KIMIA FARMASI
Penyusun:
apt. Dra. Harti Astuti, M.Si.
Dr. apt. Sumantri, M.Sc.
apt. Erma Yunita, M.Sc.
No.: FAP.11/MP/Gasal/AFIYO/XII/2020/Rev.04
NAMA : ___________________________________________________________
NIM : ___________________________________________________________
KELAS : _________________ KELOMPOK : _________________
PEMBIMBING : ___________________________________________________________
PETUNJUK PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI
No.: FAP.11/MP/Gasal/AFIYO/XII/2020/Rev.04
PENYUSUN
apt. Dra. Harti Astuti, M.Si.
Dr. apt. Sumantri, M.Sc.
apt. Erma Yunita, M.Sc.
COVER
apt. Erma Yunita, M.Sc.
REVISI Ke:
IV Desember 2020
LABORATORIUM KIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya
sehingga buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi dapat tersusun. Petunjuk praktikum
ini disusun agar dapat membantu para mahasiswa Akademi Farmasi Indonesia
Yogyakarta semester III dalam melakukan praktikum Kimia Farmasi. Teori yang
mendasar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan praktikum dapat dipelajari
dalam kuliah atau literatur Kimia Farmasi.
Kami menyadari bahwa penyususnan buku ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun untuk
penyempurnaan buku ini. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan penyusunan buku ini
Wassalamu’alaikum wb.wb
Penyusun
DAFTAR ISI
I. PRESENSI PRAKTIKUM
1. Praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai untuk mengisi
daftar hadir. Keterlambatan praktikan tanpa alasan yang jelas berakibat tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Praktikan wajib mengikuti pretest dan mengumpulkan laporan sementara
sebelum memulai praktikum. Praktikan yang tidak mengikuti pretest dan tidak
membawa laporan sementara, tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Apabila tidak mengikuti pretest dan praktikum, praktikan harus memberikan
surat izin, keterangan yang sah dan diberikan kepada dosen pembimbing
praktikum.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Sebelum acara dimulai praktikan harus telah melaksanakan pretes dengan dosen
pembimbing praktikum yang ditetapkan. Praktikan yang belum lulus pretest tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Selama praktikum, praktikan diwajibkan mengenakan jas praktikum, bersikap
sopan dalam berpakaian, cara berbicara, maupun cara bergaul termasuk di
dalamnya tidak merokok dalam laboratorium dan tidak membuat kegaduhan.
3. Bahan-bahan obat yang diambil harus dikembalikan ke tempat semula dengan
tutup botol jangan sampai tertukar.
4. Setelah selesai praktium alat-alat yang digunakan harus sudah dibersihkan dan
dikembalikan kepada laboran.
5. Praktikan yang merusakkan alat harus melapor kepada laboran dan segera
mengganti.
III. HASIL PENGAMATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM
1. Semua data pengamatan harus dicatat dalam laporan sementara, dan dimintakan
persetujuan kepada dosen pembimbing praktikum, kemudian dilengkapi sampai
menjadi laporan akhir dan dikumpulkan dihari yang sama saat praktikum.
2. Apabila belum menyerahkan laporan resmi maka praktikan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum berikutnya.
IV. PENILAIAN PRAKTIKUM
Komponen penilaian praktikum meliputi:
1. Pretes/Postes 10%
2. Praktikum 30%
3. Buku Kerja 30%
4. Responsi 30%
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan Alat Pelindung Diri.
b. Mengambil dan memeriksa alat dan bahan yang akan digunakan.
c. Menggunakan bahan kimia seperlunya, jangan berlebihan karena dapat
mencemari lingkungan.
d. Menggunakan peralatan percobaan dengan benar.
e. Membuang limbah percobaan pada tempat yang sesuai, disesuaikan dengan
kategori limbahnya.
f. Tidak makan, minum, menyimpan makanan atau minuman, merokok di
laboraturium.
g. Tidak mencicipi atau mencium bahan kimia.
h. Tidak meninggalkan api atau listrik.
i. Tidak menggunakan kosmetik berlebihan dan tidak menggunakan softlens di
laboraturium.
j. Mengikat rambut kearah belakang ketika bekerja di laboraturium.
k. Tidak menggunakan telepon genggam saat bekerja di laboraturium.
l. Bekerja dengan tertib, tenang dan hati-hati, tidak boleh berlarian di laboraturium
serta catat data yang diperlukan.
Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi kulit, dan
gatal.
Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan ini dapat menyebabkan kebakaran. Bahan ini menghasilkan
panas jika kontak dengan bahan organik dan reduktor.
Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan ini menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir dan
mengganggu pernapasan.
PERCOBAAN I
PENETAPAN KADAR TABLET METAMPIRON
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar tablet Metampiron secara
spektrofotometri UV.
B. TEORI
Dalam struktur kimianya Metampiron memiliki gugus kromofor yaitu ikatan rangkap
pada inti benzen atau inti aromatis dan inti pirazolon, sehingga Metampiron dapat
ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri UV.
D. PROSEDUR KERJA
1. Timbang saksama 20 tablet Metampiron yang telah memenuhi persyaratan
keseragaman bobot tablet, lalu digerus halus.
2. Timbang saksama serbuk tablet yang setara dengan 50 mg Metampiron,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam air hingga 100,0 ml,
kocok dan saring.
3. Pembuatan larutan standar/baku pembanding Metampiron:
a. Timbang saksama 50 mg Metampiron standar/pembanding, masukkan
dalam labu takar 50,0 ml, lalu larutkan dalam 40 ml air, dan encerkan dengan
air hingga 50,0 ml (larutan induk).
b. Ambil sebanyak 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0 ml dan 5,0 ml dari larutan induk
tsb, masukkan masing-masing ke dalam labu takar 50,0 ml, dan encerkan
masing-masing dengan air hingga 50,0 ml, maka diperoleh: larutan baku 1, 2,
3, 4, dan 5.
9|Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2014, “Farmakope Indonesia Edisi V”, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
2. Anonim, 2001, “Kodeks Makanan Indonesia”, Badan POM RI, Jakarta.
10 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PERCOBAAN II
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DARI CABE SEGAR
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar vitamin C pada cabe secara
spektrofotometri UV.
B. TEORI
Vitamin C termasuk golongan vitamin yang sangat mudah larut dalam air, sedikit
larut dalam alkohol dan gliserol, tetapi tidak dapat larut dalam pelarut non polar
seperti eter, benzene, kloroform dan lain-lain. Berbentuk kristal putih, tidak berbau,
bersifat asam dan stabil dalam bentuk kering. Vitamin C merupakan suatu reduktor
yang kuat, karena mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam.
11 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C 100 ppm
Asam askorbat ditimbang sebanyak 10 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 100 mL dan dilarutkan dengan aquabides sampai tanda batas.
2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Larutan Vit. C
Dipipet 5 mL larutan vitamin C 100 ppm dan dimasukkan kedalam labu terukur
50 mL. Lalu ditambahkan aquabides sampai tanda batas dan dihomogenkan.
Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 200 – 400 nm dengan
menggunakan blanko aquabides.
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Dipipet larutan vitamin C 100 ppm kedalam labu ukur 50 mL masing-masing
sebesar 2 mL, 3 mL, 4 mL, 5 mL dan 6 mL. Kemudian ditambahkan aquabides
hingga tanda batas lalu dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum yang diperoleh.
4. Penentuan Kadar Tiap Sampel
Sebanyak 50 mg cabai merah yang dihaluskan, kemudian ditambahkan dengan
sedikit aquades bebas CO2 dan disaring. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 mL dan ditambah aquades bebas CO2 hingga mencapai tanda
batas. Selanjutnya, diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang
Dilakukan 3 kali pengulangan untuk tiap sampel.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Arel, A., Martinus, B.A. and Ningrum, S.A., 2017. Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (FAC Weber) Britton & Rose)
Dengan Metode Spektrofotometri UV-Visibel. Scientia: Jurnal Farmasi dan
Kesehatan, 7(1), pp.1-5.
2. Badriyah, L. and Manggara, A.B., 2017. Penetapan kadar Vitamin C pada cabai
merah (Capsicum annum L.) menggunakan metode Spektrofotometri UV-
VIS. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan Kesehatan, 2(1), pp.25-28.
3. Yunita, E., Arifah, E.N. and Tamara, V.F., 2019. Validasi Metode Penetapan Kadar
Vitamin C Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) secara Spekteofotometri UV-
Vis. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 16(1), pp.118-131.
12 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PERCOBAAN III
UJI PARAMETER LINEARITAS, BATAS DETEKSI DAN KUANTIFIKASI
PADA PENETAPAN KADAR PARASETAMOL SEDIAAN SIRUP SECARA
SPEKTROFOTOMETRI UV
A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji validasi parameter linearitas, batas
deteksi dan kuantifikasi pada penetapan kadar sirup Parasetamol secara
spektrofotometri UV.
B. TEORI
1. Parasetamol
13 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
a. Linearitas
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan
respon secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik
yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel.
Lineritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi
yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x).
Linearitas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada
konsntrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses
dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan
nilai kemiringan (slope), intersep, dan koefisien korelasinya (r).
Linieritas juga dapat dilakukan dengan mengukuran absorbansi larutan
pembanding, kemudian dibuat kurva hubungan antara kadar vs serapan
dan ditentukan persamaan regresi linier serta koefesien korelasi (x) dan
koefesien korelasi dari fungsi (Vxo). Berdasarkan hasil koefesien
korelasi dan perhitungan dapat diketahui bahwa metode
spektrofotometri memiliki linieritas yang baik karena nilai Vxo yang
direkomendasikan adalah ≤ 5% dengan koefesien korelasi 0,999.
b. Batas Deteksi (limit of detection, LOD)
Batas deteksi didefinisikan sebgai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi. LOD merupakan batas uji yang
secara spesifik menyatakan apakah diatas atau dibawah nilai tertentu.
LOD dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva
kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan
garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan
simpangan baku residual (Sy/x) atau dengan rumus dibawah ini.
3,3 ×𝑆𝑦/𝑥
LOD =
𝑏
Keterangan :
Sy/x = simpangan baku residual
b = respon dari kemiringan (slope pada persamaan garis y= bx+a)
14 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan induk parasetamol
Timbang saksama 50 mg Parasetamol standar/pembanding, masukkan dalam
labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam 40 ml etanol 96%, dan encerkan dengan
etanol 96% hingga 100,0 ml.
2. Penentuan panjang gelombang maksium parasetamol
Penentuan panjang gelombang maksimal (λmaks) diukur dengan cara scanning
panjang gelombang 200-800 nm.
3. Pembuatan kurva baku kalibrasi
a. Ambil sebanyak 0,25 ml, 0,50 ml, 0,75 ml, 1,00 ml dan 1,25 ml dari larutan
induk tsb, masukkan masing-masing ke dalam labu takar 25 ml, dan encerkan
masing-masing dengan etanol 96% hingga 25 ml, maka diperoleh larutan
baku 1, 2, 3, 4, dan 5.
b. Ukurlah serapan (A) dari masing-masing larutan baku 1, 2, 3, 4, dan 5 pada
λmaks dari hasil scanning di atas. Masing-masing konsentrasi direplikasi
sebanyak 6 kali.
c. Buatlah kurva baku dari larutan baku parasetamol di atas dengan persamaan
regresi linier : Y = bX + a
15 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
4. Uji linieritas
Membuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi larutan vitamin C.
Masing-masing konsentrasi dilakukan pengukuran ulang sedikitnya 6 kali,
kemudian membuat kurva kalibrasi dan persamaan garis linier dari sampel yang
mengandung vitamin C.
5. Uji Limit of Detection (LOD), dan Limit of Quantitation (LOQ)
Membuat larutan standar vitamin C, selanjutnya didapatkan kurva kalibrasi dari
pengukuran standar. Kemudian dilakukan pengukuran konsentrasi tertinggi
sampai dengan konsentrasi yang terendah.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2014, “Farmakope Indonesia Edisi V”, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
2. Gandjar dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
3. Yunita, E., Arifah, E.N. and Tamara, V.F., 2019. Validasi Metode Penetapan Kadar
Vitamin C Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) secara Spekteofotometri UV-
Vis. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 16(1), pp.118-131.
16 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PERCOBAAN IV
UJI PARAMETER PRESISI DAN AKURASI PADA PENETAPAN KADAR
PARASETAMOL SEDIAAN SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
A. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji validasi parameter presisi dan akurasi
pada penetapan kadar Parasetamol dalam sediaan sirup secara spektrofotometri UV.
B. TEORI
1. Parasetamol
17 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
a. Akurasi
Secara umum akurasi didefinisikan sebagai ukuran yang menunjukkan
derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya.
Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit
yang ditambahkan. Akurasi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (% recovery). Nilai % recovery
yang dapat diterima untuk konsentrasi 10-100 ppm adalah 80%-115%.
b. Presisi
Presisi merupakan kedekatan hasil dalam satu seri pengukuran. presisi
dapat juga didefinisikan sebagai ukuran keterulangan metode analisis dan
biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel
yang berbeda signifikan secara statistik. Presisi sering dinyatakan standar
deviasi relative (RSD) dari serangkaian data. Data untuk pengujian presisi
biasanya direplikasi 6-15 kali yang dilakukan pada sampel tunggal untuk
tiap-tiap konsentrasi. Nilai RSD yang disyaratkan antara 1-2% dalam
senyawa-senyawa yang aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk
senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara 5-15%.
Untuk menghitung SD dan RSD dapat dilihat pada rumus berikut ini:
∑𝑛
𝑖=1(𝑥𝑖− 𝑥̅ )
2
SD = √
(𝑛−1)
Keterangan :
𝑥𝑖 = nilai dari masing-masing pengukuran sampel
𝑥̅ = rata-rata dari pengukuran sampel
n = jumlah sampel
100 ×𝑆𝐷
RSD (%) =
𝑥̅
18 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan induk parasetamol
Timbang saksama 50 mg Parasetamol standar/pembanding, masukkan dalam
labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam 40 ml etanol 96%, dan encerkan dengan
etanol 96% hingga 100,0 ml.
2. Penentuan panjang gelombang maksium parasetamol
Penentuan panjang gelombang maksimal (λmaks) diukur dengan cara scanning
panjang gelombang 200-800 nm.
3. Pembuatan kurva baku kalibrasi
a. Ambil sebanyak 0,25 ml, 0,50 ml, 0,75 ml, 1,00 ml dan 1,25 ml dari larutan
induk tsb, masukkan masing-masing ke dalam labu takar 25 ml, dan encerkan
masing-masing dengan etanol 96% hingga 25 ml, maka diperoleh larutan
baku 1, 2, 3, 4, dan 5.
b. Ukurlah serapan (A) dari masing-masing larutan baku 1, 2, 3, 4, dan 5 pada
λmaks dari hasil scanning di atas. Masing-masing konsentrasi direplikasi
sebanyak 6 kali.
c. Buatlah kurva baku dari larutan baku parasetamol di atas dengan persamaan
regresi linier : Y = bX + a
4. Perhitungan nilai presisi
a. Pipet saksama sirup parasetamol yang setara dengan 50 mg Parasetamol,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam etanol 96%
hingga 100,0 ml, kocok dan saring.
b. Pipet masing-masing sebanyak 10,0 ml larutan tsb. lalu masukkan ke dalam
labu takar 100,0 ml dan encerkan dengan etanol 96% hingga 100,0 ml
(larutan sampel).
c. Ukurlah serapan (A) dari larutan sampel pada λmaks dari hasil scanning di
atas.
d. Ulangi pengamatan serapan larutan sampel sebanyak 6 kali.
e. Hitunglah nilai RSD
5. Perhitungan nilai Akurasi
a. Akurasi 80%
a. Timbang saksama serbuk tablet yang setara dengan 50 mg Parasetamol,
masukkan ke dalam labu takar 100,0 ml, lalu larutkan dalam etanol 96%
hingga 100,0 ml, kocok dan saring.
19 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2014, “Farmakope Indonesia Edisi V”, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
2. Gandjar dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
3. Yunita, E., Arifah, E.N. and Tamara, V.F., 2019. Validasi Metode Penetapan Kadar
Vitamin C Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) secara Spekteofotometri UV-
Vis. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of
Indonesia), 16(1), pp.118-131.
20 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PERCOBAAN V
UJI IN SILICO KUERSETIN SEBAGAI ANALGETIK
A. TUJUAN
Melakukan uji in silico senyawa kuersetin sebagai analgetik terhadap enzim
Siklooksigenase-2
B. TEORI
Studi in silico merupakan pendekatan pada suatu kondisi/keadaan nyata ke
dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam mendesain
obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan menjanjikan dalam
mengidentifikasi senyawa baru karena lebih cepat dan biaya yang lebih ekonomis.
Cakupan In silico ini cukup luas, diantaranya studi docking, formasi kimia, dan
bioinformatika.
Molecular docking merupakan suatu prosedur komputasi untuk memprediksi
konformasi protein atau molekul asam nukleat (DNA atau RNA) dan ligan yang
merupakan molekul kecil atau protein lain. Molecular docking telah memberikan
kontribusi yang sangat penting dalam proses penemuan obat selama bertahun-tahun.
Salah satu motivasi utama dalam penemuan obat adalah mengidentifikasi kedudukan
molekul kecil yang inovatif, menunjukkan afinitas pengikatan yang tinggi, dan
selektivitas pada target yang bersamaan dengan suatu kelayakan profil adsorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME). Merancang obat-obatan memerlukan
teknik untuk menentukan dan memprediksi geometri, konformasi, dan sifat
elektronik molekul yang kecil dan makromolekul (reseptor) protein.
D. PROSEDUR KERJA
1. Preparasi Ligand Native
a. Unduh file pdb makromolekul 6COX di Protein Data Bank.
b. Load file ke YASARA. Hapus bagian dari sistem yang tidak diperlukan dalam
protocol docking.
c. Hapus deterjen yang ada dalam sistem.
21 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
22 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, H. 2011. Kimia Komputasi : Molecular Docking PLANTS Penambatan
Molekul PLANTS [Protein-Ligand-Ant-System](“Ilmu Semut”), 1st ed. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
2. Yunita, E., Fatimah, S., Yulianto, D., Trikuncahyo, V. and Khodijah, Z., 2019. Potensi
Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Alternatif Antiinflamasi: Studi
In Silico. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, pp.42-50.
23 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PERCOBAAN VI
UJI IN SILICO KUERSETIN SEBAGAI ANTIBAKTERI
A. TUJUAN
Melakukan uji in silico senyawa kuersetin sebagai antibakteri terhadap enzim
D-alanin-D-alanil-Dekarboksipeptidase
B. TEORI
Studi in silico merupakan pendekatan pada suatu kondisi/keadaan nyata ke
dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam mendesain
obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan menjanjikan dalam
mengidentifikasi senyawa baru karena lebih cepat dan biaya yang lebih ekonomis.
Cakupan In silico ini cukup luas, diantaranya studi docking, formasi kimia, dan
bioinformatika.
Molecular docking merupakan suatu prosedur komputasi untuk memprediksi
konformasi protein atau molekul asam nukleat (DNA atau RNA) dan ligan yang
merupakan molekul kecil atau protein lain. Molecular docking telah memberikan
kontribusi yang sangat penting dalam proses penemuan obat selama bertahun-tahun.
Salah satu motivasi utama dalam penemuan obat adalah mengidentifikasi kedudukan
molekul kecil yang inovatif, menunjukkan afinitas pengikatan yang tinggi, dan
selektivitas pada target yang bersamaan dengan suatu kelayakan profil adsorbsi,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME). Merancang obat-obatan memerlukan
teknik untuk menentukan dan memprediksi geometri, konformasi, dan sifat
elektronik molekul yang kecil dan makromolekul (reseptor) protein.
D. PROSEDUR KERJA
1. Preparasi Ligand Native
a. Unduh file pdb makromolekul 3MZD di Protein Data Bank.
b. Load file ke YASARA. Hapus bagian dari sistem yang tidak diperlukan dalam
protocol docking.
c. Hapus deterjen yang ada dalam sistem.
24 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
25 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, H. 2011. Kimia Komputasi : Molecular Docking PLANTS Penambatan
Molekul PLANTS [Protein-Ligand-Ant-System](“Ilmu Semut”), 1st ed. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
2. Yunita, E., Fatimah, S., Yulianto, D., Trikuncahyo, V. and Khodijah, Z., 2019. Potensi
Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Alternatif Antiinflamasi: Studi
In Silico. Jurnal Kefarmasian Akfarindo, pp.42-50.
26 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
*jika ada
27 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
SKEMATIKA KERJA
28 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
HASIL PERCOBAAN
Data Absorbansi
Konsentrasi
Replikasi
…. …. …. .... ….
1
2
3
Rata-Rata
SD
29 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
30 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PEMBAHASAN
31 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
32 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
*jika ada
33 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
SKEMATIKA KERJA
34 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
HASIL PERCOBAAN
Data Absorbansi
Konsentrasi
Replikasi
…. …. …. .... ….
1
2
3
Rata-Rata
SD
35 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
36 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PEMBAHASAN
37 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
38 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
*jika ada
39 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
SKEMATIKA KERJA
40 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
HASIL PERCOBAAN
Data Absorbansi
Konsentrasi
Replikasi
…. …. …. .... ….
Rata-Rata
SD
Absorbansi
No Konsentrasi (X) Y (yr – Y) (yr - Y)2
Rata-rata (yr)
1.
2.
3.
4.
5.
∑(yr-yi)2
41 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
Perhitungan:
Sy/x =
∑(𝐲 – 𝐲𝟏 )𝟐
√
𝑛−2
Sxo = 𝑠𝑦/𝑥
𝑏
Vxo = 𝑆𝑥𝑜
𝑥 100%
𝑋
LOQ = 10 ×𝑆𝑦/𝑥
𝑏
42 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PEMBAHASAN
43 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
44 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
*jika ada
45 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
SKEMATIKA KERJA
46 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
HASIL PERCOBAAN
Persamaan regresi linier :
Nilai r :
47 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
Perhitungan Presisi
100 ×𝑆𝐷
RSD (%) =
𝑥̅
Perhitungan Akurasi
48 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
1. 80%
2. 100%
3. 120%
PEMBAHASAN
49 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
KESIMPULAN
50 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
DAFTAR PUSTAKA
51 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
*jika ada
52 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
SKEMATIKA KERJA
53 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
HASIL PERCOBAAN
Data Pengujian
Metode In Silico : ______________________________________________________________
Protein : ______________________________________________________________
Ligand Native : ______________________________________________________________
Ligand Uji : ______________________________________________________________
Ligand Pembanding : ______________________________________________________________
Jumlah Konformasi : ______________________________________________________________
54 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PEMBAHASAN
55 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
56 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
*jika ada
57 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
SKEMATIKA KERJA
58 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
HASIL PERCOBAAN
Data Pengujian
Metode In Silico : ______________________________________________________________
Protein : ______________________________________________________________
Ligand Native : ______________________________________________________________
Ligand Uji : ______________________________________________________________
Ligand Pembanding : ______________________________________________________________
Jumlah Konformasi : ______________________________________________________________
59 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
PEMBAHASAN
60 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
61 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Farmasi
LABORATURIUM KIMIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
62 | A k a d e m i F a r m a s i I n d o n e s i a Y o g y a k a r t a