Anda di halaman 1dari 8

Analisis kualitatif analgetik narkotik

Gol narkotik berdasarkan efektifita nya menimbulkan ketergantungan dan apakah obat
tersebut bisa digunakan untuk terapi atau tidak
Golongan 1 = Hanya digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
untuk terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Co. Heroin, kokain, opium
Golongan 2 = Untuk pengobatan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terpai
dan/ untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan
Co. Morfin, petidin, metadon
Golongan 3 = untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
Co. Codein  etilmorfina, kodeina, polkodina, dan propiram, nikoodein
Semua jenis narkotik dan psikotropika harus sesuai resep dokter

1. Golongan 1

1) COCAINE (Farmakope Indonesia edisi III hal 171)


 Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau;
rasa pahit disertai rasa tebal ; higroskopik. Sangat beracun.
 Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 0,5 ml air, dalam lebih kurang 3
bagian etanol 95 % P dan dalam lebih kurang 20 kloroform P, praktis tidak
larut dalam eter P dalam paravin cair P, dan dalam minyak zaitun P, larut
dalam gliserol P.
Analisi Kualitatif
1. Panca Indera
2. Kelarutan dalam air
3. Spesifik
Ketika melakukan analisis kualitatif, kita jangan langsung melakukan uji spesifik
cukup dengan organoleptik terlebih dahulu. Melihat warna nya, bentuknya,
bagaimana rasa dan bau nya.
Untuk golongan narkotik ini, rasa dan bau dihindari karena memiliki aktivitas susunan
saraf pusat. Bagaimana caranya?
Kokain memiliki pemeriannya, kokain merupakan serbuk hablur tidak berwarna atau
serbuk hablur putih. Jadi kita bisa melihat dari panca indera terlebih dahulu,
selanjutnya melakukan uji kelarutan, lalu melakukan pengujian spesifik, bisa
menggunakan spen, spectro, tergantung dari lamda maksimum.
 Struktur Kimia
Cocaine merupakan gugus alkali trofan, memiliki satu atom gugus nitrogen beserta
metil dan alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk otak dan
sumsum tulang belakang.

 Identifikasi
- Larutkan 50 mg dalam 1,5 ml air
- Tambahkan 8,5 ml larutan Tawas P dan 5 ml larutan Kalium Permenganat P
(Oksidasi kokain untuk memurnikan hingga didapat serbuk kokain)
- Aduk cepat selama beberapa detik
- Terbentuk hablur pipih persegi empat berwarna violet

2) HEROIN
 Pemerian : serbuk keputih putihan
 Kelarutan : 1:5000 air, 1:210 etanol, 1:1220 kloroform dan 1:125 gliserol,
Praktis tidak larut dalam eter.
Heroin ( salah satu jenis opium, berdasarkan Struktur kimia opium dibagi 3 : alami,
semi sintesis dan sintesis).
Heroin ini didapat dari semi sintesis, dimana disintesis dari morfin dengan kekuatan
2kali lipat dr morfin, biasanya digunakan untuk pengobatan terkait sistem saraf
pusat, lebih dikenal dengan sebutan putau/heroin.
Kelarutan : Heroin kurang larut dalam air, lebih larut dalam gliserol. Kelarutan
tergantung dari sistem pengocokan yang kita lakukan.
Heroin adalah zat yg diperoleh dr sintesis morfin, dimana heroin ini adalah derivat dr
3,6 diasetil morfin shg nama lain dr heroin ini adalah diasetil morfin atau putau.
 Struktur Kimia
 Identifikasi
Menggunakan reaksi marquis : Marquis adalah larutan kombinasi antara
formaldehid dan larutan asam sulfat pekat.
Caranya? Tergantung dari sempel yang kita punya. Larutan atau padatan
- Tambahkan 3 tetes larutan sampel atau 2mg bahan padatan
- Tambahkan 2 tetes larutan formaldehid
- Tambahkan 10tetes asam sulfat pekat
- Terbentuk warna merah muda

3) Opium
Farmakope Indonesia edisi III halaman 460

 Pemerian massa padat: coklat: bau khas kuat: rasa khas, sangat pahit.
 Kelarutan: larut dalam air
 Struktur kimia opium
Terdapat gugus alkaloid, golongan narkotik kebanyakan mengandung gugus
alkaloid. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang paling banyak
memiliki potensi terhadap susunan saraf pusat.

 Identifikasi
- Kocok 200mg yg telah di serbuk dengan campuran 5ml kloroform P dan
beberapa tetes Amonia encer P selama 10 menit
- Biarkan lapisan kloroform menguap diatas cawan kaca
- Pada sisa tambahkan campuran 1 tetes larutan formaldehida P dan 5 tetes
Asam Sulfat P
- Terjadi warna merah terang

4) PAPAVERIN
Farmakope Indonesia edisi IV halaman 647
 Pemerian : hablur putih atau serbuk hablur putih
 Kelarutan : Sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol
 Struktur Kimia
Bisa menggunakan zat yang dipakai pada pengujian gol 1 lainnya, namun
menghasilkan warna yg berbeda

 Identifikasi
- Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan tabung pereaksi marquis (formalin dan asam sulfat pekat
dengan perbandingan 1:9)
- Menghasilkan warna jingga merah

2. Golongan 2

1) Metadon
Metadon di dapat dari sintesis
METADON HYDROCHLORIDUM Farmakope Indonesia edisi III halaman
368
 Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih: tidak
berbau
 Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam etanol 95 % P dan dalam
kloroform P. praktis tidak larut eter P dan gliserol P. Mudah larut dalam etanol
dan kloroform. Jadi, metadon merupakan narkotik sintesis yg kuat seperti
morfin namun efek sedasi nya di bawah morfin
 Struktur kimia metadon
Metadon bersifat optis aktif, tidak memiliki cincin piperidin tapi dapat
membentuk suatu cincin bila dalam larutan ataupun cairan tubuh, karena
adanya dipol-dipol.
 Identifikasi
- Larutkan lebih kurang 10mg dalam 2ml air
- Tambahkan 2ml larutan jingga Metil P
- Hasilnya bila dia positif mengandung metadon maka akan terbentuk
endapan kuning (Karena adanya gugus R1, R2 yang berikatan
dengan larutan jingga metil)

2) PETHIDINI HYDROCHLORIDUM
Farmakope Indonesia edisi III halaman 478
 Pemerian: Serbuk hablur tidak berwarna atau putih tidak berasa atau hampir
tidak berasa
 Kelarutan: Mudah larut dalam air larut dalam 20 bagian ethanol 95 % P. larut
dalam kloroform P.
 Struktur kimia
Untuk petidin tidak ada hubungan Struktur dengan morfin, tetapi mempunyai
kemiripan, memliki pusat atom C kuartener dan ada cincin aromatik shg
dpt berikatan dg reseptor analgetic narkotik adalah salah satu obat yg
digunakan untuk analgetik dimana dapat mengobati nyeri sedang sampai
berat

 Identifikasi
- Larutkan 5mg dalam 0,5ml air
- Tambahkan 2 tetes larutan formaldehida P dan 2ml asam sulfat P
- Hasilnya terjadi warna merah jingga
Yg membedakan di pemerian dan kelarutan
3) Morfin
Morfin adalah alkaloid, analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium

Farmakope Indonesia edisi IV halaman 568


 Pemerian: hablur mengkilap berbentuk kubus tidak berwarna atau serbuk
hablur putih Atau hampir putih.
 Kelarutan: Larut dalam 24 bagian air dan dalam 10 bagian etanol mendidih,
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Larut dalam 100 bagian etanol
pada suhu 15 C. larut dalam 50 bagian etanol pada suhu 10 C.
 Struktur kimia
Morfin memiliki cincin aromatik dan cincin piperidin. Gugus perifer
merupakan gugus nitrogen tersier, adanya ikatan siklus ini tidak jenuh
kemudian hidroksil alkohol ada jembatan ekter kemudian ada hidroksil fenol

 Identifikasi
- Pada 1mg serbuk sampel dalam cawan porselin
- Tambahkan 0,5ml Asam Sulfat P yg mengandung 0,05 ml
Formaldehida P
- Terjadi warna ungu yg berubah menjadi lembayung
Identifikasi lain
- Larutkan 5mg zat dalam 5ml air
- Tambahkan 1 ml hydrogen peroksida LP
- Tambahkan 1 ml larutan ammonium hidroksil 6 N
- Tambahkan 0,05 ml larutan tembaga (II) sulfat P 4%
- Terjadi warna merah
4) Amphetamin
Farmakope Indonesia edisi IV halaman 100
 Pemerian : serbuk hablur; putih; tidak agak pahit disertai rasa tebal
 Kelarutan : dalam air 50-100 mg/mL (16C°) mg/mL (20 °C)
 Struktur kimia
Memiliki gugus siklik beserta metilnya

 Identifikasi
- Larutkan 2mg dalam 4 ml air
- Tambahkan 1ml asam klorida (Pereduksi) 1N, 2ml nitranilina diazotasi
LP, 4 ml natrium hidroksida 1 N dan 2 ml n-butanol P
- Kocok biarkan memisah
- Terjadi warna merah dalam lapisan butanol (perbedaan dari
metillamfetamin)
5) Epinephrini
Dikenal pula sebagai adrenalin, dapat menggerakkan sistem pertahanan tubuh
dan dapat mendorong pelepasan glukosa ke darah dari penyimpanan hati dan otot.
Oleh karena itu, epinephrini bersifat juga sebagai neuro transmitter

Farmakope Indonesia edisi IV hal 351


 Pemerian serbuk hablur, putih atau putih keabu abuan atau abu abu coklat
muda perlahan menjadi gelap pada paparan cahaya dan udara.
 Kelarutan: Larutan dalam air bersifat asam terhadap lakmus, ph lebih kurang
3,5.
 Struktur kimia
Hampir sama dengan amfetamin, yg membedakan adalah gugus yg terikat
pada siklik nya

 Identifikasi
- Pada 5ml dapal ftalat ph 4,0
- Tambahkan 0,5 ml larutan agak asam epineprin yg dihasilkan (1 dalam
1000) dan 1,0 iodium 0,1 N
- Biarkan selama 5 menit

3. Golongan 3

1) CODEINI
Yang biasa digunakan untuk obat batuk
Farmakope Indonesia edisi III halaman 172
 Pemerian berwarna : serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna
 Kelarutan Larut dalam 20 bagian air dan dalam lebih kurang 90 bagian etanol
90 % P.
 Struktur kimia
Memiliki struktur yg siklik
 Identifikasi
- Larutkan lebih kurang 10 mg dalam 2ml Asam Sulfat Parut dalam 20
bagian air
- Tambahkan 2 tetes larutan besi III Klorida P, hangatkan
- Terjadi Biru tua
- Tambahkan 1 tetes Asam Nitrat P
- Warna berubah menjadi merah
Identifikasi analgetik narkotik bisa juga menggunakan plem atau pemijaran

Anda mungkin juga menyukai