ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauhmana upaya pencegahan
kecelakaan kerja pada Tenaga Laboratorium di Laboratorium STIKES Bina
Mandiri Gorontalo.
Metode analisis yang digunakan dengan pendekatan kualitatif jenis
penelitian deskriptif melalui observasi dan wawancara secara mendalam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) aspek pemeliharaan lingkungan
kerja berupa perbaikan bak pencuci, pemasangan ekshouse, penyedian tempat
sampah, alat pembersih, perencanaan pembangunan ge-dung laboratorium
baru, penyediaan APAR dan kepesertaan BPJS kesehatan yang secara
kuantitas masih kurang; 2) Aspek penanda dan isyarat kesela-matan kerja
berupa pemasangan etiket ruangan laboratorium, pemasangan gambar K3,
pembuatan daftar nama-nama bahan kimia dan biologi, pem-buatan prosedur
penggunaan alat instrument dan penanda jalur evaluasi yang belum
menyeluruh dipasang di Kampus STIKES Bina Mandiri Gorontalo; 3) Aspek
standar operasional prosedur masih berupa penyediaan SOP yang isinya
hanya memuat alur penggunaan, peraturan laboratorium dan belum ada SOP
keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium; 4) Aspek pendidikan dan
pelatihan keselamatan kerja yang dilakukan hanya terbatas pada kuliah umum
tentang K3 dan pelatihan pengoperasian alat instrument. Sedangkan pelak-
sanaan DIKLAT khusus keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang
terlaksana dilingkungan STIKES Bina Mandiri Gorontalo
Kata kunci: Pencegahan, Kecelakaan Kerja, Laboran
1
Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Laboran di Laboratorium
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo
2
Journal of Health, Technology and Science (JHTS) Adnan Malaha, et. al.
E-ISSN: 2746-167X, Vol. 1, No. 1, September 2020 pp. 1-6
3
Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Laboran di Laboratorium
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo
but dilengkapi gambar visual maka orang berperilaku K3 dan juga dapat menumbuh-
mengingat lebih banyak sebesar 65% dari kan sikap yang positif terhadap K3. De-
informasi pesan tersebut. Selain gambar/ ngan sikap yang positif seseorang akan
pesan yang dipasang (Aditama, 2012). cenderung sadar berperilaku K3 karena
telah menerima aturan-aturan keselamatan
Standar operasional prosedur (SOP) K3
yang dapat membuatnya terhindar dari
Berdasarkan hasil wawancara dan ob-
resiko dan bahaya kecelakaan kerja.
servasi terkait Standard operating proce-
(Situmorang, 2000).
dure (SOP) keselamatan kerja sebagai up-
Terbatasnya alat pelindung diri (APD)
aya pencegahan kecelakaan kerja yang di-
seperti masker, kacamata dan sarung
lakukan pengelola laboratorium. Berupa
tangan laboratorium. Hal ini dapat menjadi
adanya SOP laboratorium, penyediaan Alat
penyebab utama terjadinya kecelakaan ker-
Pelindung Diri (APD) berupa jas laborato-
ja. Menurut Husni (2013) agar terlindung
rium, masker dan tarung tangan laborato-
dari resiko kecelakaan kerja maka tenaga
rium serta, pemberitahuan secara lisan
kerja diwajibkan menggunakan alat pelin-
akan pentingnya penggunaan APD saat be-
dung diri saat sedang melakukan aktivitas
kerja di area laboratorium yang memiliki
kerja pada tempat yang mengharuskan
resiko dan potensi bahaya. Hal ini belum
menggunakan APD. Salah satu upaya pen-
dikatakan optimal. Karena dalam SOP la-
cegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan
boratorium tidak terdapat poin keselama-
dengan menyediakan alat pelindung diri
tan dan kesehatan kerja, kurangnya kesada-
yang memadai yang fungsinya mengisolasi
ran tenaga laboratorium dalam kerja meng-
gunakan APD yang sesuai dengan SOP dan sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya ditempat kerja.
masih minimnya ketersediaan alat pelin-
dung diri (APD) di laboratorium. Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT)
Pentingnya Standard operating proce- Pendidikan dan pelatihan secara umum
dure (SOP) merupakan suatu pedoman merupakan suatu proses dimana seseorang
yang harus ada dalam lingkup pengelolaan mendapatkan kapabilitas untuk membantu
suatu laboratorium. SOP berupa prosedur- pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Seca-
prosedur operasional standar yang ada ra khusus, DIKLAT memberikan pengeta-
dalam suatu lingkup organisasi yang digu- huan dan keterampilan spesifik yang dapat
nakan untuk memastikan bahwa semua diimplementasikan dalam ruang lingkup
tindakan, serta semua penggunaan fasilitas pekerjaan (Jachson, 2006).
proses yang dilakukan dapat berjalan Upaya pencegahan yang dari aspek
dengan efektif, efisien, konsisten, siste- pendidikan dan pelatihan keselamatan
matis. Kesadaran sangat dibutuhkan dalam kerja yang dilakukan saat ini hanya terbatas
implementasi keselamatan dan kesehatan pada kuliah umum tentang K3 dan pelati-
kerja. Kerena dapat meningkatkan akunta- han pengoperasian alat instrument. Sedang
bilitas lini kerja, membantu pekerja untuk kan pelaksanaan DIKLAT khusus kesela-
bisa mandiri, menciptakan standar kerja matan dan kesehatan kerja dan mengikut
yang teratur dan membantu memudahkan sertakan tenaga laboratorium dalam kegiat-
evaluasi kerja, menciptakan efisiensi da- an DIKLAT diluar lingkungan kampus ma-
lam bekerja, serta dapat mencegah resiko sih terlihat kurang dilaksanakan oleh
dan bahaya kecelakaan kerja. institusi STIKES Bina Mandiri Gorontalo.
Kesadaran dalam keselamatan dan ke- Selain pelaksanaan DIKLAT kesela-
sehatan kerja (K3) dapat di tumbuhkan de- matan dan kesehatan kerja, hasil observasi
ngan adanya pengetahuan K3. Seseorang ditemukan bahwa isi laporan pertangungja-
yang memiliki pengetahuan K3 yang luas waban kegiatan laboratorium yang selama
cenderung akan memiliki kesadaran untuk ini di buat setiap semester oleh Koordinator
4
Journal of Health, Technology and Science (JHTS) Adnan Malaha, et. al.
E-ISSN: 2746-167X, Vol. 1, No. 1, September 2020 pp. 1-6
5
Analisis Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Laboran di Laboratorium
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo
Slamet, J. S. (2003). Kesehatan Lingkung- kerja (K3) dalam proses belajar meng-
an . Yogyakarta: Gadjah Mada Press. ajar di bengkel dan laboratorium Poli-
Solichin, Farid, E. E., & Desy, A. (2014). teknik Negeri Sriwijaya. Jurnal Teknik
Penerapan personal protective equip- Sipil, Volume 10, No.1, Maret 2014.
ment (alat pelindung diri) pada labora- Susi Hendriani, M. S. (2013). Pengaruh
torium pengelasan. Jurnal Tehnik Me- Pelatihan dan Pengawasan Keselam-
sin Vol. 22, No. 1. atan Dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Sucipto, C. (2014). Kesehatan dan Kesela- Prestasi Karyawan PT. Truba jaya
matan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Pub Dipangkaran Kerinci. Riau: Reposito-
lishing. ry Universitas Riau.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian kom- Suwandi, D. (2018). Pedoman Praktis Ke-
binasi (mixed methods). Alfabeta. sehatan dan Keselamatan Kerja dan
Sulianti, I., & Indrayani. (2014). Kajian Lingkungan Hidup (K3LH). Malang:
penerapan kesehatan dan keselamatan Gaya Media.