitu:

a. Lokasi yang strategis mudah di akses oleh semua orang dan dekat
dengan keramaian.

b. Sesuai dengan target pasar yang sedang dibidik, jika targetnya adalah
pekerja, maka usaha yang dibuat haruslah berdekatan dengan
perkantoran.

c. Mudah dijangkau oleh semua konsumen terutama dari segi


transportasi.

d. Produk yang dijual haruslah menarik perhatian konsumen.

4. Promotion

Promosi adalah langkah untuk mengenalkan produk yang Anda miliki


kepada konsumen. Apalagi jika produk yang dijual adalah produk baru, maka
promosi ini sangat penting dilakukan. Agar promosi yang dilakukan bisa
tepat sasaran, maka Anda harus melakukan riset terhadap produk yang dijual
dan siapa saja calon konsumen yang potensial untuk membeli produk
tersebut.

5. People

orang atau sumber daya manusia (SDM). SDM yang dipilih


haruslah orang-orang pilihan yang bisa menghasilkan produk dan layanan
terbaik. Jangan ragu untuk melakukan seleksi kepada calon karyawan
dalam bisnis UKM yang Anda bangun, hindari referensi dari kenalan atau
sodara jika dirasa skill yang dimiliki belum sesuai.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Di Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat


(UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam
pengentasankemiskinan. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi
terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup
pengaman perekonomiannasional dalam masa krisis, serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi
sektor usaha yang paling besarkontribusinya terhadap pembangunan
nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi
tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangatmembantu upaya mengurangi
pengangguran.

2. Strategi untuk mengantisipasi mekanisme pasar yang makin terbuka dan


kompetitif khususnya di kawasan Asean adalah penguasaan pasar, yang
merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UKM. Agar dapat
menguasai pasar, maka UKM perlu mendapatkan informasi dengan mudah
dan cepat, baik informasi mengenai pasar produksi maupun pasar faktor
produksi untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang dihasilkan
oleh UMKM. Aplikasi teknologi informasi pada usaha mikro, kecil akan
mempermudah UKM dalam memperluas pasar baik di dalam negeri
maupun pasar luar negeri dengan efisien. Pembentukan Pusat
Pengembangan UKM berbasis IT dianggap mampu mendorong
pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di era
teknologi informasi saat ini.
B. Saran

Diharapkan bagi para pembaca, terutama mahasiswa untuk bisa mengerti


lebih dalam lagi mengenai Usaha kecil dan Menengah karena dengan adanya
pemahaman yang lebih akan mendorong kita untuk mengembangkan
danmemajukan UMKM di Indonesia dengan kemajuan UMKM di Indonesia
dapatmengengurangi kemiskinan serta majunya perekonomian di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. Undang-Undang No


20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. (UMKM)
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, Profil Bisnis Usaha
Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM), Jakarta, 2015.
Dassaad, et. Al., “Analisis Faktor-Faktor Kendala Usaha Pada Usaha Kecil
Menengah(Studi Kasus Pada UKM Jajanan Sekolah Ibu Anah Kota Depok
Jawa Barat)”, Prosiding SNaPP2015 Sosial Ekonomi dan Humaniora,
Universitas Gunadarma, Jawa Barat, 2015.
Reslawati, Ade, “Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
pertumbuhan Ekonomi PadaSektor UKM Indonesia”, Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, (Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011)

Anda mungkin juga menyukai