Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala
Rahmat, Kasih dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Penuntun
Praktikum Kimia Organik I. Dimana Penuntun Praktikum ini akan dapat digunakan sebagai
mana mestinya oleh mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahua Alam Universitas Mulawarman dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada Dekan FMIPA, Ketua Jurusan Kimia, Kepala Laboratorium Kimia Organik atas
dukungan dalam penyusunan penuntun ini dan terkhusus semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan penuntun praktikum ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu (Tim Kimia Organik FMIPA Unmul).
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penuntun praktikum ini pada edisi yang akan datang.
Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga buku penuntun ini bermanfaat bagi
semua pihat terutama bagi mahasiswa.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................................... iii
PERATURAN UMUM: TUGAS DAN KEWAJIBAN PRAKTIKAN....................................................................1
BEBERAPA PERALATAN LABORATORIUM.......................................................................................................5
FUNGSI-FUNGSI PERALATAN LABORATORIUM.............................................................................................8
RANGKAIAN ALAT DESTILASI SEDERHANA DAN BERTINGKAT.........................................................10
RANGKAIAN ALAT DESTILASI STAHL...............................................................................................................12
RANGKAIAN ALAT SOKLETASI.............................................................................................................................13
RANGKAIAN ALAT REFLUKS.................................................................................................................................14
PERCOBAAN I. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKANA ALKENA ALKUNA.............................................15
PERCOBAAN II. SUBSTITUSI SENYAWA TURUNAN BENZENA............................................................17
PERCOBAAN III. PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL..................................................................20
PERCOBAAN IV. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKIL HALIDA....................................................................23
PERCOBAAN V. PEMBUATAN IODOFORM DARI ASETON......................................................................25
PERCOBAAN VI. INDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL.......................................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................................................................ 30
LAPSEM. PERCOBAAN 1. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKANA ALKENA ALKUNA........................31
LAPSEM. PERCOBAAN 2. SUBSTITUSI SENYAWA TURUNAN BENZENA........................................33
LAPSEM. PERCOBAAN 3. PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL METODE I.........................35
LAPSEM. PERCOBAAN 3. PEMBUATAN ASAM PIKRAT DARI FENOL METODE II.......................37
LAPSEM. PERCOBAAN IV. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKIL HALIDA...............................................39
LAPSEM. PERCOBAAN 5. PEEMBUATAN IODOFORM DARI ASETON...............................................41
LAPSEM. PERCOBAAN 6. INDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL....................................................43
i
Penuntun Praktikum Kimia Organik I
PERATURAN UMUM:
TUGAS DAN KEJAWIBAN PRAKTIKAN
Hal pertama yang harus ditekankan adalah bahwa lingkungan laboratorium kimia
organik sangat berbeda dengan laboratorium kimia lainnya. Di sini hampir semua zat bersifat
racun dan mudah terbakar. Banyak reaksi yang prosesnya sangat cepat (eksplosif); tetapi
banyak pula yang reaksinya sangat lambat sehingga memerlukan kondisi tertentu, misalnya
pemanasan atau pengadukan. Beberapa hal yang perlu Anda ingat dan pahami antara lain:
Reaksi kimia organik pada umumnya lambat, karena yang terlibat adalah molekul;
bagaimana cara mempercepatnya?
Untuk suatu reaksi yang diharapkan lebih sempurna (rendemennya banyak), sering
diperlukan jumlah pereaksinya yang berlebih; bagaimana pengaruh kelebihan pereaksi
tersebut terhadap proses dan bagaimana cara menghilangkannya setelah reaksi berakhir?
Setiap reaksi memerlukan kondisi reaksi tertentu, misalnya suhu, yang sangat
menentukan keberhasilan proses reaksi tersebut; bagaimana caranya?
Melibatkan banyak teknik-teknik laboratorium yang khas, misalnya ekstraksi, distilasi,
koagulasi, rekristalisasi dsb., dan juga ketrampilan yang memadai untuk menjalankannya;
bagaimana supaya terampil?
Mengerti dan memahami segi bahayanya bekerja di lingkungan yang terdapat banyak zat-
zat yang beracun, mudah terbakar atau tidak stabil; bagaimana cara untuk
mengetahuinya?
Mutlak diperlukan kebersihan, keterampilan, ketenangan, penguasaan teori, dan yang
penting Anda bekerja tanpa ragu-ragu dan selalu menggunakan logika.
BAHAN KIMIA
Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia organik harus dianggap beracun dan
berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI LABORATORIUM! Cucilah tangan Anda
setiap akan meninggalkan laboratorium!
Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang
melibatkan senyawa yang mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja Anda, tutuplah selalu wadah
yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut!
Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera bersihkan dengan lap kering
atau tissue. Buanglah tissue atau lap kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam
lemari asam. Jangan buang sampah di dalam wastafel!!
Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan air yang
banyak. KECUALI APABILA ANDA TERKENA TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL
ATAU ASAM SULFAT PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!
KECELAKAAN
Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium, beritahu segera asisten
praktikum dan laboran. Segera hubungi pihak medis jika lukanya cukup serius.
BERSIAP-BERSIAPLAH
Kenali lokasi alat pemadam kebakaran, showers (jika tersedia), selimut api (jika
tersedia) dan kran air bersih.
Baca dan pahami prosedur percobaan sebelum Anda bekerja di laboratorium. Jka Anda
tidak mengerti, bertanyalah pada asisten praktikum. Bekerja tanpa memahami akan
mengakibatkan kecelakaan fatal!!
4. PERLENGKAPAN PRAKTIKAN
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali melakukan praktikum.
WAJIB!!!
Membawa Katrol (Kartu Kontrol), Tugas pendahuluan (ditulis tangan, diberi nama,
NIM, kelompok dan kelas), membawa print out Laporan sementara percobaan di
minggu tersebut.
Memakai jas lab dan APD lengkap.
Berpakaian rapi dan sopan, menggunakan celana berbahan jeans, bersepatu (tidak
boleh pakai sandal) yang menutupi telapak kaki (tidak boleh flatshoes), menggunakan
kaos kaki panjang (diatas mata kaki), diharuskan mengikat rambut, bagi yang berhijab
hanya diperkenankan menggunakan hijab segiempat atau hijab langsung dan tidak
diperkenankan menggunakan perhiasan.
Membawa bahan Wajib Individu dan kelompok.
Labu alas bulat leher satu Labu alas bulat leher dua Adaptor
Kondensor Liebig
Corong Buchner
Labu
takar
Destilasi sederhana adalah proses pemisahan dengan cara pemanasan campuran dan
komponen yang bersifat volatil menguap naik kemudian didinginkan sampai mengembun di
dinding kondensor. Prinsipnya didasarkan pada perbedaan titik didih dimana pada destilasi
sederhana sampel yang digunakan memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Destilasi
sederhana ini berlangsung ketika campuran naik dan didinginkan sampai mengembun di
dinding kondensor. Sedangkan destilasi bertingkat merupakan metode pemisahan fraksi dari
suatu sampel yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Destilasi bertingkat
adalah proses pemisahan dimana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan
diembunkan, terdapat kolom fraksionasi yaitu tempat terjadinya pemisahan 2 fraksi dari
suatu sampel.
RANGKAIAN ALAT DESTILASI SEDERHANA
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan komponen yang terdapat dalam sampel
padat dengan cara ekstraksi berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua
komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna.
Refluks merupakan Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan
berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industri dan
laboratorium. Refluks juga digunakan dalam bidang kimia untuk memasok energi pada reaksi
untuk waktu yang panjang.
PERCOBAAN I
V. Prosedur Percobaan
A. Sifat Fisik Hidrokarbon
Kelarutan dan Densitas dalam Air
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Setelah itu, ditambahlan 5 tetes akuades kedalam masing-masing tabung reaksi
dan diamati perubahan yang terjadi. Kemudian tabung dikocok lalu diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi. Setelah itu tabung reaksi disimpan untuk
dibandingkan dengan percobaan berikutnya.
– Kelarutan dan Densitas dalam Air
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Setelah itu ditambahlan 5 tetes kloroform kedalam masing-masing tabung reaksi
dan diamati perubahan yang terjadi. Kemudian tabung dikocok lalu diamati dan
dicatat perubahan yang terjadi. Setelah itu tabung reaksi pada percobaan ini
dibandingkan dengan percobaan sebelumnya.
B. Sifat Kimia Hidrokarbon Pembakaran
Masing-masing dari sampel yaitu, n-heksana, sikloheksena, toluena, paraffin, dan
benzena sebanyak 5 tetes ditambahkan ke dalam kaca arloji, kemudian dibakar
dengan korek api. Setelah itu, warna api dan asap yang terbentuk diamati dan
dicatat untuk masing-masing senyawa yang diuji.
C. Uji KMnO4
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Setelah itu, ditambahkan tetes demi tetes larutan 1% KMnO 4 dan dihomogenkan
untuk setiap penetesan. Jumlah tetesan 1% KMnO 4 dihitung hingga warnanya
tetap ada dan tidak hilang (penambahan tidak lebih dari 10 tetes).
D. Uji H2SO4
Tabung reaksi diberi label dengan nama senyawa yang diuji. Kemudian masing-
masing tabung ditambahkan 3 tetes sampel: n-heksana, sikloheksena dan paraffin.
Kemudian dilakukan percobaan satu per satu pada setiap tabung dan ditambahkan
3 tetes H2SO4 pekat kedalam tabung. Tabung dipegang dan dirasakan apakah
terjadi perubahan suhu. Setelah perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
PERCOBAAN II
Bentuk khas reaksi kimia nitrasi dimana “asam campuran” yaitu campuran dari asam
nitrat pekat dan asam sulfat pekat. Reaksi antar campuran menghasilkan pembentukan ion
nitronium (NO2+), yang merupakan spesies aktif dalam nitrasi aromatik. Selama proses
nitrasi asam campuran, asam sulfat bertindak sebagai katalis dan penyerap air. Dalam kasus
nitrasi benzena, reaksi biasanya dilakukan pada suhu hangat 50°C. Proses tersebut
merupakan contoh substitusi aromatik elektrofilik.
Reaksi substitusi pada atom karbon alifatik umumnya bersifat nukleofilik dan reaksi
substitusi aromatik bersifat elektrofilik. Mekanisme reaksi substitusi aromatik elektrofilik
dapat dilihat sebagai berikut:
V. Prosedur Percobaan
A. Nitrasi Toluena
Sebanyak 3 mL toluena dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang telah
berisi 6 mL H2SO4(p). Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak
terasa panas. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer
selama 10 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H 2SO4(p) dan 2 mL HNO3(p)
ke dalam erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk.
Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar
pengamatan hasil percobaan.
B. Nitrasi Klorobenzene
Sebanyak 2,25 mL klorobenzene dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang
telah berisi 6 mL H2SO4(p). Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga
tidak terasa panas. Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan
erlenmeyer selama 10 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4(p) dan
2 mL HNO3(p) ke dalam erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es sambil
diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada
lembar pengamatan hasil percobaan.
C. Nitrasi Metil Benzoat
Sebanyak 1,5 mL metil benzoat dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang
telah berisi 4 mL H2SO4(p). Didinginkan campuran reaksi dalam penangas es hingga
tidak terasa panas. Ditambahkan 2 mL HNO 3(p) tetes demi tetes ke dalam campuran
reaksi yang masih berada dalam penangas es, diaduk campuran reaksi dengan
menggoyangkan erlenmeyer. Dilanjutkan pendinginan selama 5 menit. Diamati
dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan
hasil percobaan.
D. Nitrasi Nitrobenzene
Sebanyak 2,25 mL nitrobenzene dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL yang
telah berisi 6 mL H2SO4(p). Diaduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan
erlenmeyer selama 20 menit. Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4(p) dan
2 mL HNO3(p) ke dalam erlenmeyer sambil diaduk. Diamati dengan teliti dan dicatat
setiap perubahan yang terjadi pada lembar pengamatan hasil percobaan.
PERCOBAAN III
metanol (21 gram dalam 100 g pada 25°C), sedikit larut dalam asam sulfat dan asam nitrat
pada suhu kamar, kelarutan meningkat seiring dengan temperatur . Ketika dipanaskan di
atas titik leleh (122.5°C) asam pikrat akan menyublim. Asam pikrat terdapat di alam dan
relatif stabil. Asam pikrat dapat menghasilkan pikrá ty (garam dari asam picric), yang sangat
sensitif dan menyebabkan ledakan. Dengan peningkatan berat atom logam sensitivitas
meningkat. Para logam direaksikan dengan air atau dalam keadaan cair juga menghasilkan
pikrá t. Asam Picrat juga dapat menghasilkan ester, misalnya Trinitroanisol dan
trinitrofenetol.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatan dengan cincin fenil.
Karakteristik fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml.
Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini
dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan
ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem
aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan
proses Raschig, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara. Fenol dapat
digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan
pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang,
triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga berfungsi
dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan
lainnya). Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit
yang terbuka. Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati dengan
disuntikkan ke jantung sehingga mengakibatkan kematian langsung.
Rumus molekul asam pikrat sebagai berikut:
V. Prosedur Percobaan
Metode I
Timbang kedalam gelas kimia 250 mL 3,75 gram fenol, tambahkan 10 mL H 2SO4
pekat. Kemudian panaskan pada suhu 70OC – 80OC dalam penangas air selama 30 menit
sambil distirrer. Kemudian didinginkan dalam air es. Ditambahkan 11 mL HNO 3 pekat
perlahan-lahan, (lakukan dalam lemari asam). Cairan segera diaduk sampai tercampur
homogen. Diamkan beberapa saat, maka akan terjadi reaksi hebat dan terbentuk uap
coklat (hati-hati uap beracun). Dipanaskan selama 1 jam pada suhu 70 OC – 80OC
dengan menggunakan penangas air sambil distirrer di dalam lemari asam sampai uap
coklat hilang. Ditambahkan ke dalamnya 25 mL air dingin. Dinginkan dalam air es.
Disaring kristal sambil dicuci dengan aquadest. Rekristalisasi dengan menggunakan
pelarut campuran air dan alcohol (1:2). Dibutuhkan sekitar 65 ml campuran. Saring
dan keringkan.
Metode II
Timbang sekitar 3,75 gram fenol, masukkan dalam gelas beker yang telah tertutup
dengan alumunium foil, selanjutnya rangkai alat refluks, digunakan panci sebagai
wadah labu alas datar, kemudian masukkan es batu dalam panci hingga labu alas datar
tertutupi oleh es batu dan taburkan garam. Selanjutnya masukkan fenol dalam labu
alas datar melalui salah satu lehernya. Kemudian nyalakan stirrer dan kristalkan
kembali fenol selama 30 menit hingga labu alas datar mengembun. Tambahkan
kembali es batu dalam panci jika es batu sebelumnya telah mencair. Masukkan 10 mL
H2SO4(p) melalui salah satu bagian leher labu alas datar atau melalui kondensor bola,
homogenkan selama 5 menit. Ganti panci dengan wadah kaca yang berisi air sebagai
wadah untuk refluks. Nyalakan magnetic stirrer dan pemanas pada suhu 70 OC – 80OC
selama ± 1 jam, lalu dinginkan labu alas datar. Selanjutnya siapkan panci yang telah
berisi es batu kembali, tutupi lanu alas datar dengan es batu. Ukur suhu dalam labu
alas bulat hingga suhu ≤5oC. Matikan magnetic stirrer dan ditambahkan 11 mL HNO3(p)
melalui kondensor bola secara perlahan-lahan. Ganti sumbat karet atau pipa CaCl 2
dengan tisu, lalu nyalakan magnetik stirrer dengan mengatur kecepatan stirrer dan
refluks selama ± 2 jam pada suhu 70OC – 80OC. Tambahkan 25 ml aquades dingin dalam
labu alas datar, lalu saring. Cuci labu alas datar dengan 50 mL etanol dan 100 mL
aquades, saring kembali, keringkan residu yang telah diproses dalam oven. Amati
residu yang telah diperoleh dan hitung persen rendemen asam pikrat yang diperoleh.
PERCOBAAN IV
V. Prosedur Percobaan
A. Reaksi Lucas
Disiapkan tabung reaksi dan beri label sesuai dengan sampel. Dimasukkan
pereaksi lucas sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi. Dimasukkan 4-5 tetes
senyawa/sampel yang digunakan. Dihomogenkan dan dicatat waktu yang
dibutuhkan hingga campuran menjadi keruh. Dilakukan perlakuan yang sama
pada senyawa/sampel lainnya.
B. Uji Perak Nitrat
Disiapkan tabung reaksi dan beri label sesuai dengan sampel. Dimasukkan
pereaksi AgNO3 95% sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi. Dimasukkan 1 tetes
larutan pereaksi Lucas dari percobaan sebelumnya. Dicatat waktu saat mulai
penambahan sampai menjadi keruh dan membentuk endapan. Diamati sampai
adanya perubahan. Jika tidak terjadi perubahan maka larutan tersebut
dipanaskan dan ditambahkan 3 tetes HNO₃ 1 M.
C. Uji Natrium Iodida
Disiapkan tabung reaksi dan beri label sesuai dengan sampel. Dimasukkan
larutan NaI 15% sebanyak 1 mL kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 tetes
larutan Lucas dari percobaan sebelumnya. Diamati.
PERCOBAAN V
Karena kegunaannya yang cukup luas itulah alasan mengapa setiap mahasiswa farmasi
dituntun untuk mengetahui dan memahami reaksi pembentukan iodoform tersebut. Pada
percobaan ini dilakukan sintesis iodoform. Untuk menghasilkan iodoform murni.
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah pensintesisan lodoform dengan mereaksikan
iodium dan aseton dengan penambahan NaOH sedikit demi sedikit hingga terbentuk kristal
kuning.
V. Prosedur Percobaan
A. Sintesis Iodoform
Ditimbang 2,5 gram padatan iodin menggunakan neraca analitik, Dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer. Ditutup dengan plastic wrap. Diukur 3,2 mL aseton
menggunakan pipet ukur 10 mL. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Dihomogenkan. Ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 8M menggunakan
pipet tetes sambil dihomogenkan perlahan-lahan hingga terbentuk kristal kuning.
Diukur 75 mL aquades. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Dihomogenkan.
Disaring dengan corong Buchner. Didapatkan kristal kuning hasil sintesis.
B. Rekristalisasi
Kristal kuning hasil sintesis dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 10
mL etanol. Dihomogenkan. Ditutup dengan plastic wrap dan dibuat lubang kecil
pada plastic wrap. Dipanaskan dengan hot plate hingga kristal larut sempurna.
Disaring dalam keadaan panas. Ditimbang kertas saring whatman kosong. Filtrat
yang diperoleh disaring dengan corong Buchner. Didapatkan kristal iodoform hasil
rekristalisasi. Dimasukkan kertas saring whatman berisi kristal iodoform hasil
rekristalisasi ke dalam cawan petri. Dioven pada suhu 60°C selama 5 menit.
Didesikator selama 5 menit. Ditimbang dengan neraca analitik. Dihitung massa
kristal iodoform hasil rekristalisasi. Dihitung persen rendemennya.
PERCOBAAN VI
R OH
Berdasarkan jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH, alcohol dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Alkohol primer, yaitu jenis alkohol yang gugus fungsi OH-nya terikat pada atom karbon
(C) primer. Contoh alkohol primer adalah etanol, propanol, butanol, dan 2
metilpropanol.
2. Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang atom karbonnya berikatan dengan gugus
hidroksil, dua atom karbon lainnya, dan dua atom hidrogen. Contoh alkohol sekunder
adalah 2- butanol, 2-propanol, 3- pentanol, 3-metil 2-butanol.
3. Alkohol tersier, yaitu alkohol yang memiliki gugus OH yang melekat pada aton karbon
yang berikatan dengan tiga atom karbon lainnya. Contoh alkohol tersier adalah 2-metil
2-propanol, 2 metil 2- butanol, 3-etil 3-pentanol, dan sikloheksanol.
Fenol (C6H60H) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil yang
terikat pada cincin benzene. Senyawa fenol memiliki beberapa nama lain seperti asam
karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam fenat, asam fenilat, fenil hidrokasida,
oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat, fenilat alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al.
2008). Fenol memiliki rumus struktur sebagai berikut (Poerwono, 2012).
OH
Fenol adalah zat kristal yang tidak berwarna dan memiliki bau yang khas. Senyawa fenol
dapat mengalami oksidasi sehingga dapat berperan sebagai reduktor (Hoffman et al. 1997).
Fenol bersifat lebih asam bila dibandingkan dengan alkohol, tetapi lebih basa daripada asam
karbonat karena fenol dapat melepaskan ion H + dari gugus hidroksilnya. Lepasnya ion H +
menjadikan anion fenoksida C6H5O- dapat melarut dalam air. Fenol mempunyai titik leleh
41°C dan titik didih 181°C. Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air yaitu 8,3
gram/100 ml (Fessenden dan Fessenden, 1992). Fenol merupakan senyawa yang bersifat
toksik dan korosif terhadap kulit (iritasi) dan pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan
gangguan kesehatan manusia hingga kematian pada organisme. Tingkat toksisitas fenol
beragam tergantung dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzenanya
(Qadeer dan Rehan, 1998).
V. Prosedur Percobaan
A. Uji Air dalam Alkohol dan Fenol
Alkohol
Dimasukkan 1 spatula padatan CuSO4.5H2O ke dalam cawan penguap.
Dipanaskan dan ditambahkan 5 tetes etanol. Diamati
Fenol
Dimasukkan 1 spatula padatan CuSO4.5H2O ke dalam cawan penguap.
Dipanaskan dan ditambahkan 5 tetes fenol. Diamati
B. Uji Kelarutan dan Keasaman
Uji Kelarutan
Disiapkan tabung reaksi dan diberikan lebel sesuai dengan sampel yang akan
diuji pada tiap tabung reaksi. Diambil 2 ml aquades. Dimasukkan ke masing-
masing tabung reaksi yang sudah diberi label. Disiapkan 0,5 ml sampel yang akan
diuji yaitu etanol, butanol, dan fenol. Dilakukan prosedur yang sama dengan
sampel- sampel yang lainnya. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi aquades. Dihomogenkan. Diamati.
Uji keasaman
Disiapkan tabung reaksi dan diberikan lebel sesuai dengan sampel yang akan
diuji pada tiap tabung reaksi. Dimasukkan ke masing-masing tabung reaksi yang
sudah diberi label. Disiapkan 0,5 ml sampel yang akan diuji yaitu etanol, butanol,
dan fenol. Dimasukkan pH universal ke dalam tabung reaksi. Diamati.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
– Kloroform
Kloroform
Sampel Hidrokarbon
Kelarutan Densitas
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin
C. Uji KMnO4
Sampel Hidrokarbon Uji KMnO4
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin
D. Uji H2SO4
Sampel Hidrokarbon Uji H2SO4
N-heksana
Sikloheksena
Paraffin
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikan
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
Ayu Mellyanti
NIM. 2107036032 NIM.
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Metode I
Rekristalisasi
– Ditimbang ke dalam gelas kimia 250mL
3,75 gr fenol, lalu direkristalisasi
selama 30 menit
Sulfonasi
– Ditambahkan 10 mL H2SO4 pekat.
Dipanaskan pada suhu 70– 80OC dalam
penangas air selama 30 menit sambil
distirrer.
– Didinginkan dalam air es.
Nitrasi
– Ditambahkan 11 mL HNO3 pekat
perlahan-lahan, (lakukan dalam lemari
asam). Cairan segera diaduk sampai
tercampur homogen.
– Diamkan beberapa saat
– Dipanaskan selama 1 jam pada suhu
70– 80OC dengan menggunakan
penangas air sambil distirrer di dalam
lemari asam sampai uap coklat hilang.
– Ditambahkan ke dalamnya 25 mL air
dingin. Dinginkan dalam air es
– Disaring kristal sambil dicuci dengan
aquadest.
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Metode II
Rekristalisasi
– Ditimbang sekitar 3,75 gram fenol,
masukkan dalam gelas beker yang telah
tertutup dengan alumunium foil, lalu
direkristalisasi fenol selama 30 menit
Sulfonasi
– Dirangkai alat refluks
– Dimasukkan fenol dalam labu alas datar
melalui salah satu lehernya.
– Dimasukkan 10 mL H2SO4(p) melalui salah
satu bagian leher labu alas datar atau
melalui kondensor bola, dihomogenkan
selama 5 menit.
– Dinyalakan magnetic stirrer dan pemanas
pada suhu 70OC – 80OC selama ± 1 jam, lalu
dinginkan labu alas datar.
– Disiapkan panci yang telah berisi es batu,
tutupi labu alas datar dengan es batu.
Ukur suhu dalam labu alas bulat hingga
≤5oC.
Nitrasi
– Ditambahkan 11 mL HNO3(p) melalui
kondensor bola secara perlahan-lahan.
Diganti pipa CaCl2 dengan tisu, lalu
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
Waktu
Percobaan Zat Uji Warna mula-mula Perubahan
(sekon)
Pereaksi
Lucas
Uji Perak
Nitrat
(AgNO3)
Uji Natrium
Iodida (NaI)
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
Nama :
Kelas/Kelompok :
Tanggal Percobaan :
Samarinda, 2024
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan
Nur Asma
NIM. 2107036024 NIM.