Anda di halaman 1dari 76

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM
FARMASETIKA II

apt. Dian Anggraini,


Penyusun : M.Sc.
Apt. Rafiastina Capritasari, M.Farm.
Apt. Dian Anggraini, M.Sc.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
2023
i
VISI, MISI & TUJUAN PROGRAM STUDI D3 FARMASI

VISI

“Menjadi Program Studi D3 Farmasi yang unggul dibidang pelayanan


kefarmasian khususnya farmasi penerbangan pada tahun 2025 ”.

MISI

1. Menyelenggarakan Pendidikan D3 Farmasi untuk menghasilkan lulusan yang


unggul di bidang pelayanan kefarmasian khususnya farmasi penerbangan.
2. Menyelenggarakan penelitian bidang pelayanan kefarmasian yang berguna
bagi masyarakat.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama dengan
berbagai pihak dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
pelayanan kefarmasian.
4. Membentuk tenaga ahli madya farmasi yang memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sikap disiplin.

TUJUAN
1. Menghasilkan tenaga ahli madya farmasi yang unggul dibidang pelayanan
kefarmasian khusunya farmasi penerbangan.
2. Menghasilkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pelayanan kefarmasian.
3. Menghasilkan tenaga ahli madya farmasi yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki sikap disiplin.
4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan
pendidikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dibidang
kesehatan khususnya kefarmasian.

ii
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Buku


Petunjuk Praktikum Farmasetika II untuk mahasiswa D3 Farmasi Politeknik
Kesehatan TNI AU Adisutjipto
Buku petunjuk praktikum ini disusun dengan tujuan untuk membantu
mahasiswa agar dapat memahami proses mulai dari perhitungan dosis,
pembuatan etiket, copy resep, skrining resep, pembuatan sediaan racikan
sampai pemberian Pelayanan Informasi Obat (PIO).
Penyusun berharap agar petunjuk ini bukanlah merupakan satu –
satunya pedoman dalam menjalankan praktikum, oleh karena itu
merupakan suatu keharusan bagi setiap mahasiswa untuk selalu membaca
literatur – literatur yang berhubungan dengan farmasetika.
Penyusun menyadari bahwa petunjuk pratikum ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga saran – saran perbaikan
sangat diharapkan untuk penyempurnaan petunjuk praktikum ini.

Penyusun

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 2 |


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. 3
Daftar Isi............................................................................................................. 4
Tata Tertib Praktikum Farmasetika II................................................................. 5
Format Penulisan Laporan................................................................................. 7
Daftar Singkatan Latin........................................................................................ 10
Daftar Nama Obat.............................................................................................. 14
Pendahuluan...................................................................................................... 20
Interaksi Obat..................................................................................................... 24
Tipe Interaksi...................................................................................................... 27
Tempat terjadinya Interaksi Obat....................................................................... 29
A Resep..................................................................................................... 32
Ketentuan Lain Dalam Resep................................................................ 32
Komponen Resep Menurut Fungsinya................................................... 33
B Etiket...................................................................................................... 34
Pada Etiket Tertulis................................................................................ 34
Cara Memberi Etiket............................................................................... 34
Signa atau Aturan Pakai........................................................................ 35
C Copy Resep........................................................................................... 36
Bagian-bagian Copy Resep................................................................... 36
Ketentuan Copy Resep.......................................................................... 37
Cara Penulisan Copy Resep.................................................................. 37
D Perhitungan Jumlah Obat....................................................................... 39
E Perhitungan Dosis dan Konversi Aturan Pakai Berdasarkan Bentuk 43
Sediaan..................................................................................................
F Kajian Resep.......................................................................................... 43
G Perhitungan Harga Resep...................................................................... 44
Materi Praktikum
Bab 1 : Pembuatan Etiket dan Copy Resep....................................................... 45
Bab 2 : Perhitungan Jumlah Obat dan Dosis...................................................... 50
Bab 3 : Perhitungan Dosis dan Penyesuaian Aturan Pakai 53
(Konversi Bentuk Sediaan).....................................................................
Bab 4 : Kajian Resep (Administrasi, Farmasetis, Klinis).................................... 55
Nyeri....................................................................................................... 55
Gastro.................................................................................................... 56
Respirasi................................................................................................ 58
Kardiovaskuler dan Sindrom Metabolik................................................. 59
Membaca Resep................................................................................... 61

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 3 |


TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASETIKA II
KETENTUAN UMUM
1. Mahasiswa diharuskan hadir 10 menit sebelum acara praktikum dimulai. Bagi yang
terlambat lebih dari 15 menit tanpa ijin, tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Mahasiswa wajib mengenakan jas laboratorium warna putih, bersih, dan selalu dalam
keadaan terkancing. Tidak diperkenankan memakai sandal (berlaku untuk semua).
3. Tidak diperkenankan merokok ataupun melakukan tindakan yang dapat mengganggu
kelancaran acara praktikum.
4. Bila berhalangan hadir, terlebih dahulu membuat surat ijin kepada Dosen Pengampu
Praktikum.
5. Inhal (mengulang praktikum) diberikan maksimal 2 kali dan harus mengikuti jadwal
kelompok lain, dengan persetujuan Dosen Pengampu Praktikum.
6. Bekerja secara hati-hati, teliti, dan bersih selama praktikum.
7. Pengambilan bahan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pembuatan resep.
8. Dilarang keras membuang bahan farmasetis di sembarang tempat. Setelah selesai
praktikum, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula dalam keadaan rapi dan
bersih.
9. Bila terjadi kerusakan atau kehilangan alat selama praktikum, mahasiswa yang
bersangkutan diharuskan mengganti dengan spesifikasi yang sama.
10. Demi kelancaran praktikum, mahasiswa diharapkan membawa peralatan yang tidak
tersedia seperti kemasan untuk setiap resep, lap kain, sudip, sendok sungu, serta
beberapa buku pegangan yang diperlukan.
11. Evaluasi praktikum meliputi :
a. Pretes lisan dilaksanakan di luar jadwal praktikum
b. Pretes tertulis dilaksanakan pada awal praktikum
c. Post test yang dilaksanakan setelah praktikum
d. Kebersihan selama praktikum
e. Pembuatan sediaan
f. Ujian praktikum dinyatakan gagal atau nilai nol, apabila :
- Salah penimbangan
- Salah menghitung dosis
- Salah etiket
- Salah pengambilan obat

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 4 |


12. Ketentuan lain yang belum disebutkan, akan diatur sewaktu pelaksanaan praktikum.
KETENTUAN KHUSUS
1. Masing-masing mahasiswa melakukan acara praktikum sesuai jadwal yang telah
diatur.
2. Sebelum melakukan acara praktikum harus didahului pre-test dan diakhiri post-test
dengan asisten masing-masing sesuai materi yang telah dijadwalkan.
3. Sebelum mengerjakan resep/sediaan yang dipraktikumkan, praktikan wajib
menyiapkan diversen (tanpa pembahasan). Praktikum mulai dikerjakan setelah
diversen disetujui oleh asisten yang bertugas.
4. Setiap selesai post-test, asisten akan memberi tanda tangan pada laporan sementara,
sesuai resep yang akan dikerjakan.
5. Setiap selesai satu acara praktikum, mahasiswa diharuskan membuat laporan
praktikum untuk kemudian diserahkan dan menjadi syarat untuk mengikuti acara
praktikum selanjutnya.
6. Laporan mengacu pada contoh format laporan terlampir. Dibuat pada kertas HVS
polos/garis ukuran folio dengan tulisan yang jelas dan rapi.
7. Keluar ruangan harus seijin petugas praktikum.
8. Dilarang memindahkan alat praktikum dari tempat semula.
9. Hal-hal yang dinilai dalam praktikum ini adalah : disiplin, kebersihan, praktek (pre-test,
kerja, post-test), laporan, dan responsi.
Demikian tata tertib ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Koordinator Praktikum

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 5 |


FORMAT PENULISAN LAPORAN

A. FORMAT SAMPUL LAPORAN


Sampul memakai kertas HVS folio dengan cover berwarna merah muda (pink). Font
huruf Times New Roman 14. Setiap praktikan wajib menyerahkan laporan tentang
percobaan yang telah dilakukan dan harus diserahkan sebelum melakukan praktik
selanjutnya.
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA II
(Judul Praktikum)

Disusun oleh:
Nama : ............................................................
No. mahasiswa : ............................................................
Tanggal praktikum : ............................................................
Hari : ............................................................
Dosen : ............................................................

PRODI D3 FARMASI
POLTEKKES TNI AU ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
2023

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 6 |


B. LAPORAN SEMENTARA (DIVERSEN)
Dicantumkan dalam laporan resmi.
C. LAPORAN RESMI
Wajib ditulis tangan rapi memakai kertas folio/F4 boleh polos atau bergaris.
1. Judul laporan
Sesuai pembagian resep.
2. Tujuan
Merupakan makna yang didapat sealma praktikum.
3. Dasar Teori
Dasar teori dari sediaan yang dibuat, dan digunakan sebagai landasan teori
yang digunakan untuk membahas hasil praktikum.
4. Alat dan Bahan
Dibuat dalam bentuk kolom terpisah.
5. Resep
Berisi resep asli dari sediaan dan resep standar pendukung resep asli (jika
ada).
6. Penimbangan
Berisi penimbangan bahan dan jumlah bahan yang digunakan dalam
praktikum.
7. Cara Kerja
Dibuat diagram.
8. Pemerian
Jelaskan pemerian zat, sifat sediaan, fungsi dan khasiat obat.
9. Pembahasan
Pembahasan berisi tujuan pembuatan sediaan, dan merupakan kesimpulan
pembuatan sediaan selama praktikum dilakukan.
10. Daftar Pustaka
Misal suatu sumber pustaka :
Pengarang buku Prof. Drs. Moh. Anief, Apt. Judul Farmasetika.Cetakan keempat.
November 2008. Gadjah Mada University. Yogyakarta. Hal. 156, 161.

Publikasi oleh National Heart, Lung, and Blood Institute, Tahun 2003, Judul Seventh
Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), Alamat web
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 7 |
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/phycard.pdf, Tanggal diakses 15
Februari 2011.

Penulisan daftar pustaka :


Anief, M., 2008, Farmasetika, 4th Edition, Gadjah Mada University, Yogyakarta, P.
156, 161.
National Heart, Lung, and Blood Institute, 2003, Seventh Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7), http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/phycard.pdf,
(diakses 15 Februari 2011).

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 8 |


DAFTAR SINGKATAN LATIN

No Singkatan Kepanjangan Arti

1 aa. ana Masing-masing

2 a.c. ante coenan sebelum makan


3 a.d. auris dextrae telinga kanan
4 a.h. alternis horis selang satu jam
5 a.l. auris laevae telinga kiri
6 a.m. ante meridiem sebelum tengah hari
7 a.p. ante prandum sebelum sarapan pagi
8 aa p.aeq. ana partes masing-masing sama
aequales banyak
9 abs.febr. absente febre bila tidak demam
10 accur. accurate cermat
11 ad. ad Sampai
12 ad 2 vic. ad duas vices untuk dua kali
13 ad aur. ad aurem pada telinga
14 ad chart.cer. ad chartam pada kertas berlilin
ceratam
15 ad chart.perg. ad chartam pada kertas perkamen
pergameneam
16 ad grat.sap. ad gratum sampai ada rasanya
saporem
17 ad hum ad hunectandum untuk membasahkan
18 ad infl. ad inflandum untuk disemprot

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 9 |


19 ad libit. ad libitum Sesukanya
20 ad oll.alb . ad ollam albam dalam pot putih

21 ad oll.gris. ad ollam griseam dalam pot abu-abu


22 ad scatul. ad scratulam dalam dus
23 ad us.ext. ad usum externum untuk pemakaian luar
24 ad us.in. ad usum internum untuk pemakaian dalam
25 ad up.prop. ad usum propriun untuk pemakaian sendiri
26 ad vitr.alb. ad vitrum album dalam botol putih
27 ad vitr.ampl. ad vitrum amplum dalan botol bermulut lebar
28 ad vitr.fusc. ad vitrum fuscum dalam botol coklat
29 ad vitr.nigr ad vitrum nigrum dalam botol hitam
30 add. adde Tambahkan
31 adh. adhibere Gunakan
32 ads.febr. adsante febre diwaktu demam
33 aeq. aequalis Sama
34 aequab. aequabilis Rata
35 aff. affunde Dituangkan
36 aggred.febr. aggrediente febre diwaktu demam
37 agit. agiration Kocok
38 alb. alba, albus Putih
39 alt.h. alternis horis selang satu jam
40 alt.hor. alternis horis selang satu jam
41 alt.d. alternis die selang satu hari
42 amb. ambo kedua-duanya
43 ampl. ampulla Ampul
44 Ante ante Sebelum
45 applic. applicator Digunakan
46 apt. aptus Cocok
47 aq.bidest. aqua bodestilata air suling dua kali

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 10 |


48 ag.bull. aqua bulliens air mendidih
49 aq.coct. aqua cocta air matang
50 aq.cois. aqua communis air biasa
51 aq.comm. aqua communis air biasa
52 aq.dest. aqua destillata air suling
53 aq.ferv. aqua fervida air panas
54 aq.pat. aqua patabilis air minum
55 aur. auris Telinga
56 aurist. auristillae obat tetes telinga
57 b. bis dua kali
58 bac. bacilli basila (sediaan bentuk
batang)
59 bals.peruv. balsamum peru balsam
peruvianum
60 b.in d. bis in die dua kali sehari
61 b.d.d. bis de die dua kali sehari
62 bid. biduum waktu dua hari
63 bol. boli pil besar
64 c. cum Dengan
65 C.,cochl. cochlear sendok makan
66 c.m. cras mane besok pagi
67 c.n. cras nocte besok malam
68 C.p. cochlear pultis sendok bubur
69 C.p. cochleae parvum sendok bubur
70 C.th. cochlear theae sendok the
71 Cal Calore oleh panas
72 Calef Calefac Panaskan
73 calid. Calidus Panas
74 caps. Capsulae Kapsul
75 caps.gel.el Capsulae kasul gelatin lunak

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 11 |


gelatinosae
elasticae
76 caps.gel.op. capsule gelatinose kapsul gelatin dengan tutup
operculatae
77 caut. Caute hati-hati
78 cer. Cera malam, lilin
79 chart. Charta Kertas
80 cjart.par. charta paraffinata kertas paraffin
81 citiss. Cittissime sangat segera
82 cito. Cito Segera
83 clarif. Clarification Dijernihkan
84 clysm. Clysma klisma/obat pompa
85 co., comp. cps., Composites Majemuk
cpt.,
86 cochleat. Cochleatim sendok demi sendok
87 cois., comm. Communis Biasa
88 colat. Colatura sari, kolatur
89 collut. Collutio obat cuci mulut
90 collyr. Collyrium obat cuci mata
91 Conc Concentrates Pekat
92 Concus Concussus Kocok
93 consp. Consperge Taburkan
94 cont. Continuo Segera
95 coq. Coque Masak
96 cord. Cordis Jantung
97 cort. Cortex Kulit
98 crast. Crastinus Besok
99 crem. Cremor Krim

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 12 |


DAFTAR NAMA OBAT
No NAMA RESMI SINONIM/ NAMA DAGANG KHASIAT
Piperazina teofilina- etanoat
1. Acefylline piperazin Bronkodilator
Etaphyllin
Parasetamol,Dumin,Panadol,
2. Acetaminophenum Analgetika, antipiretika
Paracetol
Acidum Analgetika/Antipiretik
3. Asetosal, Aspirin
acetylsalicylic Antitrombosis
m
Vitamin C, Acidum Antiskorbut Anti
4. Acidum Ascorbicum
Ascorbinicum, Asam Askorbat oksidan
5. Acidum Salicylicum Asam Salisilat Keratolitik
Infeksi virus, Herpes
6. Acyclovir Asiklovir, Poviral, Zovirax
simplex
7. Aethacridini lactas Rivanolum Antiseptik eksteren
Alkohol 95 %, Etanol, Spiritus,
8. Aethanolum Pelarut
Etil alkohol

Aethanolum dilutum Alkohol encer, Spiritus Antiseptik eksteren,


9 dilutus
Aethylmorphini HCl Dionine Antitusivum
10
Ambroksol HCl, Epexol, Antiasma
11. Ambroxol HCl Mucopect
12. Aminophyllinum Teofilin Etilendiamin Bronkodilator
13. Amitriptilin Laroxyl Antidepresan
14. Ammonium Amonium klorida, Salmiak Ekspektoran
Chloridum
Amoksil, Clamoxyl,
15. Amoxycillinum Antibiotika
Kalmoksilin
Ampisilin, Penbitrin,
16. Ampicillinum Antibiotika
Omnipen
Aminobenzylpenicillinum
Antineuritikum,
17. Aneurini HCl Vitamin B1, Thiamini HCl
Komponen vitamin
B kompleks.
18. Aspartame Aspartam, Equal Pemanis sintetis
19. Axerophtholum Vitamin A, Akseroftol Antixerophthalmia
Antianxietas,
20. Bromazepam Lexotan
Antiinsomnia.
21. Bromhexini HCl Bisolvon Mukolitik, Ekspektoran

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 13 |


Penambah ion
22. Calcii lactas Kalk, Kalsium laktat
Ca, antihistamin
23. Calcipherolum Vitamin D2, Kalsiferol Antirakhitis
24. Captopril Kaptopril, Capoten, Antihipertensi
Captensin
25. Cephalexinum Sefaleksina, Cefabiotic Antibiotika
26. Cera album Cera putih Basis salep
27. Cera Flavum Cera, malam kuning Basis salep
28. Cetaceum Ambra alba, Spermaceti Basis salep
29. Chloramphenicolum Kloramfenikol, Kemicetin Antibiotika
Chlorpheniramini CTM, Chlorphenon,
30. Antihistamin
Maleas Chlortrimeton, Pehachlor
31. Chlorpropamidum Klorpropamide, Diabenese Antidiabetes
32. Chlorpromazini HCl Largactil, CPZ, Thorazine Antipsikotik
33. Ciproploxacinum Siprofloksasin, Ciproxin Infeksi sal. urin
Cleocin, Sobelin, Dalacin C
34. Clindamycin HCl Antibiotika
Klindamisin
35. Codein HCl Methylmorphini HCl Antitusivum
36. Coffeinum Kofein, 3,7 dimetil ksantin Stimulan SSP
37. Coffeini Citras Kofein sitrat Stimulan SSP
Cotrimoxazolum Kotrimoksazol, Bactrim Antibakteri
38.
Vitamin B12,Vitamin
39. Cyanocobalaminum Anemia pernicious
merah, Sianokobalamin,
Cobamin, Cycobemin
40. Cyproheptadini HCl Siproheptadin HCl, Pronicy Antihistamin
Kotrimoksazol, Bactrim,
41. Cotrimoxazolum Antibakteri
Trimoxul,Septrin
Largactil, Klorpromazini
42. Chlorpromazini HCl Antipsikosis,
hidroklorida, CPZ
antiemetik
43. Dexamethasone Deksametason, Antiinflamasi
Kalmethason
Valium, Valisanbe, Hipnotik, relaksan
44. Diazepam
Validex, Valium otot, antikonvulsan
Simeticon,Dimethylsiloxae
45. Dimethylpolysiloxane , Dimeticone Methyl Antikembung/
antiflatulen
Polysiloxane, Disflatyl
46. Diphenhydramini HCl Difenhidramin HCl, Benadryl Antihistamin,antitusif
47. Ephedrini HCl Efedrin HCl Bronkodilator
Eritromisina, Erybiotic,
48. Erythromycinum Antibiotika
Erythrocine

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 14 |


Dexambutol, Etibi,
49. Ethambutol HCl. Tuberkulostatik
Miambutol Etambutol
Anaesthesin, Benzocainum, Anestesi lokal
50. Ethylis
Ethoforme, / permukaan
Aminobenzoas
Etilaminobenzoat.
51. Gentamycini sulfas Gentamisin sulfat, Antibiotika
Garamycin
52. Glibenclamidum Glibenklamid, Daonil Antidiabetes
53. Glycerilis Guaiacolas GG, Guaifenesin Ekspektoran
Liquiritiae Succus, Sari akar
54. Glycerrhizae Succus Manis Ekspektoran

55. Hydrocortisone Hidrokortison asetat Antiinflamasi


acetas
Homoklorsiklizin HCl,
56. Homochlorcyclizin Antihistamin
Homoclomin
HCl
57. Ichtammolum Ichtyol Antiseptik eksteren
58. Isoniazidum INH, Isonicotinyl hydrazide Tuberculostatik
59. Isosorbide Dinitrate ISDN, Cedocard, Antiangina,
Vasodilator
60. Methisoprinol Isoprinosine Antivirus
Argilla Alba, Bolus Alba,
61. Kaolin Zat tambahan
China clay
62. Clobazam Frisium, Asabium Antidepresan
63. Lactosum SL, gula susu,Saccharum Bahan tambahan
lactis
Adeps Lanae cum Aqua,
64. Lanolinum Basis salep
Linelinum

Liquor Carbonatis
65. LCD Antiseptik eksteren
Detergent
66. Loperamide HCl Motilex, Imodium Antidiare
67. Lorazepam Ativan Antianxietas
Magnesium oksida,
68. Magnesii Oxydum Antacidum Laxative
Magnesia Usta
Magnesium Oxydatum,
Magnesie Calcinee
Magnesium
69. Magnesium Carbonat subcarbonate, Magnesia Antacidum
Laxative
Alba, Magnesium
Carbonicum Hydroxydatum
Mebhydrolini
70. Incidal, Interhistin Antihistamin
naphadisylate
71. Mefenamic acid Asam mefenamat, Ponstan Analgetika
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 15 |
72. Menadionum Vitamin K Antihaemorrhagic
Antalgin, Novalgin, Dipyron,
73. Methampyronum Analgetika
Metamizol
74. Methisoprinol Isoprinosine Antivirus
Metil Salisilat, Minyak
75. Methylis Salicylas Analgetika eksternal
gandapura
Metil para hidroksibenzoat,
76. Methyllis Parabenum Preservatif
Nipagin
77. Methylprednisolone Medrol, Medixon Antiinflamasi
Antiinfeksi
Trichomoniasis
78. Metronidazole Flagyl, Metrozine vaginalis,Entamoeba
histolytica
79. Miconazolum nitrat Mikonazol nitrat, Nizoral Antifungi
80. Mixtura Brometorum Solutio Charcot, Brom drank. Sedatif, hipnotika
81. Natrii Iodidum Sodium Iodida Antifungi
Sodium Lauryl Sulphate,
82. Natrii Lauryl Sulfas Surface active
Texapon,Dodecyl
agent (SAA)
sodium sulfate
83. Natrii Subcarbonas Natrii Hidrogen Antasid sistemik
Carbonas, Soda kue
Garam fiksir, Sodium Antidotum sianida
84. Natrii tiosulfas tiosulfat Pengobatan
pityriasis versicolor

Natrium Sodium,Dihydrogen Enema, Buffer


Dihydrogen Phosphate,Sodium fosfat
85. Phosphate Biphosphas,Natri Hipercalcaemia
Phosphate primer

Sodium diclofenac, Analgetika


86. Natrium diclofenac
Voltaren, Voltadex dan
antiinflamasi
Pencegahan/
87. Nicotinamidum Vitamin B3
pengobatan pellagra
Vasodilator pembuluh
88. Nipedifin Adalat, Vasdalat
koroner
89. Nitrazepam Apodorm, Mogadan, hipnotika
Dumolid
90. Noscapinum Noskapin, Longatin, Antitusif
Neocodin
91. Nystatinum Nistatin, Mycostatin Antifungi

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 16 |


92. Olei Iecoris Minyak ikan,Olei Iecoris Sumber vit A, D
Aselli
Basis salep,
93. Paraffinum Liquidum Parafin cair, Parafin
laksatif, emolien
Parafin padat, Petrolatum
94. Paraffinum Solidum Basis salep
Solidum
Prophenpyridamine Maleate
95. Pheniramine Maleate Antihistamin
Pheniraminium Maleate, Avil
Luminal, Asam fenil etil
96. Phenobarbitalum Hipnotika/ sedatif
barbiturat
Analgetika,Antipiretik
97. Phenylbutazonum Butadione, Eributazone
Antirematik
Diphenylhydantoinum,
98. Phenytoinum Antikonvulsi
Dilantin
Diphenylhydantoinm
99. Phenytoinum Antikonvulsi
Natricum Dilantin
Natricum
Sodium
Analgetika,
100. Piroxicam Felden, Indene Antiinflamasi
antirematik
101. Pizotifen Litec, Lysagor Antimigrain
102. Prednisonum Prednison, Prednicort Antiinflamasi
OBH, Potio Nigra Contra
103. Potio Nigra Ekspektoran
Tussim,Obat batuk hitam
104. Povidone Iodine Betadine Antiseptik ekstern
105. Prednisonum Prednison, Antiinflamasi steroid
106. Promethazini HCl Phenergan, Prome Antihistamin

Propil para hidroksibenzoat,


107. Propyllis Parabenum Preservatif
Nipasol
108. Propilthiouracil PTU Antitiroid
Doveri, Serbuk candu
109. Pulvis Opii Antitusivum
majemuk
Compositus
110. Pyrantel pamoate Pirantel pamoat, Combantrin Anthelmintika
Vitamin B6, Adermine HCl, Komponen vitamin B
111. Pyridoxini HCl
Piridoksini HCl kompleks
112. Race Ephedrini HCl Efetonin Bronkodilator
113. Ranitidin Ranin / Rantin Tukak lambung
114. Resorcinolum Resorcin, Metahidroksi fenol Keratolitik
Komponen vitamin B
115. Riboflavinum Vitamin B2, Lactoflavin
kompleks

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 17 |


Rifamisina, Rifampin, Rifa, Antilepra
116. Rifampycinum
Rifadin,Rimactan Antituberkulosa
117. Saccharinum Sodium Saccharin Natricum Pemanis sintetis
118. Salbutamol Albuterol, Proventil, Ventolin Bronkodilator
119. Saccharum album Gula pasir, sukrosa pemanis
Ekspektoran dalam
120. Solutio SASA campuran obat
ammoniae
spirituosa anisata batuk hitam
121. Spiramycinum Spiramisin, Rovamycin Antibiotik
122. Succinylsulfathiazolu Suksinilsulfatiazol, Antibakteri
m
Sulfacetamidum
123. Sulfacetamida Natrium Antimikroba
Natricum.
124. Sulfadiazinum Sulfadiazina Antibakteri
125. Sulfadimidinum Sulfametazinum, Antibakteri
Suldimidina
126. Sulfaguanidinum SG, Sulfaguanidina Antibakteri
127. Sulfamerazinum Sulfamerazina Antibakteri
128. Sulfamethoxazolum Sulfametoksazol Antibakteri
129. Sulfisomidinum Sulfasomidina, Sulfisomidina Antibakteri
Sulfur, Belerang
130. Sulfur Praecipitatum Antiscabies
Belerang endap
131. Sulfanilamidum Sulfanilamida Antibakteri
132. Terbutaline Sulfate Terbutalin sulfat Bricasma
1,3 dimetilksantin, Teofilina, Bronkodilator
133. Theophyllinum
Euphyllin
134. Tocopherolum Vitamin E Antioksidan
135. Triaethanolaminum Trietanolamin, TEA, TAA Basis cream
136. Trihexylphenidyl THP, Artane Antiparkinson

137. Unguentum Lanolin Lanoline Zalf Basis salep


Unguentum Sulfuris Salep Asam salisilat Antiseptik ekstern
138. Belerang,
Salicylatum
2-4 Salep
Unguentum Acidi
139. Salep Whitefield Antiseptik
Benzoici Salicylicum
140. Vaselinum album Vaselin, Vaselin putih Basis salep
141. Vaselinum flavum Vaselin kuning Basis salep
Seng oksida,Florest Zinc, Antiseptik ekstern,
142. Zinci Oxydum
Kapur sepatu Adstringen

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 18 |


PENDAHULUAN

A. Informasi Obat
Pokok pokok informasi obat :
1. Tahu bagaimana cara menggunakan obat
a. Dosis spesifik
b. Cara spesifik
c. Waktu spesifik
2. Cara penyimpanan obat
a. Kondisi penyimpanan
b. Tanda tanda kerusakan obat, misalnya : berubahnya warna, keruh, timbul
endapan, muncul gas, dll.
3. Cara obat membantu pasien
a. Keluhan hilang, misalnya pada obat analgetik antipiretik
b. Mengenal timbulnya efek yang dikehendaki, hal ini dimasukkan supaya
pasien mengenal bahwa obat yang digunakan menimbulkan efek sesuai
dengan yang dikehendaki
4. Mengetahui masalah masalah yang disebabkan oleh obat
a. Efek yang tidak dikehendaki dan tindakan yang perlu diambil

b. Efek yang tidak dikehendaki dan hanya dapat dideteksi dengan


pemeriksaan lab. Misalnya : penurunan kadar kolesterol
c. Kapan harus ganti pengobatan
d. Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi over dosis
B. Kerasionalan Pengobatan
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak
ekonomis lebih dikenal dengan istilah tidak rasional. Hasil dari konfrensi para ahli
mengenai kerasionalan obat yang dilaksanakan oleh WHO di Nairobi tahun 1985,
mendefinisikan penggunaan obat yang rasional sebagai berikut :
“The rational use of drugs requires that patients receive medications appopriate to
their clinical needs, in doses that meet their own individual requirement, for an
adequate period of time, and at the lowest cost them and their community”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat dikatakan

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 19 |


rasional jika pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
dalam dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan individu masing – masing dalam
periode waktu yang cukup, dan dengan harga yang terjangkau oleh pasien dan
masyarakat.
Penulisan resep harus didasarkan pada suatu seri tahapan rasional, meliputi :
a. Buatlah diagnosis spesifik
b. Pertimbangkan patofisiologi dari diagnosis yang dipilih
c. Pilih suatu obyektif yang spesifik
d. Pilih suatu obat pilihan
e. Tentukan regimen dosis sesuai
f. Susun rencana untuk memantau efek obat dan tentukan titik akhir terapi
g. Rencanakan program untuk Pendidikan pasien (Katzung, 2001)
Dampak negatif penggunaan obat yang tidak rasional dapat dilihat dari
berbagai segi. Selain pemborosan dari segi ekonomi, pola penggunaan obat
yang tidak rasional dapat berakibat menurunya mutu pelayanan pengobatan,
misalnya meningkatnya efek samping obat, meningkatnya kegagalan
pengobatan, meningkatnya resistensi antimikroba, dan sebagainya.
Beberapa contoh penggunaan obat yang irrasional:
a. Obat yang diberikan tidak diperlukan
Penggunaan obat pada saat obat tidak diperlukan menyangkut banyak
penggunaan obat yang non terapetik. Contohnya dikebanyakan
negara, mayoritas pediatri yang mengalami infeksi saluran pernafasan
atas yang ringan diobati dengan antibiotika begitu juga pada
penggunaan antimikroba yang tidak diperlukan dan tidak efektif atau
mengganti larutan oral rehidrasi pada antidiare yang diresepkan tanpa
membedakan dengan diare akut untuk pediatri.
b. Obat yang salah
Pada beberapa negara, banyak pediatri dengan farringitis streptococos
tidak diobati dengan benar, menggunakan penicillin spektrum sempit.
Sebaliknya menggantinya dengan tetrasiklin, yaitu obat yang tidak
direkomendasi untuk profilaksis demam rematik yang mengikuti
farringitis streptococcus yang punya efek samping serius pada pediatri
biasanya diresepkan.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 20 |


c. Obat yang tidak efektif dan kemanjurannya yang diragukan
Penggunaan yang berlebihan dan tidak diperlukan dari sediaan
multivitamin atau tonikum adalah contoh dari pola peresepan ini.
d. Obat tidak aman
Kemungkinan efek samping obat selain efek terapetik dapat muncul pada
peresepan obat yang tidak aman. Contoh yang umum adalah penggunaan
steroid anabolik untuk stimulasi pertumbuhan dan nafsu makan pada
pediatri atau atlet.
e. Tidak digunakannya obat efektif yang tersedia
Di Jawa Barat, Indonesia suatu penelitian menunjukan bahwa larutan oral
rehidrasi hanya diresepkan untuk sebagian kecil pediatri penderita diare
akut. Tidak digunakanya larutan oral rehidrasi yang efektif untuk terapi diare
akut pada pediatri. Juga masih sering terjadi di banyak negara.
f. Penggunaan obat yang tidak benar
Sediaan injeksi umumnya digunakan secara tidak benar. Frekuensi
penggunaan obat yang tidak benar adalah pemberian antibiotika pada
pasien untuk 12 hari, daripada untuk terapi yang penuh.

Macam – macam ketidakrasionalan dalam peresepan obat adalah :


a. Peresepan boros (extravagant prescribing)

1) Memberikan resep obat yang mahal walaupun masih tersedia obat lain yang
mempunyai manfaat dan keamanan yang sama
2) Terlalu berorentasi pada pengobatan terhadap gejala penyakit, tanpa mencari
faktor penyebab lain
3) Pemakaian obat merk dagang secara berlebihan sementara masih tersedia
generik yang mempunyai kualitas, kemanfaatan dan keamanan yang sama
b. Peresepan berlebihan (over prescribing)
1) Memberikan resep obat yang tidak dibutuhkan
2) Pemakaian obat dengan dosis yang berlebihan sehingga menyebabkan
lamanya pengobatan
3) Jumlah obat yang diberikan melebihi jumah yang dibutuhkan

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 21 |


c. Peresepan keliru (incorrect prescribing)
1) Penegakan diagnosa yang tidak tepat
2) Diagnosis yang ditegakkan tepat tapi pemilihan keliru
3) Penulisan resep yang tidak tepat
d. Polifarmasi (multiple prescribing)
Memberikan resep lebih dari dua macam obat yang mempunyai manfaat dan
keamanan yang sama.
e. Peresepan kurang (under prescribing)
1) Tidak memberikan resep yang diperlukan
2) Dosis obat yang diresepkan tidak mencukupi
3) Jumlah obat yang diberikan kurang sehingga menyebabkan lamanya
pengobatan
Agar tercapai tujuan pengobatan yang efektif , aman, dan ekonomis, maka
pemberian obat harus memenuhi prinsip -prinsip farmakoterapi berikut :
a. Indikasi tepat
b. Penilaian kondisi pasien tepat
c. Pemilihan obat tepat, yakni obat yang efektif, aman, ekonomis, dan sesuai
dengan kondisi pasien
d. Dosis dan cara pemberian obat secara tepat
e. Evaluasi dan tindak lanjut secara tepat

Drug Related Problems (DRPs)


Drug related problems adalah kejadian atau kondisi yang aktual atau potensial
melibatkan terapi obat dan dapat mempengaruhi hasil pengobatan yang optimal dari
pasien. Bila akibat dari DRPs diamati melalui pasien maka kejadian tersebut
dikatakan bersifat aktual sedangkan bila akibatnya baru diamati melalui resep
dikatakan resep tersebut berpotensi untuk terjadinya DRP.
DRP mencakup masalah – masalah:
a. Tidak tepat indikasi (untreated indications) pasien memerlukan terapi pengobatan
yang sesuai dengan indikasinya tetapi pasien tidak dapat menerima terapi
tersebut.
b. Menyeleksi obat yang tidak tepat (improper drug selection) obat yang diresepkan
dapat bersifat efektif atau mengandung racun.
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 22 |
c. Dosis dibawah dosis terapi (subtherapeutic dosage) obat yang benar diberi resep
sedikit sekali.
d. Kegagalan menerima pengobatan (failure to receive drugs) pasien tidak dapat
menerima atau menggunakan obat yang diberikan.
e. Over dosis (overdosage) obat yang benar diberikan terlalu banyak atau
berlebihan.
f. Reaksi obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction) pasien yang mengalami
masalah kesehatan yang menghasilkan reaksi obat yang berlawanan atau efek
obat yang dihasilkan berlawanan dari yang diharapkan.
g. Interaksi obat (drug interaction) pasien mengalami masalah kesehatan, yaitu
terjadinya interaksi antara obat dengan obat, obat dengan makanan, atau obat
dengan hasil tes laboraturium.
h. Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas (drug use without indication) pasien
menggunakan obat tanpa indikasi yang jelas.

INTERAKSI OBAT
Interaksi obat adalah didefinisikan sebagai perubahan suatu efek farmakologi
suatu obat yang dipengaruhi oleh obat lain. Disebabkan karena adanya dua atau lebih
obat yang diberikan secara bersamaan menghasilkan efek yang berbeda
dibandingkan efek obat secara sendiri – sendiri. Interaksi obat terjadi bila efek dari
salah satu obat dipengaruhi oleh efek dari obat lain. Biasanya mengakibatkan reaksi
obat yang merugikan, tetapi pada beberapa kasus interaksi obat dapat bersifat
menguntungkan.
Obat yang dapat menyebabkan terjadinya interaksi obat dinamakan sebagai
obat pressipitan, sedangkan obat yang aksinya dipengaruhi oleh obat presipitan
dinamakan sebagai obat objek. Dalam suatu interaksi terkadang efek pada kedua
obat saling dipengaruhi contohnya : interaksi yang komplek antar fenitoin dan
fenobarbital, sehingga keduanya tidak termasuk obat presipitan atau obat objek.
Obat yang terlihat dalam interaksi dibedakan menjadi :
a. Obat – obat yang cenderung menyebabkan terjadinya interaksi obat (obat
presipitan) yaitu :
1) Obat yang memiliki ikatan obat protein kuat
Obat yang memiliki ikatan obat protein kuat lebih dominan karena obat tersebut

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 23 |


dapat mendesak obat objek yang terikat lemah dengan protein sehingga
terbebaskan, akibatnya kadar obat bebas dalam darah meningkat tajam. Obat
– obat tersebut termasuk aspirin, fenilbutazon, sulfonamid. Pendesakan
merupakan hal yang terpenting untuk obat yang terikat lebih dari 95% dan
mempunyai indeks terapi sempit.

2) Obat – obat yang menstimulasi atau menginhibisi metabolisme obat lain.


Interaksi ini menguntungkan atau merugikan tergantung sifat obatnya masing
– masing. Contoh obat yang dapat menstimulasi yaitu antikonvulsan (fenitoin,
karbamazepin, dan fenobarbital)., rifampisin, diklofenazon (karena dengan
struktur aspirin), dan griseovulfin, contoh obat yang dapat menginhibisi yaitu
allopurinol, kloramfenikol, simetidin, metronodazol dan imidazol lainya (contoh
: ketokonazol), inhibitor monoamin oksidase, fenilbutazon, azoprazone,
sulfirazazone, dan antibiotik quinolon (contoh: siprofloksasin) (Grahame Skith
dan Arronson, 1992)
3) Obat – obat yang mempengaruhi fungsi renal dan kliren ginjal dari obat objek.
Contoh : diuretik dan probenesid
b. Obat – obat yang cenderung menjadi objek dari interaksi (obat objek), yaitu :
Selain ada obat yang cenderung menyebabkan interaksi, ada juga obat yang
cenderung menjadi objek interaksi obat yaitu obat-obat yang memiliki kurva dosis
respon curam (dengan perubahan dosis yang kecil mengakibatkan perubahan
efek terapi yang besar terutama bila menyebabkan penurunan efikasi dari obat
objek) dan obat yang memiliki rasio efek toksik dengan indeks terapi yang sempit.
Contoh : antibiotika aminoglikosida, antikoagulan, antikonvulsan, antihipertensi,
glikosida jantung, obat sitotoksik dan imunosupresan, kontrasepsi oral, dan obat
– obat yang dapat mempunyai aksi pada sistem syaraf pusat.
Efek obat dapat bertambah kuat atau berkurang karena adanya interaksi.
Akibat yang tidak dikehendaki dari prostiwa interaksi ini ada dua kemungkinan,
yakni meningkatnya efek tksik atau efek samping obat, atau berkurangnya efek
klinik yang diharapkan. Tetapi kebanyakan obat bersifat menguntungkan daripada
merugikan.
Interaksi obat dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Interaksi obat
yang menguntungkan misalnya :
a. Penisilin dengan probenesid: probenesid menghambat sekresi penisilin di
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 24 |
tubuli ginjal sehingga meningkatkan kadar penisillin dalam plasma dan
dengan demikian meningkatkan efektivitas.
b. Metokloperamid dengan paracetamol; metokloperamid meningkatkan
pengosongan lambung sehingga akan mempercepat absobsi analgesik
terutama pada pengobatan migrain akut.
c. Pada gagal jantung pengurangan aliran plasma pada ginjal dan perubahan
tingkat aldosteron memulai terjadi retensi terhadap garam dan air, maka
diuretik dan digitalis biasanya diberikan secara bersamaan. Interaksi obat
yang merugikan, misalnya :
a) Kombinasi INH dan rifampisin dapat menyebabkan peningkatan
hepatotoksik.
b) Kombinasi eritromisin dan teofilin menyebabkan peningkatan kadar dan
toksisitas teofilin, serta penurunan kadar eritromisin.
c) Kombinasi asam valproat dan fenitoin menyebabkan efek fenitoin
meningkat sedangkan efek asam valproat berkurang juga terjadi toksisitas
fenitoin.
d) Kombinasi antar aminofilin ddan eritromisin menyebabkan peningkatan
kadar dan toksisitas aminofilin, serta penurunan kadar eritromisin.
Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan
toksisitas atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi, terutama bila
menyangkut obat dengan batas keamanan atau indeks terapi yang sempit atau
memiliki kurva dosis respon yang curam, karena peningkatan sdikit saja kadar
plasma dapat menimbulkan gejala toksik yang hebat, terutama antikoagulansia
kumarin. Teofilin, fenitoin, digoksin, talbutamid dan antidiabetika oral lainya, dan
obat obat yang memerlukan kontrol dosis yang ketat contohnya, antikoagulan,
antihipertensi, dan antidiabetika.
Hasil klinik interaksi bisa berwujud :
a. Antagonisme (1=1<2) adalah kegiatan obat pertama dikurangi atau
ditiadakan sama skelai oleh obat kedua yang memiliki sama sekali oleh
obat kedua yang memiiliki khasiat farmakologi yang bertentangan, misalnya
adrenalin.
b. Sinergisme (1+1.2) adalah kerjasama antara dua obat dan dikenal ada dua
jenis yaitu :

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 25 |


1) Adisi (sumasi) efek kombinasi adalah sama dengan jumlah kegiatan dari
masing – masing obat (1+1=2), misalnya kombinasi asetosal dan
paracetamol juga trisulfa.

2) Potensiasi (mempertinggi potensi). Kegiatan obat diperkuat oleh kedua


(1+1>2). Kedua obat dari kombinasi dapat memiliki kegiatan yang sama.
Seperti esterogen dan progesteron. Sulfametoksasol dan trimetoprim,
asetosal dan kodein. Atau suatu obat tidak memiliki efek bersangkutan
misalnya, analgetika dan klorpromazin. Benzodiazepin atau
meprobamat dan alkohol, penghambat MAO dan amfetamin, dan lain –
lain.
c. Idiosinkrasi adalah peristiwa suatu obat memberikan efek secara kualitatif
total berlainan dari efek normalnya. Umumnya hal ini disebabkan oleh
kelainan genetika pada pasien yang bersangkutan. Sebagai contoh disebut
anemia hemolitik (kurang darah akibat terurainya sel –sel darah) setelah
pengobatan malaria dengan primaquin atau derivatnya. Contoh lain adalah
pasien yang pada pengobatan dengan neuroleptika untuk menenangkan
justru yang memperlihatkan reaksi yang bertentangan dan menjadi gelisah
serta cemas. Kelompok pasien yang sering mengalami interaksi obat, yaitu
usia lanjut, pasien dengan penyakit kritis atau kronis, dan pasien yang
mendapat prosedur pembedahan yang komplek. Pasien tersebut sering
mengalami kelemahan fungsi organ yang berdampak pada proses eliminasi
obat keluar tubuh, hal ini dapat meningkatkan kemungkinan interaksi obat.

TIPE INTERAKSI OBAT


Macam macam tipe interaksi obat yaitu obat dengan obat, obat dengan makanan,
obat dengan penyakit dan obat dengan tes laboraturium.
a. Obat dengan obat
Tipe interaksi obat dengan obat merupakan interaksi paling penting dibandingkan
dengan ketiga interaksi lainya. Semua pengobatan termasuk pengobatan tanpa
resep atau obat bebas harus diteliti terhadap terjadinya interaksi obat, terutama
bila berarti secara klinik karena dapat membahayakan pasien.
Dua faktor yang harus dipertimbangkan bila kombinasi antara obat – obat
berpotensi terhadap terjadinya interaksi :
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 26 |
1) Apakah interaksi akan terjadi segera setelah atau beberapa saat setelah
pemberian dengan kombinasi terapi ?
2) Apakah interaksi berpotensi untuk menimbulkan keparahan? Mengetahui
onset dan interaksi dapat menolong mencegah bila tingkat keparahan telah
ditentukan dalam literatur atau memonitor terhadap interaksi. Contoh
perubahan konsentrasi dalam darah.
Interaksi obat tergantung pada tingkat keparahannya. Maka perlu
memberi informasi kepada pasien untuk melaporkan segera mungkin bila
terjadi gejala yang mengganggu. Tingkat keparahan suatu interaksi dapat
dipengaruhi oleh konsentrasi serum obat sebelum obat yang berinteraksi
diberikan atau oleh obat yang memiliki indeks terapi yang sempit. Contohnya :
interaksi antara teofilin dan eritromisin, interaksi ini dapat meningkatkan
konsentrasi serum dan toksisitas teofilin jika dosis eritromisin besar.
Penghentian salah satu obat mungkin tidak diperlukan dalam interaksi klinik,
bila:
1) Dosis dapat diubah
2) Dosis dari salah satu obat atau keduanya dapat dikurangi
3) Memonitor keadaan pasien dengan hati – hati. Bila dosis dari salah satu
atau kedua obat dihentikan, maka obat lain juga memerlukan
penyesuaian dosis.
b. Obat dengan makanan
Tipe interaksi obat dengan makanan masih banyak belum diketahui dan
dimengerti. Tipe interaksi kemungkinan besar dapat mengubah parameter
farmakokinetik dari obat terutama padaproses absorbsi dan eliminasi, ataupun
efikasi dari obat. Contoh : MAO inhibitor dengan makanan yang mengandung
tiramin memacu pelepasan norefineprin sehingga terjadi tekanan darah yang tidak
normal, makanan berlemak meningkatkan daya serap griseofulvin, pemakaian
kontrasepsi oral membutuhkan vitamin B yang lebih tinggi untuk memperoleh
keadaan normal.
c. Obat dengan penyakit
Adjuvan medis seringkali memacu pada interaksi obat dengan penyakit
sebagai kontraindikasi relatif terhadap pengobatan. Kontraindikasi mutlak
merupakan resiko, pengobatan penyakit tertentu kurang secara jelas

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 27 |


mempertimbangkan manfaat terhadap pasiennya. Pada tipe interaksi ini, ada
obat-obat yang dikontraindikasikan pada penyakit tertentu yang diderita oleh
pasien. Misalnya pada kelainan fungsi hati dan ginjal, pada wanita hamil ataupun
ibu yang sedang menyusui. Contohnya pada wanita hamil terutama pada trimester
pertama jangan diberikan obat golongan benzodiazepin dan barbiturat karena
akan menyebabkan teratogenik yang berupa phocomelia.
d. Obat dengan tes laboratorium
Interaksi obat dengan tes laboratorium dapat mengubah akurasi diagnostik tes
sehingga dapat terjadi positif palsu atau negatif palsu. Hal ini dapat terjadi karena
interfensi kimiawi. Misalnya pada pemakaian laksativ golongan antraquinon dapat
menyebabkan tes urine pada uribilinogen tidak akurat, atau dengan perubahan zat
yang dapat diukur contohnya perubahan tes tiroid yang disesuaikan dengan terapi
estrogen.

TEMPAT TERJADINYA INTERAKSI OBAT


Tempat terjadinya interaksi obat dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: interaksi
farmasetik (inkompatibilitas), interaksi pada proses farmakokinetik, dan interaksi pada
proses farmakodinamik.
a. Interaksi farmasetik (inkompatibilitas)
Inkompaktibilitas ini terjadi di luar tubuh (sebelum obat diberikan) antar obat
yang tidak dapat dicampur (inkompatibel). Pencampuran obat yang demikian
menyebabkan terjadinya interaksi ssecara langsung baik fisik atau kimiawi, yang
hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan warna dan
lain lain, atau mungkin juga tidak terlihat interaksi farmasetik merupakan interaksi
kimiawi, contohnya : pencampuran obat dalam larutan infus intravena. Interaksi
farmasetik mengakibatkan hilangnya aktivitas dari obat objek.
b. Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi apabila obat presipitan mengubah proses
absorbsi, distribusi atau eliminasi (metabolisme atau eksresi) dari obat objek.
Dengan demikian interaksi ini meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang
tersedia (dalam tubuh) untuk menimbulkan efek farmakologinya. Akibatnya
terjadinya peningkatan toksisitas atau penurunan efektifitas obat tersebut.
Interaksi farmakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 28 |


segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip,
karena antar obat segolongan terdapat variasi sifat-sifat fisikokimia yang
menyebabkan variasi sifat sifat farmakokinetiknya. Interaksi farmakokinetik dapat
digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1) Mempengaruhi absorbsi
Interaksi dapat mengubah kecepatan absorbsi atau jumlah total obat yang
diabsorbsi. Terlambatnya absorbsi jarang berarti secara klinis, kecuali apabila
diperlukan kadar plasma puncak yang tinggi (misalnya pada pemberian
analgetik). Akan tetapi pengurangan jumlah total obat yang diabsorbsi dapat
berakibat pada pengobatan yang tidak efektif. Contoh interaksi tempat
absorbsi yang bersifat menguntungkan : pada penggunaan metokloperamid
untuk meningkatkan pengosongan lambung sehingga mempercepat absorbsi
analgetik terutama pada pengobatan sakit kepala/migrain akut.
2) Mempengaruhi distribusi
Setelah proses absorbsi sebuah obat akan didistribusikan ke tempat kerjanya
dan selama proses distribusi kemungkinan dapat berinteraksi dengan obat lain.
Mekanisme utama pada interaksi ini adalah pendesakan suatu obat dari ikatan
protein. Interaksi pendesakan obat didefiniskan sebagai pengurangan jumlah
obat yang terikat pada protein plasma karena adanya pendesakan dari obat
lain. Pendesakan obat pada ikatan protein ini dapat menyebabkan peningkatan
konsentrasi obat bebas sehingga meningkatkan potensi efek dari obat yang
didesak. Sebagian besar obat terikat secara longgar pada protein.
3) Mempengaruhi metabolisme
Banyak obat dimetabolisme di hati. Indikasi sistem enzim mikrosom hati oleh
suatu obat dapat meningkatkan laju metabolisme obat lain, sehingga kadar
plasma obat lain tersebut menurun dan efeknya menurun. Penghentian obat
penginduksi menyebabkan kadar obat yang dipengaruhi meningkat dan
toksisitas dapat terjadi. Dengan cara yang sama seperti pada albumin plasma,
mungkin terjadi persaingan terhadap enzim yang berfungsi untuk
biotransformasi obat, khususnya sitokrom P450 dan dengan demikian mungkin
terjadi metabolisme yang diperlambat atau dipercepat berdasarkan
penghambatan enzim atau induksi enzim yang ditibulkan oleh obat pertama.
4) Mempengaruhi eksresi ginjal

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 29 |


Obat dieliminasi melalui ginjal, baik secara filtrasi glomerulus maupun sekresi
aktif di tubulus ginjal. Kompetisi terjadi antara obat – obat yang menggunakan
mekanisme transport aktif yang sama di tubulus proksimal. Contohnya
probenesid yang menghambat eksresi banyak obat, termasuk golongan
penisilin, beberapa sefalosforin, indometasin dan dapson. Dengan mekanisme
yang sama, asetosal meningkatkan toksisitas metotreksat.
c. Interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik didefinisikan sebagai interaksi antar obat presipitan
terhadap efek pada obat objek di tempat aksi. Interaksi antara obat obat yang
mempunyai khasiat atau efek samping yang serupa atau berlawanan. Interaksi itu
disebabkan oleh kompetisi pada reseptor yang sama atau terjadi antara obat-obat
yang bekerja pada sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini biasanya dapat
diperkirakan dengan pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang
berinteraksi. Pada umumnya interaksi yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi
juga dengan obat-obat yang sejenisnya. Interaksi ini terjadi dengan intensitas yang
berbeda pada kebanyakan pasien yang mendapatkan obat-obat yang berinteraksi.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 30 |


RESEP

A. Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai aturan yang berlaku.
Resep adalah permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan perundang yang berlaku. Kepada apoteker pengelola apotek
untuk menyediakan dan menyerahkan obat obat bagi penderita.
Resep dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah), yang diikuti
dengan nama obat dan jumlahnya. Resep menggunakan bahasa latin. Resep
harus memuat :
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
2. Tanggal dan tempat penulisan resep (inscription)
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio)
4. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
5. Nama obat, jumlah obat dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai UU yang berlaku
(subscriptio)
7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimal karena pertimbangan tertentu.
Ketentuan lain dalam resep :
1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan
2. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi ne iteratur
(ulangan); ditulis nama pasien tidak boleh s.up. = untuk pemakaian sendiri;
alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas, tidak boleh ditulis sudah
tahu aturan pakainya (usus cognitus).

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 31 |


3. Pada penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis bagian
kanan atas resep : cito, statim, urgent, P.I.M = periculum in mora =
berbahaya bila ditunda.
4. Jika dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuan diulang, dokter akan menulis tanda N.I = Ne Iteratur = tidak
boleh diulang.
5. Jika dokter menghendaki diulang maka dalam resep tertulis iter 1x artinya
resep tersebut dapat diulang satu kali. Maka pasien akan memperoleh obat
sebanyak 2x resep.

Komponen resep menurut fungsi terbagi atas :


1. Remidium cardinal adalah obat yang berkhasiat utama
2. Remedium ajuvans adalah obat yang menunjang bekerjanya bahan obat
utama
3. Corrigens adalah zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki
warna, rasa dan bau dari opbat utama
4. Contituens/vehiculum/exipiens merupakan zat tambahan adalah bahan
yang bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk
sehingga menjadi obat yang cocok

Contoh resep
dr. Ina Budhiarto
SIP. 130/02/12/2014
Jl. Bogowonto 5, Yogyakarta (0274-
388599)
Yogyakarta, 10 Juli
2017
R/ Ibuprofen sirup No I
S.prn.cth 1 maks t.d.d

R/ Apyalis syr No I
S.o.m cth 1

R/ Otrivin Fls I
S.b.d.d Gtt II.Nass.Sin

Pro : Aulia
Umur : 10 thn
Alamat : Jl. Kenari no 37 Yogyakarta
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 32 |
B. Etiket
Etiket adalah salah alat komunikasi tertulis yang berkaitan dengan
aturan pakai obat. Oleh karena itu etiket harus ditulis dengan benar, jelas dan
mudah dipahami oleh pasien. Etiket harus bersih tidak ada coretan dan
menempel erat pada wadah.
Obat untuk pemakaian dalam maksudnya adalah obat yang digunakan
dengan cara dimasukkan kedalam mulut ditelan dan masuk kesaluran
pencernaan, untuk obat penggunaan jenis ini menggunakan etiket putih,
sedangkan diluar penggunaan tersebut misalnya salep kulit, tetes mata, obat
kumur, suppositoria, injeksi adalah termasuk obat beretiket BIRU.
Jika diminta pasien atau permintaan khusus dokter (imm = in manum
medicum) pada etiket dapat dicantumkan komposisi lengkap obat, antara lain
nama obat, kandungan kadar.

Pada etiket tertulis


a. Sebelah atas : nama apotek, alamat apotek, nama apoteker, nomor SIPA
apoteker, atau Nomor SIA.
b. Sebelah kiri atas : nomor resep
c. Sebelah kanan atas : tempat dan tanggal pembuat resep
d. Ditengah simetris : nama pasien
e. Dibawah nama pasien : cara pemakaian
f. Pada obat luar (etiket biru) perlu ditulis pada bagian bawah : “Obat Luar”

Cara memberi etiket


a. Diambil etiket sesuai dengan penggunaan sediaan, warna biru untuk
sediaan untuk pemakaian luar, etiket putih untuk sediaan yang digunakan
secara oral.
b. Etiket diambil disesuaikan dengan kemasan sediaan yang digunakan.
c. Etiket dirapikan dengan cara digunting tepi – tepi sisa potongan yang
kurang rapi.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 33 |


d. Etiket dilekatkan erat pada wadah obat dengan letak yang simetris enak
dipandang

Signa atau aturan pakai


a. Signa dituliskan rapi, nama ditengah dengan penulisan cara pakai yang
rapi, jelas dan mudah dibaca oleh pasien (karena bisa berakibat fatal
hanya karena salah penulisan signa atau salah persepsi tentang cara
pakai/aturan pakai hanya karena tulisan yang tidak jelas).
b. Membubuhkan paraf kecil pada sisi sebelah kiri sebagai identitas pembuat
etiket

Label
a. Dibawah etiket kalau perlu ditambahkan label “kocok dahulu” untuk
sediaan sediaan yang membutuhkan label kocok dahulu seperti sediaan
syrup, emulsi, suspensi, infusa, sediaan cair yang mengandung minyak
atsiri, potio yang mengandung bahan tidak larut, liquor/mixtura/lotio yang
mengandung bahan tidak larut.
b. Selain label kocok dahulu kalau perlu ditambahkan label “tidak boleh
diulang tanpa resep dokter” untuk obat – obat golongan narkotika
Sediaan obat dalam atau diminum dan dicerna melalui lambung maka
diberikan etiket warna putih sedangkan untuk obat luar maka menggunakan etiket
biru/ berwarna, contoh obatnya adalah :

Bentuk Keterangan
sediaan
Salep, krim Sifat hanya topikal atau kulit saja
Injeksi Meskipun masuk tubuh tapi tidak melalui
saluran cerna
Transdermal Tidak masuk saluran cerna
Inhaler Masuknya ke saluran pernafasan bukan
saluran cerna
Obat kumur Sebelum masuk kerongkongan sudah
dikeluarkan

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 34 |


Contoh etiket putih :

Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto


Jl. Majapahit (Janti) Blok – R Lanud
Adisutjipto
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
No......
Tgl.....
An. Mila
3x sehari 1 Sendok Teh
(Setelah makan)
Paraf

Etiket : warna biru untuk obat luar

Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto


Jl. Majapahit (Janti) Blok – R Lanud
Adisutjipto
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
No......
Tgl .....
An. Mila Obat Luar

Paraf

C. Copy resep
Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh
apoteker atau apoteker pendamping, memuat semua keterangan obat yang
terdapat pada resep asli, dan beberapa obat yang telah terlayani atau belum
terlayani oleh apotek. Salinan resep atau resep hanya boleh diperlihatkan
kepada dokter penulis resep penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan
atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
Bagian – bagian dari copy resep
Salinan resep memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli,
meliputi :
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor surat izin pengelolaan apotek
3. Tanda tangan atau paraf APA
4. Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan, tanda nedet atau
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 35 |
nedetur untuk obat yang belum diserahkan

5. Nomor resep dan tanggal peresepan


Ketentuan copy resep
Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan
oleh apoteker pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor atau
apoteker pengganti dengan mencantumkan nama terang dan status yang
bersangkutan). Resep/ salinan resep harus dirahasiakan.
Copy resep diberikan kepada pasien yang membutuhkan sebagai
arsip/administrasi, obat baru dibeli sebagian dari resepnya atau dokter
menghendaki pasien untuk mengulang.
Tanda dalam copy resep harus benar dan sesuai dengan rseesp aslinya. Jika
dokter memberikan tanda dalam resep iter 3 kali maka pasien dapat
mengulang sebanyak 3 kali dan seterusnya.
dr. Amanda S.Sp Car.M.Kes
SIP. 130/02/12/2014
Jl. Bogowonto 5, Yogyakarta (0274-388599)
Yogyakarta, 1 Feb
2017
Iter 3x

R/ Aspilet 80 mg No XX
S tiap 24 jam tab 1 pc

R/ Captopril 12,5 mg No XXX


S tiap 12 jam tab 1 ac

R/ Lasik 10 mg No XX
S tiap 24 jam tab 1

R/Kalium Sustained Release (KSR) 600 mg No


XLV
S tiap 8 jam tab 1

Pro : Tn Seno
Alamat : Jl. Mawar no 37 Yogyakarta

Cara penulisan copy resep


Pasien membeli pertama kali untuk pemakaian sesuai dengan resep, maka
copy resepnya sebagai berikut :

1. Pasien membeli atau mengulang yang pertama (pembelian yang kedua)


Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 36 |
tandanya det iter 1x. Pasien membeli atau mengulang yang kedua
(pembeli yang ketiga) tandanya det iter 2x atau detur artinya pasien sudah
selesai mengulang dan sebaiknya melakukan kontrol atau konsultasi ke
dokter untuk kondisinya.
2. Apabila pasien pada pembelian pertama membeli obat untuk pemakaian 7
hari maka tanda penulisan dalam copy resepnya adalah :

R/ Aspilet 80 mg No XX
S tiap 24 jam tab 1 pc det orig 7 tab

R/ Captopril 12,5 mg No XXX


S tiap 12 jam tab 1 ac det orig 14 tab

R/ Lasix 10 mg No XX
S tiap 24 jam tab 1 det orig 7 tab

R/Kalium sustained release (KSR) 600 mg No XLV


S tiap 8 jam tab 1 det orig 21 tab

Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrif, copy resep di
buat untuk keperluan pasien, dokter penulis atau yang merawat pasien,
petugas kesehatan dan petugas lain yang berwenang untuk keperluan yang
sesuai dengan undang – undang.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 37 |


Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto
APA : apt. Febriana Astuti,M.Farm.
Jl. Majapahit (Janti) Blok – R Lanud Adisutjipto
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Yogyakarta, 5 Agustus 2017
No resep 12
Tanggal resep : 10 Juli 2017
Nama dokter : dr. Amanda
Nama pasien : Tn. Seno
Umur pasien : 65 tahun
Alamat : Jl. Mawar no 37 Yogyakarta

Iter 3x

R/ Aspilet 80 mg No XX
S tiap 24 jam tab 1 pc
det orig

R/ Captopril 12,5 mg No XXX


S tiap 12 jam tab 1 ac
det orig

R/ Lasix 10 mg No XX
S tiap 24 jam tab 1
det orig

R/Kalium sustained release (KSR) 600 mg No XLV


S tiap 8 jam tab 1
det orig

orig
Stampel Apotek
Ttd APA

D. Perhitungan jumlah obat


Pada jalur pelayanan resep salah satu yang dilaksanakan adalah
menghitung jumlah obat sesuai dengan permintaan dokter. Perhitungan jumlah
obat harus diperhatikan jika resep yang diberikan dalam bentuk racikan. Hal-
hal ini yang harus diperhatikan meliputi :
1. Jumlah sediaan yang diminta (dalam bentuk membungkus atau kapsul)
2. Satuan dalam permintaan resep milligram atau gram dalam bentuk serbuk
atau larutan tablet atau kapsul
3. Potensi dari obat yang diminta atau digunakan dalam resep

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 38 |


4. Potensi dari obat yang tersedia di apotek
5. Aturan pakai dalam resep
Hal yang dilakukan dalam menghitung obat adalah memastikan berapa
jumlah sediaan yang akan diracik atau dibuat. Menghitung milligram atau gram
dari obat tersebut jika dalam bentuk sediaan tablet atau kapsul maka yang harus
diperhatikan adalah potensi dari masing – masing sediaan tersebut.
Contoh 1:

dr. Andini
Sip : 125/DKS/2006
Alamat : Jl. Batikan No. 5 Yogyakarta
Telp : 0274.123567

Yogyakarta, 19 Juni 2019


R/ Paracetamol 250 mg
Extrak belladone 5 mg
Sach lact 100 mg
m.f.pulv.dtd No XX

S.prn 3 dd 1 cap
Pro : Sya’ban

Perhitungan adalah :
Pada resep diminta 20 bungkus sehingga perhitungan adalah
1. Paracetamol 250 mg x 20 = 5 gram = 5000 mg
Jika yang tersedia dalam apotek adalah dalam bentuk serbuk maka yang harus
dilakukan menimbang paracetamol dengan timbangan gram.
Jika tersedia tablet maka kita harus mengerti setiap tabletnya berapa
milligram/gram (potensinya).
2. Extrak belladonae 5 mg x 20 = 100 mg
Jika yang tersedia dalam apotek adalah dalam bentuk serbuk/ ekstrak kental
Belladonae maka yang harus dilakukan menimbang ekstrak Belladonae
dengan timbangan milligram. Jika tersedia tablet maka kita harus mengerti
setiap tabletnya berapa milligram / gram (potensinya).

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 39 |


3. Sacharum lactis 100 mg x 20 = 2000 mg
Bentuk sediaan sacharum lactis yang tersedia di apotek adalah serbuk
sehingga kita menimbang sebanyak 2000 mg atau 2 gram dengan
menggunakan timbangan gram.

Contoh 2 :
dr. Kiswarjanu, Sp.A
SIP : 4563/XII/12390/1980
No. Resep : 2 Yogyakarta, 12 September
2022

R/ Cefixime 30 mg
Mfla pulv dtd No. X
S bdd pulv I

R/ Meptin mini 0,025 ¼ tab


Trilac ½ tab
Mfla pulv dtd No. XII
S tdd pulv I

R/ Sumagesic 120 mg
Mfla pulv dtd No. X
S tdd pulv I

Pro : Asih (4 tahun)


Dari resep di atas dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

1. Menghitung dosis Cefixime untuk anak usia 4 tahun. Sediaan yang ada
di apotek adalah Cefixime 100 mg dan 200 mg. Jika yang diinginkan
adalah dosis 30 mg maka dihitung terlebih dulu kebutuhan pengobatan
anak tersebut, yaitu : 30 mg x 10 (jumlah pulveres yang diinginkan) =
300 mg.
300 𝑚𝑔
𝑥 1 𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙 = 3 𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙 Cefixime 100 mg
100 𝑚𝑔

2. Menghitung Meptin Mini :

¼ tab x 12 (jumlah pulveres yang diinginkan) = 3 tablet.

Trilac : ½ tab x 12 = 6 tablet.

3. Menghitung Sumagesic (sediaan yang tersedia di pasaran 600 mg)


maka jumlah tablet yang diambil adalah : 120 mg x 10 mg = 1200 mg.
1200 𝑚𝑔
𝑥 1 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 2 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
600 𝑚𝑔
Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 40 |
Contoh 3 :

dr. Aprianti
SIP : 1234/XII/2002/6789
RSUD Wirosaban
Jl. Ki Ageng Pemanahan No. 1 Yogyakarta
Yogyakarta, 10 Mei
2021

R/ Amoxicillin 1 kap
Dexamethason 1 kap
Tremenza 1 kap
Mfla kap dtd No. 15
S 3 dd kap 1

Pro : Anisa (17 tahun)

Dari contoh resep di atas, terdapat ketidaksesuaian resep atau


inkompatibilitas yaitu penempatan antibiotik didalam satu sediaan kapsul
dengan obat lainnya. Antibiotik tidak boleh digabung bersama obat lain
karena akan mengurangi efektifitasnya dalam membunuh bakteri, sehingga
penggunaannya harus dipisahkan dengan resep lain. Setelah di revisi,
maka resep tersebut menjadi :

dr. Aprianti
SIP : 1234/XII/2002/6789
RSUD Wirosaban
Jl. Ki Ageng Pemanahan No. 1 Yogyakarta
Yogyakarta, 10 Mei
2021

R/ Amoxicillin 1 kap
S 3 dd kap 1

R/ Dexamethason 1 kap
Tremenza 1 kap
Mfla kap dtd No. 15
S 3 dd kap 1

Pro : Anisa (17 tahun)

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 41 |


E. Perhitungan Dosis dan Konversi Aturan Pakai Berdasarkan Bentuk
Sediaan
Konversi bentuk sediaan dan dosis pemakaian adalah konversi
bentuk sediaan obat yang berlainan dengan bentuk sediaan obat pada
resep, disebabkan karena permintaan pasien atau penawaran pihak
apotek. Pada konversi sediaan ini harus memperhatikan dosis pemakaian
dan lama terapi pada resep, serta memperhatikan bentuk sediaan serta
komposisinya, misalnya tablet Paracetamol 500 mg sedangkan sirup ada
yang isi kandungannya 120 mg, 140 mg dan 150 mg, sedangkan obat tetes
Paracetamol ada yang komposisinya 100 mg/ml sehingga ini harus
disesuaikan pada pengambilan obat dan penulisan etiketnya.

F. Kajian resep
Pada alur pelayanan resep yang harus dilakukan adalah melakukan
kajian atau telaah resep, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
medication error. Kegiatan pengkajian resep meliputi kesesuaian
administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis.
Kajian administratif :
1. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan
2. Nama dokter, nomor surat izin praktek (SIP), alamat, nomor telepon
dan paraf
3. Tanggal penulisan resep
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi :
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
2. Stabilitas dan Kompaktibilitas (ketercampuran obat)
Pertimbangan klinis meliputi :
1. Ketepatan indikasi dan dosis obat
2. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
3. Duplikasi dan atau polifarmasi
4. Reaksi obat yang tidak diiniginkan (alergi, efek samping obat,
manifestasi klinis lain)
5. Kontraindikasi,
6. Interaksi obat

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 42 |


G. Perhitungan Harga Resep
Komposisi harga resep
Harga obat, PPN, indeks harga obat, embalase primer dan embalase
sekunder, tuslah, jasa lain, misalnya copy resep, konseling, homecare,
telepon.
Embalase (kemasan)
Embalase adalah kemasan terdiri dari kemasan primer dan kemasan
sekunder. Kemasan primer adalah kemasan yang bersentuhan langsung
dengan obat misalnya : kertas puyer, kapsul, pot, botol.
Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak bersentuhan langsung
dengan obat misalnya plastik klip, plastik kresek, juga termasuk biaya etiket,
dan biaya laporan.
1. Embalase primer hanya untuk obat racikan, contohnya :
a. Puyer, setiap bungkus puyer Rp 200
b. Kapsul, setiap kapsul kapsul Rp 300
c. Salep, setiap pot Rp 1000
d. Sirup, setiap botol Rp 2000
2. Embalase sekunder yaitu plastik klip kertas kresek, etiket
Perhitungan per lembar resep Rp 1000 (baik racikan maupun non racikan)
Tuslah (Jasa)
1. Untuk obat non racikan
Setiap R/ misalnya Rp 1500
2. Untuk obat racikan
a. Puyer, per R/ obat Rp 3000 atau setiap 10 bungkus (pembulatan ke
atas), jika 15 bungkus atau (11-20 bungkus) maka jasa Rp 6000
b. Kapsul per R/ obat Rp 3000 setiap 10 bungkus (pembulatan keatas),
jika 15 bungkus (11 sd 20 bungkus) maka jasa Rp 6000

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 43 |


BAB I
Pembuatan Etiket dan Copy Resep

A. Pembuatan Etiket

1. Buatlah etiket dari resep-resep berikut

dr. Bambang Ismail dr. Candrawati


1 2 SIP:015/BPT/17/2009
SIP. 017/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Palagan A4 Yk RS Bethesda Telp. Jl. Srikandi 56 Yk RS Gramedika
0274566777Jl. Tlp. 0274-356789
Sudirman 70, Yk Jl. Gejayan 25 Yk
Yogyakarta, 2/5/2020 Yogyakarta, 1/7/2020
R/ Otrivin fls I
S.b.d.d Gtt II .nass .sin R/ Proneuron tab No X
S.prn tab 1 h.s
R/ Ibuprofen sirup No I
S.t.d.d cth 1 p.c R/ Furosemid 40 mg No XXX
S.s.tab 1.pagi
R/ Apyalis fls No I
S.o.m cth I R/ Captopril 25 mg No XXX
S s.d.d. Tab 1 a.c
Pro : Nadira (10 th)
Pro Ny Irma (50 thn)

dr. Pungky Sari dr. Indarto


3 4
SIP:016/BPT/17/2009 SIP:027/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Timoho B4 Yk RS Condong Catur Jl. Manggis 56 Yk RS Panti Nugroho
Tlp. 0274-516779 Tlp. 0274-555566
Jl. Nusa Indah 10 Yk
Yogyakarta, 20/4/2020 Yogyakarta, 15/10/2020

R/ Kalium diklofenak 50 mg tab no XX R/ Enzymfort tab XX


S.2 d.d tab 1 pc, jika nyeri S.t.d.d.tab I d.c

R/ Mylanta tab No X R/ Ranitidin 150 mg No XX


S.t.d.d tab I ac S.t.d.d tab 1 a.c 1 jam

R/ Osteocal No XX R/ Meloxicam 7,5 mg No XX


S.s.d.d tab I S.b.d.d tab I pc

R/ Voltaren tube I
S.u.e 2 dd Pro : Ny Bambang (39 thn)
Alamat: Blok L no 54A Yk
Pro : Ny Ningsih (45 thn)
Alamat : Jl. Blewah no 100A Yk

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 44 |


dr. Bambang Ismail dr. Candrawati
5 SIP. 017/BPT/17/2000 6 SIP:015/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : RS Gramedika
Jl. Palagan A4 Yk RS Bethesda Jl. Srikandi 56 Yk Tlp 0274-356789
Tlp. 0274-380976 Jl. Gejayan 25 Yk
Jl. Sudirman 70 Yk
Yogyakarta, 11/6/2019 Yogyakarta, 7/8/2021

R/ Kenalog in oral base No I R/ Simvastatin 10 mg tab No XXX


S.b.d.d litus oris S.s.dd tab 1, malam

R/ Praxion syr No I R/ Aspilet 80 mg No XXX


S.b.d.d gtt 1 p.c S.s.dd tab 1.p.c

R/ Apyalis syr No I R/ Lisinopril 10 mg No XXX


S.o.m cth I S s dd. Tab 1 a.c

Pro : Maura (5 th) Pro Ny Yayuk (53thn)

dr. Bambang Ismail, Sp.PD. dr. Candrawati


7 SIP. 017/BPT/17/2000 8 SIP:015/BPT/17/2009

Rumah : Praktek : Rumah : RS Gramedika


Jl. Palagan A4 Yk RS Bethesda Jl. Srikandi 56 Yk Tlp 0274-356789
Tlp. 0274-380976 Jl. Gejayan 25 Yk
Jl. Sudirman 70 Yk
Yogyakarta, 11 Juni 2019 Yogyakarta, 1 Juli 2019

R/ Triaminic expectorant No I R/ Profenid supp No X


S.t.d.d 2,5 ml p.c S.s.dd supp 1

R/ Amoxsan syr No I R/ Tramadol HCl 50 mg No XV


S.tiap 8 jam cth 1 p.c S prn tab 1.p.c

R/ Apyalis Fls No I R/ Neurosanbe 5000 No X


S.o.m cth I S s dd. Tab 1

Pro : An Farel (2 th) Pro Ny Yayuk (53 thn)

dr. Pungky Sari dr. Indarto


9 10
SIP:016/BPT/17/2009 SIP:027/BPT/17/2009
Rumah: Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Timoho B4 Yk RS Condong catur Jl. Manggis 56 Yk RS Panti Nugroho
Tlp. 0274-516779 Tlp. 0274-566777
Jl. Nusa Indah 10 Yk Jl. Kaliurang 22 Yk
Yogyakarta, 3 Juni 2019 Yogyakarta, 3 Agustus 2019
R/ Enzymplek tab X
R/ Cataflam 50 mg No X
S.tdd.tab I d.c
S.prn tab 1 pc
R/ Cendo Fenicol 0,1% Fls I
R/ Ranitidin 150 mg No XX
S.tdd gtt 1 O.D.S
S.tdd tab 1 a.c
R/ Cetabrium No X
Pro : Tn Amin (47 thn)
S.prn.tab I maks 2 dd1
Alamat : Jl Gemoy No 35 YK
Pro : Ny Bambang (60 thn)
Alamat: Wirosaban No 8 Yk

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 45 |


B. Pembuatan Copy Resep

dr. Bambang Ismail Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto


1 2 APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIP. 017/BPT/17/2009
Jl. Majapahit (Janti) Blok – R Lanud Adisutjipto
Rumah : Praktek :
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Jl. Palagan A4 Yk RS Bethesda Telp.
0274566777 Jl. Sudirman 70Yk
Yogyakarta, 3/5/2019 No resep: 2 5/8/2017
Tanggal Resep : 1/8/2017
R/ Pantoprazol 40 mg No XV Nama dokter : Anwar
S.s.d.d tablet 1, perut kosong Nama pasien : Keisha
Alamat : Bantul
R/ Thromboaspilet No XV Umur Pasien : 17 tahun
S.b.d.d tab 1 p.c
Iter 1 x
R/ Lisinopril No XV
R/ Phenytoin 50 mg
S.1 d.d tab 1 a.c
Phenobarbital 15 mg
Sach.Lact 200 mg
M.f.pulv dtd.No XXX
Pro :Ny Murti (58 th)
S.s.d.d cap 1 det orig

No Lembar resep 6 Pasien membeli untuk pemakaian 15 hari


Pasien membeli
tanggal ....................................... 2019
R/ 1 diambil untuk 7 hari
R/ 2 diambil untuk 7 hari
R/ 3 diambil untuk 14 hari

Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto dr. Indarto


3 Jl. Majapahit (Janti) Blok – R lanud Adisutjipto 4
SIP:027/BPT/17/2009
APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145 Rumah : Praktek :
Jl. Manggis 56 Yk RS. Panti Nugroho
Telp. 0274566777
Jl. Kaliurang Km 22 Yk

No resep : 21 Yogyakarta, 3/8/2019


Tanggal Resep : 5/10/2019 Iter 2x
Nama dokter : Heru
R/ Phenytoin 100 mg
Nama pasien : Ameena
Diazepam 2 mg
Alamat : Kebrokan
M.f.caps dtd No XXX
Umur Pasien : 27 tahun
S.sdd. I caps

R/ Neuralgin tab No X
R/ Furosemid 40 mg No XXX S.prn 1 tab
S.s.tab 1 det orig 15

R/ Captopril 25 mg No XXX Pro : Tn Harmoko (40 thn)


S s dd. Tab 1 det orig Alamat : Babaran 53 Yk

Pasien membeli untuk pemakaian 10 hari Pasien membeli


R/ 1 untuk satu bulan
R/ 2 5 tablet

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 46 |


Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto
5 Jl. Majapahit (Janti) Blok – R lanud Adisutjipto
6 Jl. Majapahit (Janti) Blok – R lanud Adisutjipto
APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145 SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145

No resep :6 No resep :10


Tanggal Resep : 1 Juni 2019 Tanggal Resep : 17 Sept 2017
Nama dokter : Anwar Nama dokter : Anwar
Nama pasien : Ariel Nama pasien : Mahalini
Alamat : Sleman Alamat : Sleman
Umur Pasien : 37 tahun Umur Pasien : 19 tahun

Yogyakarta 27/6/2021 Yogyakarta 18/9/2017

Copy Resep Iter 2X

R/ Tremenza tab No XV R/ INH 300 mg No XXX


S 3.d.d 1, jika nyeri det 5 S.tiap 24 jam tab 1 det 15

R/ Lactulac fls I R/ Pyridoxine 10 mg No XXX


S.3.d.d cth 1 det orig S.tiap 24 jam tab 1 det 15

R/ Antasida No XV R/ Rifampicin 350 mg No XXX


S.Tiap 24 jam tab 1 det 15
S 4.d.d 1 tab ac det 5

Pro : Ny Murti (58 th)

Pasien membeli masing – masing Ny Ainah membeli obat TBC untuk 2 minggu
tabletnya 5

dr. Hasan Basri dr. Indarto


7 8
SIP:067/BPT/17/2009 SIP:027/BPT/17/2009
Rumah : Praktek: Rumah : Praktek :
Jl. Semangka RS. Rahma Medika Jl. Manggis 56 Yk RS. Panti Nugroho Telp.
Telp. 02745866777 Jl. Bantul 10 Yk 0274566777
Jl. Kaliurang Km 22 Yk
Yogyakarta, 15 Sept 2017 Yogyakarta, 3 Agustus 2019
Iter 1x Iter 1x

R/ Tromboaspilet No XXX R/ Otopraf ear. drop Fls I


S.tiap 12 jam.tab 1 S.b.dd. Gtt I. E.D

R/ Simvastatin 10 mg No XXX R/ Natrium diklofenak No X


S tiap 12 jam.Tab 1 S..3.d.d Cap 1 p.c

R/ Captopril 12,5 mg No XXX R/ Enzymfort No XV


S.tiap 12 jam tab 1 S.t.d.d tab 1 d.c

Pro : Tn Martopo (47 thn) R/ Domperidon No X


Alamat : Jl Gulali No 5A YK S 3dd tab 1 ac 30 menit

Pro : Ny Utari (60 thn)


Alamat : Jogokariyan 53 Yk

Pasien ingin menebus separuh R/ 2 diambil untuk 7 hari; R/ 3 diambil untuk 10 hari;
R/ 4 diambil separuhnya

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 46 |


dr. Edhi Dharma Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto
9 10 Jl. Majapahit (Janti) Blok – R lanud Adisutjipto
SIP:017/BPT/17/2007
Rumah : Praktek : APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Jl. Demangan Baru RS. HappyLand
Telp. 0274345654Jl.
Timoho 8 Yk
Yogyakarta 7 Juni 2019 No resep 1
Tanggal Resep : 10 Sept 2017
Iter 3x Nama dokter : Anwar
Nama pasien : Aisyah
R/ Terbutalin tab No XX Alamat : Sleman
S.t.d.d 1 umur Pasien : 30 tahun

R/ Aminophylline 200 mg No XX Yogyakarta 18 Sept 2017


S.t.d.d tab 1
Iter 3X
R/ Lameson 4 mg No XX
S 2.dd 1 tab R/ Terbutalin tab No XX
S.t.d.d 1
Pro : Ny Tuti (45 thn)
Alamat : Banguntapan bantul R/ Aminophylline 200 mg
S.t.d.d tab 1

R/ Lameson 4 mg No XX
S 2.dd 1 tab

Det iter 1x
Pasien nebus resep tanggal 9 Juni 2019 Pasien menebus resep tanggal 26
No resep 10 September 2017 pasien ingin menebus obat
Tulis copy resep dengan ketentuan : sesuai perintah resep
R/ 1 diambil 20
R/ 2 diambil 30
R/ 3 diambil 40

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 46 |


BAB II
Perhitungan Jumlah dan Dosis Obat

dr. Samik Wahab dr. Muhammad Yusuf


1 SIP:017/BPT/17/2009 2 SIP:010/BPT/17/2009

Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :


Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965 Godean km 6 Yk

Yogyakarta, 6 September 2017 Yogyakarta , 18/9/2017

R/ Methampiron 500 mg R/ Paracetamol 250 mg


Ekstrak Belladonae 10 mg Extrak Belladonae 5 mg
Papaverin HCl 25 mg Sach Lact 100 mg
Mf.pulv dtd.No XV M.f. pulv dtd No XX
S.3.d.d Cap 1 S.prn cap 1 maks 3 dd

Pro Sya’ban
Pro : Nani (20 thn)

dr. Agung Nugroho dr. Muhammad Nur


3 SIP:017/BPT/17/2009 4 SIP:087/BPT/17/2009

Rumah : Praktek: Rumah : Praktek :


Jl. Gurameh 56 Yk RS. Candra Medika Jl. Gondosuli 31 Yk RS. Bethesda
Telp : 0274789000 Telp. 0274589766
Jl. Kusumanegara Jl. Sudirman 70 Yk

Yogyakarta, 10 Juli 2016 Yogyakarta, 26 Januari 2016

R/ Paracetamol 350 mg R/ Paracetamol 300 mg


Coffein 15 mg Glyc. Guaiacolas 100 mg
CTM 1,5 mg Tab. Vit B1 100 mg No. I
Elaecosach. Aurant 200 mg Tab. Codeina HCl 15 mg
M.f. pulv. dtd No. VIII Lactosum qs
S. m et v I M.f.pulv.No. X da in caps
S.b.d.d pulv. I
Pro : Diana
Umur : 12 tahun Pro : Erniaty
Alamat : Jl. Garuda No. 21 Yk Umur : 16 tahun
Alamat : Jl. Beo No. 5 Yk

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 49 |


dr. Ananda S.Sp.D dr. Muhammad Yusuf
5 SIP:123/DKS/17/2003 6 SIP:010/BPT/17/2009

Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :


Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp.0274588999 Telp. 027478965
Jl. Sarjito 74 Yk Godean Km 6 Yk

Yogyakarta, 16-9-2017 Yogyakarta , 18/9/2017

R/ Salbutamol 4 mg ½ tab R/ Aminophylline 100 mg


Cetirizine 1 mg Ephedrin HCL 15 mg
Sac Lact 200 mg Methyl Prednisone 4 mg
M.f.pulv.dtd No XII Sach Lact 100 mg
S.2.d.d Pulv1 M.f. pulv I No XXX da in cap
S.s.d.d 1 Cap

Pro : Naumi (10 thn) Pro: Naufal 29 thn

dr. Agung Nugroho dr. Muhammad Nur


7 SIP:017/BPT/17/2009 8 SIP:087/BPT/17/2009

Rumah : Praktek: Rumah : Praktek :


Jl. Gurameh 56 Yk RS. Candra Medika Jl. Gondosuli 31 Yk RS. Bethesda
Telp : 027478900 Telp. 027458976
Jl. Kusumanegara Jl. Sudirman 70 Yk
65
Yogyakarta, 10 Juli 2016 Yogyakarta, 26 Sept 2016

R/ Diazepam 2 mg R/ Piroxicam 10 mg
Methampiron 500 mg Allopurinol 100 mg
Vitamin B1 Tab 100 mg Vit B1 100 mg 1/2 tab
M.f. pulv. da in cap No. X Lactose q.s
S.1 d.d caps I Mf. pulv. No. XII
S. b.d.d
Pro : Hertinus
Umur : 40 tahun Pro : Ny. Jukari
Alamat : Jl. Garuda No. 1 Yk Umur : 50 tahun
Alamat : Jl. Kebangsaan 20 Yk

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 50 |


dr. Rina dr. Muhammad Yusuf
9 10
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009

Rumah : Praktek : Jl. Rumah: Praktek :


Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara No 54 RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965
Jl. Godean Km 6 Yk
Yogyakarta, 16-9-2017 Yogyakarta , 18/9/2017

R/ Paracetamol 500 mg Iter 1x


GG 100 mg R/ Meptin mini tab 1
CTM 2 mg Lameson tab 1
M.f.pulv.dtd No XV da in cap
S.3.d.d Cap 1 M.f. pulv dtd No XII da in cap
S.t.d.d cap 1

Pro : Haikal (15thn) Pro : Enno 29 thn

Pasien membeli resep untuk 3 hari Pasien membeli resep separuh

dr. Agung Nugroho dr. Muhammad Ali Akbar


11 SIP:017/BPT/17/2009 12 SIP:087/BPT/17/2009

Rumah : Praktek: Rumah : Praktek :


Jl. Gurameh 56 Yk RS. Candra Medika Jl. RE. M artadinata 31 Yk RS. Bethesda
Telp : 0274789000 Telp.
Jl. Kusumanegara 65 0274589766
Jl. Sudirman 70 Yk
Yogyakarta, 10 Juli 2016 Yogyakarta, 1 Nov 2016

R/ Ambroxol tab 10 mg R/ Amoxan 100 mg


GG 25 mg Sach.Lact q.s
CTM 2 mg M.f.pulv dtd No XXX
M.f. pulv. dtd No. XV S.t.d.d pulv 1 pc
S.t d.d caps I pc
Pro : Lani Pro : Amel
Umur : 7 tahun Umur : 6 tahun
Alamat : Jl. Abu Bakar No. 1 Yk Alamat : Jl. Kebangsaan 20 Yk

Pasien menghendaki untuk Pasien membeli untuk 2 hari


pemakaian 3 hari

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 51 |


BAB III
Perhitungan Dosis dan Penyesuaian Aturan Pakai Obat
(Konversi Bentuk Sediaan)

dr. Rina dr. M. Akrom


1 2
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009

Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :


Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Telp. Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
0274588999 Telp. 027478965 Godean km 6 Yk
Jl. Sardjito 74 Yk

Yogyakarta, 16-9-2017 Yogyakarta , 18/9/2017

R/ Salbron sirup Fls No II R/ Lasal 4 mg


S 3 dd.2 C I Sach lact 100 mg
M.f pulv dtd No XX
S.3.dd Pulv 1
Pro : Ny Istiqomah (51 tahun)
Pro : Iqbal (13 tahun)
Pasien menghendaki bentuk sediaan Pasien menghendaki dalam bentuk
tablet syrup

3 4
dr. Agung Nugroho dr. Muhammad Nur
SIP:017/BPT/17/2009 SIP:087/BPT/17/2009

Rumah : Praktek: Rumah : Praktek :


Jl. Gurameh 56 Yk RS. Candra Medika Jl. Gondosuli 31 Yk RS. Bethesda
Telp : 0274789000 Telp. 0274589766
Jl. Kusumanegara 65 Jl. Sudirman 70 Yk

Yogyakarta, 10 Juli 2016 Yogyakarta, 26 Sept 2016

R/ Primadex 480 mg tab ½ R/ Cefadroxil 250 mg No IV


M.f. pulv. dtd No. XII M.f.pulv dtd No XII
S.b d.d Pulv I S.b.d.d pulv 1

Pro : Bangun (10 tahun) Pro : Amelia


Alamat : Jl. Gonjreng Selatan No. 1 Yk Umur : 12 tahun
Alamat : Jl. Kebangsaan 20 Yk

Ibu pasien menghendaki bentuk sediaan Ibu pasien menghendaki bentuk


sirup sediaan sirup

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 52 |


dr. Rina dr. Muhammad Yusuf
5 6
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009

Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :


Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965 Godean km 6 Yk

Yogyakarta, 20/12/2020 Yogyakarta , 18/9/2017


R/ Proris tab 100 mg R/ Amoxil Forte tab 1
SL qs S.t.dd tab 1
Mf.pulv dtd XII
S t dd. pulv 1 Pro : Maria (7 tahun)
Pro : An Bangun
Umur : 6 tahun
Alamat : -

Ibu pasien menghendaki diganti sirup Pasien menghendaki sediaan sirup

dr. Agung Nugroho dr. Muhammad Nur


7 8
SIP:017/BPT/17/2009 SIP:087/BPT/17/2009

Rumah : Praktek: Rumah : Praktek :


Jl. Gurameh 56 YK RS. Candra Medika Jl. Gondosuli 31 Yk RS. Bethesda Telp.
Telp : 0274789000 0274589766 Jl. Sudirman 70 Yk
Jl. Kusumanegara 65

Yogyakarta, 7/7/2020 Yogyakarta, 9/9/2019

R/ Mucopect 7.5 mg R/ Sanmol 100 mg


Sach. Lact q.s Sach Lact. q.s
M.f. pulv. dtd No. X M.f.pulv dtd No X
S. t.d.d Pulv I S.t.d.d pulv 1

Pro : Angga (10 tahun) Pro : Dafi


Alamat : Jl. Kenanga No. 1 Yk Umur : 1 tahun
Alamat : Jl. Gondosuli 20 Yk

Ibu pasien menghendaki mucopect syrup Pasien tidak bisa minum puyer.
tuliskan etiketnya Pilihkan sediaan lain dan tulis
etiketnya.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 53 |


BAB IV
Kajian Resep (Administrasi, Farmasetik dan Klinik)
Nyeri

dr. Edhi Dharma


N1 N2
SIP:017/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto Jl.
Jl. Demangan Baru 7 Yk RS. Happy Land Majapahit (Janti) Blok – R Lanud
Telp. 0274345654 Adisutjipto
Jl. Timoho 8 Yk APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Yogyakarta 13/6/2022 Yogyakarta 25/7/2020

R/ Buscopan Plus tab No V


S.b.d.d 1 R/ Zaldiar ½ tab
Meloxicam 7,5 mg
R/ Bactrim Forte No XV Gabapentin 100 mg
S.tiap 8 jam tab 1 Diazepam 2 mg
M.f.l.a.da in cap dtd No XX
R/ Rantin 150 mg No X S 2 dd cap 1
S 2 dd 1 tab
Pro : Ny. Munah (55 tahun)
R/ Nephrolit kap 10
S 4 dd 1 kap

Pro : Tn. Bambang


Umur : 55 tahun
Alamat : Banguntapan Bantul
Kondisi pasien : Pasien mengalami nyeri pada bagian
Pasien buang air kecil dg volume sedikit, saat punggung dan tulang belakang dokter
BAK sakit, perut terasa melilit dan begah. mendiagnosa Ny Munah mengalami LBP.
Diagnosa dokter pasien mengalami ISK dan
tukak lambung. Pasien memiliki alergi
terhadap AB golongan sulfa.

dr. Rina dr. Muhammad Yusuf


N3 N4
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965 Godean km 6 Yk

Yogyakarta, 30/3/2021 Yogyakarta, 22/2/2022

R/ Betahistin mesilat No XXX


R/ Braxidin tab No X
S 1-1-1
S 3 dd 1 tablet
R/ Tramadol No XV
R/ Analsik tab No XX
S prn 1-0-1
S 3 dd 1 tablet
Pro : Ny Watima (51 th)
Pro : Enita (27 thn)

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 54 |


Nn Enita mengeluh pusing dan susah tidur, Ny Watima pusing, terasa berputar putar dan
perut terasa nyeri di ubun-ubun. Dokter mendiagnosa
sakit sekali (seperti kolik). Pada saat ini baru pasien mengalami vertigo.
menstruasi.

drg. Andina Izzati dr. Fabian Zulkarnain SpU


N5 N6
SIP:209/DKS/19/2013 SIP:010/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Merpati 9 Yk RS. Sardjito Jl. Garuda no 11 RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965 Godean km 6 Yk

Yogyakarta, 3/5/2019 Yogyakarta, 20/2/2022

R/ Metronidazol No XIV
R/ Cataflam 50 tab No X
S 2 dd 1 tab
S 1 dd 1 tablet
R/ Tramadol No X
R/ Dexamethason tab No XV
S prn 1 tab
S 2 dd 1 tablet
S/ Mertigo No X
R/ Metronidazole No XIV
S 3 dd 1
S 2 dd 1
Pro : Bp Bambang (55 th)
Pro : Mariam (30 thn)
Pasien mendapat resep pasca bedah gigi. Bp Bambang mengeluh nyeri dan panas saat
BAK. Gejala dirasakan sudah 3 hari disertai
rasa pusing, terasa berputar putar dan nyeri di
ubun-ubun. Dokter mendiagnosa pasien
mengalami ISK

1. Mengkaji resep secara administratif, farmasetis dan klinis sesuai kondisi pasien.
2. Pertimbangkan untuk meminta saran ke dokter (dosen pengampu) apabila ada
revisi dalam pendosisan, penggantian jenis obat.setelah pengkajian.

3. Praktikan menyiapkan resep, menghitung jumlah obat yang diambil, menghitung


harga resep dan melakukan PIO ke pasien.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 55 |


Gastro

dr. Edhi Dharma


G1 G2
SIP:017/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto Jl.
Jl. Demangan Baru 7 Yk RS. Happy Land Majapahit (janti) Blok – R Lanud
Telp. 0274345654 Adisutjipto
Jl. Timoho 8 Yk APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Yogyakarta 18-10-2017 Yogyakarta 18 Sept 2017

R/ Microlax tube No 1 R/ Bactrim sirup No 1


S.u.e S.2 dd cth 1

R/ Pyrexin supp No. IV R/ Elkana syr No 1


S.prn 3dd supp 1 S 1 dd cth 1

R/ Lactulax syr No 1 R/ Panadol syr No 1


S.3 dd 1 cth Kalau perlu 1 cth maks 3 dd

Pro : an. Andika R/ Kaopectate Fls 1


Umur : 5 tahun S 2 dd cth 1
Alamat : Sewon Bantul
Pro : An Aulia (5 thn)

Kondisi pasien : Pasien diare sudah 4 hari, dokter


An. Andika konstipasi sudah 3 hari, mendiagnosa karena amuba, demam, susah
selama 2 hari ini pasien susah makan, suhu makan dan lemas. Mata terlihat cowong
tubuh 39˚C

G3 dr. Rina dr. Ahmad Masbukh


G4
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965
Jl. Godean Km 6 Yk
Yogyakarta, 12/6/2020 Yogyakarta, 3/4/2019

R/ Mylanta tab No X R/ Amoxicillin 500 mg no XX


S 4 dd 1 tablet S 2 dd 1 tab

R/ Cimetidin tab No X R/ Claritromycin 500 mg No X


S 3 dd 1 tablet S1 dd 1 tab

R/ Losec tab No X R/ Lansoprazole No V


S 2 dd 1 S 1 dd Kap 1

R/ Ondancetron 4 mg tab No X R/ Metoklopramid No VI


S 3 dd 1 tab S 2 dd 1

R/ Inpepsa syr Fls 1 R/ Mylanta tab no X


S 2dd Cth 1 S 4 dd 1

Pro : Marina (24 thn) Pro : Tn Hartono (47 th)

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 56 |


Pasien sudah 5 hari nyeri perut, sebah, mual Pasien mengalami infeksi H Pylori
muntah dan kembung. Akhir – akhir ini riwayat alergi
terlambat makan karena kesibukan dikantor.
Hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosa
bahwa Marina mengalami gastritis.

dr. Meirina, SpPD


G5 G6
SIP:0127/BPT/7/2010
Rumah : Praktek : Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto Jl.
Jl. Demak Ijo, Blok B Yk RSA UGM Majapahit (janti) Blok – R Lanud
Telp. 0274345654 Adisutjipto
APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Yogyakarta 20-10-2019 Yogyakarta 3 Maret 2020

R/ Buscopan plus No X R/ Metronidazole sirup Fl 1


S.3 dd tab 1 prn S.2 dd cth 1

R/ Enzyplex tab No XII R/ Cerebrofort syr Fl 1


S 3 dd tab 1 S 1 dd cth 1

R/ Nexium tab No V R/ Zinc sirup No 1


S. 1 dd tab 1 S 1 dd cth 1 (selama 10 hari)

Pro : Meri R/ Kaopectate Fls 1


Umur : 25 tahun S 2 dd cth 1
Alamat : Bantul
Pro : Cipung (4 thn)

Kondisi pasien : Pasien diare sudah 4 hari, dokter


Pasien merasakan melilit di perutnya dan mendiagnosa karena amuba, demam, susah
terasa begah, mulut terasa pahit. Merasakan makan dan lemas. Mata terlihat cowong
mual dan muntah bila makan sesuatu.
Beberapa hari lalu pasien makan makanan
pedas dan asam.

1. Mengkaji resep secara administratif, farmasetis dan klinis sesuai kondisi


pasien.
2. Pertimbangkan untuk meminta saran ke dokter (dosen pengampu) apabila ada
revisi dalam pendosisan, penggantian jenis obat setelah pengkajian.

3. Praktikan menyiapkan resep, menghitung jumlah obat yang diambil,


menghitung harga resep dan melakukan PIO ke pasien

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 57 |


Respirasi

dr. Edhi Dharma


R1 Dokter Umum
R2
Rumah : Praktek : Apotek Farmasi TNI AU Adisutjipto Jl.
Jl. Demangan Baru 7 Yk RS. Happy Land Majapahit (janti) Blok – R Lanud
Telp. 0274345654 Jl. Timoho 8 Yk Adisutjipto
APA : Febriana Astuti,M.Farm.,Apt
SIA : 19893003/SIA-35.01/2017/2145
Yogyakarta 18/1/2017 Yogyakarta

R/ Cefixime 200 mg No X R/ Otopain tetes telinga No 1


S.2 dd 1 S 2 dd gtt 1 ADS________det orig

R/ Teofilin 75 mg R/ Garamycin tetes telinga No 1


Salbutamol 0.75 mg S 2 dd gtt 1 telinga d.s ________ne det
Ambroxol 15 mg
M.f.l.a pulv da in cap dtd No XV R/ Tremenza tab No X
S..3.d.d. Cap 1 S 3 dd 1 pc
Pro : Tn Kino
Umur : 35 tahun
Alamat : Jogja Pro : Tn. Hamdan (37 thn)

Kondisi pasien : Diagnosa dokter, pasien mengalami


Pasien terdiagnosa ISPA, mengeluh OMC disertai pilek sudah 3 hari
sesak dan batuk berdahak, hidung mampet

dr. Rina dr. Arifuddin, SpP


R3 R4
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965
Jl. Godean km 6 Yk
Yogyakarta Yogyakarta
Iter 2x
R/ Illiadin Fls 1
S 3 dd gtt 1 nas.d.s R/ Rifampicin 450 mg No XV
S 1 dd 1 ac pagi
R/ Tempra drop Fls 1
S 3 dd 0,2 ml R/ INH 300 mg No XV
S 1 dd 1 ac pagi
R/ Ryzen syr Fls 1
S 3 dd 1 cth R/ Ethambutol 850 mg No XV
S 1 dd 1 ac pagi

Pro : Nazwa (6 thn) R/ Curcuma No XXX


S 3 dd 1

Pro : Nina (20 th)


Pasien mengalami salesma, demam, Pasien penderita TBC sudah 2 tahun
sering terjadi kalau dingin

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 58 |


dr. Akrom, SpTHT APOTEK MERDEKA
R5 R6
SIP:124/DKS/20/2003 SIA:011/BPT/17/2007
Rumah : Praktek : Jl. Kemerdekaan no. 8
Jl. Merpati 1 Yk RS. Sardjito Apt. Dewi Kumalasari, S.Farm.
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk SIPA : 123/34/Des/2007/3443

COPY RESEP
Yogyakarta, Februari 2019 Yogyakarta, Juli 2020
R/ Rhinos syr Fls 1 Iter 3x
S 3 dd cth 1
R/ Rifampicin 450 mg No XXX
R/ Amoxicillin DS Fl 1 S 1 dd 1 ac pagi ___det XV
S 3 dd cth 1
R/ INH 300 mg No XXX
R/ PCT 250 tab 1 S 1 dd 1 ac pagi ___det XV
MP 4 tab 1/2
Tremenza tab 1/2 R/ Ethambutol 850 mg No XXX
S 3 dd pulv 1 S 1 dd 1 ac pagi ___det X

Pro : Bona (8 thn) R/ Curcuma No XXX


S 3 dd 1 ___nedet

Pro : Nina (20 th)


Cek duplikasi obat dan skrining resep. Pasien Pemberian PIO untuk pasien TB. Regimen
mengalami ISPA disertai demam dan nyeri dosis pasien TB.
tenggorokan.

1. Mengkaji resep secara administratif, farmasetis dan klinis sesuai kondisi


pasien.
2. Pertimbangkan untuk meminta saran ke dokter (dosen pengampu) apabila ada
revisi dalam pendosisan, penggantian jenis obat setelah pengkajian.

3. Praktikan menyiapkan resep, menghitung jumlah obat yang diambil,


menghitung harga resep dan melakukan PIO ke pasien

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 59 |


Kardiovaskuler dan Sindroma Metabolik
dr. Tiara Andini Sp.D dr. Imada Addina Sp.PD
KS1 KS2
SIP:017/BPT/17/2009 SIP:017/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : - Praktek : -
Jl. Demangan Baru 7 Yk RS. Happy Land
Telp. 0274345654
Jl. Timoho 8 Yk
Yogyakarta 18-10-2017 Yogyakarta 10 Sept 2017

R/ Cedocard 5 mg No XX Iter 3x
S 2 dd 1 tab R/ Simarc No XXX
S 1-0-0
R/ CPG 15 mg No X
S 1.d.d. 1 R/ Metformin No XXX
S 0-0-1
R/ Aspilet 80 mg No X
s.1.d.d.1 R/ Bisoprolol 5 mg No XXX
S 1-0-0
R/ V Bloc 6,25 mg No V __________________________d.i.d
S 1.dd.1
Pro : Tn. Dodi (56 thn)
R/ Diovan 160 mg No XV
S 1.d.d.1

R/ Amlodipin 10 mg No XV
S 1.d.d.1

Pro : Tn Nasikin
Umur : 50 tahun
Alamat : Denggung, Sleman

Pasien mengidap PJK selama 5 tahun, riwayat Pasien terdiagnosa PJK baru saja, keluhannya
HT 15 tahun, terkontrol. Tensi terakhir saat kaki bengkak dan mengalami DVT. Pasien
periksa 140/85 mmHg. Pasien mengalami juga didiagnosa pra-DM dengan KGD 190
nyeri dada sudah seminggu, kadang hingga mg/dL.
terasa sesak.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 60 |


KS3 dr. Rina dr. Ahmad Yusuf, SpOG
KS4
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RSU PKU
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965 Jl. KH Dahlan Yk

Yogyakarta Yogyakarta

R/ Norpace tablet No XX
R/ Gliclazid 5 mg No X
S 4.d.d.1
S 1 dd 1
R/ Digoxin tab No X
R/ Curcuma tab No XXX
S.1.d.d.1
S 2 dd 1
R/ Atorvastatin tab No XV
R/ Ponstan tab No X
S 1 dd 1 tab
S 3 dd 1 jika nyeri
Pro : Tn Joko (56 thn)
Pro : Ny Santi (30 th)

Pasien menderita aritmia supraventrikuler Pasien terdiagnosa DM tipe 2 dengan KGD 200
dengan HR 140x/ menit. Kolesterol total 240 mg/dL. Pasien mengeluh tidak nafsu makan
mg/dl dan LDL 160 mg mg/dl karena nyeri gigi.

KS5 dr. Rina dr. Ahmad Yusuf, SpOG


KS6
SIP:123/DKS/17/2003 SIP:010/BPT/17/2009
Rumah : Praktek : Rumah : Praktek :
Jl. Garuda 10 Yk RS. Sardjito Jl. Kusumanegara RS. Queen Latifa
Telp. 0274588999 Jl. Sarjito 74 Yk Telp. 027478965 Jl. Godean Km 6 Yk

Yogyakarta Yogyakarta
Iter 2x
R/ Metformin No X
R/ Candesartan 80 tab No XXX
S 1 dd 1
S 1dd 1
R/ Folavit No XXX
R/ Bisoprolol 5 tab No XXX
S 1 dd 1
S.1.d.d.1
R/ Vitamam 3 No XXX
R/ Atorvastatin tab No XV
S 1 dd 1
S 1 dd 1 tab
Pro : Ny Santi (30 th)
Pro : Tn Joko (56 thn)
Pasien menderita hipertensi stage 2. Pasien terdiagnosa mengalami DM
Kolesterol total 240 mg/dl dan LDL 160 mg gestasional. Saat ini sedang hamil d en g an
mg/dl usia kehamilan 8 bulan.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 61 |


1. Mengkaji resep secara administratif, farmasetis dan klinis sesuai kondisi
pasien.
2. Pertimbangkan untuk meminta saran ke dokter (dosen pengampu) apabila ada
revisi dalam pendosisan, penggantian jenis obat setelah pengkajian.

3. Praktikan menyiapkan resep, menghitung jumlah obat yang diambil,


menghitung harga resep dan melakukan PIO.

Membaca Resep

Tuliskan resep di bawah ini dengan penulisan yang benar, berikan kajian administratif,
farmasetis dan klinis, hitung dosis dan jumlah obat yang tepat dan harga, sertakan
PIO.

1. M1

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 62 |


2. M2

3. M3

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 63 |


4. M4

5. M5

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 64 |


6. M6

7. M7

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 65 |


8. M8

9. M9

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 66 |


10. M10

11. M11

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 67 |


12. M12

13. M13

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 68 |


14. M14

15. M15

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 69 |


SINGKATAN - SINGKATAN YANG SERING DITULIS DALAM RESEP

SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI

R/, Rep, Rec Recipe Ambilah


Aa ana dari masing - masing sama
banyak
abs. febr absente febre pada waktu tidak demam
aggred. Febr aggrediente febre pada waktu demam
add adde tambahkanlah
ad. 2 vic ad duas vices untuk dipakai 2 kali
ad. 3 vic ad tres vices untuk dipakai 3 kali
a.u.e ad usum externum untuk obat luar
a.u.i ad usum internum untuk obat dalam
ad. us prop ad usum proprium untuk dipakai sendiri
ad. vitr alb ad vitrum album dalam botol putih
ad. vitr ampl ad vitrum amplum dalam botol mulut lebar
ad. vitr fusc ad vitrum fuscum dalam botol coklat
alt. hor alternis horis tiap 2 jam
alt. dieb alternis diebus tiap 2 hari
aq. bidest aqua bidestillata air yang disuling 2 kali
aq. bull aqua bulliens air mendidih
aq. coct aqua cocta air masak
aq. cois aqua communis air biasa
aq. dest aqua destilata air suling
aq. ferv aqua fervida air panas
aq. frig aqua frigida air dingin
aq. glyc aqua glycerinata air gliserin
aq. tep aquae tepida air hangat
a.n ante nocte sebelum tengah malam
a.c ante coenam sebelum makan

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 70 |


d.c durante coenam pada saat makan
p.c post coenam setelah makam
a.m ante meridiem sebelum tengah hari
p.m post meridiem sesudah tengah hari
cc/ c cochclear cibarium/ sendok makan (Vol 15 ml)
cochclear
c.p cochclear pultis sendok bubur ( Vol 8 ml)
cochclear parvum
cochclear pulrorum
cth cochclear theae sendok teh ( vol 5 ml )
o.h.C omni hora cochclear tiap jam 1 sendok makan
o.b.h.C omni bihorio cochclear tiap 2 jam 1 sendok makan
o.t.h.C omni trihorio cochclear tiap 3 jam 1 sendok makan
o 4 hC/ o quath omni quattuor horis tiap 4 jam 1 sendok makan
hC cochclear
o 5 hC/ o quin omni quinque horis tiap 5 jam 1 sendok makan
h.C cochclear
s.d.d.C semel de die cochlear 1 x sehari 1 sendok makan
b.d.d.C bis de die cochlear 2 x sehari 1 sendok makan
t.d.d.C ter de die cochlear 3 x sehari 1 sendok makan
quat.d.d.C quarter de die cochlear 4 x sehari 1 sendok makan
quin.d.d.C quinques de die cochlear 5 x sehari 1 sendok makan
sex.d.d.C sexies de die cochclear 6 x sehari 1 sendok makan
o.m.et.v omni mane et vespere tiap pagi dan malam hari
o.noct omni nocte tiap tengah malam
d.i.d da in dimidio berilah setengahnya
d.i.2 plo da in duplo berilah 2 x banyaknya
d.i.3 plo da in triplo berilah 3 x banyaknya
d.i.4 plo da in quarduplo berilah 4 x banyaknya
d.i.5 plo da in quintuplo berilah 5 x banyaknya

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 71 |


d.t.d da tales doses berilah sedemikian banyaknya
s.q sufficiente quantitate secukupnya
bid biduum waktu selama 2 hari
b.i.d bis in die 2 x sehari
t.i.d ter in die 3 x sehari
CC centimentrum cubicum sentimeter kubik
ciaoi cinnamomi kayu manis
cito cito segera
clysm clysma obat semprot
cochleat cochleatin sendok demi sendok
collyr collyrium obat cuci mata
conc concentratus pekat
consp consperge balutlah/taburilah
n.d.e non detur est belum diberi
ne det ne detur belum diberikan
iter iteratur untuk diulang
n.i ne iteratur tidak boleh diulang
det detur sudah diberikan
dib. in part. aeq divide in partes aequales bagilah dalam bagian-bagian
yang sama

q.s quantum satis secukupnya


quantum suffict
d.c.f da cum formula berikan dengan nama resepnya
d.ss.ven dil da sub signa veneni dilutus berikan dengan tanda racun
encer
disp. dos. tal dispensa dosis tales berilah dengan takaran
sedemikian
elaeosacch elaeosacchara campuran 2 gram gula dengan
1 tetes minyak menguap
empl emplastrum plester

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 72 |


emuls emulsum emulsi
enem enema obat semprot
epith epithema obat semprot
ext. ut externe utendum untuk obat luar
fac fae buatlah
f.l.a fac lege artis buatlah menurut petunjuk
keahlian
garg gargarisma obat kumur
gtt gutta tetes
h.m hora matutina pagi hari
h. X mat hora decima matutina jam 10 pagi
o.h.s omni hora somni tiap akan tidur
h. v hora vespertina sore hari
h. VIII vesp hora octava vespertina jam 8 malam
haust haustus diminum sekaligus
in 2 vic in duabus vicibus untuk dipakai 2 kali
in 3 vic in tribus vicibus untuk dipakai 3 kali
iniect iniectio obat suntik
intr.d.sum intra diem sumendum untuk dimakan/diminum habis
dalam 1 hari
lav.opth lavementum opthamicum obat cuci mata
loc. ocg locus oeger tempat yang sakit
loc. dol locus dolens tempat yang merasa sakit
m.f misce ipsi campur, buatlah
m.i mihi ipsi untuk saya sendiri
n.i ne iteratur janganlah diulangi
o.1/4 h omni quarta hora tiap 1/4 jam
o.1/2 h omni dimidia hora tiap 1/2 jam
g. grm gramma gram
o.m omni mane tiap pagi

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 73 |


o.v omni vespere tiap sore
o.n omni nocte tiap tengah malam
o.d.s occulo dexter et sinister mata kanan dan kiri
a.d.s auris dexter et sinister telinga kanan dan kiri
m.g milli gramma miligram
P.I.M periculum in mora berbahaya jika ditunda
pulv. Adsp pulvis adspersorius serbuk tabur
p.p.p pulvis propilulis serbuk untuk pil
p.r.n pro renata bila perlu
pds/ pd sing pro dosis singulari untuk satu dosis
s.o.s si opus sit bila perlu
s.i.m.m signa in manus medici tandai serahkan ke tangan
dokter
s.n.s si necesse sit bila perlu
r.p recenter paratus dibuat segar (pada waktu itu
juga)
statim statim saat itu juga
s.u.c signa usus cognitus pemakaian telah diketahui
s.u.n signa usus noctus pemakaian telah diketahui
s.u.v signa usus veterinarius pemakaian untuk pengobatan
hewan
d.c durante coenam pada waktu makan
h.d hora decubitus pada waktu akan tidur

det detur sudah diberi


s.f secundum formula menurut resep yang telah ada
det orig detur originale sudah diberi aslinya
p.c.c pro copie conform sesuai dengan resep aslinya

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 74 |


DAFTAR PUSTAKA

Artemisia, R., Krisnawati, M. et al., 2011, Petunjuk Praktikum Farmasetika I,


Laboratorium Farmasetika, Jurusan D III Farmasi Stikes Madani, Yogyakarta.
C.F. Van Duin, Dr., 1954, Handleiding tot de Practische en Theoreticshe Receptuur,
D.B. Centen’s uitgevers Maatschappy N.V., Amsterdam.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1994, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2004, Farmasetika II, Pusdiknakes, Jakarta.
Moh. Anief, Drs. Apoteker, 1984, Ilmu Farmasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Moh. Anief, Prof. Drs. Apoteker, 2003, Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktek, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.

Petunjuk Praktikum Farmasetika II (Poltekkes TNI AU Adisutjipto) 75 |

Anda mungkin juga menyukai