Anda di halaman 1dari 33

MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI


LINGKUNGAN KERJA
Pengenalan & Penerapan Dasar Di Tempat Kerja

SLAMET MUGIONO, Dr., M.Si


PPPPTK BMTI 2019

Sumber : https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/
Slamet Mugiono
• Rumah: Cingcin Permata Indah (CPI)
Blok D-78 Soreang, Kab. Bandung-
Jawa Barat
• Kantor: BBPPMPV BMTI Bandung
• HP: 085220100429
• Email: slamet.mugiono70@gmail.com
A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Menerapkan
Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi
Menerapkan Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengikuti praktek-praktek kerja yang aman
2. Melaporkan bahaya-bahaya di tempat kerja
3. Mengikuti prosedur-prosedur darurat
Lambang K3

Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau


Bentuk lambang berupa palang Selamat, sehat dan sejahtera.
berwarna hijau dengan roda bergerigi
sebelas dengan warna dasar putih
Arti (Makna) 11 (sebelas)
Gerigi Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja

UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
4. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
5. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radio aktif.
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi


dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 3. Meningkatkan kesejahteraan dan


tentang Keselamatan Kerja
produktivitas Nasional.
Insiden K3

Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk insiden
ialah keadaan darurat).

Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun
Kecelakaan Kerja kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK)
ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab
Penyebab Penyebab Kecelakaan
Tidak Kerugian
Dasar Langsung Kerja
Langsung

1. Kurangnya 1. Faktor Pekerjaan. 1. Tindakan Tidak 1. Kontak Dengan 1. Manusia (Cedera,


Prosedur/Aturan. 2. Faktor Pribadi. Aman. Bahaya. Keracunan, Cacat,
2. Kurangnya Sarana. 2. Kondisi Tidak 2. Kegagalan Fungsi. Kematian, PAK).
3. Kurangnya Aman. 2. Mesin/Alat
Kesadaran. (Kerusakan
4. Kurangnya Mesin/Alat).
Kepatuhan. 3. Material/Bahan
(Tercemar, Rusak,
Produk Gagal).
4. Lingkungan
(Tercemar, Rusak,
Bencana Alam).

Teori Efek Domino – H.W. Heinrich


Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di


Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

Pembinaan dan Pengawasan


3. Pelatihan dan Pendidikan.
4. Konseling & Konsultasi.
5. Pengembangan Sumber Daya.

Sistem Manajemen
6. Prosedur dan Aturan.
7. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
8. Penghargaan dan Sanksi.
Bahaya K3

Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit Binatang).
akibat kerja (PAK). 2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
1. Manusia. 3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
2. Mesin. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
3. Material. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
4. Metode. Listrik, Getaran, Radiasi).
5. Lingkungan. 4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
Jenis 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
6. Tindakan. Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
7. Kondisi.
Resiko K3

Pengertian Keparahan
Potensi kerugian yang bisa

Sedang
Ringan

Ringan
Sangat

Sangat
Berat

Berat
diakibatkan apabila terdapat kontak dengan
suatu bahaya (contoh : luka bakar, patah
tulang, kram, asbetosis, dsb).
Sangat
Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
Penilaian dan Kategori Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Frekuensi
Perkalian antara nilai frekuensi dengan Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
nilai keparahan suatu resiko.
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang
Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas


Makna Rambu Di Tempat Kerja

Tanda Larangan Tanda Bahaya Tanda Kewajiban

Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan, P3K
dan Evakuasi Tanda Sarana /
Darurat Kebakaran Fasilitas Umum
Darurat
Contoh Dokumentasi Penerapan 5R Di Tempat Kerja
Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan wajib
yang digunakan
saat bekerja sesuai Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran

dengan bahaya dan


resiko kerja untuk
menjaga
Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki
keselamatan tenaga
kerja itu sendiri
maupun orang lain
di tempat kerja. Rompi Nyala

Pelindung Jatuh
Pelampung

Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
Pengendalian Resiko K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya

Penggantian Tempat kerja /


Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja Pekerjaan Aman
yang Lebih Aman (Mengurangi
Bahaya)

PERLINDUNGAN
KEHANDALAN

Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi


Administrasi Kerja, Tanda Bahaya, Rambu,
Tenaga Kerja Aman
Poster, Label
(Mengurangi
Paparan)
Menyediakan APD kepada Tenaga
Alat Pelindung Diri
Kerja
Tanggap Darurat

Pengertian Keadaan Darurat Pelaksanaan Tanggap Darurat Secara


Keadaan sulit yang tidak diduga yang Umum
memerlukan penanggulangan segera supaya
tidak terjadi kecelakaan. 1. Matikan/hentikan seluruh
proses/mesin/aktivitas produksi/kerja.
2. Segera menuju titik evakuasi dengan
Ruang Lingkup mengikuti jalur evakuasi darurat.
1. Kebakaran yang gagal dipadamkan regu
3. Selamatkan aset yang memungkinkan untuk
pemadam kebakaran Perusahaan.
diselamatkan.
2. Peledakan.
4. Tetap tenang dan cepat bertindak.
3. Kebocoran gas/cairan/material berbahaya
5. Informasikan kepada petugas Tanggap Darurat
yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat.
apabila ada rekan yang masih
4. Keracunan.
tertinggal/terperangkap/terluka.
5. Bencana Alam.
6. Tetap di area aman hingga ada instruksi
6. Perampokan.
lanjutan dari petugas berwenang.
7. Ancaman Bom.
8. Demonstrasi / Unjuk Rasa.
9. Huru-hara.
Api Dan Kebakaran

Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang
terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen dan bahan
mudah terbakar ) yang menghasilkan panas dan cahaya.
Panas

Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi
dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat
Rantai merugikan dan pada umumnya sulit dikendalikan.
Reaksi
Bahan
Oksigen
Mudah
Terbakar

Segitiga Api
Tahap–tahap Kebakaran

Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya .
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.

Tumbuh
4. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
5. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena panas) .
6. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam .

Puncak
7. Semua bahan mudah terbakar menyala.
8. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya.

Reda/Padam
9. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
10. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya
api.
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran 11. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru .
12. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2 secara
tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung) .
Metode Pemadaman Api

Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.

Isolasi
3. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
4. Menggunakan media serbuk ataupun busa.

Dilusi
5. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
6. Menggunakan media gas CO2.

Pemisahan
7. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
8. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.

Pemutusan
9. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas
pemicu rantai reaksi api.
10. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan
efek rumah kaca).
Klasifikasi Kebakaran

Kelas Kebakaran Media Pemadam

A Padat Non Logam Air, Uap Air, Serbuk Kimia, Busa

B Gas/Uap/Cairan Serbuk Kimia, CO2, Busa

C Aliran Listrik Serbuk Kimia, CO2, Uap Air

D Logam Serbuk Kimia Sorium Klorida, Grafit, dsj

E Bahan Radioaktif <Belum Diketahui Secara Spesifik>

K Bahan Masakan Cairan Kimia, Serbuk Kimia, CO2

Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika


Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang


untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Tuas

Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci tuas.
2. Arahkan selang ke pusat
Selang
api.
Nozzle / Corong 3. Tekan tuas pegangan
tabung pemadam.
4. Sapukan secara merata.

Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang Bagian-Bagian APAR


Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR

Berdasarkan Kelas Kebakaran


1. APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2. APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3. APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4. APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5. APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6. APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).

APAR Kartu Gas Berdasarkan Media Pemadam


APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR Cairan Kimia, APAR Gas CO2,
APAR Halon.

Berdasarkan Konstruksi
7. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk mengeluarkan
isi tabung APAR).
8. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan tabung APAR) .

Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
APAR Tekanan Tetap Berdasarkan Kapasitas
APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Bahaya Listrik
Bahaya Listrik

Resiko Bahaya Listrik:


• sengatan listrik

Tubuh manusia ibarat Konduktor dengan


nilai resistansi 1000 Ohm.
Jika 230V, maka arus 230 mA
Cukup 0.5 detik bisa mematikan
Bahaya Sengatan Listrik

Penyebab: Penanganan :
• insulasi tidak sempurna • Ganti kabel yang terkelupas
• adanya material konduktif
• tidak adanya ground • Posisikan kabel aktif jauh dari jangkauan
• Lindungi bagian yang memiliki arus
• Pergunakan grounding system
• Tambahan komponen Ground Fault Circuit
Interrupter (GFCI)
Bahaya Listrik

Resiko Bahaya Listrik:


• sengatan listrik
• percikan listrik

Bahaya akibat percikan :


• Panas / suhu
• Sinar UV & inframerah
berbahaya untuk mata & kulit
• Mengakibatkan kebakaran
• Ledakan
Bahaya Percikan Listrik

Penyebab: Penanganan :
• Kualitas komponen • Pergunakan komponen berkualitas
• Praktek tidak aman
• Ganti kabel dan komponen yang rusak / meleleh
• Hindari banyak sambungan pada satu socket
• Tambahkan MCB sebagai pemutus arus
• Jauhkan alat listrik dan bola lampu dari air
• Pasang & cabut socket dengan benar
Bahaya Listrik

Resiko Bahaya Listrik:


• sengatan listrik
• percikan listrik
• jatuh

Kontraksi otot secara refleks


Bahaya Listrik
Syarat Dasar K3

1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.


2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan
& getaran.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang 8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Keselamatan Kerja pasal 3
dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
Syarat Dasar K3 (Selesai)

10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.


11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses
kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia,
binatang, tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang 17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
Keselamatan Kerja pasal 3
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang
resikonya bertambah tinggi.
K3LH
UTAMAKAN
K ESELAMATAN & K ESEHATAN
K ERJA

Anda mungkin juga menyukai