Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan e-ISSN : 2622-948X

Vol. 10, No. 2 Desember 2020 p-ISSN : 1693-6868

Analisis Objektif Pengetahuan Laboratorium Kesehatan Tentang Manfaat


Alat Pelindung Diri di Laboratorium Universitas Respati Yogyakarta
Naomi Nisari Rosdewi , Suwarto , Yoseph Emanuel Pati
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
Email: naomi.suprayudha@yahoo.co.id

Abstrak
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di laboratorium kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta, data atau informasi yang kami dapatkan sangat menjadi masalah sebab dari 5
petugas laboratorium/ laboran yang kami wawancarai, hanya 2 laboran yg rutin menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) disetiap kegiatan praktikum di laboratorium. Penelitian ini bertujuan
untuk Kajian Analisis objektif pengetahuan petugas laboratoruim kesehatan tentang manfaat
alat pelindung diri di laboratorium kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif artinya adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasar pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Petugas laboran mempunyai pengetahuan yang cukup baik terhadap manfaat penggunaan alat
pelindung diri yang terdapat dilaboratorium, secara keseluruhan petugas laboratorium
memahami fungsi dari APD dan manfaatnya, penggunaan Alat pelindung diri belum terdapat
secara khusus tentang standar pengunaan APD sesuai SOP yang berlaku, kepatuhan Petugas
laboran tentang manfaat penggunaan alat pelindung diri sudah sesuai dengan tata tertib yang
berlaku dilaboratorium, sarana dan prasana terkait pengunaan alat pelindung diri sudah cukup
baik. Petugas laboran mempunyai pengetahuan yang cukup baik terhadap manfaat
penggunaan alat pelindung diri yang terdapat dilaboratorium.

Kata kunci : petugas laboran , pengetahuan ,alat pelindung diri.

Abstract
From a preliminary study conducted in the health laboratory of Respati University in
Yogyakarta, the data or information we got was very problematic because of the 5 laboratory
staff / laboratory assistants we interviewed, only 2 laboratory assistants routinely use Personal
Protective Equipment (PPE) in every practicum activity in the laboratory. This study aims to
study an objective analysis of the knowledge of health laboratory staff about the benefits of
personal protective equipment in the health laboratory of the University of Respati
Yogyakarta. This study uses a qualitative method which means it is a process of research and
understanding based on a methodology that investigates a social phenomenon and human
problems. Laboratory staff have a fairly good knowledge of the benefits of using personal
protective equipment in the laboratory, as a whole laboratory staff understands the function
of PPE and its benefits, the use of personal protective equipment has not been specifically
about the standards for using PPE according to applicable SOPs, compliance of laboratory
officers on benefits the use of personal protective equipment is in accordance with the
regulations in force in the laboratory, the facilities and infrastructure related to the use of
personal protective equipment are quite good. Laboratory staff have a fairly good knowledge
of the benefits of using personal protective equipment in the laboratory.

Keywords: laboratory assistant, knowledge, personal protective equipment

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Article History :
Sumbitted 14 September 2020, Accepted 30 Desember 2020, Published 31 Desember 2020 183
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

PENDAHULUAN Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan


laboratorium juga menentukan kesehatan
Lingkungan laboratorium dapat
dan keselamatan kerja. Seiring dengan
mengandung berbagai dampak negatif
kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
yang dapat mempengaruhi derajat
Teknologi), khususnya kemajuan teknologi
kesehatan manusia terutama
laboratorium, maka resiko yang dihadapi
pekerjaannya. Di era globalisasi dan pasar
petugas laboratorium semakin meningkat.
bebas yang akan berlaku tahun 2020
Penerapan sesuai aturan Keselamatan dan
mendatang, kesehatan dan keselamatan
Kesehatan Kerja sangat dibutuhkan pada
kerja merupakan salah satu prasyarat yang
semua pekerjaan yang berguna untuk
ditetapkan dalam hubungan ekonomi
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
perdagangan barang dan jasa antar negara
misalnya kecelakaan kerja. Para pekerja
yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
terdiri dari orang-orang terdidik dan
anggota, termasuk bangsa Indonesia.
terlatih. Orang-orang terdidik yang
Dalam Indonesia tahun 2017 lingkungan
dimaksud salah satunya adalah petugas
yang di harapkan adalah kondusif bagi
laboratorium kesehatan masyarakat di
terwujudnya keadaan sehat. Cara
Universitas Respati Yogyakarta, karena
pengendalian dapat dilakukan untuk
salah satu pengisi tenaga kerja di dunia
mengurangi bahaya di lingkungan kerja
kerja adalah lulusan Perguruan Tinggi,
dimana cara terbaik adalah dengan
maka proses pembelajaran selama di
menghilangkan bahaya atau menutup
laboratorium harus menjadi perhatian yang
sumber bahaya tersebut, bila mungkin
serius guna mendapatkan calon tenaga
tetapi sering bahaya tersebut tidak dapat
kerja yang berkualitas, khususnya
sepenuhnya dan di kendalikan oleh karena
memahami tentang penerapan
itu dibutuhkan usaha untuk pencegahanya
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
dengan menggunakan beberapa alat
Kerja (K3) khususnya pemakaian alat
pelindung diri (Budiono, 2003: 16).
pelindung diri sarung tangan sehingga tidak
Petugas laboratorium sebagai
terjadi hambatan-hambatan langsung
pekerja salah satu unit dengan bahaya
maupun tidak langsung dalam pekerjaan,
potensial yang cukup tinggi juga
seperti halnya terjadi kecelakaan kerja,
mempunyai kemungkinan untuk
kerusakan alat, terhentinya proses kerja,
mengalami resiko bahaya tersebut.
kerusakan lingkungan, dan pengeluaran-
Kegiatan laboratorium mempunyai resiko
pengeluaran biaya kecelakaan kerja.
yang berasal dari berbagai macam faktor,
yakni fisik, kimia, ergonomi dan psikososial.

184
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

METODE PENELITIAN metodologi kualitatif merupakan prosedur


Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang menghasilkan data
kualitatif artinya adalah suatu proses deskriptif berupa kata-kata tertulis
penelitian dan pemahaman yang berdasar maupun lisan dari orang-orang dan
pada metodologi yang menyelidiki suatu perilaku yang diamati.
fenomena sosial dan masalah manusia. Pendekatan kualitatif dipilih dengan tujuan
Pada pendekatan ini, peneliti membuat untuk memperoleh pemahaman
suatu gambaran kompleks, meneliti kata- mendalam atas suatu objek
kata, laporan terperinci dari pandangan penelitian.Teori awal hanya sebatas
responden, dan melakukan studi pada membantu pemahaman dalam
situasi yang dialami (Creswell, dalam penyusunan permasalahan agar menjadi
Suprapto, 2010).Bogdan dan Taylor (Dalam lebih terfokus.
Moleong, 2008), mengemukakan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi penelitian ini di laboratorium penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. dibawah ini.
Adapun karakteristik informan dalam

Tabel 1. Karakteristik Responden

No Nama Bagian Umur Pendidikan Lama Kerja


1 Nining Wahyuni Laboran 48 S1 8 Tahun
2 Ernita Herawati NK LKM 30 S1 3 Tahun
3 Tutik Martiwi Skill Lab 30 S1 10 Bulan
4 Cahyo Nugroho Lab. Kes 30 S1 8 Tahun
5 Wisnu Jaka P UPT 40 S1 8 Tahun
6 Afilia Ulfah UPT 23 D-III 3 Bulan
7 Rois Fatarudin Laboran 23 D-IV 3 Bulan
8 Anita Nidtarini Laboran Gizi 29 D-III 3 Tahun

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Usia pada Petugas


Laboratoruim Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Usia F n %
20-29 3 3 37,5
30-39 3 3 37,5
40-50 2 2 25
Total 8 8 100

185
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa antara 30-39 tahun (37,5%), dan 2
usia responden yaitu terdiri dari 3 responden yang berusia antara 40-50
responden yang berusia antara 20-29 tahun (25%).
tahun (37,5%), 3 responden yang berusia

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Pendidikan pada Petugas


Laboratoruim Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Pendidikan F N %
D-III 2 2 25
D-IV 1 1 12,5
S1 5 5 62,5
Total 8 8 100

Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa (25%), 1 responden lulusan D-IV sebanyak
pendidikan responden yaitu terdiri dari 2 1 orang (12,5%), dan 5 responden lulusan
responden lulusan D-III sebanyak 2 orang S1 sebanyak 5 orang (62,5%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Lama Kerja pada Petugas


Laboratoruim Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Lama Kerja F N %
< 1 Tahun 3 3 37,5
> 1 Tahun 5 5 62,5
Total 8 8 100

Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa dan 5 orang responden yang bekerja lebih
berdasarkan lama kerja yaitu terdiri dari 3 dari 1 tahun berjumlah 5 orang responden
responden yang bekerja kurang dari 1 (62,5%). Hal ini dapat dilihat pada grafik di
tahun sebanyak 3 orang responden (37,5%) bawah ini.

Wawancara mendalam dilakukan terhadap dan 1 partisipan pada laboratorium


1 Informasi Kunci yaitu : Kordinator Fisioterapi fakultas ilmu kesehatan
Laborator rium Kesehatan terpadu Fakultas Universitas Respati Yogyakarta. Kesimpulan
Ilmu Kesehatan, Wawancara selanjutnya dari hasil wawancara tentang Penggunaan
dilakukan kepada Informan pendukung Kepatuhan Penggunaan APD di
sebanyak dan partisipasi terdiri dari : 6 staf laboratorim didapatkan bahwa : Sarana
petugas laboran yang bekerja di dan prasara tentang APD yang di gunakan
Laboratorium Kesmas, Laboratorium Gizi, di lab baik laboran dan dosen dan asisten
Laboratorium Biomedis, laboratorium dan mahasiswa sudah tersedia melalui
Keperawatan, laboratorium Kebidanan, pengajuan pada setiap semester.Hasil

186
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

Observasi tentang kajian Objektif Tentang Penggunaan APD apakah sudah


Pengetahuan Petugas laborantorium sesuai dengan SOP yang ada
kesehtan tentang manfaat alat pelindung dilaboratorium. Dari hasil observasi yang
diri di laboratorium terpadu fakultas Ilmu dilakukan peneliti apakah APD yang
kesehatan Universitas Respati digunakan Sudah sesuai dengan
Yogyakarta.Hasil Observasi tentang penggunaan nya pada saat petugas laboran
pengetahuan penggunaan Alat pelindung ,dosen, asisten dosen dan mahasiswa pada
diri yang digunakan petugas Laboran saat melakukan pratik apakag sudah sesuai
kesehatan terpadu di FIKes UNRIYO. Dari SOP atau belum, petugas laboran
hasil obeservasi yang dilakukan peneliti mengatakan sudah sesuai dengan SOP
didapatkan bahwa petugas laboran ada 9 yang dipasang di tata tertip laboratorium
orang didapatkan bahwa petugas ketika namun memang mereka mengakui bahwa
dilakukan observasi bukan dalam keadaan penggunaan APD belum mempunyai SOP
menggunakan APD dikarenakan pada saat secara khusus terkait dengan Penggunaan
peneliti melakukan obeservasi APD : seperti SOP tentang penggunaan
dilaboratorium dalam keadaan sedang jaslab,masker dan handcun. Hasil
tidak ada pratik mahasiswa. Hasil Observasi Observasi Tentang Kepatuhan
Tentang Fungsi APD/Manfaat APD menggunakan APD petugas laboran
terhadap petugas Laboran kesehatan kesehatan terpadu. Dari hasil observasi
terpadu di FIKes UNRIYO. Dari hasil yang dilakukan peneliti baik petugas
observasi yang dilakukan oleh peneliti laboran,dosen dan mahasiswa sudah
didapatkan bahwa rata-rata petugas menggunakan APD pada saat pratik di
laboran memahami tentang fungsi dalam laboratorium namun terkadang
menggunakan alat pelindung diri yang ada petugas,asdos dan mahasiswa merasa
dilaboratorium dengan menunjukan APD tidak nyaman dalam menggunakan atau
apa saja yang digunakan di laboratorium momen tertentu ketika praktek sudah
masing-masing pada saat peneliti selesai APD dilepaskan. Sarana prasana
melakukan observasi secara langsung tentang APD peratan APD yang di gunakan
selain melakukan wawancara secara di laboratorium. Dari hasil observasi secara
langsung, selain itu hasil observasi juga langsung yang dilakukan peneliti melihat
menujukan beberapa tata tertib umum pencatan dan pendokumentasian
ketika sedang melakukan paraktik baik, di mengenai sarana dan prasara APD yang
laboratorium kesmas, laboratorium ada diruang laboratorium pada prinsip
biomedis, laboratorium keperawatan dan memenuhi karena setiap semesternya
kebidanan. Hasil Observasi Peneliti dilakukan pengajuan kepada isntitusi untuk
187
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

pembelian APD yang digunakan pada saat sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat ini
melakukan praktik dilaboratorium sesuai adalah mengingat kembali (recall)
jadwal yang sudah dibuatkan. Hasil Studi terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
Dokumen dan Pembahasan. kajian hasil bahan yang dipelajari atau rangsangan
analisi Literasi studi dokumen mengenai yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu”
pengetahuan tentang manfaat APD merupakan tingkat pengetahuan yang
petugas Laboran. Menurut Peneliti : paling rendah. 2.Memahami
mengenai pengetahuan petugas laboran (comprehension) disini diartikan sebagai
sudah cukup baik terbukti pada saat suatu kemampuan untuk menjelaskan
peneliti melakukan wawancara mereka secara benar tentang objek yang diketahui
langsung tanggap terhadap APD yang dan dapat menginterpretasikan materi
sering didigunakan dilaboratorium pada tersebut secara benar. 3.Aplikasi
saat berlangsung namun memang belum (application) maksudnya sebagai
dapat menyebutkan secara detail dan rinci penggunaan hukum, rumus, metode,
hanya terbatas pada APD yang sering prinsip dan sebagainya dalam situasi yang
digunakan di laboratorium masing-masing. lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah
Sedangkan menurut notoadmojo tahun
kesehatan yang diberikan.
2012 :mengatakan bawah : Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi 4. Analisis (analysis) adalah suatu
setelah orang melakukan penginderaan kemampuan untuk menjabarkan materi
terhadap suatu objek tertentu. atau suatu objek kedalam komponen,
Pengetahuan berperan untuk terbentuknya tetapi masih dalam suatu struktur
tindakan seseorang (overt behavior) organisasi tersebut, dan masih ada
(Notoatmojo, 2012: 1). Pengetahun atau kaitannya satu sama lain. Kemampuan
kognisi yang ada pada seseorang diterima analisa dapat dilihat dari penggunaan
melalui indera. Indera yang paling banyak kata kerja, seperti dapat
menyalurkan pengetahuan ke dalam otak menggambarkan, membedakan,
adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% memisahkan, mengelompokkan.
dari pengetahuan manusia diperoleh 5.Sintesis (syinthesis) yaitu suatu
melalui mata (Notoatmojo, 2012: 1). kemampuan untuk meletakkan atau
Pengetahuan yang dicakup dalam domain menghubungkan bagian-bagian di dalam
kognitif ada 6 tingkatan (Notoatmojo, suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
2012: 3): 1.Tahu (know) artinya mengingat formulasi baru.
suatu materi yang telah dipelajari

188
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

6.Evaluasi (evaluation) hal ini berkaitan 3) Penghematan biaya terhadap


dengan kemampuan untuk melakukan pengeluaran ongkos pengobatan serta
penilaian terhadap suatu materi. pemeliharaan kesehatan tenaga kerja
Penilaian itu berdasarkan kriteria yang Alat pelindung diri (APD) adalah
telah ada. seperangkat alat keselamatan yang
Kajian hasil analisi Literasi studi dokumen digunakan oleh pekerja untuk melindungi
mengenai Fungsi/manfaat APD petugas seluruh atau sebagian tubuhnya dari
Laboran. Menurut Peneliti : Secara Umum kemungkinan adanya pemaparan potensi
hampir semua petugas laboran memahami bahaya lingkungan kerja terhadap
tentang fungsi dan manfaat APD secara kecelakaan dan penyakit akibat kerja
baik namun hanya saja laboran (Tarwaka, 2008). Kajian hasil analisis studi
mengunakan APD sesuai fungsinya dokumen mengenai Pengunaan APD
berdasarkan tata tertib yang berlaku dan apakah sesuai dengan SOP yang berlaku di
berdasarkan buku panduan petunjuk laboran. Menurut Peneliti : Penggunaan
praktikum dilaboratorium. Alat pelindung APD sesuai dengan tata tertib yang berlaku
diri merupakan seperangkat alat yang laboran sudah baik hanya saja secara
digunakan tenaga kerja untuk melindungi khusus belum ada kebijakan dan kajian
sebagian atau seluruh tubuhnya dari mnegenai penggunaan APD yang sesuai
adanya bahaya atau kecelakaan kerja. APD dengan SOP karena memang belum ada
tidak secara sempurna dapat melindungi penggunaan secara tersertandar
tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi dilingkungan laboran. Sedangan Menurut
tingkat keparahan yang mungkin terjadi. A.M. Sugeng Budiono (2003), alat
Pengendalian ini sebaiknya tetap pelindung diri yang telah dipilih hendaknya
dipadukan dan sebagai pelengkap memenuhi ketentuan sebagai berikut :
pengendalian teknis maupun pengendalian
1. Dapat memberikan perlindungan
administratif (A.M. Sugeng Budiono, 2003:
terhadap bahaya
329). Menurut Kemenkes Tahun 2010 :
2. Berbobot ringan
Manfaat APD bagi perusahaan adalah:
3. Dapat dipakai secara fleksibel
1) Meningkatkan produksi (tidak membedakan jenis
perusahaan dan efisiensi optimal kelamin)
2) Menghindari hilangnya jam kerja 4. Tidak menimbulkan bahaya
akibat absensi tenaga kerja tambahan
5. Tidak mudah rusak
6. Memenuhi standar yang ada

189
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

7. Pemeliharaan mudah perusahaan/ laboratorium


8. Penggantian suku cadang mudah tersebut.
9. Tidak membatasi gerak b. Memilih dan menempatkan jenis
10. Rasa “tidak nyaman” tidak APD yang sesuai dengan potensi
berlebihan (rasa “tidak nyaman” bahaya yang terdapat di tempat
tidak mungkin hilang sama kerja/ laboratorium.
sekali, namun diharapkan masih c. Melaksanakan program pelatihan
dalam batas toleransi) penggunaan APD untuk
11. Bentuk cukup menarik meyakinkan tenaga kerja/
laboratorium agar mereka
Kajian hasil analisis studi dokumen
mengerti dan tahu cara
mengenai kepatuhan Mengunakan APD
menggunakannya. Untuk
petugas laboran dalam setiap praktikum
kegiatan praktikum di
dilaboratorium. Menurut Peneliti :
laboratorium dapat berupa
berdasarkan studi dokomen dilapangan
penjelasan pentingnya dan cara
kepatuhan petugas dilaoratorium sudah
penggunaan APD.
patuh sudah sesuai tata tertib yang berlaku
d. Menerapkan penggunaan dan
di laboratorium hanya saja belum terdapat
pemakaian APD serta
peraturan secara khusus tata tertib tentang
pemeliharaannya secara berkala.
kepatuhan penggunaan alat lindung diri
Sedangkan peraturan lainnya
harus dibikin kebijakan secara baik dan
yang mengatur tentang APD salah
detail terhadap kebijakan tentang
satunya adalah Peraturan Menteri
komitment dan kepatuhan petugas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
laboran,dosen dan mahasiswa. Dapat
Per 03/Men/1982 tentang Pelayanan
dibandingkan secara khusus dengan
Kesehatan Kerja. Permenakertrans
kebijakan yang di buat oleh kemenkes
tersebut mengatur APD sebagimana
tahun 2010 langkah-langkah diantaranya
termuat pada Pasal 1 ayat (2) dan
adalah:
Pasal 2 ayat (1).
a. Menyusun kebijaksanaan a. Pasal 1 ayat (2) tentang Tujuan
penggunaan dan pemakaian APD Pelayanan Kesehatan Kerja:
secara tertulis, serta “Melindungi tenaga kerja
mengkomunikasikannya kepada terhadap setiap gangguan
semua tenaga kerja/praktikan kesehatan yang timbul dari
dan tamu yang mengunjungi pekerjaan atau lingkungan kerja”

190
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

b. Pasal 2 ayat (1) tentang Tugas pendidikan tenaga kesehatan setidaknya


Pokok Pelayanan Kesehatan mencakup hal sebagai berikut (Kemenkes
Kerja: RI, 2010):
“Memberikan nasehat mengenai
1) Merupakan unsur penunjang
perencanaan dan pembuatan
dalam melaksanakan tercapainya
tempat kerja” Pemilihan alat
kompetensi peserta didik sesuai
pelindung diri yang diperlukan
kurikulum.
dan zat gizi serta
2) Untuk meningkatkan proses
penyelenggaraan makanan
pembelajaran di laboratorium yang
ditempat kerja”.
teratur dan berkelanjutan,
Kajian hasil analisis studi dokumen
sehingga dapat meningkatkan
mengenai sarana prasarana peralatan APD
mutu pendidikan.
petugas laboran dalam setiap praktikum
3) Menyiapkan peserta didik menjadi
dilaboratorium. Studi Dokuentasi
terampil sebelum ke lahan (Rumah
mengenai Studi sarana prasarana alat
Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin,
pelindung diri dilaboratorium sudah ada
Laboratorium, dan komunitas)
pencatatan baik masuk maupun
Sehingga setiap melakukan kegiatan
pengeluaran penggunaan APD berdasarkan
praktikum harus didukung sarana dan
pengajuan dari petugas laboran kepada
prasana yang baik yang digunakan pada
institusi untuk digunakan sebagai APD pada
saat praktik berlangsung untuk
saat melakukan praktikum. Bila
menghindarkan petugas ,dosen,asdoos dan
dibandingan menurut kemenkes tahun
mahasiswa supaya tidak terjadi sesuatu
2010 Manfaat laboratorium bagi
yang tidak di inginkan.

SIMPULAN

1. Petugas laboran mempunyai 3. Penggunaan Alat pelindung diri


pengetahuan yang cukup baik belum terdapat secara khusus
terhdap manfaat penggunaan alat tentang standar pengunaan APD
pelindung diri yang terdapat sesuai SOP yang berlaku
dilaboratorium. 4. Kepatuhan Petugas laboran
2. Secara keseluruhan petugas tentang manfaat penggunaan alat
laboratorium memahami fungsi pelindung diri sudah sesui dengan
dari APD dan manfaatnya.

191
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan

tata tertib yang berlaku 5. Sarana dan prasana terkait


dilaboratorium pengunaan alat pelindung diri
sudah cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian
Hiperkes dan KK Higiene Perusahaan Kualitatif dalam Perspektif
Ergonomi Kesehatan kerja Rancangan Penelitian. Yogyakarta:
Keselamatan Kerja. Semarang: Ar-Ruzz Media.
Universitas Diponegoro. Soekidjo Notoatmodjo. 2012. Metodologi
A Partanto, Pius dan M. Dahlan Al Barry. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
2001. Kamus Ilmiah Populer. Rineka Cipta.
Surabaya: Arkola. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Apriliani Siburian. 2008. “Hubungan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Penggunaan Alat Pelindung Diri Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian
(APD) terhadap Keselamatan Kerja Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Perawat IGD RSUD Pasar Rebo Tahun Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.
2012”. Skripsi. Jakarta: Universitas Bandung: Alfabeta.
Indonesia. Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur
Azwar, Saifuddin. 2014. Metode Penelitian. Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Standar Tarwaka. 2008. Keselamatan dan
Laboratorium Kebidanan Pendidikan kesehatan Kerja Manajemen dan
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Bakti Implementasinya di Tempat Kerja.
Husada. Surakarta: Harapan Press.
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Wahyu Wijayanto. 2015. “Hubungan
Penelitian Kuantitatif. Bandung: Motivasi Perawat dengan Perilaku
Remaja Rosdakarya. Pemakaian Alat Pelindung Diri Saat
Mulyanti S, Putri HM. 2011. Pengendalian Melakukan Kemoterapi di Ruang
Infeksi Silang di Klinik Gigi. Jakarta: Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi.”
EGC. Skripsi. Surakarta: STIKES Kusuma
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Husada.
Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

192
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan

Anda mungkin juga menyukai