Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA TENAGA

LABORAN DI LABORATORIUM SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BINA MANDIRI GORONTALO

Adnan Malaha1), Titin Dunggio2), dan Juliko Suleman3)


1.2.3)
Universitas Bina Mandiri Gorontalo
Email: adnan.malaha92@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauhmana upaya pencegahan
kecelakaan kerja pada Tenaga Laboratorium di Laboratorium STIKES Bina
Mandiri Gorontalo.
Metode analisis yang digunakan dengan pendekatan kualitatif jenis
penelitian deskriptif melalui observasi dan wawancara secara mendalam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) aspek pemeliharaan lingkungan
kerja berupa perbaikan bak pencuci, pemasangan ekshouse, penyedian tempat
sampah, alat pembersih, perencanaan pembangunan ge-dung laboratorium
baru, penyediaan APAR dan kepesertaan BPJS kesehatan yang secara
kuantitas masih kurang; 2) Aspek penanda dan isyarat kesela-matan kerja
berupa pemasangan etiket ruangan laboratorium, pemasangan gambar K3,
pembuatan daftar nama-nama bahan kimia dan biologi, pem-buatan prosedur
penggunaan alat instrument dan penanda jalur evaluasi yang belum
menyeluruh dipasang di Kampus STIKES Bina Mandiri Gorontalo; 3) Aspek
standar operasional prosedur masih berupa penyediaan SOP yang isinya
hanya memuat alur penggunaan, peraturan laboratorium dan belum ada SOP
keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium; 4) Aspek pendidikan dan
pelatihan keselamatan kerja yang dilakukan hanya terbatas pada kuliah umum
tentang K3 dan pelatihan pengoperasian alat instrument. Sedangkan pelak-
sanaan DIKLAT khusus keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang
terlaksana dilingkungan STIKES Bina Mandiri Gorontalo
Kata kunci: Pencegahan, Kecelakaan Kerja, Laboran

dan mengendalikan timbulnya penyakit


PENDAHULUAN
akibat kerja baik fisik maupun psikis,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
keracunan, infeksi dan penularan, me-
(K3) merupakan standar pencegahan di-
nyesuaikan dan menyempurnakan penga-
peruntukkan bagi pekerja maupun pem-
manan pada pekerjaan yang bahaya
beri kerja sebagai upaya pencegahan tim-
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
bulnya kecelakaan kerja dan penyakit
(Suwandi; 2018).
akibat hubungan kerja di Lingkungan
kerja. Syarat keselamatan kerja diatur TINJAUAN PUSTAKA
dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Menurut Arifin & Barnawi (2012),
dan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 bahwa laboratorium merupakan tempat
tentang keselamatan kerja, diantaranya untuk melaksanakan pembelajaran secara
bertujuan mencegah dan mengurangi praktik yang membutuhkan suatu peralatan
kecelakaan, memberi pertolongan pada khusus. Menurut Decaprio (2013), labo-
kecelakaan, memberi alat-alat perlin- ratorium adalah tempat sekelompok orang
dungan diri pada para pekerja, mencegah yang melakukan berbagai macam kegiatan

1
Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Laboran di Laboratorium
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo

penelitian (riset) pengamatan, pelatihan pada penyebab langsung terjadinya suatu


dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan kecelakaan dan bagaimana mencegah pe-
antara teori dan praktik dari berbagai nyebab langsung tersebut. Tetapi hal
macam disiplin ilmu. yang lebih penting yang perlu di iden-
Menurut Arifin & Barnawi (2012), tifikasi yakni “lated cause”. Latent cause
bahwa laboratorium berfungsi sebagai adalah suatu kondisi yang sudah terlihat
tempat untuk memecahkan masalah, men- jelas sebelumnya dimana suatu kondisi
dalami suatu fakta, melatih kemampuan, menunggu terjadinya suatu kecelakaan.
keterampilan ilmiah, dan mengembangkan Suwandi (2018) berpendapat bahwa
sikap ilmiah. tindakan pencegahan kecelakaan bertujuan
Sumber daya laboratorium merupakan untuk mengurangi peluang terjadinya ke-
human resources yang memiliki kemam- celakaan hingga mutlak minimum.
puan dan keahlian dalam ruangan lingkup
METODE PENELITIAN
laboratorium. Tenaga laboratorium adalah Pendekatan yang digunakan dalam
orang yang bertugas membantu aktivitas penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
mahasiswa atau dosen di laboratorium dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut
dalam melakukan suatu kegiatan pendidi- Silalangi (2012) penelitian kualitatif se-
kan, penelitian dan pengabdian kepada bagai suatu proses penyelidikan untuk me-
masyarakat. Sumber daya laboratorium mahami masalah sosial berdasarkan pada
memiliki potensi dan rentan terhadap
penciptaan gambaran holistik yang diben-
kecelakaan kerja baik terhadap tenaga tuk dengan kata-kata, melaporkan pa-
laboratorium maupun mahasiswa atau dangan informan secara terperinci, dan
orang-orang yang terlibat di dalam labo- disusun sebagai latar alamiah.
ratorium tersebut. Jenis dan sumber data yang digunakan
Menurut Heinrich, 88% kecelakaan dalam penelitian ini yaitu berupa sumber
disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak data primer dan sekunder. Sumber data
aman dari manusia (unsafe act), sedangkan primer adalah sumber data yang diperoleh
sisanya disebabkan oleh hal-hal yang langsung dari subjek penelitian dan diolah
tidak berkaitan dengan kesalahan manusia, sendiri oleh peneliti melalui kegiatan
yaitu 10% disebabkan kondisi yang tidak wawancara kepada informan. Sumber data
aman (unsafe condition) dan 2% disebab- sekunder adalah sumber data yang dipero-
kan takdir Tuhan. Heinrich menekankan leh melalui observasi langsung dan doku-
bahwa kecelakaan lebih banyak dise-
men-dokumen yang berhubungan dengan
babkan oleh kekeliruan atau kesalahan penelitian dari instansi yang berkaitan de-
yang dilakukan oleh manusia. Menurutnya, ngan penelitian.
tindakan dan kondisi yang tidak aman akan
Analisis data yang digunakan dalam
terjadi bila manusia berbuat suatu ke-
penelitin ini menggunaka model Miles and
keliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan Huberman. Aktivitas dalam analisis data
karena faktor karakteristik manusia itu yaitu data reduction (memilihan yang
sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan penting, membuat kategori), dispalay data
(ancestry) dan lingkungannya. (penyajian dalam pola), conclusion/ verifi-
Sebab-sebab suatu kecelakan dapat cation (pembuatan kesimpulan yang be-
dibagi menjadi direct cause dan lated rupa temuan baru yang telah teruji). Penge-
cause. Direct cause sangat dekat hubu- cekan keabsahan data dalam penelitian ini
ngannya dengan kejadian kecelakaan yang menggunakan teknik triangulasi terhadap
menimbulkan kerugian atau cidera pada data penelitian yakni triangulasi sumber
saat kecelakaan tersebut terjadi. Kebanya-
dan triangulasi teknik.
kan proses investigasi lebih konsentrasi

2
Journal of Health, Technology and Science (JHTS) Adnan Malaha, et. al.
E-ISSN: 2746-167X, Vol. 1, No. 1, September 2020 pp. 1-6

HASIL PENELITIAN kampus kedepan saat ini masih dalam ren-


Pemeliharaan lingkungan kerja cana pembangunan. Kondisi ruangan labo-
Adanya perbaikan dan penambahan ratorium yang sempit saat ini dapat meng-
fasilitas laboratorium saat ini belum men- akibatkan lalu-lintas ditempat kerja men-
jamin keamanan lingkungan kerja labora- jadi sembrawutan. Sehingga tenaga kerja
torium. Hasil observasi dilapangan menun- merasa tidak nyaman, konsentasi berku-
jukan bahwa fasilitas penunjang laborato- rang dan dapat berdampak pada resiko ke-
rium seperti bak pencuci dan penambahan celakaan kerja.
ekshouse untuk mengatur sirkulasi udara
Penanda dan isyarat keselamatan kerja
belum secara merata diadakan pada setiap Bentuk upaya pencegahan kecelakaan
ruangan laboratorium. Kurangnya bak pen- kerja yang dilakukan oleh pengelola Labo-
cuci dan air kran yang sering macet meng- ratorium STIKES Bina Mandiri Gorontalo
akibatkan menumpuknya alat dan bahan dari aspek penanda dan isyarat keselama-
yang digunakan setelah kegiatan labora- tan kerja berupa pemasangan etiket ruang-
torium. Hal ini mengakibatkan ruang labo- an laboratorium, pemasangan gambar K3,
ratorium berantakan, penyimpanan alat pembuatan daftar nama bahan kimia yang
yang tidak bersih, yang menyebabkan kon- dipasang pada lemari penyimpanan, pem-
taminasi mikroorganisme dan paparan buatan prosedur penggunaan alat lab dan
bahan kimia yang dapat menimbulkan pemasangan penanda jalur evakuasi.
gangguan kesehatan.
Upaya penanda dan isyarat kesela-
Tersedianya tempat sampah di labora- matan kerja yang dilakukan oleh penge-
torium hanya khusus untuk sampah anor- lolah laboratorium belum optimal. Berda-
ganik berupa tisu, masker, kertas dan plas- sarkan hasil wawancara dan observasi bah-
tik. Sedangkan untuk sampah medis belum wa pemasangan poster, pesan atau slogan
tersedia tempat khusus sehingga masih ber- K3 yang dipasang pada tempat dan area
campur dengan sampah anorganik. Ideal- yang mudah dilihat dan dibaca masih ku-
nya laboratorium medik harus memiliki rang, selain itu alat dan bahan laboratorium
safety box dan alat penghanjur jarum untuk masih banyak yang tidak memiliki simbol
mengindari kontaminasi sampah medis dan dan informasi bahaya. Penantanda jalur
tertusuk jarum dispo. evaluasi belum di pasang secara menyelu-
Berdasarkan hasil observasi bahwa ruh di area kampus STIKES Bina Mandiri
untuk pengelolaan bahan beracun dan ber- Gorontalo.
bahaya (B3) laboratorium belum tersedia.
Pemasangan rambu dan poster yang
Hal ini dapat menimbulkan bahaya keseha- berisi pesan keselamatan dan kesehatan
tan dan pencemaran lingkungan. Kebersi- kerja bermanfaat dalam usaha mencegah
han merupakan syarat utama agar tenaga
kecelakaan kerja di lokasi kerja. Kata-kata
kerja tetap sehat dan terhindah dari bahaya
yang tertera dalam poster K3 mengingat-
kecelakaan kerja. Kebersihan yang tidak kan para pekerja yang telah membacanya
dikelola dengan baik dapat mengurangi tiap kali melihatnya akan tersentuh hatinya
etika dan estetika lingkungan kerja karena untuk menjalankan seperti kata yang ter-
dapat menyebabkan timbulnya bau yang tera dalam pesan poster K3 tersebut.
tidak sedap dan dapat menimbulkan penya- Rambu-rambu K3 yang dibuat dengan
kit yang dapat membahayakan manusia menggunakan bentuk gambar dan tulisan
yang berada di sekitar lingkungan tersebut merupakan hal yang lebih baik. Sebab
(Slamet, 2003). salah satu alasannya adalah orang mengi-
Upaya pengembangan dan perluasan ngat 10% dari informasi tanpa gambar vi-
laboratorium STIKES Bina Mandiri Go-
sual yang di baca atau di sampaikan 72 jam
rontalo yang menjadi target pengembangan yang lalu. Sedangkan apabila pesan terse-

3
Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Laboran di Laboratorium
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo

but dilengkapi gambar visual maka orang berperilaku K3 dan juga dapat menumbuh-
mengingat lebih banyak sebesar 65% dari kan sikap yang positif terhadap K3. De-
informasi pesan tersebut. Selain gambar/ ngan sikap yang positif seseorang akan
pesan yang dipasang (Aditama, 2012). cenderung sadar berperilaku K3 karena
telah menerima aturan-aturan keselamatan
Standar operasional prosedur (SOP) K3
yang dapat membuatnya terhindar dari
Berdasarkan hasil wawancara dan ob-
resiko dan bahaya kecelakaan kerja.
servasi terkait Standard operating proce-
(Situmorang, 2000).
dure (SOP) keselamatan kerja sebagai up-
Terbatasnya alat pelindung diri (APD)
aya pencegahan kecelakaan kerja yang di-
seperti masker, kacamata dan sarung
lakukan pengelola laboratorium. Berupa
tangan laboratorium. Hal ini dapat menjadi
adanya SOP laboratorium, penyediaan Alat
penyebab utama terjadinya kecelakaan ker-
Pelindung Diri (APD) berupa jas laborato-
ja. Menurut Husni (2013) agar terlindung
rium, masker dan tarung tangan laborato-
dari resiko kecelakaan kerja maka tenaga
rium serta, pemberitahuan secara lisan
kerja diwajibkan menggunakan alat pelin-
akan pentingnya penggunaan APD saat be-
dung diri saat sedang melakukan aktivitas
kerja di area laboratorium yang memiliki
kerja pada tempat yang mengharuskan
resiko dan potensi bahaya. Hal ini belum
menggunakan APD. Salah satu upaya pen-
dikatakan optimal. Karena dalam SOP la-
cegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan
boratorium tidak terdapat poin keselama-
dengan menyediakan alat pelindung diri
tan dan kesehatan kerja, kurangnya kesada-
yang memadai yang fungsinya mengisolasi
ran tenaga laboratorium dalam kerja meng-
gunakan APD yang sesuai dengan SOP dan sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya ditempat kerja.
masih minimnya ketersediaan alat pelin-
dung diri (APD) di laboratorium. Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT)
Pentingnya Standard operating proce- Pendidikan dan pelatihan secara umum
dure (SOP) merupakan suatu pedoman merupakan suatu proses dimana seseorang
yang harus ada dalam lingkup pengelolaan mendapatkan kapabilitas untuk membantu
suatu laboratorium. SOP berupa prosedur- pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Seca-
prosedur operasional standar yang ada ra khusus, DIKLAT memberikan pengeta-
dalam suatu lingkup organisasi yang digu- huan dan keterampilan spesifik yang dapat
nakan untuk memastikan bahwa semua diimplementasikan dalam ruang lingkup
tindakan, serta semua penggunaan fasilitas pekerjaan (Jachson, 2006).
proses yang dilakukan dapat berjalan Upaya pencegahan yang dari aspek
dengan efektif, efisien, konsisten, siste- pendidikan dan pelatihan keselamatan
matis. Kesadaran sangat dibutuhkan dalam kerja yang dilakukan saat ini hanya terbatas
implementasi keselamatan dan kesehatan pada kuliah umum tentang K3 dan pelati-
kerja. Kerena dapat meningkatkan akunta- han pengoperasian alat instrument. Sedang
bilitas lini kerja, membantu pekerja untuk kan pelaksanaan DIKLAT khusus kesela-
bisa mandiri, menciptakan standar kerja matan dan kesehatan kerja dan mengikut
yang teratur dan membantu memudahkan sertakan tenaga laboratorium dalam kegiat-
evaluasi kerja, menciptakan efisiensi da- an DIKLAT diluar lingkungan kampus ma-
lam bekerja, serta dapat mencegah resiko sih terlihat kurang dilaksanakan oleh
dan bahaya kecelakaan kerja. institusi STIKES Bina Mandiri Gorontalo.
Kesadaran dalam keselamatan dan ke- Selain pelaksanaan DIKLAT kesela-
sehatan kerja (K3) dapat di tumbuhkan de- matan dan kesehatan kerja, hasil observasi
ngan adanya pengetahuan K3. Seseorang ditemukan bahwa isi laporan pertangungja-
yang memiliki pengetahuan K3 yang luas waban kegiatan laboratorium yang selama
cenderung akan memiliki kesadaran untuk ini di buat setiap semester oleh Koordinator

4
Journal of Health, Technology and Science (JHTS) Adnan Malaha, et. al.
E-ISSN: 2746-167X, Vol. 1, No. 1, September 2020 pp. 1-6

laboratorium tidak tercantum laporan atau pendidikan dan pelatihan keselamatan


catatan terkait kecelakaan kerja. Laporan kerja yang dilakukan tidak hanya terbatas
pertanggungjawaban laboratorium akan pada kuliah umum tentang K3 dan pela-
dijadikan suatu bentuk evaluasi pimpinan tihan pengoperasian alat instrument. dan
sejauh mana kondisi keamanan suatu lini pelaksanaan DIKLAT khusus keselamatan
kerja seperti laboratorium. dan kesehatan kerja seharusnya terlaksana
dilingkungan STIKES Bina Mandiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa upaya pencega- Aditama, Y. T., & Tri, H. (2012). Kesela-
han kecelakaan kerja pada tenaga laborato- matan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
rium yang dilaksanakan Institusi STIKES Universitas Indonesia Press.
Bina Mandiri Gorontalo. Dari aspek peme- Djojosugito, A. (2003). Pedoman Keseha-
liharaan lingkungan kerja berupa perbai- tan dan Keselamatan Kerja Laborato-
kan bak pencuci, pemasangan ekshouse, rium Kesehatan. Jakarta: Direktur Jen-
penyedian tempat sampah, alat pembersih, deral Pelayanan Kesehatan.
perencanaan pembangunan gedung labora- Endroyo, b. (2010). Penerapan Manajemen
torium baru, penyediaan APAR dan kepe- K3 dalam Mencegah Kecelakaan Ker-
sertaan BPJS kesehatan yang secara kuan- ja Kontruksi. Teknik Sipil, Vol. 3, No.
titas masih kurang. 1. , 8-15.
Dari aspek penanda dan isyarat kese- Heinrich, H., Petersen, D., Roos, N., &
lamatan kerja belum optimal sepenuhnya Hazlett, S. (1980). Industrial Accident
diterapkan. Karena masih berupa pema- Prevention A Safety Management App
sangan etiket ruangan laboratorium, pema- roach. New York: Mc Graw-Hill.
sangan gambar K3, pembuatan daftar na- Ibramih, J. K., & Ismi, D. (2010). Pelaksa-
ma-nama bahan kimia dan biologi, pem- naan program keselamatan dan kese-
buatan prosedur penggunaan alat instru- hatan kerja karyawan Pt. Bitratex In-
ment dan penanda jalur evaluasi yang be- dustries semarang. Jurnal Studi Mana-
lum menyeluruh yang dipasang di Kampus jemen dan Organisasi Vol. 7, No. 1.
STIKES Bina Mandiri Gorontalo. Dilihat KEMENDIKBUD. (2015). Petunjuk Tek-
dari aspek standar operasional prosedur nis Jabatan Fungsional Pranata. Jkt.
masih berupa penyediaan SOP yang isinya Khamidinal. (2012). Kesehatan Laborato-
hanya memuat alur penggunaan, peraturan rium. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
laboratorium dan belum ada SOP kesela- Lewa, S. (2015). Perilaku Dan Budaya Or-
matan dan kesehatan kerja laboratorium. ganisasi. Jakarta: PT. Refika Aditama.
Upaya pencegahan dari aspek pendi- OHSAS 18001. (2007). Occupational Hea
dikan dan pelatihan keselamatan kerja lth and Safety Management Systems –
yang dilakukan hanya terbatas pada kuliah Requirements.
umum tentang K3 dan pelatihan pengope- Shinta, W. H. (2015). Analisis Keselamat-
rasian alat instrument. Sedangkan pelaksa- an dan kesehatan kerja (K3) pada pem-
naan pendidikan dan pelatihan khusus ke- belajaran di Laboratorium Program
selamatan dan kesehatan kerja masih ku- Studi Teknik mesin Politeknik Negeri
rang terlaksana pada lingkungan Sekolah Batam. Prosiding SNE " Pembangun-
Tinggi Ilmu Kesehatan (SETIKES) Bina an Manusia Menghadap ASEAN eco-
Mandiri Gorontalo. nomic Community 2015".
Situmorang, Y. H. (2000). Sikap terhadap
SARAN
keselamatan dari pekerja radiasi ru-
Adapun saran-saran yang disajikan
yaitu agar upaya pencegahan dari aspek mah sakit dan industri indonsia. Bule-
tin Keselamatan. Vol. 1, No. 1.

5
Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Laboran di Laboratorium
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo

Slamet, J. S. (2003). Kesehatan Lingkung- kerja (K3) dalam proses belajar meng-
an . Yogyakarta: Gadjah Mada Press. ajar di bengkel dan laboratorium Poli-
Solichin, Farid, E. E., & Desy, A. (2014). teknik Negeri Sriwijaya. Jurnal Teknik
Penerapan personal protective equip- Sipil, Volume 10, No.1, Maret 2014.
ment (alat pelindung diri) pada labora- Susi Hendriani, M. S. (2013). Pengaruh
torium pengelasan. Jurnal Tehnik Me- Pelatihan dan Pengawasan Keselam-
sin Vol. 22, No. 1. atan Dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Sucipto, C. (2014). Kesehatan dan Kesela- Prestasi Karyawan PT. Truba jaya
matan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Pub Dipangkaran Kerinci. Riau: Reposito-
lishing. ry Universitas Riau.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian kom- Suwandi, D. (2018). Pedoman Praktis Ke-
binasi (mixed methods). Alfabeta. sehatan dan Keselamatan Kerja dan
Sulianti, I., & Indrayani. (2014). Kajian Lingkungan Hidup (K3LH). Malang:
penerapan kesehatan dan keselamatan Gaya Media.

Anda mungkin juga menyukai