Sumber : https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/
Slamet Mugiono
• Rumah: Cingcin Permata Indah (CPI)
Blok D-78 Soreang, Kab. Bandung-
Jawa Barat
• Kantor: BBPPMPV BMTI Bandung
• HP: 085220100429
• Email: slamet.mugiono70@gmail.com
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Menerapkan
Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja.
B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi
Menerapkan Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengikuti praktek-praktek kerja yang aman
2. Melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja
3. Mengikuti prosedur-prosedur darurat
Lambang K3
Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk insiden
ialah keadaan darurat).
Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun
Kecelakaan Kerja kefatalan (kematian).
Penyebab
Penyebab Penyebab Kecelakaan
Tidak Kerugian
Dasar Langsung Kerja
Langsung
Sistem Manajemen
6. Prosedur dan Aturan.
7. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
8. Penghargaan dan Sanksi.
Bahaya K3
Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit Binatang).
akibat kerja (PAK). 2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
1. Manusia. 3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
2. Mesin. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
3. Material. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
4. Metode. Listrik, Getaran, Radiasi).
5. Lingkungan. 4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
Jenis 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
6. Tindakan. Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
7. Kondisi.
Resiko K3
Pengertian Keparahan
Potensi kerugian yang bisa
Sedang
Ringan
Ringan
Sangat
Sangat
Berat
Berat
diakibatkan apabila terdapat kontak dengan
suatu bahaya (contoh : luka bakar, patah
tulang, kram, asbetosis, dsb).
Sangat
Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
Penilaian dan Kategori Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Frekuensi
Perkalian antara nilai frekuensi dengan Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
nilai keparahan suatu resiko.
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang
Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan, P3K
dan Evakuasi Tanda Sarana /
Darurat Kebakaran Fasilitas Umum
Darurat
Contoh Dokumentasi Penerapan 5R Di Tempat Kerja
Alat Pelindung Diri (APD)
Kelengkapan wajib
yang digunakan
saat bekerja sesuai Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran
Pelindung Jatuh
Pelampung
Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
Pengendalian Resiko K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya
PERLINDUNGAN
KEHANDALAN
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman
Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang
terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen dan bahan
mudah terbakar ) yang menghasilkan panas dan cahaya.
Panas
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi
dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat
Rantai merugikan dan pada umumnya sulit dikendalikan.
Reaksi
Bahan
Oksigen
Mudah
Terbakar
Segitiga Api
Tahap–tahap Kebakaran
Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya .
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.
Tumbuh
4. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
5. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena panas) .
6. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam .
Puncak
7. Semua bahan mudah terbakar menyala.
8. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya.
Reda/Padam
9. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
10. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya
api.
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran 11. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru .
12. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2 secara
tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung) .
Metode Pemadaman Api
Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
3. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
4. Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
5. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
6. Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
7. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
8. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
9. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas
pemicu rantai reaksi api.
10. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan
efek rumah kaca).
Klasifikasi Kebakaran
Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci tuas.
2. Arahkan selang ke pusat
Selang
api.
Nozzle / Corong 3. Tekan tuas pegangan
tabung pemadam.
4. Sapukan secara merata.
Berdasarkan Konstruksi
7. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk mengeluarkan
isi tabung APAR).
8. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan tabung APAR) .
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
APAR Tekanan Tetap Berdasarkan Kapasitas
APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Bahaya Listrik
Bahaya Listrik
Penyebab: Penanganan :
• insulasi tidak sempurna • Ganti kabel yang terkelupas
• adanya material konduktif
• tidak adanya ground • Posisikan kabel aktif jauh dari jangkauan
• Lindungi bagian yang memiliki arus
• Pergunakan grounding system
• Tambahan komponen Ground Fault Circuit
Interrupter (GFCI)
Bahaya Listrik
Penyebab: Penanganan :
• Kualitas komponen • Pergunakan komponen berkualitas
• Praktek tidak aman
• Ganti kabel dan komponen yang rusak / meleleh
• Hindari banyak sambungan pada satu socket
• Tambahkan MCB sebagai pemutus arus
• Jauhkan alat listrik dan bola lampu dari air
• Pasang & cabut socket dengan benar
Bahaya Listrik