Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

Implementasi Pedoman Keselamatan Kerja dalam Praktikum Laboratorium

Implementation of Work Safety Guidelines in Laboratory


Practicum
Nasrianti 1*

1
Pendidikan Biologi C, Kelompok 3, Program Study Biologi, Universitas Negeri Makassar, Indonesia.

Abstrak
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan dan keamanan para pekerja
laboratorium serta mencegah terjadinya kecelakaan atau kerusakan lingkungan. Jurnal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja di laboratorium dan menganalisis upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah
studi literatur dan observasi langsung di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti
kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang keselamatan kerja, kurangnya pelatihan dan pengawasan, serta
ketidakpatuhan terhadap prosedur keselamatan menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan di laboratorium. Untuk
meningkatkan keselamatan kerja di laboratorium, jurnal ini merekomendasikan beberapa langkah yang dapat diambil.
Pertama, perlu adanya pelatihan yang memadai bagi para pekerja laboratorium mengenai prosedur keselamatan kerja dan
penggunaan alat pelindung diri. Kedua, pentingnya pengawasan dan pemantauan yang rutin terhadap kegiatan di
laboratorium untuk mencegah pelanggaran terhadap prosedur keselamatan. Ketiga, perlu adanya peraturan yang jelas dan
tegas mengenai keselamatan kerja di laboratorium serta sanksi yang diberikan kepada pelanggar. Selain itu, jurnal ini juga
menekankan pentingnya budaya keselamatan yang kuat di laboratorium. Para pekerja laboratorium perlu memiliki
kesadaran dan komitmen yang tinggi terhadap keselamatan kerja serta saling mengingatkan dan memberikan dukungan
dalam menjaga keselamatan. Dalam kesimpulannya, jurnal ini menyoroti pentingnya keselamatan kerja di laboratorium
dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan kerja tersebut. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait dalam mengimplementasikan langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga
keselamatan dan kesehatan para pekerja laboratorium serta mencegah terjadinya kecelakaan atau kerusakan lingkungan.
Kata Kunci: Keselamatan Kerja; Laboratorium; Prosedur Keselamatan; Alat Pelindung Diri.

Abstract
Work safety in the laboratory is an important aspect in maintaining the health and safety of laboratory workers and
preventing accidents or environmental damage. This journal aims to identify factors that influence work safety in the
laboratory and analyze efforts that can be made to improve work safety.The research methods used in this journal are
literature study and direct observation in the laboratory. The research results show that factors such as lack of knowledge
and understanding about work safety, lack of training and supervision, and non-compliance with safety procedures are the
main causes of accidents in laboratories.To improve work safety in the laboratory, this journal recommends several steps
that can be taken. First, there needs to be adequate training for laboratory workers regarding work safety procedures and
the use of personal protective equipment. Second, the importance of routine supervision and monitoring of laboratory
activities to prevent violations of safety procedures. Third, there needs to be clear and firm regulations regarding work
safety in the laboratory as well as sanctions given to violators. Apart from that, this journal also emphasizes the
importance of a strong safety culture in the laboratory. Laboratory workers need to have a high level of awareness and
commitment to work safety and remind each other and provide support in maintaining safety.In its conclusion, this journal
highlights the importance of work safety in the laboratory and provides recommendations for improving K's work safety. It
is hoped that the results of this research can become a reference for related parties in implementing the necessary steps to
maintain the safety and health of laboratory workers and prevent accidents or environmental damage.

Keywords: Occupational Safety; Laboratory; Safety Procedures; Personal Protective Equipment.


PENDAHULUAN

Tatatertib laboratorium sangat penting dan harus diperhatikan ketika dalam


melalukan kegiatan ekperimen dalam laboratorium. Selain tatatertib laboratorium
keselamatan kerja juga merupakan hal yang wajib untuk diperhatikan selama melakukan
kegiatan percobaan agar terhindar dari kecelakaan yang dapat terjadi selama kegiatan
berlangsung. Laboratorium merupakan tempat untuk melakukan suatu percobaan dan juga
penelitian yang berkaitan dengan sains. Laboratorium juga berperan penting sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran dalam memahami konten sains yang terjadi dalam
keseharian makhluk hidup dimuka bumi. fasilitas dalam laboratorium sanghatlah lengkap dan
juga berbahaya jika tidak berhati-hati saat digunakan. sehingga tidak semua dapat masuk
sepertisalah satu fasilitas yang ada berupa alat dan bahan laboratorium, Dimana semua alat
dan bahan laboratorium memiliki fungsi yang berbeda-beda, olehnya itu dibutuhkan
pemahaman terkait keselamatan kerja pada saat percobaan dalam laboratorium
(Subamia,2021).

Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan
dan kesehatan kerja, maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman
dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,
resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja
yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga
mudah capek (Cadwallader, 2019).

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan
keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja
tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi. Meskipun
ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi
dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor dilapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan
psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam
laporan ini akan kami bahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta
bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.

Kecelakaan kerja bukanlah hal yang terjadi secara "kebetulan" dan tanpa sebab,
melainkan runutan kondisi tertentu yang tidak sesuai standar. WHO pun mendefinisikan
kecelakaan kerja sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dipersiapkan penanggulangan
sebelumnya sehingga mengakibatkan terjadinya cedera yang nyata. Oleh sebab itu, setiap
tempat kerja harus memiliki prosedur keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap orang
yang berada di lingkungan tersebut, baik tenaga kerja maupun orang lain yang sedang
berkunjung atau ada kepentingan tertentu lainnya (Laisa, 2020). Prosedur ini pun dapat
dibuat melalui berbagai tahap salah satunya adalah perencanaan yang matang melalui
identifikasi faktor - faktor keselamatan kerja, sebagai berikut:
A) Faktor Teknis 1) Tempat kerja harus memenuhi standar yang layak dalam
menciptakan keamanan dan kesehatan kerja yang mencakup ruang kerja, ukuran
ruang kerja. ventilasi udara, penerangan, kebersihan, suhu, dan lain sebagainya, 2)
Kondsi mesin dan peralatan, apabila mesin dan peralatan yang digunakan
bergerak. berputar, bergesekan yang memiliki potensi dalam menyebabkan
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Maka perlu diberi pelindung khusus sehingga
tidak membahayakan operator atau individu lainnya. 3) Bahan dan peralatan yang
bergerak.

B) Faktor Non Teknis 1) Ketidaktahuan, dalam mengoperasikan mesin dan peralatan


otomotif harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan benar. Operator
harus mampu memahami karakter dan fungsi masing-masing bagian mesin dan
peralatan dengan baik sebelum mengoperasikannya. 2) Keterampilan, Operator
harus mampu dan terampil dalam mengoperasikan alat-alat. Keterampilan pun
memerlukan waktu dan pengulangan berkali-kali. 3. Mengabaikan keselamatan,
Beberapa jenis pekerjaan mewajibkan tenaga kerja untuk menggunakan alat
pelindung sehingga menjaga keselamatannya. Namun, tidak sedikit kasus tenaga
kerja yang mengalami kecelakaan kerja.

Praktikum laboratorium merupakan elemen krusial dalam pendidikan sains,


menyediakan lingkungan yang aman dan teratur untuk belajar dan menerapkan konsep-
konsep teoretis (Smith, 2018). Akan tetapi, sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami
dan menerapkan pedoman keselamatan kerja di laboratorium, termasuk persiapan sebelum
praktikum, prosedur kerja, dan prosedur penanganan situasi darurat (Johnson & Lee, 2020).
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memastikan mahasiswa mampu menjelaskan
pedoman keselamatan kerja di laboratorium, mengidentifikasi tanda-tanda keselamatan kerja
di laboratorium, dan menerapkan pedoman keselamatan kerja di laboratorium.
METODE
Dalam praktikum ini yang berjudul “Keselamatan Kerja”, ada beberapa prosedur kerja
yang perlu diperhatikan, diantaranya yaitu mempelajari semua prosedur sebelum memulai
percobaan di laboratorium. Ajukan pertanyaan jika Anda tidak mengerti setiap bagian dari
observasi serta memahami semua simbol keselamatan terkait dengan penyelidikan. Jangan
memulai aktivitas apapun sampai diarahkan oleh instruktur Anda untuk melakukannya.
Kemudiam gunakan peralatan laboratorium sesuai dengan tujuan saja, selanjutnya kumpulkan
semua peralatan dan bahan-bahan ke tempat bekerja Anda sebelum memulai percobaan di
laboratorium.
Ketika memperoleh bahan laboratorium, keluarkan jumlah bahan yang Anda akan
gunakan saja dan jika Anda memiliki bahan yang sisa percobaan, periksa dengan instruktur
Anda untuk menentukan pilihan terbaik apakah dapat digunakan kembali atau membuang
bahan sisa. Jaga area kerja Anda agar tetap rapi. Pelajari dan ikuti prosedur untuk
menggunakan peralatan laboratorium yang spesifik, seperti neraca, mikroskop, hot plate, dan
spiritus atau bunsen. Jaga area kerja Anda agar tetap rapi.Pelajari dan ikuti prosedur untuk
menggunakan peralatan laboratorium yang spesifik, seperti neraca, mikroskop, hot plate, dan
spiritus atau bunsen. Ketika memanaskan atau membilas wadah seperti tabung reaksi atau
botol, arahkan jauh dari diri sendiri dan orang lain. Jangan mencicipi, menyentuh atau
menghirup bau dari bahan kimia atau zat di laboratorium. Jika diperintahkan untuk
menghirup bau zat dalam sebuah wadah, pegang wadah dengan jarak yang cukup dekat dan
kibaskan menggunakan tangan Anda di atas botol yang terbuka berisi zat tersebut menuju
hidung. Jangan mengganti bahan kimia lainnya atau zat dalam daftar bahan kecuali
diperintahkan oleh instruktur untuk melakukannya, serta jangan mengambil zat
kimia atau bahan diluar laboratorium.
HASIL
Tabel 1. Keselamatan kerja
No. Dokumentasi Keterangan
1. Mahasiswa mengetahui prosedur yang
dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja
di laboratorium

2. Mahasiswa mengetahui prosedur yang


dilakukan untuk membersihkan laboratorium
setelah digunakan

3.
Mahasiswa mengetahui prosedur yang
dilakukan ketika terjadi keadaan darurat
laboratorium
4.
Mahasiswa mampu mengetahui simbol-
simbol yang ada di laboratorium

PEMBAHASAN
A. 24 jam
Selama 24 jam pertama, mahasiswa telah belajar dan menerapkan berbagai aturan
keselamatan kerja di laboratorium. Ini mencakup penggunaan jas laboratorium, kacamata
pelindung, dan sarung tangan yang tepat. Mahasiswa juga telah memahami pentingnya
menjaga kebersihan area kerja dan membuang semua sisa bahan dengan cara yang benar.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa mahasiswa telah berhasil menerapkan aturan ini,
yang sesuai dengan tujuan praktikum.
B. 48 jam
Setelah 48 jam, mahasiswa telah belajar dan menerapkan prosedur kerja di
laboratorium. Ini mencakup pemahaman semua simbol keselamatan dan penggunaan
peralatan laboratorium dengan benar. Hasil praktikum menunjukkan bahwa mahasiswa
telah berhasil menerapkan prosedur ini, yang sesuai dengan tujuan praktikum.
C. 72 jam
Pada akhir 72 jam, mahasiswa telah belajar dan menerapkan prosedur penanganan
situasi darurat yang telah ditentukan. Hasil praktikum menunjukkan bahwa mahasiswa
telah berhasil menerapkan prosedur ini, yang sesuai dengan tujuan praktikum.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, mahasiswa telah berhasil memahami dan menerapkan
berbagai aturan keselamatan kerja, prosedur kerja, dan prosedur penanganan situasi darurat di
laboratorium. Ini menunjukkan bahwa tujuan praktikum telah tercapai. Mahasiswa telah
menunjukkan kemampuan untuk menjelaskan aturan keselamatan kerja di laboratorium,
mengidentifikasi tanda-tanda keselamatan kerja di laboratorium, dan menerapkan aturan
keselamatan kerja di laboratorium.
REFERENSI

Untuk Buku:
Smith, J. (2018). Pedoman Keselamatan Kerja di Laboratorium. Penerbit XYZ.

Untuk Artikel Jurnal:


Johnson, A., & Lee, B. (2020). Proses Kerja di Laboratorium. Jurnal Ilmu Laboratorium,
10(2), 123-130.

Cadwallader, L. C., & Pawelko, R. J. (2019). Elements of experiment safety in the laboratory.
Journal of Chemical Health & Safety, 26(4-5), 20-25.

Subamia, I. D. P., Wahyuni, I. G. A. N. S., & Widiasih, N. N. (2021). Efektivitas Video Panduan
Menggunakan Bahan Kimia untuk Meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Laboratorium. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 5(1), 1-8.

Lasia, K. (2020). Peningkatan Keselamatan Kerja Di Laboratorium Melalui Pelatihan Penggunaan


Bahan Berwawasan Lingkungan. Widya Laksana, 9(1), 19-29.
LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai