•Kecelakaan Kerja
•Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).
Sistem Manajemen
6. Prosedur dan Aturan.
7. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
8. Penghargaan dan Sanksi.
Bahaya K3
Pengertian
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cedera dan atau penyakit akibat kerja (PAK).
Sumber
1. Manusia.
2. Alat.
3. Material.
4. Metode.
5. Lingkungan.
Jenis
6. Tindakan.
7. Kondisi.
Faktor
1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman, Binatang).
2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu Beracun, Reaktif,
Radioaktif, Mudah Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi, Mesin/Alat/Kendaraan/Alat
Berat, Ruang Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik,
Getaran, Radiasi).
4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan
Manual, Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan,
Lingkungan, Emosi Negatif).
Pengendalian Resiko
K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya
PERLINDUNGAN
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi Darurat
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya
(B3)
Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun dan
Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik
(Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi (Stress, dsb).
Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.
Kewajiban Rumah Sakit
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan
pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang
memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
Kewajiban Tenaga Kerja
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta
pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD
yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Susunan Komite K3RS
1. Ketua Komite K3RS
2. Sekretaris Komite K3RS
3. Koordinator Kesehatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan
4. Koordinator Keselamatan, Kewaspadaan Bencana dan
Kebakaran
5. Anggota Komite K3RS
Hospital Disaster Plan
Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana baik alam
maupun ulah manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
bencana ini adalah kondisi geografis, iklim, geologis dan faktor – faktor lain
seperti keragaman sosial budaya dan politik. Wilayah Indonesia dapat
digambarkan sebagai berikut :
Secara geografis merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan
empat lempeng tektonik
Terdapat 130 gunung api aktif
Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil
Suatu pedoman yang dibuat oleh rumah sakit untuk kesiap siagaan menghadapi
bencana baik itu bencana ekternal maupun bencana internal yang dapat
mengakibatkan tidak optimalnya pelayanan rumah sakit.
Tujuan
Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi, baik dari dalam
maupun dari luar rumah sakit yang berdampak kepada pegawai rumah sakit,
pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar.
Menentukan tanggung jawab dari masing – masing personel dan unit kerja
pada saat terjadinya bencana.
Sebagai acuan dalam penyusunan standar operasional prosedur dalam
penanggulangan kegawatdaruratan.
Memberikan pertolongan medis yang optimal dengan waktu yang sesingkat
mungkin di rumah sakit.
Menyelamatkan jiwa dan mencegah cacat.
Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana.
Mencegah penyakit yang mungkin timbul serta mencegah penyebabnya pasca
bencana.
Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan lintas program
dengan mengikutsertakan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana /
musibah masal kegawat daruratan sehari – hari.
BENCANA INTERNAL DAN EKSTERNAL
Ledakan / bom,
Kecelakaan transportasi,
Gempa bumi,
Banjir
Kebakaran.
Gunung meletus
Kode bencana di Rumah sakit
Code RED (Merah)
Code RED adalah kode yang mengumumkan adanya acaman kebakaran di lingkungan
rumah sakit (api maupun asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana rumah sakit
untuk kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri dari seluruh personil rumah sakit, yang
masing-masing memiliki peran spesifik yang harus dikerjakan sesuai panduan disaster plan
rumah sakit.
Code Blue (Biru)
Code Blue adalah kode yang mengumumkan adanya pasien, keluarga pasien, pengunjung
dan karyawan yang mengalami henti jantung dan membutuhkan tindakan resusitasi segera.
Pengumuman ini utamanya adalah untuk memanggil tim medis reaksi cepat atau tim code
blue yang bertugas pada saat tersebut, untuk segera datang secepat mungkin menuju ruangan
atau tempat yang diumumkan dan melakukan resusitasi jantung dan paru pasien. Tim medis
reaksi cepat ini merupakan gabungan dari perawat dan dokter yang terlatih khusus untuk
penanganan pasien henti jantung. Karena setiap shift memiliki anggota tim yang berbeda-
beda dan bertugas pada lokasi yang berbeda-beda pula.
Code Pink (Pink)
Code Pink adalah kode yang mengumumkan adanya penculikan bayi/anak atau kehilangan
bayi/anak di lingkungan rumah sakit. Secara universal, pengumuman ini seharusnya
diikuti dengan lock down (menutup akses keluar masuk) rumah sakit secara serentak.
Code Black (Hitam)
Code Black adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman orang yang membahayakan
(anacaman orang bersenjata atau tidak bersenjata yang mengancam melukai seseorang
atau melukai diri sendiri), ancama bom atau ditemukan benda yang dicurigai bom di
lingkungan rumah sakit.
Code Orange (Oranye)
Code Orange adalah kode yang mengumumkan adanya insiden yang terjadi di luar rumah sakit
(emergency eksternal) misalnya kecelakaan massal lalu lintas darat, laut dan udara,
ledakan, banjir, kebakaran, gempa bumi, sunami, dll.
Code Yellow (Kuning)
Code Yellow adalah kode yang mengumumkan adanya situasi krisis internal (emergency
internal) rumah sakit yang meliputi kebocoran dan tumpahan bahan kimia dana tau
bahan berbahaya, kegagalan sistem vital seperti kegagalan back-up daya listrik, box
pembagian daya listrik, seseorang terjebak/terjerat, banjir, insiden radiasi, dll.
Code Green (Hijau)
Code Green adalah kode yang mengumumkan adanya gempa bumi atau guncangan pada
fisik
bangunan yang berisiko terhadap keselamatan pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit.
Code Grey (Abu-
abu)
Code Grey adalah kode yang mengumumkan adanya gangguan keamanan dalam bentuk
apapun. Dapat berupa perkelahian, orang dengan senjata, demonstrasi, aksi huru hara,
hingga situasi penyanderaan. Pengumuman ini sekaligus mengaktifkan tim tanggap
darurat untuk situasi gangguan keamanan.
Petugas kebakaran
Koordinator pemadam api (bertopi merah) mengkoordinir proses pemadaman
api dengan APAR.
Koordinator evakuasi (bertopi kuning) mengkoordinir evakuasi korban ke
tempat yang aman (lihat pembahasan area kumpul).
Koordinator aset dan data (bertopi biru) mengkoordinir proses
pengamanan server, data rekam medis dll
Koordinator alkes dan obat (bertopi putih) mengkoordinir proses pengamanan
alkes, obat-obatan dll.
Jenis – jenis APAR