2. YANTI 20.0602.0005 3. HARDIAN DWI S 20.0602.0006 4. DWI ANDRI J 20.0602.0019 5. LISTIANA L 20.0602.0020 6. ANNISA DIAN P 20.0602.0021 BAB II Persyaratan Pendirian Bagian Kesatu (Umum) Pasal 3 Apoteker dapat mendirikan Apotek dengan modal sendiri sendiri atau modal dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan. Apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakuakan sepenuhnya oleh Apoteker yang bersangkutan. Pasal 4 Pendirian Apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi: 1. Lokasi 2. Bangunan 3. Sarana, prasarana, peralatan 4. Ketenagaan BAB II Persyaratan Pendirian Bagian Kedua (Lokasi) Pasal 5 Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian.
Bagian Ketiga (Bangunan)
Pasal 6 Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan & keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia. Dan harus bersifat permanen. BAB II Persyaratan Pendirian Bagian Keempat (Sarana, Prasarana, Peralatan)
Pasal 7 Pasal 8 Bangunan Apotek minimal memiliki Prasarana Apotek minimal terdiri sarana ruang yangberfungsi: atas:
1. Penerimaan Resep 1. Instalasi air bersih
2. Pelayanan Resep dan peracikan 2. Instalasi listrik (produksi sediaan secara 3. Sistem tata udara terbatas) 4. Sistem proteksi kebakaran 3. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 4. Konseling 5. Penyimpanan Sediaan Farmasi danAlat Kesehatan 6. Arsip BAB II Persyaratan Pendirian
Bagian Keempat (Sarana, Prasarana, Peralatan)
Pasal 9 • Semua Peralatan Apotek yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang meliputi: - Rak obat - Alat peracikan - Bahan pengemas obat - Lemari Pendingin - Meja, kursi - Sistem pencatatan mutasi obat - Formulir catatan pengobatan pasien - Peralatan lain sesuai dengan kebutuhan Pasal 10 • Sarana, prasarana, dan peralatan yang dimaksud dalam Pasal 7- Pasal 9 harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik BAB III Perizinan Bagian Kesatu (Surat Izin Apoteker) Pasal 12 • Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari menteri yang berupa SIA yang berlaku selama 5 tahun. • Menteri memberi kewenangan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota untuk memberikan SIA. Pasal 13 • Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis serta kelengakapan dokumen administratif kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota. • Melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan Apotek - melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang dilengkapi BAP - jika sudah memenuhi persyaratan, SIA diterbitkan - apabila belum memenuhi diberikan Surat Penundaan – jika tidak memenuhi diberikan Surat Penolakan. BAB III Perizinan Bagian (Surat Izin Apoteker) Pasal 14 Ketika SIA diterbitkan pemerintah juga menerbitkan SIPA Apoteker pemegang SIA.
Bagian Kedua (Perubahan Izin)
Pasal 15 • Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan pindah lokasi, perubahan Apoteker pemegang SIA, atau nama Apotek harus dilakukan perubahan izin. TERIMAKASIH