Anda di halaman 1dari 51

Penuntun Praktikum Kimia Organik I2024

Laboratorium Kimia Organik Page 1


Jurusan Kimia FMIPA
UNMUL
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala
Rahmat, Kasih dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Penuntun
Praktikum Kimia Organik I. Dimana Penuntun Praktikum ini akan dapat digunakan sebagai
mana mestinya oleh mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahua Alam Universitas Mulawarman dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada Dekan FMIPA, Ketua Jurusan Kimia, Kepala Laboratorium Kimia Organik atas
dukungan dalam penyusunan penuntun ini dan terkhusus semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan penuntun praktikum ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu (Tim Kimia Organik FMIPA Unmul).
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penuntun praktikum ini pada edisi yang akan datang.
Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga buku penuntun ini bermanfaat bagi
semua pihat terutama bagi mahasiswa.

Samarinda, Februari 2024


Penyusun,

Team Kimia Organik

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................... iii
PERATURAN UMUM: TUGAS DAN KEWAJIBAN PRAKTIKAN....................................................................1
BEBERAPA PERALATAN LABORATORIUM.......................................................................................................5
FUNGSI-FUNGSI PERALATAN LABORATORIUM.............................................................................................8
RANGKAIAN ALAT DESTILASI SEDERHANA DAN BERTINGKAT.........................................................10
RANGKAIAN ALAT DESTILASI STAHL...............................................................................................................12
RANGKAIAN ALAT SOKLETASI.............................................................................................................................13
RANGKAIAN ALAT REFLUKS.................................................................................................................................14
PERCOBAAN I. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKANA ALKENA ALKUNA.............................................15
PERCOBAAN II. SUBSTITUSI SENYAWA TURUNAN BENZENA............................................................17
PERCOBAAN III. PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL..................................................................20
PERCOBAAN IV. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKIL HALIDA....................................................................23
PERCOBAAN V. PEMBUATAN IODOFORM DARI ASETON......................................................................25
PERCOBAAN VI. INDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL.......................................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................................................................ 30
LAPSEM. PERCOBAAN 1. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKANA ALKENA ALKUNA........................31
LAPSEM. PERCOBAAN 2. SUBSTITUSI SENYAWA TURUNAN BENZENA........................................33
LAPSEM. PERCOBAAN 3. PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL METODE I.........................35
LAPSEM. PERCOBAAN 3. PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL METODE II.......................37
LAPSEM. PERCOBAAN IV. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKIL HALIDA...............................................39
LAPSEM. PERCOBAAN 5. PEEMBUATAN IODOFORM DARI ASETON...............................................41
LAPSEM. PERCOBAAN 6. INDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL....................................................43

i
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERATURAN UMUM:
TUGAS DAN KEJAWIBAN PRAKTIKAN

Hal pertama yang harus ditekankan adalah bahwa lingkungan laboratorium kimia
organik sangat berbeda dengan laboratorium kimia lainnya. Di sini hampir semua zat bersifat
racun dan mudah terbakar. Banyak reaksi yang prosesnya sangat cepat (eksplosif); tetapi
banyak pula yang reaksinya sangat lambat sehingga memerlukan kondisi tertentu, misalnya
pemanasan atau pengadukan. Beberapa hal yang perlu Anda ingat dan pahami antara lain:
 Reaksi kimia organik pada umumnya lambat, karena yang terlibat adalah molekul;
bagaimana cara mempercepatnya?
 Untuk suatu reaksi yang diharapkan lebih sempurna (rendemennya banyak), sering
diperlukan jumlah pereaksinya yang berlebih; bagaimana pengaruh kelebihan pereaksi
tersebut terhadap proses dan bagaimana cara menghilangkannya setelah reaksi berakhir?
 Setiap reaksi memerlukan kondisi reaksi tertentu, misalnya suhu, yang sangat
menentukan keberhasilan proses reaksi tersebut; bagaimana caranya?
 Melibatkan banyak teknik-teknik laboratorium yang khas, misalnya ekstraksi, distilasi,
koagulasi, rekristalisasi dsb., dan juga ketrampilan yang memadai untuk menjalankannya;
bagaimana supaya terampil?
 Mengerti dan memahami segi bahayanya bekerja di lingkungan yang terdapat banyak zat-
zat yang beracun, mudah terbakar atau tidak stabil; bagaimana cara untuk
mengetahuinya?
 Mutlak diperlukan kebersihan, keterampilan, ketenangan, penguasaan teori, dan yang
penting Anda bekerja tanpa ragu-ragu dan selalu menggunakan logika.

1. HAL-HAL PENTING YANG WAJIB DIKETAHUI DAN DILAKSANAKAN


 Dalam laboratorium, kehadiran, kebersihan, kerapian, kecakapan, efisiensi, ketelitian,
ketertiban serta keterampilan sangat penting. Kesemuanya akan menentukan nilai
praktikum saudara.
 Sudah hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai dengan menggunakan APD dan
bahan pendukung kegiatan praktikum jika terlambat tidak diperkenankan praktikum
di hari tersebut.
 Semua praktikan pada hari pelaksanaan praktikum, menunggu waktu masuk ke dalam
laboratorium di depan laboratorium sebelum praktikum dimulai.
 Semua Praktikan Wajib mengumpulkan Tugas Pendahuluan, Cek kelengkapan bahan
wajib serta APD.
 Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok, menerima tamu serta
mengobrol.
 Tidak diperkenankan berbicara keras, mengobrol dan ribut selama kegiatan praktikum
berlangsung.
 Setiap percobaan yang ditugaskan hendaknya dikerjakan bersama (dengan partner),
kecuali percobaan-percobaan yang sifatnya demonstrasi.
 Jagalah keamanan, mengenai petunjuk-petunjuk keamanan harus diperhatikan betul-
betul. Kecelakaan hendaknya disampaikan kepada asisten secepatnya.
 Selama melaksanakan percobaan, hendaknya saudara sadar akan maksud dan
mengetahui reaksi-reaksi maka pertanyaan-pertanyaan akan dijawab serta reaksi
ditulis seketika itu juga.

Laboratorium Kimia Organik Page 1


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

 Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang


diterangkan oleh asisten praktikum yang sudah diberikan mandat oleh dosen yang
bersangkutan.
 Praktikan harus secepatnya menyelesaikan penggantian alat, bila terlambat praktikan
tidak dapat mengikuti Ujian Akhir Praktikum (UAP) dan Practical Test serta nilai
praktikum menjadi E.

2. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM


 Kesadaran-Komunikasi
KENALI lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan
darurat, seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu darurat,
MSDS dsb.
WASPADA Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.
SEGERA LAPORKAN kondisi-kondisi tak aman kepada Laboran atau Asisten Praktikum.
 Keselamatan Kerja Pribadi
 Pakailah APD saat memasuki di laboratorium. Gunakan selalu jas laboratorium
lengan panjang dan gunakan celana berbahan jeans saat melaksanakan praktikum di
laboratorium.
 Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium.
Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di
laboratorium. Apabila melanggar ketentuan tersebut praktikan tidak boleh
mengikuti praktikum.
 Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-
zat yang berbahaya dan iritan.
 JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN PERHIASAN DAN KONTAK LENSA ketika bekerja
di laboratorium kimia organik.
 Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk
menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
 Selalu cuci tangan dan lengan anda sebelum meninggalkan laboratorium.
 Melakukan Percobaan
 JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan TANPA
ADANYA PENGAWASAN asisten praktikum.
 Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja SEBELUM bekerja di laboratorium.
Anda harus mengacu pada Material Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja
dengan zat-zat kimia tertentu.
 Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera
laporkan kepada asisten praktikum untuk segera diganti/diperbaiki.
 Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang melibatkan
zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
 DISKUSIKAN selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten.
 JANGAN meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan
yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
 Lakukan selalu pengecekan terhadap hal-hal yang menunjang keselamatan kerja
setiap kali selesai percobaan. PASTIKAN semua kran gas, kran air, saluran listrik,
saluran vakum telah dimatikan.

Laboratorium Kimia Organik Page 2


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

 Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya


 Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan digunakan dalam
setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS tiap-tiap zat!
 Beri label reagen dan sampel yang Anda gunakan.
 Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
 Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau jerigen
yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
 Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering.
Laporkan setiap kejadian kepada asisten bila Anda ragu cara menaggulanginya!

BAHAN KIMIA
 Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia organik harus dianggap beracun dan
berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI LABORATORIUM! Cucilah tangan Anda
setiap akan meninggalkan laboratorium!
 Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang
melibatkan senyawa yang mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
 Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja Anda, tutuplah selalu wadah
yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut!
 Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera bersihkan dengan lap kering
atau tissue. Buanglah tissue atau lap kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam
lemari asam. Jangan buang sampah di dalam wastafel!!
 Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan air yang
banyak. KECUALI APABILA ANDA TERKENA TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL
ATAU ASAM SULFAT PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!

KECELAKAAN
Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium, beritahu segera asisten
praktikum dan laboran. Segera hubungi pihak medis jika lukanya cukup serius.

BERSIAP-BERSIAPLAH
 Kenali lokasi alat pemadam kebakaran, showers (jika tersedia), selimut api (jika
tersedia) dan kran air bersih.
 Baca dan pahami prosedur percobaan sebelum Anda bekerja di laboratorium. Jka Anda
tidak mengerti, bertanyalah pada asisten praktikum. Bekerja tanpa memahami akan
mengakibatkan kecelakaan fatal!!

3. TATA ALIRAN KERJA DAN PENGATURAN LABORATORIUM


 Setelah masuk ke laboratorium, praktikan wajib mengikuti penjelasan dari asisten
praktikum dan telah mempelajari prosedur praktikum.
 Asisten akan membantu menyiapkan keperluan zat/pereaksi yang diperlukan untuk
percobaan pada hari tersebut.
 Selesai menerima penjelasan praktikum oleh asisten, praktikan kembali ke meja
masing-masing, dilanjutkan dengan pengambilan bahan-bahan kimia yang

Laboratorium Kimia Organik Page 3


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

diperlukan di tempat yang disediakan secara bergiliran. Kemudian pemasangan


peralatan, yang terlebih dahulu dibersihkan atau dikeringkan.

Bekerjalah dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
Bilamana menghadapi kesulitan atau keraguan, janganlah segan-segan untuk
menanyakan kepada asisten kelompoknya.
 Ada beberapa peralatan yang dipakai bersama dan akan diletakkan hanya pada
tempat-tempat yang telah ditentukan.
 Pengembalian semua alat yang dipinjam pada hari tersebut, harus dalam keadaan
bersih dan kering; asisten/petugas lab akan memeriksa keutuhan, kebersihan dan
jumlah alat-alat tersebut.
 Apabila praktikum telah selesai, praktikan wajib membersihkan dan merapikan
kembali tempat praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.

4. PERLENGKAPAN PRAKTIKAN
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali melakukan praktikum.
WAJIB!!!
 Membawa Katrol (Kartu Kontrol), Tugas pendahuluan (ditulis tangan, diberi nama,
NIM, kelompok dan kelas), membawa print out Laporan sementara percobaan di
minggu tersebut.
 Memakai jas lab dan APD lengkap.
 Berpakaian rapi dan sopan, menggunakan celana berbahan jeans, bersepatu (tidak
boleh pakai sandal) yang menutupi telapak kaki (tidak boleh flatshoes), menggunakan
kaos kaki panjang (diatas mata kaki), diharuskan mengikat rambut, bagi yang berhijab
hanya diperkenankan menggunakan hijab segiempat atau hijab langsung dan tidak
diperkenankan menggunakan perhiasan.
 Membawa bahan Wajib Individu dan kelompok.

Laboratorium Kimia Organik Page 4


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

BEBERAPA PERALATAN DI LABORATORIUM

Laboratorium Kimia Organik Page 5


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

Laboratorium Kimia Organik Page 6


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

Labu alas bulat leher satu Labu alas bulat leher dua Adaptor

Labu alas bulat leher tiga

Adaptor yang dapat


dihubungkan ke vakum Penghubung Claissen

Penghubung umum Labu isap

Kondensor Liebig

Corong Pisah Kolom Kromatografi

Magnetic Strirrer Hotplate

Corong Buchner
Labu
takar

Laboratorium Kimia Organik Page 7


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

FUNGSI-FUNGSI PERALATAN LABORATORIUM

No. Nama Alat Fungsi


1. Statif Untuk menopang dan menjaga posisi stabil peralatan
laboratorium
2. Klem buret untuk menjepit atau menyangga buret
3. Klem untuk menghubungkan statif dengan alat gelas lain
4. Klem ring untuk menjepit atau menyangga corong pisah
5. Segitiga keramik sebagai penyangga atau penahan wadah seperti menahan
krus saat proses pemanasan api langsung
6. Kawat kasa sebagai tempat meletakkan wadah dalam proses pemanasan
7. Tutup karet untuk mencegah kebocoran bahan kimia cair atau keluar
dari wadah
8. Spatula untuk pengambilan bahan dengan jumlah yang sedikit dan
berukuran kecil
9. Pipet tetes untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah
lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan dengan tingkat
ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah
10. Pemanas bunsen untuk pemanasan, sterilisasi, dan pembakaran
penyelaras api: untuk menyalakan api tunggal pada bunsen
11. Sikat tabung untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan
12. Pemegang krus sebagai alat untuk membantu memegang krus
13. Pemegang tabung sebagai alat untuk membantu memegang tabung misalnya
reaksi dalam waktu pemanasan, mereaksikan zat-zat yang merusak
kulit, dan sebagainya
14. Tabung reaksi sebagai tempat mereaksikan dua bahan kimia atau lebih
dalam jumlah yang kecil
15. Rak tabung reaksi sebagai wadah untuk meletakkan tabung reaksi
16. Buret Alat untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam analisis
kimia kuantitatif (tempat titran)
17. Gelas Kimia Wadah terjadinya reaksi
18. Bulb karet Alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada
pangkal pipet
19. Vial tertutup wadah untuk hasil dari cairan atau padatan yang diisolasi
20. Labu Erlenmeyer wadah dari bahan kimia cair
21. Gelas ukur alat untuk mengukur larutan kimia
22. Krus + tutup alat untuk mencegah gas atau cairan keluar dari wadahnya
selama percobaan
23. Botol semprot sebagai tempat peyimpanan aquadest
24. Desikator pengeringan bahan kimia dengan mengunakan zat
higrokopis
25. Pipet ukur alat untuk mengambil dan mengukur larutan dengan
ketelitian tertentu
26. Termometer Alat untuk mengukur suhu

Laboratorium Kimia Organik Page 8


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

Batang pengaduk kaca: alat untuk menghomogenkan larutan


atau padatan
27. Batang pengaduk Alat menghomogenkan padatan atau larutan
28. Botol timbang untuk menimbang padatan yang bersifat higroskopis
29. Corong kaca Sebagai alat bantu untuk memindah atau memasukkan
larutan ke wadah
30. Kaca Arloji wadah menimbang bahan kimia berupa pasta, padatan atau
bubuk
31. Corong hirsch Alat yang digunakan untuk penyaringan vakum
32. Labu alas bulat leher Digunakan untuk pemanasan atau penguapan cairan dengan
satu menggunakan alat pemanas seperti lampu Bunsen atau
pemanas mantel
33. Labu alas bulat leher Digunakan untuk distilasi fraksional, di mana kondensat
tiga dapat dikumpulkan dalam beberapa bagian terpisah
34. Labu alas bulat leher Biasanya digunakan untuk reaksi kimia di mana dua cairan
dua atau larutan dicampur dalam kondisi tertentu.
35. Adaptor Digunakan untuk menghubungkan peralatan laboratorium
yang berbeda, seperti menghubungkan labu dengan
kondensor atau alat penyaringan.
36. Adaptor yang bisa Digunakan untuk membuat sistem tertutup yang dapat
dihubungkan ke diberi vakum, sering digunakan dalam distilasi vakum atau
vakum filtrasi vakum.
37. Penghubung claissen Digunakan untuk menghubungkan dua labu atau alat lain
dengan tutup karet untuk membuat sistem tertutup.
38. Penghubung umum Digunakan untuk menghubungkan berbagai macam alat
laboratorium seperti pipa, tabung, atau kondensor.
39. Labu isap Digunakan dalam proses filtrasi untuk menghisap cairan
atau larutan melalui filter.
40. Corong pisah Digunakan untuk memisahkan dua cairan yang tidak larut
atau berbeda densitasnya.
41. Kondensor Liebig Digunakan untuk mengkondensasi uap cair menjadi cairan
kembali dengan efisien, sering digunakan dalam distilasi.
42. Kolom untuk Digunakan dalam proses kromatografi untuk memisahkan
kromatografi campuran zat berdasarkan perbedaan afinitas pada fase
diam dan fase gerak.
43. Magnetic strirrer Digunakan untuk mengaduk larutan atau reaksi kimia
hotplate dengan menggunakan pengaduk magnetik yang berputar di
bawah permukaan panas.
44. Corong buchner Digunakan dalam filtrasi vakum untuk memisahkan padatan
dari cairan dengan menghisap cairan melalui filter.
45. Labu takar/Labu Digunakan untuk mengukur volume cairan secara akurat,
volumetrik labu takar digunakan untuk mengukur volume yang lebih
kasar sedangkan labu volumetrik digunakan untuk
pengukuran yang lebih tepat.

Laboratorium Kimia Organik Page 9


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

RANGKAIAN ALAT DESTILASI SEDERHANA DAN BERTINGKAT

Destilasi sederhana adalah proses pemisahan dengan cara pemanasan campuran dan
komponen yang bersifat volatil menguap naik kemudian didinginkan sampai mengembun di
dinding kondensor. Prinsipnya didasarkan pada perbedaan titik didih dimana pada destilasi
sederhana sampel yang digunakan memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Destilasi
sederhana ini berlangsung ketika campuran naik dan didinginkan sampai mengembun di
dinding kondensor. Sedangkan destilasi bertingkat merupakan metode pemisahan fraksi dari
suatu sampel yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Destilasi bertingkat
adalah proses pemisahan dimana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan
diembunkan, terdapat kolom fraksionasi yaitu tempat terjadinya pemisahan 2 fraksi dari
suatu sampel.
RANGKAIAN ALAT DESTILASI SEDERHANA

No. Nama rangkaian Alat Fungsi


1. Heat Mantle Sebagai alat pemanasan secara merata
2. Labu alas bulat leher 3 Sebagai wadah larutan
3. Sumbat kaca Penyumbat labu alas datar leher tiga agar gas tidak
keluar
4. Klem Untuk menjepit leher destilasi dan kondensor liebig
agar tidak goyah dan jatuh
5. Leher destilasi Sebagai penghubung antara labu alas bulat leher 3
dengan termometer dan kondensor liebig.
6. Termometer Alat pengukur suhu uap
7. Kondensor Liebig Sebagai tempat terjadiny peristiwa kondensasi
8. Tiang statif Untuk menyangga atau menopang alat destilasi
9. Tempat selang masuk Tempat masuknya aliran air dingin
10. Tempat selang keluar Tempat keluarnya aliran air dingin
11. Erlenmeyer Wadah penampung destilat

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

RANGKAIAN ALAT DESTILASI BERTINGKAT

No. Nama rangkaian Alat Fungsi


1. Heat Mantle Sebagai alat pemanasan secara merata
2. Labu alas bulat leher 3 Sebagai wadah larutan
3. Sumbat kaca Penyumbat labu alas datar leher tiga agar gas tidak
keluar
4. Klem Untuk menjepit leher destilasi dan kondensor liebig
agar tidak goyah dan jatuh
5. Leher destilasi Sebagai penghubung antara kolom fraksinasi dengan
termometer dan kondensor liebig.
6. Termometer Alat pengukur suhu uap
7. Kondensor Liebig Sebagai tempat terjadiny peristiwa kondensasi
8. Tiang statif Untuk menyangga atau menopang alat destilasi
9. Tempat selang masuk Tempat masuknya aliran air dingin
10. Tempat selang keluar Tempat keluarnya aliran air dingin
11. Erlenmeyer Wadah penampung destilat
12. Kolom fraksinasi Memisahkan dua fraksi dari sampel dengan titik didih
yang berdekatan

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

RANGKAIAN ALAT DESTILASI STAHL

No. Nama rangkaian Alat Fungsi


1. Heat Mantle Sebagai alat pemanasan secara merata
2. Labu alas bulat leher 1 Sebagai wadah sampel
3. Leher Penghubung Sebagai penghubung antara kolom pemisah dan ketel
uap
4. Tiang Statif Untuk menyangga atau menopang alat
5. Klem Untuk menjepit leher destilasi dan kondensor liebig
agar tidak goyah dan jatuh
6. Ketel Uap Sebagai pengatur tekanan didalam alat
7. Katup Alat pembuka tekanan
8. Kondensor Corong Pemisah Sebagai tempat uap air mengikat minyak atsiri
9. Klem Untuk menjepit leher destilasi dan kondensor liebig
agar tidak goyah dan jatuh
10. Kondensor Liebig Sebagai tempat terjadiny peristiwa kondensasi
11. Tempat selang keluar Tempat keluarnya aliran air dingin
12. Tempat selang masuk Tempat masuknya aliran air dingin
13. Erlenmeyer Wadah penampung destilat
14. Kaki Tiga Penyanggah Erlenmeyer

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

RANGKAIAN ALAT SOKLETASI

Sokletasi adalah suatu metode pemisahan komponen yang terdapat dalam sampel
padat dengan cara ekstraksi berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua
komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna.

No. Nama rangkaian Alat Fungsi


1. Heat Mantle Sebagai alat pemanasan secara merata
2. Labu alas bulat leher satu Sebagai wadah pelarut
3. Pipa kapiler besar Sebagai jalur uap pelarut dari labu alas bulat leher
satu menuju kondensor bola
4. Pipa kapiler kecil Sebagai tempat lewatnya pelarut dan zat terlarut dari
tabung soklet menuju labu alas bulat leher satu
5. Tabung soklet Sebagai tempat diletakkannya sampel yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya sokletasi
6. Kondensor bola Tempat terjadinya kondensasi atau berubahnya
wujud uap menjadi cair
7. Tiang statif Untuk menyangga atau menopang alat soklet
8. Klem Untuk menjepit tabung soklet dengan kondensor bola
agar tetap lurus dan tidak jatuh
9. Tempat selang masuk Tempat masuknya aliran air dingin
10. Tempat selang keluar Tempat keluarnya aliran air dingin
11. Colokan Agar heat mantle dapat menyala

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

RANGKAIAN ALAT REFLUKS

Refluks merupakan Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan
berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industri dan
laboratorium. Refluks juga digunakan dalam bidang kimia untuk memasok energi pada reaksi
untuk waktu yang panjang.

No. Nama rangkaian Alat Fungsi


1. Hot Plate Sebagai alat pemanasan secara merata dan
pengadulan secara mekanik
2. Labu alas datar leher 3 Wadah menghomogenkan dan wadah sampel
3. Sumbat kaca Penyumbat labu alas datar leher tiga agar gas tidak
keluar
4. Klem Untuk menjepit kodensor bola agar rangkaian alat
refluks tidak goyak dan jatuh
5. Termometer Alat pengukur suhu larutan
6. Kondensor bola Tempat terjadinya kondensasi atau berubahnya
wujud uap menjadi cair
7. Pipa CaCl2 Berisi CaCl2 yang bersifat higroskopis yang berfungsi
untuk menangkap uap air agar tidak mengganggu
proses refluks
8. Tiang statif Untuk menyangga atau menopang alat refluks
9. Wadah kaca Berisi air atau minyak agar pemanasan pada labu alas
datar leher 3 berlangsung secara merata

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERCOBAAN I

I. Judul Percobaan : Identifikasi Senyawa Alkana Alkena Alkuna


II. Tujuan Percobaan :
– Mengidentifikasi perbedaan senyawa alkana, alkena dan alkuna
– Mengetahui sifat fisik dan kimia dari alkana, alkena dan alkuna
– Mengetahui reaksi kimia senyawa alkana, alkena dan alkuna

III. Dasar Teori


Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi yang
dikandungnya. Gugus fungsi merupakan sekelompok atom yang menyebabkan perilaku
kimia molekul induk. Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa
hidrokarbon yaitu, senyawa yang hanya terdiri dari atom hidrogen dan karbon (Chang,
2003). Sumber hidrokarbon berasal dari gas alam, minyak bumi dan batu bara (Fessenden &
Fessenden, 1982).
Hidrokarbon dibedakan menjadi 3 yaitu alifatik, alisiklik, dan aromatik. Hidrokarbon
alifatik merupakan atom-atom karbon yang berikatan satu sama lain membentuk rantai dan
merupakan seri homolog dari molekul CH 2, senyawa ini dapat berupa alkana, alkena, dan
alkuna. Hidrokarbon alisiklik merupakan atom-atom karbon yang berikatan membentuk
seperti cincin. Sedangkan, hidrokarbon aromatik merupakan senyawa yang memiliki cincin
benzene dengan 6 atom karbon dan 1 atom hidrogen pada setiap karbon serta bersifat toksit
dan kasinogen.
Alkana adalah golongan hidrokarbon yang hanya terdapat ikatan kovalen tunggal
(Petrucci, 1943). Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+n dan deret alkana mempunyai
ikatan-ikatan karbon jenuh yang terhibridisasi sp 3 sehingga alkana juga disebut sebagai deret
hidrokarbon jenuh (paraffin).
Alkena adalah golongan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap 2
pada atom C dengan rumus umum CnH2n (Sitorus, 2010). Alkena terhibridisasi sp2 dan
mempunyai kemampuan menyerap lagi molekul H untuk membentuk alkana. Alkena mudah
bereaksi dengan elektrofil karena mengandung densitas elektron yang tinggi diatas dan
dibawah bidang yang mengandung ke empat substituen (Harwood, 2008).
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai 2 ikatan phi dan 1 ikatan
sigma dengan rumus umum CnH2n-n. Alkuna mempunyai panjang ikatan yang lebih pendek
daripada panjang ikatan alkana dan alkena (Riswiyanto, 2009). Alkuna sangan reaktif,
mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari alkana dan alkena dengan jumlah atom C yang
sama dan terhibridisasi sp (Harwood, 2008).

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu cawan petri, kaki tiga, korek api,
pipet tetes, rak tabung reaksi, dan tabung reaksi.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu (H2SO4), kalium
permanganat (KMnO4), kloroform (CHCl3), n-heksana (C6H14), paraffin (CnH2n+2)
dan sikloheksena (C6H12).

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

V. Prosedur Percobaan
A. Sifat Fisik Hidrokarbon
 Kelarutan dan Densitas dalam Air
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Setelah itu, ditambahlan 5 tetes akuades kedalam masing-masing tabung reaksi
dan diamati perubahan yang terjadi. Kemudian tabung dikocok lalu diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi. Setelah itu tabung reaksi disimpan untuk
dibandingkan dengan percobaan berikutnya.
– Kelarutan dan Densitas dalam Air
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Setelah itu ditambahlan 5 tetes kloroform kedalam masing-masing tabung reaksi
dan diamati perubahan yang terjadi. Kemudian tabung dikocok lalu diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi. Setelah itu tabung reaksi pada percobaan ini
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya.
B. Sifat Kimia Hidrokarbon Pembakaran
Masing-masing dari sampel yaitu, n-heksana, sikloheksena, toluena, paraffin, dan
benzena sebanyak 5 tetes ditambahkan ke dalam kaca arloji, kemudian dibakar
dengan korek api. Setelah itu, warna api dan asap yang terbentuk diamati dan
dicatat untuk masing-masing senyawa yang diuji.
C. Uji KMnO4
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Setelah itu, ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% KMnO 4 dan dihomogenkan
untuk setiap penetesan. Jumlah tetesan 1% KMnO 4 dihitung hingga warnanya
tetap ada dan tidak hilang (penambahan tidak lebih dari 10 tetes).
D. Uji H2SO4
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Kemudian dilakukan percobaan satu per satu pada setiap tabung dan ditambahkan
3 tetes H2SO4 pekat kedalam tabung. Tabung dipegang dan dirasakan apakah
terjadi perubahan suhu. Setelah perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

VI. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan senyawa alkana, alkena dan alkuna !
2. Sebutkan dan jelaskan perbedaan dari senyawa alkana, alkena dan alkuna (min.5)!
3. Tuliskan struktur serta rumus molekul dari n-heksana, sikloheksena dan paraffin.!
4. Sebutkan sifat fisik dan kimia dari n-heksana, sikloheksena dan paraffin (min 5)

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERCOBAAN II

I. Judul Percobaan : Substitusi Senyawa Turunan Benzene


II. Tujuan Percobaan :
– Mengetahui definisi, struktur umum, sifat fisik dan sifat kimia senyawa aromatik.
– Mengetahui reaksi kimia nitrasi pada senyawa aromatik.

III. Dasar Teori


Senyawa aromatik adalah senyawa kimia yang terdiri dari sistem cincin planar
terkonjugasi disertai awan elektron π yang terdelokalisasi sebagai pengganti ikatan rangkap
dan tunggal yang berselang-seling. Ini juga disebut aromatik atau arena. Contoh senyawa
aromatik adalah toluena dan benzena. Senyawa aromatik memerlukan pemenuhan aturan
Huckel. Tumbuhan dan mikroorganisme memiliki jalur eksklusif menuju senyawa cincin
benzena. Oleh karena itu, sebagian besar senyawa aromatik di alam diproduksi oleh
tumbuhan dan mikroorganisme.
Pada senyawa aromatik terdapat salah satu reaksi kimia yang sering dikenal dengan
nitrasi. Reaksi nitrasi merupakan reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus
nitro (NO2) pada senyawa.. Reaksi nitrasi pada senyawa aromatik terjadi dalam fase cair,
pada umumnya berupa senyawa benzena beserta turunannya, senyawa naftalen beserta
turunannya. Salah satun senyawa aromatik adalah toluena, atau disebut metilbenzena
ataupun fenilmetana, adalah senyawa yang bersifat yang tidak larut dalam air, tidak
berwarna.
Toluena adalah cairan bening tidak berwarna dengan bau seperti benzena. Rumus
kimia toluena dapat ditulis sebagai C6H5CH3. Toluena adalah senyawa alami yang terutama
berasal dari proses minyak bumi atau petrokimia dan komponen umum dalam bensin, lem,
dan produk cat. Toluena merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak larut dalam air, dan
berbau seperti pengencer cat. Ini adalah cairan tak berwarna tersubstitusi tunggal, terdiri
dari gugus CH3 yang terikat pada gugus fenil.
Klorobenzene adalah senyawa turunan dari benzene berbentuk cairan tidak berwarna
yang memiliki rumus molekul (C6H5Cl). Klorobenzene adalah produk setengah jadi yang
banyak digunakan dalam industri kimia baik sebagai bahan baku dan bahan pembantu.
Klorobenzene dapat bercampur dengan semua pelarut organik yang umum digunakan.
Klorobenzena digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida, pembuatan fenol, produk
antara pembuatan nitroklorobenzena dan difeniloksida (bahan baku industri pembuatan
herbisida, zat warna dan karet) dan digunakan sebagai bahan pelarut kimia organik sebagai
pelarut cat. Metil Benzoat merupakan senyawa organik ester dengan rumus kimia C8H8O2.
Nama
Lain dari metil benzoat adalah methyl benzenecarboxylate atau disebut juga sebagai benzoic
acid methyl ester dan niobe oil. Senyawa ini berbentuk cairan tidak berwarna, larut dalam
alkohol namun tidak larut dalam air, serta memiliki aroma yang khas dengan BM sebesar
136,15 gram/mol.
Nitrobenzena (C6H5NO2) merupakan senyawa aromatik yang dalam keadaan
atmosferis berupa cairan berwarna kuning pucat hingga kuning kecoklatan. Sekitar 95%
nitrobenzena yang dihasilkan di dunia digunakan sebagai bahan baku pembuatan anilin
(C6H5NH2). Selain itu, nitrobenzena juga digunakan sebagai pelarut dan bahan pembuat

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I
senyawa kimia turunan lainnya. Nitrobenzene disiapkan melalui nitrasi benzena dengan
campuran asam sulfat pekat, air, dan asam nitrat. Campuran ini kadang-kadang disebut
"campuran asam".

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

Bentuk khas reaksi kimia nitrasi dimana “asam campuran” yaitu campuran dari asam
nitrat pekat dan asam sulfat pekat. Reaksi antar campuran menghasilkan pembentukan ion
nitronium (NO2+), yang merupakan spesies aktif dalam nitrasi aromatik. Selama proses
nitrasi asam campuran, asam sulfat bertindak sebagai katalis dan penyerap air. Dalam kasus
nitrasi benzena, reaksi biasanya dilakukan pada suhu hangat 50°C. Proses tersebut
merupakan contoh substitusi aromatik elektrofilik.
Reaksi substitusi pada atom karbon alifatik umumnya bersifat nukleofilik dan reaksi
substitusi aromatik bersifat elektrofilik. Mekanisme reaksi substitusi aromatik elektrofilik
dapat dilihat sebagai berikut:

Reaksi tahap I menunjukkan benzene mendonorkan pasangan elektron bebas (PEB)


pada spesi elektrofilik (E'), menghasilkan intermediat karbokation, ion arenium. Reaksi tahap
2 melalui eliminasi sebuah proton dari ion arenium menghasilkan benzene tersubstitusi.
Reaksi monosubstitusi aromatik elektrofilik pada benzene dapat berjalan lambat atau
cepat. Gugus pensubstitusi yang meningkatkan laju reaksi disebut gugus pengaktivasi. Semua
gugus yang mengaktivasi cincin aromatik melalui dorongan elektron adalah pengarah orto-
para. Subtituen penarik elektron umumnya pengarah meta. Klasifikasi gugus pengarah orto,
meta, dan para dapat dilihat sebagai berikut :

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu labu erlenmeyer, pipet tetes,
gelas beker, gelas ukur, dan penangas es.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu aquades, toluene,
klorobenzena, metil benzoat, nitrobenzene, H2SO4(p), HNO3(p), dan es batu.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

V. Prosedur Percobaan
A. Nitrasi Toluena
Sebanyak 3 mL toluena dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang telah
berisi 6 mL H2SO4(p). Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak
terasa panas. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer
selama 10 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H 2SO4(p) dan 2 mL HNO3(p)
ke dalam erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk.
Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar
pengamatan hasil percobaan.
B. Nitrasi Klorobenzene
Sebanyak 2,25 mL klorobenzene dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang
telah berisi 6 mL H2SO4(p). Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga
tidak terasa panas. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan
erlenmeyer selama 10 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4(p) dan
2 mL HNO3(p) ke dalam erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es sambil
diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada
lembar pengamatan hasil percobaan.
C. Nitrasi Metil Benzoat
Sebanyak 1,5 mL metil benzoat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang
telah berisi 4 mL H2SO4(p). Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga
tidak terasa panas. Ditambahkan 2 mL HNO 3(p) tetes demi tetes ke dalam campuran
reaksi yang masih berada dalam penangas es, diaduk campuran reaksi dengan
menggoyangkan erlenmeyer. Dilanjutkan pendinginan selama 5 menit. Diamati
dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan
hasil percobaan.
D. Nitrasi Nitrobenzene
Sebanyak 2,25 mL nitrobenzene dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang
telah berisi 6 mL H2SO4(p). Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan
erlenmeyer selama 20 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4(p) dan
2 mL HNO3(p) ke dalam erlenmeyer sambil diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat
setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil percobaan.

VI. Tugas Pendahuluan


1.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan substitusi nukleofilik (SN1 dan SN2) dan
substitusi elektrofilik beserta contoh mekanisme reaksinya!
2.
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa
aromatis beserta contoh mekanisme reaksinya!
3.
Sebutkan dan jelaskan senyawa turunan benzene beserta struktur umumnya
(minimal 5)!
4.
Sebutkan sifat fisik dan kimia dari senyawa toluene, klorobenzene, metil benzoate,
dan nitrobenzene (masing-masing min 5)!

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERCOBAAN III

I. Judul Percobaan : Pembuatan Asam Pikrat dari Fenol


II. Tujuan Percobaan :
– Mengetahui reaksi-reaksi dalam pembuatan asam pikrat dari fenol dan mengetahui
karakteristik dari asam pikrat.

III. Dasar Teori


Asam pikrat (2,4,6-trinitrofenol) adalah asam dengan rumus molekul C 6H3N3O7 dan
rumus struktur singkat C6H2(OH)(NO2)3; digunakan untuk membuat bahan peledak dan
untuk pencelupan (pada industri tekstil) T.1 122oC; d.1 8 (Mulyono, 2009). Asam ini juga
ammoniumpicrate disebut carbazoate piconitrate ammonium atau bahan peledak. Asam
pikrat ini juga diproduksi dari turunan fenol seperti salisilat dan asama asetil salisilat.
Prosedur percobaan ini sama persis dengan yang telah diuraikan diatas, kecuali jumlah yang
lebih kecil dari salisilik (0,6 gram per 1 mL H 2SO4 dan 1,5 mL HNO3) yang dugunakan. Asam
Pikrat digunakan dalam baterai listrik, industri tekstil, tinta, cat, pembuatan kaca berwarna,
sebagai reagen laboratorium serta pada bahan peledak. Ini terdiri dari warna kuning pucat,
tidak berbau dan kristal sangat pahit berbentuk padatan (Leonard, 2010).
Dalam pembuatan asam pikrat, digunakan fenol sebagai bahan baku. Dimana fenol
mengalami resonansi. Resonansi selalu merupakan faktor pemantap. Selisih energi antara
molekul atau ion yang sebenarnya (Hibrida resonansi) dan molekul atau ion yang dianggap
terbaik dari struktur resonansi dikenal sebagai energi resonansi atau energi pengawal
tempatan. Dimana asam nitrat dapat digantikan dengan penambahan 15 gram natrium nitrat
per 80 mL H2SO4. Dengan sistem nitrasi NaNO3/H2SO4 tanpa pendingin eksternal yang mana
menghasilkan asam pikrat (2,4,6-trinitrofenol).
Nitrasi adalah reaksi kimia umum dimana gugus nitro dimasukkan pada sebuah
senyawa kimia organik. Contoh sederhana dari nitrasi adalah pengubahan gliserin menjadi
nitrogliserin pengubahan toluena menjadi trinitrotoluena, dimana keduanya menggunakan
asam nitrat dan asam sulfat. Nitrasi aromatik terjadi pada senyawa organik aromatik melalui
mekanisme substitusi elektrofilik aromatik (Anonim, 2007).
Nitrasi merupakan reaksi yang melibatkan asam nitrat dan salah satu contohnya
adalah pembuatan asam pikrat kuat, dimana asam pikrat ini adalah merupakan suatu
turunan dari fenol dengan nama lain 2,4,6-trinitrifenol, yang dihasilkan dari reaksi nitrasi
fenol dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat, sehingga menghasilkan suatu kristal
kuning yang disebut asam pikrat (Anonim, 2007b). Untuk menghilangkan teroksidasinya
fenol oleh HNO3, maka terlebih dahulu asam sulfat pekat harus dimasukkan sebagai katalis
untuk mengaktifkan fenol. Pada proses nitrasi akan terjadi reaksi hebat, terbentuk asap
berwarna merah yaitu gas nitrit (NO2) yang berbahaya. Reaksi nitrasi selesai dengan tidak
ada lagi asap berwarna merah (gas NO2) tersebut.
Fenol dioksidasi oleh asam nitrat dalam suasana asam. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi nitrasi yang menghasilkan asam pikrat sebagai turunan dari fenol. Asam pikrat adalah
senyawa kimia yang bersifat eksplosive. terbentuk karena reaksi antara Fenol dan asam
nitrat hingga menghasilkan 2,4,6-trinitrofenol.
Asam pikrat adalah kristal putih kekuningan. Dalam suhu 20°C kelarutan dalam air
sedikit larut (dalam 100 g air melarutkan 1,1 g TNF), dan sedikit hydroskopic. Asam pikrat
juga larut baik dalam pelarut organik terutama aseton (43 gram dalam 100 g pada 25°C),

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

metanol (21 gram dalam 100 g pada 25°C), sedikit larut dalam asam sulfat dan asam nitrat
pada suhu kamar, kelarutan meningkat seiring dengan temperatur . Ketika dipanaskan di
atas titik leleh (122.5°C) asam pikrat akan menyublim. Asam pikrat terdapat di alam dan
relatif stabil. Asam pikrat dapat menghasilkan pikrá ty (garam dari asam picric), yang sangat
sensitif dan menyebabkan ledakan. Dengan peningkatan berat atom logam sensitivitas
meningkat. Para logam direaksikan dengan air atau dalam keadaan cair juga menghasilkan
pikrá t. Asam Picrat juga dapat menghasilkan ester, misalnya Trinitroanisol dan
trinitrofenetol.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatan dengan cincin fenil.
Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml.
Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan
ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem
aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan
proses Raschig, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat
digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan
pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang,
triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga berfungsi
dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan
lainnya). Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit
yang terbuka. Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati dengan
disuntikkan ke jantung sehingga mengakibatkan kematian langsung.
Rumus molekul asam pikrat sebagai berikut:

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu serangkaian alat refluks, gelas
kimia 250 mL, gelas ukur, magnetic stirrer, hot plate, wadah kaca, corong pisah,
oven
B. Bahan

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu fenol, H 2SO4 pekat, HNO3
pekat, Etanol 95%, Aquades, kertas saring, es batu, garam.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

V. Prosedur Percobaan
Metode I
Timbang kedalam gelas kimia 250 mL 3,75 gram fenol, tambahkan 10 mL H 2SO4
pekat. Kemudian panaskan pada suhu 70OC – 80OC dalam penangas air selama 30 menit
sambil distirrer. Kemudian didinginkan dalam air es. Ditambahkan 11 mL HNO 3 pekat
perlahan-lahan, (lakukan dalam lemari asam). Cairan segera diaduk sampai tercampur
homogen. Diamkan beberapa saat, maka akan terjadi reaksi hebat dan terbentuk uap
coklat (hati-hati uap beracun). Dipanaskan selama 1 jam pada suhu 70 OC – 80OC
dengan menggunakan penangas air sambil distirrer di dalam lemari asam sampai uap
coklat hilang. Ditambahkan ke dalamnya 25 mL air dingin. Dinginkan dalam air es.
Disaring kristal sambil dicuci dengan aquadest. Rekristalisasi dengan menggunakan
pelarut campuran air dan alcohol (1:2). Dibutuhkan sekitar 65 ml campuran. Saring
dan keringkan.
Metode II
Timbang sekitar 3,75 gram fenol, masukkan dalam gelas beker yang telah tertutup
dengan alumunium foil, selanjutnya rangkai alat refluks, digunakan panci sebagai
wadah labu alas datar, kemudian masukkan es batu dalam panci hingga labu alas datar
tertutupi oleh es batu dan taburkan garam. Selanjutnya masukkan fenol dalam labu
alas datar melalui salah satu lehernya. Kemudian nyalakan stirrer dan kristalkan
kembali fenol selama 30 menit hingga labu alas datar mengembun. Tambahkan
kembali es batu dalam panci jika es batu sebelumnya telah mencair. Masukkan 10 mL
H2SO4(p) melalui salah satu bagian leher labu alas datar atau melalui kondensor bola,
homogenkan selama 5 menit. Ganti panci dengan wadah kaca yang berisi air sebagai
wadah untuk refluks. Nyalakan magnetic stirrer dan pemanas pada suhu 70 OC – 80OC
selama ± 1 jam, lalu dinginkan labu alas datar. Selanjutnya siapkan panci yang telah
berisi es batu kembali, tutupi lanu alas datar dengan es batu. Ukur suhu dalam labu
alas bulat hingga suhu ≤5oC. Matikan magnetic stirrer dan ditambahkan 11 mL HNO3(p)
melalui kondensor bola secara perlahan-lahan. Ganti sumbat karet atau pipa CaCl 2
dengan tisu, lalu nyalakan magnetik stirrer dengan mengatur kecepatan stirrer dan
refluks selama ± 2 jam pada suhu 70OC – 80OC. Tambahkan 25 ml aquades dingin dalam
labu alas datar, lalu saring. Cuci labu alas datar dengan 50 mL etanol dan 100 mL
aquades, saring kembali, keringkan residu yang telah diproses dalam oven. Amati
residu yang telah diperoleh dan hitung persen rendemen asam pikrat yang diperoleh.

VI. Tugas Pendahuluan


1. Apa yang kalian ketahui mengenai elektrofilik, nukleofilik, SN1, SN2, gugus
pergi yang baik dan gugus dating yang baik, serta gugus pengeksitasi dan
pendeaktifasi pada fenol maupun benzen
2. Apa yang kalian ketahui tentang reaksi sulfonasi dan reaksi nitrasi
3. Sebutkan sifat-sifat fisika dan kimia asam pikrat beserta turunannya
4. Jelaskan mengapa dalam proses pembuatan asam pikrat terlebih dahulu
dilakukan proses sulfonasi baru ke nitrasi
5. Mengapa pada pembentukan asam pikrat gugus nitro masuk ke posisi orto
dan para, Jelaskan !

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERCOBAAN IV

I. Judul Percobaan : IDENTIFIKASI SENYAWA ALKIL HALIDA


II. Tujuan Percobaan :
- Mahasiswa mampu menentukan pengaruh pelarut terhadap kereaktifan terjadinya
reaksi SN1
- Mahasiswa mampu menentukan pengaruh senyawa terhadap kereaktifan terjadinya
reaksi SN1 dan SN2

III. Dasar teori


Reaksi substitusi adalah suatu reaksi penggantian gugus fungsional pada senyawa
kimia tertentu dengan gugus fungsional yang lain. Dalam kimia organik, terdapat dua reaksi
substitusi yang banyak digunakan. Bila reaksi substitusi melibatkan nukleofil, maka reaksi
disebut reaksi nukleofilik (Sn), dimana S menyatakan substitusi dan N menyatakan
nukleofilik. Substitusi nukleofilik terjadi ketika reagen yang berperan adalah suatu nukleofil.
Nukleofil adalah molekul yang dapat menyumbangkan sepasang elektron membentuk ikatan
kimia dalam reaksi. Nukleofil adalah molekul yang dapat menyumbangkan sepasang elektron
membentuk ikatan kimia dalam reaksi. Suatu nukleofil bereaksi ueguap zat alifatik pada
reaksi substitusi nukleofilik allfatik. Reaksi substitusi ini dapat melalui dua macam
mekanisme, yaitu SN1 dan SN2. Suatu alkil halida, R-X (dengan X=halogen), bertindak sebagai
reaktan atau 'substrat' di dalam hampir semua reaksi substitusi nukleofilik. Reaksi substitusi
alkil halida dengan nukleofil dapat terjadi oleh suatu jalur S N1 atau jalur SN2. Ketika zat yang
bereaksi merupakan senyawa aromatik, maka reaksi yang terjadi disebut dengan reaksi
substitusi nukleofilik aromatik. Turunan asam karboksilat bereaksi dengan nukleofil dalam
substitusi asil nukleofilik.
Dalam mekanisme SN1, ikatan C-halogen yang pertama kali putus, dan menghasilkan
suatu karbokation, yang kemudian bereaksi dengan suatu pelarut yang bersifat nukleofilik
untuk membentuk ikatan baru. Fokus dari mekanisme ini adalah pada tahap pertama, yaitu
pembentukan suatu karbokation dan ion halida,sehingga rekasi S N1 disebut sebagai reaksi
solvolisis. Semakin tersubstitusi suatu karbokation, maka semakin stabil karbokation
tersebut (mengarah pada semakin cepatnya reaksi bila karbokationnya semakin banyak
tersubstitusi). Pelarut yang baik digunakan pada reaksi S N1 adalah pelarut dengan sifat
polarisasi dielektrik yang tinggi untuk menstabilkan ion-ion yang terbentuk sehingga
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk membentuk ion-ion tersebut. Proses SN2
merupakan suatu reaksi penggantian gugus fungsi dalam senyawa, oleh suatu nukleofil, Nu: -,
yang mendekati substrat dari arah yang berlawanan dengan ikatan C-Y, seiring dengan
lepasnya anion Y. Laju reaksi SN2 meningkat dengan bertambahnya nukleofilisitas spesies
penyerang. Nukleofil yang lazim baiknya adalah -HO, -OR, -CN dan I- (merupakan nukleofil
yang kuat). Mekanisme reaksi lebih menyukai apabila substrat memiliki struktur terbuka dan
tak terhalangi dari serangan nukleofil. Rintangan yang meningkat disekitar karbon yang
terhalogenasi mengurangi laju reaksi SN2 sehingga secara progresif, urutan kereaktifan
substrat yang makin berkurang terhadap mekanisme reaksi SN2 adalah alkil halida 10, 20 dan
30. Pelarut yabg digunakan pada reaksi SN2 adalah pelarut yang bersifat aprotik.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu: Kertas label, Pipet tetes, Pipet
volume 2 ml, Rak tabung reaksi, Rubber bulb, Stopwatch dan Tabung reaksi.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu: Larutan Etanol 96%,
Larutan 1 – butanol, Larutan 2 – butanol, Larutan 2 – propanol, Larutan AgNO₃
0,1 M dalam etanol 95%, Larutan HNO3 1 M, Larutan Natrium Hidroksida, Larutan
Natrium Iodida 15% dalam aseton, Larutan Indikator pp, Larutan pereaksi Lucas
dan Larutan Sikloheksanol.

V. Prosedur Percobaan
A. Reaksi Lucas
Disiapkan tabung reaksi dan beri label sesuai dengan sampel. Dimasukkan
pereaksi lucas sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi. Dimasukkan 4-5 tetes
senyawa/sampel yang digunakan. Dihomogenkan dan dicatat waktu yang
dibutuhkan hingga campuran menjadi keruh. Dilakukan perlakuan yang sama
pada senyawa/sampel lainnya.
B. Uji Perak Nitrat
Disiapkan tabung reaksi dan beri label sesuai dengan sampel. Dimasukkan
pereaksi AgNO3 95% sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi. Dimasukkan 1 tetes
larutan pereaksi Lucas dari percobaan sebelumnya. Dicatat waktu saat mulai
penambahan sampai menjadi keruh dan membentuk endapan. Diamati sampai
adanya perubahan. Jika tidak terjadi perubahan maka larutan tersebut
dipanaskan dan ditambahkan 3 tetes HNO₃ 1 M.
C. Uji Natrium Iodida
Disiapkan tabung reaksi dan beri label sesuai dengan sampel. Dimasukkan
larutan NaI 15% sebanyak 1 mL kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes
larutan Lucas dari percobaan sebelumnya. Diamati.

VI. Tugas Pendahuluan


1. Apa yang dimaksud dengan alkil halida!
2. Apa perbedaan antara alkil halida primer, sekunder dan tersier?
3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dari senyawa haloalkana!
4. Sebutkan sifat fisik dan kimia dari bahan-bahan yang digunakan! (min. 5)
5. Apa saja kegunaan dan pemanfaatan senyawa haloalkana dalam kehidupan
sehari-hari?

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERCOBAAN V

I. Judul Percobaan : Pembuatan Iodoform dari Aseton


II. Tujuan Percobaan :
– Mengetahui peranan reaksi subtitusi nukleofilik dalam pembentukan iodoform
– Mengetahui karakteristik dari iodoform yang akan dihasilkan

III. Dasar Teori


Atom karbon ujung alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini rentan
terhadap (susceptible, mudah diserang oleh anion). Serangan oleh anion dan spesi lain apa
saja yang mempunyai pasangan elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya
dihasilkan reaksi subtitusi suatu reaksi dimana suatu atom, ion atau gugus disubtitusikan
untuk (menggantikan) atom, ion, atau gugus lain.
Dalam reaksi subtitusi alkil halide, halide itu disebut gugus pergi (leaving group) suatu
istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom
karbon. lon halida merupakan gugus pergi baik, karena ion-ion ini merupakan basa yang
sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH, bukan gugus pergi yang baik.
Spesi (Species) yang menyerang suatu alkil halide dalam suatu reaksi subtitusi disebut
nuklefil (nucleophile. "pecinta nucleus"), sering dilambangkan Nu. Umumnya, sebuah
nukleofil ialah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat positif; jadi sebuah nukleofil adalah
suatu basa lewis. Kebanyakan nukleofil adalah anion; namun, beberapa molekul polar yang
netral seperti H₂O, CH3OH dan CH₂H₂ dapat juga bertindak sebagai nukleofil. Molekul netral
ini memiliki pasangan-pasangan electron menyendiri, yang dapat digunakan untuk
membentuk ikatan sigma. Subtitusi oleh nukleofil disebut subtitusi nukleofil atau pergantian
nukleofil (nucleophilic displacement).
Lawan nukleofil adalah elektrofil ("pencinta electron") sering dilambangkan dengan E.
Suatu elektrofil ialah spesi apa saja yang tertarik ke suatu pusat negatif. Jadi suatu elektrofil
adalah asam lewis.
lodoform merupakan salah satu haloform yang berbentuk kristal berwarna kuning dan
bersifat sedikit larut dalam air. Secara umum haloform dibentuk dari senyawa dengan rumus
kimia CH3CO-H atau CH3CO-R. Senyawa hidrogen dari gugus metil disubstitusi dengan tiga
atom iodin membentuk senyawa triodoacetone. Reaksi ini menyebabkan senyawa karbon
yang berikatan dengan ketiga atom iodin dan senyawa karbon yang berikatan dengan
oksigen berubah menjadi senyawa elektrofil (pencinta elektron). Senyawa nukleofil akan
menyerang senyawa karbon pada triodoacetone (elektrofil) yang menyebabkan Cl3,
meninggalkan keton, memperoleh proton, dan membentuk senyawa iodoform (CHI3).
lodoform merupakan senyawa kimia yang dapat disintesis berdasarkan reaksi
halogenasi, dengan bahan dasar iodium yang direaksikan dengan aseton dan menggunakan
bantuan natrium hidroksida. Prinsip dari reaksi pembentukan iodoform adalah berdasarkan
reaksi halogenasi yaitu dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas dari halogen.
lodoform merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang farmasi
sebagai desinfektan dan antiseptik Antiseptik merupakan zat yang bekerja bakteriostatik,
biasanya dipakai pada infeksi bakteri pada kulit, mukosa dan melawan bakteri pada luka.
Sedangkan desinfektan merupakan zat yang bekerja bakterisid, digunakan untuk
membebaskan ruang dan pakaian dari mikroba. lodoform kadang-kadang sebagai antiseptic
dan desinfektan di bidang kedokteran gigi.
Laboratorium Kimia Organik Page
Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

Karena kegunaannya yang cukup luas itulah alasan mengapa setiap mahasiswa farmasi
dituntun untuk mengetahui dan memahami reaksi pembentukan iodoform tersebut. Pada
percobaan ini dilakukan sintesis iodoform. Untuk menghasilkan iodoform murni.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah pensintesisan lodoform dengan mereaksikan
iodium dan aseton dengan penambahan NaOH sedikit demi sedikit hingga terbentuk kristal
kuning.

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu bulp, rubber bulp, botol semprot,
corong Buchner, Erlenmeyer, pompa vakum, gelas kimia, gelas ukur 100 mL, hot
plate, wadah kaca, spatula lab, batang pengaduk, neraca analitik, kaca arloji, pipet
tetes, pipet ukur 10 mL, tiang statif, klem, cawan petri, oven, desikator.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu aquades, aseton, etanol,
larutan NaOH 8M, padatan iodin, kertas saring bulat, kertas saring whatman,
plastic wrap.

V. Prosedur Percobaan
A. Sintesis Iodoform
Ditimbang 2,5 gram padatan iodin menggunakan neraca analitik, Dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer. Ditutup dengan plastic wrap. Diukur 3,2 mL aseton
menggunakan pipet ukur 10 mL. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Dihomogenkan. Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 8M menggunakan
pipet tetes sambil dihomogenkan perlahan-lahan hingga terbentuk kristal kuning.
Diukur 75 mL aquades. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Dihomogenkan.
Disaring dengan corong Buchner. Didapatkan kristal kuning hasil sintesis.
B. Rekristalisasi
Kristal kuning hasil sintesis dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 10
mL etanol. Dihomogenkan. Ditutup dengan plastic wrap dan dibuat lubang kecil
pada plastic wrap. Dipanaskan dengan hot plate hingga kristal larut sempurna.
Disaring dalam keadaan panas. Ditimbang kertas saring whatman kosong. Filtrat
yang diperoleh disaring dengan corong Buchner. Didapatkan kristal iodoform hasil
rekristalisasi. Dimasukkan kertas saring whatman berisi kristal iodoform hasil
rekristalisasi ke dalam cawan petri. Dioven pada suhu 60°C selama 5 menit.
Didesikator selama 5 menit. Ditimbang dengan neraca analitik. Dihitung massa
kristal iodoform hasil rekristalisasi. Dihitung persen rendemennya.

VI. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang iodoform!
2. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari iodoform!
3. Gambarkan struktur molekul dari senyawa aseton, iodin, NaOH, dan etanol!
4. Sebutkan sifat fisik dan kimia dari senyawa aseton, iodin, NaOH, dan etanol (masing-
masing min 5)!

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

PERCOBAAN VI

I. Judul Percobaan : Identifikasi Alkohol dan Fenol


II. Tujuan Percobaan :
 Mampu menganalisa sifat fisika dan kimia senyawa alkohol dan fenol
 Mampu mengidentifikasi senyawa alkohol dan fenol sesuai dengan uji kualitatif
yang dilakukan

III. Dasar Teori


Alkohol merupakan senyawa kimia yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Alkohol dikenal sebagai minuman keras dalam bahasa sehari-hari. Dalam ilmu kimia, Alkohol
adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon jenuh. Rumus umum alkohol adalah R-OH, dimana R adalah alkil, alkil tersubstitusi
atau hidrokarbon siklik (Riswiyanto, 2009). Gugus –OH merupakan gugus yang polar dimana
atom hidorgen berikatan dengan atom oksigen yang lebih elektronegatif (Basri, 2003).
Alkohol yang paling sederhana adalah metanol (CH3OH) yang dibuat dari gas sintesis. Alkohol
yang lebih tinggi berikutnya adalah etanol (C2H5OH) yang dapat dibuat dari fermentasi
glukosa (Oxtoby, 2003). Alkohol-alkohol rendah seperti, metanol dan etanol dapat larut
dalam air dengan tidak terbatas. Alkohol mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari pada
alkana tetapi masih lebih rendah dari pada air. Titik didih alkohol jenuh lebih tinggi dari titik
didih alkana yang mempunyai atom C yang sama (Fessenden & Fessenden, 1982). Alkohol
memiliki struktur sebagai berikut ((Fessenden & Fessenden, 1982).

R OH
Berdasarkan jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH, alcohol dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Alkohol primer, yaitu jenis alkohol yang gugus fungsi OH-nya terikat pada atom karbon
(C) primer. Contoh alkohol primer adalah etanol, propanol, butanol, dan 2
metilpropanol.
2. Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang atom karbonnya berikatan dengan gugus
hidroksil, dua atom karbon lainnya, dan dua atom hidrogen. Contoh alkohol sekunder
adalah 2- butanol, 2-propanol, 3- pentanol, 3-metil 2-butanol.
3. Alkohol tersier, yaitu alkohol yang memiliki gugus OH yang melekat pada aton karbon
yang berikatan dengan tiga atom karbon lainnya. Contoh alkohol tersier adalah 2-metil
2-propanol, 2 metil 2- butanol, 3-etil 3-pentanol, dan sikloheksanol.
Fenol (C6H60H) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil yang
terikat pada cincin benzene. Senyawa fenol memiliki beberapa nama lain seperti asam
karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam fenat, asam fenilat, fenil hidrokasida,
oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat, fenilat alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al.
2008). Fenol memiliki rumus struktur sebagai berikut (Poerwono, 2012).
OH

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

Fenol adalah zat kristal yang tidak berwarna dan memiliki bau yang khas. Senyawa fenol
dapat mengalami oksidasi sehingga dapat berperan sebagai reduktor (Hoffman et al. 1997).
Fenol bersifat lebih asam bila dibandingkan dengan alkohol, tetapi lebih basa daripada asam
karbonat karena fenol dapat melepaskan ion H + dari gugus hidroksilnya. Lepasnya ion H +
menjadikan anion fenoksida C6H5O- dapat melarut dalam air. Fenol mempunyai titik leleh
41°C dan titik didih 181°C. Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air yaitu 8,3
gram/100 ml (Fessenden dan Fessenden, 1992). Fenol merupakan senyawa yang bersifat
toksik dan korosif terhadap kulit (iritasi) dan pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan
gangguan kesehatan manusia hingga kematian pada organisme. Tingkat toksisitas fenol
beragam tergantung dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzenanya
(Qadeer dan Rehan, 1998).

IV. Alat dan Bahan


A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi,
pipet tetes, gelas ukur, bulp, hot plate, spatula, botol semprot, gelas beaker, cawan
penguap, batang pengaduk, penjepit tabung, penjepit tabung, botol reagen, dan
keranjang alat.
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu metanol, etanol, fenol,
gliserol, aquades, padatan CuSO4.5H2O, larutan FeCl3 1%, larutan NaOH 10%, Asam
asetat glassial, H2SO4(P), pH universal, kertas label, sabun cair, tisu, aluminium foil,
dan plastic wrap.

V. Prosedur Percobaan
A. Uji Air dalam Alkohol dan Fenol
 Alkohol
Dimasukkan 1 spatula padatan CuSO4.5H2O ke dalam cawan penguap.
Dipanaskan dan ditambahkan 5 tetes etanol. Diamati
 Fenol
Dimasukkan 1 spatula padatan CuSO4.5H2O ke dalam cawan penguap.
Dipanaskan dan ditambahkan 5 tetes fenol. Diamati
B. Uji Kelarutan dan Keasaman
 Uji Kelarutan
Disiapkan tabung reaksi dan diberikan lebel sesuai dengan sampel yang akan
diuji pada tiap tabung reaksi. Diambil 2 ml aquades. Dimasukkan ke masing-
masing tabung reaksi yang sudah diberi label. Disiapkan 0,5 ml sampel yang akan
diuji yaitu etanol, butanol, dan fenol. Dilakukan prosedur yang sama dengan
sampel- sampel yang lainnya. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi aquades. Dihomogenkan. Diamati.
 Uji keasaman
Disiapkan tabung reaksi dan diberikan lebel sesuai dengan sampel yang akan
diuji pada tiap tabung reaksi. Dimasukkan ke masing-masing tabung reaksi yang
sudah diberi label. Disiapkan 0,5 ml sampel yang akan diuji yaitu etanol, butanol,
dan fenol. Dimasukkan pH universal ke dalam tabung reaksi. Diamati.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

C. Uji Zat Warna


Disiapkan 3 buah tabung reaksi. Dimasukkan 1 pipet sampel yang akan diuji yaitu
etanol, butanol, dan fenol ke dalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan 1
pipet FeCl3 1% pada masing-masing tabung reaksi. Dihomogenkan. Diamati.
D. Uji Kereaktifan
Dimasukkan 1 pipet sampel yang akan diuji yaitu etanol, butanol, dan fenol ke
dalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan sedikit logam kalium.
Dihomogenkan. Didinginkan. Ditambahkan 5 tetes larutan indikator PP. Diamati.
E. Uji Reaksi Esterifikasi
Dimasukkan sampel yang akan diuji yaitu etanol, butanol, dan fenol ke dalam
masing- masing tabung reaksi. Ditambahkan 1 ml asam asetat glasial dan 2 tetes
H2SO4(P). Secara perlahan-lahan dipanaskan diatas penangas air. Kemudian bau yang
keluar diamati dari tabung reaksi dengan cara tangan dikibaskan pada permukaan
tabung. Kemudian bila belum teramati ditambahkan sedikit air (5 tetes).
F. Reaksi Pembeda Alkohol Mono dan Poli
Dimasukkan masing-masing etanol dan gliserol kedalam tabung reaksi lalu
diencerkan sedikit dengan air. Ditambahkan 5 tetes CuSO4 dan beberapa tetes
larutan NaOH 10%. Kemudian perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.

VI. Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan perbedaan antara alkohol dan fenol!
2. Bagaimanakah pengaruh panjang rantai senyawa alkohol terhadap kelarutannya di
dalam air?
3. Mengapa fenol memliliki Tingkat keasaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan
alkohol?
4. Mengapa pada uji zat warna digunakan larutan FeCl3 1%?
5. Jelaskan mengapa fenol lebih reaktif jika direaksikan dengan logam kalium
dibandingkan dengan alkohol?

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Penuntun PENGETAHUAN
Praktikum ALAMI
Kimia Organik
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 1
IDENTIFIKASI ALKANA ALKENA ALKUNA

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :

A. Sifat Fisik Hidrokarbon


– Aquades (H2O)
Akuades (H2O)
Sampel Hidrokarbon
Kelarutan Densitas
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin

– Kloroform
Kloroform
Sampel Hidrokarbon
Kelarutan Densitas
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin

B. Sifat Kimia Hidrokarbon


Sampel Hidrokarbon Pembakaran/Uji nyala
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin

C. Uji KMnO4
Sampel Hidrokarbon Uji KMnO4
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Penuntun PENGETAHUAN
Praktikum ALAM
Kimia Organik I
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

D. Uji H2SO4
Sampel Hidrokarbon Uji H2SO4
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikan

Jauzaa Lisgia Ramadhandita


NIM. 2107036017 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKAPenuntun
DAN ILMUPraktikum
PENGETAHUAN
Kimia ALAM
Organik I
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 2
SUBSTITUSI SENYAWA TURUNAN BENZENE

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Nitrasi Toluena
- Sebanyak 3 mL toluena dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 125 mL yang telah
berisi 6 mL H2SO4(p).
- Didinginkan campuran reaksi dalam
penangas es hingga tidak terasa panas.
- Diaduk campuran reaksi dengan cara
menggoyangkan erlenmeyer selama 10
menit.
- Ditambahkan perlahan campuran 2 mL
H2SO4(p) dan 2 mL HNO3(p)
ke dalam erlenmeyer yang masih berada
dalam penangas es sambil diaduk.
- Diamati dengan teliti dan dicatat setiap
perubahan yang terjadi pada lembar
pengamatan hasil
percobaan.
2 Nitrasi Klorobenzene
– Sebanyak 2,25 mL klorobenzene
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
125 mL yang telah berisi 6 mL
H2SO4(p).
– Didinginkan campuran reaksi dalam
penangas es hingga tidak terasa
panas.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKAPenuntun
DAN ILMU PENGETAHUAN
Praktikum ALAM I
Kimia Organik
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer selama 10 menit.


Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4(p) dan 2 mL HNO3(p) ke dalam erlenmeyer ya
Diamati dengan teliti dan dicatat
setiap perubahan yang terjadi pada

lembar pengamatan hasil


percobaan.

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Ayu Mellyanti
NIM. 2107036032 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKAPenuntun Praktikum
DAN ILMU Kimia Organik
PENGETAHUAN ALAM I
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 3
PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Metode I
Rekristalisasi
– Ditimbang ke dalam gelas kimia 250mL
3,75 gr fenol, lalu direkristalisasi
selama 30 menit
Sulfonasi
– Ditambahkan 10 mL H2SO4 pekat.
Dipanaskan pada suhu 70– 80OC dalam
penangas air selama 30 menit sambil
distirrer.
– Didinginkan dalam air es.
Nitrasi
– Ditambahkan 11 mL HNO3 pekat
perlahan-lahan, (lakukan dalam lemari
asam). Cairan segera diaduk sampai
tercampur homogen.
– Diamkan beberapa saat
– Dipanaskan selama 1 jam pada suhu
70– 80OC dengan menggunakan
penangas air sambil distirrer di dalam
lemari asam sampai uap coklat hilang.
– Ditambahkan ke dalamnya 25 mL air
dingin. Dinginkan dalam air es
– Disaring kristal sambil dicuci dengan
aquadest.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DANPenuntun Praktikum Kimia
ILMU PENGETAHUAN Organik I
ALAM
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

– Direkristalisasi dengan menggunakan


pelarut campuran air dan alkohol (1:2).
Dibutuhkan sekitar 65 ml campuran.
Saring dan keringkan.

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Adrian Maulana Aditya


NIM. 2107036001 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Penuntun PENGETAHUAN
Praktikum ALAM I
Kimia Organik
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 3
PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Metode II
Rekristalisasi
– Ditimbang sekitar 3,75 gram fenol,
masukkan dalam gelas beker yang telah
tertutup dengan alumunium foil, lalu
direkristalisasi fenol selama 30 menit
Sulfonasi
– Dirangkai alat refluks
– Dimasukkan fenol dalam labu alas datar
melalui salah satu lehernya.
– Dimasukkan 10 mL H2SO4(p) melalui salah
satu bagian leher labu alas datar atau
melalui kondensor bola, dihomogenkan
selama 5 menit.
– Dinyalakan magnetic stirrer dan pemanas
pada suhu 70OC – 80OC selama ± 1 jam, lalu
dinginkan labu alas datar.
– Disiapkan panci yang telah berisi es batu,
tutupi labu alas datar dengan es batu.
Ukur suhu dalam labu alas bulat hingga
≤5oC.
Nitrasi
– Ditambahkan 11 mL HNO3(p) melalui
kondensor bola secara perlahan-lahan.
Diganti pipa CaCl2 dengan tisu, lalu

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
nyalakan

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPraktikum
Penuntun PENGETAHUANKimiaALAM
Organik I
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

magnetik stirrer dengan mengatur kecepatan


stirrer dan refluks selama ± 2 jam pada suhu
70 – 80OC.
– Ditambahkan 25 ml aquades dingin dalam
labu alas datar, lalu saring.
– Dicuci labu alas datar dengan 50 mL etanol
dan 100 mL aquades, saring kembali
– Dikeringkan residu yang telah diproses dalam
oven pada suhu 100 OC selama 30 menit.
Amati residu yang telah diperoleh dan hitung
persen rendemen asam
pikrat yang diperoleh.

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Adrian Maulana Aditya


NIM. 2107036001 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Penuntun PENGETAHUAN
Praktikum ALAMI
Kimia Organik
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 4
IDENTIFIKASI ALKIL HALIDA

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :

Waktu
Percobaan Zat Uji Warna mula-mula Perubahan
(sekon)

Pereaksi
Lucas

Uji Perak
Nitrat
(AgNO3)

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Penuntun
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU Praktikum KimiaALAM
PENGETAHUAN Organik I
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

Uji Natrium
Iodida (NaI)

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Alyani Nur Shadrina


NIM. 2107036049 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKAPenuntun
DAN ILMU PENGETAHUAN
Praktikum ALAM I
Kimia Organik
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 5
PEMBUATAN IODOFORM DARI ASETON

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
No Perlakuan Hasil Pengamatan

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKAPenuntun
DAN ILMU PENGETAHUAN
Praktikum ALAM I
Kimia Organik
Jalan Barong Tongkok No. 4 KampusGunungKelua, Samarinda – Kalimantan Timur 75123 Indonesia

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Rafi Firmana Hadyanto


NIM. 2107036069 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Penuntun Praktikum
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU Kimia Organik I
PENGETAHUAN
ALAM

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN 6
IDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL

Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan


1. Uji Air dalam Alkohol dan Fenol

Etanol + CuSO4.5H2O

Fenol + CuSO4.5H2O

2. Uji Kelarutan dan Keasaman


 Uji Kelarutan
 Etanol + Aquades
 Butanol + Aquades
 Fenol + Aquades
 Uji Keasaman
 Etanol
 Butanol
 Fenol

3. Uji Zat Warna



Etanol + FeCl3 1%

Butanol + FeCl3 1%

Fenol + FeCl3 1%
4. Uji Kereaktifan
 Etanol + Logam kalium
+ Indikator PP
 Butanol + Logam kalium
+ Indikator PP

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
LAPORAN SEMENTARA
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Penuntun Praktikum
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU Kimia Organik I
PENGETAHUAN
ALAM

5. Uji Reaksi Esterifikasi


 Etanol + CH3COOH glassial +
H2SO4(P)

 Butanol + CH3COOH glassial +


H2SO4(P)

 Fenol + CH3COOH glassial +


H2SO4(P)
6. Reaksi Pembeda Alkohol Mono dan
Poli
 Etanol + CuSO4 + NaOH 10%
 Gliserol + CuSO4 + NaOH 10%

Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Nur Asma
NIM. 2107036024 NIM.

Laboratorium Kimia Organik Page


Jurusan Kimia FMIPA
Penuntun Praktikum Kimia Organik I2024

Laboratorium Kimia Organik Page 42


Jurusan Kimia FMIPA
UNMUL

Anda mungkin juga menyukai