Anda di halaman 1dari 62

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI
Penyusun:
apt. Dra. Harti Astuti, M.Si.
Dr. apt. Sumantri, M.Sc.
apt. Erma Yunita, M.Sc.

No.: FAP.11/MP/Gasal/AFIYO/XII/2020/Rev.04

NAMA : ___________________________________________________________
NIM : ___________________________________________________________
KELAS : _________________ KELOMPOK : _________________
PEMBIMBING : ___________________________________________________________

AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI
No.: FAP.11/MP/Gasal/AFIYO/XII/2020/Rev.04

PENYUSUN
apt. Dra. Harti Astuti, M.Si.
Dr. apt. Sumantri, M.Sc.
apt. Erma Yunita, M.Sc.

COVER
apt. Erma Yunita, M.Sc.

REVISI Ke:
IV Desember 2020

LABORATORIUM KIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2020

2|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya
sehingga buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi dapat tersusun. Petunjuk praktikum
ini disusun agar dapat membantu para mahasiswa Akademi Farmasi Indonesia
Yogyakarta semester III dalam melakukan praktikum Kimia Farmasi. Teori yang
mendasar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan praktikum dapat dipelajari
dalam kuliah atau literatur Kimia Farmasi.
Kami menyadari bahwa penyususnan buku ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan buku ini. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan penyusunan buku ini
Wassalamu’alaikum wb.wb

Yogyakarta, Desember 2020

Penyusun

3|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………….. 1


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………. 3
TATA TERTIB PRAKTIKUM ………………………..……………………………………………………… 4
ARAHAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATURIUM …………………………………..…….. 5
DOSEN PENGAMPU DAN AGENDA PRAKTIKUM KIMIA DASAR …………………………….. 8
Percobaan I : Penetapan Kadar Metampiron Tablet Secara Spektrofotometri UV ...... 9
Percobaan II : Penetapan Kadar Vitamin C Pada Cabe Secara Spektrofotometri UV .. 11
Percobaan III : Uji Parameter Linearitas, Batas Deteksi dan Kuantifikasi Pada
Penetapan Kadar Sirup Parasetamol Secara Spektrofotometri UV ........ 13
Percobaan IV : Uji Parameter Akurasi dan Presisi Pada Penetapan Kadar Sirup
Parasetamol Secara Spektrofotometri UV ……………………….….................. 17
Percobaan V: Uji In Silico Kuersetin sebagai Analgetik ………………………………………. 21
Percobaan VI: Uji In Silico Kuersetin sebagai Antibakteri ………………………………….. 24
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ............................................................................................................ 27

4|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

TATA TERTIB PRAKTIKUM

I. PRESENSI PRAKTIKUM
1. Praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai untuk mengisi
daftar hadir. Keterlambatan praktikan tanpa alasan yang jelas berakibat tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Praktikan wajib mengikuti pretest dan mengumpulkan laporan sementara
sebelum memulai praktikum. Praktikan yang tidak mengikuti pretest dan tidak
membawa laporan sementara, tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Apabila tidak mengikuti pretest dan praktikum, praktikan harus memberikan
surat izin, keterangan yang sah dan diberikan kepada dosen pembimbing
praktikum.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Sebelum acara dimulai praktikan harus telah melaksanakan pretes dengan dosen
pembimbing praktikum yang ditetapkan. Praktikan yang belum lulus pretest tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Selama praktikum, praktikan diwajibkan mengenakan jas praktikum, bersikap
sopan dalam berpakaian, cara berbicara, maupun cara bergaul termasuk di
dalamnya tidak merokok dalam laboratorium dan tidak membuat kegaduhan.
3. Bahan-bahan obat yang diambil harus dikembalikan ke tempat semula dengan
tutup botol jangan sampai tertukar.
4. Setelah selesai praktium alat-alat yang digunakan harus sudah dibersihkan dan
dikembalikan kepada laboran.
5. Praktikan yang merusakkan alat harus melapor kepada laboran dan segera
mengganti.
III. HASIL PENGAMATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM
1. Semua data pengamatan harus dicatat dalam laporan sementara, dan dimintakan
persetujuan kepada dosen pembimbing praktikum, kemudian dilengkapi sampai
menjadi laporan akhir dan dikumpulkan dihari yang sama saat praktikum.
2. Apabila belum menyerahkan laporan resmi maka praktikan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum berikutnya.
IV. PENILAIAN PRAKTIKUM
Komponen penilaian praktikum meliputi:
1. Pretes/Postes 10%
2. Praktikum 30%
3. Buku Kerja 30%
4. Responsi 30%

5|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

ARAHAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA

Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh melalui


kegiatan praktikum. Di samping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi di laboratorium
seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik, bahaya kebakaran, keracunan, sengatan
listrik dalam penggunaan alat listrik (kompor, oven, dan lain-lain).Di samping itu, orang
yang bekerja di Laboratorium dihadapkan pada resiko yang cukup besar, yang
disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan :
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh.
3. Alat listrik seperti kompor listrik, yang dapat menyebabkan sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak bersuhu tinggi yang dapat terpecik.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium, hal yang harus dilakukan


pada saat bekerja di Laboratorium antara lain :
1. Tahap persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) cara kerja pelaksanaan praktikum
serta hal yang harus dihindari selama praktikum, dengan membaca petunjuk
praktikum.
b. Mengetahui sifat bahan yang akan digunakan sehingga dapat terhindar dari
kecelakaan kerja selama di Laboratorium. Sifat bahan dapat diketahui dari
Material Safety Data Sheet (MSDS).
c. Mengetahui peralatan yang akan digunakan serta fungsi dan cara penggunaannya.
d. Mempersiapkan Alat Pelindung Diri seperti jas praktikum lengan panjang,
kacamata goggle, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan lain-lain.

2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.
b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Tidak makan, minum, menyimpan makanan atau minuman, merokok di
laboraturium.
g. Tidak mencicipi atau mencium bahan kimia.
h. Tidak meninggalkan api atau listrik.
i. Tidak menggunakan kosmetik berlebihan dan tidak menggunakan softlens di
laboraturium.
j. Mengikat rambut kearah belakang ketika bekerja di laboraturium.
k. Tidak menggunakan telepon genggam saat bekerja di laboraturium.

6|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

l. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, tidak boleh berlarian di laboraturium
serta catat data yang diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan


a. Cuci peralatan yang digunakan, kemudian dikeringkan dan kembalikan ke tempat
semula.
b. Matikan listrik, kran air, dan tutup bahan kimia dengan rapat (tutup jangan
tertukar).
c. Bersihkan tempat atau meja kerja praktikum.
d. Cuci tangan dan lepaskan jas praktikum sebelum keluar dari laboratorium.

Selain pengetahuan mengenai penggunaan alat dan teknis pelaksanaan di


laboratorium, pengetahuan resiko bahaya dan pengetahuan sifat bahan yang digunakan
dalam percobaan.Sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety
Data Sheet (MSDS) yang dapat didownload dari internet. Berikut ini sifat bahan
berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia:

Toxic (sangat beracun)


Huruf kode: T+
Bahan ini dapat menyebabkan kematian atau sakit serius bila masuk ke
dalam tubuh melalui pernapasan, pencernaan atau melalui kulit

Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi kulit, dan
gatal.

Explosive (bersifat mudah meledak)


Huruf kode: E
Bahan ini mudah meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan.

Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan ini dapat menyebabkan kebakaran. Bahan ini menghasilkan
panas jika kontak dengan bahan organik dan reduktor.

Flammable (sangat mudah terbakar)


Huruf kode: F
Bahan ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan
air untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar.

Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan ini menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir dan
mengganggu pernapasan.

7|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

DOSEN PENGAMPU DAN AGENDA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

A. DOSEN PENGAMPU PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


Koordinator : apt. Erma Yunita, M.Sc.
Anggota : 1. apt. Harti Astuti, M.Si.
2. Dr. apt. Sumantri, M.Sc.

B. AGENDA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


Pertemuan
Kegiatan
Ke-
1 Asistensi
2-5 Pretes Percobaan I-IV
6 Percobaan I :
Penetapan Kadar Metampiron Tablet Secara
Spektrofotometri UV
7 Percobaan II :
Penetapan Kadar Vitamin C Pada Cabe Secara
Spektrofotometri UV
8 Percobaan III :
Uji Parameter Linearitas, Batas Deteksi dan Kuantifikasi
Pada Penetapan Kadar Sirup Parasetamol Secara
Spektrofotometri UV
9 Percobaan IV :
Uji Parameter Akurasi dan Presisi Pada Penetapan Kadar
Sirup Parasetamol Secara Spektrofotometri UV
10 Percobaan V:
Uji In Silico Kuersetin sebagai Analgetik
11 Percobaan VI:
Uji In Silico Kuersetin sebagai Antibakteri
12-13 Postes Percoban V-VI
14 Review Materi
Inhal
Responsi

8|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta


Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR TABLET METAMPIRON
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar tablet Metampiron secara
spektrofotometri UV.

B. TEORI

Gambar 1. Struktur Metampiron

Dalam struktur kimianya Metampiron memiliki gugus kromofor yaitu ikatan rangkap
pada inti benzen atau inti aromatis dan inti pirazolon, sehingga Metampiron dapat
ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri UV.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Spektrofotometer Genesys 10 1. Tablet Metampiron
2. Corong pisah 2. Standar Metampiron
3. Labu takar 3. Akuades bebas CO2
4. Pipet volume
5. Mikropipet
6. Alat-alat gelas

D. PROSEDUR KERJA
1. Timbang saksama 20 tablet Metampiron yang telah memenuhi persyaratan
keseragaman bobot tablet, lalu digerus halus.
2. Timbang saksama serbuk tablet yang setara dengan 50 mg Metampiron,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam air hingga 100,0 ml,
kocok dan saring.
3. Pembuatan larutan standar/baku pembanding Metampiron:
a. Timbang saksama 50 mg Metampiron standar/pembanding, masukkan
dalam labu takar 50,0 ml, lalu larutkan dalam 40 ml air, dan encerkan dengan
air hingga 50,0 ml (larutan induk).
b. Ambil sebanyak 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0 ml dan 5,0 ml dari larutan induk
tsb, masukkan masing-masing ke dalam labu takar 50,0 ml, dan encerkan
masing-masing dengan air hingga 50,0 ml, maka diperoleh: larutan baku 1, 2,
3, 4, dan 5.
9|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

4. Penentuan panjang gelombang maksimal (λmaks) diukur dengan cara scanning


panjang gelombang maksimal (λmaks) terhadap larutan baku.
5. Ukurlah serapan (A) dari masing-masing larutan baku 1, 2, 3, 4, dan 5 pada λmaks
dari hasil scanning di atas.
6. Buatlah kurva baku dari larutan baku Metampiron di atas dengan persamaan
regresi linier:
Y = bX + a
7. Amati serapan dari larutan sampel di atas pada panjang gelombang daerah UV
dari hasil optimasi di atas.
8. Hitunglah kadar Metampiron dalam sampel (3 kali) menggunakan persamaan
regresi linier di atas.
9. Hitunglah kadar rata-rata Metampiron dalam sampel.

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2014, “Farmakope Indonesia Edisi V”, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
2. Anonim, 2001, “Kodeks Makanan Indonesia”, Badan POM RI, Jakarta.

10 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PERCOBAAN II
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DARI CABE SEGAR
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar vitamin C pada cabe secara
spektrofotometri UV.

B. TEORI
Vitamin C termasuk golongan vitamin yang sangat mudah larut dalam air, sedikit
larut dalam alkohol dan gliserol, tetapi tidak dapat larut dalam pelarut non polar
seperti eter, benzene, kloroform dan lain-lain. Berbentuk kristal putih, tidak berbau,
bersifat asam dan stabil dalam bentuk kering. Vitamin C merupakan suatu reduktor
yang kuat, karena mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam.

Gambar 2. Struktur kimia vitamin C

Penetapan kadar Vitamin C dapat dilakukan secara analisis menggunakan


metode spektrofotometri UV-Vis baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melakukan penetapan kadar vitamin C
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hal ini menunjukkan bahwa metode
spektrofotometer UV-Vis mampu memberikan hasil pengukuran kadar vitamin C
yang hampir sama dengan nilai nutrisi yang terdapat dalam suatu sampel. Analisis
dengan metode spektrofotometri UV-Vis memiliki keuntungan yaitu lebih mudah,
cepat dan spesifik untuk analisis zat uji.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Spektrofotometer Genesys 10 1. Cabe segar (bebas memilih spesies cabe)
2. Corong pisah 2. Standar Vitamin C
3. Labu takar 3. Akuades bebas CO2
4. Pipet volume
5. Mikropipet
6. Alat-alat gelas

11 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C 100 ppm
Asam askorbat ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 mL dan dilarutkan dengan aquabides sampai tanda batas.
2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Larutan Vit. C
Dipipet 5 mL larutan vitamin C 100 ppm dan dimasukkan kedalam labu terukur
50 mL. Lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas dan dihomogenkan.
Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200 – 400 nm dengan
menggunakan blanko aquabides.
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Dipipet larutan vitamin C 100 ppm kedalam labu ukur 50 mL masing-masing
sebesar 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL dan 6 mL. Kemudian ditambahkan aquabides
hingga tanda batas lalu dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum yang diperoleh.
4. Penentuan Kadar Tiap Sampel
Sebanyak 50 mg cabai merah yang dihaluskan, kemudian ditambahkan dengan
sedikit aquades bebas CO2 dan disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 mL dan ditambah aquades bebas CO2 hingga mencapai tanda
batas. Selanjutnya, diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang
Dilakukan 3 kali pengulangan untuk tiap sampel.

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Arel, A., Martinus, B.A. and Ningrum, S.A., 2017. Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (FAC Weber) Britton & Rose)
Dengan Metode Spektrofotometri UV-Visibel. Scientia: Jurnal Farmasi dan
Kesehatan, 7(1), pp.1-5.
2. Badriyah, L. and Manggara, A.B., 2017. Penetapan kadar Vitamin C pada cabai
merah (Capsicum annum L.) menggunakan metode Spektrofotometri UV-
VIS. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan, 2(1), pp.25-28.
3. Yunita, E., Arifah, E.N. and Tamara, V.F., 2019. Validasi Metode Penetapan Kadar
Vitamin C Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) secara Spekteofotometri UV-
Vis. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 16(1), pp.118-131.

12 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PERCOBAAN III
UJI PARAMETER LINEARITAS, BATAS DETEKSI DAN KUANTIFIKASI
PADA PENETAPAN KADAR PARASETAMOL SEDIAAN SIRUP SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV

A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji validasi parameter linearitas, batas
deteksi dan kuantifikasi pada penetapan kadar sirup Parasetamol secara
spektrofotometri UV.

B. TEORI
1. Parasetamol

Gambar 3.1. Strutur parasetamol

Dalam struktur kimianya Parasetamol memiliki gugus kromofor yaitu ikatan


rangkap pada inti benzen atau inti aromatis, sehingga Parasetamol dapat
ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri UV. Parasetamol memberikan
serapan yang kuat pada panjang gelombang sekitar 273 nm, hal ini disebabkan
oleh adanya gugus auksokrom yaitu gugus fenol dan amina.
2. Validasi Metode Analisis
Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat,
spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu
metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-
parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis, karena
suatu metode harus divalidasi, ketika:
a. Model baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu
b. Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau
karena munculnya suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku
tersebut harus direvisi
c. Penjaminan mutu yang mengidentifikasikan bahwa metode baku telah
berubah seiring dengan berjalannya waktu
d. Metode baku digunakan dilaboratorium yang berbeda, dikerjakan oleh analis
yang berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda
e. Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar dua metode, seperti antara
metode baru dan metode baku.

Ada 8 langkah dalam validasi metode analisis sebagaimana terlihat dalam


gambar 3.2

13 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Gambar 3.2. Delapan Tahap Metode Validasi

a. Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan
respon secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik
yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel.
Lineritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi
yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x).
Linearitas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada
konsntrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses
dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan
nilai kemiringan (slope), intersep, dan koefisien korelasinya (r).
Linieritas juga dapat dilakukan dengan mengukuran absorbansi larutan
pembanding, kemudian dibuat kurva hubungan antara kadar vs serapan
dan ditentukan persamaan regresi linier serta koefesien korelasi (x) dan
koefesien korelasi dari fungsi (Vxo). Berdasarkan hasil koefesien
korelasi dan perhitungan dapat diketahui bahwa metode
spektrofotometri memiliki linieritas yang baik karena nilai Vxo yang
direkomendasikan adalah ≤ 5% dengan koefesien korelasi 0,999.
b. Batas Deteksi (limit of detection, LOD)
Batas deteksi didefinisikan sebgai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi. LOD merupakan batas uji yang
secara spesifik menyatakan apakah diatas atau dibawah nilai tertentu.
LOD dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva
kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan
garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan
simpangan baku residual (Sy/x) atau dengan rumus dibawah ini.
3,3 ×𝑆𝑦/𝑥
LOD =
𝑏
Keterangan :
Sy/x = simpangan baku residual
b = respon dari kemiringan (slope pada persamaan garis y= bx+a)

14 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

c. Batas Kuantifikasi (limit of quantitation, LOQ)


Batas kuantitasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah
dalam sampel yang dapat dikuatitasi. Sebagaimana LOD, LOQ juga
dinyatakan sebagai konsentrasi. LOQ dapat dihitung secara statistik
melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan
sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan
simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual (Sy/x)
atau dengan rumus dibawah ini:
10 ×𝑆𝑦/𝑥
LOQ =
𝑏
Keterangan :
Sy/x = simpangan baku residual
b = respon dari kemiringan (slope pada persamaan garis y= bx+a)

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Spektrofotometer Genesys 10 1. Standar parasetamol
2. Corong pisah 2. Etanol pro analisa
3. Labu takar
4. Pipet volume
5. Mikropipet
6. Alat-alat gelas

D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan induk parasetamol
Timbang saksama 50 mg Parasetamol standar/pembanding, masukkan dalam
labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam 40 ml etanol 96%, dan encerkan dengan
etanol 96% hingga 100,0 ml.
2. Penentuan panjang gelombang maksium parasetamol
Penentuan panjang gelombang maksimal (λmaks) diukur dengan cara scanning
panjang gelombang 200-800 nm.
3. Pembuatan kurva baku kalibrasi
a. Ambil sebanyak 0,25 ml, 0,50 ml, 0,75 ml, 1,00 ml dan 1,25 ml dari larutan
induk tsb, masukkan masing-masing ke dalam labu takar 25 ml, dan encerkan
masing-masing dengan etanol 96% hingga 25 ml, maka diperoleh larutan
baku 1, 2, 3, 4, dan 5.
b. Ukurlah serapan (A) dari masing-masing larutan baku 1, 2, 3, 4, dan 5 pada
λmaks dari hasil scanning di atas. Masing-masing konsentrasi direplikasi
sebanyak 6 kali.
c. Buatlah kurva baku dari larutan baku parasetamol di atas dengan persamaan
regresi linier : Y = bX + a

15 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

4. Uji linieritas
Membuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi larutan vitamin C.
Masing-masing konsentrasi dilakukan pengukuran ulang sedikitnya 6 kali,
kemudian membuat kurva kalibrasi dan persamaan garis linier dari sampel yang
mengandung vitamin C.
5. Uji Limit of Detection (LOD), dan Limit of Quantitation (LOQ)
Membuat larutan standar vitamin C, selanjutnya didapatkan kurva kalibrasi dari
pengukuran standar. Kemudian dilakukan pengukuran konsentrasi tertinggi
sampai dengan konsentrasi yang terendah.

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2014, “Farmakope Indonesia Edisi V”, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
2. Gandjar dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
3. Yunita, E., Arifah, E.N. and Tamara, V.F., 2019. Validasi Metode Penetapan Kadar
Vitamin C Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) secara Spekteofotometri UV-
Vis. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 16(1), pp.118-131.

16 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PERCOBAAN IV
UJI PARAMETER PRESISI DAN AKURASI PADA PENETAPAN KADAR
PARASETAMOL SEDIAAN SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji validasi parameter presisi dan akurasi
pada penetapan kadar Parasetamol dalam sediaan sirup secara spektrofotometri UV.

B. TEORI
1. Parasetamol

Gambar 4.1. Strutur parasetamol

Dalam struktur kimianya Parasetamol memiliki gugus kromofor yaitu ikatan


rangkap pada inti benzen atau inti aromatis, sehingga Parasetamol dapat
ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri UV. Parasetamol memberikan
serapan yang kuat pada panjang gelombang sekitar 273 nm, hal ini disebabkan
oleh adanya gugus auksokrom yaitu gugus fenol dan amina.
2. Validasi Metode Analisis
Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat,
spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu
metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-
parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis, karena
suatu metode harus divalidasi, ketika:
a. Model baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu
b. Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan atau
karena munculnya suatu problem yang mengarahkan bahwa metode baku
tersebut harus direvisi
c. Penjaminan mutu yang mengidentifikasikan bahwa metode baku telah
berubah seiring dengan berjalannya waktu
d. Metode baku digunakan dilaboratorium yang berbeda, dikerjakan oleh analis
yang berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda
e. Untuk mendemonstrasikan kesetaraan antar dua metode, seperti antara
metode baru dan metode baku.

Ada 8 langkah dalam validasi metode analisis sebagaimana terlihat dalam


gambar 4.2

17 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Gambar 4.2. Delapan Tahap Metode Validasi

a. Akurasi
Secara umum akurasi didefinisikan sebagai ukuran yang menunjukkan
derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya.
Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit
yang ditambahkan. Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (% recovery). Nilai % recovery
yang dapat diterima untuk konsentrasi 10-100 ppm adalah 80%-115%.
b. Presisi
Presisi merupakan kedekatan hasil dalam satu seri pengukuran. presisi
dapat juga didefinisikan sebagai ukuran keterulangan metode analisis dan
biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel
yang berbeda signifikan secara statistik. Presisi sering dinyatakan standar
deviasi relative (RSD) dari serangkaian data. Data untuk pengujian presisi
biasanya direplikasi 6-15 kali yang dilakukan pada sampel tunggal untuk
tiap-tiap konsentrasi. Nilai RSD yang disyaratkan antara 1-2% dalam
senyawa-senyawa yang aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk
senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara 5-15%.
Untuk menghitung SD dan RSD dapat dilihat pada rumus berikut ini:
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖− 𝑥̅ )
2
SD = √
(𝑛−1)
Keterangan :
𝑥𝑖 = nilai dari masing-masing pengukuran sampel
𝑥̅ = rata-rata dari pengukuran sampel
n = jumlah sampel
100 ×𝑆𝐷
RSD (%) =
𝑥̅

18 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Spektrofotometer Genesys 10 1. Sampel sirup parasetamol
2. Corong pisah 2. Standar parasetamol
3. Labu takar 3. Etanol pro analisa
4. Pipet volume
5. Mikropipet
6. Alat-alat gelas

D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan induk parasetamol
Timbang saksama 50 mg Parasetamol standar/pembanding, masukkan dalam
labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam 40 ml etanol 96%, dan encerkan dengan
etanol 96% hingga 100,0 ml.
2. Penentuan panjang gelombang maksium parasetamol
Penentuan panjang gelombang maksimal (λmaks) diukur dengan cara scanning
panjang gelombang 200-800 nm.
3. Pembuatan kurva baku kalibrasi
a. Ambil sebanyak 0,25 ml, 0,50 ml, 0,75 ml, 1,00 ml dan 1,25 ml dari larutan
induk tsb, masukkan masing-masing ke dalam labu takar 25 ml, dan encerkan
masing-masing dengan etanol 96% hingga 25 ml, maka diperoleh larutan
baku 1, 2, 3, 4, dan 5.
b. Ukurlah serapan (A) dari masing-masing larutan baku 1, 2, 3, 4, dan 5 pada
λmaks dari hasil scanning di atas. Masing-masing konsentrasi direplikasi
sebanyak 6 kali.
c. Buatlah kurva baku dari larutan baku parasetamol di atas dengan persamaan
regresi linier : Y = bX + a
4. Perhitungan nilai presisi
a. Pipet saksama sirup parasetamol yang setara dengan 50 mg Parasetamol,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam etanol 96%
hingga 100,0 ml, kocok dan saring.
b. Pipet masing-masing sebanyak 10,0 ml larutan tsb. lalu masukkan ke dalam
labu takar 100,0 ml dan encerkan dengan etanol 96% hingga 100,0 ml
(larutan sampel).
c. Ukurlah serapan (A) dari larutan sampel pada λmaks dari hasil scanning di
atas.
d. Ulangi pengamatan serapan larutan sampel sebanyak 6 kali.
e. Hitunglah nilai RSD
5. Perhitungan nilai Akurasi
a. Akurasi 80%
a. Timbang saksama serbuk tablet yang setara dengan 50 mg Parasetamol,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam etanol 96%
hingga 100,0 ml, kocok dan saring.

19 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

b. Pipet masing-masing sebanyak 8,0 ml larutan tsb. lalu masukkan ke


dalam labu takar 100,0 ml dan encerkan dengan etanol 96% hingga
100,0 ml (larutan sampel).
c. Ukurlah serapan (A) dari larutan sampel pada λmaks dari hasil scanning di
atas.
d. Ulangi pengamatan serapan larutan sampel sebanyak 3 kali.
e. Hitung nilai persen perolehan kembali
b. Akurasi 100%
1) Timbang saksama serbuk tablet yang setara dengan 50 mg Parasetamol,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam etanol 96%
hingga 100,0 ml, kocok dan saring.
2) Pipet masing-masing sebanyak 10,0 ml larutan tsb. lalu masukkan ke
dalam labu takar 100,0 ml dan encerkan dengan etanol 96% hingga
100,0 ml (larutan sampel).
3) Ukurlah serapan (A) dari larutan sampel pada λmaks dari hasil scanning di
atas.
4) Ulangi pengamatan serapan larutan sampel sebanyak 3 kali.
5) Hitung nilai persen perolehan kembali
c. Akurasi 120%
1) Timbang saksama serbuk tablet yang setara dengan 50 mg Parasetamol,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam etanol 96%
hingga 100,0 ml, kocok dan saring.
2) Pipet masing-masing sebanyak 12,0 ml larutan tsb. lalu masukkan ke
dalam labu takar 100,0 ml dan encerkan dengan etanol 96% hingga
100,0 ml (larutan sampel).
3) Ukurlah serapan (A) dari larutan sampel pada λmaks dari hasil scanning di
atas.
4) Ulangi pengamatan serapan larutan sampel sebanyak 3 kali.
5) Hitung nilai persen perolehan kembali

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2014, “Farmakope Indonesia Edisi V”, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
2. Gandjar dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
3. Yunita, E., Arifah, E.N. and Tamara, V.F., 2019. Validasi Metode Penetapan Kadar
Vitamin C Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) secara Spekteofotometri UV-
Vis. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 16(1), pp.118-131.

20 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PERCOBAAN V
UJI IN SILICO KUERSETIN SEBAGAI ANALGETIK

A. TUJUAN
Melakukan uji in silico senyawa kuersetin sebagai analgetik terhadap enzim
Siklooksigenase-2

B. TEORI
Studi in silico merupakan pendekatan pada suatu kondisi/keadaan nyata ke
dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam mendesain
obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan menjanjikan dalam
mengidentifikasi senyawa baru karena lebih cepat dan biaya yang lebih ekonomis.
Cakupan In silico ini cukup luas, diantaranya studi docking, formasi kimia, dan
bioinformatika.
Molecular docking merupakan suatu prosedur komputasi untuk memprediksi
konformasi protein atau molekul asam nukleat (DNA atau RNA) dan ligan yang
merupakan molekul kecil atau protein lain. Molecular docking telah memberikan
kontribusi yang sangat penting dalam proses penemuan obat selama bertahun-tahun.
Salah satu motivasi utama dalam penemuan obat adalah mengidentifikasi kedudukan
molekul kecil yang inovatif, menunjukkan afinitas pengikatan yang tinggi, dan
selektivitas pada target yang bersamaan dengan suatu kelayakan profil adsorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME). Merancang obat-obatan memerlukan
teknik untuk menentukan dan memprediksi geometri, konformasi, dan sifat
elektronik molekul yang kecil dan makromolekul (reseptor) protein.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Personal Computer (PC/Laptop) yang dilengkapi dengan perangkat lunak seperti
sistem operasi Linux
2. Program YASARA
3. Program MarvinSketch.
BAHAN
1. Protein Siklooksigenase-2 yang diunduh dari protein data bank (www.rscb.org)
dengan kode 6COX
2. Struktur 2D Kuersetin sebagai sampel
3. Struktur 2D Aspirin sebagai pembanding

D. PROSEDUR KERJA
1. Preparasi Ligand Native
a. Unduh file pdb makromolekul 6COX di Protein Data Bank.
b. Load file ke YASARA. Hapus bagian dari sistem yang tidak diperlukan dalam
protocol docking.
c. Hapus deterjen yang ada dalam sistem.

21 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

d. Tambahkan hydrogen ke dalam sistem melalui YASARA. Simpan file sebagai


YASARA Object.
e. Hapus ligan asli dari masing-masing protein, kemudian simpan sebagai
protein.mol2.
f. Load file protein dari YASARA Object. Hapus ligan asli dari masing-masing
protein. Aktifkan opsi negate name. Simpan sebagai ref_ligand.mol2.
g. Buka ref_ligand.mol2 di MarvinSketch.
h. Lakukan optimasi protonation dengan metode Major Microspecies. Simpan
hasil sebagai ligand_2D.mrv.
i. Lakukan optimasi konformasi dengan metode conformers. Simpan hasil
sebagai ligand.mol2.
2. Preparasi Ligan Kuersetin
a. Gambar struktur dua dimensi senyawa kuersetin secara manual
menggunakan MarvinSketch.
b. Lakukan optimasi protonation dengan metode Major Microspecies. Simpan
hasil sebagai ligand_2D.mrv.
c. Lakukan optimasi konformasi dengan metode conformers. Simpan hasil
sebagai ligand.mol2.
3. Preparasi Ligan Aspirin
a. Gambar struktur dua dimensi senyawa Aspirin secara manual menggunakan
MarvinSketch.
b. Lakukan optimasi protonation dengan metode Major Microspecies. Simpan
hasil sebagai ligand_2D.mrv.
c. Lakukan optimasi konformasi dengan metode conformers. Simpan hasil
sebagai ligand.mol2.
4. Docking Ligand Native
a. Buat folder untuk menyimpan file docking.
b. Tiap folder tambahkan file dari aplikasi PLANTS yakni PLANTS, PLANTS.exe,
PLANTS64, dan plantsconfig. Pindahkan folder pada flashdisk.
c. Jalankan virtual oracle. Melalui flashdisk pindahkan 1 folder ke virtual. Klik
kanan lalu klik open terminal. Tunggu hingga proses docking berjalan. Isikan
perintah docking di bawah pada saat running docking.
chmod u+x PLANTS
./PLANTS
./PLANTS --mode bind ref_ligand.mol2 5 protein.mol2
grep -Ev "# binding site definition" plantsconfig > temp_conf
grep -Ev "bindingsite_" temp_conf > temp_conf2
cat temp_conf2 bindingsite.def > plantsconfig
./PLANTS --mode screen plantsconfig
cd results/
more bestranking.csv
d. Jika running sudah selesai, pindahkan folder result ke flashdisk.
e. Catat hasil skor docking

22 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

5. Validasi Metode Docking


a. Jalankan YASARA. Load ref_ligand.mol2 dan file hasil docking. Simpan sebagai
YASARA scene.
b. Hapus atom hydrogen. Klik Analyze>RMSD of>Molecules. Kemudian didapat
nilai RMSD.
c. Lakukan hal yang sama untuk tiap konformasi pada masing-masing protein.
6. Docking kuersetin dan Aspirin
a. Buat folder untuk masing-masing protein. Gantikan file ligand.mol2 dari
ligand native dengan file ligand.mol2 dari kuersetin untuk docking kuersetin.
Gantikan file ligand.mol2 dari ligand native dengan file ligand.mol2 dari
Aspirin untuk docking Aspirin.
b. Tiap folder tambahkan file dari aplikasi PLANTS yakni, PLANTS, PLANTS.exe,
PLANTS64, dan plantsconfig. Pindahkan folder pada flashdisk.
c. Jalankan virtual oracle. Melalui flashdisk pindahkan 1 folder ke virtual. Klik
kanan lalu klik open terminal. Tunggu hingga proses docking berjalan. Isikan
perintah docking seperti saat docking ligand native pada saat running
docking.
d. Jika running sudah selesai, pindahkan folder result ke flashdisk. Lakukan step
yang sama pada setiap protein.
e. Catat hasil skor docking

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, H. 2011. Kimia Komputasi : Molecular Docking PLANTS Penambatan
Molekul PLANTS [Protein-Ligand-Ant-System](“Ilmu Semut”), 1st ed. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
2. Yunita, E., Fatimah, S., Yulianto, D., Trikuncahyo, V. and Khodijah, Z., 2019. Potensi
Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Alternatif Antiinflamasi: Studi
In Silico. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, pp.42-50.

23 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PERCOBAAN VI
UJI IN SILICO KUERSETIN SEBAGAI ANTIBAKTERI

A. TUJUAN
Melakukan uji in silico senyawa kuersetin sebagai antibakteri terhadap enzim
D-alanin-D-alanil-Dekarboksipeptidase

B. TEORI
Studi in silico merupakan pendekatan pada suatu kondisi/keadaan nyata ke
dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam mendesain
obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan menjanjikan dalam
mengidentifikasi senyawa baru karena lebih cepat dan biaya yang lebih ekonomis.
Cakupan In silico ini cukup luas, diantaranya studi docking, formasi kimia, dan
bioinformatika.
Molecular docking merupakan suatu prosedur komputasi untuk memprediksi
konformasi protein atau molekul asam nukleat (DNA atau RNA) dan ligan yang
merupakan molekul kecil atau protein lain. Molecular docking telah memberikan
kontribusi yang sangat penting dalam proses penemuan obat selama bertahun-tahun.
Salah satu motivasi utama dalam penemuan obat adalah mengidentifikasi kedudukan
molekul kecil yang inovatif, menunjukkan afinitas pengikatan yang tinggi, dan
selektivitas pada target yang bersamaan dengan suatu kelayakan profil adsorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME). Merancang obat-obatan memerlukan
teknik untuk menentukan dan memprediksi geometri, konformasi, dan sifat
elektronik molekul yang kecil dan makromolekul (reseptor) protein.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Personal Computer (PC/Laptop) yang dilengkapi dengan perangkat lunak seperti
sistem operasi Linux
2. Program YASARA
3. Program MarvinSketch.
BAHAN
1. Protein D-alanin-D-alanil-Dekarboksipeptidase yang diunduh dari protein data
bank (www.rscb.org) dengan kode 3MZD
2. Struktur 2D Kuersetin sebagai sampel
3. Struktur 2D Penisilin sebagai pembanding

D. PROSEDUR KERJA
1. Preparasi Ligand Native
a. Unduh file pdb makromolekul 3MZD di Protein Data Bank.
b. Load file ke YASARA. Hapus bagian dari sistem yang tidak diperlukan dalam
protocol docking.
c. Hapus deterjen yang ada dalam sistem.

24 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

d. Tambahkan hydrogen ke dalam sistem melalui YASARA. Simpan file sebagai


YASARA Object.
e. Hapus ligan asli dari masing-masing protein, kemudian simpan sebagai
protein.mol2.
f. Load file protein dari YASARA Object. Hapus ligan asli dari masing-masing
protein. Aktifkan opsi negate name. Simpan sebagai ref_ligand.mol2.
g. Buka ref_ligand.mol2 di MarvinSketch.
h. Lakukan optimasi protonation dengan metode Major Microspecies. Simpan
hasil sebagai ligand_2D.mrv.
i. Lakukan optimasi konformasi dengan metode conformers. Simpan hasil
sebagai ligand.mol2.
2. Preparasi Ligan Kuersetin
a. Gambar struktur dua dimensi senyawa kuersetin secara manual
menggunakan MarvinSketch.
b. Lakukan optimasi protonation dengan metode Major Microspecies. Simpan
hasil sebagai ligand_2D.mrv.
c. Lakukan optimasi konformasi dengan metode conformers. Simpan hasil
sebagai ligand.mol2.
3. Preparasi Ligan Penisilin
a. Gambar struktur dua dimensi senyawa Aspirin secara manual menggunakan
MarvinSketch.
b. Lakukan optimasi protonation dengan metode Major Microspecies. Simpan
hasil sebagai ligand_2D.mrv.
c. Lakukan optimasi konformasi dengan metode conformers. Simpan hasil
sebagai ligand.mol2.
4. Docking Ligand Native
a. Buat folder untuk menyimpan file docking.
b. Tiap folder tambahkan file dari aplikasi PLANTS yakni PLANTS, PLANTS.exe,
PLANTS64, dan plantsconfig. Pindahkan folder pada flashdisk.
c. Jalankan virtual oracle. Melalui flashdisk pindahkan 1 folder ke virtual. Klik
kanan lalu klik open terminal. Tunggu hingga proses docking berjalan. Isikan
perintah docking di bawah pada saat running docking.
chmod u+x PLANTS
./PLANTS
./PLANTS --mode bind ref_ligand.mol2 5 protein.mol2
grep -Ev "# binding site definition" plantsconfig > temp_conf
grep -Ev "bindingsite_" temp_conf > temp_conf2
cat temp_conf2 bindingsite.def > plantsconfig
./PLANTS --mode screen plantsconfig
cd results/
more bestranking.csv
d. Jika running sudah selesai, pindahkan folder result ke flashdisk.
e. Catat hasil skor docking

25 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

5. Validasi Metode Docking


d. Jalankan YASARA. Load ref_ligand.mol2 dan file hasil docking. Simpan sebagai
YASARA scene.
e. Hapus atom hydrogen. Klik Analyze>RMSD of>Molecules. Kemudian didapat
nilai RMSD.
f. Lakukan hal yang sama untuk tiap konformasi pada masing-masing protein.
6. Docking kuersetin dan penisilin
a. Buat folder untuk masing-masing protein. Gantikan file ligand.mol2 dari
ligand native dengan file ligand.mol2 dari kuersetin untuk docking kuersetin.
Gantikan file ligand.mol2 dari ligand native dengan file ligand.mol2 dari
penisilin untuk docking penisilin.
b. Tiap folder tambahkan file dari aplikasi PLANTS yakni, PLANTS, PLANTS.exe,
PLANTS64, dan plantsconfig. Pindahkan folder pada flashdisk.
c. Jalankan virtual oracle. Melalui flashdisk pindahkan 1 folder ke virtual. Klik
kanan lalu klik open terminal. Tunggu hingga proses docking berjalan. Isikan
perintah docking seperti saat docking ligand native pada saat running
docking.
d. Jika running sudah selesai, pindahkan folder result ke flashdisk. Lakukan step
yang sama pada setiap protein.
e. Catat hasil skor docking

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, H. 2011. Kimia Komputasi : Molecular Docking PLANTS Penambatan
Molekul PLANTS [Protein-Ligand-Ant-System](“Ilmu Semut”), 1st ed. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
2. Yunita, E., Fatimah, S., Yulianto, D., Trikuncahyo, V. and Khodijah, Z., 2019. Potensi
Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Alternatif Antiinflamasi: Studi
In Silico. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, pp.42-50.

26 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

CATATAN HASIL KERJA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


PERCOBAAN I: PENETAPAN KADAR METAMPIRON PADA SEDIAAN TABLET
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Data Diri Praktikan


(Diisi oleh Praktikan)
Nama Lengkap NIM

Dosen Pembimbing Kelas

Tanggal Praktikum Kelompok

Checklist Aspek Penilaian Praktikum


(Diisi oleh Dosen Pembimbing)
Aktivitas Praktikum
No. Aspek Penilaian Nilai
1. Hadir tepat waktu (15)
2. Menggunakan APD (15)
3. Aktif saat praktikum (30)
4. Aktif saat diskusi (25)
5. Kerapian dan kebersihan saat praktikum (15)
Total Nilai Aktivitas Praktikum

Catatan Hasil Kerja Praktikum


No. Aspek Penilaian Nilai
1. Pembuatan skematika kerja (25)
2. Kelengkapan penyajian hasil & perhitungan* (30)
3. Pembahasan (25)
4. Kesimpulan (10)
5. Penulisan daftar pustaka (10)
Total Nilai Catatan Hasil Praktikum

Catatan/Saran/Masukan Dari Dosen Pembimbing* Ttd. Dosen Pembimbing

*jika ada

27 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

SKEMATIKA KERJA

28 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

HASIL PERCOBAAN

Data Absorbansi
Konsentrasi
Replikasi
…. …. …. .... ….
1
2
3
Rata-Rata
SD

Gambar Kurva Baku Metampiron:

Persamaan regresi linear :


Nilai r :

Data Absorbansi Sampel


Replikasi Absorbansi
1
2
3
Rata-rata
SD

29 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Perhitungan Kadar Metampiron Tablet

30 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PEMBAHASAN

31 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

32 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

CATATAN HASIL KERJA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


PERCOBAAN I: PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA CABE SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV

Data Diri Praktikan


(Diisi oleh Praktikan)
Nama Lengkap NIM

Dosen Pembimbing Kelas

Tanggal Praktikum Kelompok

Checklist Aspek Penilaian Praktikum


(Diisi oleh Dosen Pembimbing)
Aktivitas Praktikum
No. Aspek Penilaian Nilai
1. Hadir tepat waktu (15)
2. Menggunakan APD (15)
3. Aktif saat praktikum (30)
4. Aktif saat diskusi (25)
5. Kerapian dan kebersihan saat praktikum (15)
Total Nilai Aktivitas Praktikum

Catatan Hasil Kerja Praktikum


No. Aspek Penilaian Nilai
1. Pembuatan skematika kerja (25)
2. Kelengkapan penyajian hasil & perhitungan* (30)
3. Pembahasan (25)
4. Kesimpulan (10)
5. Penulisan daftar pustaka (10)
Total Nilai Catatan Hasil Praktikum

Catatan/Saran/Masukan Dari Dosen Pembimbing* Ttd. Dosen Pembimbing

*jika ada

33 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

SKEMATIKA KERJA

34 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

HASIL PERCOBAAN

Data Absorbansi
Konsentrasi
Replikasi
…. …. …. .... ….
1
2
3
Rata-Rata
SD

Gambar Kurva Baku Vitamin C:

Persamaan regresi linear :


Nilai r :

Data Absorbansi Sampel


Replikasi Absorbansi
1
2
3
Rata-rata
SD

35 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Perhitungan Kadar Vitamin C Dalam Cabe

36 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PEMBAHASAN

37 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

38 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

CATATAN HASIL KERJA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


PERCOBAAN IV: UJI PARAMETER LINEARITAS, BATAS DETEKSI DAN
KUANTIFIKASI PADA PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN SIRUP
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Data Diri Praktikan


(Diisi oleh Praktikan)
Nama Lengkap NIM

Dosen Pembimbing Kelas

Tanggal Praktikum Kelompok

Checklist Aspek Penilaian Praktikum


(Diisi oleh Dosen Pembimbing)
Aktivitas Praktikum
No. Aspek Penilaian Nilai
1. Hadir tepat waktu (15)
2. Menggunakan APD (15)
3. Aktif saat praktikum (30)
4. Aktif saat diskusi (25)
5. Kerapian dan kebersihan saat praktikum (15)
Total Nilai Aktivitas Praktikum

Catatan Hasil Kerja Praktikum


No. Aspek Penilaian Nilai
1. Pembuatan skematika kerja (25)
2. Kelengkapan penyajian hasil & perhitungan* (30)
3. Pembahasan (25)
4. Kesimpulan (10)
5. Penulisan daftar pustaka (10)
Total Nilai Catatan Hasil Praktikum

Catatan/Saran/Masukan Dari Dosen Pembimbing* Ttd. Dosen Pembimbing

*jika ada

39 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

SKEMATIKA KERJA

40 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

HASIL PERCOBAAN

Data Absorbansi
Konsentrasi
Replikasi
…. …. …. .... ….

Rata-Rata
SD

Gambar Kurva Baku Parasetamol:

Persamaan regresi linear :


Nilai r :

Absorbansi
No Konsentrasi (X) Y (yr – Y) (yr - Y)2
Rata-rata (yr)
1.
2.
3.
4.
5.
∑(yr-yi)2

41 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Perhitungan:

Sy/x =
∑(𝐲 – 𝐲𝟏 )𝟐

𝑛−2

Sxo = 𝑠𝑦/𝑥
𝑏

Vxo = 𝑆𝑥𝑜
𝑥 100%
𝑋

LOD = 3,3 × 𝑆𝑦/𝑥


𝑏

LOQ = 10 ×𝑆𝑦/𝑥
𝑏

42 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

PEMBAHASAN

43 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

44 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

CATATAN HASIL KERJA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


PERCOBAAN III: UJI PARAMETER PRESISI DAN AKURASI PADA PENETAPAN KADAR
PARASETAMOL DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Data Diri Praktikan


(Diisi oleh Praktikan)
Nama Lengkap NIM

Dosen Pembimbing Kelas

Tanggal Praktikum Kelompok

Checklist Aspek Penilaian Praktikum


(Diisi oleh Dosen Pembimbing)
Aktivitas Praktikum
No. Aspek Penilaian Nilai
1. Hadir tepat waktu (15)
2. Menggunakan APD (15)
3. Aktif saat praktikum (30)
4. Aktif saat diskusi (25)
5. Kerapian dan kebersihan saat praktikum (15)
Total Nilai Aktivitas Praktikum

Catatan Hasil Kerja Praktikum


No. Aspek Penilaian Nilai
1. Pembuatan skematika kerja (25)
2. Kelengkapan penyajian hasil & perhitungan* (30)
3. Pembahasan (25)
4. Kesimpulan (10)
5. Penulisan daftar pustaka (10)
Total Nilai Catatan Hasil Praktikum

Catatan/Saran/Masukan Dari Dosen Pembimbing* Ttd. Dosen Pembimbing

*jika ada

45 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

SKEMATIKA KERJA

46 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

HASIL PERCOBAAN
Persamaan regresi linier :
Nilai r :

Data Abrobansi Sampel


Replikasi ke- Absorbansi
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
SD

Perhitungan Kadar Parasetamol

47 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Perhitungan Presisi
100 ×𝑆𝐷
RSD (%) =
𝑥̅

Perhitungan Akurasi

48 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Tabel Data Akurasi


Konsentrasi Konsentrasi 𝑥̅ % Recovery
No Akurasi % Recovery
teoritis terukur

1. 80%

2. 100%

3. 120%

PEMBAHASAN

49 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KESIMPULAN
50 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

DAFTAR PUSTAKA

51 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

CATATAN HASIL KERJA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


PERCOBAAN V: UJI IN SILICO KUERSETIN SEBAGAI ANALGETIK

Data Diri Praktikan


(Diisi oleh Praktikan)
Nama Lengkap NIM

Dosen Pembimbing Kelas

Tanggal Praktikum Kelompok

Checklist Aspek Penilaian Praktikum


(Diisi oleh Dosen Pembimbing)
Aktivitas Praktikum
No. Aspek Penilaian Nilai
1. Hadir tepat waktu (15)
2. Menggunakan APD (15)
3. Aktif saat praktikum (30)
4. Aktif saat diskusi (25)
5. Kerapian dan kebersihan saat praktikum (15)
Total Nilai Aktivitas Praktikum

Catatan Hasil Kerja Praktikum


No. Aspek Penilaian Nilai
1. Pembuatan skematika kerja (25)
2. Kelengkapan penyajian hasil & perhitungan* (30)
3. Pembahasan (25)
4. Kesimpulan (10)
5. Penulisan daftar pustaka (10)
Total Nilai Catatan Hasil Praktikum

Catatan/Saran/Masukan Dari Dosen Pembimbing* Ttd. Dosen Pembimbing

*jika ada

52 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

SKEMATIKA KERJA

53 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

HASIL PERCOBAAN

Data Pengujian
Metode In Silico : ______________________________________________________________
Protein : ______________________________________________________________
Ligand Native : ______________________________________________________________
Ligand Uji : ______________________________________________________________
Ligand Pembanding : ______________________________________________________________
Jumlah Konformasi : ______________________________________________________________

Data Validasi Metode (untuk ligand native)


Konformasi Ke- Nilai RMSD Konformasi Ke- Nilai RMSD
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

Data Skor Docking Ligand Native


Konformasi Ke- Skor Docking Konformasi Ke- Skor Docking
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

Data Skor Docking Ligand Uji


Konformasi Ke- Skor Docking Konformasi Ke- Skor Docking
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

54 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Data Skor Docking Ligand Pembanding


Konformasi Ke- Skor Docking Konformasi Ke- Skor Docking
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

Data Best Rangking Skor Docking


Ligand Skor Docking

PEMBAHASAN

55 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

56 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

CATATAN HASIL KERJA PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


PERCOBAAN V: UJI IN SILICO KUERSETIN SEBAGAI ANTIBAKTERI

Data Diri Praktikan


(Diisi oleh Praktikan)
Nama Lengkap NIM

Dosen Pembimbing Kelas

Tanggal Praktikum Kelompok

Checklist Aspek Penilaian Praktikum


(Diisi oleh Dosen Pembimbing)
Aktivitas Praktikum
No. Aspek Penilaian Nilai
1. Hadir tepat waktu (15)
2. Menggunakan APD (15)
3. Aktif saat praktikum (30)
4. Aktif saat diskusi (25)
5. Kerapian dan kebersihan saat praktikum (15)
Total Nilai Aktivitas Praktikum

Catatan Hasil Kerja Praktikum


No. Aspek Penilaian Nilai
1. Pembuatan skematika kerja (25)
2. Kelengkapan penyajian hasil & perhitungan* (30)
3. Pembahasan (25)
4. Kesimpulan (10)
5. Penulisan daftar pustaka (10)
Total Nilai Catatan Hasil Praktikum

Catatan/Saran/Masukan Dari Dosen Pembimbing* Ttd. Dosen Pembimbing

*jika ada

57 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

SKEMATIKA KERJA

58 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

HASIL PERCOBAAN

Data Pengujian
Metode In Silico : ______________________________________________________________
Protein : ______________________________________________________________
Ligand Native : ______________________________________________________________
Ligand Uji : ______________________________________________________________
Ligand Pembanding : ______________________________________________________________
Jumlah Konformasi : ______________________________________________________________

Data Validasi Metode (untuk ligand native)


Konformasi Ke- Nilai RMSD Konformasi Ke- Nilai RMSD
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

Data Skor Docking Ligand Native


Konformasi Ke- Skor Docking Konformasi Ke- Skor Docking
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

Data Skor Docking Ligand Uji


Konformasi Ke- Skor Docking Konformasi Ke- Skor Docking
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

59 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

Data Skor Docking Ligand Pembanding


Konformasi Ke- Skor Docking Konformasi Ke- Skor Docking
1 6
2 7
3 8
4 9
5 10

Data Best Rangking Skor Docking


Ligand Skor Docking

PEMBAHASAN

60 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

61 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi

LABORATURIUM KIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA

62 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a

Anda mungkin juga menyukai