UJI MENCIT”
LAPORAN INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS PRAKTIKUM
MATA KULIAH FARMAKOLOGI
DOSEN PENGAMPU :
Setiyo Budi Santoso, M.Farm.,Apt
Disusun Oleh:
Suci Karunia Dewi 20.0602.0003
Hardian Dwi Saputra 20.0602.0006
Ulfa Nurjanah 20.0602.0014
Dwi Azzahro 20.0602.0015
B. DASAR TEORI
2. Bahan
a. Diazepam (yang sudah dilarutkan)
b. Larutan plasebo
c. Hewan uji sebanyak 3 ekor per kelompok
D. METODE PRAKTIKUM
siapkan alat dan bahan
siapkan hewan uji
hitung obat yang akan digunakan
ambil obat yang akan digunakan
suntikan obat sesuai jenis dan sesuai mencit yang telah ditentukan
amati mencit yang telah diberi obat pada menit ke 5,10,15,20,25dan 30.
Tuliskan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan
E. HASIL SIMULASI
Identitas Berat Konversi Sediaan Diazepam dalam Larutan Stock
Hewan Uji Badan Dosis 5mg/100 mL
(Gram) Diazepam
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini menggunakan mencit sebagai hewan percobaan, karena proses
metabolisme dalam tubuh mencit jika diberikan injeksi diazepam diabsorpsi cepat
sehingga menghasilkan efek yang sangat cepat dan sangat cocok untuk dijadikan
sebagai objek pengamatan
Obat dengan kadar tinggi dimetabolisme serempak dan akan berikatan dengan
reseptor. Sehingga akan langsung berefek tetapi efek yang dihasilkan durasinya cepat
karena setelah itu tidak ada obat yang berikatan lagi dengan reseptor.
Percobaan pertama mencit 1 yang diberikan obat ansietas sebanyak 0,26ml yaitu
mendapatkan hasil mencit yang telah disuntik atau diberi injeksi obat tersebut pada
menit ke 5 mencit masih berdiam diri, menit ke 10 mencit mulai mengantuk, menit ke
15 mencit semakin mengantuk, lalu pada menit ke 20 mencit tidur, dan pada menit ke
25 mencit bangun, dan pada menit ke 30 mencit sudah bergerak, berjaln-jalan
mengelilingi tempat seperti biasanya.
Pada percobaan kedua mencit ke 2 yang diberikan obat insomnia sebanyak 0,55ml
mendapatkan hasil mencit yang telah disuntik atau diber injeksi obat insomnia pada
menit ke 5 mencit masih dalam keadaan seperti biasa dan belum terjadi apa-apa, pada
menit ke 10 mencit mulai lemas dan berdiam diri, dan pada menit ke 15 mencit tdur,
menit ke 20 mencit masih tidur, dan hingga menit ke 25 mencit juga masih tidur,
kemudian pada menit ke 30 mencit bangun.
G. KESIMPULAN
Mekanisme Kerja Diazepam, Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan
memperkuat fungsi hambatan neuron GABA. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan
bekerja sebagai agonis. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA
terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat.
Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion
klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya
jumlah ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai
akibatnya, kemampuan sel untuk dirangsang berkurang. Efek obat hipnotik sedatif
terhadap aktivitas system saraf pusat dapat dinilai melalui pengaruh obat terhadap
aktivitas motorik, perubahan perilaku, koordinasi, reflek sensoris dan motorik serta
suhu tubuh.
Percobaan pertama mencit 1 yang diberikan obat ansietas sebanyak 0,26ml yaitu
mendapatkan hasi pada menit ke 5 mencit masih berdiam diri, menit ke 10 mencit
mulai mengantuk, menit ke 15 mencit semakin mengantuk, lalu pada menit ke 20
mencit tidur, dan pada menit ke 25 mencit bangun, dan pada menit ke 30 mencit
sudah bergerak, berjaln-jalan mengelilingi tempat seperti biasanya.Pada percobaan
kedua mencit ke 2 yang diberikan obat insomnia sebanyak 0,55ml mendapatkan
hasil pada menit ke 5 mencit masih dalam keadaan seperti biasa dan belum terjadi
apa-apa, pada menit ke 10 mencit mulai lemas dan berdiam diri, dan pada menit ke
15 mencit tdur, menit ke 20 mencit masih tidur, dan hingga menit ke 25 mencit juga
masih tidur, kemudian pada menit ke 30 mencit bangun.
H. DAFTAR PUSTAKA
Siswandono, dan Soekardjo, 2000, Kimia Medisinal, Jilid II, Edisi II, 207-222,
Airlangga University Press, Surabaya.
Katzung, B. G. 2002. Basic and Clinical Pharmachology. alih bahasa :Dripa
Sjabana, Endang Isbandianti, Achmad Basori, Moch. Sudjak N, Indriyatni,
Ramadhani RB, Sunarni Zakaria. Salemba Medika. Surabaya.
Mohamed Aslam, C. K. (2003). FARMASI KLINIS. Jakarta : Gramedia.
I. LAMPIRAN