Anda di halaman 1dari 12

PATIENT SAFETY PADA TENAGA LABORATORIUM

DISUSUN OLEH :

1. AKIKAH AULIA NIM : 1813453083


2. ARNEKA TRI ADINDA NIM : 1813453085
3. DONA DIKA NIM : 1813453088
4. LARA SATI PUTRI NIM : 1813453095
5. NURJANNAH FEBRI YOLA NIM : 1813453102
6. SUCI RAHAYU SALSABILA NIM : 1813453067
7. SYAH REZA FEBRIANTO NIM : 1813453070
8. TIRA YUSNITA DEWI NIM : 1813453117
9. YOLANDA MITASARI NIM : 1813453078
10. WIDYA MUNAWAROH NIM : 1813453076

DOSEN PENGAMPU : DR. YUHARIKA PRATIWI, M. KES

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya hingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Patient Safety pada Tenaga Laboratorium ”. makalah ini disusun untuk
menyelesaikan tugas K3 dan Patient Safety program studi D-III Teknologi
Laboratorium Medik di Universitas Abdurrab Pekanbaru. Untuk itu kami dengan
rendah hati mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut serta membantu
kami dalam meyelesaikan dan menyusun makalah ini.

Kami meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan guna menyempurnakan makalah.
Demikianlah makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1 Fakto Faktor Keselamatan di Laboratorium ............................................. 2
2.2. Peraturan Keselamatan Kerja ................................................................... 3
2.3. Limbah medis ........................................................................................... 5
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium KimiaKeselamatan dan
Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus ,
karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas
yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat
pada pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium.

Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab


melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan
bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada
umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan
dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya
K3 di laboratorium.

Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup


(tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium
dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu
dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg
dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa itu fakto faktor keselamatan di laboratorium
2. Apa peraturan keselamatan kerja?
3. Bagaimana tata laksana limbah medis?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang fakto faktor keselamatan di laboratorium
2. Mengetahui tujuan peraturan keselamatan kerja
3. Mengetahui tata laksana limbah medis

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fakto Faktor Keselamatan di Laboratorium

1. What (Apa yang kita lakukan di dalam laboratorium)

Dalam laboratorium kita melakukan berbagai macam pemeriksaan,


spesimen, metode pemeriksaan, penduduk, dan lain-lain.

2. Why (Mengapa kita harus mengingat K3 dan Patienty Safety)

1) Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi


sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan & penelitian

2) Metoda-metoda yang dipakai makin banyak ragamnya

3) Semuanya menyebabkan resiko bahaya yang dapat terjadi dalam


laboratorium semakin besar. Penyebab yang ada sebagai berikut :

a. Petugas bekerja dengan sesuatu yang tdk diketahui

b. Keinginan memperoleh hasil yang cepat

c. Beban kerja yang berlebihan

d. Kurang mengindahkan prosedur kerja yg benar

e. Kurang kesadaran bahwa aktivitas di lab memberi bahaya bagi petugas


sendiri dan lingkungan

f. Menggunakan alat yang tidak sesuai/rusak

3. Who (Siapa yang mengerjakan)

Tentu saja yang bekerja di dalam laboratorium adalah tenaga laboratorium


medis yang telah terdidik dan terlatih. Tugas dari seorang tenaga laboratorium
medis adalah :

a. Mengerjakan tugas-tugas administrasi laboratorium

b. Menyimpan semua alat dan bahan secara rapi sesuai dengan jenisnya

c. Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang telah


digunakan

d. Merawat semua alat/bahan/fasilitas laboratorium

2
e. Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta
perlengkapan lainnya

4. Where (Dimana bekerja)

Sebuah laboratorium tentu saja harus mematuhi berbagai aspek sebagai berikut :

a. Tepat guna

b. Terawat

c. Siap pakai

d. Tertib

e. Sehat

f. Aman

5. When (Kapan harus waspada)

Sebagai tenaga laboratorium kita dituntut untuk selalu waspada dan


berhati-hati setiap saat, untuk mengurangi risiko kecelakaan saat bekerja.

6. How (Bagaimana caranya agar tetap sehat dan aman saat bekerja di dalam lab)

Cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan di dalam
laboratorium sebagai berikut :

a. Menciptakan lingkungan kerja yang aman

b. Cara kerja yang hygienis

c. Mematuhi tata tertib / SOP di lab

d. Tata ruang & sarana lab

e. Managemen keamanan kerja lab

f. Penanganan limbah laboratorium

2.2. Peraturan Keselamatan Kerja

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :

1. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.


2. Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang
menyebabkan terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.

3
3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara,
sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal
sebagai berikut :

1. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah


hal yang tidak diinginkan.
2. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya
bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
3. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
5. Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat
(P3K).
6. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
7. Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk
laboran dan kepala Laboratorium.
8. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium
9. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas
meja kerja.

Pakaian di Laboratorium

Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium.


Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan
sehari hari.

Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :

1. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu safety
yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi. Harus menggunakan sepatu
safety yang memenuhi standar. Bagi wanita juga harus menggunakan sepatu
safety khusus wanita.
2. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut
pada alat yang berputar.
3. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dengan baik
meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.

4
4. Bekerja dengan Bahan Kimia Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka
diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya.

Adapaun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia

b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia

c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (
cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )

d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
dan gatal)

Memindahkan Bahan Kimia

Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap
kerjanya. Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan
hal hal sebagai berikut :

1. Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan
dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
2. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk
menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros
Memindahkan Bahan Kimia Cair. Ada sedikit perbedaan ketika seorang
laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair.

2.3. Limbah medis

Dapat diklasifikasikan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya


maupun berdasarkan bentuknya (cair dan padat)

Klasifikasi limbah medis utama :

1. Limbah umum

Merupakan limbah yang tidak berbahaya dan tidak membutuhkan


penanganan khusus, contohnya limbah domestic, limbah kemasan non
infeksius.

2. Limbah benda tajam

5
Merupakan objke atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur+

3. Limbah patologis

Jaringan atau potongan tubuh manusia, contoh bagian tubuh, darah dan
cairan tubuh yang lain termasuk janin.

4. Limbah farmasi

Limbah yang mengandung bahan farmasi contoh obat-obatan yang sudag


kadarluwarsa atau tidak diperlukan lagi.

5. Limbah genotoksik

Limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik, conroh limbah


yang mengandung obat-obatan sitostaksin (sering dipakai dalam terapi
kanker), yaitu zat karsinogenik (benzene, antrasen), zat sitotoksik,
(Tamoksiten, semustin) zat yang mungkin bersifat karsinogenik
(Chloramphenicol, chlorozotocin, cisplatin.)

6. Limbah kimia

Limbah yang mengandung bahan kimia, contoh reagen di laboratorium,


film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluwarsa atau sudah tidak
diperlukan, solven. Limbah ini dikategorikan limbah berbahaya jika memiliki
beberapa sifat toksik, korosif, mudah terbakar, reaktif (mudah meledak,
bereaksi dengan air, rawan goncangan) genotoksik.+

7. Limbah alat yang mengandung logam berat

Limbah yang memiliki kandungan logam contohnya baterai, pecahan


thermometer, tensimeter.

8. Limbah radioaktif

Bahan yang terkontaminasi dengan radio isotope yang berasal dari


penggunaan medis atau riset radio nukleida.

9. Wadah bertekanan tinggi

Tabung gas anestesi, gas catridge, kaleng aerosol, peralatan terapi


pernafasan, oksigen dalam bentuk gas atau cair.

10. Limbah Infeksius

6
Merupakan jenis limbah yang mengandung mikroorgannisme patogen
yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit. Jaringan dan stok dari agen-agen infeksi
dari kegiatan laboratorium, dari ruang bedaha atau dari autopsy pasien yang
mempunyai penyakit menular, atau dari pasien yang diisolasi, atau materi
yang berjontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis, atau materi yang
berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi dengan penyakit menular
atau sedang menderita penyakit menular.

Berdasarkan bentuk dari limbah, limbah klinis dibedakan lagi menjadi :

1. Limbah Padat = limbah padat adalah limbah yang berwujud solid atau padatan,
limbah padat dapat berupa kertas, kaleng, botol, atau sisa makanan buangan.

2. Limabah cair = Limbah cair yang dihasilkan Laboratorium mempunyai


karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah laboratorium bisa
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis
laboratorium, penanganan melalui instalasi pengolahan limbah cair

3. Limbah gas = Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen


oksida atau dari termometer yang pecah (uap air raksa). Limbah gas harus
dibersihkan melalui penyaring (filter) sebelum dibuang ke udara

Pengelolaan Limbah

Merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan


Kerja (K3) & Patient Safety. Yaitu upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

7
BAB III
KESIMPULAN

Keselamatan pasien (patient safety) adalah hal terpenting yang perlu


diperhatikan oleh perawat yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien.Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar
pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien
tersebut.Oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai hak
pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat
menjaga keselamatan diri pasien serta menjadikan komunikasi sebagai kunci
utama untuk dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pasien.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah
sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi
pasien.Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam
memberikan pelayanan kepada pasien.Standar tersebut bertujuan untuk
melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta
sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai