Anda di halaman 1dari 47

DASAR-

DASAR K3
Fasilitator : Meirizal Ari Putra, M.K.M
Asesor K3 | Auditor SMK3 | Trainer | Consultant | Dosen |
POU | WA 089507440002 | Ig @meirizal_trainerk3
Definisi/Pengertian
(K3) Menurut Para Ahli
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.

Menurut Ridley, John


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Mangkunegara
Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)
SECARA UMUM
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.

America Society of safety and


Engineering (ASSE)
K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada
kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja
Tujuan
UNIVERSAL
• Mencegah terjadinya kecelakaan
UU No. 1/1970
• Mencegah agar kecelakaan yang
• Agar setiap TK terjamin
serupa tidak terulang kembali
keselamatannya untuk hidup &
(repeated accident)
meningkatkan produksi kerja
• Menjamin pekerja dapat
serta produktivitas nasional
mengembangkan potensinya sesuai
• Agar orang lain yg berada di
harkat dan martabatnya sbg manusia
tempat kerja terjamin
keselamatannya
• Agar sumber produksi dapat
dipakai secara aman & efisien
UNDANG-UNDANG K3 YANG ADA DI INDONESIA

• Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang ini


mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
• Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Undang- Undang ini
menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun
yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang ini
mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai
dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
TANGGUNG JAWAB KARYAWAN TERHADAP K3
( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA )

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12


dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan
K3 di tempat kerja.
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas /
keselamatan kerja.
2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14
yang mana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap
penerapan K3 antara lain :
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
Insiden K3
Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan
dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK)
ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi
Kecelakaan Kerja (termasuk insiden ialah keadaan darurat).
Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan
(kematian).
Nearmiss (hampir celaka)
Nearmiss (hampir celaka)
Insiden yang tidak menyebabkan cedera,
penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan
(kematian).
Piramida Kecelakaan Kerja
Setiap Terjadi
1 Kecelakaan Fatal/Kematian

Di dalamnya terdapat 10 Kecelakaan Ringan

KK (Insiden) yang menimbulkan


Yang di dalamnya
terdapat 30 kerusakan alat/bahan (Accident)

KK (Insiden) Sebelumnya
Yang di dalamnya
terdapat 600
Penyebab Kecelakaan Kerja
Penyebab Penyebab Tidak Penyebab Kecelakaan
Kerugian
Dasar Langsung Langsung Kerja

1. Kurangnya 1.Faktor 1.Tindakan 1.Kontak 1. Manusia (Cedera,


Prosedur/Atu Pekerjaan. Tidak Dengan Keracunan, Cacat,
ran. Aman. Bahaya. Kematian, PAK).
2.Faktor
2. Kurangnya 2. Mesin/Alat (Kerusakan
Pribadi. 2.Kondisi 2.Kegagalan
Sarana. Mesin/Alat).
Tidak Fungsi.
3. Kurangnya 3. Material/Bahan (Tercemar,
Aman.
Kesadaran. Rusak, Produk Gagal).
4. Kurangnya 4. Lingkungan (Tercemar,
Kepatuhan. Rusak, Bencana Alam).

Teori Efek Domino – H.W. Heinrich


Kerugian Kecelakaan Kerja
Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
Rp. 1 Juta 2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Biaya Tidak Langsung

{
Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja 1. Kerusakan Bangunan.
Rp. 5 – 50 Juta 2. Kerusakan Alat dan Mesin.
(Biaya Kerusakan Aset 3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
Yang Tidak Diasuransikan)
4. Gangguan/Terhentinya Produksi.
5. Biaya Administrasi.

{
6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana Darurat.
Rp. 5 – 3Juta
(Biaya Lain-lain
7. Waktu untuk Investigasi.
Yang Tidak Diasuransikan)
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
10.Biaya Lembur.
11.Biaya Ekstra Pengawas.
12.Waktu untuk Administrasi.
13.Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja
yang Kembali karena Cedera.
14.Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
• Identifikasi dan Pengendalian
Bahaya Di Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

• Pembinaan dan Pengawasan


1. Pelatihan dan Pendidikan.
2. Konseling & Konsultasi.
3. Pengembangan Sumber Daya.

• Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.
Bahaya K3
Pengertian
Semua sumber, situasi ataupun
aktivitas yang berpotensi Faktor
menimbulkan cedera dan atau
penyakit akibat kerja (PAK). 1.Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
Binatang).
Sumber
2.Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
1.Manusia. Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
2.Mesin. Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3.Material. 3.Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
4.Metode. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
5.Lingkungan.
Listrik, Getaran, Radiasi).
Jenis 4.Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
1.Tindakan. Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
2.Kondisi. 5.Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
“HAZARD/BAHAYA”

Sumber, situasi atau tindakan yang


berpotensi menciderai manusia atau
sakit penyakit atau kombinasi dari
semuanya.

Hazard dapat berupa :


bahan-bahan , bagian-bagian mesin,
 bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari suatu
kondisi bilamana terjadi accident

“SAFE”
adalah suatu kondisi
sumber bahaya telah ter-identifikasi dan
telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman)
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda PERMENAKER.03/MEN/1998

16
Kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui

Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur
adanya korban manusia cidera atau mati.
Akibat kecelakaan kerja
Kerusakan dan atau bentuk kerugian berupa cidera, sakit
fisik atau mental, kematian, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari
kerugian-kerugian tadi.
DEFINISI INCIDENT
Incident adalah suatu kejadian
yang tidak diinginkan, bilamana
pada saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya accident.
DEFINISI NEARMISS
Near miss adalah kondisi atau
situasi dimana kecelakaan hampir
terjadi. Secara sederhana dapat
diartikan menjadi “hampir celaka”.
(tidak ada cidera, tidak sakit dan tidak mati)

Insiden (nearmiss) perlu mendapat perhatian


yang sama seperti kecelakaan. Kejadian yang
sama apabila terulang mungkin berakibat
cidera serius.
DEFINISI ACCIDENT
Accident adalah suatu kejadian yang
tidak diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, gangguan
terhadap pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.

Accident adalah suatu insident yang


menyebabkan cidera, sakit penyakit atau
kematian. -OHSAS
Sasaran K3

• Melindungi para pekerja dan orang lainnya di


tempat kerja (formal maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara
aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
• Kerugian akibat kecelakaan kerja

Kerugian tak langsung :


Kerugian langsung • Kerusakan material
• Penderitaan pribadi • Hilangnya peralatan
• Rasa kehilangan keluarga korban • Biaya akibat berhentinya
produksi

•Teori Gunung Es :
Kerugian yang timbul akibat adanya
kecelakaan ada yang terlihat jelas, ada
juga yang tidak jelas terlihat
TEORI DOMINO
(William W. Heinrich 1930)

A B C D E

LINGKUNGAN SIFAT PERBUATAN/ KECELAKAAN CIDERA/RUSAK


SOSIAL INDIVIDU KONDISI
BERBAHAYA

(Diluar perusahaan) (Dalam perusahaan)


TEORI DOMINO
(Bird & Germain (1986):

Lemahnya Penyebab Penyebab


INSIDEN KERUGIAN
Kontrol Dasar Langsung
Penyebab Kecelakaan

UNSAFE ACTION UNSAFE CONDITION


(Tindakan Tak Aman) (Kondisi Tak Aman)
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

l OPERASI TANPA OTORISASI l PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


l GAGAL MEMPERINGATKAN
l APD KURANG, TIDAK LAYAK
l GAGAL MENGAMANKAN
l KECEPATAN TIDAK LAYAK l PERALATAN RUSAK

SEBAB LANGSUNG
l MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK l RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
BERFUNGSI l SISTEM PERINGATAN KURANG
l PAKAI ALAT RUSAK l BAHAYA KEBAKARAN
l PAKAI APD TIDAK LAYAK
l KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
l PEMUATAN TIDAK LAYAK
l PENEMPATAN TIDAK LAYAK l KEBISINGAN
l MENGANGKAT TIDAK LAYAK l TERPAPAR RADIASI
l POSISI TIDAK AMAN l TEMPERATUR EXTRIM
l SERVIS ALAT BEROPERASI l PENERANGAN TIDAK LAYAK
l BERCANDA, MAIN-MAIN
l VENTILASI TIDAK LAYAK
l MABOK ALKOHOL, OBAT
l GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR l LINGKUNGAN TIDAK AMAN
DEFINISI (Lanjutan)
ANOMALI TINDAKAN / KONDISI TIDAK AMAN KERUSAKAN BARANG

NYARIS CELAKA. TIDAK ADA / KECIL KERUSAKAN ORANG CEDERA


Risiko K3
Pengertian Keparahan
Potensi kerugian yang bisa

Sedang
Ringan
Ringan
Sangat

Sangat
Berat

Berat
diakibatkan apabila terdapat kontak
dengan suatu bahaya (contoh : luka
Sangat
bakar, patah tulang, kram, asbetosis, Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
dsb).
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

Frekuensi
Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Penilaian dan Kategori
Perkalian antara nilai frekuensi dengan Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
nilai keparahan suatu resiko. Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Sedang Perlu Tindakan Langsung

Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas

29
Risiko K3 (Lanjutan)

30
Risiko K3 (Lanjutan)

31
Risiko K3 (Lanjutan)

32
Risiko K3 (Lanjutan)

33
Risiko K3 (Lanjutan)

34
Risiko K3 (Lanjutan)

35
Risiko K3 (Lanjutan)

36
Risiko K3 (Lanjutan)

37
Risiko K3 (Lanjutan)

38
Risiko K3 (Lanjutan)
Likelihood x Consequence

39
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Eliminasi

Subtitusi
Rekayasa Teknis
Rekayasa
Administrasi

APD
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO
Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administrasi

Alat Pelindung Diri


HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO
• Memindahkan Hazard yang bisa
Eliminasi menyebabkan tersandung
• Membuang bahan kimia yang
tidak diperlukan
• Menghilangkan proses-proses
yang berbahaya
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO
Contoh :
 Mengganti bahan bentuk serbuk
dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
Subtitusi  Bahan solvent diganti dengan bahan
deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan

43
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemasangan alat
pelindung mesin
Rekayasa Teknis  Pemasangan general dan
local ventilation
 Pemasangan alat sensor
otomatis
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemisahan lokasi
Rekayasa
 Pergantian shift kerja
Administrasi
 Pembentukan sistem
kerja
 Pelatihan karyawan
HIERARKI
PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Helmet
APD  Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
Terimakasih SAFETY?

Anda mungkin juga menyukai