Anda di halaman 1dari 46

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)


Pengenalan & Penerapan Dasar Di Tempat Kerja
Lambang K3

Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau


Bentuk lambang berupa palang Selamat, sehat dan sejahtera.
berwarna hijau dengan roda
bergerigi sebelas dengan warna
dasar putih Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
DASAR HUKUM K3
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

UU No.1 Tahun 1970

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


RESUME UU NO.1 1970
1. Tujuan UU KK
2. Latar Belakang UU
3. Dasar Hukum
4. Diktum
5. Bab I - Istilah : Pasal 1 – (6)
6. Bab II - Ruang Lingkup : Pasal 2 – (3)
7. Bab III - Syarat KK : Pasal 3 – (2)
Pasal 4 – (3)
8. Bab IV – Pengawasan : Pasal 5 – (2)
Pasal 6 – (3)
Pasal 7
Pasal 8 – (3)
9. Bab V – Pembinaan : Pasal 9 – (4)
10. Bab VI – P2K3 : Pasal 10 – (2)
11. Bab VII – Kecelakaan : Pasal 11 – (2)
12. Bab VIII – Kewajiban & Hak TK : Pasal 12 – (5)
13. Bab IX – Memasuki Tempat Kerja : Pasal 13
14. Bab X – Kewajiban Pengurus : Pasal 14 – (3)
15. Bab XI - Ketentuan Penutup : Pasal 15 – (4)
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
UU No.13 Thn.2003 ttg. Ke-TK-an
P a s a l 86
1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama;
2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan.

P a s a l 87
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja

UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

PP No 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang
atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan
terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radio aktif.
PP No. 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pasal 5

1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya


2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan:
a. Memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan Pemerintah ini dan
ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau
standar internasional
PENGERTIAN K3

Keilmuan :
Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

Keselamatan • Suatu keadaan selamat, bebas dari cedera atau bahaya atau perasaan takut
(Safety) akan celaka, cedera dan resiko bahaya.

Kesehatan • Suatu keadaan kejiwaan, fisik, dan sosial yang sehat, serta bebas dari
(Health) ancaman penyakit akibat kerja.

Lingkungan
kerja (Working • Suatu keadaan disekeliling tempat perusahaan beroperasi, termasuk udara,
air, tanah, sumber daya alam, flora & fauna, manusia, dan interaksinya.
Environment)
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi


dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 3. Meningkatkan kesejahteraan dan


tentang Keselamatan Kerja
produktivitas Nasional.
Insiden K3

Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi
(termasuk insiden ialah keadaan darurat).

Kecelakaan Kerja
Kejadian yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK)
Kecelakaan Kerja ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja
(PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Piramida Kecelakaan Kerja

Setiap Terjadi Kecelakaan Fatal/Kematian


1
Di dalamnya terdapat 10 Kecelakaan Ringan Sebelumnya

Insiden yang menimbulkan


Yang di dalamnya
terdapat 30 kerusakan alat/bahan
sebelumnya

Yang di dalamnya Nearmiss (hampir celaka)


terdapat 600 Sebelumnya
Penyebab Kecelakaan Kerja

Lack Of Penyebab Penyebab Kecelakaan


Kerugian
Control Dasar Langsung Kerja

1. Kurangnya 1. Faktor Pekerjaan. 1. Tindakan Tidak 1. Kontak Dengan 1. Manusia (Cedera,


Prosedur/Aturan. 2. Faktor Pribadi. Aman. Bahaya. Keracunan, Cacat,
2. Kurangnya 2. Kondisi Tidak 2. Kegagalan Fungsi. Kematian, PAK).
Sarana. Aman. 2. Mesin/Alat
3. Kurangnya (Kerusakan
Kesadaran. Mesin/Alat).
4. Kurangnya 3. Material/Bahan
Kepatuhan. (Tercemar, Rusak,
Produk Gagal).
4. Lingkungan
(Tercemar, Rusak,
Bencana Alam).

Teori Efek Domino – H.W. Heinrich


Kerugian Kecelakaan Kerja

Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
Rp. 1 Juta 2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Biaya Tidak Langsung
1. Kerusakan Bangunan.
Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja
Rp. 5 – 50 Juta
(Biaya Kerusakan Aset
Yang Tidak Diasuransikan)
{ 2.
3.
4.
5.
Kerusakan Alat dan Mesin.
Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
Gangguan/Terhentinya Produksi.
Biaya Administrasi.
6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana Darurat.
7. Waktu untuk Investigasi.

Rp. 5 – 3Juta
(Biaya Lain-lain
Yang Tidak Diasuransikan)
{ 8.
9.
10.
11.
12.
Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
Biaya Lembur.
Biaya Ekstra Pengawas.
Waktu untuk Administrasi.
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang
Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di


Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

Pembinaan dan Pengawasan


1. Pelatihan dan Pendidikan.
2. Konseling & Konsultasi.
3. Pengembangan Sumber Daya.

Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan


kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun
orang lain yang memasuki tempat kerja disertai
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai
tentang Keselamatan Kerja pasal 14
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
Kewajiban Tenaga Kerja

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta


pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan
APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 12 pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Manajemen Resiko

Properti
K3
Finansial
Lingkungan

Manajemen
Bisnis
Sosial Risiko

Regulasi
Teknologi
Bencana
Alam
Bahaya K3
Pengertian Bahaya :
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau Binatang).
kerugian termasuk penyakit akibat kerja (PAK). 2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
1. Manusia. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
2. Mesin. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
3. Material. Listrik, Getaran, Radiasi).
4. Metode. 4. Biomekanik/Ergonomi (Gerakan Berulang,
5. Lingkungan. Postur/Posisi Kerja, Pengangkutan Manual,
Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
Resiko K3
Pengertian
Keparahan
Potensi kerugian yang bisa

Sedang
Ringan

Berat
diakibatkan apabila terdapat kontak dengan

Bera
Sang
Ring
San
gat

at
suatu bahaya / kombinasi dari kemungkinan

an

t
dan keparahan (contoh : luka bakar, patah Sangat
tulang, kram, asbetosis, dsb). Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering

Frekuensi
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
Penilaian dan Kategori Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Perkalian antara nilai frekuensi dengan nilai
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
keparahan suatu resiko.
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
RESIKO = Frekuensi X Severity Jarang

Rendah Monitoring Konsistensi / Rambu


Sedang Perlu Tindakan Langsung, Prosedur, Peraturan Perusahaan
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

Likelihood / Probability Akibat/Keparahan


Resiko K3

1. Resiko tidak dapat dihilangkan


Artinya, resiko akan selalu ada, sebagaimana hukum aksi-reaksi. Resiko
merupakan akibat dari suatu aksi. Misalnya, resiko yang berhubungan
dengan kematian, kehilangan, kerusakan dll. Hanya dengan menghilangkan
aktivitas atau faktor bahaya lainnya, resiko dapat dihindari

2. Resiko dapat dikendalikan dan dilakukan manajemen


Bila sudah jelas, keberadaan resiko tidak dapat dihindari maka perlu
dilakukan manajemen. Dengan demikian efek yang dapat ditimbulkan
dapat diminimalisasi kemungkinannya.
Tahapan Manajemen Resiko

PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA

MONITOR
ANALISARISIKO &REVIEW

AKIBAT KESEMPATAN

PENILAIAN RISIKO

PENANGANAN RISIKO
Pengendalian Resiko K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya

Penggantian Tempat kerja /


Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja Pekerjaan
yang Lebih Aman Aman
(Mengurangi

PERLINDUNGAN
KEHANDALAN

Bahaya)
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan,


Administrasi Durasi Kerja, Tanda Bahaya, Tenaga Kerja
Rambu, Poster, Label Aman
(Mengurangi
Menyediakan APD kepada Paparan)
Alat Pelindung Diri
Tenaga Kerja
Hirarki Pengendalian Resiko K3

Eliminasi (menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya)


Subtitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
Proses menyapu diganti dengan proses vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses penggunaan APAR Halon diganti dengan APAR CO

Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
Pemasangan ventilation / blowing
Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Resiko K3

Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pemberlakuan sistim ijin kerja
Pelatihan karyawan
Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety shoes
Ear plug/muff
Safety goggles
LOTO (Lockout – Tagout)

Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.

Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.

Tanda LOTO Penerapan LOTO


Tanda Dan Makna Papan Informasi Di Tempat Kerja

Petunjuk K3 Informasi Umum / Informasi Bahaya


Pengumuman

Pesan Umum Informasi Fasilitas Informasi Larangan


Radioaktif
Makna Rambu Di Tempat Kerja

Tanda Larangan Tanda Bahaya Tanda Kewajiban

Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi Darurat
Tanda, Makna Warna Dan Label Di Tempat Kerja

LABEL Batas Area Kerja, Batas Jalur.

LABEL Produk Jadi, Sarana Umum.

LABEL Bahan Baku, Sarana P3K, Keselamatan, Darurat dan


Evakuasi.
LABEL Barang Menunggu Diproses Lebih Lanjut (WIP).

LABEL Barang Inspeksi QC.

LABEL Barang Cacat, Barang Tidak Terpakai, Tanda Berhenti.

LABEL Inventaris, Identitas Laci Penyimpanan, Rak, Peralatan, dsj.

Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Operasional.

Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan Keselamatan.

Zona Berbahaya.
Makna Label Dan Warna Perpipaan

LABEL PIPA
Gas Bertekanan.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Terbakar.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Air Yang Dapat Diminum, Air Pendingin, Air
LABEL PIPA Umpan Boiler.
LABEL PIPA
Bahan Beracun & Korosif.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Media Pemadam Kebakaran.
LABEL PIPA
LABEL PIPA
Bahan Mudah Menyala.
LABEL PIPA
Sumber : ANSI (American National Standards Intitute) Amerika
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Mudah Meledak Mudah Oksidator


Menyala/Terbakar

Korosif Beracun Mengganggu


Pernafasan, Pemicu
Kamker

Contoh Label Kemasan B3

GHS (Globally Harmonized System) – UN (United Nations) Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
Lingkungan
Label Transportasi Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Sumber : DOT (Department Of Transportation) Amerika


Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran

bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki

keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala

tempat kerja.
Pelindung Jatuh
Pelampung

Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
Tanggap Darurat

Pengertian Keadaan Darurat Pelaksanaan Tanggap Darurat


Keadaan sulit yang tidak diduga yang Secara Umum
memerlukan penanggulangan segera
supaya tidak terjadi kecelakaan. 1. Matikan/hentikan seluruh
proses/mesin/aktivitas produksi/kerja.
Ruang Lingkup 2. Segera menuju titik evakuasi dengan
mengikuti jalur evakuasi darurat.
1. Kebakaran yang gagal dipadamkan regu 3. Selamatkan aset yang memungkinkan
pemadam kebakaran Perusahaan. untuk diselamatkan.
2. Peledakan. 4. Tetap tenang dan cepat bertindak.
3. Kebocoran gas/cairan/material berbahaya
5. Informasikan kepada petugas Tanggap
yang tidak dapat diatasi dalam waktu
Darurat apabila ada rekan yang masih
singkat.
tertinggal/terperangkap/terluka.
4. Keracunan.
6. Tetap di area aman hingga ada instruksi
5. Bencana Alam.
lanjutan dari petugas berwenang.
6. Perampokan.
7. Ancaman Bom.
8. Demonstrasi / Unjuk Rasa.
9. Huru-hara.
Kejadian Kapal Minyak Terbakar
SEGITIGA API

Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat
yang terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen dan
bahan mudah terbakar ) yang menghasilkan
Pana panas dan cahaya.
s

Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat,
Rantai situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang
Reaksi bersifat merugikan dan pada umumnya sulit
Bahan dikendalikan.
Oksigen
Mudah
Terbakar

Segitiga Api
Tahap–tahap Kebakaran

Muncul
1. Reaksi 3 unsur api.
2. Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya.
3. Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.

Tumbuh
1. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena
panas).
3. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam.

Puncak
1. Semua bahan mudah terbakar menyala.
2. Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di
dalamnya.

Reda/Padam
1. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2. Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan
padamnya api.
3. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api
baru.
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran 4. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2
secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung).
Metode Pemadaman Api

Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.

Isolasi
1. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2
menyalakan api.
2. Menggunakan media serbuk ataupun busa.

Dilusi
1. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2. Menggunakan media gas CO2.

Pemisahan
1. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.

Pemutusan
1. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat
radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
2. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
menimbulkan efek rumah kaca).
Klasifikasi Kebakaran

Kelas Kebakaran Media Pemadam

A Padat Non Logam Air, Uap Air, Serbuk Kimia, Busa

B Gas/Uap/Cairan Serbuk Kimia, CO2, Busa

C Aliran Listrik Serbuk Kimia, CO2, Uap Air

D Logam Serbuk Kimia Sorium Klorida, Grafit, dsj

E Bahan Radioaktif <Belum Diketahui Secara Spesifik>

K Bahan Masakan Cairan Kimia, Serbuk Kimia, CO2

Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika


Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang


untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

Tuas

Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci
tuas.
Selang 2. Arahkan selang ke
pusat api.
Nozzle / Corong 3. Tekan tuas pegangan
tabung pemadam.
4. Sapukan secara
merata.

Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang Bagian-Bagian APAR


Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR

Berdasarkan Kelas Kebakaran


1. APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2. APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3. APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4. APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5. APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6. APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).
Berdasarkan Media Pemadam
APAR Kartu Gas APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR Cairan Kimia, APAR
Gas CO2, APAR Halon.
Berdasarkan Konstruksi
1. APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk
mengeluarkan isi tabung APAR).
2. APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan
tabung APAR).
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas
APAR Tekanan Tetap APAR 0.6 kg s.d 90kg.
HIDRANT

Perlengkapan Hidran Pilar Hidran Nozzle

Hidran digunakan untuk mengatasi kebakaran besar


dengan sistem serupa keran air dengan tekanan air yang
tinggi.
Penggunaan hidran sebagai pemadaman kebakaran harus
memastikan bahwa aliran listrik dimatikan supaya tidak
membahayakan petugas pemadam.
Cara Penggunaan Hidran
Pemadaman APAR
Budaya 5R

Pengertian
5R adalah cara/metode untuk mengatur/mengelola/mengorganisir
tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara
berkelanjutan.

Tujuan
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tempat kerja.

Manfaat
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang
lebih efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan
luas.
3. Mengurangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja
yang bagus/baik.
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-
pemborosan di tempat kerja.
Langkah-Langkah Penerapan 5R
Ringkas
1. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
2. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
3. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
4. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.

Rapi
1. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
2. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya,
keseragaman, fungsi dan batas waktu.
3. Pengaturan tanda visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan.

Resik
1. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir sumber-sumber sampah dan kotoran.
4. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak (peremajaan).

Rawat
Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.

Rajin
Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
Penerapan Budaya 5R Di Tempat Kerja
Contoh Dokumentasi Penerapan 5R Di Tempat Kerja
UTAMAKAN
D O A, K ESELAMATAN, &
KESEHATAN KERJA

Anda mungkin juga menyukai