Anda di halaman 1dari 41

MODUL PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
MODUL PRAKTIKUM
FARMASI FISIKA

Disusun oleh :
apt. Cyntiya Rahmawati, S.Farm., M.K.M.
apt. Baiq Lenysia Puspita Anjani, M.Farm.
Melati Permata Hati, S.Farm., M.Sc.

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI DAN FARMASETIKA


PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023/2024

1
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

Revisi :
Tanggal : September 2023
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan

NO. DOKUMEN : TANGGAL : September 2023


NO. REVISI : NO. HAL :
Disiapkan Oleh : Koordinator Diperiksa Oleh : Disahkan Oleh :Dekan
Praktikum Ketua Prodi S1 Farmasi

Apt. Baiq Lenysia Puspita A. M.Farm. Apt. Baiq Leny Nopitasari, M.Farm. Apt. Nurul Qiyaam,
NIDN. 0826109402 NIDN. 0807119001 M.Farm.KlinNIDN. 0827108402

Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Mataram dan TIDAK
DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat
salinan tanpa seijin Dekan

2
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
DAFTAR ISI

COVER …..................................................................................................................1
PENGESAHAN .........................................................................................................2
DAFTAR ISI ..............................................................................................................3
KATA PENGANTAR ................................................................................................4
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI ................................................5
PETUNJUK KERJA ..................................................................................................6
PERCOBAAN I – ..................................................................................................9
1) KERAPATAN ............................................................................................. 9
2) BOBOT JENIS .......................................................................................... 11
3) TEGANGAN PERMUKAAN .................................................................. 12

PERCOBAAN II – TITIK DIDIH ...................................................................17


PERCOBAAN III – SIFAT ALIR CAIRAN (RHEOLOGI) ..................................19
PERCOBAAN IV – VISKOSITAS LARUTAN NEWTON ..................................25
PERCOBAAN V – MIKROMIRETIK ...................................................................31
JADWAL PRAKTIKUM FARMASI FISIKA ........................................................36
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................37
Lampiran 1. Format Laporan ....................................................................................38

3
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT semata


yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita sehingga kami dapat
menyusun buku petunjuk Praktikum Farmasi Fisika hingga terselesaikan.
Praktikum Farmasi Fisik ini disusun untuk mengenalkan Mahasiswa terhadap
sifat-sifat fisik zat penyusun sediaan obat sehingga diharapkan mampu membuat
sediaan obat dengan kualitas yang baik.
Informasi yang termuat dalam handout praktikum ini masih sangat minim.
Mahasiswa disarankan untuk mempelajari beberapa pustaka lainnya. Buku
petunjuk ini telah kami susun dengan usaha yang maksimal, namun bila ada kritik
dan saran kami sangat menghargainya dan kami pertimbangkan untuk edisi
berikutnya. Selanjutnya kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesainya buku petunjuk praktikum ini.

Mataram, September 2023


Tim Penyusun

4
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

VISI PROGRAM STUDI


Menjadi program studi sarjana farmasi islami, mandiri, unggul, berdaya saing di
kawasan ASEAN, dan professional dalam bidang ilmu kefarmasian khususnya
pengembangan obat herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo pada tahun
2028.

MISI PROGRAM STUDI


1. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran dalam
bidang ilmu kefarmasian berbasis capaian pembelajaran (Outcome-based
Education/OBE).
2. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di bidang
ilmu kefarmasian khususnya pengembangan obat herbal berbasis kearifan
lokal suku Sasambo yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Menumbuhkan karakter civitas akademika yang beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia melalui pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
4. Mengembangkan kerjasama dengan mitra dalam bidang kefarmasian.
5. Menyelenggarakan program studi farmasi yang berkualitas dan
professional serta berwawasan enterpreneurship di bidang pengembangan
obat herbal berbasis kearifan lokal suku Sasambo.

5
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PETUNJUK KERJA
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI DAN FARMASETIKA

I. Presensi Praktikum
1. Praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum maupun
tutorial dimulai untuk mengisi daftar hadir, mengumpulkan laporan saat
tutorial dan praktikum, serta mengikuti pretest dan posttest.
2. Keterlambatan praktikan tanpa alasan yang jelas berakibat tidak
diperkenankan mengikuti praktikum,
3. Apabila tidak mengikuti tutorial dan praktikum, praktikan harus
memberikan surat izin, keterangan yang sah dan diberikan kepada
dosen/asisten yang bersangkutan.

II. Pelaksanaan dan Penilaian Praktikum


1. Sistem penilaian praktikum meliputi:
a. Penilaian harian oleh masing-masing dosen meliputi: Pre test,
praktikum (cara kerja, kebersamaan, kesopanan, dan hasil
praktikum) dan post test.
b. Laporan
c. Responsi akhir/Ujian Praktek

Nilai Proporsi Nilai Praktikum


Pre test 25%
Post test 25%
70%
Skill lab 25%
Laporan 25%
Nilai Responsi 30%
Nilai Akhir 100%

2. Sebelum acara praktikum dimulai praktikan harus telah melaksanakan


pretest dengan dosen/asisten yang ditetapkan. Praktikan yang belum lulus
test tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
3. Selama praktikum, praktikan diwajibkan mengenakan jas praktikum,
masker, handscoon, head cap, dan bersikap sopan dalam berpakaian. Cara

6
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
bicara, maupun cara bergaul termasuk didalamnya tidak merokok dalam
laboratorium dan tidak membuat kegaduhan.
4. Praktikan diwajibkan memastikan alat gelas yang digunakan dalam
praktikum harus sudah dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan,
kemudian dikembalikan ke tempatnya semula.
5. Bahan-bahan obat yang diambil harus dikembalikan ke tempat semula
dengan tutup botol jangan sampai tertukar.
6. Tiap kelompok praktikan wajib membawa lap/serbet dan tisu untuk
membersihkan alat-alat gelas.
7. Menjaga kebersihan laboratorium:
• Membuang residu atau sampah di tempat yang disediakan
• Bahan obat diambil secukupnya sesuai dengan ketentuan, tidak
berceceran di meja/lantai.
• Gunakan pipet dan sendok yang berbeda untuk masing-masing
bahan, untuk menjaga bahan tidak tercampur.
8. Praktikan yang merusakkan alat harus melapor kepada laboran dan segera
mengganti perkelompok (tergantung kesepakatan) dengan merek dan
kualitas yang sama.

III. Mencegah Terjadinya Kecelakaan Kerja


1. Baca dan pahami profil Material Safety Data Sheet (MSDS) tiap bahan
kimia yang akan digunakan dengan baik dan benar.
2. Percobaan yang akan menimbulkan gas beracun seperti CO, H2S, HCN
dan bahan kimia korosif lainnya yang menguap harus dilakukan di dalam
lemari asam.
3. Hindari mematikan semua api atau yang menimbulkan api pada waktu
bekerja dengan pelarut-pelarut organic yang mudah terbakar seperti eter,
petroleum eter, benzene, dan sebagainya.
4. Jika pengenceran asam kuat atau melarutkan basa kuat, maka zat tersebut
harus dituangkan ke dalam air dan bukan sebaliknya.
5. Mohon diperhatikan:

7
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
a) Jika melakukan percobaan dalam tabung reaksi dengan pemanasan,
maka mulut tabung jangan diarahkan ke muka sendiri atau orang lain.
b) Jangan menyedot dengan mulut untuk bahan kimia yang reaktif / kuat,
gunakan penyedot karet (filler).

IV. Pengamatan dan Laporan Praktikum


1. Setiap praktikan wajib menulis laporan secara individu dalam double folio
tulis tangan, yaitu saat tutorial berisi teori dan cara kerja. Apabila belum
menyerahkan laporan maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti
tutorial
2. Setelah praktikum dilanjutkan dengan menulis laporan secara individu
yaitu hasil pengamatan/perhitungan dan pembahasan.
3. Laporan wajib di acc oleh dosen pengampu praktikum saat tutorial dan
praktikum.
4. Setiap praktikan wajib membuat laporan tentang percobaan yang telah
dilakukan dan diserahkan setelah praktikum. Apabila belum menyerahkan
laporan maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum
berikutnya.
5. Laporan wajib dikerjakan secara mandiri dan dilarang copy-paste.

Mataram, September 2023

Tim Praktikum Fisika Farmasi

8
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PERCOBAAN 1
PENENTUAN KERAPATAN, BOBOT JENIS, & TEGANGAN
PERMUKAAN
A. TUJUAN
1. Menentukan kerapatan
2. Menentukan bobot jenis
3. Menentukan tegangan permukaan
4. Mengetahui pengaruh densitas cairan terhadap tegangan permukaan
5. Membuat grafik hubungan antara densitas cairan terhadap tegangan
permukaan
6. Menentukan konsentrasi larutan dengan mengukur tegangan
permukaannya

B. DASAR TEORI
1) KERAPATAN
Kerapatan secara universal didefinisikan sebagai bobot persatuan
volume pada temperature tertentu. Kerapatan merupakan sifat fisika yang
paling sederhana dan paling definitif, sehingga dapat digunakan untuk:
1. Pengujian identitas dan kemurnian bahan obat dan bahan pembantu,
khususnya sifat cairan dan zat berjenis macam.
2. Mengetahui kecepatan pengendapan suatu campuran zat dengan
perbedaan berat jenis.
3. Agar pencampuran zat dapat berlangsung sempurna dan homogen,
perlu mengetahui berat jenis dari masing-masing obat.
4. Mengetahui kerapatan volume dan massa suatu zat
a. Kerapatan sesungguhnya dari bahannya sendiri, tidak termasuk
void-void dan pori-pori interpartikel yang lebih besar dari dimensi
molekuler atau dimensi atomik di dalam kisi-kisi kristal.
b. Kerapatan granul seperti yang ditentukan dengan jalan
pemindahan merkuri yang tidak merembes pada tekanan-tekanan
biasa di dalam pori-pori yang lebih kecil kurang lebih 10 mikron.

9
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
c. Kerapatan balik serbuk seperti yang ditentukan dari volume bulk
dan bobot dari suatu serbuk kering di dalam gelas ukur silindris.

Bila zat tidak porous, maka kerapatan sesungguhnya dan kerapatan


granulnya identik dan dua-duanya dapat diperoleh dengan jalan
memindahkan helium atau zat cair seperti merkuri. Bila porous, punya
permukaan internal, kerapatan sesungguhnya dapat dengan baik ditentukan
dengan jalan pemindahan helium yang merembes ke dalam pori-pori yang
terkecil dan tidak diadsorpsi oleh bahan.

Kerapatan dapat diukur dengan:


1. Densitometer Helium: digunakan untuk menentukan kerapatan serbuk
yang berpori.
2. Hydrometer : alat untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari zat cair
3. Piknometer : digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya dari
sebuah padatan dan benda cair

Gambar 1. Piknometer
Kerapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Faktor internal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan yang berasal dari sifat
dan bentuk sel itu sendiri, seperti:
• Pori-pori partikel
• Ukuran partikel
• Massa partikel
• Volume partikel
• Daya merembes dari partikel

10
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
• Kecenderungan partikel untuk beradhesi satu sama lain
• Kelarutan zat yang diuji
• Dll
2. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan yang berasal dari
lingkungan luar, seperti:
• Suhu
Makin tinggi suhunya makin tinggi kerapatannya karena adanya
gerakan antar partikel
• Tekanan
• Kotoran
• Dll

2) BOBOT JENIS
Bobot jenis adalah perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan
air pada suhu 4°C (𝑑!" ). Pada suhu 4°C, air mengalami anomali, yaitu
memiliki volume terkecil dibandingkan suhu di bawah dan di atasnya yang
tidak sesuai dengan hukkum pemuaian dan penyusutan. Maka pada suhu
4°C, kerapatan dan bobot jenis air pada t sama (1 g/cc). Bobot jenis dapat
pula dianggap sebagai kerapatan relative terhadap air. Air adalah zat baku
yang biasa digunakan untuk cairan, sedangkan gas biasanya udara.
Definisi lain bobot jenis dinyatakan sebagai rasio kerapatan suatu zat
terhadap air pada t sama (𝑑!" ). Bobot jenis dapat ditetapkan dengan
menggunakan berbagai metode, berbagai piknometer, neraca Mohr-
Wetphul, hydrometer, dan alat lainnya.

ρ
Bj =
ρ baku

Density adalah massa per volume (d= m/v), dalam cgs satuannya g/cm# . Ini
belum ditentukan suhunya, bila ditentukan suhunya disebut:
• Absolute density: adalah diukur pada t

11
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
𝑚 𝑔
"
𝑑$%" = 2 5𝑐𝑐 6
𝑣
" ( 𝑔
• Relative density: adalah 𝑑!($%") = )
2 5𝑚𝐿6
1 cc = 0,999973 mL
"
𝑑$%" = 0,999973 x d

" *#
Specific gravity: 𝑑!($%") = *#!"#
$%&

Cairan dapat didefinisikan sebagai hasil bagi dari berat suatu cairan
dengan berat air dalam volume sama dan ditimbang dalam volume pada suhu
yang sama. Ini merupakan suatu dimensi yang tidak memiliki satuan.
Satuan:
𝑚⁄ 𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡 +
𝑣
𝑑"" = 𝑚 = = +
𝑣 𝑚+ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
+5

Hubungan antara relative density dengan spesific gravity:


"
𝑑!" = 𝑑"" 𝑥 𝑑!" (%-.)

3) TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan suatu cairan dapat didefinisikan sebagai gaya yang
terjadi pada permukaan suatu cairan yang menghalangi ekspansi/perluasan pada
cairan tersebut. Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya kohesi yaitu
gaya tarik-menarik antar partikel sejenis. Secara kuantitatif, tegangan permukaan
dinyatakan dalam satuan dyne/cm, atau gaya yang bekerja sepanjang 1 cm pada
permukaan zat cair.
Konsep tentang tegangan permukaan diperlukan apabila kita menginginkan
membuat suatu emulsi ataupun ingin mengontakkan suatu cairan terhadap
padatan. Sebagai contoh pestisida yang disemprotkan di atas daun harus memiliki
tegangan permukaan yang relatif rendah, sehingga mampu membasahi daun
dengan efisien.
Ada beberapa cara pengukuran tegangan permukaan, antara lain metode
cincin du Nuoy dan metode kenaikan kapilaritas. Apabila suatu pipa kapiler

12
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
dicelupkan ke dalam suatu cairan, maka akan terjadi kenaikan cairan di dalam
pipa. Dengan kata lain, cairan di dalam pipa kapiler akan terletak lebih tinggi
daripada di luar pipa. Kenaikan ini akan terus terjadi sampai dengan terjadi
keseimbangan gaya. Gaya pertama (F1) adalah gaya yang menyebabkan cairan
naik ke atas, sedangkan gaya kedua (F2) adalah gaya gravitasi yang menyebabkan
cairan tertarik ke bawah. Besarnya masing-masing gaya dapat dilihat sebagai
berikut:
𝐹/ = 2. 𝜋. 𝛾. 𝐶𝑜𝑠 𝜃
𝐹0 = 𝜋. 𝑟 0 . ℎ. 𝜌. 𝑔
Keterangan :
r = jari-jari
γ = tegangan permukaan suatu cairan
h = tinggi kenaikan kapilaritas
ρ = densitas cairan
g = gaya gravitasi

Pada keadaan seimbang, maka persamaan di atas apabila diselesaikan untuk


tegangan permukaan akan didapatkan:
𝑟. ℎ. 𝜌. 𝑔
𝜕=
2. 𝐶𝑜𝑠 𝜃

Gambar 2. Metode Kenaikan Pipa Kapiler


Dengan demikian secara teoritis apabila jari-jari pipa kapiler diketahui,
dan dilakukan pengukuran terhadap densitas dan kapilaritas cairan, maka
tegangan permukaan cairan akan dapat diketahui pula. Namun demikian, dapat

13
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
ditempuh cara yang lebih praktis, yaitu dengan cara membandingkan kenaikan
kapilaritas suatu cairan yang sudah diketahui tegangan permukaannya dengan
kenaikan kapilaritas cairan yang akan dicari kenaikan kapilaritasnya. Dengan cara
demikian maka apabila simbol x adalah untuk sampel yang akan dicari besar
tegangan permukaannya, dan a adalah cairan yang sudah diketahui tegangan
permukaannya, maka dengan membuat anggapan bahwa cos ϴ = 1 akan
didapatkan:
ℎ1 . 𝜌1
𝜕1 = .𝜕
ℎ% . 𝜌% %

C. ALAT DAN BAHAN


- Alat : Piknometer, termometer, timbangan dan anak timbangan,
baskom, pipa kapiler, beaker glass, pipet ukur
- Bahan : aquadest, etanol, aseton, kloroform, air es

D. CARA KERJA
1. Kerapatan
a. Membuat larutan sampel yang akan diuji dengan berbagai konsentrasi.
b. Siapkan piknometer (catat volume piknometer yang digunakan dalam ml).
Kemudian timbang piknometer dengan cara: pastikan piknometer dalam
keadaan bersih dan kering (bila perlu di oven) dan timbang piknometer
kosong dengan pipa kapilernya (tutupnya), catat sebagai A gram.
c. Isi penuh piknometer dengan zat cair, rendam dalam air es sampai suhu
2°C di bawah suhu percobaan, tutup piknometer dan biarkan kapiler
terbuka dan biarkan suhu naik mencapai suhu perbobaan, kemudian
tutup kembali pipa kapiler (jangan sampai terbalik) biarkan mencapai
suhu kamar, usap cairan yang menempel pada piknometer. Pada saat
menutup piknometer, cairan harus ada yang keluar lewat pipa kapiler
piknometer, kemudian cairan yang keluar ini dibersihkan bersama
piknometernya. Di jaga piknometer terisi semua dengan cairan, jangan ada
gelembung udara. Jika terjadi gelembung udara, maka pengerjaan ini harus
diulang.

14
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
d. Timbang piknometer (bersama dengan isi dan tutupnya) catat sebagai B
gram. (Catatan: timbang terlebih dahulu air sebagai baku, kemudian
timbang zat cair yang akan diukur)
e. Penentuan kerapatan zat cair X, dengan rumus:

2. Bobot Jenis
Tentukan bobot jenis etanol, aseton dan kloroform
𝜌 𝑧𝑎𝑡
𝐵𝐽 =
𝜌 𝑎𝑖𝑟

3. Tegangan permukaan
a. Membuat tanda pada pipa kapiler sekitar 2 cm dari ujung pipa kapiler.
Mencelupkan pipa kapiler pada bagian yang sudah diberi tanda tersebut ke
dalam larutan yang akan diukur, kemudian ukurlah kenaikan kapilaritas
dengan jangka sorong untuk masing-masing konsentrasi.
b. Melakukan pengukuran kenaikan kapilaritas dan pengukuran densitas
terhadap air suling dan sampel
c. Membuat grafik hubungan antara konsentrasi zat vs tegangan permukaan.

Catatan:
Cuci bersih bagian dalam pipa kapiler tiap kali akan digunakan untuk
mengukur kenaikan kapilaritasnya. Sebulum digunakan bilas terlebih dahulu
dengan larutan yang hendak diukur kenaikan kapilaritasnya.
Di jaga pipa kapiler tidak rusak/patah selama percobaan. Jika ini terjadi maka
pengerjaan pengukuran harus diulang dari awal (semua pengukuran kenaikan
kapilaritas untuk semua konsentrasi, air suling dan sampel harus
menggunakan pipa kapiler yang sama).

Perhitungan:
ℎ1 . 𝜌1
𝛾1 = .𝛾
ℎ% . 𝜌% %

15
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Diketahui tegangan permukaan muka air suling adalah 71,4 dyne/cm pada
suhu ruang.

Lembar Hasil Percobaan

Tinggi Teganga
Berat Kerapatan permuka n
Berat (g) BJ
Zat (g) (g/ml) an Permuka
an
Pikno
Kosong
Pikno + Air
Pikno + Zat
A
Pikno + Zat
B
Pikno + Zat
C

Buatlah Grafiknya!

16
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PERCOBAAN II
PENENTUAN TITIK DIDIH

A. TUJUAN
Menentukan titik didih zat cair dan kenaikan titik didihnya dengan
menentukan titik pengembunan dalam tabung yang terbuka.

B. DASAR TEORI
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap cairan uap
cairan adalah sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan uap suatu cairan murni
selalu dipengaruhi dengan adanya solute yang cair maupun yang padat yang
terlarut karena zat yang terlarut ini akan menurunkan tekanan uap cairannya
sehingga menaikkan titik didih dari solvennya.
Selama cairan mendidih akan terbentuk gelembung dalam cairan, tekanan
uap cairan akan sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah
konstan, maka suhu dari cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan
kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan
terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih
tapi suhu didih tidak naik.
Titik didih pada tekanan 1 atm (760 torr), dinamakan sebagai titik didih
normal. Untuk air, titik didih normalnya 100°C, pada tekanan yang lebih besar,
titik didihnya lebih tinggi. Sedangkan pada tekanan yang lebih rendah, titik
didihnya lebih rendah.
Suhu yang tetap konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan bila
kita merebus makanan, waktu air mendidih suhu akan tetap.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk
memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antar molekul
dalam cairan. Cairan yang gaya tarik antara molekulnya kuat, titik didihnya akan
tinggi, dan sebaliknya bila gaya tarik antara molekulnya lemah, maka titik
didihnya akan lemah.

17
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Beaker glass
- Lampu spiritus
- Kaki tiga
- Termometer
Bahan :
Aquadest, Minyak goreng, larutan gula 20%, larutan garam 20%, dan
paracetamol 20%.

D. CARA KERJA
Ambil aquadest, masukan dalam beaker glass, kemudian panaskan sampai
mendidih. Cek suhunya dengan thermometer sampai tercapai suhu konstan. Catat
suhu konstan yang diperoleh. Lakukan hal yang sama pada larutan minyak
goreng, larutan gula 20%, larutan garam 20%, parasetamol 20%, dan amoksisilin
20%.
Kemudian hitung kenaikan titik didihnya dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

∆𝑇2 = 𝐾2 × 𝑚

𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
∆𝑇2 = 𝐾2 × ×
𝑀𝑟 𝑝

∆T3 = kenaikan titik didih


K 3 = tetapan kenaikan titik didih
m = molalitas larutan

18
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PERCOBAAN III
SIFAT ALIR CAIRAN (RHEOLOGI)

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami sifat alir beberapa cairan.

B. DASAR TEORI
Reologi (Rheo=mengalir, logos= ilmu) adalah ilmu yang mempelajari sifat
alir berbagai cairan serta perubahan bentuk berbagai benda padat (Bingham dan
Craford, 1929).
Dalam bidang farmasi peranan reologi penting karena menyangkut
stabilitas, keseragaman dosis, keajekan hasil produksi serta tinjauan praktis dalam
penggunaan sediaan suspensi atau emulsi.
Dalam bidang penelitian dan teknologi farmasi, pengukuran rheologi digunakan
untuk mengkarakterisasi:
1. Proses penuangan sediaan dari botol. Misalnya menuang sirup obat dari
botolnya.
2. Penekanan atau pemencetan sediaan dari suatu tube atau wadah lain yang
dapat berubah bentuk. Misalnya proses pemencetan salep dari tubenya.
3. Penggosokan dan pengolesan bentuk produk di atas permukaan kulit atau ke
dalam kulit. Misalnya proses pengolesan krim di wajah.
4. Pemompaan sediaan dan penyimpanan ke alat pengisian.
5. Pelewatan dari suatu jarum suntik yang diproduksi oleh industri.

Pada dasarnya reologi mempelajari hubungan anatara tekanan gesek


(shearing stress) dengan kecepatan gesek (shearing rate) pada cairan atau
hubungan antara strain dan stress pada benda padat.
Pada cairan Newton hubungan antara shearing stress dan shearing rate
memiliki hubungan linier dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas
atau koefisien viskositas. Namun demikian, pada cairan Non-newton, kedua
besaran tersebut tidak memiliki hubungan linier dengan perkataan lain
viskositasnya akan berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang

19
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
diberikan. Di samping itu beberapa tipe zat cair , jika tekanan tersebut dihentikan,
viskositas cairan tidak segera kembali ke keadaan semula. Dalam hal yang
demikian maka penentuan viskositas cairan kurang sekali manfaatnya, sedangkan
penentuan sifat alirnya justru banyak memberikan manfaat.
Untuk pengukuran sifat alir ini perlu suatu alat yang dapat diubah-ubah
besarnya shearing stress sehingga shearing rate-nya dapat diamati atau shearing
rate-nya yang dapat diatur, sehingga shearing rate-nya yang diamati yang
masing-masing dikenal sebagai rotating viskometer.
Berdasarkan tipe alir, cairan dapat dibedakan menjadi:
1. Cairan Newton
2. Cairan Non Newton
a. Time independent: Pseudoplastik, plastik, dilatan
b. Time dependent: Tiksotropi, Reopeksi

Aliran Newton

dv/d
I
W(
1/ I
det
ik 1/ II

1/

Gambar 3. Aliran Newton

20
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Cairan yang memiliki tipe alir Newton meliputi cairan tunggal, misalnya:
air, etanol, gliserol, minyak pelumas, serta larutan dari senyawa yang memiliki
ukuran molekul kecil, misalnya: larutan gula dan larutan berbagai macam garam.
Aliran Pseudoplastik
Hubungan antara shearing rate (γ) dengan shearing stress (τ) dapat dinyatakan
dalam suatu persamaan berikut:

τN= ɳ γ

dimana N merupakan bilangan yang harganya lebih dari satu dan tertentu. ɳ =
viskositas pseudoplastik. Jika persamaan diatas dilogaritmakan maka akan
didapatkan persamaan:
log τ N = log ɳ + log γ
N log τ = log ɳ + log γ
Log τ = N log τ – log ɳ
Dari persamaan di atas dapat dibuat suatu kurva hubungan antara log γ dan log τ
sehingga didapatkan persamaan garis log ɳ dan ɳ dapat dihitung. Grafik hubungan
antara γ dengan τ untuk aliran pseudoplastik dapat di lihat pada gambar berikut

Tipe alir pseudoplastik


Gambar 4. Aliran Pseudoplastik
Viskositas cairan turun dengan naiknya kecepatan pengadukan.

Terjadi penurunan viskositas ini disebabkan oleh ikatan antara partikelnya terlepas
oleh adanya pengadukan dan ikatan terbentuk setelah pengadukan
dihentikan.Banyak bahan sediaan farmasi yang menunjukkan sifat alir

21
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
pseudoplastik misalnya: larutan gom, tragakan, CMC, beberapa sediaan suspensi
dan emulsi.

Aliran Plastik
Cairan dengan tipe aliran plastik sering disebut sebagai Bingham Bodies. Adanya
shearing stress sampai Y (yield value) dalam cairan belum ada aliran. Pada
kondisi ini sistem dianggap bersifat padat. Aliran baru terjadi setelah shearing
stress melampaui yield value. Tipa aliran ini dijumpai pada sediaan suspensi dan
gel.

Gambar 5. Aliran Plastik

Aliran Dilatan
Suatu cairan yang menunjukkan bertambahnya tahanan waktu shearing rate
dipertinggi atau viskositasnya meningkat dengan naiknya kecepatan pengadukan.
Hal ini terjasi karena pengaruh pengadukan menyebabkan terbentuknya struktur
dan hasil penggabungan antar partikel. Suspensi yang memiliki sifat alir demikian
adalah: cat murni, tinta cetak dan pasta.Hubungan antara F/A adalah dv/dx dapat
digambarkan dalam suatu persamaan analog dengan persamaan I tetapi harga N
lebih kecil dari I.

22
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Gambar 6. Aliran Dilatan
Aliran Tiksotropi
Beberapa zat, partikel-partikelnya ada kecenderungan untuk membentuk ikatan
dalam struktur gel. Jika zat tersebut diaduk, struktur bentuknya pecah, rusak dan
setelah pengaruh pengadukan ditiadakan, pembentukan kembali struktrur semula
tidak segera terbentuk. Untuk pembentukan tersebut perlu waktu. Pembentukan
gel-gel tergantung dari besarnya gangguan mekanik.

Gambar 7. Aliran Tiksotropi

23
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
C. ALAT DAN BAHAN
Alat : Viskometer brookfield
Bahan : Larutan CMC 1%, 2%, 3%, 4%
Sediaan suspensi campuran CMC 0,1% dengan Veegum 2%

D. CARA KERJA
Pengukuran viskositas menggunakan alat viskometer brookfield dengan
menggunakan spindle no. 64 dengan kecepatan 50 rpm (50 rotasi selama 1
menit). Sediaan di tempatkan dalam beaker glass selanjutnya nyalakan
viskometer dan pembacaan nilai viskositas dimulai ketika jarum penunjuk
telah stabil.

Lembar Hasil Percobaan


Sediaan :
Konsentrasi :

Nomor Spindle Viskositas

24
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PERCOBAAN IV
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN
VISKOMETER OSTWALD
A. TUJUAN
1. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan Newton dengan
Viskometer Oswald.
2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan

B. DASARTEORI
Secara fisika, viskositas dapat didefinisikan sebagai ratio
perbandingan antara gaya gesek dengan kecepatan gesek suatu zat.
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir.
Makin tinggi viskositas, maka makin besar tahanannya.
Suatu zat dikatakan termasuk system Newton, jika tunduk pada
hukum Newton tentang aliran Hukum Newton I yang menyatakan bahwa
kenaikan gaya gesek akan menyebabkan kenaikan kecepatan geser yang
proporsional (sebanding)
Zat cair akan mengalir jika kepadanya dikenakan suatu pengadukan
atau tekanan (stress) yang dalam satuan cgs dapat dinyatakan dengan
𝑑𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚0 .
Gaya yang diberikan harus diatur sedemikian rupa menjadi
signifikan, sehingga aliran yang terjadi bersifat laminar bukan turbulen.
Aliran laminar melalui pipa kapiler dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8. Aliran laminar zat cair dalam pipa kapiler


X = jari-jari dalam pipa
V = kecepatan alir
dv/dx = kecepatan gradient atau kecepatan gesek (shearing rate)

25
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Pada pipa kapiler, gaya yang bekerja menyebabkan terjadinya aliran
adalah gaya berat zat cair. Seandainya tekanan dari gaya tersebut dinyatakan
dengan ‘shearing stress’ atau tekanan gesek = F/A dan kecepatan gesek atau
‘shearing rate’ = dv/dx, untuk zat cair yang memiliki sifat alir Newton, hubungan
tersebut dapat dinyatakan dengan:

F/A α dv/dx atau F/A = ɳ dv/dx

Dimana ɳ = viskositas atau koefisien viskositas.

Jika hubungan ini dinyatakan dengan suatu grafik dapat dilihat pada gambar 9:

Gambar 9. hubungan antara kecepatan gesek (dv/dx) dengan gaya gesek (F/A)
pada cairan Newton

Pada gambar dapat diketahui bahwa semakin besar angka arahnya


(slopenya) maka makin rendah viskositas cairan. Zat cair tunggal serta larutan
yang ukuran molekulnya kecil, misalnya sirup memiliki tipe alir Newton. Adapun
hubungan antara kadar zat dengan viskositas larutannya, dapat dinyatakan dengan
persamaan Arrthenius.
ɳ = ɳ+ . 𝑒 45
dimana: ɳ dan ɳo = berturut-turut adalah viskositas larutan dan viskositas pelarut
K = suatu tetapan
C = kadar larutan
𝑙𝑜𝑔ɳ = 𝑙𝑜𝑔ɳ6 + 𝑘. 𝑐/2.303

26
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Jika persamaan tersebut digambarkan dalam suatu grafik dapat dilihat pada
gambar hubungan antara log ɳ dengan kadar larutannya berikut:

Gambar 10. Hubungan antara log ɳ dengan kadar larutannya


Faktor lain yang dapat mempengaruhi viskositas adalah suhu.
Hubungan ini dapat pula dinyatakan dengan persamaan Arrthenius:

ɳ = 𝐴. 𝑒 7 ⁄89
A= suatu tetapan
E= energi aktivitas
R= tetapan gas
T= suhu (dalam K)

Pengukuran Viskositas
Untuk menentukan viskositas cairan Newton dapat digunakan semua alat
pengukur, seperti viskometer stormerr, Ostwald, dll.

Gambar 11. Viskometer Ostwald

27
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Untuk percobaan ini alat yang digunakan adalah Viskosimeter Ostwald.
Dasar yang digunakan untuk penentuan viskositas ini adalah Hukum Poiseuile
tentang zat cair yang mengalir melalui pipa kapiler dengan persamaan:

𝜋𝑟 ! 𝑡𝑝 𝜋𝑟 ! 𝑡𝑝
𝑉= 𝑎𝑡𝑎𝑢 ɳ =
8𝑙ɳ 8𝑙𝑣

r = jari-jari pipa kapiler


l = panjang pipa kapiler
v = volume zat cair
p = tekanan yang bekerja pada zat cair
t = waktu yang diperlukan untuk mengalirkan volume V zat cair melalui
pipa sepanjang l
Karena sukar untuk membuat pengukuran yang teliti (accurate) dari
jenis jari-jari tube, alat tersebut biasanya diukur / kaliberasi dengan suatu
cairan yang telah diketahui viskositasnya.

𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝜋𝑟 ! 𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖. 𝜌 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖


=
𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝜋𝑟 ! 𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖. 𝜌 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖

Karena digunakan tube yang sama untuk mengukur kedua-duanya, maka:

ɳ𝑢 𝑝𝑢. 𝑡𝑢
=
ɳ𝑘 𝑝𝑘. 𝑡𝑘

Dimana u = tidak diketahui (unknown)


k = diketahui (known)
Dan karena tekanan yang menekan cairan melalui tube sesuai dengan
kenaikan gravitasi dan berbanding lurus dengan kerapatan cairan maka:

28
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
C. ALAT DAN BAHAN
Ala t :
- pipet volume 10 ml
- Gelas ukur 25ml
- Erle n meye r
- Viscosimeter Ostwald
- Ka ret pemompa
- Piknometer
- neraca miligram
- termometer suhu kamar
Bahan :
- air suling
- larutan gula 1 % , 2 % , 3 % , d a n 4 %

D. CARA KERJA
1. Menentukan kerapatan cairan (lihat caranya pada percobaan I).
Piknometer diisi berturut-turut dengan aquadest, larutan gula 1%, 2%, 3%,
dan 4%
2. Menentukan Viskositas
Viskosimeter diisi dengan aquadest sebanyak 10 ml, kemudian dipompa
sampai batas tanda (garis paling atas). Kemudian diukur dengan
stopwatch, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair dari
garis atas ke garis bawah viskosimeter Ostwald. Ulangi berturut-turut
sebanyak 3x percobaan. Hitung viskositas masing-masing zat cair tersebut.

29
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Lembar Hasil Percobaan
Waktu
Bobot Zat Kerapatan Viskositas
Zat Bobot (g) mengalir
(g) (g/ml) Cairan (cp)
(detik)
Pikno kosong
Pikno + Air
Pikno + Zat A
Pikno + Zat B
Pikno + Zat C

Gambarlah grafiknya!

30
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
PERCOBAAN V
MIKROMIRETIK

A. TUJUAN
Menentukan ukuran partikel serbuk dengan menggunakan metode ayakan.

B. DASAR TEORI
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel
yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran
diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, dan
sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalag ukuran diameter rata-rata.
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umumnya
jumlah bahan besar (ditandai dengan jumlah dasar) suatu contoh yang
representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari
suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar.
Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang
disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus
ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih
menurut program acak.
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle.
Terdapat empat metode sederhana dalam menentukan ukuran partikel yaitu
metode pengayakan, metode mikroskopik optik, metode sedimentasi dan metode
coulter counter. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan partikel emulsi dan suspensi farmais
serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang
mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada
dalam kisaran ayakan.
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu
untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa
banyak partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu suatu
perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari

31
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata
untuk sampel tersebut.

Table 1. Pembagian Sistem Dispersi Berdasarkan Ukuran Partikelny

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam


farmasi, sebab ukuran partikel mempunya peranan besar dalam pembuatan
sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya.
Pentingnya mengetahui ukuran partikel dalam bidang farmasi, yaitu:
1. Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan
antarmuka karena sifat ini sangat memengaruhi sifat fisika, misalnya dari
aspek termodinamika, kimia misalnya dari aspek kelarutan (ionisasi) dan
farmakologi dari suatu obat misalnya efek kerja dari zat.
2. Ukuran partikel memengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang
diberikan secara oral, topikal, parenteral, dan rektal, ketika secara teknologi
sekarang telah dikenal ukuran nanopartikel dan mikropartikel sehingga
mudah mengalami penghantaran ke side effect.
3. Ukuran partikel memengaruhi kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan
suspensi (kemudahan digojog).
4. Misalnya, ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan pada
sediaan suspensi sehingga melihat ukuran partikel, maka suspensi dibagi
menjadi dua tipe yaitu suspensi flokulasi dan suspensi deflokulasi
5. Pada tablet dan kapsul, ukuran partikel menentukan sifat alir serta
pencampuran yang benar dari granul.
6. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

32
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran
lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang
tiap inch linear.
Suatu metode paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak
dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel yang
ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya.
Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada
ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada
penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui
penimbangan, persentasi mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali
pada setiap ayakan.

Gambar 12. Alat Ayakan


Prinsip percobaan:
Pengukuran partikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu
yang tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan
dari nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin
penggetar dengan waktu dan kecepatan tertentu.

33
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Keuntungan metode pengayakan:
1. Sederhana, mudah, praktis, dan cepat.
2. Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metodenya
3. Dapat diketahui ukuran partikel dari yang kecil hingga yang besar
4. Lebih mudah diamati

Kerugian metode pengayakan:


1. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti seperti pada metode
mikroskopi.
2. Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
(berdasarkan keseragaman). Tidak dapat menentukan diameter partikel
karena ukuran partikel diperoleh berdasarkan nomor mesh ayakan.
3. Adanya agregasi karena adanya getaran sehingga memengaruhi validasi
data.
4. Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi pada
bahan-bahan granul.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
- Ayakan nomor mesh 20, 40, 60, 80 dan 100
- Mesin pengayak
- Sikat tabung
- Timbangan miligram
- Timbangan gram gasar
Bahan:
- Serbuk MgO
- Talk
- Asam salisilat
- ZnO
- Kertas timbang
- Tissue

34
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
D. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ditimbang serbuk sebanyak 25 g
3. Setiap ayakan lebih dahulu dibersihkan dengan sikat tabung kemudian
dilap dengan tissue untuk memastikan keringnya pengayak dan tidak
terdapatnya partikel tertinggal lagi yang dapat menghalangi proses
pengayakan.
4. Ayakan kemudian diset pemasangannya pada fibrator pengayakan dengan
alas penampung di paling bawah, kemudian secara berurutan ke atas
pengayak nomor mesh 100, 80, 60, 40 dan teratas nomor mesh 20.
5. Serbuk yang telah ditimbang 25 g ditempatkan pada pengayak nomor
mesh 20, ditutup rapat mesin fibrator, kemudian mesin dijalankan selama
5 menit.
6. Setelah mesin mati, timbang residu serbuk yang tertinggal pada masing-
masing pengayak dan penampung. Timbang teliti di neraca analitik, catat
hasilnya.
7. Hitung ukuran partikelnya.
Lembar Hasil Percobaan
No Ukuran Rata- Bobot Rata-rata % Bobot Luas
Mesh Pori rata tertinggal bobot tertinggal Permukaan
Mesh ukuran (g) tertinggal (mm)
(mm) pori (g)
(mm)

Total
Ukuran Partikel (mm)

35
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
JADWAL PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
SEMESTER GENAP TA 2021/2022

Pertemuan Ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Asistensi praktikum (daring)
Pretest dan tutorial P.I (hybrid)
Pretest dan tutorial P.II (hybrid)
Pretest dan tutorial P.III (hybrid)
Pretest dan tutorial P.IV (hybrid)
Pretest dan tutorial P.V (hybrid)
Percobaan I dan post test (luring)
Percobaan II dan post test (luring)
Percobaan III dan post test (luring)
Percobaan IV dan post test (luring)
Percobaan V dan post test (luring)
Responsi

36
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., Swabrick, J., Cammarata, A., 2004, Phisical Pharmacy, Lea & Febiger, New
York.
Attwood, D. 2008. Physical Pharmacy. London: Pharmaceutical Press.
Gennaro, AR. 1990. Remington”s Pharmaceutical Sciences. Pennsylvania: Mack Publishing
Company.
Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd Edition.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan Ulang. Sundani, N.S.
Gadjah Mada Press.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Depkes RI. Jakarta.

37
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Lampiran 1. Format Laporan

Ketentuan Penulisan Laporan :


1. Laporan dibuat secara tertulis dalam lembar double folio
2. Berikan cover di halaman paling depan sesuai contoh cover dibagian bawah
3. Setiap paragraph dalam laporan harus disertai dengan sitasi
4. Harus dilengkapi dengan daftar pustaka minimal 3 (tidak boleh mengambil di
blogspot, wikipedia, web yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
keasliannya)

38
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
Contoh Cover Laporan :

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA


“JUDUL PERCOBAAN”

Oleh :
NAMA MAHASISWA (NIM. 12345678)

Dosen Pengampu:
Nama Dosen (NIDN.)

Tanggal Praktikum :

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN AJARAN 2023/2024

39
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024
A. Tujuan Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
C. Alat dan Bahan
D. Cara Kerja
E. Hasil Perhitungan / Pengamatan
F. Pembahasan disertai jurnal ilmiah
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka (minimal 3)
I. Lampiran proses kerja (opsional)

40
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika
Laboratorium Teknologi Farmasi dan Farmasetika
S1 Farmasi – FIK - Universitas Muhammadiyah Mataram TA. 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai