1.

Antibiotic yang menghambat asam nukleat adalah norfloksasin, siprofloksasin, ofloksasin,

moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin
2. Antibiotic yang menghambat dinding sel adalah penisilin, sefalosporin, basitrarin, vancomycin
3. Antibiotic yang menghambat sintesis protein adalah aminoglikosida, tetrasiklin, kloramfenikol,
makrolid, azitromicin, klindamisin
4. Mekanisme obat untuk infeksi superfisial adalah
a. Azole: Obat ini merupakan antijamur yang berspektrum luas, artinya dapat membunuh
berbagai jenis jamur. Antijamur golongan azole bekerja dengan cara merusak membran sel
jamur. Jika membran sel jamur rusak, sel tersebut akan mati. 
b. Echinocandin: Obat antijamur ini bekerja dengan cara merusak dinding sel jamur. Jika
dinding sel jamur tidak dapat dibentuk, sel tersebut akan mati.
c. Polyene: Antijamur golongan polyene dikenal juga sebagai obat antimikotik. Obat ini bekerja
dengan cara merusak membran sel jamur, sehingga sel tersebut akan mati. 
5. Penggolongan obat antivirus:
a. Interferon: peginterferon alfa-2a, peginterferon alfa-2b
b. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI): efavirenz, nevirapine, rilpivirine,
etravirine
c. Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI): adefovir, entecavir, lamivudine,
stavudine, telbivudine, tenofovir, zidovudine
d. Penghambat neuraminidase: oseltamivir, zanamivir
e. Penghambat protease: darunavir, simeprevir, ritonavir, lopinavir-ritonavir, indinavir
f. Penghambat RNA: ribavirin
g. Penghambat DNA polimerase: acyclovir, valacyclovir, famciclovir, ganciclovir, valganciclovir
h. Direct acting: sofosbuvir, daclatasvir, elbasvir/grazoprevir
6. a. Anti nematoda adalah: obat cacing yg juga berefek sbg anti fungal dan anti inlamasi pada
manusia indikasi cutaneus larva migran, infeksi S. sterkoralis
b. Anti cestode adalah: obat cacing yang kerjanya meningkatkan permiabelitas membran sel
cestode
c. Anti trematoda adalah: untuk pengobatan cacing hati, cacing rumen pada spi dan kambing,
cacing paru pada anjing dan kucing.