Anda di halaman 1dari 44

“ SAFETY IS A SHARED RESPONSIBILITY”

KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
TUJUAN MODUL

► Memberikan informasi konsep dasar Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) khususnya pengendalian kerugian dan
pencegahan

► Teori pendukung dalam penerapan dan peningkatan K3

► Istilah-istilah yang berhubungan dengan K3

► Konsep K3 modern, khususnya Sistem Managemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia
SASARAN

- MEMAHAMI DEFINISI KESELAMATAN DAN KESEHATAN


- MEMBEDAKAN ISTILAH INSIDEN DAN KECELAKAAN, BAHAYA DAN
RESIKO
- MENJELASKAN TEORI / KONSEP K3 DARI FRANK E. BIRD,
HEINRICH DAN GUNUNG ES
- PESERTA BISA MELAKUKAN PROSES PENILAIAN RESIKO DARI
SUATU PROSES / PERALATAN
- MENJELASKAN CARA PENGENDALIAN MASALAH K3 DARI KONSEP
K3
PENGERTIAN PELAKSANAAN K3

1. Upaya MENCIPTAKAN lingkungan kerja yang aman,


sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
2. Upaya MENGENDALIKAN atau MENIADAKAN
potensi bahaya untuk mencapai tingkat resiko yang
dapat diterima dan sesuai dengan standar yang
ditetapkan
DEFINISI K3

Filosofi :
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan Tenaga kerja atau manusia secara
umumnya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik secara jasmani maupun rohani

Keilmuan :
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
pencegahan kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit dll.
TUJUAN K3

Secara garis besar ada 3 tujuan dari penerapan / pelaksanaan K3 :

1. Untuk melindungi para pekerja dan orang lain yang berada di tempat kerja

2. Untuk menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien

3. Untuk menjamin proses produksi dapat berjalan dengan aman dan lancar
DASAR HUKUM

UUD 1945
Pasal 5, 20 dan 27 ayat 2

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No. 13/2003


(Ketenagakerjaan)

UU No. 1 / 1970
(Keselamatan Kerja)

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus 1. Peraturan pemerintah


2. Peraturan Menteri
3. Surat edaran Menteri
RUANG LINGKUP UU No. 1/1970

digunakan untuk kegiatan


usaha

TEMPAT
TEMPAT
KERJA
KERJA

SUMBER
SUMBER
PEKERJA
PEKERJA BAHAYA
BAHAYA

UU No. 1 Tahun 1970

berpotensi sebagai
melakukan pekerjaan
untuk keperluan usaha; penyebab kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
SUMBER BAHAYA - UU No. 1/1970

1. Kondisi mesin / pesawat / alat kerja / bahan


2. Lingkungan Kerja
3. Sifat Pekerjaan
4. Cara Kerja
5. Proses Produksi
DAMPAK POSITIF PELAKSANAAN K3

Pelaksanaan K3

Produk Manusia
Productivity Safety
Quality Healthy
Cost Mental
Delivery on Time Ethics
KESELAMATAN
1. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)

2. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

KESEHATAN

Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi


individu (the degree of physiological and
psychological well being of the individual)
KESEHATAN
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja :
1. Beban Kerja
a. Fisik
b. Mental
2. Lingkungan Kerja
a. Fisika
b. Kimia
c. Biologi
d. Psikologi
e. Psikososial

3. Kapasitas Kerja
a. Ketrampilan
b. Kesegaran jasmani dan rohani
c. Status kesehatan
d. Usia
e. Ukuran tubuh
INCIDENT

Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada


saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya accident.
ADALAH SUATU KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN
YANG BILA TERJADI HAMPIR / NYARIS

ACCIDENT

Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan, gangguan


terhadap pekerjaan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang,
dan pencemaran lingkungan.
KETIKA TUBUH KITA KONTAK DENGAN SUATU BENDA
ATAU SUMBER TENAGA YANG KEKUATANNYA LEBIH DARI
KEMAMPUAN DAYA TAHAN TUBUH ATAU STRUKTUR
FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA

Tenaga Kerja

Bahaya Bahaya
Kesehatan Keselamatan
PROSES
PROSES

Bahan / Material Peralatan

Bahaya Lingkungan
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd
• Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset,
• Work hours urgent (laten)
tools fatality
• PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen
• Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak)
• Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko
LOSS CAUSATION MODEL

(Model Penyebab Kerugian HW. Heinrich 1931)

Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor


Kekurangan Penyebab Dasar Penyebab Accident Kerugian
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
Kontrol Langsung
& & & & &
- Program
Faktor tidak -Faktor
Faktor - Tindakan
Faktor tidak - Kontak
Faktordengan - Faktor
Manusia
Pekerjaan
sesuai Pekerjaan
Manusia / Pribadi Pekerjaan
aman / tidak Pekerjaan
energi / bahan - Peralatan
Pekerjaan
- Standart tidak standar - Material
sesuai - Faktor Kerja - Lingkungan
- Kepatuhan - Kondisi tidak
terhadap standar aman / tidak
standar

Pre-Contact Contact Post Contact

Ref : Modern Safety Management, DNV


LOSS CAUSATION MODEL

Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor


Kerugian
Kekurangan Penyebab Penyebab Accident
Manusia Manusia
 STRUCKKontrolAGAINST Manusia
Manusia Dasar
menabrak/bentur
Manusia
Langsung
benda
& & & & &
diam/bergerak
- Program tidak - Faktor - Tindakan tidak - Kontak dengan - Manusia
 STRUCKFaktor BY  terpukul/tabrak
Faktor oleh bendaFaktor Faktor Faktor
sesuai Manusia / aman / tidak energi / bahan -Pekerjaan
Peralatan
Pekerjaan
bergerak Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan
- Standart tidak Pribadi standar - Material
 FALLsesuai
TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi - Lingkungan
 FALL ON  jatuh di- tempat
- Kepatuhan yang datar
Faktor Kerja - Kondisi tidak
 terhadapIN  tusuk, jepit, cubit benda
CAUGHT aman / tidak
runcing
standar standar
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara
obyek besar
 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas,
dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin,
peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LOSS CAUSATION MODEL

Faktor Faktor Faktor Faktor


Accident Faktor
Kerugian
Kekurangan Penyebab Penyebab
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
Kontrol Dasar Langsung
& & & & &
Tindakan Tidak Aman : Kondisi Tidak Aman :- Manusia
- Program - Faktor - Tindakan tidak - Kontak dengan
Faktor tidak
OPERASI TANPA OTORISASI
Faktor Faktor Faktor
PELINDUNG/PEMBATAS Faktor
TIDAK LAYAK
- Peralatan
sesuai
 GAGAL MEMPERINGATKAN
Pekerjaan Pekerjaan/
Manusia aman / tidak
Pekerjaan energi / bahan
Pekerjaan Pekerjaan
 APD KURANG, TIDAK LAYAK
- Standart
GAGAL MENGAMANKAN
tidak Pribadi standar - Material
 KECEPATAN TIDAK LAYAK  PERALATAN RUSAK
sesuai - Lingkungan
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
- Kepatuhan - Faktor Kerja - Kondisi tidak
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
terhadap
 PAKAI ALAT RUSAK aman / tidak
 BAHAYA KEBAKARAN
standar
 PAKAI APD TIDAK LAYAK standar
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI
 PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN
 MABOK ALKOHOL, OBAT  VENTILASI TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
LOSS CAUSATION MODEL

Faktor Faktor Faktor Faktor


Accident Faktor
Kerugian
Kekurangan Penyebab Penyebab
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
Kontrol Dasar Langsung
& & & & &
- Program tidak - Faktor - Tindakan tidak - Kontak dengan - Faktor
Manusia
Faktor Faktor Faktor Faktor
- Peralatan
sesuai
Pekerjaan Pekerjaan/
Manusia aman / tidak
Pekerjaan energi / bahan
Pekerjaan Pekerjaan
- Standart tidak Pribadi standar - Material
sesuai - Lingkungan
- Kepatuhan - Faktor Kerja - Kondisi tidak
terhadap aman / tidak
standar standar

Faktor Manusia / Pribadi : Faktor Kerja :


 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
ACCIDENT RATIO STUDY

FRANK. E. BIRD

1 KECELAKAAN FATAL
(SERIOUS ATAU MAJOR INJURY)

LUKA/CIDERA RINGAN
10 (MINOR INJURY)

KERUSAKAN HARTA BENDA


30 (PROPERTY DAMAGE)

HAMPIR CELAKA
600 (INCIDENT or NEAR MISSES)

*) Penelitian data kecelakaan di industri diikuti 297 perusahaan dan


tenaga kerja 1.759.000 dikenal dengan konsep ‘Total Loss Control’
TEORI GUNUNG ES

Injury & Illness Costs


-Medis
-Ganti Rugi
$1
Biaya-biaya yang tidak diasuransikan
-Kerusakan bangunan
$5 to $50 -Kerusakan alat dan peralatan
Biaya-biaya kerusakan harta -Kerusakan bahan dan produksi
benda yang masuk dalam -Kelambatan dan terhentinya produksi
buku besar
Biaya-biaya yang tidak di
asuransikan Hal-hal lain seperti pengkajian
dan pelatihan, penggantian, waktu
investigasi
$1 to $3 Gaji yang dibayarkan ke korban
Biaya-biaya lain yang tidak di saat tak bekerja dll
asuransikan
Ref : Modern Safety Management, DNV
SISTEM MANAJEMEN K3
Tujuan : (PERMENAKER NO. 05/MEN/1996)
Untuk menciptakan sistem K3 di tempat kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sistem Manajemen
Perusahaan Pengembangan,
SMK3 Penerapan,
Stuktur Organisasi, Perencanaan, Pencapaian,
Tanggung-jawab, Pelaksanaan, Pengkajian
Prosedur, Proses dan dan Pemeliharaan
Sumberdaya kebijakan K3

Pengendalian Resiko
Penerapan SMK3 merupakan suatu kebijaksanaan Kegiatan Kerja
strategis dan mempunyai arti penting dalam upaya
peningkatan kualitas SDM maupun perlindungan
tenaga kerja dari aspek ekonomi, sosial, budaya Tempat Kerja Aman, Efisien
dan politis
dan Produktif
SISTEM MANAJEMEN K3
Mengapa Perlu SMK3
1. Tuntutan produk berkualitas
dikaitkan dengan hambatan
teknis dalam era globalisasi

Mengapa Perlu SMK3

3. Kecelakaan kerja disebabkan 2. Perlunya peningkatan dalam


kesalahan manusia, penerapan K3
peralatan dan lingkungan
SISTEM MANAJEMEN K3
Sasaran :

Sumber
daya
Manusia

Organisasi Sasaran Sistem


prosedur
penerapan
K3

Sarana
Lingkungan Fasilitas
SISTEM MANAJEMEN K3
5 Prinsip SMK3

Peningkatan 1
5 Berkelanjutan
it men dan
Peninjauan Ulang Kom akan
Kebij
& peningkatan
Oleh Managemen

2
4 Perencanaan
3 SMK 3
Pengukuran
dan Penerapan
Evaluasi SMK 3
BAHAYA / HAZARD

► SUATU KEADAAN YANG MEMUNGKINKAN ATAU DAPAT


MENIMBULKAN KERUGIAN BEBERAPA CEDERA, PENYAKIT,
KERUSAKAN ATAUPUN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN FUNGSI
YANG DITETAPKAN
RINGKAS: HAZARD ADALAH SUATU
KONDISI YANG
BERPOTENSI UNTUK Bahaya fisik
TERJADI
NYAKECELAKAAN /
KERUGIAN

Bahaya
Bahaya kimia
ergonomi
Bahaya
Bahaya //
Hazards

Bahaya
Bahaya biologi
psikologis
RESIKO / RISK

► MENYATAKAN KEMUNGKINAN TERJADINYA KERUGIAN PADA


PERIODE WAKTU TERTENTU ATAU SIKLUS OPERASI
TERTENTU
RINGKAS : RESIKO ADALAH KESEMPATAN UNTUK TERJADINYA KERUGIAN
ATAU KECELAKAAN

► KOMBINASI DARI KEMUNGKINAN (LIKELIHOOD) DAN AKIBAT


(CONSEQUENCE) DARI SEBUAH KEJADIAN BAHAYA SPESIFIK
Risiko mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu

Kemungkinan Akibat
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


ANALISA RISIKO

AKIBAT KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko

PENGENDALIAN RISIKO
Source: AS/NZS4360 (1999)
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN PERSIAPAN

IDENTIFIKASI BAHAYA
KOMUNIKASI & KONSULTASI

Terdiri dari :

MONITORING DAN REVIEW


1. Ruang lingkup kegiatan :
a. Rutin / bukan rutin (cth : rancang
ANALISA RISIKO
ulang, perbaikan)
b. Aktivitas oleh internal / eksternal
AKIBAT KEMUNGKINAN c. Fasilitas oleh internal / eksternal

2. Personil yang terlibat


EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko 3. Standar dalam penentuan kriteria resiko

PENGENDALIAN RISIKO 4. Prosedur dan dokumentasi terkait,


seperti :
a. Prosedur manajemen resiko dan
komunikasi
b. Daftar bahaya dan resiko
c. Form rencana / program
pengendalian
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN IDENTIFIKASI BAHAYA

Organisasi perlu menetapkan cara untuk


IDENTIFIKASI BAHAYA membantu proses identifikasi bahaya, antara
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


lain dengan cara :
1. Diskusi / Brain storming
ANALISA RISIKO 2. Mereview catatan K3 organisasi :
a. Laporan kecelakaan kerja
b. Laporan bahaya
AKIBAT KEMUNGKINAN c. Hasil audit
3. Studi literatur
EVALUASI RISIKO a. MSDS
b. Statistik industri
Penilaian Resiko 4. Wawancara dengan pekerja
PENGENDALIAN RISIKO 5. Inspeksi dan observasi tempat kerja
6. Regulasi dan standar K3

Identifikasi Sumber Bahaya Dengan Mempertimbangkan :

d
1. Kondisi dan tindakan yang menimbulkan

Pe
tho

op
potensi bahaya
Me

le
2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja Hazard?
3. Siapa yang berpotensi terkena sumber
bahaya
Location
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

Metode Identifikasi Bahaya :


1. Sistem Monitoring / Checklist
2. Safety Review
3. Preleminary Hazard Analysis (PHA)
4. Hazard Operability Studies (HAZOPS)
5. Fault Tree Analysis (FTA)
6. Safety Inspection
7. Human Error Analysis
8. Job Safety Analysis (JSA), dll

Pemilihan Metode Tergantung dari :


1. Maksud & tujuan Identifikasi
2. Kapan / pada tahapan apa
3. Informasi yang diperlukan
4. Kebutuhan tenaga kerja
5. Waktu dan biaya
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN ANALISA RESIKO

Analisa resiko dilakukan dengan menentukan


IDENTIFIKASI BAHAYA akibat yang timbul dan kemungkinan dari akibat
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


tersebut yang dapat terjadi dan tahapan untuk
penentuan prioritas pengendalian terhadap suatu
ANALISA RISIKO tingkat resiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

AKIBAT KEMUNGKINAN Metode analisa resiko :


1. Kualitatif
EVALUASI RISIKO 2. Semi kuantitatif
3. Kuantitatif
Penilaian Resiko

PENGENDALIAN RISIKO

METODA PENILAIAN RESIKO BERDASARKAN TINGKAT RESIKONYA DAPAT DILAKUKAN :


SECARA MATRIK
SECARA MATEMATIK

Tingkat Resiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Akibat (C)


TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Metode Penilaian Resiko :
1. Secara Matrik

AKIBAT
No First Moderate/ Major/ Fatal/Catas
Injuries Aid/Minor Medical Cacat trophic

Almost Certain
Hampir pasti terjadi H H E E E
PELUANG

Likely
Besar kemungkinan terjadi M H H E E
Moderate
Dapat terjadi L M H E E
Unlikely
Kecil kemungkinan terjadi L L M H E
Rare
Jarang terjadi L L M H H
Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak
High : Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Moderate : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low : Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Metode Penilaian Resiko :
1. Secara Matematik
Rumus Penilaian Resiko Secara Matematis :
Tingkat Resiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Akibat (C)
RR : Risk Rating / Tingkat Resiko P : Probability / Peluang
E : Exposure / Pemaparan C : Consequence / Akibat

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi)

KATEGORI PENJELASAN NILAI


Sangat mungkin terjadi / Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 10 kali 10
hampir pasti kesempatan
Mungkin terjadi Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk terjadi (peluang terjadinya 1 kali 6
dalam 100 kali kesempatan)
Tidak biasa namun bisa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi namun kemungkinannya tetap 3
terjadi ada (peluang terjadinya 1 kali dalam 1000 kali kesempatan)
Kecil kemungkinannya Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu kebetulan (peluang terjadinya 1 kali 1
dalam 10.000 kali kesempatan)
Sangat kecil Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah bertahun-tahun terpapar 0.5
kemungkinannya (peluang terjadinya 1 kali dalam 100.000 kali kesempatan)
Tidak mungkin terjadi Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak muungkin terjadi (peluang terjadinya 1 0.2
kali dalam 1.000.000 kali kesempatan)
PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut)
KATEGORI PENJELASAN NILAI
Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10
Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6
Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3
Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2
Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1
Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian seperti :cidera, sakit, dll)
Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100
Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40
Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15
Serius Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota tubuh) 7
Perawatan Medis Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3
Perawatan P3K Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan pengobatan P3K 1
Penilaian Resiko
• diatas 400 : Resiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
• 200 – 400 : Resiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
• 50 – 200 : Resiko substansial, perlu tindakan perbaikan
• 10 – 50 : Resiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
• dibawah 10 : Resiko rendah
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN EVALUASI RESIKO

Bertujuan agar organisasi dapat menetapkan


IDENTIFIKASI BAHAYA keputusan, berdasarkan hasil analisa resiko
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


mengenai resiko mana yang memerlukan
pengendalian dan prioritas pengendalian.
ANALISA RISIKO

AKIBAT KEMUNGKINAN

Hasil Analisa Resiko


EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko

PENGENDALIAN RISIKO
Pengambilan Keputusan

Apakah Resiko Bisa Diterima Apakah Resiko Harus


(acceptable Risk) Dikendalikan
(Risk Reduction / Controling)
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN PENGENDALIAN RESIKO

Untuk resiko yang tidak bisa diterima maka harus


IDENTIFIKASI BAHAYA dilakukan upaya pengendalian resiko agar tidak
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


menimbulkan kecelakaan / penyakit akibat kerja.

ANALISA RISIKO Prinsip pengendalian resiko dalam K3 yaitu :


1. Menghindari resiko
2. Mengurangi resiko :
AKIBAT KEMUNGKINAN a. Mengurangi kemungkinan
b. Mengurangi akibat
EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko

PENGENDALIAN RISIKO
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :

Eliminasi

Subsitusi

Rekayasa Enginering

Pengendalian Administratif

Alat Pelindung Diri


TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
1. Eliminasi
► Dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja

2. Subtitusi
► Mengganti bahan atau proses yang lebih aman
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses pengecatan spray dengan pencelupan
TAHAPAN
HIRARKI MANAJEMEN
PENGENDALIAN RESIKO
RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
3. Rekayasa Teknik
► Dengan melakukan proses modifikasi dari suatu peralatan
a. Pemasangan alat pelindung mesin / guarding
b. Penambahan alat sensor otomatis

TEK 01
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
4. Pengendalian Administratif
► Dengan melakukan pengontrolan dari sistim administrasi
a. Pemisahan lokasi kerja / penempatan material
b. Izin kerja / working permit
c. Training
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO
Hirarki Pengendalian Resiko :
5. Alat Pelindung Diri
► Dengan menggunakan alat pelindung diri
a. Kacamata
b. Helm
c. Sarung tangan
d. Masker

Masker

Helm
Earmuff

Kacamata
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

MONITORING & REVIEW


PERSIAPAN
Setelah rencana tindakan pengendalian resiko
dilakukan maka selanjutnya perlu dipantau dan
IDENTIFIKASI BAHAYA ditinjau ulang apakah tindakan yang dilakukan
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


tersebut efektif atau tidak.

ANALISA RISIKO Sistem pemantauan antara lain :


1. Inspeksi
2. Pemantauan lingkungan
AKIBAT KEMUNGKINAN 3. Audit

EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko

PENGENDALIAN RISIKO
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO

PERSIAPAN KOMUNIKASI DAN KONSULTASI

Tujuan :
IDENTIFIKASI BAHAYA 1. Memberikan informasi kepada pekerja
KOMUNIKASI & KONSULTASI

MONITORING DAN REVIEW


mengenai resiko yang ada ditempat kerja

ANALISA RISIKO 2. Memberikan awareness kepada pekerja


mengenai resiko dan berperan aktif
dalam mengidentifikasi bahaya
AKIBAT KEMUNGKINAN
3. Memastikan pekerja memahami dan
menerima strategi pengendalian yang
EVALUASI RISIKO
ditetapkan
Penilaian Resiko

PENGENDALIAN RISIKO

Tentukan:
 Siapa/kepada siapa Bahaya/risiko
dikomunikasikan
 Apa
 Bagaimana

Anda mungkin juga menyukai