Pada blanko resep, terdapat identitas berupa nama dokter, alamat praktek dan
nomor telepon tempat praktek, tetapi tidak ditemukan nomor surat ijin praktek.
Blanko resep di cetak oleh pihak puskesmas, dan dokter melakukan praktek di
puskesmas, sehingga untuk kelengkapakn alamat praktek menggunakan alamat
puskesmas.
Pada blanko resep yang sudah dicetak oleh pihak puskesmas, tidak terdapat
tempat untuk penulisan nama kota. Sehingga hanya diberikan tanggal pembuatan
resep.
c. Superscriptio
Ditulis dengan simbol R/ (recipe : harap diambil)
Pada blanko resep yang telah dicetak, terdapat simbol R/ (recipe= harap
diambil) dan tepat tercetak pada bagian sisi kiri atas blanko resep yang dimana
hanya terdapat satu R/ sehingga karena diperlukan empat formula resep pada pasien
ini maka dituliskan lagi R/ sebanyak empat kali dibawah formula resep pertama.
d. Inscriptio :
1. Nama Obat : Amoxicillin
Kekuatan Obat : 500mg
Jumlah Obat :10
2. Nama Obat : Dexamethasone
Kekuatan Obat : 0,5 mg
Jumlah Obat :10 tab
3. Nama Obat : Kaditic
Kekuatan Obat : 50mg
Jumlah Obat : 8 tab
4. Nama Obat : Nisagon
Kekuatan Obat :-
Jumlah Obat :1 tube
Pada bagian inscriptio merupakan bagian inti resep dokter, yang dimana harus
berisi nama, kekuatan dan jumlah obat. Pada resep yang dibuat oleh dokter Ning
bagian inscriptio sebagian sudah sesuai dengan aturan yang ada, dimana keempat
obat dituliskan dengan nama generik, nama standar atau nama paten. Pada
penulisan jumlah obat sebagian sudah memenuhi syarat dengan menggunakan
satuan biji dan angka romawi, tetapi pada salah satu obat yaitu Amoxicillin tidak
dicantumkan dalam satuan bijinya. Pada bagian kekuatan obat sebagian besar sudah
tepat, hanya pada bagian penulisan obat nisagon belum dicantumkan kekuatan
obatnya yang sebesar 5gram.
e. Subscriptio
1. Amoxicillin
Bentuk sediaan obat :-
Jumlah obat : No. X
2. Dexamethasone
Bentuk sediaan obat : tab
Jumlah obat : No. X
3. Kaditic
Bentuk sediaan obat : tab
Jumlah obat : No. VIII
4. Nisagon
Bentuk sediaan obat : tube
Jumlah obat : No. I
Pada bagian subscriptio harus mencakup bentuk sediaan obat dan jumlahnya.
Terdapat kekurangan pada resep ini, tepatnya pada bagian obat Amoxicillin yang
dimana tidak dicantumkan dalam bentuk sediaan tab.
f. Signatura
1. Amoxicillin
S 3dd I : Obat diminum tiga kali sehari dengan setiap minum satu
tablet.
2. Dexamethasone
S 3dd I : Obat diminum tiga kali sehari dengan setiap minum satu
tablet.
3. Kaditic
S 2dd I : Obat diminum dua kali sehari dengan setiap minum satu
tablet.
4. Nisagon
S ue : Obat digunakan sebagai obat luar
Hal ini diperlukan sebagai penutup dari bagian utama resep dokter, tanda
tangan/paraf dari dokter yang membuat resep adalah syarat sah resep untuk dilayani
oleh apotek. Hal ini diberikan agar resep tidak dapat diubah ataupun ditambah jenis
maupun jumlah obatnya. Bila resep tersebu adalah obat narkotika maka harus
dibubuhkan tanda tangan, apabila obat tersebut golongan lainnya maka cukup
dibubuhkan paraf. Pada resep dokter Ning keempat resep ditutup menggunakan
paraf.
6. Identitas pasien
a. Pro : Bapak Sugiyat
b. Alamat : Jamus Pasar
Pada bagian ini umumnya telah tercetak dalam blanko resep berupa pro dan
alamat. Nama pasien diisikan pada bagian pro dan mencantumkan alamat pasien
agar mudah memudahkan penelusuran apabila terjadi kesalahan dalam pelayanan
obat.
III. Aspek Farmakologis Obat
a. Amoxicillin
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Obat ini cepat diekskresikan oleh ginjal. Sekitar 10% eksresi ginjal
berlangsung melalui filtrasi di glomerulus dan 90% melalui sekresi
tubulus. Waktu paruh normal amoxicillin sekitar satu jam dan
dieksresikan lebih lambat daripada penisilin G. Karena di ekskresikan
melalui ginjal, sehingga obat ini harus disesuaikan dosisnya dengan
fungsi ginjal, dengan pemberian sekitar seperempat sampai sepertiga
dari dosis normal jika kliens kreatinin 10mL/mnt atau kurang.
Dosis dan Bentuk Sediaan
b. Dexamethasone
Farmakodinamik
Farmakokinetik
c. Kaditic
Farmakodinamik
Farmakokinetik
d. Nisagon
Betamethasone-17-valerate
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Neomisin Sulfat
Farmakodinamik
Neomisin sulfat merupakan obat yang termasuk antibiotik golongan
aminoglikosida bersama dengan streptomisin, kanamisin, amikasin,
gentamisin, tobrramisin, dll. Obat-obat ini biasanya digunakan dengan
dikombinasikan bersama antibiotik β laktam pada infeksi serius. Obat
golongan aminoglikosida ini, merupakan inhibitor ireversibel sintesis
protein.
Farmakokinetik
IV. RESEP
V. Edukasi Pengobatan
a. Amoxicillin
Indikasi/Efek
Efek samping
Instruksi pengobatan
Peringatan
Karena potensi anafilaksis, amoxicillin perlu diberikan hati-hati
atau menggunakan obat pengganti pada pasien yang memiliki riwayat
alergi penisilin.
Kunjungan berikutnya
b. Dexamethasone
Indikasi/Efek
Digunakan sebagai imunosupresan dan antiinflmasi pada terapi
arthritis rheumatoid, systemic lupus erythematosus, rhinitis alergia,
asma, leukemia, lymphoma, anemia hemolitik atau autoimun, untuk
menegakan diagnosis sindrom cushing, mengatasi hiperplasia adrenal,
mengurani edema, mengatas alergi, beberapa penyakit kulit, menangani
edema serebral yang berhubungan dengan kehamilan, batuk disertai
sesak napas.
Efek samping
Insomnia, osteoporis, retensi cairan tubuh (Na), glaukoma
Instruksi pengobatan
Dapat diberikan secara oral, injeksi, dan topikal. Pada pemberian
oral dikonsumsi tiga kali sehari sesudah makan.
Peringatan
Kunjungan berikutnya
c. Kaditic
Indikasi
Instruksi pengobatan
Kalium diklofenak 50mg yang dikemas dalam bentuk kaditic ini,
dikonsumsi dua kali sehari setelah makan.
Peringatan
Kunjungan berikutnya
d. Nisagon
Betamethasone-17-valerate
Indikasi
Obat ini digunakan untuk alergi dan peradangan lokal atau men
supresi inflamasi, hyperplasia adrenal congenital
Efek samping
Atropi lokal, gatal, hipopogmentasi, perioral, alergi dermatitis, serta
infeksi sekunder.
Instruksi pengobatan
Dioleskan pada kulit luar sebanyak dua kali sehari setelah mandi.
Peringatan
Instruksi pengobatan
Peringatan
Kunjungan berikutnya
DAFTAR PUSTAKA