Anda di halaman 1dari 8

HUKUM ACARA PERDATA

Nama : Fitri Nurfianti


NIM : H1A118331
Kelaas : F
Pengertian Sita Jaminan

Sita jaminan adalah sita terhadap barang-barang milik


tergugat yang disengketakan status kepemilikannya, atau
dalam sengketa utang piutang atau tuntutannya ganti
rugi. Sita jaminan ini diatur dalam pasal 227 HIR.

Pada ayat (1) pasal 227 tersebut, dinyatakan bahwa: Jika terdapat persangkaan yang beralasan,
bahwa seorang yang berhutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya, atau selagi putusan
yang mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal akan menggelapkan atau membawa
barangnya baik yang tidak tetap maupun yang tetap dengan maksud akan menjauhkan barang
barang itu dari penagih hutang, maka atas surat permintaan orang yang berkepentingan ketua
pengadilan negeri dapat memberi perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang
memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan menghadap
persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah itu untuk memajukan dan menguatkan
gugatannya.
Sita Jaminan menurut Para Ahli

 Albert Aries berpendapat bahwa sita jaminan (conservatoir


beslag) adalah suatu upaya paksa dan merupakan wujud
formil dari penerapan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (“KUH Perdata”), yang berbunyi:
  Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik
debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi
jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu.
 M. Yahya Harahap dalam buku Hukum Acara Perdata
Indonesia (hal. 339) menerangkan bahwa pada pokoknya
sita jaminan bertujuan agar barang itu tidak digelapkan atau
diasingkan selama proses persidangan berlangsung,
sehingga nantinya putusan dapat dilaksanakan.
Langkah-langkah yang dilakukan majelis hakim terhadap sita jaminan

1. ketua majelis membuat ketetapan tentang permohonan sita jaminan


dan hari persidangan perkara.2. apabila majelis hakim memilih membuat
penetapan yang keempat yaitu "menetapkan hari sidang dan
menangguhkan tentang permohonan sita jaminan ” jurusita pengganti
memanggil para pihak untuk hadir di persidangan yang telah ditetapkan
hari tanggal persidangan tersebut3.setelah memperoleh perintah dari
ketua majelis agar meletakkan sita terhadap objek yang di diletakkan di
mohonkan sita jaminan, jurusita atau wakilnya yang sah, perlu melakukan
langkah-langkah persiapan.
Konsep Kesimpulan

 Suatu kesimpulan dibuat oleh para pihak setelah acara


pembuktian
 kesimpulan merupakan suatu uraian mengenai hasil-hasil
sidang yaitu penjabaran dari dalil-dalil yang telah
disampaikan para pihak dalam jawab menjawab dikaitkan
dengan alat bukti
 isi pokok dari kesimpulan adalah hal-hal yang
menguntungkan para pihak sendiri
Konsep Putusan
• Putusan hukum adalah suatu pernyataan yang oleh hakim sebagai
pejabat negara diberi wewenang untuk itu, diucapkan dalam
persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan
suatu perkara atau sengketa antara para pihak titik yang disebut
putusan bukan hanya yang diucapkan tetapi juga pernyataan yang
dituangkan dalam bentuk tertulis dan kemudian diucapkan oleh
hakim di persidangan titik sebuah konsep keputusan (tertulis) tidak
mempunyai kekuatan sebagai putusan sebelum diucapkan di
persidangan oleh hakim
Pelaksanaan Keputusan
Pada prinsipnya, dalam perkara perdata pelaksanaan putusan pengadilan
dilakukan oleh pihak yang dikalahkan. Akan tetapi, terkadang pihak yang
kalah tidak mau menjalankan putusan secara sukarela. Di dalam peraturan
perundang-undangan tidak diatur jangka waktu jika putusan akan
dilaksanakan secara sukarela oleh pihak yang kalah. Pihak yang menang
dapat meminta bantuan pihak pengadilan untuk memaksakan eksekusi
putusan berdasarkan Pasal 196 HIR:
“Jika pihak yang dikalahkan tidak mau atau lalai untuk memenuhi isi keputusan itu
dengan damai, maka pihak yang menang memasukkan permintaan, baik dengan
lisan, maupun dengan surat, kepada ketua, pengadilan negeri yang tersebut pada
ayat pertama pasal 195, buat menjalankan keputusan itu Ketua menyuruh memanggil
pihak yang dikalahkan itu serta memperingatkan, supaya ia memenuhi keputusan itu
di dalam tempo yang ditentukan oleh ketua, yang selama-lamanya delapan hari.”  
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai