Anda di halaman 1dari 16

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM

LABORATORIUM KIMIA

Disusun oleh : Kelompok 1


Nama anggota :
1. Firmalia Herliani 06101182227009
2. Zafira Audri 06101182227011
3. Anjar Apriska 06101182227047
4. Yessy Mardalena 06101282227055
5. Mirani Putri Suliamsih 06101182227001
Dosen pembimbing : Dr. Sofia, S.Pd., M.Si

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3


2.1. Aturan Keamanan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium ................................................. 3
2.2. Peraturan dalam menggunakan perlengkapan dan pakaian di laboratorium .......................... 4
2.3. Tata cara menjaga kebersihan di laboratorium ........................................................................ 5
2.4. Prosedur di laboratorium……………………………………………………………………7
2.5. Penggunaan bahan kimia …………………………………………………………………...9

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 12


3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
3.2. Saran ............................................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 13

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan RahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Laboratorium Kimia” ini. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatannya.

Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan. Tak lupa, kami juga berterima kasih kepada Ibu Dr. Sofia,S.Pd.,M.Si selaku
dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Kimia Dasar 1.Di dalam penulisan laporan ini, kami
sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.

Oleh karena itu, kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Kami juga mohon maaf bila terjadi kesalahan
yang disengaja maupun tidak disengaja. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu,
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Indralaya, 26 Agustus 2022

Penyusun

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Potensi bahaya terdapat hampir di setiap tempat dimana dilakukan suatu aktivitas,
termasuk di laboratorium. Apabila potensi bahaya tersebut tidak dikendalikan dengan tepat,
maka akan dapat menyebabkan sakit, cidera, dan bahkan kecelakaan yang serius. Kecelakaan
kerja dapat terjadi di setiap tipe laboratorium dan biasanya melibatkan tenaga kerja yang
bekerja di dalam bangunan dan peralatan laboratorium serta masyarakat sekitar.
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang sehat, aman, dan bebas dari pencemaran lingkungan.
Sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan adanya kecelakaan kerja dan dapat
meningkatkan efesiensi dan produktivitas kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disingkat dengan K3 perlu diperhatikan
secara khusus. Pada umumnya, K3 terjadi akibat kelalaian atau kecerobohan. Kecelakaan di
laboratorium dapat dihindari dengan cara disiplin, tidak tergesa-gesa serta mematuhi aturan-
aturan K3 dengan sebaik-baiknya. Alangkah lebih baik apabila aturan-aturan tersebut
ditempel di tempat yang strategis baik di dalam maupun di luar laboratorium. Dengan
demikian, tingkatkesadaran, kewaspadaan akan selalu tertanam pada diri kita bahwa
pentingnya K3 dalam setiap kegiatan di laboratorium.
Selain itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium harus diinformasikan
secara runtut dan berulang. Penyampaian informasi tersebut juga berguna untuk mengetahui
sumber bahaya terletak di mana dan akibat yang akan ditanggung seperti apa jika melanggar
aturan dari K3 serta bagaimana cara penanggulangannya. K3 ini bukan hanya
menyelamatkan diri sendiri melainkan orang-orang di sekitar juga. Apabila kita memahami,
mematuhi pentingnya K3 ini sama saja dengan turut berpartisipasi untuk melindungi sesama.
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari permasalahan yang akan dibahas
1. Bagaimana aturan keselamatan dan prosedur laboratorium?
2. Bagaimana peraturan dalam perlengkapan dan pakaian saat di laboratorium ?
3. Bagaimana menjaga kebersihan saat di laboratorium?

1
4. Bagaimana prosedur yang benar saat di laboratorium?
5. Bagaimana penggunaan bahan kimia yang benar saat di laboratorium ?

1.3. Tujuan penulisan


Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah
1. Agar dapat memahami aturan yang ada saat dalam melakukan kegiatan di laboratorium
2. Agar dapat mengetahui peraturan dalam perlengkapan dan pakaian yang benar dan sesuai
saat di laboratorium
3. Agar tetap dapat menjaga kebersihan di dalam laboratorium
4. Agar dapat memahami dan mengtahui prosedur yang ada di dalam laboratorium
5. Agar dapat mengetahui tata cara penggunaan bahan kimia yang benar saat di
laboratorium

1.4. Manfaat penulisan


Adapun manfaat dari penulisan ini sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai aturan-aturan dalam laboratorium
2. Memberikan informasi mengenai peraturan dalam menggunakan perlengkapan dan
pakaian di laboratorium
3. Menambah informasi mengenai kebersihan dalam laboratorium
4. Memberikan pengetahuan prosedur yang ada dalam laboratorium
5. Memberikan informasi tentang tata cara penggunaan bahan kimia di laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Aturan Keselamatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam laboratorium harus diusahakan oleh semua
orang yang berkaitan yaitu kepala laboratorium, pengampu praktikum, teknisi, laboran,
administrasi, asisten, maupun praktikan, bahkan petugas kebersihan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menuju K3 di laboratorium adalah penguasaan keterampilan mengelola
peralatan dan bahan, pengelolaan limbah, penanganan kecelakaan dan pertolongan pertama
pada kecelakaan. Dalam menjaga keamanan dan keselamatan kerja terdapat beberapa prinsip
keamanan kerja. Berikut aturan keamanan dan keselamatan saat berada di laboratorium:

1. Rencanakan penyelidikan anda sebelumnya


Banyak kecelakaan laboratorium terjadi karena eksperimen tidak
direncanakan dengan baik atau tidak terorganisir. Eksperimen yang terencana
dengan baik tidak hanya mengurangi risiko yang tidak disengaja, tetapi juga akan
memastikan bahwa pengumpulan data akan berjalan dengan benar. (Baurer,
Ricahrd. dkk. 2009)

2. Eksperimen harus disetujui oleh instruksi

Instruksi harus menyetujui desain eksperimen yang sedang akan dilakukan


jika disetujui oleh instruksi maka eksperimen dapat dilanjutkan. Instruksi akan
menyetujui setelah mempertimbangkan dan mendiskusikan implikasi keselamatan
dengan cermat jika ingin memilih untuk memodifikasi prosedur umum modifikasi
harus disetujui oleh instruksi. (Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)

3. Jangan pernah bekerja di laboratorium sendirian atau tanpa instruktur

Jika kecelakaan terjadi otoritas harus hadir untuk mempercepat perhatian


medis selain itu kita harus selalu hadir saat eksperimen sedang berlangsung.

3
4. Dilarang merokok di dalam laboratorium

Peraturan ini dilakukan agar pelarut yang mudah terbakar di dalam laboratorium
atau mudah meledak atau menyala dengan adanya nyala api. Dengan tidak merokok
dapat mengurangi resiko kontaminasi bahan kimia dengan rokok. (Baurer, Ricahrd.
dkk. 2009)

5. Segera laporkan semua cidera termasuk yang ringan kepada instruktur

karena sebagian cidera yang ringan itu dapat menyebabkan adanya cidera berat
sehingga harus terus dilaporkan kepada instruktur agar dapat penanganan medis
terlebih dahulu. ( Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)

2.2. Peraturan dalam menggunakan perlengkapan dan pakaian di laboratorium

Pencegahan kecelakaan untuk keselamatan pribadi harus menjadi prioritas pertama


ketika akan melakukan eksperimen laboratorium. Instruktur akan secara ketat
menegakkan aturan keselamatan perlengkapan dan pakaian keselamatan.
 Anda harus memakai kacamata pengaman setiap saat saat pekerjaan
eksperimental sedang berlangsung di laboratorium, bahkan jika Anda telah
menyelesaikan eksperimen.
Banyak luka terjadi karena puing-puing yang beterbangan atau percikan
bahan kimia yang berasal dari jarak yang cukup jauh dari korban. Kacamata
pengaman tidak dapat diterima untuk mata perlindungan di laboratorium kimia.
Selain itu, Anda tidak boleh memakai lensa kontak di laboratorium kimia. Bahan
kimia dapat terciprat di bawah lensa dan menyebabkan kerusakan permanen pada
kornea. Selanjutnya, gas berbahaya dapat menembus lensa lunak. (Baurer,
Ricahrd. dkk. 2009)
 Lakukan segala upaya untuk melindungi kulit.
Minimal, harus memakai celana panjang, kemeja berlengan, dan sepatu
atau mengenakan celemek plastik atau jas lab untuk melindungi dari bahan kimia
korosif. Kendalikan pakaian longgar, rambut, dan perhiasan untuk mencegah
cedera. Untuk perlindungan terhadap pecahan kaca atau tumpahan bahan

4
kimia,memakai sepatu setiap saat di laboratorium. Sandal atau sepatu berujung
terbuka bukanlah alas kaki yang sesuai untuk laboratorium. Mencoba untuk
menghindari mengenakan pakaian yang longgar atau sangat mudah terbakar.
(Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)

 Identifikasi lokasi peralatan keselamatan


Lokasi ini seperti pancuran keselamatan, pencuci mata, alat pemadam
kebakaran, kotak P3K, peralatan pernapasan, dan pintu keluar darurat.Instruktur
akan meminta untuk lebih memperhatikan pada item-item ini selama periode
laboratorium pertama. Anda harus memahami bagaimana peralatan keselamatan
digunakan. (Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)

2.3. Tata cara menjaga kebersihan di laboratorium


 Jaga agar area bangku tetap rapi dan bebas dari bahan kimia yang tumpah.
Bangku yang berantakan adalah potensi bahaya keamanan. Sebuah bangku
yang tidak terorganisir juga menyebabkan kebingungan yang melarang
berjalannya penyelidikan secara efisien. Eksperimen akan berlangsung lebih cepat
dan aman di area yang tertata rapi.Ketika Anda memasuki laboratorium itu harus
bersih. Jika tidak, Anda harus membersihkan area Anda sebelum melanjutkan.
Anda juga harus meninggalkan lab dalam keadaan bersih saat berangkat. (Baurer,
Ricahrd. dkk. 2009)
 Bahan kimia yang tumpah harus segera dibersihkan.
Tumpahan sesekali tidak dapat dihindari dan tidak akan menyebabkan
kerusakan jika segera dibersihkan dengan air. Namun, banyak larutan dan padatan
akan menyerang sisi bangku dan bagian atas jika dibiarkan tetap di atasnya untuk
waktu yang lama. Tumpahan juga dapat menyebabkan luka bakar kimia jika Anda
tidak sengaja menggosokkannya. Jika Anda menumpahkan sejumlah besar air
atau cairan lain, itu juga harus segera dibersihkan. Jika bahannya korosif atau
mudah terbakar, mintalah bantuan instruktur. Jika asam atau basa tumpah di lantai
atau bangku, netralkan dengan natrium bikarbonat padat, lalu encerkan dengan
air. sangat beracun, bahkan dalam jumlah kecil (misalnya, dari termometer yang

5
rusak). instruktur segera jika terjadi tumpahan merkuri. (Baurer, Ricahrd. dkk.
2009)
 Semua limbah di laboratorium harus dibuang dalam wadah yang sesuai.
Peraturan EPA mengharuskan semua limbah kimia dibuang dengan benar.
Kegagalan untuk mematuhi standar EPA telah mengakibatkan denda berat yang
dijatuhkan pada individu maupun institusi. Dalam merencanakan eksperimen,
ingatlah implikasi pemborosan dari desain yang Anda pilih. Botol limbah untuk
setiap percobaan akan disediakan oleh instruktur. Mereka akan diberi label sesuai
dengan konten spesifik yang harus ditempatkan di dalamnya. Cairan yang mudah
terbakar harus dibuang dibotol bertanda khusus, tidak pernah di wastafel. Jangan
letakkan bahan apa pun di wastafel karena luapan yang merusak dapat terjadi.
Jaga agar wastafel dan bak laboratorium selalu bersih. Pecahan kaca harus
dibuang di wadah khusus yang disediakan. Mintalah bantuan instruktur jika
perlu. (Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)

 Bersihkan area bangku dan area lab umum sebelum pergi.


Pastikan sumber gas dan air dimatikan dan laci (jika ada) tertutup dan
terkunci. Selalu gunakan peralatan yang bersih untuk setiap percobaan. Peralatan
kotor lebih sulit dibersihkan nantinya dan akan membutuhkan banyak
pembersihan saat dibutuhkan lagi. Bersihkan peralatan gelas dengan menggosok
dengan sikat, air panas, dan deterjen, lalu bilas terakhir dengan aliran air suling.
Jangan mengeringkan barang pecah belah dengan udara bertekanan karena sering
kali berminyak. (Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)

 Kembalikan peralatan khusus apa pun yang diperoleh


Adapun contoh peralatan dalam percobaan (misalnya, perangkat keras,
sumbat karet, tabung karet, tabung reaksi, file, labu volumetrik, dan sebagainya)
pada akhir periode laboratorium ke lokasi dari mana ia diperoleh. Siswa di
periode lain mungkin perlu menggunakan peralatan ini. (Baurer, Ricahrd. dkk.
2009)

6
2.4. Prosedur di laboratorium
 Penggunaan timbangan
Jaga agar timbangan dan area sekitarnya tetap bersih.Jangan pernah
menempatkan bahan kimia langsung di atas timbangan. Sebagai gantinya,
letakkan selembar kertas atau wadah kecil di atas loyang terlebih dahulu, lalu
timbang bahan. Jangan pernah menimbang suatu benda saat sedang panas karena
dapat membahayakan dan peralatan. Selain itu, benda panas menciptakan arus
udara di sekitar timbangan yang dapat menyebabkan pengukuran massa yang
tidak akurat. (Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)
 Pemipetan
Selalu gunakan bohlam saat memipet; jangan pernah memipet langsung
melalui mulut. Saat menggunakan pipet, selalu pastikan volume cairan lebih besar
dari volume pipet. Pegang pipet secara vertikal dan gunakan bohlam untuk
menarik cairan hingga meniskus melewati garis yang tergores. Gunakan jari
telunjuk Anda untuk menancapkan bagian atas pipet. Seka bagian luar pipet
dengan handuk kertas dan perlahan-lahan lepaskan tekanan jari telunjuk Anda
cukup untuk menurunkan meniskus ke garis tergores. (Baurer, Ricahrd. dkk.
2009)
Tiriskan cairan ke dalam wadah penerima. Biarkan mengering selama 15
detik tambahan. Jangan meniup cairan yang tertinggal di ujungnya. Sebagai
gantinya, cukup sentuh ujung pipet ke sisi penerima. Jangan pernah memipet
cairan apa pun secara langsung melalui mulut! Gunakan bohlam karet sebagai
gantinya. Kenyamanan pipet mulut tidak sebanding dengan risiko menelan bahan
kimia beracun. (Henry Sally. dkk. 2014)
 Pembakar
Hindari luka bakar dengan menyalakan pembakar dengan benar. Setelah
memeriksa apakah jet gas tidak dibiarkan terbuka dari kelas sebelumnya,nyalakan
gas. Nyalakan korek api dari kompor. Perlahan pindahkan korek api yang
menyala ke sisi atas laras, jauhkan tangan dan jari Anda dari area api. Berhati
hatilah saat berada di dekat api — terutama perhatikan pakaian yang longgar.
astikan selang karet tidak retak. (Baurer, Ricahrd. dkk. 2009)
7
Nyalakan gas dan nyalakan kompor dengan striker. Temperatur nyala
dikendalikan dengan mengatur volume gas dan udara yang masuk ke burner.
Aliran gas dikendalikan dengan memutar katup kecil di dasar kompor. Aliran
udara diatur dengan membuka atau menutup lubang di dasar laras pembakar. Api
biru dengan sumur-kerucut biru dalam yang ditentukan adalah yang terpanas.
(Henry Sally. dkk. 2014)

 Pemanasan
Selalu gunakan pemegang tabung reaksi saat memanaskan zat dalam
tabung reaksis. Berhati-hatilah untuk tidak mengarahkan tabung ke diri Anda atau
siapa pun di dekatnya. Gelembung uap yang terbentuk secara tiba-tiba dapat
mengeluarkan isinya dengan keras dan berbahaya. Jangan sekali-kali menerapkan
panas api langsung ke barang pecah belah yang beratseperti labu ukur, buret,
gelas ukur, botol, mortar, alu, dan termometer. Barang-barang ini dapat pecah
secara spektakuler saat dipanaskan dengan kuat. Gelas volumetrik juga menjadi
terdistorsi dari volume yang dikalibrasi. Hindari memanaskan benda apa pun
terlalu tiba-tiba. Oleskan api sebentar-sebentar pada awalnya. (Baurer, Ricahrd.
dkk. 2009)
Berikan benda yang dipanaskan waktu pendinginan yang cukup. Selama
prosedur apa pun yang melibatkan pemanasan suatu benda, hindari luka bakar
dengan berpikir dua kali sebelum menyentuh apa pun. Berikan waktu yang cukup
untuk mendinginkan gelas yang dipanaskan terlihat keren jauh sebelum aman
untuk ditangani. Gunakan jenis penjepit yang sesuai saat memindahkan benda
panas. Pemegang tabung reaksi harus digunakan hanya untuk tabung reaksi,
karena terlalu lemah untuk membawa labu atau benda berat lainnya. (Henry Sally.
dkk. 2014)
 Tabung kaca
Kecelakaan laboratorium yang paling umum terjadi karena penyisipan benda
kaca yang tidak tepat ke dalam sumbat karet. Jika bermaksud memasukkan
sepotong tabung kaca atau termometer ke dalam lubang di sumbat karet,
melumasi tabung kacadengan setetes gliserin atau air, pegang tabung di tangan

8
dekat dengan lubang, dan bungkus seluruh rakitan dengan handuk saat aplikasi
yang memiliki telah dipoles api.
Selalu gunakan sarung tangan kulit dan lumasi selang kaca dengan gliserol
sebelum memasukkannya ke sumbat karet. Hati-hati gunakan gerakan memutar
yang lembut dan hindari menggunakan terlalu banyak tenaga atau kaca mungkin
pecah. (Henry Sally. dkk. 2014)

2.5. Penggunaan bahan kimia


 Selalu berkonsultasi dengan dokumentasi yang tepat
Selalu berkonsultasi dengan dokumentasi yang tepat sebelum bekerja dengan
bahan kimia apapun.Peraturan OSHA mengharuskan Lembar Data Keselamatan
Bahan (MSDS) tersedia bagi mereka yang bekerja dengan bahan kimia. Instruktur
akan menunjukkan di mana MSDS berada. Contoh dapat ditemukan di Lampiran I
manual ini. Ada situs Web bagus yang memiliki MSDS (misalnya,
lihathttp://www.fisher1.com). Pada awal setiap penyelidikan, instruktur akan
membahas sifat berbahaya dari bahan apa pun yang memerlukan tindakan
pencegahan khusus.

 Semua bahan kimia harus dianggap berpotensi beracun.


Jangan pernah mencicipi bahan kimia atau larutan. Jika diminta untuk mencium
bau bahan kimia, kibaskan uap dengan lembut ke arah hidung Anda.Anda dapat
meminta instruktur untuk mendemonstrasikan prosedur yang tepat untuk
mencium bau bahan kimia. Hampir semua bahan kimia beracun bagi tubuh
manusia sampai batas tertentu. Sarung tangan lateks tersedia untuk melindungi
tangan dari bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit.

 Semua bahan kimia yang bersentuhan dengan kulit harus dianggap beracun dan
segera dibersihkandengan sabun dan air dalam jumlah banyak.
Jika area kontak besar, gunakan pancuran pengaman. Jika mata tersiram cairan,
segera siram dengan obat cuci mata. Banyak senyawa organik beracun, yang tidak

9
korosif, diserap melalui kulit tanpa gejala yang langsung terlihat. Biasakan
mencuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium dan jangan pernah
membuang bahan kimia apa pun dari laboratorium. Jika mengalami luka bakar
akibat bahan kimia, setelah dicuci dengan air, cari perawatan medis.

 Saat mengencerkan asam pekat, selalu tuangkan asam perlahan ke dalam air
sambil terus diaduk.
Panas dibebaskan dalam proses pengenceran dan jika air dituangkan ke dalam
asam, uap dapat terbentuk dengan kekerasan yang meledak-ledak, menyebabkan
percikan.

 Gunakan lemari asam untuk semua eksperimen yang melibatkan gas atau uap
beracun.
Jangan pernah dengan sengaja membiarkan asap atau cairan yang mudah
menguap keluar ke ruang terbuka. Menghirup lebih dari dosis sedikit asap
tersebut harus dilaporkan dan Anda harus segera mendapatkan udara segar.
Dapatkan juga udara segar jika terpapar asap laboratorium dalam waktu lama.

 Jangan pernah menggunakan api terbuka dan cairan yang mudah terbakar secara
bersamaan.
Jika prosedur mengharuskan penggunaan cairan yang mudah terbakar,
lakukan eksperimen di dalam kap mesin. jangan panaskan apa pun selain air atau
larutan berair langsung di atas nyala api terbuka. Pertimbangkan pelarut selain air
setidaknya sama mudahnya dengan bensin. Banyak, seperti eter, lebih mudah
terbakar

 Baca label dengan cermat sebelum mengambil apa pun dari botol.
Menggunakan bahan yang salah dapat mengakibatkan cedera
serius.Jangan membawa botol reagen dari rak reagen ke area kerja. Alih-alih
menggunakan tabung reaksi, gelas kimia, atau kertas untuk mendapatkan bahan
kimia dari area pengeluaran. Saat Anda mengambil bahan kimia dari botol reagen,
ingatlah biaya bahan kimia dan pembuangan limbah dari jumlah yang tidak
10
terpakai. Namun, untuk menghindari kemungkinan kontaminasijangan pernah
mengembalikan bahan kimia yang tidak terpakai ke dalam botol reagen.

 Jangan memasukkan pipet, penetes, atau spatula Anda sendiri ke dalam botol
reagen.
Untuk menghindari kontaminasi bahan, tuangkan dari botol. Saat
menuangkan cairan dari botol reagen bersumbat kaca, pegang sumbat di antara
dua jari tangan yang Anda gunakan untuk memegang botol. Jangan pernah
meletakkan sumbat di bangku, dan selalu ganti setiap sumbat sebelum
menggunakan botol lain, untuk menghindari kontaminasi. Untuk menghindari
pengambilan bahan berlebih, seringkali lebih mudah untuk mendapatkan jumlah
perkiraan dengan memasukkan bahan ke dalam gelas kimia. Untuk padatan, Anda
dapat mengambil jumlah perkiraan dengan menuangkan padatan ke dalam tutup
botol terbalik. Saat menuangkan bahan kimia padat, putar botol untuk mengontrol
laju aliran dari botol. Jangan mengetuk atau memukul. Jika bahan kimia tumpah
di bagian luar botol saat dituang, cuci botolnya. Jika bahan kimia tumpah di
bangku reagen, segera bersihkan bangku.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium kimia sangat


penting sekali dan perlu diutamakan untuk mencegah kecelakaan kerja. Ada
berbagai kegiatan menarik serta peralatan yang hanya bisa kita temukan di
laboratorium mulai dari gelas ukur, tabung reaksi, gelas beaker, pembakar
spiritus, dan masih banyak lagi. Namun, untuk menggunakan peralatan tersebut,
ada aturan yang harus kita ketahui. Aturan tersebut dibuat agar keselamatan kita
saat bekerja di labaratorium tetap terjaga. Dengan mengikuti berbagai peraturan
ini kita bisa terhindar dari berbagai macam bahaya ketika menggunakan berbagai
macam alat laboratorium. Kita tidak bisa sembarangan ketika berada di dalam
sebuah laboratorium dan menggunakan alat dengan ceroboh.

3.2. Saran

Dari penjelasan uraian dari kelompok kami tentang keselamatan dan


kesehatan kerja di laboratorium, maka saran kami adalah bahwa seorang yang
bekerja di laboratorium kimia harus memperhatikan dan melaksanakan peraturan-
peraturan yang berlaku. Jika tidak dilaksanakan akan mendapatkan dampak
negatif dari kelalaian baik yang sengaja maupun tidak disengaja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Baurer. Richard, James P. Birk and Douglas J. Sawyer. (2009). Laboratory Inquary In
Chemistry . Beimont: Cengage Learning Coustomer & Sales Support. 1-12

Beran, J.A. (2010). Laboratory Manual For Principles Of General Chemistry . New
Jersey: John Wiley & Sons. 23-24

Brescia, F. (2012). Fundamentals Of Chemistry . New York: Academic Press INC. 30-35

Brent, R. (1960). The Golden Book Of Chemistry Experiment. New York: Golden. Press
INC. 2-3

Bowen, R. J, Borke. B.A, Casalnuova. J, and Walton. E. (2017). General Chemistry


Laboratory Manual . California: Macmilan Learning . 1-5

Henrie Sally. dkk. (2014). Green Chemistry Laboratory Manual For General Chemistry.
Jakson: CRC Press. xxviii

13

Anda mungkin juga menyukai