Anda di halaman 1dari 42

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI 1

PM-UMM-02-12/L1

Visi
Menjadi program studi Diploma III Farmasi yang
unggul dalam bidang farmasi komunitas yang berlandaskan
pada nilai-nilai islam dan ilmu pengetahuan & teknologi di
tingkat nasional pada Tahun 2020

Program Studi Farmasi (D3)


Fakultas Ilmu Kesehatan
2021/2022
MODUL PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI 1

Disusun oleh :
apt. Perdana Priya Haresmita, M.Pharm.Sci
Arief Kusuma Wardani, S.Si, M.Pharm.Sci

PM-UMM-02-12/L1

PROGRAM STUDI FARMASI (D3)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021
PENGESAHAN

Modul Praktikum
KIMIA FARMASI 1

PM-UMM-02-12/L1
Revisi : 01
Tanggal : 1 September 2018
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi D3 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan

NO.
: PM-UMM-02-12/L1 TANGGAL : 1 September 2021
DOKUMEN
NO. REVISI : 00 NO. HAL : -
Disiapkan Oleh : Disahkan Oleh :
Diperiksa Oleh:
Koordinator Praktikum Dekan
Ka. Prodi D3 Farmasi

apt. Perdana P. Haresmita, M.Pharm.Sci Dr. Heni Setyowati ER., S.Kp.,


apt. Widarika S. Hapsari, M.Sc
NIK. 218708339 M.Kes
NIK. 158408131
NIK. 937008062

Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat salinan tanpa seijin Deka
n
PENGANTAR

Assalamualaikum, wr, wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karu
nia-Nya sehingga modul praktikum kimia farmasi ini dapat tersusun. Secara umum, mata
kuliah ini berhubungan dengan penetapan kadar suatu senyawa obat dan analisis bahan dilara
ng dalam obat, makanan, dan kosmetik baik dengan metode konvensional berupa titrasi maup
un secara instrumentasi. Praktikum ini akan dilaksanakan di laboratorium kimia.

Penyusun menyadari bahwa buku ini tidak terlepas dari kekurangan, oleh karena itu, p
enyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan buku
ini. Penyusun berharap semoga buku ini dapat bermanfaat. Amiin.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Magelang, September 2021

Koordinator Praktikum
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum

1. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum sesuai jadwal praktikum yang berlaku.
2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti ke
giatan praktikum.
3. Mahasiswa wajib membawa farmasi kit disetiap kegiatan praktikum.
4. Mengikuti pretest sebelum praktikum dimulai.
5. Bila nilai pretest memenuhi standar (≥60) mahasiswa dapat mengikuti praktikum sesuai
prosedur dan aturan yang berlaku (untuk mata praktikum tertentu).
6. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengenakan jas laboratorium.
7. Mahasiswa meminjam peralatan ke laboran dengan mengisi Daftar Bon Alat.
8. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan ketenangan
laboratorium.
9. Selama pelaksanaan praktikum mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang
praktikum tanpa ijin dosen atau asisten pembimbing praktikum.
10. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali
peralatan dan tempat praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.
11. Mahasiswa wajib absen dijurnal praktikum dan mengisi kartu kendali praktikum.
12. Mahasiswa wajib membuang sampah praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.
13. Mahasiswa wajib melaporkan alat-alat yang rusak dan pecah ke laboran.
14. Mahasiswa wajib mengganti peralatan yang rusak atau pecah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
15. Mahasiswa wajib membuat laporan resmi praktikum sesuai dengan hasil praktikum.

Kepala Laboratorium Farmasi

apt. Setiyo Budi Santoso, M.Farm

PROSEDUR INHAL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM FARMASI


1. Inhal (penggantian hari praktikum) bisa dilakukan jika :
a. Mahasiswa tidak dapat manjalankan praktikum karena: sakit, keperluan keluarga,
atau kegiatan akademik lainnya.
b. Mahasiswa mengalami keterlambatan lebih dari 15 menit pada hari praktikum yan
g seharusnya dilakukan.
c. Mahasiswa yang tidak lulus pretest praktikum (untuk mata kuliah tertentu).
2. Mahasiswa yang akan mengikuti inhal dikarenakan point 1.a diwajibkan menunjukan s
urat keterangan sakit atau surat izin dari keluarga atau surat keterangan lain.
3. Mahasiswa yang inhal melaporkan ke laboran Laboratorium Farmasi untuk mendapatk
an formulir kartu inhal praktikum sementara.
4. Mahasiswa membuat janji dengan dosen pengampu terkait jadwal pelaksanaan inhal di
buktikan dengan acc dosen pengampu.
5. Mahasiswa setelah mendapatkan jadwal pelaksanaan inhal menyerahkan formulir kart
u inhal sementara ke laboran dan melakukan pembayaran inhal sebesar Rp. 25.000,- ke
mudian laboran mencetak kartu inhal.
6. Mahasiswa yang inhal tidak diperkenankan masuk ke ruang laboratorium dan mengiku
ti praktikum pada hari (kelas) lain tanpa seizin/sepengetahuan dosen pengampu praktik
um.
7. Mahasiswa yang mengikuti inhal, harus masuk pada ruang laboratorium yang sama de
ngan ruang yang biasa mereka tempati pada hari praktikum normal.
8. Setelah mahasiswa melaksanakan inhal praktikum, mahasiswa meminta acc kepada do
sen pengampu praktikum pada kartu inhal.
9. Mahasiswa menyerahkan kartu inhal yang telah di acc oleh dosen pengampu praktiku
m kepada laboran.
10. Mahasiswa yang tidak mengikuti inhal karena point 1 maka mahasiswa tidak diperken
ankan mengikuti responsi dikarenakan mahasiswa belum memenuhi persyaratan jumla
h pertemuan praktikum sebagai syarat mengikuti responsi.
11. Hal-hal yang belum tercantum pada prosedur ini akan ditentukan kemudian.

Kepala Laboratorium

apt. Setiyo Budi Santoso, M.Farm

Format Laporan dan Kriterian Penilaian


Laporan Resmi :

1. Cover laporan: nama mata praktikum, judul pertemuan, logo universitas, nama dan NI
M penyusun, nama prodi, nama fakultas, nama universitas, tahun.

2. Isi

a. Judul praktikum

b. Tujuan praktikum

c. Dasar teori

d. Metode praktikum/cara kerja

e. Hasil praktikum

f. Pembahasan disertai jurnal ilmiah

g. Kesimpulan

h. Daftar pustaka

Kriteria Penilaian :

Indikator Point

Pretest/ postest 10

Praktikum 30

Laporan 20

Responsi 40

Total 100

PERTEMUAN KE-1
PENGENALAN LABORATORIUM

Ditinjau dari pengawasan, suatu laboratorium sangat penting peranannya, karena laboratoriu
m merupakan tempat penting untuk mendapatkan data tentang kuantitas maupun kualitas dari,
bahan murni, bahan berkhasiat yang terdapat dalam obat (sintetik maupun tradisional ), maka
nan, minuman, dan lainnya.

Untuk melakukan fungsinya dengan baik suatu laboratorium harus memenuhi persyaratan mi
nimal diantaranya.

1. memiliki bangunan yang kokoh dan cukup ventilasinya.

2. memiliki tata ruang yang baik, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama mel
akukan praktek.

3. Memiliki prosedur keselamatan yang sesuai (tersedia alat pemadam kebakaran dan ter
dapat jalur evakuasi yang memadai)

4. memiliki fasilitas laboratorium (listrik, air, meja praktek, lemari asam, dan ventilasi y
ang cukup baik)

5. memiliki peralatan yang cukup baik (berfungsi, pemeliharaan, kalibrasi alat, dll)

6. Bahan pereaksi yang cukup baik (tingkat kemurnian, penyimpanan, penandaan / etiket
/ label bahan)

7. memiliki SDM yang berpengetahuan dan keterampilan yang baik (Ka laboratorium, A
ssistenLaboratorium, Pengawas praktium, dan Pekarya Laboratorium)

8. memiliki metode pengujian (referensi / litertur, metode standar yang telah diuji keben
aran)

9. memiliki pencatatan dan pelaporan yang jelas dan akurat (perencanaan, pengadaan, pe
nstock, catatan pemakaian bahan / alat).

A. BAHAN KIMIA
Contoh Tata Ruang Laboratorium Kimia

Gambar 1. Contoh tata ruang laboratorium

Sebelum mulai bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis bahan
kimia harus dikuasai. Sifat – sifat bahan kimia bisa diketahui dari Material Safety Data Sh
eet (MSDS). Bahan-bahan kimia memiliki sifat yang beragam

Bahan berdasarkan kualitas

1. teknis

2. special grade : pro analyses (p.a)

3. special grade : material references (bahan pembanding) dari yang bersifat mudah terbaka
r, beracun, mengiritasi, korosif, dan dapat merusak lingkungan.

Bahan kimia dibedakan menjadi 3 jenis :

1. padat
2. cair
3. gas

B. BEKERJA DENGAN BAHAN KIMIA


Hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia :

1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia

2. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia

3. Jangan mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus (cukup

dengan mengkibaskan kearah hidung )

4. Hati-hati kontak dengan bahan kimia karena dapat bereaksi langsung dengan kulit

menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)

1. Pemindahan dan pengambilan bahan kimia

Untuk memindahkan atau mengambil bahan kimia perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Baca label bahan dengan seksama untuk menghindari kesalahan pengambilan bahan k
arena ada beberapa bahan yang mempunyai nama hampir sama misalnya antara asam
sitrat dan asam nitrat.

b. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan

c. Bila ada sisa bahan saat pengambilan, jangan dikembalikan ke dalam wadahnya

kembali karena bisa mengkontaminasi.

Bahan kimia dapat berupa bahan padat maupun cair, sehingga penanganan kedua

bahan tersebut akan berbeda.

Pada saat pengambilan bahan kimia perlu diperhatikan hal- hal berikut ini:

a. Bahan cair :

1)  Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak
tangan memegang botol tersebut, gunakan satu tangan. Tutup botol jangan diletakk
an di atas meja karena kotoran diatas meja bisa mengotori tutup botol sehingga dap
at mencemari bahan kimia.
2)  Dengan satu tangan yang lain ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang m
emudahkan pekerjaan seperti pipet volume.

3)  Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari perc


ikan.

b. Bahan padat :

1) Gunakan sendok sungu atau alat lain yang sesuai, bukan berasal dari logam.

2) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara b


erlebihan.

3).Satu sendok untuk satu bahan, jangan mencampurkan sendok untuk mengambil a
neka bahan.

2. Pemanasan bahan kimia

Pada saat bekerja di laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan. Pemanasa

n bisa dilakukan dengan tabung reaksi atau alat gelas kimia lain. Apabila melakukan pema

nasan harus diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Tabung reaksi

1)  Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.

2)  Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan.

3)  Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Arah mulut tabung reaksi pada te

mpat yang kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain.

b. Gelas kimia

1)  Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.

2)  Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanas

an mendadak.
3)  Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya s

aja supaya tidak tumpah.

C. LAMBANG BAHAN KIMIA

Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap bah
an kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol – simbol tesebut diperlukan untuk menget
ahui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol yang
umum kita jumpai pada wadah bahan kimia :

Nama : Flammable (mudah terbakar)


Logo : F

Simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah,


mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga api.
Penanganan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi
mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.

Nama : Toxic (beracun)


Logo : T

Bahan yang bersifat beracun yang dapat menyebabkan kematian


atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan, atau terabsorpsi
melalui kulit.
Penanganan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

Nama : harmful (berbahaya)


Logo : Xn

Bahan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila


terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit.
Penanganan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama : Explosive (mudah meledak)


Logo :E
Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.

Penanganan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, a


pi dan sumber nyala lainbahkan tanpaoksigenatmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).
Nama : irritant (mudah mengiritasi)
Logo : I

Bahan yang dapat menyebabkan gatal-gatal, iritasi atau kulit


terbakar.
Penanganan : hindarkan kontak langsung dengan kulit Contoh :
NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Corrosive (korosif)


Logo :C

Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi


pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit
mengelupas.
Penanganan : Jangan sampai terpercik pada Mata
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Oxidizing (pengoksidasi)
Logo : O

Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakar


an dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organi
k dan bahanpereduksi.
Penanganan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : H2O2, KClO4

Nama : Dangerous for The Environment


Logo :N
Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.

Penanganan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkunga


n yang dapat membahayakan makhluk hidup. Contoh : Tributil t
imah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin

D. PERALATAN LABORATORIUM KIMIA


Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai bahan pe
mbuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang
menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tida
k mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah mele
leh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 100ºC, dan mudah dilas jika retak dan pecah.

1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur


a. Tabung Reaksi

Digunakan untuk mereaksikan


zat, dapat dipanaskan pada nyal
a api oksidasi. untuk tabung rea
ksi dengan gelas bukan borosili
kat bersifat tidak tahan panas.
Kapasitas yang tersedia 5 ml, 1
0 ml, 14 ml, 16ml,19ml,31ml,5
5ml,75ml.

b. Tabung Sentrifugal

Tabungsentrifugal mempunyai
bentuk tabung yang salah satu
ujungnya menyerupai kerucut.
Tabung sentrifugal biasanya te
rbuat dari gelas walaupun ada
juga yang terbuat dari bahan pl
astik atau kimia. Tabung ini di
gunakan unttuk tempat bahan
yang diendapkan dengan alat s
entrifuge.
 Tabung sentrifugal den
gan skala
 Tabung sentrifugal tan
pa skala
 Tabung sentrifugal den
gan penutup ulir atau s
krup

c. Buret (Burette)
Buret adalah alat laboratorium
dari bahan gelas berbentuk sili
nder yang memiliki garis ukur
dan sumbat keran pada bagian
bawahnya. Buret digunakan da
lam percobaan yang memerluk
an presisi seperti pada eksperi
men titrasi dengan cara menete
skan sejumlah reagen cairan ke
dalam obyek dalam wadah gel
as di bawahnya. Pembacaan sk
ala harus dilakukan secara seks
ama pada permukaan meniskus
zat cair. Ukuran skala Buret :
Buret Makro (50 ml), Buret se
mi makro (25 ml) dan buret Mi
kro (10 ml)

d. Corong

Corong adalah alat laboratoriu


m berbentuk kerucut dan terda
pat bagian seperti tabung yang
sempit. Corong digunakan untu
k memindahkan larutan dan ata
u menyaring yang biasanya me
nggunakan kertas saring.

e. Corong Buchner (Buchner Funnel)

Corong Buchner adalah alat la


boratorium yang terbuat dari p
orselen, gelas atau plastik yan
g digunakan untuk penyaringa
n vakum. Pada bagian atas ter
dapat sebuah silinder dengan
dasar yang berpori. Corong bu
chner digunakan untuk menya
ring dengan dipasangkan pada
labu penyaring dan pompa pe
nghisap (vacum pump). Keunt
ungan menyaring dengan men
ggunakan corong buchner ada
lah lebih cepat jika dibanding
kan dengan penyaring mengg
unakan corong piala

f. Corong Pisah (Separating Funnel)

Corong pisah adalah peralatan la


boratorium dari gelas yang digun
akan dalam proses pemisahan cai
ran dari dua fase yang tidak dapat
bercampur. larutan yang akan dip
isahkan digojok terlebih dahulu k
emudian didiamkan beberapa saa
t sampai masing-masing larutan t
erpisah. Larutan dengan masa jau
h lebih kecil akan berada diatas s
edangkan massa jenis lebih besar
akan berada dibawah. Larutan ya
ng ada dibawah dikeluarkan hati-
hati.

g. Pipet Tetes

Terbuat dari gelas dilengkapi


karet digunakan untuk menga
mbil larutan dalam jumlah kec
il ( tetes )

h. Batang Pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan
untuk mengaduk larutan atau u
ntuk membantu memindahkan
larutan dari satu wadah ke dala
m wadah lain.

i. Desikator

Seperti panci bersusun, dengan


pembatas dibagian tengah. Bagi
an bawah berisi silica gel sebag
ai pengering. Digunakan untuk
pengeringan bahan kimia. Pada
penutupnya dilapisi dengan vas
elin untuk menjaga tetap kedap
udara.
Ada 2 macam
desikator : desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada
bagian tutupnya ada katup yang
bisa dibuka tutup, yang dihubu
ngkan dengan selang ke pompa

k. Beaker glass

Terbuat dari gelas umumnya te


rbuat dari bahan borosilikat de
ngan skala pada dindingnya, di
gunakan untuk menuang, mem
buat dan mendidihkan larutan.
Dapat digunakan juga untuk m
engukur volume larutan yang ti
dak memerlukan tingkat ketelit
ian yang tinggi

j. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask)


Terbuat dari gelas borosilikat.
Digunakan ditempat larutan ya
ng dititrasi dalam analisa volu
metri. Bentuk mirip beaker gla
ss memiliki leher yang sempit,
dengan keuntungan menguran
gi penguapan zat cair dalam p
emanasan dan menghindari tu
mpah ketika dalam proses pen
gadukan. Pada sisi luar terdap
at skala yang menunjukan per
kiraan

k. Gelas Arloji (Watch Glass)

Terbuat dari gelas sebagai penutu


p dan menimbang bahan kimia ya
ng berwujud padat atau kristal.

l. Labu ukur (Volumetric Flask)

Terbuat dari bahan gelas biasa ata


u dari bahan borosilikat dengan vo
lume sampai dengan 2 liter. Untuk
membuat larutan dengan konsentr
asi tertentu dan mengencerkan lar
utan dengan akurasi yang tinggi.

2. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Ukur


a. Gelas Ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa,
tidak tahan pemanasan. Digun
akan untuk mengukur volume
cairan atau larutan. Jumlah vol
ume berdasarkan pada volume
didalamnya.

Kapasitas yang tersedia :

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)

1 5 0,1 0,1

2 10 0,2 0,2

3 25 0,5 0,5

4 50 1,0 1,0

5 100 1,0 1,0

6 250 2,0 2,0

7 500 5,0 5,0

8 1000 10,0 10,0

9 2000 20,0 20,0

b. Pipet Ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa, ka
dang – kadang terbuat dari bahan
borosilikat. Digunakan untuk men
gukur cairan atau larutan. Jumlah
volumenya berdasarkan volume y
ang dikeluarkan.

Kapasitas Yang Tersedia :

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)

1 0,1 0,1 0,1

2 0,2 0,1 0,1

3 0,5 0,02 0,01

4 1 0,1 0,1

5 2 0,1 0,02

6 5 0,1 0,05

7 10 0,1 0,1

8 25 0,2 0,2

c. Pipet Volume
Terbuat dari bahan g
elas biasa kadang – k
adang terbuat dari ba
han borosilikat. Digu
nakan untuk menguk
ur volume tepat berd
asarkan volume yang
dikeluarkan.

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml)

1 1 0,015

2 2-4 0,02

3 5 0,03

4 10 0,04

5 20 0,06

6 25 0,08

7 50 0,1

8 100 0,160
Kapasitas Yang Tersedia :

d. Timbangan analitik

Fungsi dan jenis :

 Digunakan untuk meni


mbang padatan kimia

 Neraca analitis dengan t


iga buah lengan

ayun berskala
 Neraca analitis dengan t
iga buah lengan

 ayun untuk masing-masi


ng skala (10 g, 1 g,

 0,01 g, dan 0,0001 g)

 Neraca analitis digital d


engan penutup

 Neraca analitis digital m


odel kompak
3. Alat Praktikum Non Gelas dan Alat Penunjang Praktikum
a. Kawat Kassa

kawat yang dilapisi dengan asb


es, digunakan sebagai alas dala
m penyebaran panas yang bera
sal dari suatu pembakar

Besi yang menyangga ring dan


digunakan untuk menahan kaw
at kasa dalam pemanasan.

b. Klem (clamp)

Klem buret : terbuat dari besi a


tau baja untuk memegang buret
yang digunakan untuk titrasi.

c. Pembakar spirtus

Digunakan untuk memanaskan


bahan baik berupa padat maup
un cair.

d. Statif
Terbuat dari besi atau baja yan
g berfungsi untuk menegakka
n buret, corong, corong pisah
dan peralatan gelas lainnya pa
da saat digunakan.

e. Pro Pipet (pipette filler)

Digunakan untuk membantu p


roses pengambilan cairan. Ter
buat dari karet yang disertai d
engan tanda untuk menyedot c
airan (suction), mengambil ud
ara (aspirate) dan mengosong
kan (empty).

f. Water Bath

Fungsi utama water bath adala


h untuk menciptakan suhu yan
g konstan dan digunakan untu
k pemanasan, inkubasi dan pe
nguapan.

PERTEMUAN KE-2

Pembuatan Larutan Dapar dan Pengenceran Larutan


1. Tujuan Praktikum :

Mahasiswa mampu melakukan pengenceran dan pembuatan larutan untuk analisis.


2. Dasar Teori

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang terlar
ut (solut) adalah zat yang jumlahnya sedikit di dalam larutan atau zat yang terlarut. Sedang
kan pelarut (solven) adalah zat yang jumlahnya lebih banyak dari zat-zat lain dalam laruta
n atau zat yang melarutkan. Umumnya pelarut yang digunakan adalah air, tapi juga bisa m
enggunakan alkohol, amoniak, benzene, asam asetat, dll. Pelarut yang akan digunakan ber
gantung pada karateristik bahan yang akan terlarut.

Pembuatan larutan adalah suatu cara membuat larutan dari bahan cair atau padat deng
an konsentrasi tertentu. Satuan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan adal
ah molaritas (M), normalitas (N), parts per million (ppm), part per billion (ppb), persen ber
at (%), persen volume (%), dll. Konsentrasi adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap sa
tuan larutan/ pelarut.

Rumus perhitungan untuk mencari normalitas, molaritas dan pengenceran sebagai beri
kut :

N = ( g / BE x 1000 / v )

M = ( % x BJ x 10 ) / Mr

M1 x V1 = M2 x V2

3. Pelaksanaan Praktikum

Alat:

Labu ukur, pipet ukur, pipet tetes, spatula, sendok tanduk, gelas ukur, gelas beaker, neraca
digital, kaca arloji, batang pengaduk
Bahan :
H2SO4 pekat, aquadest, etanol
Prosedur Percobaan:

(a) Pembuatan larutan HCl 0,5N

(b) Pembuatan larutan NaOH 0,05 N sebanyak 50 mL

(c) Pengenceran larutan etanol 60%

(d) Pembuatan larutan dapar pH 4,6 dan 7,6

PERTEMUAN KE-3

Identifikasi Na diklofenak pada Jamu Rematik


1. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi Bahan Kimia
Obat (BKO) pada sediaan jamu

2. ALAT DAN BAHAN :

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Plat tetes

3. Cawan porselen

4. Pipet tetes

5. Lampu Bunsen

Bahan :

1. Metanol

2. Sediaan jamu

3. CARA KERJA

1 Ekstraksi Sampel

Sampel jamu ditimbang sebanyak 400 mg kemudian dilarutkan dalam metanol


sampai 10 mL kemudian disaring dan diuapkan. Sampel yang telah diuapkan
kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 10 mL.
2 Uji Pendahuluan Dilakukan Reaksi Warna dan Endapan

a Pereaksi Kalium permanganat (KMnO4)

Larutan standar natrium diklofenak dan sampel yang telah diekstraksi diambil sebanyak
1 mL, dimasukkan ke dalam tabung reaksi terpisah kemudian masing-masing
ditambahkan KMnO4 sebanyak 1 mL kemudian dikocok. Larutan KMnO4 akan berubah
warna menjadi coklat bila direaksikan dengan senyawa yang memiliki ikatan rangkap.

b Pereaksi Perak nitrat (AgNO3)

Larutan standar natrium diklofenak dan sampel yang telah diekstraksi diambil sebanyak
1 mL, dimasukkan ke dalam tabung reaksi terpisah kemudian masing-masing tabung
ditambahkan AgNO3 1 mL kemudian dikocok. Larutan AgNO 3 akan membentuk
endapan putih bila direaksikan dengan klorida yang terdapat pada senyawa natrium
diklofenak.

c Pereaksi Asam Nitrat (HNO3)

Di masukkan ke dalam tabung reaksi HCl 2 M sebanyak 2 mL, kemudian ditambahkan


2-3 tetes larutan standar natrium diklofenak dan sampel yang telah diekstraksi ke dalam
masing-masing tabung, didinginkan sampai suhu 5-10ºC kemudian ditambahkan 5 tetes l
arutan asam nitrat, dikocok dan diamati perubahannya. Amina sekunder dengan asam nit
rat akan menghasilkan cairan kecoklatan (Riswiyanto, 2009).

E. HASIL PENGAMATAN
NO PROSEDUR PENGAMATAN DUGAAN HASIL KET

1.

2.

PERTEMUAN KE-4

Analisis Kualitatif Amoxicillin


Amoxicillin merupakan antibiotik berspektrum luas dan merupakan turunan dari Peni
cillin semi sintetik (Wishart, et.al, 2006). Obat ini merupakan drug of choice di kelasnya kare
na dapat dengan mudah terabsorbsi pada saluran pencernaan dan stabil di dalam suasana lam
bung (Siswandono, 2000). Amoxicillin dapat berpenetrasi lebih jauh daripada Ampicillin dan
golongan Penicillin lainnya terhadap dinding sel dan lebih efektif melawan bakteri gram nega
tif (Florey, 1978).

Amoxicillin berbentuk serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau; sukar larut dalam air
dan metanol. Mengandung tidak kurang dari 900 μg dan tidak lebih dari 1050 μg per mg, C16
H19N3O5S.3H2O, dihitung terhadap zat anhidrat (Depkes RI, 1995).

A. TUJUAN :

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat melakukan analisis kualitatif obat
antibiotik Amoxicillin

B. ALAT DAN BAHAN :

Alat :

Alat yang digunakan dalam praktikum antara lain beaker glass, buret, erlenmeyer, gelas
ukur, kertas saring, neraca analitik, perkamen, pipet, plat tetes, spatel, dan spirtus.

Bahan :

Bahan-bahan yang digunakan adalah Amoxicillin, aquades, amilum 1%, iodin 0,1N, k
alium dikromat (K2Cr2O7) 0,1N, natrium hidroksida (NaOH) 1N, kalium iodida (KI) 10
%, natrium tiosulfat (Na2S2O3), hidroklorida (HCl) 1N, metanol, FeCl 3 3%, asam, dan as
am sulfat (H2SO4).

C. CARA KERJA

Untuk analisis secara kualitatif, dilakukan beberapa metode seperti organoleptik, uji
warna, reaksi pembakaran, serta uji kelarutan.

a Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati bentuk, bau warna, dan rasa dari
Amoxicillin kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan pemerian pada Farmakope.

b Uji warna yang dilakukan meliputi uji warna dengan FeCl3 3% dan dengan H2SO4
yang difluoresensi.
 Amoxicillin diletakkan ke atas plat tetes secukupnya, kemudian diteteskan larutan
FeCl3 3% dan diamati perubahan warna yang terjadi. Adapun perubahan warna
positif pada FeCl3 adalah biru, hijau, merah, ungu tua, atau hitam

 uji warna dengan menggunakan asam sulfat, plat tetes difluoresensi dengan sinar
ultraviolet setelah ditetesi dengan reagen tersebut. Sampel akan berwarna kuning
kehijauan di bawah sinar ultraviolet.

c Reaksi pembakaran Amoxicillin dilakukan dengan memasukkan sedikit sampel Amox


icillin ke dalam tabung reaksi, kemudian dipanaskan/dibakar dengan spirtus. Diamati
perubahan bau yang terjadi.
d Uji kelarutan Amoxicillin dilakukan dengan melarutkan 100mg sampel dengan 10mL aq
uades dalam beaker glass yang dimana akan ditambahkan sedikit demi sedikit hingga sa
mpel larut sepenuhnya. Kemudian volume aquades yang digunakan untuk melarutkan sa
mpel Amoxicillin dijumlahkan. Hal yang sama dilakukan juga pada uji dengan metanol.

D. HASIL PENGAMATAN

NO. PERLAKUAN HASIL GAMBAR

1. Organoleptis
Sampel diamati dengan panca
indra

2. Reaksi Warna
1. Reaksi FeCl3
Sample dimasukkan ke dalam
plat tetes kemudian diteteskan
FeCl3.
2. Reaksi H2SO4

 Sample dimasukkan ke dalam


plat tetes kemudian diteteskan
H2SO4 10%.

 Dilakukan fluoresensi dengan


sinar UV

3. Reaksi pembakaran

4. Uji kelarutan Amoxicillin


PERTEMUAN KE- 5
Analisis Kualitatif Natrium Tetraborat

Natrium Tetraborat (Na2B4O7.10H2O) adalah campuran garam mineral dengan


konsentrasi yang cukup tinggi, yang merupakan bentuk tidak murni dari boraks. Boraks
berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur
boron, berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks berbentuk serbuk kristal putih, tidak
berbau, tidak larut dalam alkohol, PH : 9,5.

Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan
rupa yang bagus, misalnya bakso, kerupuk bahkan mie basah yang berada di pasaran.
Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya
bagus dan renyah. Asal tahu saja, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa
seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks
disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.

Borat-borat diturunkan dari ketiga asam borat yaitu asam ortoborat (H3BO3), asam
piroborat (H2B4O7), dan asam metaborat (HBO2). Asam ortoborat adalah zat padat kristalin
putih, yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air panas. Garam-garam
dari asam ini sangat sedikit yang diketahui dengan pasti. Asam ortoborat yang dipanaskan
pada 1000C, akan diubah menjadi asam metaborat. Pada 1400C dihasilkan asam piroborat.
Kebanyakan garam ini diturunkan dari asam meta dan piro. Disebabkan oleh lemahnya asam
borat, garam-garam yang larut terhidrolisis dalam larutan, dan karenanya bereaksi basa.

B + 3 H2O → H3BO3 + 3 OH-

B4 + 7 H2O → 4 H3BO3 + 2 OH-

B + 2 H2O → H3BO3 + OH-

Kelarutan Borat dari logam-logam alkali mudah larut dalam air. Borat dari logam-logam
lainnya umumnya sangat sedikit larut dalam air, tetapi cukup larut dalam asam-asam dan
dalam larutan ammonium klorida. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, kita memakai larutan
natrium tetraborat (natrium piroroborat/boraks) Na2B4O7.10H2O.
1. Asam Sulfat Pekat

Tak terjadi sesuatu kerja yang dapat dilihat dalam keadaan dingin, meskipun asam
ortoborat (H3BO3) dibebaskan. Namun, ketika dipanaskan, asap putih asam borat
dilepaskan. Jika asam klorida pekat ditambahkan kepada larutan boraks yang pekat, asam
borat mengendap.

Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O → 4 H3BO3 ↑ + 2 Na+ + S

Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O → 4 H3BO3 ↓ + 2 Na+ + Cl-

2. Asam Sulfat Pekat dan Alkohol (uji nyala api).

Jika sedikit boraks dicampurkan dengan 1 ml asam sulfat pekat 5 ml methanol atau etanol
(yang pertama lebih disukai karena lebih mudah menguap) dalam sebuah cawan porselen
kecil, dan alcohol ini dinyalakan, alKohol akan terbakar dengan nyala yang pinggirannya
hijau, disebabkan oleh pembentukan metilborat B(OCH3)3 atau etil borat B(OC2H5)3.
Kedua ester ini beracun. Garam tembaga dan barium mungkin memberi nyala hijau yang
serupa.

H3BO3 + 3 CH3OH → B(OCH3)3 ↑ + 3 H2O

3. Uji Kertas Kunyit (turmeric)

Jika sehelai kertas kunyit dicelup ke dalam larutan suatu borat yang diasamkan dengan
asam klorida encer. Lalu dikeringkan pada 1000C, kertas ini menjadi coklat-kemerah-
merahan. Kertas dikeringkan paling sederhana dengan melilitkannya sekeliling sisi luar
dekat tepi mulut suatu tabung uji yang mengandung air, dan mendidihkan air itu selama 2-
3 menit. Setelah kertas dibasahi dengan larutan natrium hidroksida encer, kertas menjadi
hitam-kebiruan atau hitam-kehijauan. Kromat, klorat, nitrit, iodide, dan zat pengoksid lain
mengganggu, karena aksinya yang memutihkan kunyit itu.

4. Larutan Perak Nitrat

Endapan putih perak metaborat (AgBO2) dari larutan boraks yang cukup pekat, yang larut
baik dalam larutan ammonia encer maupun dalam asam asetat. Dengan mendidihkan
endapan dengan air, endapan dihidrolisis sempurna, dan diperoleh endapan coklat perak
oksida. Endapan coklat perak oksida dihasilkan langsung dalam larutan-larutan yang
sangat encer.

B4 + 4Ag+ + H2O → 4AgBO2 ↓+ 2H+

2AgBO2 ↓ + 3H2O → Ag2O ↓ + 2 H3BO3

Asam borat yang terbentuk dalam reksi ini, praktis tak terdisosiasi.

5. Larutan Barium Klorida

Endapan putih barium metaborat, Ba(BO2)2, dari larutan-larutan yang cukup pekat,
endapan larut dalam reagensia berlebihan, dalam asam-asam encer, dan dalam larutan
garam-garam ammonium. Larutan kalsium dan stronsium klorida bertindak serupa.

B4 + 2Ba2+ H2O → 2Ba(BO2)2 ↓ + 2H+

6. Kerja oleh panas

Boraks yang telah dijadikan bubuk, bila dipanaskan dalam tabung pijar, atau diatas
sebatang platinum, akan mengembang banyak sekali, dan lalu menyusut, meninggalkan
suatu keeping kaca yang tak berwarna dari garam anhidratnya. Kaca ini mempunyai sifat
melarutkan banyak oksida ketika dipanaskan, dengan membentuk metaborat, yang sering
mempunyai warna-warna yang khas. Ini merupakan dasar dari uji manik boraks terhadap
berbagai logam.

Asidimetri merupakan suatu metode pengukuran kadar kebasaan suatu zat dengan
menggunakan larutan asam sebagai standar. Standar asam yang sering digunakan adalah
asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Kedua asam tersebut umumnya ada dalam
keadaan pekat. Asam klorida pekat konsentrasinya adalah 10,5 - 12 N, sedangkan asam
sulfat pekat mempunyai konsentrasi 36 N. Asam klorida lebih sering digunakan sebagai
standar dibandingkan dengan asam sulfat karena mudah larut dalam air. Kelemahan
penggunaan asam sulfat adalah asam sulfat dapat membentuk garam sukar larut. Asam
klorida encer dibuat dengan cara mengencerkan asam klorida pekat dengan
memperhitungkan berat jenis dan kadarnya. Standarisasi larutan HCl dapat dilakukan
dengan natrium boraks (Na2B4O7.10H2O). Reaksinya adalah sebagai berikut :
Na2B4O7.10H2O (aq) + HCl (aq) → 2 NaCl (aq) + 4 H3BO3 (aq) + 5 H2O (l)

A. TUJUAN

Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitatif/ identifikasi Na2B4O7.10H2O

B. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Cawan porselen
4. Pipet tetes
5. Lampu Bunsen
6. Lumpang alu
7. mortar
Bahan

1. Na2B4O7
2. AgNO3
3. Etanol
4. BaCl2
5. H2SO4

C. CARA KERJA

Identifikasi Natrium Tetraborat

1. Meneteskan Larutan sampel sebanyak tiga tetes ke dalam tabung reaksi. Kemudian
menambahkan AgNO3 sebanyak tiga tetes.

2. Meneteskan Larutan sampel sebanyak tiga tetes ke dalam cawan porselen dan
dikeringkan. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dan etanol sebanyak tiga tetes.
Kemudian dibakar dan perhatikan nyala api.

3. Meneteskan Larutan sampel sebanyak tiga tetes ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan BaCl2.
D. HASIL PENGAMATAN

NO. PERLAKUAN HASIL GAMBAR KETERANGAN

1. Meneteskan Larutan
sampel sebanyak tiga tetes
ke dalam tabung reaksi.
Kemudian menambahkan
AgNO3 sebanyak tiga tetes.

2. Meneteskan Larutan
sampel sebanyak tiga tetes
ke dalam cawan porselen
dan dikeringkan.
Kemudian ditambahkan
H2SO4 pekat dan etanol
sebanyak tiga tetes.
Kemudian dibakar dan
perhatikan nyala api.

3. Meneteskan Larutan
sampel sebanyak tiga tetes
ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan
BaCl2

PERTEMUAN KE- 6
Analisa Kualitatif Obat Ranitidin

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi obat Ranitidin
menggunakan beberapa pereaksi.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Lempeng tetes;
2. Neraca analitik (Acculab);
3. Alat – alat gelas.

Bahan :

1. Ranitidin
2. Simetidin
3. Reagen-reagen
C. CARA KERJA
1. Reaksi dengan aqua bromata (14)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dilarutkan dalam 1 mL air lalu ditambahkan 4 tetes aqua
bromata. Diamati warna dan kemungkinan endapan yang terbentuk.
2. Reaksi dengan besi (III) klorida (9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dilarutkan dalam 1 mL air ditambahkan 1-2 tetes pereaksi
besi (III) klorida 4,5%. Diamati perubahan warna yang terjadi.

3. Reaksi dengan pereaksi Diazo (9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dilarutkan dalam 1 mL air kemudian ditambahkan 1 mL p


ereaksi Diazo A dan Diazo B (4:1), lalu ditambahkan natrium hidroksida 2N hingga la
rutan bereaksi basa. Dipanaskan selama 10 menit dan diamati perubahan warna yang t
erjadi
4. Reaksi dengan pereaksi Marquis(9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dimasukkan dalam tabung reaksi. Ditambahkan 1 tetes fo
rmalin dan 1 mL asam sulfat pekat. Diamati warna yang terjadi.
5. Reaksi dengan para-Dimetilaminobenzoat hidroklorida(13)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, di tempatkan pada plat tetes, lalu ditambahkan 4 tetes pe
reaksi para-Dimetilaminobenzoat hidroklorida, kemudian diamati warna yang terjadi.
6. Reaksi dengan pereaksi Nessler (9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, di tempatkan pada plat tetes, lalu di tambahkan 4 tetes per
eaksi Nessler , kemudian diamati warna yang terjadi.
D. HASIL PENGAMATAN

NO. PERLAKUAN HASIL GAMBAR KETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

PERTEMUAN KE-7

Analisa Kualitatif Chlorpeniramin Maleat dan Dimenhidramin Hidroklorida


A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi obat


Chlorepeniramin Maleat dan Dimenhidramin Hidrokorida menggunakan beberapa
pereaksi.

B. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1.Lempeng tetes;
2.Neraca analitik (Acculab);
3.Alat – alat gelas.

Bahan :

1.Ranitidin
2.Simetidin
3.Reagen-reagen
C. CARA KERJA
1.Reaksi dengan aqua bromata (14)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dilarutkan dalam 1 mL air lalu ditambahkan 4 tetes aqua br
omata. Diamati warna dan kemungkinan endapan yang terbentuk.
2.Reaksi dengan besi (III) klorida (9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dilarutkan dalam 1 mL air ditambahkan 1-2 tetes p
ereaksi besi (III) klorida 4,5%. Diamati perubahan warna yang terjadi.

3.Reaksi dengan pereaksi Diazo (9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, dilarutkan dalam 1 mL air kemudian ditambahka


n 1 mL pereaksi Diazo A dan Diazo B (4:1), lalu ditambahkan natrium hidr
oksida 2N hingga larutan bereaksi basa. Dipanaskan selama 10 menit dan di
amati perubahan warna yang terjadi
4.Reaksi dengan pereaksi Marquis(9)
Diambil 3-5 mg serbuk zat, dimasukkan dalam tabung reaksi. Ditambahkan
1 tetes formalin dan 1 mL asam sulfat pekat. Diamati warna yang terjadi.
5.Reaksi dengan para-Dimetilaminobenzoat hidroklorida(13)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, di tempatkan pada plat tetes, lalu ditambahkan 4 tetes perea
ksi para-Dimetilaminobenzoat hidroklorida, kemudian diamati warna yang terjadi.
6.Reaksi dengan pereaksi Nessler (9)

Diambil 3-5 mg serbuk zat, di tempatkan pada plat tetes, lalu di tambahkan 4 tetes pe
reaksi Nessler , kemudian diamati warna yang terjadi.

D. HASIL PENGAMATAN

NO. PERLAKUAN HASIL GAMBAR KETERANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Daftar Pustaka

Anonim, 1976, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Gandjar, I.G., Rohman A, 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Harmita, 2006, Pengantar Kuantitatif Bahan Baku dan Bentuk sediaan Farmasi, Cipta Kreasi
Bersama, Jakarta

Mursyidi Ahmad, et al., 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri,
Gadjah mada University Press, Jogjakarta

Svhela G, 1994, Buku teks Analisa An Organik Kualitatif Mikro dan Makro. Penerjemah Set
yono L , Hadyana, Kalman Media Pusaka, Jakarta

Wardiah, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi, Praktikum Kimia Dasar, PPSDM Kemenk
es RI

Anda mungkin juga menyukai